ABSTRAK
Desa wisata menjadi proyeksi sebagai alternatif destinasi wisata era
Histori Artikel new normal. Segmen pariwisata berubah seiring dengan era new normal
sehingga wisatawan akan memilih destinasi yang bersifat pribadi
Submitted: seperti wisata berbasis alam. Adanya desa wisata yang menerapkan
2 Juli 2021
Reviewed:
CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environment Sustainability)
10 Juli 2021 menyakinkan wisatawan untuk berwisata dengan aman pada desa
Accepted: wisata. Metode penelitian menggunakan analisis kualitatif deskriptif
10 Agustus 2021 dengan pendekatan studi kasus (case study). Analisis SWOT
Published: menunjukkan bahwa potensi desa wisata dapat dikembangkan menjadi
15 November 2021
desa wisata maju, saat ini terdapat 16 desa wisata yang telah
tersertifikasi dan menyusul desa wisata lainnya.
Kata Kunci: Potensi, Desa Wisata, New Normal
ABSTRACT
Tourism villages are projected as an alternative to the new normal era tourist destinations.
The tourism segment changes along with the new normal era, so tourists will choose private
destinations such as nature based tourism. The existence of a tourist village that implements
CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environment Sustainability) assures tourists to travel
safely in tourist villages. The research method uses descriptive qualitative analysis with a
case study approach. The SWOT analysis shows that the potential of a tourist village can be
developed into a developed tourism village, currently there are 16 certified tourist villages
and other tourist villages.
https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS
Doi: 10.36275/mws
ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 19, Nomor 2, November 2021 EISSN 26858436
Nilai tambah yang dimaksudkan yaitu agar setiap destinasi wisata yang ingin dibuka.
wisatawan mancanegara maupun wisatawan Penegakan aturan secara ketat sesuai dengan
domestik ketika mengunjungi suatu lokasi protokol kesehatan pada setiap destinasi
wisata dapat menikmati destinasi tersebut wisata terutama desa wisata. Pentingnya
secara mudah aman dan tentunya nyaman, menerapkan protokol kesehatan di desa
sesuai dengan sapta pesona yang menjadi wisata seiring dengan covid-19 yang
poin kenangan tentunya wisatawan menurun yaitu wisatawan lokal akan mencari
melakukan aktivitas kegiatan wisata dan destinasi yang sekiranya aman dan tidak
pulang dapat membawa souvenir atau terlalu jauh dari tempat tinggal.
membeli sesuatu di destinasi yang mereka Seiring dengan pandemi covid-19 yang
kunjungi, sehingga wisatawan mendapatkan bukan lagi menjadi ancaman serius oleh para
pengalaman yang mengesankan di destinasi calon wisatawan maka kesiapan suatu
tersebut. destinasi wisata yang tentunya sangat
Semua hal tersebut dapat dicapai apabila diutamakan. Pembukaan destinasi bukan lagi
masyarakat di destinasi mengerti dan secara cepat tetapi harus dibuka dengan
memahami pentingnya pariwisata, apabila standar yang ketat untuk menjamin
pariwisata berkembang di daerahnya maka keselamatan para wisatawan. Protokol
dampak ekonomi yang ditimbulkannya, kesehatan yang meliputi kebersihan,
kesempatan kerja yang ditimbulkannya kesehatan, serta keamanan destinasi harus
mampu menjadikan masyarakat ikut andil selaras dan perlu untuk dievaluasi setiap saat.
dalam pengembangan potensi pariwisata di Protokol kesehatan yang nantinya akan
daerahnya masing-masin. (Choiriyah, 2016). diterapkan pada destinasi wisata yang
Program yang berorientasi terhadap menginginkan untuk membuka kembali
kemajuan perekonomian terutama sektor kegiatan pariwisata. Tidak hanya kecepatan
pariwisata mengharuskan bahwa dalam membuka kembali destinasi wisata
perekonomian harus seimbang antara akan tetapi perlu dilakukan pembuktian baik
lingkungan perkotaan maupun pedesaan data maupun fakta yang ada pada destinasi
yaitu dengan melakukan program wisata. Pembuktian data serta fakta adalah
pemberdayaan masyarakat yang nantinya dengan data yang menunjukkan
akan menjadi destinasi wisata unggulan. berkurangnya angka positif yang terjangkit
Kemunculan berbagai destinasi wisata baru covid-19.
seiring dengan meredanya pandemi covid-19 Masyarakat yang hendak berwisata harus
memberikan dampak yang baik bagi sektor memilih daerah yang termasuk ke dalam
pariwisata. Destinasi wisata yang berkaitan zona aman. Zona hijau merupakan zona
dengan alam dan kehidupan masyarakat aman untuk berwisata dan harus sesuai
pedesaan menjadi salah satu alternatif yang dengan anjuran pemerintah yaitu mematuhi
diharapkan menjadi pilihan penting bagi protokol kesehatan berwisata serta
wisatawan lokal Indonesia. Pandemi covid- menentukan daerah mana yang dipilih yang
19 yang mengharuskan para calon wisatawan benar-benar aman. Pemilihan zona hijau
untuk berdiam diri di rumah merupakan salah menjadikan zona aman untuk berlibur serta
satu keputusan yang berat, dimana mereka menjadi prioritas dalam berwisata karena
terbiasa untuk menghabiskan waktu libur dapat terhindar dari resiko tertular covid-19.
terutama hari Minggu untuk berwisata Saat ini Satgas Nasional telah menetapkan
bersama keluarga. 102 daerah yang dikategorikan sebagai zona
Keputusan yang diambil oleh pemerintah hijau. (https://covid19.go.id/diakses pada 27
untuk kembali mempercepat industri April 2021).
pariwisata supaya cepat bangkit yaitu dengan Menurut Septemuryantoro (2017) bahwa
memberlakukan protokol kesehatan serta pariwisata di Indonesia sangat bergantung
menjaga jarak satu dengan yang lain pada terutama pada budaya yang dimiliki oleh
187 https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS
ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 19, Nomor 2, November 2021 EISSN 26858436
setiap destinasi wisata terutama budaya pada Bulan Juli 2020 ditetapkan sebagai adaptasi
desa wisata. Indonesia mempunyai kebiasaan baru (new normal) juga masih
keragaman budaya yang beranekaragam sangat mengkhawatirkan untuk kembali
sehingga mampu menarik calon wisatawan. membuka spot wisata yang ada. Tentunya
Destinasi wisata yang berkaitan dengan arahan dari satgas nasional dan pemerintah
budaya sangat mudah dijumpai pada desa, daerah serta dinas pariwisata yang
terutama desa-desa wisata yang berbasis memberikan pendampingan sebagai
budaya dalam menerima kunjungan tamu. edukator, evaluator, komunikator, supervisor,
Tentunya calon wisatawan yang akan motivator, dan fasilitator dalam membuat
berkunjung ke desa wisata akan berbeda pada kemasan yang aman mendatangkan kembali
saat pandemi covid-19 ini, calon wisatawan wisatawan keluarga di tengah pandemik
harus mematuhi protokol kesehatan supaya covid-19 dengan adaptasi kebiasaan baru
terhindar dari terpapar covid-19. yang pastinya sesuai dengan aturan ketat
protokol kesehatan yang harus dipatuhi dan
Pengawasan terhadap destinasi wisata yang dilaksanakan oleh calon wisatawan.
akan dibuka tentunya memerlukan kerjasama
yang baik serta pengawasan dari dinas yang Adapun permasalahan yang terjadi yaitu desa
terkait diantaranya dinas pariwisata dan wisata tidak lagi mempunyai biaya
pemerintah daerah yang nantinya akan operasional serta kelengkapan dalam
berperan secara langsung dalam mengawasi membuka kembali destinasi wisata yang
jalannya kegiatan pembukaan destinasi tentunya aman untuk calon pengunjung.
wisata. Desa wisata yang merupakan Adapun peran Kemenparekraf sebagai
komunitas masyarakat diantarana terdiri dari pemerintah pusat membantu menyediakan
masyarakat pada daerah tertentu yang bantuan protokol kesehatan sehingga desa
melakukan keterkaitan satu dengan yang lain wisata terbantu dalam menyediakan sarana
di bawah pengelolaan serta mempunyai nilai protokol kesehatan.
kesadaran dan kepedulian dalam memajukan Pembenahan sektor wisata terutama destinasi
desa sesuai dengan kemampuan masyarakat desa wisata harus benar-benar diperhatikan
dan mampu memberdayakan suatu potensi karena desa wisata diproyeksikan akan
yang dimiliki oleh desa wisata tersebut menjadi pilihan utama terutama para calon
sehingga terwujud sapta pesona dalam wisatawan lokal yang ingin segera berwisata,
meningkatkan pembangunan di daerah tentunya merasa aman pada saat pandemi
dengan tujuan memajukan masyarakat serta covid-19 ini. Meredanya wabah virus covid-
meningkatkan kesejahteraan (Kemenparekraf 19 menjadikan wisatawan lokal bersiap untuk
RI, 2019). segera berwisata di desa wisata terutama
Destinasi wisata yang terdampak akibat yang terdekat dengan tempat tinggal.
pandemik covid-19 tentunya berdampak Desa wisata yang dijadikan salah satu
terhadap desa wisata. Semenjak bulan Maret alternatif wisata tentunya harus menerapkan
2020, wisatawan tidak lagi melakukan standar protokol kesahatan yang ketat sesuai
kegiatan wisata dan destinasi wisata dengan arahan dari pemerintah diantaranya
mengharuskan untuk tutup demi menjaga adalah mencuci tangan sebelum masuk
keamanan pengunjung tempat wisata kawasan desa wisata, mengecek suhu tubuh,
tersebut. Tidak ada kegiatan yang bersifat serta menerapkan jaga jarak antara
terbuka untuk umum lagi. Kelompok Sadar wisatawan, sehingga calon wisatawan merasa
Wisata (Pokdarwis) beralih fungsi sebagai aman
Satgas Covid 19 yaitu membantu
meringankan beban lingkungan dengan
berbagi baik dengan tenaga maupun material
untuk disumbangkan dan membantu
penyaluran bantuan di lingkungannya.
https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS 188
ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 19, Nomor 2, November 2021 EISSN 26858436
189 https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS
ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 19, Nomor 2, November 2021 EISSN 26858436
https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS 190
ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 19, Nomor 2, November 2021 EISSN 26858436
tepat. Adapun peran pemerintah yaitu adalah jenis penelitian yang temuan-
memberikan kesempatan dan peran sebesar- temuannya tidak diperoleh melalui prosedur
besarnya kepada masyarakat dalam statistik atau bentuk hitungan lainnya dan
pengembangan pariwisata, memberdayakan bertujuan mengungkapkan gejala secara
masyarakat dengan mengalokasikan dana, holistik-kontekstual melalui pengumpulan
memperkuat kelembagaan dan data dari latar alami dengan memanfaatkan
meningkatkan kapasitas dan kemandirian diri penulis sebagai instrumen kunci.
serta berkontribusi pada pembangunan Penelitian kualitatif bersifat deksriptif dan
sebesar-besarnya. cenderung menggunakan analisis pendekatan
Hal ini memberikan kebebasan keinginan induktif.
kelompok masyarakat dimana mampu Sedangkan menurut Cresswell (2015)
mengembangkan potensi Desa wisata dapat penelitian kualitatif dimulai dengan asumsi
menghasilkan produk pariwisata lokal dan penggunaan kerangka penafsiran /
sebagai dasar perencanaan dan pemasaran teoritis yang membentuk atau
produk dalam mendukung dan mempengaruhi studi tentang permasalahan
meningkatkan perekonomian masyarakat. riset yang terkait dengan makna yang
Septemuryantoro (2020) bahwa desa wisata dikenakan oleh individu atau kelompok pada
merupakan bentuk suatu komunitas suatu permasalahan sosial atau manusia.
masyarakat yang di dalamnya terdiri atas
penduduk yang mendiami lokasi serta Mempelajari permasalahan menggunakan
adanya interaksi yang dilakukan secara pendekatan kualitatif mutakhir dalam
langsung dengan pengelolaan desa serta penelitian pengumpulan data, dalam
mempunyai tingkat kesadaran dan lingkungan alamiah, yang peka terhadap
kepedulian terhadap potensi yang ada di masyarakat, tempat penilitian. Analisis data
dalamnya. yang bersifat induktif maupun deduktif,
pembentukan pola atau tema laporan atau
presentasi tertulis akhir mencakup berbagai
METODE suara dari para partisipan, refleksivitas dari
peneliti, deskripsi dan interpretasi tentang
Penulis menggunakan metode yang bersifat masalah penelitian, kontribusinya pada
metode penelitian deskriptif kualitatif, literatur atau seruan bagi perubahan.
penelitian kualitatif deskriptif adalah berupa
penelitian dengan metode atau pendekatan Menurut Denzin dan Lincoln dalam
studi kasus (case study) menurut Rukin Nugroho (2020) bahwa penelitian kualitatif
dalam Nugroho (2017) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar
adalah riset yang bersifat deskriptif dan belakar alamiah dengan maksud menafsirkan
cenderung meggunakan analisis dengan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan
pendekatan induktif. jalan melibatkan berbagau metode yang ada.
Penonjolan proses penelitian dan
pemanfaatan landasan teori dilakukan agar
fokus penelitian sesuai dengan fakta di HASIL DAN PEMBAHASAN
lapangan. Penelitian menurut Soekanto Desa wisata merupakan salah satu aspek
dalam Nugroho (2019) bahwa penelitian yang mampu menjawab tren pariwisata di era
merupakan suatu kegiatan ilmiah yang new normal (era setelah pandemi covid19),
didasarkan pada analisis dan konstruksi yang desa wisata lebih dikonsentrasikan dengan
dilakukan secara sistematis, untuk tujuan quality tourism dengan menghadirkan
mengungkapkan kebenaran sebagai salah aktivitas yang berkaitan dengan alam sekitar.
satu manifestasi keinginan manusia untuk Pandemi Covid-19 sangat berdampak bagi
mengetahui apa yang sedang di hadapinya. industri pariwisata di Indonesia. Wisatawan
Menurut Sugiono (2017) penelitian kualitatif akan berengaruh besar pada pariwisata di
191 https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS
ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 19, Nomor 2, November 2021 EISSN 26858436
tanah air. Pasca pandemi nanti wisatawan era new normal sehingga wisatawan akan
yang berkunjung ke suatu destinasi memilih destinasi yang bersifat pribadi
jumlahnya akan lebih sedikit. Karena itu, ke seperti wisata berbasis alam.
depan tren pariwisata Indonesia akan Pengembangan desa wisata dengan berbasis
mengedepankan beberapa konsep pariwisata CHSE (Cleanliness, Health, Safety and
yang personalized dan customized. Environment Sustainability) semakin
Seiring dengan pernyataan Menteri menyakinkan calon wisatawan untuk
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berwisata dengan aman pada destinasi wisata
(Menparekraf) yang mengatakan bahwa yang mereka pilih. Era pandemi ini
adanya fenomena pariwisata pasca pandemi menjadikan situasi yang lebih baik lagi ke
sehingga harus melihat potensi untuk depan sehingga perlu untuk memperhatikan
mengembangkan daya tarik desa wisata upaya untuk konsolidasi dalam rangka
dengan berpedoman pada pariwisata yang meningkatkan kualitas pariwisata yang ada
berkelanjutan. di Indonesia sehingga poin utama dari suatu
Seiring dengan Wijayanti dkk (2017) bahwa destinasi, dalam hal ini adalah desa wisata
dengan desa wisata mampu yang menjadi salah satu destinasi unggulan
mengembangkan pariwisata dengan pada era new normal.
mengedepankan kontribusi pada pelestarian Sebuah destinasi yang lebih besar dari
lingkungan yang ada di pedesaan. Desa produk wisata itu sebenarnya merupakan
wisata harus mempunyai karakteristik yang salah satu bentuk pengalaman yang dicari
kuat dalam hal ini desa wisata harus oleh pasar. Pariwisata dalam waktu dekat ini
mempunyai nilai budaya yang dijaga akan menjadi sebuah momentum yang baik
keasliannya. Adapun desa wisata harus bagi desa wisata, dimana situasi ke depannya
memenuhi beberapa persyaratan antara lain akan menjadi lebih baik seiring dengan
mempunyai akses yang baik sehingga kunjungan wisatawan. Perjalanan wisatawan
memudahkan calon wisatawan untuk ke suatu destinasi wisata akhir-akhir ini perlu
menjangkau lokasi baik dengan berbagai diperhatikan dalam rangka meningkatkan
macam transportasi, mempunyai objek kualitas pariwisata yang jelas merupakan
wisata yang menarik untuk dikunjungi, poin utama dari sebuah destinasi apakah
mempunyai kekayaan alam, seni budaya, destinasi wisata tersebut memberikan
makanan tradisional, legenda yang menarik pengalaman yang dicari oleh pasar atau
bagi calon wisatawan, mempunyai dukungan perilaku pasar masa kini. Pengalaman
dari masyarakat setempat serta aparatur desa, holistik yang mampu mengkombinasikan
mempunyai jaminan keamanan bagi calon tidak hanya pengalaman untuk wisatawan
wisatawan, mempunyai sarana tetapi kepuasan wisatawan. Kombinasi
telekomunikasi yang baik, mempunyai iklim pariwisata demi mendapatkan pengalaman
yang dingin dan segar, mempunyai dan kepuasan juga.
hubungan yang baik antara objek wisata Indonesia mempunyai 16 Desa wisata yang
terdekat. telah mendapatkan sertifikasi antara lain
Desa wisata mempunyai proyeksi akan desa wisata Batulayang di Kabupaten Bogor,
menjadi tren wisata pada era new normal. desa wisata Kandri di Kota Semarang, desa
Pariwisata yang mengalami perubahan tren wisata Lerep di Kabupaten Semaran, desa
karena adanya pandemi covid19 sehingga wisata Candirejo di Kabupaten Magelang,
mengharuskan wisatawan memilih destinasi desa wisata Nglanggeran di Kabupaten
wisata yang aman dan nyaman bagi Gunung Kidul, desa wisata Petingsari di
wisatawan. Kabupaten Sleman, desa wisata Karangrejo
Desa wisata menjadi proyeksi untuk di Kabupaten Magelang.
keberlanjutan lingkungan yang berkarakter https://kemenparekraf.go.id/diakses pada 25
kearifan lokal serta mengedepankan budaya. April 2021
Segmen pariwisata berubah seiring dengan Menurut Kotler dan Keller (2016) bahwa
https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS 192
ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 19, Nomor 2, November 2021 EISSN 26858436
193 https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS
ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 19, Nomor 2, November 2021 EISSN 26858436
terdapat target desa wisata 2021-2024 adalah Tujuan pengembangan desa wisata sebagai
244 desa wisata, dengan rincian pada tahun alternatif wisata di era new normal selaras
2021 terdapat 67 desa wisata, tahun 2022 dengan Undang-undang no 10 tahun 2009
terdapat 63 desa wisata, tahun 2023 terdapat tentang kepariwisataan yaitu dapat
59 da tahun 2024 sebanyak 55 desa wisata. meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Adapun klasifikasi desa wisata terdapat 4 masyarakat, meningkatkan kesejahteraan
klasifikasi antara lain desa wisata rintisan masyarakat, adanya upaya untuk menghapus
yang mempunyai potensi tetapi masih minim angka kemiskinan, mengatasi masalah
sarana dan prasarananya, belum atau sedikit pengangguran, dapat melestarikan alam serta
kunjungan wisatawan, kesadaran masyarakat lingkungan dan sumber daya yang mampu
masih belum tumbuh terhadap potensi yang memajukan kebudayaan sekitar.
ada di desa, sangat diperlukan pendampingan Desa wisata dipilih sebagai alternatif wisata
dari pihak terkait. Desa wisata berkembang dengan tetap menonjolkan wisata budaya
umumnya sudah ada kunjungan wisatawan yang berbasis pelestarian dan pengalaman
yang berasal dari luar daerah tersebut, sarana sumberdaya yang ada. Wisata yang sehat
dan prasarana yang ada di desa wisata sudah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
berkembang, mulai terciptanya lapangan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/
pekerjaan bagi masyarakat desa, adanya MENKES/382/2020 tentang protokol
kesadaran masyarakat terhadap potensi kesehatan bagi masyarakat di tempat dan
wisata yang ada serta masih perlunya fasilitas umum dalam rangka pencegahan dan
pendampingan dari pihak-pihak yang terkait. pengendalian corona virus disease 2019
Desa wisata wisata yang termasuk kategori (Covid-19). Wisata sehat perlu ditekankan
maju yaitu masyarakat sudah sadar akan CHSE (Cleanliness, Health, Safety and
wisata sehingga adanya kunjungan Environment Sustainability) yang harus
wisatawan domestik maupun wisatawan dipenuhi sebagai syarat untuk menerima
mancanegara serta masyarakat mampu wisatawan terutama pada desa wisata. Desa
mengelola usaha yang dijalankan terutama wisata yang telah menerapkan CHSE dan
pariwisata dengan melalui kelompok sadar memenuhi persyaratan tersebut menjadi
wisata (Pokdarwis). Desa wisata maju sebuah peluang untuk menyambut tamu
mampu memanfaatkan dana desa yang wisatawan.
diberikan oleh pemerintah yang ditujukan Ada beberapa penentuan desa wisata
untuk pengembangan desa wisata, dan desa diantaranya terdapat sumberdaya manusia
mandiri yang merupakan desa wisata yang serta masyarakat di desa wisat yang
telah mempunyai beragam inovasi yang mempunyai peran sebagai penggerak motor
dikembangkan oleh masyarakat menjadi wisata di desa, desa wisata tersebut sudah
suatu unit kewirausahaan yang mandiri dan mempunyai surat keputusan Bupati
dikelola oleh masyarakat desa wisata setempat. Pemerintah daerah telah
tersebut. Desa wisata maju telah dikenal oleh mempunyai RIPPARDA dan mempunyai
mancanegara karena menerapkan sebuah target yang akan dicapai dalam pariwisata,
konsep yang berlanjut sehingga diakui oleh selain itu adanya pengeluaran biaya yang
dunia, selain itu sarana dan prasarana yang berasal dari desa wisata. Peran
ada telah memenuhi standar yang telah Kemenparekraf sebagai salah satu
ditetapkan oleh internasional minimal di pendorong percepatan desa wisata
tingkat ASEAN. Adanya pengelolaan yang mempunyai salah satu peran yaitu membuat
bersifat pentahelix sehingga bersifat profil desa wisata, kemudian ikut membantu
kolaboratif, adanya dana desa oleh membuat perencanaan pembangunan desa
pemerintah merupakan salah satu inovasi wisata yang berkelanjutan baik
produk wisata yang ada dengan pembangunan sumberdaya manusia,
memanfaatkan digitalisasi sebagai bentuk pembangunan sarana dan prasarana
promosi mandiri. pendukung serta adanya pembangunan fisik
https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS 194
ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 19, Nomor 2, November 2021 EISSN 26858436
yang berkaitan dengan prasarana pendukung Dampak wabah Covid-19 tidak diragukan
wisata di desa tersebut. lagi akan terasa di seluruh rantai nilai
Sebenarnya pengalaman dan kepuasan tamu pariwisata. Perusahaan kecil dan menengah
dalam menilai suatu desa wisata adalah diperkirakan akan sangat terpengaruh.
dengan sense of place dimana membuat Tekanan pada industri pariwisata sangat
suatu rasa akan kembali lagi ke desa wisata terlihat pada penurunan yang besar dari
tersebut. Nilai kearifan budaya yang kedatangan wisatawan mancanegara dengan
ditonjolkan pada desa wisata sebenarnya pembatalan besar-besaran dan penurunan
mampu menjadi magnet daya tarik wisata. pemesanan. Penurunan juga terjadi karena
Kearifan lokal harus didemonstrasikan perlambatan perjalanan domestik, terutama
dalam kehidupan sehari-hari seperti karena keengganan masyarakat Indonesia
misalnya tradisi budaya, adat istiadat, untuk melakukan perjalanan, khawatir
kebiasaan makan dan minum serta nilai-nilai dengan dampak Covid-19.
budaya yang terkandung di dalamnya. Penurunan bisnis pariwisata dan perjalanan
Wisatawan yang berkunjung ke desa wisata berdampak pada usaha UMKM, dan
biasanya mencari suasana yang baru dengan terganggunya lapangan kerja. Padahal
keindahan alamnya, desa wisata tidak terlalu selama ini pariwisata merupakan sektor
tergesa-gesa dalam melakukan padat karya yang menyerap lebih dari 13 juta
pembangunan, artinya bahwa jangan sekali- pekerja. Angka itu belum termasuk dampak
kali membangun dengan ukuran-ukuran turunan atau multiplier effect yang
wisatawan akan tetapu membangun tanpa mengikuti termasuk industri turunan yang
merusak kelestarian alam yang asli, sehingga terbentuk di bawahnya (Bappenas, 2020).
wisatawan akan menikmati keindahan alam Indonesia sendiri, Menteri Pariwisata dan
serta ragam budaya yang ada di desa wisata Ekonomi Kreatif mengatakan ada lebih dari
tersebut. Beberapa desa wisata juga akan 13 juta pekerja sektor pariwisata dan 32,5
mengadaptasi teknologi dalam upaya juta pekerja yang secara tidak langsung
percepatan desa wisata sehingga teknologi terkait pariwisata, yang berisiko terimbas
yang digunakan tidak serta merta pandemi. Ini terjadi karena hampir seluruh
menggantikan kearifan lokal akan tetapi destinasi wisata ditutup guna mencegah
dengan adanya teknologi memungkinkan penyebaran virus.
desa wisata akan jauh lebih dikenal oleh Selain itu, ribuan hotel, ratusan restoran dan
calon wisatawan. salah satu contoh agen travel juga sudah tutup. Industri
pemanfaatan teknologi adalah virtual tour. penerbangan pun tak luput dari imbasnya,
Pandemi Covid-19 yang hampir satu tahun dimana ratusan pesawat akhirnya
melanda dunia, dimana virus ini merupakan menganggur karena adanya batasan dalam
wabah global yang berdampak buruk pada mobilitas masyarakat. Teknologi yang
dimensi manusia dan sosial. Setelah mampu menjembatani dalam meningkatkan
menyebar dari Cina, pandemi meluas dengan upaya untuk kemajuan desa wisata dengan
cepat ke 210 negara termasuk Indonesia. memanfaatkan virtual tour dan story telling
Pandemi Covid-19 adalah kejutan besar bagi desa wisata. Wisatawan akan mempunyai
ekonomi global termasuk Indonesia. banyak pilihan dalam menentukan apakah
Ekonomi mengalami penurunan setidaknya nantinya akan berkunjung secara langsung
untuk paruh pertama tahun ini dan mungkin dengan menerapkan protokol kesehatan atau
lebih lama jika tindakan penahanan wabah dengan virtual tour.
Covid-19 tidak efektif. Pandemi Covid-19 Penerapan CHSE di desa wisata harus benar-
menyebabkan gangguan pada rantai pasok benar dilaksanakan supaya nantinya
global, dalam negeri, volatilitas pasar memberikan rasa aman terhadap wisatawan
keuangan, guncangan permintaan konsumen serta akan menimbulkan rasa ingin kembali
dan dampak negatif di sektorsektor utama mengunjungi desa wisata dengan mengajak
seperti perjalanan dan pariwisata. sanak saudara.
195 https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS
ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 19, Nomor 2, November 2021 EISSN 26858436
Pelestarian sumberdaya yang ada di desa Pelestarian sumberdaya yang ada di desa
wisata juga perlu diperhatikan terutama bagi wisata juga perlu diperhatikan terutama bagi
masyarakat untuk lebih menjaga kelestarian masyarakat untuk lebih menjaga kelestarian
lingkungan hidup yang merupakan tantangan lingkungan hidup yang merupakan tantangan
ke depannya sehingga keberadaan desa ke depannya, dan kita harus bangga bahwa
wisata dengan kebudayaan asli serta adanya dengan kekuatan desa wisata maka
kelestarian lingkungan dengan tetap terjaga dipastikan pariwisata di Indonesia tetap
dan tidak lupa turut menerapkan CHSE memberikan kontribusi yang positif bagi
(Cleanliness, Health, Safety and pendapatan negara diluar sektor migas,
Environment Sustainability). Bahwa dengan sehingga masyarakat akan tetap memilih
kekuatan desa wisata maka dipastikan untuk bewisata secara aman dan nyaman
pariwisata di Indonesia tetap memberikan salah satunya dengan memilih desa wisata
kontribusi yang positif bagi pendapatan sebagai alternatif destinasi wisata di era new
negara diluar sektor migas, sehingga normal.
masyarakat akan tetap memilih untuk
bewisata secara aman dan nyaman salah
REFERENSI
satunya dengan memilih desa wisata sebagai Anonim. Undang Undang tentang
alternatif destinasi wisata di era new normal Kepariwisataan, UU No. 10 Tahun
dengan demikian perekonomian akan terus 2009. Jakarta: Direktorat Jenderal
berputar.
Hukum dan HAM
SIMPULAN Anonim. Undang Undang tentang
Desa wisata menjadi proyeksi untuk Kepariwisataan, UU No. 9 Tahun 1990.
keberlanjutan lingkungan yang berkarakter Jakarta: Menteri Sekretaris Negara
kearifan lokal serta mengedepankan budaya.
Segmen pariwisata berubah seiring dengan Arianti, D. (2014). Pengaruh Sektor
era new normal sehingga wisatawan akan Pariwisata Terhadap Perekonomian dan
memilih destinasi yang bersifat pribadi Keruangan Kota Bukittinggi
seperti wisata berbasis alam. Adanya desa (Pendekatan Analisis Input Output).
wisata yang menerapkan CHSE (Cleanliness, Jurnal Wilayah dan Lingkungan, 2(3),
Health, Safety and Environment 183-196.
Sustainability) semakin menyakinkan calon
wisatawan untuk berwisata dengan aman Choiriyah, I. U. (2016). Pemberdayaan
pada destinasi wisata yang mereka pilih. Masyarakat melalui Program Sutera
Analisis SWOT menunjukkan bahwa potensi Emas (Studi pada Inovasi Pelayanan
desa wisata masih sangat terbuka untuk Kesehatan di Puskesmas Kepanjen,
dikembangkan menjadi desa wisata maju, Kabupaten Malang). JKMP (Jurnal
saat ini terdapat 16 desa wisata yang telah Kebijakan dan Manajemen Publik),
tersertifikasi dan menyusul desa wisata 4(1), 57-74.
lainnya. Era pandemi ini menjadikan situasi
yang lebih baik lagi ke depan sehingga perlu Creswell, J. (2015). Educational Research:
untuk memperhatikan upaya untuk Planning, Conducting, and Evaluating
konsolidasi dalam rangka meningkatkan Quantitative and Qualitative Research.
kualitas pariwisata yang ada di Indonesia New York: Pearson.
sehingga poin utama dari suatu destinasi,
dalam hal ini adalah desa wisata yang https://kemenparekraf.go.id/diakses pada 25
menjadi salah satu destinasi unggulan pada April 2021
era new normal.
https://covid19.go.id/diakses pada 27 April
2021
https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS 196
ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 19, Nomor 2, November 2021 EISSN 26858436
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Wijayanti, A., Damanik, J., & Fandeli, C.
Indonesia Nomor HK.01.07/ (2017). Analysis of supply and demand
MENKES/382/2020 tentang protokol to enhance educational tourism
kesehatan bagi masyarakat di tempat experience in the smart park of
dan fasilitas umum dalam rangka Yogyakarta, Indonesia. Economies,
pencegahan dan pengendalian corona 5(4), 42.
virus disease 2019 (Covid-19)
World Tourism Organization, U. (2019).
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller, 2016. Why tourism? Retrieved April 27,
Marketing Management, 15th Edition, 2021, from World Tourism
Pearson Education,Inc. Organization UNWTO:
http://www2.unwto.org/content/why-
Marinovski, Caroline. (2016). Community tourism
development approach to community-
based
BIODATA PENULIS
Nugroho, R. A., Septemuryantoro, S. A., & Syaiful Ade Septemuryantoro, S.Pi., M.Si.,
Lewa, A. H. (2017). Penerjemahan: merupakan pengajar pada program studi
sebuah cara untuk meningkatkan Pengelolaan Perhotelan Universitas Dian
kualitas pariwisata Indonesia. Nuswantoro Semarang.
Nugroho, R. A. (2019). Sustaining tourists' Penulis mempunyai minat pada
revisit intention through talk-in- pengembangan kajian desa wisata, industri
interaction model: a multicultural MICE (Meeting, Incentive, Convention and
communication analysis of guest and Exhibition)
homestay host. In Conservation and Id Scholar:
Promotion of Heritage Tourism (pp. 1- https://scholar.google.com/citations?user=K
34). IGI Global. WEJyqkAAAAJ&hl=id&oi=ao
Septemuryantoro, S. A. (2017). Potensi
Wisata Budaya Jalur Gula dalam
Menunjang Kenaikan Kunjungan Tamu
Hotel di Kota Semarang. LITE: Jurnal
Bahasa, Sastra, dan Budaya, 13(2),
174-194.
Septemuryantoro, S. A. (2020).
Pengembangan Potensi Budaya
Ekowisata melalui Pemberdayaan
197 https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS