Pariwisata yang dikembangkan di Bali adalah wisata budaya sebagaimana diatur dalam Peraturan
Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012. Disebutkan bahwa konsep “Tri Hita Karana” sebagai penyeimbang
kebahagiaan dapat dikatakan sebagai filosofi dasar untuk mencapai tujuan tersebut. mengembangkan agrowisata demi
kelestarian alam.
Beberapa konsep menurut ahli :
1. Edgell (2016) konsep ini adalah dengan mengeksplorasi kesenjangan (exploring the way) dimana budaya
dimobilisasi untuk wisatawan dan dibaca oleh wisatawan dalam setting tertentu.
2. Sudibya (2002) menjelaskan bahwa niche pariwisata sangat penting untuk dikembangkan karena fakta bahwa
wisatawan saat ini lebih menyukai pesona pedesaan daripada kota yang padat perkotaan
3. Ginaya dkk (2019) menekankan keindahan alam berbasis budaya dan kearifan lokal di desa mengarah pada
pembangunan berkelanjutan itu sendiri
Pendahuluan
Agrowisata di Indonesia diartikan sebagai kegiatan wisata yang memanfaatkan perkebunan yang dikelola
oleh penduduk desa setempat. Selain membangun agribisnis untuk mencari keuntungan juga memiliki fungsi wisata
edu kasi yang mana terlihat hubungan antara bisnis dan pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang
mengedepankan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani
sekaligus melestarikan sumber daya lahan, serta menjaga budaya dan teknologi lokal (indigenous knowledge) yang
secara umum sesuai dengan kondisi dari lingkungan alam mereka.
Salah satu desa wisata daerah penghasil produk-produk hortikultura untuk konsumsi
pribadi maupun konsumsi wisatawan adalah Desa Wisata Candikuning yang terletak di Kecamatan
Baturiti, Kabupaten Tabanan. Hampir seluruh warga Desa Candikuning berprofesi sebagai
petani yang membudidayakan tanaman hortikultura. Produk hortikultura yang dihasilkan
antara lain kentang, wortel, kubis, paprika, tomat, stroberi, dan lain-lain. Usaha para petani
menghasilkan produk hortikultura dan menjualnya, menurut warga setempat.
Pak Kadek Sucita telah berlangsung cukup lama kurang lebih 20 tahun dan masih
berlanjut hingga saat ini. Produk hortikultura akan tercukupi apabila hasil produksinya sesuai
dengan permintaan pasar. Tercapainya produksi hortikultura tentunya didasari oleh motivasi dari
para petani untuk membudidayakannya.
Desa Sebatu, Kec. Tegallalang, Kab. Gianyar
Bali Pulina merupakan tempat rekreasi yang memadukan keindahan alam dengan
agrowisata kopi luwak. Salah satu tempat wisata yang dirancang dengan cukup baik, sehingga dapat
menawarkan paket agrowisata khusus dalam produksi kopi luwak. Agrowisata kopi luwak saat ini
sedang populer dan dapat melengkapi kegiatan liburan di Pulau Bali. Tempat-tempat seperti ini
bisa menjadi pelengkap wisata edukasi sehingga cocok dijadikan destinasi liburan keluarga,
terutama anak-anak. Kawasan wisata Tegalalang sendiri menyuguhkan pemandangan alam sawah
bertingkat atau sawah bertingkat, Lokasinya juga sangat strategis, berada di kawasan jalur wisata,
sehingga mudah diakses. Di kawasan wisata Tegalalang banyak terdapat agrowisata kopi luwak
yang menjadi persinggahan wisatawan ketika berwisata menuju atau dari objek wisata Kintamani
dan Ubud.
Liburan di Bali dan menjadwalkan tour ke tempat ini, wisatawan akan diajak untuk
mengenal tata cara pengolahan kopi luwak, mengetahui lebih dekat bagaimana kopi tersebut
dihasilkan dari kopi-kopi pilihan yang dilakukan oleh seekor luwak. Kemudian kopi yang diperoleh
diolah dengan cara tradisional.
Pendapat Stakeholder Terhadap
Pengembangan Agrowisata di Bali
● Kekuatan. Diwakili oleh Sumber daya ekologi, sosial budaya yang menjadi kekuatan pengembangan
agrowisata di Bali. Asumsi ini didukung oleh beberapa elemen kunci yang berkaitan erat dengan
pengembangan agrowisata itu sendiri, yaitu alam (danau, sawah, perkebunan, hutan, sungai), dan budaya
(sumber daya manusia petani, sistem irigasi). Dengan demikian, para pemangku kepentingan sepakat bahwa
faktor alam dan budaya tersebut dipandang sebagai elemen kekuatan yang mutlak.
● Kelemahan. Karena ditemukan beberapa kelemahan, hal tersebut menjadi tanggung jawab para pemangku
kepentingan untuk mengatasinya, seperti berkurangnya rasa memiliki yang dapat meningkatkan dukungan
dari pemerintah, keinginan untuk mengundang investor dan mengembangkan infrastruktur, dan yang paling
penting adalah ketersediaan sumber daya manusia yang terampil.
● Peluang. Para pemangku kepentingan pada prinsipnya mempunyai kebijakan yang sama bahwa
pengembangan agrowisata di Bali dapat menciptakan lapangan kerja sekaligus menunjang pendapatan setiap
keluarga. Selain itu, nilai tambah setiap desa sudah terlihat jelas.
● Ancaman. Dalam hal ini, penipisan sumber daya alam, pencemaran, pengalihan lahan menjadi fasilitas
wisata dapat menjadi bentuk ancaman fisik. Di sisi lain dapat terjadi degradasi sosial dan budaya seperti
perubahan perilaku, komitmen, dan ideologi hedonisme dan pragmatisme juga dapat menjadi ancaman.
Pameran Produk Agrobisnis untuk
Pariwisata Kreatif
Lingkungan alam yang asri, panorama yang memberikan kenyamanan, dan tertata rapi
akan memberikan nuansa alami yang membuat terpesona bagi yang melihatnya. Setiap
pengembangan agrowisata tentunya mempunyai nilai kesesuaian dan manfaat tersendiri,
pertimbangan mendalam terhadap komponen pendukung seperti bangunan yang terbuat dari
beton, patut menjadi pertimbangan untuk menghindari keberadaannya. Sebagai tempat rekreasi,
pengelola agrowisata dapat mengembangkan fasilitas lain yang dapat menunjang kebutuhan
wisatawan seperti restoran, akomodasi bila memungkinkan, panggung hiburan, dan yang
terpenting tempat menjual hasil pertanian. Dengan penyediaan fasilitas penunjang maka
keberadaan agrowisata akan selalu berorientasi pada pelayanan yang terbaik bagi pengunjung,
selain itu juga sebagai perpaduan kegiatan rekreasi dengan pemanfaatan produk hasil pertanian,
maka nilai ekonomi dari agrowisata dapat dikembangkan dengan menjual produk pertanian
hortikultura kepada pengunjung dengan berbagai cara. Salah satunya dengan mengajak
pengunjung untuk memetik sendiri buah atau jenis lainnya, untuk kemudian ditimbang dan
pengunjung dapat membelinya.
Pameran Produk Agrobisnis untuk
Pariwisata Kreatif
Agrowisata yang dibina secara baik dengan memperhatikan dan berdasarkan kemampuan masyarakat, akan
berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat, berupa pendapatan masyarakat, lapangan kerja, dan
peluang berusaha. Secara khusus, pendapatan langsung yang dihasilkan dari pembelian langsung oleh
wisatawan di lokasi agrowisata mempunyai dampak yang luas terhadap kelangsungan dan keberadaan
agrowisata. Misalnya saja agrowisata stroberi petik mandiri di kawasan Candi Kuning Bedugul, Kabupaten
Tabanan, Bali, telah mampu meningkatkan pendapatan petani stroberi. Pengunjung/wisatawan dalam memetik
buah strawberry terkadang merasa tidak mendapat jumlah yang cukup besar sehingga harus mengeluarkan biaya
yang cukup besar. Jumlah wisatawan yang datang ke lokasi agrowisata stroberi cukup banyak terutama pada saat
hari libur, dan hampir seluruh wisatawan yang datang ke lokasi melakukan aktivitas pemetikan stroberi.
Kesimpulan dan Saran
Kontribusi Agrowisata yang dikembangkan di pedesaan tidak hanya dari sisi ekonomi
semata dalam arti peluang usaha seperti penjualan produk agrobisnis tetapi juga dapat merangsang
masyarakat untuk melakukan pelestarian alam sebagai implementasi dari menjalankan slogan
agrowisata. bertindak secara lokal, berpikir secara global. Oleh karena itu, dapat disamakan manfaat
pengembangan agrowisata bagi pemberdayaan dan revitalisasi. Indikator-indikator pengentasan
kemiskinan dan penurunan tingkat pengangguran serta pencegahan lebih banyak orang bermigrasi
ke kota adalah salah satu indikator yang disepakati untuk dijawab oleh para pemangku kepentingan.