ABSTRAK
Gunung Galunggung merupakan wisata di Kecamatan Sukaratu, yang memiliki pertumbuhan
dan kegiatan pembangunan untuk rekreasi dan pembangunan untuk pelayanan. Gunung
Galunggung memiliki dualisme fungsi yaitu (1) sebagai kawasan pariwisata, serta (2) sebagai
kawasan lindung bagi wilaang yang berada dibawahnya.
Berdasarkan hal tersebut, Gunung Galunggung sebagai bagian dari kawasan yang menawarkan
objek wisata alami yang sekaligus memiliki fungsi lindung terhadap kawasan dibawahnya tentu
membutuhkan penanganan khusus dalam pengembangannya. Salah satu alternatif untuk
mengembangkan kegiatan wisata di Gunung Galunggung adalah dengan menerapkan konsep yang
berbasiskan mitigasi bencana, mengingat kawasan wisata yang memiliki potensi bencana gunung api
dan sangat menerapkan keseimbangan lingkungan kesejahteraan masyarakat lokal. Dengan
demikian penelitian ini bertujuan untuk merusmuskan strategi pengembangan pariwisata Gunung
Galunggung yang ada di Kecamatan Sukaratu.
Untuk mencapai tujuan studi, maka dilakukanlah suatu analisis yang meliputi analisis SWOT
yang mengeluarkan strategi dan analisis mitigasi bencana dengan menggunakan metode standar
sehingga diketahui kabutuhan saran dan prasarana yang menunjang pariwisata. Hasil studi
menunjukkan bahwa pada dasarnya Gunung Galunggung cocok untuk dijadikan kawasan
ekowisata, karena ekowisata salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan
mengutamakan aspek konservasi alam dan mengingat karakteristik fisik dan fungsi kawasannya
yang memerlukan proteksi dan berdampak luas terhadap wilayah sekitarnya.
Studi ini menyarankan agar dilakukannya perencanaan terpadu antara-antara terhadap ODTW
Gunung Galunggung agar pertumbuhan dan perkembangan kegiatan pariwisata disana berjalan
dengan baik secara utuh di seluruh kawasan wisata Gunung Galunggung, pembuatan perencanaan
kegiatan ekonomi, dan kegiatan sosial yang dapat memajukan masyarakat lokal, peningkatan
kegiatan pendidikan sadar lingkungan dan simulasi kebencanaan, penambahan sarana dan jumlah
tenaga kerja pengaman lingkungan maupun pos penjagaan di setiap ODTW, peningkatan
berbagai kualitas pelayanan yang dinilai kurang baik oleh wisatawan.
Page | 1
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1
Pendahuluan
Pariwisata mempunyai peran yang sangat wisata yang ditawarkan antara lain obyek
penting dalam pembangunan Indonesia wisata dan daya tarik wanawisata dengan areal
khususnya sebagai penghasil devisa negara di seluas kurang lebih 120 hektar di bawah
samping sektor migas. Sebagai sumber devisa, pengelolaan Perum Perhutani. Obyek yang
pariwisata menyimpan potensi yang sangat lainnya seluas kurang lebih 3 hektar berupa
besar. Melihat trend pariwisata tahun 2020, pemandian air panas (Cipanas) lengkap
perjalanan wisata dunia akan mencapai 1,6 dengan fasilitas kolam renang, kamar mandi
milyar orang. Di beberapa negara, pariwisata dan bak rendam air panas.
khususnya agritourism bertumbuh sangat
pesat dan menjadi alternatif terbaik bagi
wisatawan (rakaiskandar.blogspot.com).
berdasarkan fenomena yang ada untuk ke
depan, prospek pengembangan pariwisata
diperkirakan sangat cerah. Hal inilah yang
mendorong pemerintah untuk menggalakkan
pembangunan di sektor pariwisata.
Pengembangan dampak pariwisata ini akan
berdampak sangat luas dan signifikan dalam
pengembangan ekonomi upaya-upaya
Gambar 1 Potensi Wisata Gunung Galunggung
pelestarian sumber daya alam dan lingkungan Sumber: Observasi, 2015
serta akan berdampak terhadap kehidupan
sosial budaya masyarakat terutama
masyarakat lokal. Pengembangan kawasan
wisata mampu membarikan kontribusi
terhadap pendapatan asli daerah, membuka
peluang usaha dan kesempatan kerja serta
sekaligus berfungsi menjaga kelestarian
kekayaan alam dan hayati. Pengembangan
pariwisata sebagai salah satu sektor
pembangunan secara umum menjadi relevan
jika pengembangan pariwisata itu sesuai
dengan potensi daerah. Dengan demikian Gambar 2 Wisata Gunung Galunggung
maka pembangunan pariwisata harus Sumber: Observasi, 2015
didasarkan pada kriteria keberlanjutan yang
artinya bahwa pembangunan dapat didukung Pengembangan dampak wisata Gunung
secara ekologis dalam jangka panjang Galunggung ini akan berdampak sangat luas
sekaligus layak secara ekonomi adil secara dan signifikan dalam pengembangan ekonomi
etika dan sosial terhadap masyarakat (Piagam upaya-upaya pelestarian sumber daya alam dan
Pariwisata Berkelanjutan, 1995). lingkungan serta akan berdampak terhadap
kehidupan sosial budaya masyarakat terutama
Wisata Gunung Galunggung merupakan masyarakat lokal.
salah satu kawasan pariwisata andalan, terlihat
dari pemasukannya terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kabupaten Tasikmalaya dan
jumlah kunjungan wisatawan yang
berkunjung ke wisata Gunung Galunggung,
tidak hanya wisatawan lokal saja tetapi juga
wisatawan asing. Terdapat beberapa daya tarik
Page | 2
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1
Metodologi
Tabel 1
Konsistensi Strategi Pengembangan Wisata Gunung Galunggung
Page | 3
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1
Tabel 4
Penilaian potensi daya tarik objek wisata
Page | 4
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1
Tabel 5
Analisis Keberadaan Sarana Prasarana Dasar di Pusat Wisata
No Indikator Kriteria Penilaian Nilai
1 Listrik Sistem prasarana kelistrikan yang ada di Cukup
Kecamatan Sukaratu sendiri sudah dapat dibilang terpenuhi
karena dengan adanya jalan cisinga sehingga kawasan
sekitar bisa
terpenuhi kebutuhannya, ketika pengembangan pusat wisata
baru kelistrikan sangat diperlukan
karena kebutuhan yang semakin besar.
2 Telekomunikasi Secara garis besar pelayanan telekomunikasi di Kecamatan kurang
Sukaratu telah dapat menjangkau seluruh Desa, akan
tetapi
dirasakan oleh pengunjung kesulitan untuk
menemukan telekomunikasi umum, dalam pusat wisata
yang berada diantara desa sukaratu dan sinagar jaringan
telekomunikasi seperti telpon umum sangat diperlukan.
3 Air Bersih Kebutuhan sarana air bersih di kecamatan baik
sukaratu menggunakan sumur atau berasal dari sumber
mata air yang ada di wilayah tersebut. Dengan adanya
pengembangan wisata baru yang berada di jalan cisinga
sistem air bersih perlu di alirkan dari Gunung Galunggung
4 Persampahan Persampahan di Kecmatan Sukaratu ini belum memiliki TPS kurang
ataupun TPA warga sekitar
biasanya membakar atau mengubur sampah tersebut, dan
sistem pengambilan sampah pun tidak terpenuhi. Ini
merupakan hal yang perlu diperhatikan bagi pengembangan
pusat wisata karena dalam pariwisata memiliki segi
kenyamanan berwisata.
Dari nilai keseluruhan yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan
pada analisis yang menjadi indikator prasarana keberadaan prasarana dasar di lingkungan
dasar di lingkungan pengembangan pusat kawasan pusat wisata Kecamatan Sukaratu
wisata baru Kecamatan Sukaratu yaitu maka termasuk kedalam tingkat.
Page | 5
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1
Fasilitas penunjang pariwisata ini terbagi fasilitas ini diperlukan jika perjalanan yang
dalam tiga (3) komponen yaitu : dilakukan lebih dari satu hari.
Pertama, Komponen kebutuhan fasilitas
penjualan, Komponen ini terdiri dari
fasilitas-fasilitas perdagangan barang-barang Strategi Pengembangan Pariwisata
sehari-hari dan barang-barang cindera mata. Core Strategy (Strategy Utama)
Barang-barang ini diperlukan oleh wisatawan Core strategy atau strategi utama
karena letak atraksi wisatawan berada jauh dari pengembangan wisata yang terdiri dari
tempat tinggal, serta perjalanan dalam costumer strategy dengan menjelaskan brand
melakukan kegiatan kepariwisataan tersebut, image strategy yaitu dengan menjelaskan
wisatawan tidak dapat membawa seluruh obyek dan produk unggulan dengan tema-tema
keperluan sehari-harinya. tertentu yang kompetitif. Dalam
Kedua, Komponen Kebutuhan pengembangan Core Strategy ada beberapa
Pengamanan, Komponen ini terdiri atas dua (2) komponen yaitu : 1) Strategi
bagian yaitu pertama, untuk melayani PengembanganPerwilayahan Pariwisata; 2)
kecelakaan dan melayani keamanan dari Strategi Pengembangan Transportasi dan
kejahatan. Rasa aman dalam melakukan Infrastruktur; 3) Strategi Pengembangan
kegiatan kepariwisataan yang bersifat Sarana dan Prasarana Penunjang Pariwisata
petualangan dengan menghadapi tantangan-
tantangan rasa aman memerlukan sarana yang Strategi Pengembangan Kegiatan Wisata di
baik, akan tetapi, tidak semua wisatawan Daerah Kendala
senang dengan petualangan ini sehingga Kawasan wisata Gunung Galunggung
fasilitas yang tidak diperlukan setiap saat, sudah tidak diperkenankan lagi adanya
seperti : Kantor Polisi dan Pos Penjagaan. pembangunan sarana dan prasarana penunjang
Bagian dari komponen yang kedua terdiri atas kegiatan wisata, terkecuali yang dibutuhkan
kemudahan menanggulangi kecelakaan pelebaran akses jalan, lampu penerangan.
seperti: 1) P3K dan Puskesmas/BP keduanya Mengingat kawasan wisata Gunung
duanya mempunyai peranan yang sangat Galunggung ini berada pada daerah aliran
penting dalam perjalanan wisata; 2) Kebutuhan lahar Gunung Galunggung maka
Fasilitas Pelayanan Umum pembangunan sarana dan prasarana penunjang
Ketiga, Kebutuhan Pelayanan Umum, wisata yang diperbolehkan hanya
Fasilitas yang termasuk dalam kelompok ini pembangunan sarana dan prasarana elemen
merupakan fasilitas yang sudah biasa terdapat kecil saja dimana dalam pengembangannya
di rumah atau tempat tinggal. Kecuali, fasilitas dikenakan persyaratan harus dapat
penginapan, dipenginapan ini biasanya melestarikan mata air dan melestarikan hutan.
tersedia tempat-tempat peribadatan kecil, Strategi yang diterapkan di kawasan ini yaitu
untuk mandi dan kakus. Selain itu fasilitas ini strategi desintensifikasi, dimana strategi
kurang diperlukan dalam kegiatan desintenfikasi ini bertujuan untuk membatasi
kepariwisataan, kegiatan kepariwisataan masih perkembangan di wilayah objek wisata ini.
dapat berjalan, akan tetapi untuk memberi rasa Berikut upaya mitigasi bencana: 1) Membuat
lebih nyaman, maka fasilitas ini di butuhkan. kanal untuk mengaliri aliran lahar; 2) Tidak
fasilitas ini terbagi atas tiga (3) jenis. Pertama, membangun permukiman, sarana dan
tempat peribadatan, yang sebenarnya prasarana lainnya di daerah timbunan yang; 3)
merupakan kegiatan yang dapat dilakukan Tidak mendirikan bangunan, sarana dan
seperti : mesjid/mushola dan gereja/tempat prasarana lainnya diatas dan atau di bawah
ibadah lainnya. Kedua, fasilitas mandi dan tebing; 4) Melakukan pelatihan kebencanaan,
kakus, kegiatan yang menggunakan fasilitas guna memberitahu tanda- tanda akan terjadi
ini merupakan kegiatan yang mendasar dalam bencana; 5) Melakukan penyuluhan terhadap
kegiatan manusia. Ketiga, tempat menginap, masyarakat di daerah rawan bencana; 6)
Memasyarakatkan rambu-rambu pada daerah
Page | 6
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1
Page | 7
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1
Tabel 6
Penentuan SKW 1 (Wisata Alam Berpetualang)
Bagian SSKW SKW 1 Skor Produk Unggulan Tema
SKW Wisata
Hiking 107 Wisata Alam Pemandian
Air Panas
Core Wisata 1 Wisata
BARAT Kawah Gunung Edukasi 97 Wisata Alam Alam
Galunggun Berbasis
g Petualanga
Pemandian Air 105 Minat
n
Panas Khusus
Offroad 104 Wisata Alam
Tabel 7
Penentuan SKW 1 (Wisata Kuliner Baru Khas Gunung Galunggung)
Bagian SSKW SKW 2 Produk Unggulan Tema
SKW Wisata
Pemancingan Minat Khusus
Core Wisata 2
TIMUR Kuliner Khas (-) Wisata Kuliner
Cocok Tanam Agrowisata Basis Alam
Galunggung
Page | 8
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1
Page | 9
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1
yang menjadi daya tarik para pengunjung yang kondisi lapangan yang lebar jalannya sangat
datang ke wisata Gunung Galunggung. minim untuk wisata yang memiliki potensi
sangat besar.
Ketiga, Faktor eksternal wisata
Kecamatan Sukaratu diantaranya adalah Kelima, Pemerintah pusat perlu segera
pengunjung, pesaing dan kondisi fisik. memperhatikan objek wisata unggulan ini,
Pengunjung sangat berpengaruh terhadap karena fasilitas kegiatan wisata dan
kawasan wisata sehingga lingkungan yang ada di kawasan wisata ini
pengelola/pemerintah harus memanjakan para sangat minim, sehingga masih kurang nyaman
pengunjung kawasan wisata, agar pengunjung dan amannya untuk d kunjungi
tersebut merasa nyaman, aman dan kembali
berkunjung. Kemudian dalam persaingan Keenam, Dalam upaya mengantisipasi
kawasan wisata Gunung Galunggung harus terjadinya bencana yang tidak dapat di
lebih berinovasi dan mempertahankan dan perkirakan, dapat disiasati dengan upaya
melestarikan kegiatan wisata tersebut agar meningkatkan kualitas fasilitas yang
menjadi nilai tambah bagi para pesaingnya. berbasiskan mitigasi bencana, agar wisatawan
Kemudian dengan adanya kondisi fisik yang tetap merasa aman.
berada di kawasan wisata Gunung Galunggung Ketujuh, Memberikan penyuluhan atau
cukup berbahaya untuk beriwsata, karena pelatihan terhadap masyarakat ketika terjadi
gunungnya yang masih aktif sehingga bencana pada kawasan wisata Gunung
pemerintah harus semakin terdorong agar Galunggung, agar masyarakat dapat
memberikan kenyamanan untuk beriwasata. mengantisipasi dengan siaga ketika terjadi
Rekomendasi
bencana yang terjadi tiba-tiba.
Pertama, Untuk melaksanakan Program- Kedelapan, Perlu adanya studi lebih lanjut
program yang dihasilkan, pemerintah perlu terhadap kawasan wisata di Gunung
melakukan kerjasama dengan pihak swasta dan Galunggung, baik itu mengenai peningkatan
masyarakat, terutama untuk pendanaan dan sarana dan prasarana maupun peningkatan
pengelolaan lingkungan objek wisata. jumlah pengunjung yang datang. Oleh karena
itu diperlukan usaha-usaha pengembangan
Kedua, Mempromosikan secara kontinue kawasan pariwisata potensial lebih terarah dan
dengan even-even tahunan. Sedangkan terencana, terutama yang menyangkut upaya
promosi lewat media cetak dan elektronik pelestarian dan pemeliharaan kawasan wisata,
dilakukan dengan membuat Blog wisata hal tersebut perlu dilakukan secara intensif
Gunung Galunggung pada masing- masing oleh pihak terkait.
TIC dan kerjasama dengan TV Nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Ketiga, Meningkatkan insentif dan
menegaskan desinsentif pagi setiap Al-Quran dan Terjemahannya, Departemen
stakeholder yang terlibat untuk memotivasi Agama Republik Indonesia Dipenogoro,
terwujudnya wisata yang progresif dan 2005
produktif. Dan membatasi perkembangan fisik Buku
terutama kawasan terbangun khususnya di Adinul Yakin. 1997. Ekonomi Sumberdaya
kawasan wisata Gunung Galunggung yang dan Lingkungan : Teori dan Kebijaksanaan
dapat membahayakan ketika terjadinya Pembangunan Berkelanjutan, Akapres.
bencana, harus melakukan penentuan batasan Jakarta
yang jelas seperti dengan cara memperketat Gunn Clare A. 1979. Tourism Planning,
izin pengembangan kawasan. Crane Russak. New York
Keempat, Meningkatkan akses jalan menuju Yoeti, Oka A. Drs. MBA. 1992. Pengantar
objek wisata sehingga akses pada wisata Ilmu Pariwisata, Penerbit Angkasa.
Gunung Galunggung tidak sulit, karena Bandung
Page | 10
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1
Page | 11