Anda di halaman 1dari 25

Makalah : Determinan kualitas jasa pariwisata

BAB I
PANDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Berwisata saat ini tidak lagi dipandang sebagai kebutuhan yang tersier, meliankan kebutuhan primer.
Berbagai faktor dapat mempengaruhi seseorang untuk mengadakan perjalanan. Kebanyakan orang bepergian
atau berwisata dengan tujuan untuk bersenang seanang seperti tujuan wisatawan pada umumnya. Tetapi tidak
jarang orang memanfaatkan waktunya untuk bersenang seanang sekaligus menambah wawasan,
pengetahuan, dan ketrampilan tentang sesuatu hal. Dengan kata lain mereka datang ke suatu tempat tidak saja
hanya untuk melihat lihat tetapi memiliki tujuan yang lebih dari itu, yaitu sesuatu yang berharga yang tidak
mungkin didapatinya di tempat asalnya. Jadi Perjalanan yang dilakukan oleh seseorang dipengaruhi oleh faktor
dari dalam (diri sendiri) seperti kesehatan pendidikan, keuangan, dan faktor dari luar (apa yang ada di derah
tujuan) seperti iklim, letak geografis, special event, dan lain sebagainya.
Pada suatu jasa diuji dalam setiap penyajian dan pelayanan jika suatu objek tidak mampu
memberikan apa yang diharapkan pelanggan, maka pengunjung akan berpikir dua kali untuk datang berwisata.
Pengunjung menciptakan harapan mereka dari pengalaman masa lalu, cerita dari mulut ke mulut dan
iklan. Jika pengunjung merasa tidak puas dengan apa yang ada pada objek wisata sipiso-piso maka merka akan
kecewa. Kekecewaan itu akan menimbulkan beberapa kemungkinan taitu tidak menceritakan pengalamannya
berwisata di tempat itu atau menceritakan keburukan dan kebobrokan yang akan mengakibatkan calon
pengunjung akan merasa enggan untuk berwisata ke sipiso-piso.

Sumatera utara juga memiliki banyak objek wisata yang berpotensi untuk dikembangkan. Salahsatunya
adalah objek wisata sipiso-piso yang terletak di kabupaten karo. Objek wisata ini khas dengan airterjun nya yang
indah dan mengesankan untuk dinikmati.
Keindahan dan kelestarianya cukup membuat para wisatawan merasa puas jika melakukan wisata ke
tempat ini. Hanya masih banyak wisatawan yang berasal dari masyarakat lokal maupun luar yang belum
mengenalnya. Hal ini diakibatkan kurangnya kepedulian masyarakat dan pemerintah setempat bahwa pariwisata
tersebut dapat meningkatkan pembangunan di daerahnya. Hal ini jelas terlihat dari detrminan kualitas jasa
pariwisata yang diberikan masih sangat memprihatinkan.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat di rumuskan masalah sebagai
berikut :
1.
2.

Bagaimana meningkatkan determinan kualitas jasa pada objek wisata sipiso-piso?


Adakah determinan kualitas jasa yang dominan yang dapat dilakuakan untuk mengembangkan objek wisata
sipiso-piso?

1.3. Tujuan Penulisan Makalah


Adapuan tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.
2.

Untuk meningkatkan determinan kualitas jasa pada objek wisata sipiso-piso.


Untuk mengetahui apakah ada determinan kualitas jaya yang dominan yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan objek wisata sipiso-piso.

1.4. Sistematika Penulisan


Makalah ini ditulis atas lima tahap, diantaranya :
Bab I : Pendahuluan, yang menjelaskan alasan pemilihan judul dan mengapa objek wisata sipiso-piso perlu
dikembangkan.
Bab II : Teory dan Implementasi, yang memaparkan pengertian-pengertian dan pustaka yang mendukung dalam
penulisan makalah dan menjelaskan bagai mana mengimplementasikanya dalam judul yang telah dipilih.
Bab III : Deskripsi, menggambarkan bagaimana keadaan dan kondisi objek wisata sipiso-piso.
Bab IV : Pembahasan , membahas dan menjawab pertanyaan yang terdapat pada rumusan makalah.
Bab V : Penutup, memberikan kesimpulan dan saran-saran dari objek yang telah diteliti.
`

BAB II
TEORI DAN IMPLEMENTASI
2.1. Teori Kepustakaan
2.1.1. Pengertian Pariwisata
Ada banyak ahli yang mendefinisikan pariwisata, Arief (2005: 2), Pariwisata adalah segala sesuatu
aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan orang lain yang sedang melakukan perjalanan
(traveller), di samping untuk memenuhi kebutuhan dirinya.
Selanjutnya pengertian pariwisata oleh WTO dalam Jafari (2008:1) menyatakan The activities of a
person outside his or her usual environment for less than a specified period of time, and whose main
purpose of travel is other than exercise of an activity remunerated from the place visited , yang berarti

aktifitas yang dilakukan seseorang diluar tempat tinggalnya berada dalam periode waktu tertentu, yang bertujuan
untuk tidak bekerja/mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya.
Garner dalam Sudiarta (2005:115) berusaha mendefinisikan pariwisata secara lebih akademis, bahwa
tourism is study of man away from his usual habitat, of the industry which respon to his needs and of
the impact that he and the industry have on the host social cultural, economic, and physical
environment. Dilihat dari apa yang diuraikan oleh Garner, tampaknya kegiatan pariwisata sangat dekat dengan
dinamisnya kehidupan manusia yang di satu sisi didasari oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhannya, tetapi
disisi lain tidak terlepas dari akibat yang ditimbulkan oleh aktifitas tersebut, terutama dampaknya terhadap
kehidupan sosbud, ekonomi, dan lingkungan fisik.
Menurut UU No 10 Tahun 2009, Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah
Daerah.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam
fenomena yang ditimbulkan akibat dari perpindahan orang-orang dari satu tempat yang merupakan asalnya ke
tempat yang lain yang bukan tempat asalnya untuk kegiatan bersenang-senang, tidak mencari nafkah, bekerja,
maupun menetap.
2.2. Implementasi Determinan Jasa Pariwisata
Ada lima faktor yang mempengaruhi (Determinan) kualitas jasa pariwisata sehingga dapat memberi
kepuasan kepada pelanggan. Kelima dimensi tersebut antara lain :
1. Tangible
Bukti atau wujud langsung, meliputi fasilitas fisik, perlengkapan pegawai, dan sarana komunikasi.
2. Reliability
Kehandalan , yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.
3. Responsiveness
Responsif, yaitu keinginan para staff unutk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan yang
tanggap.

4. Assurance
Jaminan, mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staff,
bebas dari bahaya, resiko dan keragu-raguan. Assurance merupakan gabungan dari aspek-aspek :
a. Competence
Kompetensi, yakni keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan untuk melakukan pelayanan.
b. Courtessy
Kesopanan, yang meliputi keramah tamahan, perhatian dan sikap para karyawan.
c. Credibility

Kredibilitas, meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan kepada perusahaan seperti reputasi, dan
prestasi.
d. Security
Keamanan, yang meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kemampuan karyawan untuk memberikan rasa
aman pada pelanggan.
5. Empathy
Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, kmunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan
memahami kebutuhan para pelanggan.

BAB III
DESKRIPSI OBJEK WISATA

3.1. Arti Kata Sipiso-Piso


Nama air terjun yang dikelola oleh pemerintah daerah kabupaten Karo ini memiliki makna yang khas, yaitu
sipiso-piso berasal dari kata pisau. Derasnya air yang berjatuhan dari atas bukit yang berketinggian mencapai
800 mdpl kelihatan seperti berbilah-bilah menyerupai isau yang tajam. Selain itu terdapat jurang yang curam jika
dilihat dari puncak bukit membuat orang setempa menyebutnya piso dari tanah karo.
Air terjun tersebut dapat membawa daerah tanah karo menjadi tempat wisata yang banyak dikunjungi oleh
wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara. Hal ini terjadi karena keunikan air terjun tersebut dengan airnya
yang deras seperti bilah pisau yang tajam.
3.2.Tingkat Pengunjung Air Terjun Sipiso-piso
Berdasarkan dana yang diperoleh dari dinas pariwisata karo jumlah kunjungan wisatawan dan hasil
pendapatan asli daerah (PAD) yang diperoleh di objek wisata tersebut menunjukan peningkatan. Pada tahun
2004 jumlah kunjungan wisatawan ke daerah itu sekitar 57.700 orang dengan retribusi PAD yang dihasilkan Rp
53.000.000, tahun 2005 jumlah kunjungan wisata 58.960 orang dengan PAD Rp 53.600.000. Pada tahun 2006
jumlah wisatawan 88.178 orang dengan PAD yang dihasilkan Rp 80.161.500, dan pada tahun 2011 jumlah
wisatawan sekitar 150.000 dengan PAD yang dihasilkan Rp 150.000
Hal tersebut akan terus meningkat apabila adanya peranan pemerintah dalam mengembangkan objek
wisata air terjun sipiso-piso yitu dengan cara melengkapi sarana dan prasarana. Tak hanya wisatawan domestik,
wisatawan asing juga banyak yang mengunjungi air terjun Sipiso-piso seperti dari Belanda, Malaysia dan
Prancis.
3.3. Peranan Pemerintah Kabupaten Karo
Berdasarkan data dari dinas pariwisata karo yang menunjukan bahwa tingkat pengunjung setiap tahunnya
ke air terjun sipiso-piso selalu meningkat. Dalam hal ini pemerintah kabupaten karo harus senantiasa
membenahi segala infrastruktur termasuk sarana dan prasarana yang memadai setiap jalan yang mulus,
penerangan jalan,pertamanan, sehingga menambah daya tarik wisatawan.

Selain sarana dan prasarana tersebut pada pemerintahan karo juga harus membangun tenpat penginapan
di sekitar air terjun sipiso-piso tersebut, karena penginapan tentu merupakan hal yang penting bagi wisatawan.
Sehingga para wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut tidak terlalu jauh mencari penginapan.
Dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya, meskipun tidak terlalu banyak ada perubahan fasilitas
pariwisata yang dilakukannya. Terutama infrastruktur darat, danau dan air bersih untuk masyarakat tongging,
namun sekarang infrastruktur yang pernh dibangun mulai rusak dan perlu diperbaiki. Oleh karena itu, pemerintah
karo selaku pengelola air terjun sipiso-piso dituntut peranannya dalam melengkapi segala hal sarana dan
prasarana demi kenyamnan wisatawan.
Apabila hal tersebut dilakukan pemerintah karo, maka dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat
serta menambh pendapatan bagi masyarakat. Akan tetapi semua hal tersebut belum semua dilakukan oleh
pemerintah kabupaten karo, disebabkan kurangnya perhatian terhadap objek wisata tersebut dan kurangnya
dana yang digunakan dalam mengembangkan objek wisata tersebut.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Meningkatkan Determinan Kualitas Jasa


Dalam memasarkan objek pariwisata, perlu dibangun fakror penentu (determinan) kualitas jasa sebagai
ukuran sejauh mana objek wisata tersebut dikelola dan di kembangkan guna mamikat minat para wisatawan.
seperti halnya objek wisata sipiso-piso perlu ditingkatkan determinan kualitas jasa pariwisatanya, seperti berikut
ini :
1. Tangible ( Bentuk Fisik)
Objek wisata sipiso-piso adalah objek wisata dimana objek wisatanya adalah air terjun. Seperti halnya
objek wisata air terjun yang ada di indonesia, sipiso-piso tidak kalah indahnya. Hanya saja perlu dikelola sebaik
mungkin guna meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung.
Adapun bentuk fisik yang perlu dibenahi oleh pengelola objek wisata si piso-piso:
1.

Menambah bangunan pemondokan bagi wisatawan yang ingin beristirahat sebelum dan setelah mandi
di bawah air terjun seperti yang telah dilakukan air terjun indah yang ada di subulu sallam, Aceh.

2.

Membangun infrastruktur kamar mandi atau toilet.

Atribut jasa pariwisata dari segi bentuk fisik:


1)

Peralatan Modern.
Menyangkut peralatan-peralatan yang ada di objek wisata tersebut. Misalkan peralatan mandi menggunakan
ban, pelampung khusus untuk anak kecil.

2)

Fasilitas Visual yang menarik.


Menyangkut fasilitas-fasilitas yang ada pada objek wisata, seperti tersedianya kamar mandi agar para
pengunjung tidak sembarangan untuk buang air. Tersedianya ruang ganti yang terpisah antara pria dan wanita,
agar penumpang saat hendak mandi dapat mengganti pakaian.

Misal yang lain membangun pemondokan unik yang tidak hanya sebagai tempat beristirahat saja melainkan
memberikan kesan tersendiri bagi para pengunjung.
3)

Penampilan Karyawan
Wisatawan tentu melihat para karyawan pada pandangan pertama mereka terhadap jasa yang diberikan saat
berkunjung ke objek wisata sipiso-piso. Untuk itu perlu diperhatikan kebersihan dari para pemberi jasa di objek
wisata seperti pengantar pesanan makanan atau minuman.

2. Reliability (keandalan)
Akses objek wisata sipiso-piso tidak begitu dikenal oleh wisatawan lokal maupun luar negeri. Hal ini
terbukti dengan tidak adanya panplet atau baliho yang menunjukan bahwasanya di daerah tersebut terdapat
objek wisata air terjun yang indah.
Atribut mutu jasa menurut keandalan:
1.

Memberikan layanan sesuai janji.

2.

Ketergantungan dalam menangani masalah layanan pelanggan.

3.

Melakukan layanan saat pertama kali wisatawan berkunjung.

4.

Menyediakan layanan pada waktu yang dijanjikan.

5.

Mempertahankan rekor bebas cacat.

3. Responsiveness (Cepat Tanggap)


Pengelola objek wisata sipiso-piso perlu membangun sarana informasi bagi wisatawan yang mungkin
baru pertama kali berkunjung di tempat wisata air terjun. Misalnya membangun pos informasi dan mendidik
pegawainya agar cepat tanggap terhadap wisatawan yang berkunjung.
Atribut jasa pariwisata dari segi cepat tanggap:
1. Mengusahakan pelanggan tetap.
2. Layanan yang tepat pada pengunjung.
3. Keinginan untuk membantu pengunjung.
4. Kesiapan untuk menanggapi permintaan pengunjung, misal pada saat pengunjung yang berasal dari luar
daerah yang baru pertama kali berkunjung meminta bantuan untuk mengantarkan hingga objek wisatanya.
4. Assurance (jaminan)
Jaminan mencakup pengetahuan,kemampuan,dan sifat yang dapat dipercaya,bebas dari bahaya,resiko
dan keragu-raguan. ada dua aspek Assurance yang perlu dibangun yaitu credibility dan security.
a.

Credibility
Meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan kepada objek wisata seperti reputasi dan prestasi.

b.

Security

Keamanan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan kemampuan objek wisata dan pengelola memberikan
rasa aman kepada wisatawan. wisata sipiso-piso perlu dibangun securitynya antara lain :
Askses menuju objek wisata perlu dibenahi, seperti pembatas tangga. dimana disisi kiri merupakan jurang yang
sangat dalam. hal ini membuat isatawan merasa tidak nyaman (takut) ketika melintas ditangga tersebut.
panplet sehubungan dengan apa yang boleh dilakukan dan tidak. misalnya menggunakan kata-kata tidak senonoh
atau tidak sopan didaerah objek wisata yang mungkin akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Atribut jasa pariwisata dari segi jaminan yang diberikan:


1.

Karyawan membangkitkan kepercayaan kepada pengunjung.


Pengelola mampu meyakinkan pengunjung dengan bukti-bukti yang relevan bahwa pengelola mampu

memberikan jaminan terhadap keamanan.


2.

Membuat Pengunjung merasa aman dalam transaksi mereka.


Hal ini menyangkut bagaimana proses pembelian tiket masuk apakah ada calo yang memungkinkan

harga penjualan tiket menjadi lebih mahal atau penjualan tiket masuk yang sudah tidak berlaku lagi.
3.

Karyawan yang santun.


Yaitu menyangkut bagaimana karyawan dalam melayani pengunjung dengan sopan, tutur kata yang

enak didengar, selalu senyum ketika pengunjung merasa tidak nyaman.


4. Karyawan memiliki pengetahuan untuk menjawab pertanyaan pengunjung.
Wisatawan berwisata tidak hanya ingin menikmati panorama alam saja. Wisatawan bisa saja ingin
mengetahui fenomena-fenomena yang terjadi di objek wisata, hal apa yang menarik di objek wisata sipiso-piso
yang tidak dapat di lihat secara kasat mata atau mencoba suatu pengalaman yang baru.
5. Empathy
Meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik terhadap wisatwan dan
memahami kebutuhn wisatawan.
Atribut jasa pariwisata dari segi empati:
1.Memberikan perhatian individual.
2. Karyawan yang peduli dengan pengunjung.
3. Karyawan memahami kebutuhan pengunjung.
4.2. Determinan Kualitas Jasa Dominan
Setiap jasa memiliki determinan kualitas jasa dominan yang berbeda-beda. hal ini bertujuan untuk dapat
memperbaiki determinan kualitas jasa yang tepat sasaran. karena apabila dalam waktu yang bersamaan kelima
determinan kualitas jasa di lakukan pada objek wisata sipiso-piso membutuhkan sumber modal yang besar dan
waktu yang lama.
Untul itu, dari hasil amatan kami, kami melihat determinan kualitas jasa yang perlu segera dibenahi
adalah reability atau keandalanya dan cepat tanggapnya. betapa tidak, pengelola tidak menganggap pengunjung

beharga. ketika membeli tiket masuk, pengelola tidak memberikan sambutan yang baik kepada pengunjung,
bahkan pengelola tidak peduli kepada pengunjung. setelah beli tiket, masuk. begitulah istilahnya tanpa
memperhatikan kemana pengunjung pergi.
Memperbaiki ini tentu perlu perhatian dan pelatihan kepada karyawan atau pengelola objek wisata
sipiso-piso bahwa layanan dan sambutan kepada pengunjung sangatlah penting guna menciptakan pengalaman
yang mengesan kan dari para pengelola wisata.

BAB V
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dari uraian yang telah dijelaskan diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1)

Determinan kualitas determinan jasa pada objek wisata sipiso-piso masih jauh dari apa yang diharapkan, akan
tetapi masih dapat ditingkatkan jika dilaksanakan sesuai atribut kualitas jasa.

2)

Dari segi determinan kualitas jasa, salah satu yang paling penting di perbaiki adalah reability (keandalanya)dan
kecepat tanggapanya. karena objek ini kurang dikenal masyarakat laus disebabkan kurangnya sambutan pada
wisatawan yang baru pertama berkunjung sehingga menyebabkan pengalaman yang buruk bagi pengunjung.
3.2. Saran
untuk dapat lebih meningkatkan determinan kualitas jasa pada bjek wisata sipiso-piso, kami
memberikan saran sebagai berikut :

1)

pengelolaan objek wisata hendaknya tidak hanya dianggap sebagi usaha musiman. artinya usaha pengelolahan
objek wisata hendaknya selalu berkesinambungan dan tidak hanya di kelola ketika pada hari-hari besar.

2)

Dalam pengembangan objek wisata sipiso-piso tidak terlepas dari campur tangan pemerintah. karena dampak
positif dari perkembangan objek wisata tidak hanya menambah penghasilan golongan tertentu, melainkan akan
meresap ke seluruh lapisan masyarakat.

Dalam sebuah perjalanan, ada beberapa factor yang mempengaruhi perjalanan kita :
1. FISIK
Untuk menghasilkan suatu fisik yang baik tidaklah dicapai dalam waktu yang ingkat, tetapi memerlukan
suatu latihan yang teratur dan terarah. Dan untuk mendapatkan suatu perjalanan yang aman, faktor fisik
amatlah menentukan untuk mengetahui kemampuan fisik kita, kita harus mengetahui kemampuan system
jantung, paru-paru, dan organ-organ tubuh lainnya. Untuk meningkatkan kondisi fisik, kita harus melakukan
latihan-latihan fisik yang intensif dan teratur, dan untuk menjaga kebugaran dalam kondisi yang baik,
sebaiknya dipertahankan dalam waktu 10-30 menit. Denyut nadi maksimal adalah jumlah denyut nadi yang
dihitung selama 6 detik setelah latihan selesai, kemudian jumlahnya dikalikan 10, untuk mendapatkan
denyut maksimal dalam waktu satu menit.
Contoh : DNM (Denyut Nadi Maksimal)=220-Usia
Jika Usia=22 tahun, maka DNM=220-22=198 kali/menit, dengan serin-seringnya seseorang berlatih, maka
denyut nadinya akan makin menurun mendekati denyut nadi sewaktu kita beristirahat. Denyut nadi normal
adalah 80-120 kali/menit.
Bila kita sama sekali tidak melakukan aktifitas seperti berjalan, berlari atau berolahraga maka otot-otot kita
akan mengecil, termasuk juga jantung dan akan menyebabkan kerja jantung tidak efisien. Untuk
mendapatkan kondisi prima dan meningkatkan daya tahan kerja tubuh yang cukup dalam kegiatan alam
bebas, pelatihan kebugaran/fitness merupakan hal yang baik.
Harvard step up test merupakan salah satu test untuk mengetahui kemampuan fisik. Test ini dapat
dilakukan mempergunakan kotak/tangga dengan ketinggian 20 cm ( ketinggian 20 cm untuk menghindari
kelelahan yang berlebihan), cara melakukan test ini adalah dengan menggunakan kaki kanan dan kiri
secara bergantian, setelah 24 step up test/menit, selama 3 menit beturut-turut, lakukan istirahat selama
30menit, kemudian hitung denyut nadi pada pergelangan tangan.
Semakin tinggi kapasitas pelatihan kebugaran seseorang, maka semakin baik sistem jantung, paru-paru,
dan sistem peredaran yang lainnya.
2. MENTAL
Mental memang sulit ditelaah, karena mental seseorang terbentuk lebih banyak oleh lingkungan sendiri
dan dari pemahaman siapa dan apa dirinya, karena faktor inilah yang terkadang mental sering dilupakan
dan diabaikan. Antara fisik dan mental merupakan satu kesatuan.
Dengan latihan fisik yang teratur akan mengembangkan mental, maksudnya memiliki kebugaran tubuh
baik dan akan menimbulkan kepercayaan diri pada dirinya.
Semakin tinggi tingkat mental seseorang semakin baik dalam mengatasi persoalan
3. DAYA TAHAN TUBUH
Daya tahan tubuh seseorang dapat dipengaruhi beberapa faktor:
a. Kebutuhan Oksigen
Oksigen amatlah vital dalam proses persediaan energi dalam tubuh, dalam sebuah perjalanan
penjelajahan gunung seseorang harus dapat segera beradaptasi / menyesuaikan kemampuan tubuh
dengan faktor oksigen setempat, semakin tinggi kita berada maka semakin sedikit kadar oksigen buat kita,
resiko akan kekurangan oksigen amatlah membahayakan bahkan kematian.
b. Kebutuhan Air
Seperti juga oksigen, kita tidak dapat hidup tanpa air, hasil penelitian, manusia tidak dapat bertahan hidup
tanpa air lebih kurang 3 hari, dan sebagian pendapat mengatakan pada suhu 20-300C orang dapat
hidup tanpa air selama 8 hari.
Sebagai gambaran kebutuhan air dalam tubuh kita ialah:
Suhu 100C diperlukan air 1 liter /hari
Suhu 200C diperlukan air 4 liter/hari
Suhu 300C diperlukan air 5 liter/hari
Suhu 400C diperlukan air 6 liter/hari.
Dapat disimpulkan meningkatnya suhu maka meningkatnya kebutuhan akan air akibat meningkatnya
metabolisme dalam tubuh.
Kebutuhan air adalah mutlak bagi kita, air prioritas hidup kita
c. Kebutuhan Garam (Elektrolit)
Salah satu elektrolit dalam tubuh kita adalah garam (NacL), Kebutuhan akan garam bagi yang tinggal di
daerah tropis adalah 10 gr/hari, dan tergantung dari aktifitasnya.
Untuk menjaga kadar garam dalam tubuh kita dapat memasak / mengkonsumsi larutan oralit, memasukkan
garam secara langsung pada makanan / air tetapu kita harus memperhartikan kadar kelarutan / asinnya
jangan berlebihan.
Dalam asin ia menyimpan satu kepentingan bagi kita

d. Suhu Lingkungan
Suhu lingkungan sangat mempengaruhi daya tahan tubuh. Dalam melaksanakan kegiatan petualangan ke
daerah-daerah (dingin/panas) (gunung, gurun, laur) perlu persiapan yang sangat baik. Dalam suhu dingin
dapat menyebabkan kematian, dan suhu panas dapat menimbulkan kejang-kejang juga kematian. Tubuh
manusia lebih mudah menyesuaikan diri dengan suhu panas dari pada suhu dingin. Proses adaptasi akan
suhu panas berlangsung cepat dan dapat diatasi dengan memakai pakaian tipis, menyerap keringat,
berwarna cerah, memakai pelindung panas matahari, minum lenbig banyak air, menjaga kebutuhan air dan
garam tetap seimbang di tubuh. Tapi pada suhu dingin tubih lebih sult beradaptasi karena perlindungan
diluar tubuh juga perlindungan terhadap dalam tubuh juga, mesti diperhatikan, suhu dingin mengakibatkan
kebutuhan akan kalori meningkat untuk mempertahankan suhu tubuh agar tetap normal.
Perhatikan kondisi dingin, sudah banyak pendaki / petualang yang ditemukan dalam keadaan mati/tak
bernyawa karena terkurung suhu dingin yang ekstrim.
e. Makanan
Makanan merupakan kebutuhan yang juga diperhatikan. Kebutuhan kalori pada tubuh banyak diperoleh
dari makanan. Untuk kehidupan sehari-hari tanpa aktivitas yang beratkita sekitar 2000-2500 kalori , tetapi
dalam aktifitas berat kebutuhan akan makanan meningkat menjadi 2500-3000 kalori. Kalori yang dimaksud
dalam sumber makanan adalah karbohidrat, protein, lemak dengan komposisi yang baik adalah
karbohidrat 75%, protein 25%, dan lemak disusaikan oleh proses pencernaan tubuh.
Kelebihan lebih mudah dicerna oleh tubuh bila dibandingkan dengan kelebihan protein dan lemak. Yapi
yang harus diingar bahwa jenis makanan yang akan dimakan dalam perjalanan harus sesuai dengan
jumlah kalori yang dibutuhkan.
Selain faktor diatas sebagai penunjang keberhasilan kegiatan di alam bebas juga diperlukan:
1. Obat-obatan:
Obat penurun panas dan penghilang rasa sakit
Obat diare, mulas, dan sakit perut
Obat untuk keracunan makanan
Obat anti alergi
Obat peawar asam lambung
Obat flu, batuk, dan pilek
Obat anti malaria (jika akan memasuki daerah endemis malaria, pil kina dimakan sebelum, selama dan
setelah pulang dari daerah tersebut)
Obat anti septik
Obat tetes mata (iritasi ringan)
Salep mata dan salep kulit yang mengandung anti biotik
Salep luka bakar
Salep untuk luka memar
Krim penghilang nyeri otot
Krim untuk pelindung dari sinar matahari (SPF minimal 15)
Alkohol 75%, Rivanao 1/1000, Boor Water.
Obat gosok
Oralit dan bedak salisil
2. Peralatan Penanganan Keadaan Gawat Darurat
Buku petunjuk mengenai penanganan keadaan darurat dari medis
Mitela (pembalut segitiga) minimal 2 buah
Perban elastis ukuran 2 inchi
Perban ukuran 5 cm dan 10 cm
Perban steril dan kapas
Plester, tensoplant, band vit
Gunting, pingset, dan pisau kecil
Lampu senter
Cotton bad, jarum kecil, peniti
Sofratur.
Kedua jenis diatas merupakan sesuatu yang baik untuk, dibawa dalam kegiatan petualangan di alam
bebas seperti medan gunung dan hutan.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Desa Wisata Kertalangu. Letaknya tidak begitu jauh dari kota Denpasar, tepatnya di By Pass Sanur, daerah Kesiman.
Desa Wisata Kertalangu ini sebenarnya adalah suatu kawasan persawahan tapi menjadi sedikit berbeda karena disana
dibangun jogging track melingkar yang dapat dipakai sebagai areal untuk jogging atau sekedar jalan santai sambil
menikmati pemandangan sawah. Ide ini berasal dari seorang pengusaha lokal yang sangat jenius. Sebenarnya Desa
Wisata Kertalangu memang sudah lama dirintis dan sudah lumayan terkenal dikalangan masyarakat Denpasar,
terutama yang senang jalan-jalan. karena ini bisa menjadi alternatif liburan yang murah meriah dan tidak jauh dari
kota. Apalagi bisa sambil olah raga dan menghirup udara segar bebas polusi. Terbukti tempat ini selalu ramai tiap pagi
atau sore, terutama di akhir pekan atau hari libur. Untuk masuk kawasan ini pun kita juga tidak perlu membayar tiket
apapun, cukup bayar parkir saja.Jogging atau olah raga disini cukup menyenangkan. Terutama buat mereka orang
kota yang tidak terbiasa dengan alam persawahan, atau bagi mereka yang dulunya orang desa dan ingin bernostalgia
dengan masa kecilnya waktu bermain-main disawah. Disini kita bisa melihat aktifitas para petani yang bekerja
disawah.

Desa wisata ini, selain terdapat jogging track di areal persawahan juga tersedia gazebo-gazebo yang bisa
dimanfaatkan untuk bersantai atau sekedar istirahat setelah lelah berolahraga. Jika suka dengan kegiatan memancing,
disana juga terdapat kolam ikan. Pengunjung dapat meminjam/menyewa alat pancing dan nantinya akan membayar
sesuai dengan berat ikat yang dipancing untuk dibawa pulang.

Yang paling seru tentu saja wisata kuliner disana. Meski belum banyak, tapi jajanan dan makanan yang ditawarkan
penjual disekitar desa wisata ini cukup beragam. Disana kita bisa menjumpai beraneka makanan untuk sarapan pagi
dan aneka jajanan khas Bali. Bahkan bagi yang ingin pijat refleksi, spa, atau kegiatan salon juga lengkap terdapat
disini. Jalan-jalan pagi semakin seru kalau kita ke Kertalangu, apalagi bersama teman-teman. Wisatawan yang
mengunjungi desa wisata ini berasal dari berbagai kalangan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan
mancanegara, dengan berbagai tujuan dan motivasi yang berbeda sehingga dilakukan penelitian untuk mengetahui
karakteristik wisatawan yang mengunjungi Desa Budaya Kertalangu.

1.2 Pokok Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini dapat di
rumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah karakteristik wisatawan yang berkunjung ke Desa Budaya Kertalangu?

2. Apakah yang menjadi motivasi wisatawan yang berkunjung ke Desa Budaya Kertalangu?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui bagaimanakah karakteristik wisatawan yang berkunjung ke Desa budaya Kertalangu

2. Untuk mengetahui motivasi wisatawan yang berkunjung ke Desa budaya Kertalangu?

1.4 Manfaat Penelitian


Selain itu manfaat yang didapat oleh penulis dalam penelitian adalah :

1.4.1 Manfaat Akademis

Secara akademis penelitian ini mencoba untuk menambah wawasan berfikir mahasiswa serta mengaplikasikan
pengetahuan yang diperoleh di bangku perkuliahan.

Bagi lembaga khususnya Fakultas Pariwisata Universitas Udayana adalah untuk menambah pengetahuan yang
berhubungan dengan daerah tujuan wisata yaitu Desa Budaya Kertalangu.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan atau sumbangan pemikiran yang dapat dijadikan masukan
bagi pengelolaan Desa Budaya Kertalangu dalam meningkatkan kunjungan wisatawan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Singkat

Desa Wisata Kertalangu ini sebenarnya adalah suatu kawasan persawahan tapi menjadi sedikit berbeda karena disana
dibangun jogging track melingkar yang dapat dipakai sebagai areal untuk jogging atau sekedar jalan santai sambil
menikmati pemandangan sawah.

2.2 Potensi Yang Ada


2.2.1 Aksesibilitas

Akses menuju desa budaya kertalangu sangatlah bagus karena dekat dengan pusat kota denpasar,dapat
menggunakan motor dan mobil

2.2.2 Atraksi Wisata

Atraksi wisata dapat didefinisikan segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah
tertentu (Oka A. Yoeti,1996). Terdapat atraksi yang menjadi daya tarik pada Desa Wisata Kertalangu ini seperti
mancing, out bound, jogging track dan pameran anggrek.

2.2.3 Amenities (fasilitas)

Amenities dalam penelitian ini adalah sarana dan prasarana yang berada di Desa Wisata Kertalangu ini seperti
restoran, gazebo, spa dan salon. Disamping itu, juga terdapat tempat mancing, parkir dan penginapan.

2.3 Karakteristik Wisatawan


2.3.1 Konsep Dasar Karakteristik Wisatawan

Bicara mengenai wisatawan akan didapatkan suatu cerita yang panjang tentang mereka, siapa, darimana, mau
kemana, dengan apa, dengan siapa, kenapa ke sana dan masih banyak lagi. Wisatawan memang sangat beragam, ada
tua-muda, miskin-kaya, asing-domestik, berpengalaman maupun tidak, semua ingin berwisata dengan keinginan dan
harapan yang berbeda-beda.

Gambaran mengenai wisatawan biasanya dibedakan berdasarkan karakteristik perjalanannya (trip descriptor) dan
karakteristik wisatawannya (tourist descriptor) (Seaton dan Bennet, 1996).

1. Trip Descriptor

Wisatawan dibagi ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan jenis perjalanan yang dilakukannya. Secara umum jenis
perjalanan dibedakan menjadi : perjalanan rekreasi, mengunjungi teman/keluarga (VFR = visiting friends and
relatives), perjalanan bisnis dan kelompok perjalanan lainnya (Seaton & Bennet, 1996). Smith (1995) menambahkan

jenis perjalanan untuk kesehatan dan keagamaan di luar kelompok lainnya. Lebih lanjut jenis-jenis perjalanan ini juga
dapat dibedakan lagi berdasarkan lama perjalanan, jarak yang ditempuh, waktu melakukan perjalanan tersebut, jenis
akomodasi atau transportasi yang digunakan dalam perjalanan, pengorganisasian perjalanan, besar pengeluaran dan
lain-lain.

2. Tourist Descriptor

Memfokuskan pada wisatawannya, biasanya digambarkan dengan Who wants what, why, when, where and how
much?. Untuk menjelaskan hal-hal tersebut digunakan beberapa karakteristik diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Karakteristik Sosio-demografis

Karakteristik

sosio-demografis

mencoba

menjawab

pertanyaan

who

wants

what.

Pembagian

berdasarkan

karakteristik ini paling sering dilakukan untuk kepentingan analisis pariwisata, perencanaan dan pemasaran, karena
sangat jelas definisinya dan relatif mudah pembagiannya (Kotler, 1996). Yang termasuk dalam karakteristik sosiodemografis diantaranya adalah jenis kelamin, umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, kelas sosial,
ukuran keluarga atau jumlah anggota keluarga dan lain-lain yang dielaborasi dari karakteristik tersebut.

Karakteristik sosio-demografis juga berkaitan satu dengan yang lain secara tidak langsung. Misalnya tingkat
pendidikan seseorang dengan pekerjaan dan tingkat pendapatannya, serta usia dengan status perkawinan dan ukuran
keluarga.

Pembagian wisatawan berdasarkan karakteristik sosio-demografis ini paling nyata kaitannya dengan pola berwisata
mereka. Jenis kelamin maupun kelompok umur misalnya berkaitan dengan pilihan jenis wisata yang dilakukan (Seaton
& Bennet, 1996). Jenis pekerjaan seseorang maupun tipe keluarga akan berpengaruh pada waktu luang yang dimiliki
orang tersebut, dan lebih lanjut pada kemampuannya berwisata.

Selain karakteristik sosio-demografis, karakteristik lain yang biasa digunakan dalam mengelompokkan wisatawan
adalah karakteristik geografis, psikografis dan tingkah laku (behavior) (Smith, 1995).

b. Karakteristik geografis

Karakteristik geografis membagi wisatawan berdasarkan lokasi tempat tinggalnya, biasanya dibedakan menjadi desakota, propinsi, maupun negara asalnya. Pembagian ini lebih lanjut dapat pula dikelompokkan berdasarkan ukuran
(size) kota tempat tinggal (kota kecil, menengah, besar/metropolitan), kepadatan penduduk di kota tersebut dan lainlain.

c. Karakteristik psikografis

Sementara itu karakteristik psikografis membagi wisatawan ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kelas sosial,
life-style dan karakteristik personal. Wisatawan dalam kelompok demografis yang sama mungkin memiliki profil
psikografis yang sangat berbeda.

Beragamnya karakteristik dan latar belakang wisatawan menyebabkan beragamnya keinginan dan kebutuhan mereka
akan suatu produk wisata. Pengelompokan-pengelompokan wisatawan dapat memberi informasi mengenai alasan
setiap kelompok mengunjungi objek wisata yang berbeda, berapa besar ukuran kelompok tersebut, pola pengeluaran
setiap kelompok, kesetiaannya terhadap suatu produk wisata tertentu, sensitivitas mereka terhadap perubahan
harga produk wisata, serta respon kelompok terhadap berbagai bentuk iklan produk wisata. Lebih lanjut, pengetahuan
mengenai wisatawan sangat diperlukan dalam merencanakan produk wisata yang sesuai dengan keinginan kelompok
pasar tertentu, termasuk merencanakan strategi pemasaran yang tepat bagi kelompok pasar tersebut (Ir. Ina Herliana
Koswara, M.Sc.)

2.4 Motivasi Wisatawan


2.4.1 Konsep Dasar Motivasi

Hal yang selalu timbul di dalam membahas mengenai kajian pariwisata adalah mencari jawaban dari pertanyaan
Mengapa orang orang melakukan perjalanan wisata ? hal ini berkaitan erat dengan motivasi seseorang untuk
melakukan perjalanan wisata

Menurut MacIntos motivasi perjalanan wisata dapat dikelompokan sebagai berikut :

1. Physycal motivations

Hal ini banyak hubunganya dengan hasrat untuk mengembalikan kondisi fisik, beristirahat, santai, berolah raga, atau
pemeliharaan kesehatan agar kegairahan bekerja timbul kembali.

2. Cultural Motivation

Motivasi ini erat hubunganya dengan keinginan pribadi seseorang untuk melakukan perjalanan wisata agar dapat
melihat dan mengetahui negara lain, penduduknya, tata cara hidupnya serta adat istiadatnya yang berbeda dengan
negara lainya.

3. Interpersonal Motivation

Di sini motivasinya didorong oleh keinginan seseorang untuk mengunjungi sanak - keluarga, kawan - kawan, atau
ingin menghindarkan diri dari lingkungan kerja, ingin mencari teman baru atau lain - lain. Secara singkat motivasi ini
erat hubungannya dengan keinginan untuk melarikan diri dari kesibukan rutin sehari hari .

4. Status dan Prestige Motivation

Di sini motivasinya, suatu show, maksud seseorang seseoran ingin untuk memperlihatkan siapa dia, kedudukanya,
status,nya dalam masyarakat tertentu demi prestige pribadinya. Jadi sifat perjalanan di sini sangat emosional dan
adakalanya di hubungkan dengan perjalanan bisnis, dinas, pendidikan, profesi, hobi, dan lain-lain.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Karakteristik Wisatawan yang Berkunjung ke Desa Wisata
Kertalangu
Penelitian ini dilakukan dengan observasi dan pengamatan langsung ke lapangan, hal ini untuk mengetahui , melihat
dan mengamati langsung objek yang sedang diteliti untuk mendapatkan data yang lebih lengkap juga dibantu dengan
koisioner dan wawancara langsung dengan wisatawan beserta pengelola.

Responden yang akan diambil dalam penelitiaan ini ditentukan secara random (acak), sedangkan pengambilan data
dilakukan secara Aksidental sampling, artinya Bahwa pengambilan responden dilakukan pada saat penelitian di
lapangan (Sudaryato,1998).

3.1.1. Karakteristik Wisatawan yang berkunjung Ke Desa Wisata Kertalangu ini Berdasarkan Asal Daerah

Tabel 3.1

No

Asal
wisatawan

Jumlah

Persentase
(%)

1.

nusantara

11

90%

2.

mancanegara

10%

Total

12

100%

Sumber penelitian mahasiswa LAPORAN STUDI VISIT

Berdasarkan data dari table 3.1 sebanyak 12 responden, maka dapat diketahui bahwa wisatawan yang dominan
mengunjungi Desa Wisata Kertalangu adalah berasal dari nusantara dengan jumlah pengunjung sebanyak 11 orang
dan persentase sebesar 90% dan mancanegara sebanyak 1 orang dengan jumlah persentase 10%.

3.1.2. Karakteristik Wisatawan Yang Berkunjung Ke Desa Wisata Kertalangu Berdasarkan Usia

Tabel 3.2

No

Usia
wisatawan

Jumlah

Persentase
(%)

1.

0 th 6 th

0%

2.

7 th - 13 th

0%

3.

14 th 20 th

20%

4.

21 th 27 th

10%

70%

12

100%

5. 28 th ke atas

Total

Sumber penelitian mahasiswa LAPORAN STUDI VISIT

Berdasarkan data dari 12 responden, maka dapat diketahui bahwa usia wisatawan yang dominan mengunjungi Desa
Budaya Kertalangu dari 28 th ke atas (dewasa) dengan jumlah wisatawan sebanyak 8 orang dengan persentase
sejumlah 70 % .

3.1.3. Karakteristik Wisatawan Yang Berkunjung Ke Desa Wisata Kertalangu Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 3.3

No

Jenis kelamin Jumlah

Persentase
(%)

1.

Laki-laki

70%

2.

Perempuan

30%

Total

12

100%

Sumber penelitian mahasiswa LAPORAN STUDI VISIT

Berdasarkan data dari 12 responden, maka dapat diketahui bahwa jenis kelamin wisatawan yang dominan
mengunjungi Desa Budaya Kertalangu adalah laki laki dengan jumlah sebanyak 9 orang dengan persentase sejumlah
70 %.

3.1.4. Karakteristik Wisatawan Yang Berkunjung Ke Desa Wisata Kertalangu Berdasarkan Pendidikan

Tabel 3.4

No

Pendidikan

Jumlah

Persentase
(%)

1.

SD

0%

2.

Smp

0%

3.

Sma

40%

4.

Diploma

20%

5.

Sarjana

40%

Total

12

100%

Sumber penelitian mahasiswa LAPORAN STUDI VISIT

Berdasarkan data dari 12 responden, maka dapat diketahui bahwa pendidikan dari wisatawan yang dominan
mengunjungi Desa Budaya Kertalangu adalah sebagai berikut SMA dan sarjana dengan jumlah 5 orang dan dengan
persentase sejumlah 40 %.

3.1.5. Karakteristik Wisatawan Yang Berkunjung Ke Desa Wisata Kertalangu Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 3.5

No

Pekerjaan

Jumlah

Persentase
(%)

1. Pelajar/Mahasi
swa

20%

2.

Pegawai
Negeri

10%

3.

Pegawai
Swasta

70%

Total

12

100%

Sumber penelitian mahasiswa LAPORAN STUDI VISIT

Berdasarkan data dari 12 responden, maka dapat diketahui bahwa pekerjaan wisatawan yang dominan berkunjung ke
Desa Budaya Kertalangu adalah sebagai pegawai swasta dengan jumlah wisatawan sebanyak 7 orang dengan
presentase sejumlah 70 %.

3.2 Motivasi Wisatawan Berkunjung ke Desa Wisata Kertalangu


3.2.1 Motivasi Wisatawan Berkunjung ke Desa Wisata Kertalangu

Tabel 3.6

No

Motivasi

Jumlah

Persentase
(%)

1.

Berekreasi

30%

2.

Relaksasi

70%

3.

Bisnis

0%

Total

12

100%

Sumber penelitian mahasiswa LAPORAN STUDI VISIT

Berdasarkan data dari 12 responden, maka dapat diketahui bahwa motivasi wisatawan yang dominan berkunjung ke
Desa Budaya Kertalangu adalah relaksasi dengan jumlah wisatawan sebanyak 9 orang dengan persentase sejumlah 70
%.

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Setelah melakukan penelitian dengan cara observasi dan pengamatan langsung ke lapangan untuk mendapatkan data
yang lebih lengkap juga dibantu dengan kuisioner dan wawancara langsung dengan wisatawan. Responden yang akan
diambil dalam penelitiaan ini ditentukan secara acak, sedangkan pengambilan data dilakukan secara aksidental
sampling, sehingga dapat diketahui bahwa wisatawan yang dominan mengunjungi Desa Wisata Kertalangu adalah
wisatawan laki-laki berasal dari nusantara yang berprofesi sebagai pegawai swasta dengan pendidikan SMA dan
sarjana dari usia 28 tahun s.d ke atas.

4.2 Saran Saran


Di Desa Budaya Kertalangu terlihat sudah sangat baik mulai dari fasilitas, aktifitas yang ditawarkan, lokasi yang
strategis, daya tarik yang unik dan event-event menarik namun perlu juga selalu diperhatikan kebersihan dan
keamanan untuk meningkatkan jumlah wisatawan. Promosi juga harus terus digalakkan karena Desa Wisata
Kertalangu ini masih sebagai DTW yang baru dan belum banyak diketahui oleh masyarakat umum baik dari nusantara
maupun mancanegara.

Foto Terkait Penelitian

MOTIVASI
A.

PENGERTIAN

Motivasi merupakan suatu faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu. Motivasi ini dimaksudkan untuk
memberikan daya perangsang kepada pegawai yang bersangkutan agar pegawai tersebut bekerja dengan segala daya dan
upayanya

(Manulang

2002).:

Motivasi pada dasarnya adalah proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan yang kita inginkan. Dengan
kata lain adalah dorongan dari luar terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu (Martoyo, 2000)
Motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan proses pemberian dorongan bekerja kepada para bawahan sehingga mereka mau
bekerja ikhlas. Motivasi berasal dari motive atau bahasa latinnya, yaitu movere yang berarti mengerahkan. Konsep motivasi,
merupakan

sebuah

konsep

penting

B.
Pada
1.

studi

tentang

kinerja

individual.

JENIS-JENIS
dasarnya,

jenis

Material

motivasi

incentive

tersebut

2.

MOTIVASI

dapat

pendorong

dibagi
yang

Semi

3.

yaitu

dapat

berikut

dengan

incentive

dinilai

dengan

Penempatan

uang

seperti,

yang

:
uang.

incentive

material

tak

sebagai

dinilai

material

Non

yang

tiga
dapat

tepat

Latihan

sistematik

Promosi

yang

obyektif

Pekerjaan

yang

terjamin

Keikutsertaan

wakil-wakil

Kondisi

Pemberian

karyawan

dalam

pekerjaan

pengambilan
yang

informasi

keputusan
menyenangkan

tentang

perusahaan

Fasilitas

rekreasi

Penjagaan

kesehatan

Perumahan,

C.
Ada

dsb.

TEORI
beberapa

1.

teori

tentang

Teori

MOTIVASI

motivasi,

di

Hirarki

antaranya

adalah

Kebutuhan

:
(Maslow)

Teori ini dikemukakan oleh Abraham H. Maslow. Teori ini menyatakan bahwa motivasi kerja ditunjukkan untuk memenuhi
kebutuhan dan kepuasan kerja baik secara biologis maupun psikologis, baik yang berupa materi maupun non-materi.
Kebutuhan manusia ini dikategorikan dalam lima tingkatan dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi, yaitu sebagai
berikut

a.

Kebutuhan

Fisiologis

(Basic

Needs)

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang paling mendasar yang berkaitan langsung dengan kehidupan manusia. Apabila
kebutuhan
b.

ini

sudah

terpenuhi

Kebutuhan

maka

dapat

diikuti

Rasa

oleh

Aman

pemenuhan
(Safety

kebutuhan

lainnya.
Needs)

Kebutuhan ini dapat dikatakan sebagai keinginan manusia untuk mendapatkan kemanan saat bekerja, perasaan aman yang
menyangkut

c.

masa

Kebutuhan

depan

Sosial

karyawan.

(Social

Needs)

Manusia adalah makhluk sosial sehingga suka, bahkan butuh untuk berhubungan dengan orang lain dan menjadi bagian dari
yang
d.

lain.
Kebutuhan

Penghargaan

(Esteem

Needs)

Melalui berbagai macam upaya, seseorang ingin dirinya dipandang penting. Namun kebutuhan akan prestise ini pada dasarnya

memiliki batasan tertentu. Apabila seseorang meraa telah sampai pada tingkat yang dianggapnya puncak, maka
persoalannya

bukan

d.

Kebutuhan

lagi

pada

peningkatan

prestise

melainkan

Aktualisasi

bagaimana

Diri

cara

mempertahankannya.

(Self-Actualization

Needs)

Aktualisasi diri merupakan kebutuhan manusia yang paling tinggi. Pada hakekatnya kebutuhan ini mendorong orang untuk
mampu

melakukan

apa

yang

dia

mampu

lakukan

2.

dalam

perwujudan

diri

yang

terbaik.

Teori

Erg

Teori ini dikemukakan oleh Clayton Alderfer. Teori ini mengungkapkan adanya tiga kebutuhan pokok manusia, yaitu :
a. Existence (E) : yaitu kebutuhan untuk bisa hidup dan tetap eksis dengan kebutuhan-kebutuhan yang kita perlukan.
b.

Relatedness

(R)

yaitu

kebutuhan

untuk

berhubungan

dan

mempunyai

relasi

dengan

orang

lain.

c. Growth (G) : yaitu kebutuhan yang mendorong seseorang untuk memiliki suatu kreativitas dan produktivitas terhadap diri
sendiri

dan

lingkungan,

hal

3.

ini

berguna

dalam

Teori

proses

pertumbuhan

seseorang.

Kebutuhan

McCleland

Teori ini juga disebut sebagai Teori Motivasi Prestasi, teori ini dicetuskan oleh David McCleland. Teori ini menekankan bahwa
kebutuhan seseorang terbentuk melalui proses belajar dan diperoleh dalam interaksinya dengan lingkungan.
4.
Teori

Teori
ini

dikemukakan

oleh

Dua

Frederick

Herzberg

yang

Faktor

menjelaskan

faktor

motivasi,

yaitu

a. Faktor Higienis : yaitu faktor-faktor yang dapat menyebabkan ataupun mencegah ketidak puasan. Faktor ini meliputi gaji,
kondisi

kerja,

status,

dan

lainnya.

b. Faktor Motivasi : yaitu faktor-faktor yang berkaitan dengan isi pekerjaan atau sifat-sifat pekerjaan tersebut yang membawa
pada pengembangan sikap positif dan merupakan pendorong pribadi. Faktor ini meliputi tanggung jawab, prestasi, tantangan
pekerjaan,

penghargaan,

upaya

4.

karyawan,

pengembangan

Teori

potensi,

dan

lainnya.

Harapan/

Ekspentasi

Pencetus teori ini adalah Victor Vroom. Teori ini mengungkapkan bahwa motivasi dapat muncul apabila seseorang mempunyai
harapan atas apa yang dikerjakannya. Dan saat mereka berupaya untuk mencapai pengharapan tersebut, mereka yakin dan
melakukan

hal-hal

5.

Teori

tertentu

guna

mencapai

apa

dan

yang

diharapkannya.
(Mc.

Gregor)

Teori ini dikemukakan oleh Douglas Mc.Gregor. Douglas membedakan 2 tipe pekerja, yaitu tipe X dan tipe Y. Tipe X adalah
para karyawan yang rata-rata malas bekerja, tidak mau bekerja sama, karyawan tidak mempunyai ambisi untuk mencapai
prestasi, dan terkadang lebih mementingkan dirinya sendiri. Sedangkan Tipe Y adalah karyawan yang enerjik, mempunyai
semagat

kerja,

berorientasi

kepada

6.

perkembangan,

dan

tertarik

Teori

untuk

menjadi

lebih

produktif.

Motivasi

Klasik

Teori ini diungkapkan oleh Frederick Taylor yang menyatakan bahwa karyawan hanya termotivasi pada uang semata. Konsep
ini menyatakan bahwa seseorang akan menurun semangat kerjanya bila upah yang diterima dirasa terlalu sedikit atau tidak
sebanding

dengan

D.
Adapun

TUJUAN
tujuan

dan

manfaat

yang

DAN
dari

motivasi

Mendorong

menurut

Sowatno

kedisiplinan

dan
dan

hubungan

Meningkatkan
Meningkatkan

sebagai

pegawai.

pegawai
tingkat

perusahaan.

absensi

pengadaan
kerja
kreativitas

dan

kesejahteraan

pegawai.
pegawai.

suasana

dan

pegawai.

kerja

menurunkan

berikut

kerja.

kerja

kestabilan

Mengefektifan
Menciptakan

MOTIVASI

diantaranya

kepuasan

produktifitas
loyalitas

dilakukan.

semangat

dan

Meningkatkan
Meningkatkan

(2001:147),

dan

moral

Mempertahankan

harus
MANFAAT

Dr.

gairah

Meningkatkan

pekerjaan

partisipasi

yang

baik.
pegawai.
pegawai.

Mempertinggi
Menigkatkan

E.

rasa
efisiensi

tanggung
penggunaan

jawab
alat-alat

MASALAH

karyawan
dan

bahan

terhadap
baku,

DALAM

tugas-tugasnya.
dan

sebagainya.
MOTIVASI

Ada perbedaan antara masalah motivasi dengan masalah untuk kerja. Masalah motivasi timbul apabila terdapat kesenjangan
antara hasil yang dicapai dengan hasil yang diharapkan, dan kesenjangan tersebut disebabkan oleh kurangnya usaha yang
dilakukan. Sementara masalah untuk kerja timbul apabila perilaku kerja seseorang berada di bawah yang diharapkan, dan
masalah tersebut bukan disebabkan oleh rendahnya motivasi melainkan dapat disebabkan oleh hal-hal berikut :
- Masalah komunikasi : dalam hal ini, kegagalan dlam melaksanakan suatu tugas disebabkan oleh persepsi yang salah atas
apa

yang

diharapkan.

- Masalah kemampuan/keterampilan : seorang karyawan kurang memiliki kemampuan fisik maupun mental untuk
melaksanakan

tugas

sesuai

yang

diharapkan.

- Masalah pelatihan : dalam hal ini kemampuan kerja tetap akan kurang memadai terlepas dari tingkat motivasi, sampai suatu
pelatihan

telah

diberikan.

- Masalah kesempatan : seorang karyawan mengetahui apa dan bagaimana yang seharusnya dilakukan namun terkendala
oleh kondisi lingkungan, seperti misalnya kekurangan peralatan atau metode yang sudah usang.

Anda mungkin juga menyukai