Anda di halaman 1dari 12

TUGAS SEJARAH DAN PRESERVASI KOTA

PELESTARIAN BANGUNAN BERSEJARAH DI TROWULAN


KABUPATEN MOJOKERTO


Disusun oleh:
Lina Kurniasih (0810663044)

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2011

Pelestarian Bangunan Cagar Budaya Gedung Juang 45
Serang-Banten
PELESTARIAN BANGUNAN CAGAR BUDAYA GEDUNG JUANG 45 DI Kota
SERANG-BANTEN
Abstrak :
Kegiatan pelestarian terhadap bangunan cagar budaya yang memiliki nilai sejarah dan
kultural bukan lagi menjadi wacana baru yang hangat dibicarakan belakangan ini.. Namun masih
terdapat bangunan cagar budaya yang ada di Indonesia yang kondisinya terabaikan salah satunya
Bangunan Cagar Budaya Gedung Juang 45 di Banten. Kondisi bangunan gedung juang 45 Banten saat
ini kurang diperhatikan. Bangunan cagar budaya tersebut dianggap tidak memiliki nilai berharga.
Tujuan dari penulisan ini untuk mengetahui akan pentingnya nilai-nilai sejarah bangunan sehingga
dapat menyadarkan semua pihak untuk tetap menjaga dan melestarikan bangunan yang menjadi
warisan bangsa yang terus berkelanjutan. Metode yang digunakan untuk penulisan makalah ini berupa
studi literatur dan menggunakan metode analisis deskripsi. Dari hasil analisis dengan menggunakan
metode yang telah ditentukan maka kegiatan pelestarian terhadap bangunan yang menjadi cagar
budaya perlu adanya peningkatan baik dari pihak pengelola dan diperlukan adanya kesadaran dari
masyarakat untuk ikut serta menjaga dan melestarikan bangunan peninggalan Bangsa Indonesia.
Sehingga dalam hal ini bangunan cagar budaya yang ada sekiranya dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat luas dengan merubah fungsi sebagai kawasan wisata sejarah berupa museum.
Kata Kunci : Bangunan Cagar Budaya
Abstract:
Conservation of heritage buildings which have historical and cultural value is no longer a new
discourse that much talked about lately .. But still there are buildings of cultural heritage in Indonesia
who neglected condition one Juang Building Heritage Building 45 in Banten. The condition of the
building is currently fighting 45 Banten less attention. Building of cultural heritage has been found not
to have precious value. The purpose of this paper to learn the importance of the values of the historical
building so it can bring all parties to maintain and preserve heritage buildings into a sustainable nation.
The method used for writing this paper a literature study and analysis method descriptions. From the
analysis by using methods that have been determined then the conservation of heritage buildings that
become necessary to increase both the manager and required an awareness of the community to
participate and maintain and preserve heritage buildings Indonesian nation. So in this case the existing
heritage buildings if can be used by the public by changing the function as a tourist area of the
museum's history.
Keywords: Heritage Building

PENDAHULUAN
Perkembangan Kota Lama yang sebagian besar merupakan Kota yang
memiliki nilai sejarah (Historic City) pada umumnya mengalami permasalahan dalam
pelestarian bangunan bersejarah. Keberadaan bangunan-bangunan kuno yang menjadi
bagian dari kota tua merupakan suatu potensi yang menuntut adanya stagnasi melalui
kegiatan perlindungan sebagai proses pelestarian (heritage process protection),
sedangkan pada satu sisi adanya tuntutan keberlanjutan vitalitas suatu kota yang
mangharuskan adanya perkembangan serta keterkaitan dengan fungsi kota yang
menyeluruh. Faktor lain yang menjadi akar permasalahan pelestarian bangunan
bersejarah adalah adanya pertentangan nilai yang beredar di masyarakat terhadap
nilai dan makna bangunan kuno peninggalan masa jajahan dulu. Akibat dari adanya
ketidakseimbangan pelestarian dan perkembangan kota dapat mengakibatkan
terjadinya penurunan nilai fisik, budaya dan vitalitas kota bersejarah sehingga
diperlukan adanya intervensi dan pembentukan fungsi-fungsi baru.
Kota tua bersejarah di Provinsi Banten berada di wilayah Kota Serang,
dimana di Kota ini merupakan kota tua yang dibangun pada masa kolonial Belanda.
Pusat Kota Serang dibangun setelah terjadinya peristiwa pembakaran Keraton
Surosowan dan Keraton Kaibon oleh Gubernur J endral daendels pada tahun 1808.
Dalam melakukan penataan Kota Serang serta pembangunan gedung kolonial dimulai
pada thun 1819 atau sejak Belanda menempatkan residen pertama J. De Brujin WD di
Indonesia. Pembangunan Kota Serang pada masa itu para Kolonial Belanda
memanfaatkan sisa bahan bangunan Keraton Surosowan dan Keraton Kaibon yang
sebelumnya telah di hancur dibakar 19 tahun silam. Bangunan bernilai sejarah
tersebar di sejumlah titik di Kota Serang. Namun tidak semua bangunan yang
memiliki nilai sejarah masih tersisa dan dalam kondisi utuh. Bangunan peninggalan
penjajah yang telah hancur dan rata dengan tanah serta telah berganti dengan
bangunan baru memiliki jumlah yang tidak sedikit. Bangunan bersejarah peninggalan
Belanda yang masih tersisa hingga sekarang sebagian besar difungsikan sebagai
kontor-kantor pemerintahan. Bangunan-bangunan kuno peninggalan zaman kolonial
yang berada di Kota Serang Banten memiliki sifat dan ciri-ciri khas dimana bangunan
peninggalan kolonial Belanda cenderung memiliki dinding tebal dan tinggi dengan
jendela-pintu yang lebar untuk sirkulasi udara dan ventilasi.
Bangunan peninggalan zaman kolonial Belanda yang masing tersisa dan
dimanfaatkan sebagai fungsi tertentu hingga sekarang misalnya Gedung Juang 45
yang dulunya merupakan markas kempetai atau satuan polisi militer Jepang. Nilai
sejarah yang terdapat pada bangunan gedung juang 45 di Kota Serang Banten ini pada
masa penjajahan dulu terjadi peristiwa perjuangan para pemuda Indonesia yang
tergabung dalam Angkatan Pemuda Indonesia (API) untuk merebut Markas Kempetai
dari pihak sekutu. Namun kondisi pertahanan sekutu Jepang yang lebih kuat, 5
pejuang dari Angkatan Pemuda Indonesia (API) gugur dalam peperangan.
Pertempuran baru berakhir setelah para penjajah kabur menuju Jakarta. Dengan
adanya peristiwa yang pertempuran yang menghilangkan nyawa dapat dilihat para
kegigihan para pahlawan untuk mendapatkan kemerdekaan demi masa depan generasi
yang akan datang meskipun nyawa adalah taruhan para pahlawan.
Dengan melihat latar belakang sejarah perjalanan Bangsa Indonesia untuk
mendapatkan kemerdekaan dimana banyak terjadi berbagai peristiwa-peristiwa
penting untuk mendapatkan kemerdekaan yang patut untuk diperingati, maka sangat
disayangkan jika semua peninggalan sejarah yang diperjuangkan oleh para pahlawan
ditinggalkan oleh generasi sekarang. Perjuangan para pahlawan untuk mendapatkan
kemerdekaan ditujukan demi kehidupan yang lebih baik untuk generasi-generasi
penerus untuk menjadi lebih baik. Kesadaran terhadap rasa syukur dan terima kasih
serta rasa untuk menghargai perjuangan pahlawan Indonesia saat ini dalam kondisi
yang memprihatinkan. Dengan kondisi generasi penerus yang demikian maka dalam
kegiatan pelestarian bangunan bersejarah tidak ada kesadaran untuk melestarikan
serta menjaga. Di Indonesia sendiri banyak terdapat bangunan yang bernilai sejarah
yang kondisinya tidak diperhatikan. Bangunan-bangunan tersebut banyak yang
dipergunakan untuk fungsi yang tidak sesuai dan banyak wacana bangunan-bangunan
sejarah tersebut akan diruntuhkan dan diganti dengan bangunan baru yang lebih
memiliki nilai ekonomis. Hal tersebut juga nampaknya terjadi pada bangunan
Gedung Juang 45 di Serang Banten yang kondisinya kurang diperhatikan oleh
pemerintah daerah dan generasi penerusnya.
Adanya permasalahan yang timbul dalam kegiatan pelestarian bangunan
bersejarah yang bermunculan akhir-akhir ini nampaknya keberadaan bangunan-
bangunan sejarah tersebut harus lebih diperhatikan seiring dengan tuntutan
perkembangan suatu Kota yang kebutuhan akan sarana dan prasarana semakin
meningkat setiap tahunnya, sedangkan untuk keberadaan bangunan-bangunan
bersejarah semakin menurun. Hal ini banyak terjadi seiring dengan peningkatan akan
kebutuhan lahan sehingga keberadaan bangunan-bangunan bernilai sejarah terus
taramcam. Untuk mengatasi permasalahan daerah perkotaan maka diperlukan suatu
pemecahan masalah untuk melindungi keberadaan bangunan-bangunan sejarah
misalnya dengan membuka wisata sejarah. Selain dengan perubahan fungsi terhadap
bangunan sejarah tersebut diperlukan adanya peraturan untuk melindungi dan
menjaga bangunan-bangunan yang bernilai sejarah sebagai aset warisan Bangsa
Indonesia.

TUJUAN
Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui permasalahan bangunan cagar budaya Gedung Juang 45 di
Serang-Banten
2. Untuk mengetahui Potensi yang dapat dikembangkan dalam kegiatan
pelestarian cagar budaya bangunan Gedung Juang 45 di Serang-Banten
Dengan adanya pembahasan mengenai permasalahan yang ada dengan potensi
yang dapat dikembangkan dari keberadaan bangunan cagar budaya Gedung 45 di
Serang-Banten dapat meningkatkan perkembangan kondisi bangunan cagar budaya
itu sendiri serta keberadaanya dapat meningkatkan kesejahteraan kehidupan
masyarakat disekitarnya.

PERMASALAHAN
Permasalahan yang terjadi dalam upaya pelestarian bangunan cagar budaya
gedung 45 di Serang-Banten yaitu masih rendahnya kesadaran untuk menjaga dan
melestarikan bangunan, kurangnya perhatian, pengawasan dan pemeliharaan dari
pemerintah setempat sehingga kondisi dari bangunan bersejarah yang ada kurang baik
serta terdapat sektor informal berupa PKL yang keberadaannya dapat mengancam
keberlangsungan Gedung Juang 45.
PEMBAHASAN
Bangunan bersejarah merupakan jejak sejarah yang keberadaanya dapat
membuktikan cerita sejarah perjuangan Bangsa Indonesia untuk mendapatkan
kemerdekaan meskipun jejak sejarah dapat berupa tulisan dan benda peninggalan
masa lalu. Kota Serang-Banten dikata sebagi kota bersejarah (Historic City) karena
terdapat bangunan bersejarah yang dibangun pada masa penjajahan oleh pihak sekutu.
Gaya bangunan kuno yang terdapat di Kota ini bermacam-macam seperti terdapat
bangunan bergaya Indis dan Kolonial yang masih berdiri kokoh dan sebagian besar
tersebar di pusat Kota Serang. Keberadaan bangunan bersejarah tersebut tidak
semuanya tersisa,banyak diantaranya yang dihancurkan dan disulap menjadi pusat
perbelanjaan Modern yang disebabkan adanya perkembangan era globalisasi yang
ditandai dengan adanya proses urbanisasi dan pembangunan bangunan baru yang
memiliki fungsi baru sehingga hilangnya jati diri kota-kota asli/tradisional. Padahal
keberadaan bangunan tua yang ada di Kota Serang-Banten memiliki fungsi untuk
membentuk Identitas Kota tersebut.
Gedung Juang 45 merupakan salah satu bangunan bersejarah peninggalan
yang dibangun oleh sekutu Jepang yang terletak di Jalan Ki Mas Jong Kota Serang.
Gedung Juang 45 menjadi salah satu jejak sejarah Kota Serang-Banten pada masa
penjajahan oleh sekutu Jepang yang dulunya digunakan sebagi markas kempetai atau
satuan polisi militer Jepang. Bangunan ini dianggap memiliki nilai sejarah bukan
hanya karena merupakan bangunan kuno dengan gaya bangunan maupun bentuk
bangunan yang berasal dari arsitektur zaman penjajahan namun selain itu juga adanya
peristiwa pertempuran Angkatan Pemuda Indonesia (API) untuk merebut markas
kempetai atau gedung juang 45 ini dari pihak sekutu. Peristiwa ini lah yang patut
untuk dikenang dan menjadi sejarah Bangsa Indonesia. Sehingga nilai sejarah yang
terdapat di Gedung Juang 45 Serang-Banten ini sangat berharga. Namun peninggalan
warisan Bangsa Indonesia ini yang memiliki nilai berharga kondisinya sangat
memprihatinkan. Perjuangan Bangsa Indonesia untuk merebut Gedung ini
memerlukan perngerbonan yang sangat luar biasa dan setelah kemerdekaan bangunan
tersebut kondisinya terbengkalai dan tidak dihargai. Bangsa yang seperti ini
merupakan bangsa yang tidak menghargai jasa pahlawan yang telah berjuang untuk
generasi yang akan datang. Sepertinya pengerbonan yang begitu besar kurang
dihargai oleh bangsa ini. Begitulah sepertinya penggambaran bangunan Gedung
Juang 45 sekarang ini.
Kondisi bangunan Gedung Juang di Serang-Banten masih berdiri kokoh dan
sekarang ini difungsikan sebagai kantor beberapa organisasi sosial masyarakat seperti
Satkar Ulama Banten dan Dewan Harian Daerah (DHD) 45serta gedung tersebut juga
dipergunakan sebagai tempat berkumpulnya para pejuang-pejuang yang masih hidup.
Bangunan Gedung Juang 45 Serang Banten memiliki 9 tiang besar, 2 pintu masuk, 4
jendela. Pada sisi samping kanan terdapat 1 pintu dan 3 buah jendela dan untuk sisi
kiri terdapat 3 pintu dan 2 buah jendela. Kondisi bangunan gedung juang 45 ini
belum mengalami perubahan atau renovasi. Hal ini dapat dilihat dari masih
melekatnya ciri khusus bangunan bergaya indies yang ditandai dengan adanya pilar
berbentuk silinder yang berada di bagian teras bangunan dan bentuk jendela yang
memiliki ukuran besar. Meskipun kondisi konstruksi bangunan masih kuat dan kokoh
namun beberapa elemen bagian
dalam gedung sudah mengalami
pelapukan mengingat usia
bangunan yang sudah tua. Hal ini
menunjukan kurangnya perhatian
untuk merawat bangunan ini dan
selama ini proses perawatan
bangunan bersejarah ini dalam
kegiatan perawatan biaya yang
harus dikeluarkan untuk proses
Sumber : http://sejarah.kompasiana.com perawatan hanya berasal dari swadaya
yang dikumpulkan dari organisasi yang menempati gedung ini dengan jumlah yang
tidak begitu besar sedangkan sejauh ini bangunan yang telah ditetapkan telah menjadi
bangunan cagar budaya belum mendapat biaya khusus dari pemerintah setempat
untuk proses perawatan.
Permasalahan lain yang dapat memperngaruhi kondisi kelestarian banguan
Gedung Juang 45 adalah permasalahan sektor informal berupa PKL yang berada
dihalaman Gedung Juang 45 ini. Keberadaan sektor informal ini pastinya sangatlah
menganggu pemandangan indah untuk melihat kokohnya bangunan ini, dimana
kondisi PKL terlihat semrawut, selain itu yang dikhawatirkan dengan adanya
keberadaan PKL yang menjual makanan dapat mengganggu dan mempercepat proses
kerusakan bangunan ini mengingat kurangnya para pedagang untuk memperhatikan
kondisi kebersihan di area bangunan ini, sehingga banyak sampah berada di sekitar
bangunan yang menciptakan kondisi atau citra kawasan menjadi kumuh,sehingga
kesan orang yang datang meninggalkan kesan bahwa kondisi Gedung Juang 45 ini
kotor dan kumuh. Meskipun para pedagang kaki lima ini telah mendapatkan ijin
untuk berjualan di area Gedung J uang 45 namun mestinya pemberian ijin ini perlu
ditinjau ulang mengingat dampak yang nantinya akan ditimbulkan dapat mengancam
keberlangsungan bangunan Gedung Juang 45 itu sendiri. Untuk mengatasi
permasalahan ini diperlukan adanya penertiban PKL atau merelokasi PKL yang
dikhawatirkan dapat mengganggu keberadaan bangunan bersejarah ini.
Keberadaan bangunan gedung juang 45 di Kota Serang-Banten dapat menjadi
potensi yang bisa dikembangkan menjadi salah satu tempat wisata sejarah yang
terdapat di Kota Serang. Potensi ini dapat dikembangkan untuk menjadi lokasi wisata
sejarah di Kota Serang karena Gedung Juang 45 terletak dipusat kota tepatnya
disekitar alun-alun. Dalam upaya menjadikan Kota Serang sebagai kota wisata
sejarah maka dalam upaya pelestarian bangunan Gedung Juang 45 dapat dirubah
fungsinya menjadi fungsi baru yaitu sebagai museum dimana sebelum bangunan ini
berfungsi sebagai kantor organisasi kemasyarakatan. Dengan adanya fungsi baru
sebagai museum dapat memberikan manfaat ekonomi misalnya biaya yang selama ini
harus dikeluarkan hanya mengandalkan dari swadaya lembaga yang menggunakan
Gedung Juang 45 sebagai kantor dapat mendapat biaya lain yang berasal dari tiker
dari wisatawan yang datang. Selain manfaat ekonomi manfaat lain yang dari
perubahan fungsi Bangunan Gedung Juang 45 yaitu dapat dijadikan sarana belajar
terutama dalam bidang sejarah sehingga dapat meningkatkan kesadaran hal layak
untuk dapat menghargai, mencintai dan menjaga segala sesuatu yang memiliki nilai
sejarah. Adanya fungsi sebagai salah satu sarana pembelajaran ini museum Gedung
Juang 45 ini telah sarana umum yang dapat diakses oleh masyarakat luas yang tidak
hanya dikhususkan lagi bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan di gedung ini.
Dengan adanya perubahan fungsi Gedung Juang 45 menjadi fungsi sebagai museum
diharapkan dapat memberikan peningkatan perekonomian masyarakat Serang dan
dapat meningkatkan kualitas lingkungan disekitarnya. Potensi pengembangan wisata
museum Gedung Juang 45 Serang tidak lepas dari fungsi dan kondisi bangunan lain
disekitarnya. Kondisi bangunan yang berada disekitar Gedung Juang 45 memang
mendukung bangunan ini dikembangkan sebagai fungsi wiasata, dan apabila
pengunjung datang tidak hanya dapat melihat bangunan Gedung Juang 45 sebagai
satu objek bangunan sejarah namun masih banyak terdapat bangunan disekitarnya
yang juga berupa bangunan kuno peninggalan jaman sejarah. Di alun-alun selain
bangunan bersejarah Gedung Juang 45 juga terdapat bangunan bersejarah lainnya
yang saling berdekatan dengan Gedung Juang 45 seperti bekas kantor Residen Banten
yang saat ini menjadi kantor Gubernur Banten, Kantor Bupati Serang, Hotel Voss,
Noormale School yang dikini difungsikan untuk kantor Korem Maulana Yusuf dan
Stasiun Kereta Api Serang. Keberadaan bangunan kuno yang bersejarah di pusat kota
atau di sekitar alun-alun yang memiliki jarak saling berdekatan dapat menjadikan
potensi Kota Serang sebagai kota cagar budaya hal ini juga didasarkan pada hasil
pendataan Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Kota Serang yang mencatat
terdapat 12 bangunan kuno yang memiliki nilai sejarah peninggalan kolonial Belanda
yang tercatat sebagai kategori benda cagar budaya yang sesuai dengan kriteria
Undang-Undang No 5 Tahun 1992. Dalam mengembangkan peninggalan sejarah
menjadi kawasan wisata sejarah memerlukan adanya fungsi yang saling
berkesinambungan antara fungsi dan pemanfaatan masing-masing bangunan kuno
tersebut sehingga terjadi perkembangan wisata kota sejarah. Namun tidak hanya
cukup dengan adanya sinergi dari semua pihak tetapi peran pemerintah sangatlah
diperlukan untuk mempromosikan wisata sejarah pada masyarakat luas dan untuk
menjaga keberlangsungan dan kelestarian bangunan kuno di kota serang diperlukan
adanya perhatian khusus untuk bangunan-bangunan kuno agar kondisinya tetap
terawat dan tidak mudah mengalami pelapukan sehingga dapat menarik wisatawan
untuk berwisata di Kota Serang. Dengan menjadikan bangunan-bangunan yang
terdapat di Kota Serang termasuk salah satunya bangunan Gedung Juang 45 dapat
meningkatkan pendapatan bagi Kota Serang sehingga terjadi perkembangan kota
yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Kota Serang dan sekitarnya serta
dapat merangsang pertumbuhan daerah sekitar Serang. Dijadikannya bangunan-
bangunan yang memiliki nilai sejarah di Kota Serang harus diimbangi dengan
pemeliharaan dan perawatan terhadap kondisi bangunan dan lingkungannya tidak
rusak dan mudah mengalami pelapukan yang disebabkan oleh wisatawan.
PENUTUP
Dalam upaya melakukan pelestarian bangunan-bangunan kuno yang menjadi
aset bersejarah diperlukan adanya upaya pelestarian yang tepat dan sesuai dengan
kondisi bangunan tersendiri. Di Indonesia sudah terdapat Undang-undang yang
mengatur kegiatan pelestarian bangunan cagar budaya. Peraturan yang dibuat tersebut
dapat dijadikan acuan untuk melestarikan bangunan bersejarah sebagai bangunan
cagar budaya. Namun hal yang paling penting dalam melakukan pelestarian bangunan
cagar budaya juga harus mempertimbangkan keberlangsungan perkembangan dari
segi ekonomi, sosial dan lingkungan sekitar bangunan cagar budaya. Artinya terdapat
keseimbangan antara peningkatan perkembangan kota di era modernisasi dengan
keberlangsungan keberdaan bangunan bersejarah yang kondisinya tidak terancam
sehingga tidak terjadi penurunan jumlah bangunan bersejarah yang menjadi cagar
budaya serta tidak terjadi penurunan nilai fisik, budaya dan vitalitas kota bersejarah.
Jenis pelestarian terhadap bangunan bersejarah Gedung Juang 45 di Serang
Banten berupa upaya pelestarian revitalisasi. Pelestarian revitalisasi merupakan
pelestarian bangunan bersejarah dengan cara merubah suatu fungsi dari bangunan
lama menjadi fungsi baru tanpa harus menuntut perubahan drastik pada kondisi fisik
bangunan sehingga tidak mengakibatkan dampak yang dapat merusak keberadaan
bangunan itu sendiri dan diharapkan dengan adanya perubahan fungsi baru yang
sesuai dapat meningkatkan perkembangan suatu kawasan atau kota dan daerah
sekitarnya dalam peningkatan dan perkembangan ekonomi serta dapat meningkatkan
kualitas lingkungan hidup. Permasalahan yang dihadapi dalam proses pelestarian
Gedung Juang 45 di Kota Serang-Banten berupa kurangnya perhatian dari pemerintah
terhadap keberadaan bangunan tersebut sehingga untuk merawat banguan tersebut
hanya mengandalkan dana swadaya yang berasal dari lembaga yang menggunakan
bangunan Gedung Juang sebagai kantor. Permasalahan lain yaitu terdapat
kesemrawutan PKL yang berjualan diarea sekitar Gedung Juang 45. Hal ini
menyebabkan terbentuknya citra kumuh. Ancaman keberadaan PKL tidak hanya
memberikan kesan kesemrawutan tetapi dapat mengancam keberlangsungan Gedung
Juang ini, dimana para PKL tersebut tidak dapat menjaga kebersihan sehingga
muncul bakteri atau jamur pada sampah yang tidak dapat dikelola dengan baik hal ini
dapat memungkinkan terjadinya pelapukan pada bangunan gedung, sehingga
diperlukan adanya penertiban PKL di sekitar Gedung Juang 45 dengan cara
merelokasi atau menyediakan tempat tersendiri untuk PKL. Upaya untuk mengatasi
permasalahan yang bangunnan Gedung Juang 45 maka dilakukan pelestarian dengan
revitalisasi Gedung Juang 45. Revitalisasi ini berupa dilakukannya perubahan fungsi
bangunan Gedung Juang yang semula hanya dimanfaatkan untuk pihak-pihak tertentu
menjadi sebuah bangunan dengan fungsi sebagai wiasat museum yang dapat
dikunjungi oleh pihak manapun. Dengan adanya perubahan fungsi bangunan sebagai
fungsi wisata diharapkan dapat meningkatkan upaya untuk menjaga dan merawat
serta memperbaiki dengan dana yang berasal dari pendapatan yang didapat dari tiket
setiap pengunjung sehingga masalah untuk dana perawatan dapat terselesaikan.
Selain manfaat untuk biaya pengelolaan diharapakan dengan adanya fungsi baru
sebagai museum dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan daerah
sekitarnya serta adanya peningkatan kualitas lingkungan, budaya dan sosial daerah
setempat dan daerah disekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA

UU No.11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya
Kurniawan. Iwan. 2010. Pengerbonan Mahal Modernisasi di Banten.
http://mirror.unpad.ac.id/koran/mediaindonesia/2010-1205/mediaindonesia_2010-
12-05_006.pdf. (diakses 15 Maret 2011).
Julian. Sigit. Arahan Pengembangan Kawasan Wisata Sejarah Banten Lama.
http://www.scribd.com/doc/27747233/Jurnal-Banten-Lama.(diakses 15 Maret
2011).
NN. 2010.Pelestarian Benda Cagar Budaya.http://arkeologi.web.id/articles/wacana-
arkeologi/1147-pelestarian-benda-cagar-budaya.(diakses 15 Maret 2011).
NN.2010. Mengenang Jejak Perjuangan Rakyat Banten.
http://sejarah.kompasiana.com/2010/11/21/mengenang-jejak-perjuangan-rakyat-
banten/(Diakses 15 Maret 2011)
Mashri.2010.Keindahan Sebuah Bangunan Tua di Banten.
http://id.shvoong.com/society-and-news/news-items/1961251-keindahan-sebuah-
bangunan-tua-di/. (Diakses !5 Maret 2011)

Anda mungkin juga menyukai