Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pariwisata merupakan sektor yang dapat dijadikan sebagai industri yang potensial sebagai
alat pengembangan potensi daerah. Pariwisata juga berpengaruh besar terhadap perkembangan
dan kemajuan suatu daerah. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjadi pilihan di seluruh
negara sehingga dapat memberikan dampak positif dalam berbagai aspek, diantaranya, ekonomi,
sosial dan budaya. Dari aspek ekonomi, pendapatan yang diperoleh dari pengembangan industri
pariwisata sangat besar dan saat ini pariwisata telah dijadikan sebagai salah satu sektor andalan
dalam perolehan devisa di berbagai negara. Meningkatnya sektor pariwisata akan membuka
lapangan kerja dan kesempatan usaha. Peningkatan pendapatan usaha dan pemerintah akan
mendorong sektor yang terkait lebih berkembang.
Pengembangan sektor pariwisata diharapkan juga mampu menunjang upaya-upaya
pelestarian alam, kekayaan hayati dan kekayaan budaya bangsa. Perkembangan industri
pariwisata juga dipengaruhi oleh obyek wisata dan atraksi wisata. Obyek wisata merupakan
sesuatu yang menjadi daya tarik wisatawan yang dapat dirasakan dan dapat memberikan
kepuasan bagi wisatawan yang bersumber dari alam. Sedangkan atraksi wisata adalah sesuatu
yang menarik untuk dilihat, dirasakan, dinikmati dan dimiliki oleh wisatawan, yang dibuat oleh
manusia dan memerlukan perencanaan dan persiapan terlebih dahulu sebelum diperlihatkan
kepada wisatawan.
Pariwisata menurut UU No. 9 Tahun 1990 Pasal 1 yang dikutip oleh Oka A. Yoeti adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, meliputi pengusahaan obyek dan daya tarik
wisata serta usaha yang berkaitan dengan penyelenggaraan pariwisata. Kegiatan yang dimaksud
dalam pengertian pariwisata tersebut adalah meliputi semua kegiatan yang berkaitan dengan
perjalanan wisata baik sebelum maupun selama perjalanan menuju tempat wisata hingga kembali
ke tempat asal. Sedangkan pengusahaan obyek dan daya tarik wisata ini meliputi pemandangan
alam, taman rekreasi, peninggalan sejarah maupun pagelaran seni budaya dan lain sebagainya
yang disediakan oleh pengelola wisata.
Pembangunan sebuah lokasi wisata yang tidak disertai dengan kemampuan dalam
merencanakan, mengelola serta mengoperasikan dengan baik akan sulit bagi pihak pengelola
untuk mencapai tujuan dari didirikannya wisata tersebut, seperti minimnya kunjungan wisatawan
karena obyek wisata dan atraksi wisata yang dikembangkan kurang menarik, hal ini dapat
mempengaruhi laba yang diperoleh pihak pengelola wisata. Untuk itu strategi perencanaan untuk
membuat sebuah konsep wisata sangatlah penting dalam mengembangkan tempat wisata agar
selalu diminati oleh wisatawan dan tertarik dengan obyek wisata tersebut serta mau
membeli/mencoba produk yang dimiliki. Sebuah daerah wisata dapat dikatakan akan melakukan
pengembangan wisata jika sebelumnya sudah ada aktivitas pariwisata. Untuk dapat
meningkatkan potensi pariwisatanya, yang perlu dilakukan adalah merencanakan pengembangan
wisata agar dapat lebih baik dari sebelumnya. Ada beberapa prinsip utama dalam pengembangan
pariwisata yaitu ecological sustainability, social and cultural sustainability dan economic
sustainability.
Di salah satu desa di Kabupaten Tulungagung yaitu Desa Moyoketen terdapat tempat
wisata milik pribadi yang juga mampu memberi manfaat serta keuntungan untuk masyarakat
sekitar Desa Waung, tempat wisata tersebut adalah Agro wisata belimbing, selain itu dengan
adanya pengembangan agrowisata ini akan sangat membantu meningkatkan pendapatan
masyarakat kelompok usahatani sekitar agrowisata Belimbing, yang akan berdampak pada
peningkatan pembangunan ekonomi rakyat kabupaten Tulungagung. Untuk itu, dari fenomena di
atas penulis tertarik melakukan penelitian tentang “Manfaat Agro Wisata Belimbing Desa
Moyoketen Untuk Masyarakat Sekitar”

1.2 Batasan Masalah


Penelitian ini dibatasi hanya pada tahap perencanaan dan pengembangan kawasan
Agrowisata yang dilakukan oleh pihak pengelola serta strategi dalam mengatasi kendala-kendala
yang dihadapi. Hasil dari beberapa strategi perencanaan dan pengembangan tersebut hanya
dimaksudkan untuk memberikan bahan masukan dan pengetahuan bagi pemilik Agrowisata.
Bahan masukan tersebut diharapkan dapat diimplementasikan dan dievaluasi bagi pihak pemilik
Agrowisata.
Agrowisata yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu Agrowisata Belimbing milik Bapak
Waras yang berada di desa Moyoketen Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung. Di mana
desa Moyoketen ini tanahnya sangat subur untuk ditanami pohon Belimbing.

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah terbentuknya wisata Agro Belimbing di Desa Moyoketen ?
2. Bagaimana manfaat Agro Wisata Belimbing untuk Desa Moyoketen ?

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian yang dilakukan di Agrowisata Belimbing desa Moyoketen ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui sejarah terbentuknya wisata Agro Belimbing Desa Moyoketen.
2. Mengetahui maanfaat Agro Wisata Belimbing untuk Desa Moyoketen.

1.5 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan bermanfaat bagi semua
pihak yang terkait utamanya bagi pihak-pihak berikut:
1. Manfaat Teoretis :
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan bagaimana strategi
perencanaan dan pengembangan kawasan agrowisata di agro belimbing desa Moyoketen
kecamatan Boyolangu kabupaten Tulungagung.

2. Manfaat Praktis :
a. Bagi Agrowisata Belimbing Asri.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi pengelola
di Agrowisata Belimbing dalam upaya melakukan strategi perencanaan dan
pengembangan kawasan Agrowisata.
b. Bagi Akademik
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut guna menambah
wawasan dan pengetahuan tentang perencanaan dan pengembangan agrowisata.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan dan menambah referensi
tambahan serta wacana bagi penelitian dengan tema sejenis. Sehingga ilmu pengetahuan
tentang perencanaan dalam pengembangan agrowisata maupun pariwisata lainnya dapat
terus diikuti perkembangannya.

1.6 Khalayak Sasaran


Salah satu tempat wisata yang cukup ramai dikunjungi oleh para wisatawan di Kabupaten
Tulungagung adalah Agrowisata Belimbing dengan satuan kelompok tani yang diberi nama Agro
Belimbing Asri di Desa Moyoketen, Kecamatan Boyolangu. Agrowisata Belimbing ini
merupakan salah satu tempat wisata yang mengandalkan keindahan alam perkebunan dan wisata
edukasi seputar buah belimbing dari sejarahnya sampai dengan penyebarannya di Indonesia.
Selain itu Agrowisata Belimbing juga menawarkan wisata petik buah belimbing dan hasil olahan
berbagai macam produk yang berbahan dasar belimbing. Agrowisata merupakan objek wisata
dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha di
bidang pertanian. Agrowisata ini mengandalkan pada kemampuan budidaya baik pertanian,
peternakan, perikanan ataupun kehutanan. Dengan demikian agrowisata tidak hanya mencakup
sektor pertanian saja, tetapi juga mencakup budidaya perairan baik darat maupun laut.
Pengembangan kawasan agrowisata akan berjalan dengan baik dan banyak memberikan manfaat
jika dilakukan secara terintegrasi dengan sektor lain yang terkait seperti pertanian, peternakan,
perikanan, pengolahan, perhotelan, biro perjalanan, industri, kesenian dan kebudayaan dan
sebagainya dalam bingkai kewilayahan dan keterpaduan pengelolaan kawasan.
Agrowisata Belimbing ini tepatnya beralamat di RT. 003 RW. 004 Dsn. Pacet, Ds.
Moyoketen, Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung. Untuk menuju ke lokasi
Agrowisata Belimbing, pengunjung bisa menempuhnya dari pusat kota Tulungagung menuju ke
Barat ± 700 meter, sampai di Jembatan Lembu Peteng pengunjung memilih belok kiri yaitu arah
Selatan ± 3 km sampai di lokasi. Pengunjung bisa menggunakan sepeda motor, mobil, travel
maupun bus pariwisata yang hanya memerlukan waktu 15-20 menit dari pusat kota dan melintasi
sungai “Kali Ngrowo (Parit Agung)” sepanjang perjalanan. Wilayah parkirnya cukup luas dan
nyaman, sehingga banyak sekali wisatawan yang berminat untuk berkunjung di Agro Belimbing
di waktu libur.
Pohon Belimbing ini menjadi produk unggulan di daerah Kecamatan Boyolangu yang
mempunyai nilai ekonomis tinggi. Terdapat tanaman buah belimbing yang ditanam sekitar lebih
dari 20.607 pohon. Pohon Belimbing ini tersebar di desa Boyolangu, Desa Sanggrahan, Desa
Waung, Desa Bono dan Desa Moyoketen. Jumlah pohon belimbing paling banyak terdapat di
desa Moyoketen dengan jumlah pohon sekitar 11.396 pohon yang saat ini terkenal dengan wisata
agro tersebut.
Agrowisata Belimbing desa Moyoketen pernah membawa nama harum Kabupaten
Tulungagung, yaitu mewakili Provinsi Jawa Timur dalam lomba pelaksana terbaik pemanfaatan
pekarangan dengan Hatinya PKK tingkat Nasional tahun 2014 lalu, setelah menyisihkan sekitar
530 daerah dari 30 provinsi di Indonesia. Hal ini karena Desa Moyoketen telah memanfaatkan
lahan pekarangannya menjadi lahan subur yang dipenuhi dengan ribuan pohon belimbing.
Agrowisata Belimbing ini dikelola oleh salah satu petani di desa Moyoketen yang
bernama Bapak Waras. Lahan pekarangannya dikelilingi oleh pohon belimbing yang luas,
bernuansa alami, terasa santai dan asri seperti berada ditempat milik sendiri. Kebun belimbing
ini sudah sudah ada sebelum pemilik Agrowisata Belimbing menjadikan kebun belimbing ini
menjadi sebuah wisata edukasi yang mempunyai nilai edukasi dan estetika tinggi yaitu sejak
tahun 2002.
Perencanaan yang dilakukan di Agrowisata Belimbing ini yaitu dengan membuat sebuah
misi yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dan “Ketulusan Hati” adalah mottonya.
Sesuai dengan misinya tersebut, Bapak Waras juga membina penduduk sekitarnya sebagai
plasma dan membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) Tunas Belimbing. Pekebun yang
bergabung dalam kelompok tersebut, mensuplai kebutuhan belimbing kepada Bapak Waras. Ada
juga pekebun yang sudah mandiri, juga dari desa-desa lainnya. Buah belimbing dari daerah
Tulungagung ini dikirim untuk memenuhi kebutuhan luar kota, hingga Surabaya, Semarang,
Bandung dan Jakarta.
Pengelola Agrowisata Belimbing bersama dengan KUB Tunas Belimbing dan beberapa
karyawan lainnya bekerja sama untuk mengembangkan produk belimbing menjadi berbagai
macam produk olahan yang berbahan dasar buah Belimbing. Produk olahan tersebut yaitu dodol
belimbing, bakso belimbing dan jus belimbing. Hasil olahan tersebut sudah dipasarkan dan dijual
sebagai produk oleh-oleh khas Kabupaten Tulungagung. Di Agrowisata Belimbing juga terdapat
beberapa etalase (bisa disebut kios mini) sebagai pusat jajanan khas daerah yang berasal dari
produk UKM Tulungagung, UKM Blitar dan UKM Trenggalek.
Di kebun belimbing, pengunjung juga bisa melihat bibit belimbing batangnya. Pohon
belimbing ini juga dijual dengan harga Rp 15.000. Untuk edukasi, Agrowisata Belimbing
menyediakan berbagai macam paket wisata edukasi dengan tarif Rp 10.000 – Rp 50.000 dimana
pengunjung bisa petik buah belimbing, pengolahan buah belimbing, diskusi dengan pakar
pembudidayaan pohon belimbing dimulai dari cara pembibitan, penanaman, perawatan dan
sebagainya. Tolok ukur dari keberhasilan pengembangan pariwisata adalah banyaknya
wisatawan yang berkunjung ke suatu tempat untuk membeli produk wisata yang ditawarkan atau
menikmati daya tarik wisata yang ditawarkan. Pengunjung di agrowisata belimbing ini bisa
mencapai 1000 sampai dengan 3000 orang di hari libur dan sekitar 500 orang di hari-hari biasa.
Kebanyakan pengunjung yang datang adalah pengunjung paket wisata edukasi yang berasal dari
lembaga pendidikan formal seperti PAUD, Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar.
Untuk limbahnya di bagi menjadi dua yaitu limbah organic dan an-organik, dalam
pengelolaannya setiap limbah di pilah dan di jadikan sesuatu yang berguna dalam kegunaanya
masing-masing ,dan di agro wisata belimbing milik Bapak Waras ini semua limbah bisa di
manfaatkan dan tidak menimbulkan dampak apapun bagi pemilik pengunjung maupun warga
sekitar. Pengembangan dari Agrowisata Belimbing juga mampu memberikan kontribusi pada
pendapatan asli daerah (PAD), membuka peluang usaha dan kesempatan kerja serta sekaligus
berfungsi menjaga dan melestarikan kekayaan alam dan hayati. Keberhasilan yang diperoleh
oleh Agrowisata Belimbing ini tidak terlepas dari strategi perencanaan dan pengembangan yang
dilakukan oleh pengelola. Pengembangan industri pariwisata khususnya agrowisata juga tidak
terlepas dari kreativitas dan inovasi, kerjasama dan koordinasi serta promosi dan pemasaran yang
baik.
BAB II
KERANGKA TEORI

A. Obyek Wisata
2.1 Pengertian Obyek Wisata
Obyek Wisata menurut Merapaung (2002:78) adalah suatu bentukan dari aktifitas dan
fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang
ke suatu daerah atau tempat teretentu. Obyek dan daya tarik wisata sangat erat hubungannya
dengan travel motivatio dan travel fashion, karena wisatawan ingin mengunjungi serta
mendapatkan suatu pengalaman tertentu dalam kunjunganannya.
Menurut UU RI No 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan, dinyatakan bahwa obyek dan daya
tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata baik itu pembangunan obyek dan
daya tarik wisata, yang dilakukan dengan cara mengusahakan, mengelola dan membuat obyek-
obyek baru sebagai obyek dan daya tarik wisata. Dalam undang-undang di atas, yang termasuk
obyek dan daya tarik wisata terdiri dari :
1. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam
serta flora dan fauna, seperti : pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan
tumbuhan hutan tropis serta binatang-binatang langka.
2. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan
purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, pertanian (wisata agro), wisata tirta (air),
wisata petualangan, taman rekreasi, dan tempat hiburan lainnya.
3. Sasaran wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan
kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat
ziarah, dan lain-lain
Menurut SK Menparpostel No. KM 98 PW. 102 MPPT – 87 yaitu : “Objek wista
adalah suatu tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya alam yang dibangun dan
dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik yang diusahakan sebagai tempat yang
dikunjungi wisatawan”.

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Berhasilnya Obyek Wisata


Berkembang tidaknya suatu objek wisata adalah sangat tergantung dari pada faktor-faktor
berikut ini :
1. Attractions, yakni adanya daya tarik untuk dikunjungi oleh wisatawan.
2. Site attraction yaitu, daya traik yang telah dimiliki oleh alam yang indah, iklim yang
baik, gua-gua yang sangat menarik, panorama alam, tempat bersejarah dan sebagainya.
3. Event attraction, yaitu daya tarik yang timbul karena adanya kejadian atau peristiwa
tertentu.
4. Accessibility, yaitu kemudahan-kemudahan untuk mencapai tujuan wisata atau daerah
wisata dari tempat asal atau tempat perjalanan wisata misalnya : alat angkutan
transportasi, kondisi jalan raya dan sebagainya.
5. Amenity, yaitu tersedianya fasilitas pada objek wisata tersebut seperti : akomodasi,
restaurant, bar, sarana pariwisata lainnya yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan.
6. Tourism organization, yakni adanya suatu organisasi pariwisata yang mengelola objek
wisata dan perjalanan wisata, seperti travel agent dan lain-lain.

2.3 Syarat Berkembangnya Obyek Wisata


Jadi keberhasilan daripada pembangunan dan pengembangan daerah tujuan wisata adalah
tergantung dari faktor attraction, accessibility, amenity dan tourism organization. Disamping itu
dalam pengembangan suatu daerah tujuan wisata harus juga diperhatikan persyaratan berikut ini :
1. Harus ada sesuatu yang dapat dilihat atau sesuatu yang menarik perhatian.(Something to
see)
2. Harus ada sesuatu kegiatan yang baik dilakukan suatu tempat kunjungan.(Something to
do)
3. Harus ada sesuatu yang dibeli sebagai tanda mata dan lain-lain yang dibutuhkan oleh
wisatawan. (Something to buy)

2.4 Manfaat Obyek Wisata


1. Meningkatnya kesempatan berusaha bagi penduduk atau masyarakat yang tinggal di sekitar
objek wisata.
2. Sektor pariwisata dapat menyerap tenaga kerja yang dapat meningkat kan pendapatan dan
kesejahteraan penduduk.
3. Pendapatan negara meningkat berupa pajak baik dari para wisatawan yang datang maupun
pajak dari fasilitas sosial di daerah objek wisata, serta keuntungan dari pertukaran mata uang
asing dengan mata uang Indonesia untuk keperluan para wisatawan.
4. Terpeliharanya kelestarian lingkungan hidup dan kebudayaan nasional. Dengan adanya
pariwisata, masyarakat senantiasa menjaga keutuhan dan kelestarian objek wisata, baik objek
wisata keindahan alam, bangunan-bangunan dan peninggalan bersejarah, maupun budaya-
budaya tradisional masyarakat.

B. Limbah Obyek Wisata


2.5 Pengertian Limbah
Secara umum, pengertian limbah adalah buangan atau material sisa yang dianggap tidak
memiliki nilai yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun domestik (rumah
tangga). Ada juga yang mengatakan bahwa definisi limbah adalah semua material sisa atau
buangan yang berasal dari proses teknologi maupun dari proses alam dimana kehadirannya tidak
bermanfaat bagi lingkungan dan tidak memiliki nilai ekonomis. Pada dasarnya berbagai jenis
limbah dihasilkan oleh kegiatan manusia, baik itu kegiatan industri maupun domestik (rumah
tangga) dan berdampak buruk terhadap lingkungan dan juga bagi kesehatan manusia.

2.6 Jenis – Jenis Limbah


Berdasarkan dari wujud limbah yang dihasilkan, limbah dibagi menjadi berbagai jenis yaitu :
a. Berdasarkan Wujudnya
1. Limbah padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah padat bersifat kering, tidak
dapat berpindah kecuali ada yang memindahkannya. Limbah padat ini misalnya, sisa
makanan, sayuran, potongan kayu, sobekan kertas, sampah, plastik, dan logam
2. Limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut dalam air, selalu
berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh limbah cair adalah air bekas mencuci pakaian,
air bekas pencelupan warna pakaian, dan sebagainya.
3. Limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas. Limbah gas dapat dilihat
dalam bentuk asap. Limbah gas selalu bergerak sehingga penyebarannya sangat luas.
Contoh limbah gas adalah gas pembuangan kendaraan bermotor. Pembuatan bahan bakar
minyakjuga menghasilkan gas buangan yang berbahaya bagi lingkungan.
b. Jenis Limbah Berdasarkan Senyawanya
1. Limbah organik, yaitu jenis limbah yang dapat diuraikan (mudah membusuk) dan berbaur
dengan alam. Misalnya kotoran hewan dan kotoran manusia.
2. Limbah anorganik, yaitu jenis limbah yang sangat sulit atau bahkan tidak dapat diuraikan.
Misalnya sampah plastik, potongan baja, dan lain-lain.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Dalam penelitian ini penulis bermaksud untuk memperoleh gambaran tentang
Penanganan dan Pemanfaatan Limbah di Obyek Wisata Agro Belimbing Asri di Desa
Moyoketen. Untuk maksud memperoleh gambaran yang menyeluruh tersebut maka dalam
penelitian ini digolongkan pada penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan kualitatif.
Data kualitatif sengaja dipilih oleh penulis atas pertimbangan bahwa dengan metode ini
penulis bisa masuk dalam alam pikir informan atau obyek wawancara secara lebih leluasa. Dari
aktifitas tersebut penulis akan dapat memilah-milah mana-mana data yang valid dan data yang
tidak bermanfaat. Hal tersebut berbeda dengan pendekatan kuantitatif yang sudah terpola secara
baku jenis pertanyaan yang akan disampaikan kepada informan.

3.2 Fokus Penelitian


Untuk menghindari dari data yang tidak relevan dengan masalah dan tujuan penelitian,
sekaligus untuk membatasi agar pembahasan masalah tidak melebar, perlu ditentukan fokus
penelitian. Menurut Moleong (2004:94) fokus penelitian berfungsi untuk memilih data yang
relevan, meskipun suatu data menarik tetapi karena tidak relevan maka tidak perlu dalam data
yang dikumpulkan.
Dengan memperhatikan uraian diatas dan mengacu pada rumusan masalah, maka yang menjadi
fokus dalam penelitian ini adalah Manfaat Agro Wisata Belimbing Desa Moyoketen untuk
masyarakat sekitar.

3.3 Lokasi dan Situs Penelitian


Mengingat bahwa pokok bahasan utama penelitian ini adalah tentang Potensi yang ada di
desa tempat tinggal maka peneliti memilih melakukan penelitian di Wisata Agro Belimbing Desa
Moyoketen, maka untuk memperoleh data yang relevan ditentukan lokasi penelitian di Wisata
Agro Belimbing Desa Moyoketen, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung.

3.4 Sumber dan Jenis Data


Data merupakan elemen yang sangat penting untuk menyusun tugas, oleh karena itu
keakuratan, kelengkapan dan kebenaran data akan memengaruhi hasil dari tugas akhir ini.
Sumber dan jenis data dalam penelitian adalah :
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya atau
narasumber sebagai informan yang langsung berhubungan dengan fokus penelitian,
berupa kata-kata dan tindakan orang atau obyek yang diwawancarai atau diamati. Karena
pokok bahasan utama penelitian ini adalah tentang Pengelolaan Limbah di Wisata Kebun
Belimbing maka sumber data yang didapatkan berasal dari Salah satu pemilik Wisata
Kebun Belimbing melalui wawancara langsung pada narasumber yaitu Bapak Waras
selaku pemilik dan pengelola. Sementara itu narasumber yang lain adalah warga sekitar
Wisata Agro Belimbing
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang bersumber di luar kata-kata dan tindakan orang
yang diamati atau diwawancarai. Jadi data sekunder adalah data yang sudah diolah
dalam bentuk naskah tertulis dan dokumen. Data sekunder merupakan data pendukung
dalam penelitian ini.

3.5 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian atau alat pengumpulan data adalah penulis sendiri. Penulis dapat
secara langsung menyaksikan dan mengamati fenomena yang berkaitan dengan penelitian ini,
dengan demikian penulis merupakan instrumen pokok , sedangkan instrumen penunjangnya
adalah :
1. Pedoman wawancara, yaitu berupa daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada
informan dalam penelitian ini.
2. Buku catatan, alat tulis dan alat rekam lainnya yang akan digunakan untuk mencatat
data-data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian.
3. Dokumentasi foto, hasil foto yang diambil saat proses wawancara berlangsung.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Berdirinya Agro Belimbing Asri


Pada tahun 2002 kelompok Tani Belimbing di desa Moyoketen Kabupaten
Tulungagung merasa kesulitan untuk menjual dan menjajakan hasil pertanian mereka
khusunya buah belimbing , kemudian kelompok tani yang sudah diberi nama “Kelompok
Tani Agro Belimbing Asri” tersebut mengubah pola penjualan dan memikirkan bagaimana
berinovasi dengan membuat sebuah wisata dengan nama agro belimbing asri. Sementara itu
masing-masing petani berusaha untuk bisa menjajakan hasil buahnya guna mengenalkan
buah belimbing yang dihasilkan oleh usaha kelompok tani Agro Belimbing Asri tersebut.
Pada tahun 2012 Agro belimbing Asri yang terletak di desa Moyoketen tersebut
sudah mulai dikenal oleh wisatawan lokal yaitu masih di area Tulungagung saja , karena
memang tempat wisata Agro Belimbing pada saat itu masih tetap berusaha berinovasi
bagaimana mengembangkan tempat wisata tersebut . kemudian selang waktu 2 tahun yaitu
tahun 2014 Agro Belimbing Asri sudah mulai dikenal oleh wisatawan dari luar
Tulungagung dan yang dikenal juga sebagai wisata Edukasi.
Wisata Agro Belimbing Asri yang sudah dikenal oleh masyarakat mulai tahun 2012
tersebut merupakan usaha kepemilikan pribadi dan tanpa adanya campur tangan pemerintah
di daerah Kabupaten Tulungagung pada saat pendirian tempat wisata Agro Asri tersebut ,
tetapi kelompok usaha Tani Belimbing Asri memiliki mitra binaan yang berasal dari Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Tulungagung . memang pada dasar nya lahan untuk
mendirikan Tempat wisata sekaligus tempat usaaha bagi kelompok tani tersebut memang
murni kepemilikan pribadi dan tanpa adanya campur tangan atau lahan milik pemerintah
daerah kabupaten Tulungagung.

4.2 Perkembangan Agro Belimbing Asri


Apabila anda berkunjung dan berwisata ke Agro Belimbing Asri di desa Moyoketen
Kabupaten Tulungagung , anda tidak hanya melihat kebun belimbing dan buah belimbing
tetapi ada juga beberapa olahan dari belimbing seperti dodol belimbing dan sari belimbing.
Para kelompok tani juga bekerjasama dengan Kelompok UMKM demi mengembangkan
Agro Wisata belimbing, contohnya terdapat makanan makanan khas Kabupaten Tulungagung
yang dijual dan dijajakan oleh pemilik Agro Belimbing Asri contohnya ada Tapai manis dan
olahan jamur yang memang asli buatan dari anggota UMKM di Kabupaten Tulungagung.
Buah belimbing merupakan buah yang bisa dipanen tanpa mengenal musim, petani
buah di Agro wisata Belimbing Asri bisa melakukan panen buah sejumlah 4 kali dalam kurun
waktu 1 tahun , jadi sirkulasi nya tidak pernah berhenti . Buah belimbing yang dihasilkan
oleh Agro Belimbing Asri yaitu merupakan hasil silangan dari Buah Belimbing Bangkok dan
Buah belimbing jenis Philipin yang oleh Petani pengelola nya diberi nama belimbing
“MOYO MERAH” . buah belimbing Moyo Merah tersebut memiliki rasa yang manis dan
berukuran besar seperti buah belimbing jenis Philipin

4.3 Pemasaran Belimbing Moyo Merah dan Wisata Edukasi Agro Belimbing
Belimbing unggulan hasil dari Agro Belimbing asri yaitu belimbing Moyo Merah
Belimbing ini sangat diminati oleh banyak kalangan . bukan hanya dari wisatawan tetapi
ternyata Agro Belimbing Asri juga memasarkan belimbing Moyo Merah tersebut ke
Supermarket – supermarket yaang ada di Tulungagung dan sekitarnya juga mengirimkan
belimbing ke berbagai kota sesuai permintaan contohnya di Surabaya , Jakarta dan Bali
termasuk luar Negeri yaitu di Taiwan.
Di wisata Agro Belimbing tersebut tidak di kenakan voucher pintu masuk dan retribusi
parkir hanya saja apabila pengunjung berminat untuk memetik buah langsung bisa dan
nantinya akan ditimbang di tempat pemasaran yang berada di halaman Agro Wisata
Belimbing Asri tersebut.

4.4 Manfaat Agro Wisata Belimbing untuk Masyarakat


Semakin maju dan berkembangnya Agro Wisata Belimbing, keuntungan dan mafaatnya pun
tidak hanya dirasakan oleh anggota kelompok tani dari Agro Belimbing Asri dan dari anggota
UMKM itu sendiri, tetapi juga dirasakan oleh masyarakat sekitar Desa Moyoketen, pasalnya
banyak masyarakat yang menitipkan jajanan olahan rumahan di Agro Wisata Belimbing
bahkan tak hanya jajan olahan rumahan hasil kebun milik masyarakat selain buah belimbing
pun juga bisa dititipkan di Agro Wisata Belimbing, sehingga menambah pemasukan keuangan
masyarakat sekitar, bahkan pemilik Agro Wisata Belimbing mempersilahkan secara gratis
bagi siapapun yang mau berjualan langsung disekitar Agro Wisata Belimbing tanpa harus
menitipkan jualannya
Pengembangan dari Agrowisata Belimbing juga mampu memberikan kontribusi pada
pendapatan asli daerah (PAD) sehingga bisa dikatakan pendapatan negara meningkat berupa
pajak baik dari para wisatawan yang datang maupun pajak dari fasilitas sosial di daerah objek
wisata. Manfaat lainnya ialah Agro Wisata Belimbing dalam pengelolaannya memperkerjakan
masyarakat Desa Moyeketen sehingga mampu mengurangi angka pengangguran di Desa
Moyoketen, di Agro wisata belimbing Asri milik Bapak Waras sendiri memiliki 5 orang
karyawan yang memiliki tugas masing masing, ada 2 orang yang bertugas dalam bidang
perawatan buah dan pohon belimbing, 2 orang bidang pengemasan buah yaang sudah selesai
di panen oleh petani buah dan 1 orang yang dibantu oleh Bapak Waras dan istrinya yang
bertugas memasarkan produk unggulan yaitu belimbing Moyo Merah hasil dari Agro Wisata
Belimbing Asri tersebut.

4.5 Pengelolaan dan Pemanfaatan Limbah Agro Wisata Asri


Para Petani Belimbing selaku pengelola dari Agro Belimbing Asri sangat
mengutamakan kualitas dan manfaat lingkungan dengan adanya kualitas buah yang sangat
bagus yaitu melalui perawatan dari awal belimbing masih berukuran ibu jari dengan cara
membungkusnya dengan plastik supaya terhindar dari lalat buah yang mengganggu kesterilan
buah belimbing itu sendiri dan lingkungan tempat wisata yang bersih dari sampah yang telah
dipilah antara daun dan sampah bekas bungkus makanan yang sebagian besar adalah sampah
an-organik dan langsung dibuang ke TPA , dan adalagi asal sampah atau limbah yang berasal
dari buah belimbing yang busuk tetapi belum terlalu kelewatan busuk, para petani Agro
bekerjasama dengan pengelola wisata telaga buret, belimbing yang tidak layak jual diberikan
untuk memberi makan kera tetapi jika memang buah belimbing nya sudah busuk yang parah
dan ranting yang berjatuhan para pengelola Agro belimbing menimbunnya ke tanah yang
sebenarnya bisa menambah kesuburan tanah sebagai pupuk organik, sehingga dengan
kebersihan tempat wisata Agro Belimbing Asri tersebut lebih bisa menjadi daya tarik
pengunjung untuk lebih berminat untuk mengunjungi Agro Wisata Belimbing Asri di Desa
Moyoketen Kabupaten Tulungagung.
Menurut masyarakat sekitar Wisata Agro Belimbing dalam pengelolaan dan
pemanfaatan limbah di Agro Belimbing sudah sangat baik dan tidak mengganggu serta tidak
merugikan masyarakat sekitar, bahkan masyarakat sekitar merasa beruntung, karena seringkali
masyarakat diperbolehkan untuk mengambil pupuk dari hasil limbah belimbing untuk
mensuburkan tanah yang mereka jadikan lahan untuk bertanam.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Agro belimbing Asri yang terletak di desa Moyoketen ini sudah berdiri sejak tahun
2002, pada tahun 2012 mulai dikenal masyarakat lokal dan pada akhirnya tahun 2014 hingga
sekarang Agro Belimbing Asri sudah dikenal masyarakat luar Tulungagung. Dalam
perkembangannya banyak hal yang dilakukan kelompok tani Agro Wisata Belimbing
diantaranya adalah menggandeng kelompok UMKM untuk mengisi jajanan untuk dijual di
Agro Wisata Asri ini, dan juga menghasilkan produk belimbing sendiri dari hasil persilangan
belimbing bangkok dan belimbing philipin yang diberi nama belimbing “moyo merah”
Buah belimbing yang dihasilnya Agro belimbing Asri yang diberi nama belimbing
“moyo merah” dipasarkan ke swalayan – swalayan besar di Tulungagung, tak jarang juga
dipasarkan ke luar kota seperti Surabaya, Jakarta dan Bali, bahkan buah belimbing ini juga
dipasarkan ke Taiwan`
Manfaat dan Keuntungan dari Agro Wisata Asri ini juga dirasakan masyarakat sekitar
seperti larisnya jajanan olahan rumahan masyarakat sekitar yang dititipkan di Agro Wisata
Asri dan dikarenakan jumlah pengunjung yang semakin hari semakin banyak, pedagang
jalanan yang berdagang di Agro Wisata Asri juga merasakan keuntungannya. Perkembangan
Agro Wisata Asri mampu memberikan kontribusi PAD sehingga meningkatkan pendapatan
negara berupa pajak, manfaat lainnya yaitu mampu mengurangi angka pengangguran di Desa
Moyoketen karena untuk kelancaran pengelolaan Agro Wisata Asri, pemilik memperkerjakan
masyarakat Desa Moyoketen.
Limbah yang dihasilnya oleh Agro Wisata Asri tidak menimbulkan dampak negatif
untuk masyarakat dikarenakan untuk limbah belimbing yang sudah busuk tetapi tidak terlalu
parah diberikan kepada pengelola telaga buret untuk diberikan kepada kera – kera yang ada
disana, untuk limbah buah belimbing yang sudah kelewat busuk ditimbun didalam tanah dan
lama kelamaan berubah menjadi pupuk yang bermanfaa untuk kesuburan tanah di Agro
Wisata Belimbing sedangkan untuk limbah an-organik langsung dibuang ke TPA.
5.2 Saran

Saran yang dapat saya berikan untuk pengelola Agro Wisata Asri supaya tak henti
hentinya berinovasi untuk mengembangkan Agro Wisata Asri sehingga juga bisa memberi
manfaat lebih untuk masyarakat sekitar.
DAFTAR PUSTAKA

 https://duniapengetahuan2627.blogspot.com/2013/02/faktor-yang-menentukan-
berkembangnya.html
 digilib.unila.ac.id/12991/14/BAB%20II.pdf
 http://ilmulingkungan.com/pengertian-limbah/ diakses 1 Juli 2018
 Agro Wisata Belimbing “Agro Wisata Asri” Desa Moyoketen

Anda mungkin juga menyukai