Anda di halaman 1dari 10

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS

AGROWISATA DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

AGNES FIRANTI EKEL

Abstrak
Tujuan Penelitian ini Untuk mengetahui bagaimana implementasi kebijakan pengembangan pariwisata
berbasis agrowisata di Kecamatan Modoinding Kabupaten Minahasa Selatan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah : Wawancara (interview), Dokumentasi, Observasi. Informan dalam penelitian ini adalah
semua organisasi pelaksana (pemerintah) dan masyarakat sebagai penerima layanan. Untuk mencapai
kedetailan informasi, informan lainnya dari masyarakat diseleksi melalui teknik snowball sampling.
Hasil penelitian diperoleh fakta bahwa para petani hortikultura di Kecamatan Modoinding mengalami
kesulitan modal untuk menggarap perkebunan mereka karena bantuan yang diberikan pemerintah sangat
sedikit sehingga tidak cukup untuk biaya penggarapan kebun terpaksa mereka harus meminjam uang dari bank
melalui program kredit usaha rakyat (KUR) untuk itu mereka meminta komitmen pemerintah untuk dapat
menyalurkan bantuan kepada para petani agar mereka memperoleh kemudahan dalam pengembangan produksi
hasil pertanian mereka. Para petani hortikultura di Kecamatan Modoinding juga berharap kepada pemerintah
daerah untuk melaksanakan kegiatan pelatihan kepada para petani mengenai cara bercocok tanam yang baik
dan modern agar kualitas tanaman terutama sayur – mayur dapat ditingkatkan dan mencapai standar yang lebih
baik seperti kentang Modoinding yang kualitasnya sudah terkenal dimana – mana.

Kata Kunci : Implementasi Kebijakan, Pengembangan Pariwisata, Agrowisata

Abstract
The purpose of this research is to know how to implement the policy of Agrowisata-based tourism development
in Modoinding Sub-district of South Minahasa Regency.
This research uses qualitative research methods. The data collection techniques used in this study are:
interview, documentation, observation. The informant in this study is all implementing organizations
(Governments) and communities as a service recipient. To achieve the information, other informant from the
public are selected through snowball sampling technique.
The results of the research obtained the fact that the horticultural farmers in the district Modoinding have
difficulty capital to develop their plantations because the help given by the government is very little so that not
enough for the cost of the plantation is forced to borrow money from the bank through the Business Credit
Program (KUR) for that they ask the Government's commitment to be able to distribute assistance to the
farmers so that Horticultural farmers in the district Modoinding also hopes to the local government to carry
out training activities to the farmers about the way of planting good and modern crops to the quality of plants
especially vegetable-can be increased and achieve a better standard such as Modoinding potato that is well-
known quality.

Keywords: policy implementation, tourism development, agrotourism

PENDAHULUAN rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, sehingga


kekuatan inti pariwisata Indonesia berada di
Pembangunan melibatkan berbagai tangan rakyat atau disebut pembangunan
pelaku dalam proses pelaksanaannya, pelaku kepariwisataan berbasis masyarakat
dalam pembangunan disebut sebagai (Community Based Tourism Development).
pemangku kepentingan (statkeholder) Pembangunan kepariwisataan lndonesia
Stakeholder yang dapat ikut andil dalam merupakan rangkaian upaya pembangunan
pengembangan pariwisata selain pemerintah sektor kepariwisataan secara nasional yang
adalah masyarakat, seperti yang dikemukakan berkesinambungan meliputi seluruh kegiatan
oleh Muljadi (2016:33 34) bahwa masyarakat, bangsa dan negara untuk
kepariwisataan Indonesia berorientasi dari terwujudnya tujuan pembangunan nasional
Perkembangan pariwisata di wisata perkebunan yang selanjutnya disebut
Indonesia saat ini mengalami peningkatan wisata agro adalah suatu bentuk kegiatan
yang cukup signifikan, kemajuan di bidang yang memanfaatkan usaha perkebunan
pariwisata menjadikan pariwisata sebagai sebagai objek wisata dengan tujuan untuk
faktor kunci dalam pendapatan ekspor, diversifikasi usaha, perluasan kesempatan
penciptaan lapangan kerja. Pengembangan kerja, dan promosi usaha perkebunan".
usaha dan infrastruktur sehingga Menteri pertanian juga menetapkan keputusan
pengembangan pariwisata menjadi salah satu Menteri Pertanian No.
program unggulan pemerintah. 319/KPTS/KP/150/6/2003 tentang komisi
Pengembangan pariwisata di Indonesia telah wisata agro yang bertujuan untuk
diatur dalam rencana strategi yang pemanfaatan sumber daya pertanian sebagai
dirumuskan oleh Kementerian Kebudayaan daya tarik wisata dalam rangka mendukung
dan Pariwisata RI, yakni (1) meningkatkan pembangunan ekonomi nasional Kabupaten
kesejahteraan masyakat dengan membuka Minahasa Selatan merupakan salah satu
kesempatan berusaha dan lapangan pekerjaan kabupaten yang memiliki potensi sumber
serta pemerataan pembangunan di bidang daya alam dan sumber daya manusia yang
pariwisata, (2) mewujudkan pembangunan masih dapat dikembangkan lebih lanjut.
pariwisata yang berkesinambungan sehingga Kecamatan Modoinding mempunyai banyak
memberikan manfaat sosial-budaya, sosial potensi yang menjanjikan untuk dapat
ekonomi bagi masyarakat dan daerah, serta dikembangkan sebagai daerah wisata karena
terpeliharanya mutu lingkungan hidup; (3) sebagian besar wilayahnya terdiri dari
meningkatkan kepuasan wisatawan dan wilayah agrowisata yang ditanami dengan
memperluas pangsa pasar; (4) menciptakan berbagai macam tanaman antara lain tanaman
iklim yang kondusif bagi pembangunan hortikultura, perkebunan, dan pangan.
pariwisata indonesia sebagai berdayaguna, Adanya potensi-potensi tersebut dapat
produktif, transparan dan bebas KKN untuk mendukung Kecamatan Modoinding menjadi
melaksanakan fungsi pelayanan kepada Kecamatan Agrowisata dengan cara
masyarakat, dalam institusi yang merupakan menyediakan tanaman sayur mayur sebagai
amanah yang dipertanggungjawabkan. wisata petik sayur, menyediakan buah-buahan
Berdasarkan Rencana Strategis Dinas sebagai wisata petik buah dan usaha kecil
Pariwisata Provinsi Sulawesi Utara Tahun mencegah sebagai produk lokal yang nantinya
2015-2019 dijelaskan bahwa Pariwisata di dapat dijadikan oleh-oleh bagi para wisatawan
Provinsi Sulawesi Utara merupakan sektor yang berkunjung ke Kecamatan Modoinding.
yang potensial untuk dikembangkan, Menurut Sutjipta dalam Utama dan
mengingat daerah ini memiliki potensi wisata Junaedi (2018:86) Agrowisata adalah sebuah
yang beragam, baik wisata alam, wisata sistem kegiatan yang terpadu dan
buatan, agrowisata, maupun wisata budaya. terkoordinasi untuk pengembangan pariwisata
Pemanfaatan potensi-potensi tersebut untuk sekaligus pertanian, dalam kaitannya dengan
menjadi daya tarik wisata yang bisa pelestarian lingkungan, peningkatan
memberikan kontribusi yang signifikan kesehatan masyarakat petani. Pengembangan
tergarap usaha pembangunan Provinsi agrowisata merupakan salah satu alternatif
Sulawesi Utara yang masih menghadapi yang diharapkan mampu mendorong baik
kendala dan tantangan. potensi ekonomi daerah maupun upaya -
Kebijakan yang berhubungan dengan upaya pelestarian tersebut. Kegiatan
wisata agro adalah keputusan Menteri agrowisata bertujuan untuk memperluas
Pertanian No.357/KPTS/HK.350/5/2002 wawasan pengetahuan, pengalaman rekreasi
tentang pedoman perijinan usaha perkebunan. dan hubungan usaha di bidang pertanian yang
Di dalam pasal 1 angka 9 ditetapkan "bahwa
meliputi tanaman pangan, hortikultura, biasanya dapat dilihat dalam waktu yang
perkebunan, perikanan, dan peternakan. singkat pasca implementasi kebijakan.
Berkembangnya agrowisata di suatu Sedangkan Outcome adalah dampak dari
daerah khususnya di Kecamatan Modoinding kebijakan. yang diharapkan dapat timbul
tentu dapat memberikan manfaat untuk setelah keluarnya output kebijakan. Outcomes
meningkatkan pendapatan ti-masyarakat dan biasanya diukur setelah keluarnya output atau
pemerintahan sekitar. Upaya mewujudkan waktu yang lama pasca implementasi
Agrowisata ini sangat diperlukan untuk kebijakan. " (lndiahono wiyanto, 2009 : 1431.
memberdayakan sumber daya manusia Menurut Daniel Mazmanian dan Paul
sekitar, dimana masyarakat yang ada di Sabatier dalam bukunya Implementation and
Kecamatan Modoinding mayoritas bermata public policy mengemukakan implenentasi
pencaharian sebagai petani perlu adanya suatu kebijakan sebagai: "Implementation of the
terobosan yang dilakukan oleh pemerintah basic policy decision, usually in the form of
Kabupaten Minahasa Selatan dalam laws, but can also from the commandments or
pemberdayaan masyarakat khususnya petani the decision. Typically, this decision identifies
hortikultura yang sifatnya bimbingan, the problem you want addressed, explicitly
penyuluhan serta pelatihan untuk memberikan mention the purpose or objectives to be
keterampilan bagi para petani dalam achieved, and various ways to structure or
mengelola perkebunan mereka demikian pula organize the implementation process.”
menyangkut sarana dan prasarana yang (Mazmanian, 1983:61), artinya implementasi
dibutuhkan seperti penyediaan pupuk yang kebijakan tidak hanya dirumuskan lalu dibuat
disubsidi pemerintah, alat penyemprot hama dalam suatu bentuk positif seperti undang-
serta fasilitas tempat pelatihan bagi para undang dari kemudian didiamkan dan tidak
petani yang berlokasi di Kecamatan dilaksanakan atau diimplementasikan, tetapi
Modoinding. sebuah kebijakan yang harus dilaksanakan
Namun demikian sejauh ini apa yang atau diimplementasikan agar mempunyai
diharapkan oleh masyarakat khususnya para dampak atau tujuan yang diinginkan.
petani hortikultura belum banyak dilakukan
oleh pemerintah khususnya pemerintah
Dimensi Implementasi Kebijakan
Kabupaten Minahasa Selatan, sehingga
Publik
masyarakat hanya melakukan sebisa yang
Menurut Dunn and William N. (1981).
mampu mereka mampu lakukan.
dimensi implementasi kebijakan publik
Dari permasalahan tersebut diatas,
berkaitan dengan rangkaian proses kebijakan
maka penulis tertarik untuk mengangkat suatu
publik, yang secara teoritis terdiri dari 4
judul penelitian yaitu : "Implementasi
(empat) hal yaitu :
Kebijakan Pengembangan Pariwisata
Tahap-tahap kebijakan publik yaitu penetapan
Berbasis Agrowisata di Kecamatan
agenda kebijakan (agenda setting) formulasi
Modoinding Kabupaten Minahasa Selatan”.
kebijakan (policy implementation), adopsi
TINJAUAN PUSTAKA kebijakan. implementasi kebijakan (policy
Implementasi Kebijakan implementation) hingga penilaian kebijakan
implementasi kebijakan adalah : (Policy assessment)
upaya yang dilakukan Pernerintah, yang Analisis kebijakan yaitu pemilahan-
bersifat berhasil atau aplikabel untuk pemilahan identifikasi masalah, identifikasi
menghasilkan output dan outcomes, sesuai alternatif, seleksi alternatif dan pengusulan
yang telah direncanakan. Output adalah alternatif terbaik untuk di diimplementasikan
keluaran kebijakan yang diharapkan dapat Implementasi kebijakan yaitu berkaitan
muncul sebagai keluaran langsung. Output dengan berbagai kegiatan yang diarahkan
pada realisasi program, dalam hal ini melewatkan malam bersama di suatu areal
bagaimana administrator mengatur cara untuk perkebunan atau taman. Sementara di sisi lain,
mengorganisir dan menginterpretasikan menurut Utama dan Junaedi (2018:84)
hingga menerapkan kebijakan yang lelah agritourism adalah sebuah alternatif untuk
melalui seleksi. meningkatkan pendapatan dan kelangsungan
Monitoring dan evaluasi kebijakan yaitu hidup, menggali potensi ekonomi petani kecil
dimaksud agar suatu proses implementasi dan masyarakat pedesaan. Di Indonesia,
berjalan sesuai harapan dilakukan monitoring agrowisata di definisikan sebagai sebuah
dan evaluasi, untuk mempelajari tentang hasil bentuk kegiatan pariwisata yang
yang di peroleh dalam suatu program untuk memanfaatkan usaha agro sebagai objek
dikaitkan dengan pelaksanaannya, wisata dengan tujuan untuk memperluas
mengendalikan program, mempengaruhi pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan
respons dari mereka yang berada di luar hubungan usaha di bidang pertanian.
kebijakan atau politik. Secara garis besar, menurut Utama dan
Menurut Dunn and William N. (1981) Junaedi (2018:89) agrowisata dapat dibagi
Implementasi kebijakan pada prinsipnya menjadi dua yaitu agrowisata ruang terbuka
memiliki 3 (tiga) model yaitu : alami dan agrowisata ruang terbuka buatan.
Model Perspektif yaitu bentuk analisis Agrowisata ruang terbuka alami yaitu lahan-
kebijakan yang mengarahkan kajiannya pada lahan pertanian yang diolah langsung oleh
konsekuensi-konsekuensi kebijakan para petani dengan kearifan lokal setempat.
"sebelum" suatu kebijakan di terapkan. Model Sedang agrowisata ruang terbuka buatan yaitu
ini dapat disebut dengan model produktif. lahan pertanian yang selain digunakan untuk
karena seringkali melibatkan teknik-teknik budidaya juga didesain untuk menjadi objek
peramalan (forecasting) untuk memprediksi Wisata.
kemungkinan-kemungkinan yang akan timbul Menurut Utama dan Junaedi (2018:89-
dari suatu kebijakan yang akan diusulkan 90) agrowisata ruangan terbuka juga bisa
Model Retrospektif, yaitu analisis kebijakan dibagi menjadi dua pola yaitu agrowisata
yang dilakukan terhadap akibat- akibat ruang terbuka dan tertutup. Agrowisata ruang
kebijakan "setelah" suatu kebijakan di terbuka berada pada alam bebas sehingga
implementasikan Model ini biasanya disebut selain komoditi pertanian, wisatawan juga
model evaluatif, karena banyak menggunakan dapat menikmati pemandangan alam dan
pendekatan evaluasi terhadap dampak udara yang segar. Sedangkan agrowisata
kebijakan yang sedang dan atau telah ruang tertutup lebih mengandalkan pada
diterapkan. komoditi nya, seperti pada industri atau
Model Integratif, yaitu perpaduan antara sentra-sentra pengolahan hasil pertanian.
model prospektif dan retrospektif Model ini Menurut Pusat Data dan Informasi dalam
kerap kali disebut model komprehensif atau Utama dan Junaedi (2018:86), agrowisata
holistik, hal ini dikarenakan analisis ini dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi
dilakukan oleh konsekuensi-konsekuensi (ecoutourism) yaitu kegiatan perjalanan
kebijakan yang mungkin sebelum atau wisata dengan tidak merusak atau mencemari
sesudah dilaksanakan atau dioperasikan alam dengan tujuan untuk mengagumi dan
Pengertian Agrowisata menikmati keindahan alam, hewan atau
Dalam istilah sederhana, agritourism tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta
didefinisikan sebagai perpaduan antara sebagai sarana pendidikan.
pariwisata dan pertanian di mana pengunjung
METODE PENELITIAN
dapat mengunjungi kebun, peternakan, atau
menikmati pertunjukkan, mengambil bagian Jenis Penelitian
aktifitas, makan suatu makanan atau
Penelitian ini menggunakan metode Sumber Data
penelitian kualitatif. Krik and Miller Menurut Loftland dalam Moleong
mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif (2007:157) sumber data utama pada penelitian
adalah tradisi tertentu dalam ilmu kualitatif ialah kata-kata dan tindakan,
pengetahuan sosial yang secara fundamental selebihnya adalah data tambahan
bergantungan dengan orang-orang tersebut seperti sumber data tertulis. Adapun sumber
dalam bahasanya dan dalam peristilahannya data dalam penelitian ini adalah:
(Moleong, 2007:3). Oleh karena itu, strategi 1. Data Primer
penelitian ini terarah pada penelitian kualitatif Data primer yang digunakan adalah
yang bersifat deskriptif. Bog dan Taylor berasal dari hasil wawancara. Sumber
mengatakan metodologi kualitatif sebagai data ditulis atau direkam. Wawancara
prosedur - prosedur penelitian yang dilakukan kepada informan yang telah
digunakan untuk menghasilkan data ditentukan dengan menggunakan
deskriptif, yang ditulis atau yang diucapkan panduan wawancara. Teknik pemilihan
orang dan perilaku-perilaku yang dapat orang yang diwawancarai dilakukan
diamati (pawito, 2007:84). Studi deskriptif secara purposive. Alasan pemakaian
kualitatif adalah suatu metode untuk teknik purposive dikarenakan oleh
menggambarkan suatu gejala-gejala sosial bentuk dan ciri penelitian ini yaitu untuk
atau berusaha mendeskripsikan fenomena mendapatkan informasi yang sesuai
sosial tertentu secara terperinci. dengan tujuan dari pelaksanaan
penelitian ini. Penentuan orang yang
Informan Penelitian
diwawancarai atau responden dalam
Menurut Sugiyono (2012:108) penelitian ini dilakukan berdasarkan
informan merupakan orang yang menguasai
pertimbangan-pertimbangan tertentu
dan memahami data informasi ataupun fakta
dikarenakan orang tersebut menduduki
dari suatu objek penelitian. Informan dalam
posisi terbaik yang dapat memberikan
penelitian ini adalah semua organisasi informasi-informasi yang akurat terkait
pelaksana (pemerintah) dan masyarakat
dengan topik penelitian ini.
sebagai penerima layanan. Untuk mencapai
2. Data Sekunder
kedetailan informasi, informan lainnya dari Data sekunder merupakan data yang
masyarakat diseleksi melalui teknik snowball
diperoleh dari sumber-sumber yang ada.
sampling berdasarkan penguasaan mereka
Data sekunder ini digunakan sebagai
terhadap masalah dan informasi yang
pendukung guna mencari fakta yang
dibutuhkan berupa keterangan, cerita yang sebenarnya. Data sekunder juga
bernuansa mengungkap persepsi dan
diperlukan untuk melengkapi informasi
dukungan masyarakat dalam pelaksanaan
dalam rangka mencocokkan data yang
program daerah sertifikat tanah. Adapun
digunakan antara lain berupa berita
pihak-pihak yang akan menjadi informan diperoleh. Sumber data sekunder yang
dalam penelitian ini antara lain :
surat kabar, website, artikel.
1. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten
Minahasa selatan 1 orang. Teknik Pengumpulan Data
2. Camat Modoinding 1 orang. Untuk memperoleh data yang benar
3. Staf Kecamatan yang menangani bidang dan akurat sehingga mampu menjawab
pariwisata 1 orang permasalahan penelitian. Maka teknik
4. Kepala Desa 3 orang pengumpulan data yang digunakan dalam
5. Petani Hortikultura 2 orang penelitian ini adalah : Wawancara (interview),
6. Pengguna/Pengunjung Wisata 2 orang. Dokumentasi, Observasi
Teknik Analisis Data PEMBAHASAN
Tahap pengolahan data tidak cukup Agrowisata atau agritourism di
hanya terdiri atas tabulasi dan rekapitulasi Indonesia merupakan suatu bentuk kegiatan
saja, akan tetapi mencakup banyak tahap, di pariwisata yang memanfaatkan usaha agro
antaranya adalah tahap reduksi data, (agrobisnis) sebagai objek wisata.
penyajian data, interpretasi data dan penarikan Pengembangan agrowisata berbasis potensi
kesimpulan /verifikasi. Lebih dari sekedar rtu, lokal dapat memberikan dampak positif bagi
pengolahan data, yang tidak lain melupakan warga masyarakat, pemerintah dan juga pihak
tahap analisis dan interpretasi data mencakup swasta. Implementasi kebijakan
langkah-langkah reduksi data, penyajian data, pengembangan pariwisata berbasis
interpretasi data dan penarikan agrowisata yang akan dibahas dalam
kesimpulan/verifikasi. penelitian ini fokus pada 4 hal yang menjadi
Penelitian ini menggunakan proses indikator pengukuran keberhasilan suatu
analisis data model interaktif dalam Pawito implementasi kebijakan sebagaimana yang
(2001:104), yaitu analisis yang terdiri dari dikemukakan dalam teori Edward III yaitu :
tiga alur kegiatan secara bersamaan, yang 1. Komunikasi, (yang berkenaan dengan
terdiri : daya dukung promosi)
1. Reduksi data diartikan secara sempit Banyak negara menjadi terkenal oleh
sebagai proses pengurangan data, namun karena hasil komoditi pertanian yang
dalam arti yang lebih luas adalah proses menyebar luas ke berbagai negara dan
penyempurnaan data, baik pengurangan dikonsumsi oleh masyarakat, seperti
terhadap data yang kurang perlu dan Thailand, New Zealand, Perancis dan
tidak relevan maupun penambahan lain – lain. Negara – negara tersebut
terhadap data yang dirasa masih kurang. terkenal disebabkan salah satunya
2. Penyajian data merupakan proses melalui keaneka ragaman hasil komoditi
pengumpulan informasi yang disusun pertanian. Thailand dikenal
berdasar kategori atau pengelompokan- menghasilkan durian, burung perkutut,
pengelompokan yang diperlukan. Bangkok telah membawa promosi negara
Interpretasi data merupakan proses tersebut untuk mendatangkan wisatawan.
pemahaman makna dari serangkaian data New Zealand dengan buah kiwinya,
yang telah tersaji, dalam wujud yang menjadikan negara tersebt dikenal
tidak sekedar melihat apa yang tersurat, sebagai negara buah kiwi dan burung
namun lebih pada memahami atau kiwinya dilindungi. Indonesia sebaga
menafsirkan mengenai apa yang tersirat negara agraris, telah banyak
di dalam data yang telah disajikan. diperkenalkan melalaui berbagai
3. Penarikan kesimpulan merupakan proses komoditi pertanian, peternakan,
perumusan makna dari hasil penelitian perikanan dan lain – lain.
yang diungkapkan dengan kalimat yang Dengan berkembangnya agrowisata
singkat-padat dan mudah difahami, serta disatu daerah paling tidak daerah tersebut
dilakukan dengan cara berulangkali akan terdorong menjadi terkenal dan
melakukan peninjauan mengenai menjadi perhatian wisatawan untuk
kebenaran dari penyimpulan itu, berkunjung ke negara tersebut. Dampak
khususnya berkaitan dengan relevansi yang cukup menarik adalah adanya
dan konsistensinya terhadap judul, tujuan keterkaitan antara agrowisata dengan
dan perumusan masalah yang ada. promosi wisata.
4. 2. Sumber Daya Manusia (SDM)
Dalam pengelolaan agrowisata, perlu
mempertimbangkan secara seksama
beberapa aspek yang akan melatar d. Dinas Pertanian
belakangi keberhasilan pengelolaan e. Dinas Kelautan dan Perikanan
agrowisata seperti sumber daya manusia. f. Dinas Perdagangan dan
Dimana sumber daya manusia adalah Perindustrian
merupakan pengelolaan objek daya Tarik g. Dinas Perhubungan
wisata (agrowisata) oleh karena h. Dinas Kehutanan dan Perkebunan
sumberdaya manusia yang dibutuhkan i. Kanwil Pertanahan Nasional
disamping harus memiliki latar belakang j. TKPRD (Tim Koordinasi Penataan
pendidikan dibidangnya, harus pula Ruang Daerah)
memiliki pengalaman yang luas dalam k. Pemerintah Daerah Tingkat I
mengelola pekerjaannya. Tata cara l. Pemerintah Daerah Tingkat II
pengelolaan komoditas usaha pertanian Kabupaten/Kota
yang disajikan sebagai komoditi daya m. Dunia Usaha dan Masyarakat
Tarik wisata pengelolaannya berbeda n. Lembaga Swadaya Masyarakat
dengan hasil produksi pertanian pada (LSM)
umumnya. Faktor pengetahuan yang luas o. Perguruan Tinggi dll
dalam bidang pertanian, keterampilan Lembaga – lembaga tersebut diatas
dalam bercocok tanam, sikap terhadap seharusnya bertanggung jawab dalam
pekerjaan yang ditangani harus menjadi perencanaan dan pengembangan
bagian penting bagi sumber daya agrowisata, berkaitan dengan
manusia yang bekerja pada pengusahaan penyediaan berbagai infrastruktur yang
objek dan daya Tarik wisata agro. Para diperlukan. Pengalokasian akses seperti
petani memiliki skill dalam bercocok akses informasi, komunikasi dan
tanam perlu mendapatkan tambahan transportasi menjadi tanggung jawab
pengetahuan tentang ilmu tanaman, sektor publik. Tetapi dalam
tumbuhan untuk pengembangan implementasinya, sektor publik
informasi kepada pengunjung. berkonsentrasi pada perangkat keras,
3. Struktur Birokrasi atau Tata Aliran Kerja dari akses – akses tersebut sedangkan
Kelembagaan perangkat lunak dan pengoperasiannya
Lingkup pedoman kelembagaan adalah dapat dilakukan tidak hanya oleh sektor
suatu ketentuan berupa sistem publik tetapi juga sektor swasta,
pengelolaan yang menjembatani terutama para pengusaha yang relevan
berbagai kepentingan antara instansi dengan masing – masing akses tersebut.
terkait atau disebut protocol. Protocol Pembangunan pusat – pusat informasi
diarahkan kepada pengaturan hubungan menjadi sangat krusial untuk memacu
antara pemangku kepentingan dan antar pengembangan agrowisata merupakan
tingkat pemerintahan baik dipusat salah satu produk unggulan non migas
maupun daerah, sesuai dengan kondisi bagi yang relevan bertanggung jawab
daerah dan jenis agrowisata yang terhadap perlindungan dan kelestarian
dikembangkan. Pihak – pihak stake sumber daya alam dan lingkungan hidup
holders yang berkepentingan dan terkait dilokasi. Oleh karena itu pelaksanaan
baik langsung maupun tidak langsung kegiatan agrowisata haus ada kegiatan
dengan pengembangan kawasan pemantauan yang dilakukan pemuda.
agrowisata ini antara lain : Untuk itu perlu ada instrument yang
a. Kantor Kementerian Pariwisata jelas dan terukur agar monitoring
b. Dinas Pariwisata kegiatan agrowisata dapat dilakukan
c. Dinas Pemukiman dan Prasarana secara optimal.
Wilayah
Swasta dalam pengembangan 1. Dalam pengembangan pariwisata
agrowisata (perguruan tinggi, lembaga berbasis agrowisata maka peran
swadaya masyarakat, dunia usaha) diharapkan komunikasi menjadi sangat penting yaitu
mempunyai peran yang sangat besar dalam melalui penguatan promosi baik dalam
pengembangan pariwisata. Swasta justru lebih negeri maupun ke manca negara untuk
berperan dalam pelaksanaan kegiatan memperkenalkan apa yang menjadi
agrowisata terutama pemasaran, penyediaan produk unggulan suatu daerah serta ciri
jasa dan operasionalkegiatan, disini karena khas daerah seperti seni dan budaya
peran swasta melengkapi sektor publik. Oleh industri kerajinan, keindahan panorama
karena itu kedua stakeholder tersebut harus alamnya serta perkebunan dengan aneka
bekerjasama dan berkoordinasi agar kegiatan ragam tanaman mulai dari buah –
agrowisata dapat berjalan baik. buahan, sayur – mayur seperti yang ada
Dunia usaha dan masyarakat sesuai di Kecamatan Modoinding Kabupaten
dengan prinsip agrowisata, keterlibatan dunia Minahasa Selatan yang oleh pemerintah
usaha dan masyarakat setempat sangat daerah telah dijadikan salah satu
penting dan mutlak diperlukan. Kegiatan ini destinasi pariwisata berbasis agrowisata.
harus mengakomodasi dan terintegrasi dengan 2. Untuk kepentingan perkembangan
budaya lokal serta harus memberikan manfaat pariwisata berbasis agrowisata ini
ekonomi dalam kehidupan masyarakat pemerintah daerah, pemerintah
sekitar. Oleh karena itu perlu diupayakan Kecamatan Berkoordinasi dengan pihak
peningkatan keterampilan melalui pendidikan terkait seperti pihak swasta, biro
latihan agar kesempatan dan kemampuan perjalanan, lembaga - lembaga sosial,
masyarakat dapat memberikan peran yang media elektronik, media massa, untuk
lebih besar dalam kegiatan agrowisata. bersama-sama mempromosikan apa yang
Kerjasama dan koordinasi antar menajdi produk unggulan serta ciri khas
berbagai stake holder terkait dalam daerah yang tidak ada di daerah lain
pengusahaan agrowisata sangat penting dan sehingga para wisatawan mengetahui dan
menjadi faktor kunci keber ha silan dalam tertarik untuk datang berkunjung ke
pengembangan agrowisata. Kerjasama dan lokasi wisata berbasis agrowisata seperti
koordinasi antar berbagai stakeholder dapar yang ada di Kecamatan Modoinding
bervariasi, mulai dari informasi sampai Kabupaten Minahasa Selatan.
dengan bentuk kerjasama juga snagat luas 3. Hasil penelitian melalui teknik
meliputi semua proses pengembangan wawancara diperoleh fakta bahwa para
agrowisata yaitu dimulai dari perencanaan petani hortikultura di Kecamatan
seperti penetapan lokasi kawasan, Modoinding mengalami kesulitan modal
pelaksanaan kegiatan termasuk operasional untuk menggarap perkebunan mereka
sampai kepada pemantauan kegiatan agar karena bantuan yang diberikan
dapat dicapai sasaran secara berkelanjutan pemerintah sangat sedikit sehingga tidak
dengan memberikan manfaat yang besar bagi cukup untuk biaya penggarapan kebun
masyarakat setempat khususnya sebagaimana terpaksa mereka harus meminjam uang
konsep pengembangan kawasan agrowisata. dari bank melalui program kredit usaha
rakyat (KUR) untuk itu mereka meminta
PENUTUP komitmen pemerintah untuk dapat
Kesimpulan menyalurkan bantuan kepada para petani
Bertitik tolak pada uraian – uraian agar mereka memperoleh kemudahan
sebelumnya serta hasil penelitian dan dalam pengembangan produksi hasil
pembahasan maka dapatlah ditarik pertanian mereka.
kesimpulan sebagai berikut:
4. Para petani hortikultura di Kecamatan Modoinding termasuk bimbingan teknis
Modoinding juga berharap kepada dengan menerapkan teknologi pertanian
pemerintah daerah untuk melaksanakan modern agar lebi menarik para
kegiatan pelatihan kepada para petani wisatawan untuk berkunjung ke objek
mengenai cara bercocok tanam yang baik wisata berbasis agrowisata yang ada di
dan modern agar kualitas tanaman Kecamatan Modoinding Kabupaten
terutama sayur – mayur dapat Minahasa Selatan
ditingkatkan dan mencapai standar yang
lebih baik seperti kentang Modoinding
yang kualitasnya sudah terkenal dimana DAFTAR PUSTAKA
– mana
Saran Abdullah, Syukur. 2000. Budaya Birolirasi
1. Untuk pengembangan pariwisata Indonesio. Jakarla PT. Pustaka Utama.
berbasis agrowisata, disarankan kepada Agustina, Leo. 2006. Dasar - dasar Kebijakan
pemerintah daerah agar memperkuat Publik. Bandung. CV. Alfabeta.
kegiatan promosi keluar negeri agar
keberadaan pariwisata berbasis A. G. Subarsono. 2006. Analisis Kebijakan
agrowisata di Kecamatan Modoinding Publik ; Konsep Teori dan Aplikasi.
Kabupaten Minahasa Selatan semakin Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
dikenal orang tertarik untuk berkunjung. Maleong, Lexy. J, 2007. Metodologi
2. Disarankan juga kepada pemerintah Penelitittn Kualitatif Bandung : PT.
Kabupaten, pemerintah Kecamatan agar Remaja Rosdakarya Offset.
berkoordinasi dengan pihak – pihak
Muljadi. 2012. Kepariwisataan dan
terkait seperti pihak swasta, biro
Perjalanan. Jakarla Rajawali pers.
perjalanan, media agar secara bersama –
sama bersinergi dalam melakukan
promosi baik dalam negeri maupun luar
Nugroho Riant. 2009. Public Policy. Jakarta :
negeri melalui pentaseni dan budaya alat
PT. Elex Media Komputindo
peraga yang telah dipersiapkan untuk
Kelompok Gramedia.
memperkenalkan apa yang menjadi
produk andalan secara ciri khas daerah. Raden Ardimas Suryo Prabowo. 2011.
3. Dalam upaya pengembangan pariwisata Identifikasi Potensi Lanskap
berbasis agrowisata maka kepada Agrowisata. Kawasan Perbukitan
pemerintah disarankan untuk Menoreh di Samigaluh Kabupaten
memberikan bantuan kepada para petani Kuloprogo. Usulan Penelitian.
hortikultura di Kecamatan Modoinding Universitas Muhamadiyah Yogyakarta.
untuk pembiayaan pengolahan lahan Said Zaenal Abidin.2002. Kebijakan Publik
perkebunan mereka sehingga mereka Edisi Revisi. Jakarta: Yayasan Pancar
tidak terbeban dengan pembayaran Jiwah.
cicilan hutang di bank tapi
berkonsentrasi untuk meningkatkan hasil Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
produksi pertanian mereka khususnya di Kuantitatif Kualitatif dan R dan D.
lokasi pariwisata berbasis agrowisata. Bandung.
4. Untuk meningkatkan produksi hasil Suhado, Edi. 2005. Membangun Masyarakat
pertanian juga kualitasnya, maka kepada Memberdayakan Rakyat. Bandung :
pemerintah diharapkan dapat menyusun Rafika Aditama.
dan membuat program pelatihan kepada
para petani hortikultura di Kecamatan
Utama. G. B. R dan Junaedi, W. R, 2018. Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses
Agrowisata sebagai Pariwisata Kebijakan Publik. Yogyakarta : Media
Alternatif Indonesia. Yogyakarta Pressindo.
Deepublish.
Sumber lain :
Putra. Fadillah 2003. Paradigma Kritis Dalam
- Undang-undang No. 10 Tahun 2009
Studi Kebijakan Publik. Yogyakarta
tentang Kepariwisataan.
Pustaka Pelajar.
- Keputusan Menteri Pertanian
Pawito. 2001. Penelitian Komunikasi
No:357|KPTS/HK.350/5/2002 tentang
Kualitatif. Yogyakarta: Pelangi Aksara
pedoman Perijinan Usaha Perkebunan.
Yogyakarta.
- Keputusan Menteri Pertanian No :
Wesda Pariata. DKK. 2000. Ensiklopedia
319/KPTS/KP/50/6/2003 tentang
Administrasi. Jakarta. Gunung Agung.
Komisi Wisata Agro Dalam Rangka
Mendukung Pembangunan Ekonomi
Nasional.

Anda mungkin juga menyukai