Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA


GUNUNG GALUNGGUNG
(Studi Kasus Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya)
DADAN MUKHSIN, ST., MT
1

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik,


Universitas Islam Bandung
Jl. Tamansari No. 1 Bandung, 40116

ABSTRAK
Gunung Galunggung merupakan wisata di Kecamatan Sukaratu, yang memiliki pertumbuhan
dan kegiatan pembangunan untuk rekreasi dan pembangunan untuk pelayanan. Gunung
Galunggung memiliki dualisme fungsi yaitu (1) sebagai kawasan pariwisata, serta (2) sebagai
kawasan lindung bagi wilaang yang berada dibawahnya.
Berdasarkan hal tersebut, Gunung Galunggung sebagai bagian dari kawasan yang menawarkan
objek wisata alami yang sekaligus memiliki fungsi lindung terhadap kawasan dibawahnya tentu
membutuhkan penanganan khusus dalam pengembangannya. Salah satu alternatif untuk
mengembangkan kegiatan wisata di Gunung Galunggung adalah dengan menerapkan konsep yang
berbasiskan mitigasi bencana, mengingat kawasan wisata yang memiliki potensi bencana gunung api
dan sangat menerapkan keseimbangan lingkungan kesejahteraan masyarakat lokal. Dengan
demikian penelitian ini bertujuan untuk merusmuskan strategi pengembangan pariwisata Gunung
Galunggung yang ada di Kecamatan Sukaratu.
Untuk mencapai tujuan studi, maka dilakukanlah suatu analisis yang meliputi analisis SWOT
yang mengeluarkan strategi dan analisis mitigasi bencana dengan menggunakan metode standar
sehingga diketahui kabutuhan saran dan prasarana yang menunjang pariwisata. Hasil studi
menunjukkan bahwa pada dasarnya Gunung Galunggung cocok untuk dijadikan kawasan
ekowisata, karena ekowisata salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan
mengutamakan aspek konservasi alam dan mengingat karakteristik fisik dan fungsi kawasannya
yang memerlukan proteksi dan berdampak luas terhadap wilayah sekitarnya.
Studi ini menyarankan agar dilakukannya perencanaan terpadu antara-antara terhadap ODTW
Gunung Galunggung agar pertumbuhan dan perkembangan kegiatan pariwisata disana berjalan
dengan baik secara utuh di seluruh kawasan wisata Gunung Galunggung, pembuatan perencanaan
kegiatan ekonomi, dan kegiatan sosial yang dapat memajukan masyarakat lokal, peningkatan
kegiatan pendidikan sadar lingkungan dan simulasi kebencanaan, penambahan sarana dan jumlah
tenaga kerja pengaman lingkungan maupun pos penjagaan di setiap ODTW, peningkatan
berbagai kualitas pelayanan yang dinilai kurang baik oleh wisatawan.

Kata Kunci : Pengembangan, Wisata, Alam, Aman, Nyaman, Sukaratu

Page | 1
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1

Pendahuluan

Pariwisata mempunyai peran yang sangat wisata yang ditawarkan antara lain obyek
penting dalam pembangunan Indonesia wisata dan daya tarik wanawisata dengan areal
khususnya sebagai penghasil devisa negara di seluas kurang lebih 120 hektar di bawah
samping sektor migas. Sebagai sumber devisa, pengelolaan Perum Perhutani. Obyek yang
pariwisata menyimpan potensi yang sangat lainnya seluas kurang lebih 3 hektar berupa
besar. Melihat trend pariwisata tahun 2020, pemandian air panas (Cipanas) lengkap
perjalanan wisata dunia akan mencapai 1,6 dengan fasilitas kolam renang, kamar mandi
milyar orang. Di beberapa negara, pariwisata dan bak rendam air panas.
khususnya agritourism bertumbuh sangat
pesat dan menjadi alternatif terbaik bagi
wisatawan (rakaiskandar.blogspot.com).
berdasarkan fenomena yang ada untuk ke
depan, prospek pengembangan pariwisata
diperkirakan sangat cerah. Hal inilah yang
mendorong pemerintah untuk menggalakkan
pembangunan di sektor pariwisata.
Pengembangan dampak pariwisata ini akan
berdampak sangat luas dan signifikan dalam
pengembangan ekonomi upaya-upaya
Gambar 1 Potensi Wisata Gunung Galunggung
pelestarian sumber daya alam dan lingkungan Sumber: Observasi, 2015
serta akan berdampak terhadap kehidupan
sosial budaya masyarakat terutama
masyarakat lokal. Pengembangan kawasan
wisata mampu membarikan kontribusi
terhadap pendapatan asli daerah, membuka
peluang usaha dan kesempatan kerja serta
sekaligus berfungsi menjaga kelestarian
kekayaan alam dan hayati. Pengembangan
pariwisata sebagai salah satu sektor
pembangunan secara umum menjadi relevan
jika pengembangan pariwisata itu sesuai
dengan potensi daerah. Dengan demikian Gambar 2 Wisata Gunung Galunggung
maka pembangunan pariwisata harus Sumber: Observasi, 2015
didasarkan pada kriteria keberlanjutan yang
artinya bahwa pembangunan dapat didukung Pengembangan dampak wisata Gunung
secara ekologis dalam jangka panjang Galunggung ini akan berdampak sangat luas
sekaligus layak secara ekonomi adil secara dan signifikan dalam pengembangan ekonomi
etika dan sosial terhadap masyarakat (Piagam upaya-upaya pelestarian sumber daya alam dan
Pariwisata Berkelanjutan, 1995). lingkungan serta akan berdampak terhadap
kehidupan sosial budaya masyarakat terutama
Wisata Gunung Galunggung merupakan masyarakat lokal.
salah satu kawasan pariwisata andalan, terlihat
dari pemasukannya terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kabupaten Tasikmalaya dan
jumlah kunjungan wisatawan yang
berkunjung ke wisata Gunung Galunggung,
tidak hanya wisatawan lokal saja tetapi juga
wisatawan asing. Terdapat beberapa daya tarik

Page | 2
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1

Metodologi
Tabel 1
Konsistensi Strategi Pengembangan Wisata Gunung Galunggung

No. Tujuan Data Analisis Strategi


1 Untuk mengetahui Kondisi Sarana Analisis Pengembangan bagi
kelengkapan dan Prasaran Deskriptif jenis
fasilitas Wisata Gunung dengan melalui kegiatan yang akan
pariwisata Galunggung standar fasilitas dikembangkan pada core
Gunung wisata yang ada wisata- sub core wisata dan
Galunggung dan ODTW wisata Gunung
mengetahui fasilitas Galunggung
mitigasi
bencana
2 Untuk mengetahui Kondisi objek daya Analisis bobot Rencana pengembangan
potensi wisata di tarik wisata penilaian objek daya paket wisata dan rencana
kecamatan Sukaratu di kecamatan tarik wisata event promosi wisata
sukaratu unggulan
3 Untuk mengetahui Tanggapan Analisis Diketahui karakteristik
Karakteristik wisatawan wisatawan hasil Kuantitatif wisatawan
dan aspirasi pelaku wawancara dan permintaan pelaku
wisata. wisata terhadap industri
pariwisata.
4 Untuk menentukan hasil dari data Analisis Kuantitatif Diketahui hirarki kawasan
hirarki Satuan Kawasan kerawanan dan deskriptif pariwisata yang membentuk
Pariwisata Gunung kebencanaan dan satuan kawasan-kawasan
Galunggung penilaian bobot pariwisata di Kecamatan
odtw Sukaratu.
5 Menentukan konsep Faktor ekseternal Analisis Menghasilkan strategi
pengembangan dan internal dari Kuantitatif dengan seperti
kawasan pariwisata. Wisata Gunung menggunakan event promosi, paket wisata
Galunggung. analisis SWOT yang akan digunakan untuk
merencanakan tata ruang
kawasan pariwisata Gunung
Galunggung di Kecamatan
Sukaratu

Survei ini dilakukan untuk mendapatkan


Teknik pengumpulan data dalam kegiatan ini data terbaru/terkini langsung dari lapangan
menggunakan teknik survei, baik survei atau obyek kajian. Pengumpulan data primer
sekunder maupun survei primer ini sendiri akan dilakukan melalui 2 (dua)
Pertama, Survei Sekunder metode, yaitu metode observasi langsung ke
Survei sekunder merupakan teknik lapangan dan metode penyebaran kuesioner
pengumpulan data dengan tujuan mendapatkan atau wawancara. Penentuan penggunaan kedua
data dan informasi yang telah metode ini dilakukan berdasarkan jenis data
terdokumentasikan dalam bentuk buku laporan yang dibutuhkan.
dan statistik. Survei Sekunder diperoleh dari
studi pustaka dan studi instansi. Studi pustaka Selain metode pengumpulan data diatas ada
digunakan untuk mengetahui data dan teori juga metode analisis yang digunakan dalam
yang berhubungan dengan materi pekerjaan. penyusunan strategi pengembangan dikawasan
Studi pustaka diperoleh dari telaahan studi pariwisata Gunung galunggung ini yaitu: 1)
terdahulu yang telah dilakukan dengan maksud Metode Analisis Sarana Prasarana Mitigasi
untuk memperoleh wawasan mengenai aspek- Bencana; 2) Metode Analisis Objek dan Daya
aspek yang berhubungan dengan materi Tarik Wisata (ODTW); 3) Metode Analisis
pekerjaan. Survei instansi bertujuan untuk Kebutuhan Penunjang Wisata; 4) Metode
memperoleh data-data yang berkaitan dengan Analisis Karakteristik Wisatawan dan Aspirasi
strategi pengembangan pariwisata. Pelaku Wisata; 5) Metode Analisis SWOT
Kedua, Survey Primer
Pembahasan

Page | 3
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1

Perencanaan sebuah kawasan pariwisata Luas Daerah dan Rata-rata Ketinggian


barupembangunan fasilitas-fasilitas Desa Luas Rata-rata %
Daerah Ketinggian Luas
pendukung seperti infrastruktur dan amenity (Ha) Desa
core merupakan sebuah hal yang mutlak untuk
dilakukan, terlebih dengan potensi alam dan Tawangba 320,27 0 - 500 9,57
kebudayaan yang menjadi daya tarik kawasan nteng
pariwisatayang secara signifikan akan Gunungsar 492 0 - 500 14,68
merangsang minat wisatawan untuk i
berkunjung. Namun disisi lain, elemen lain Sukamahi 263 0 - 500 7,9
yang tidak dapat dikesampingkan adalah
Sukagalih 199 0 - 500 5,89
keterlibatan masyarakat yang merupakan
bagian dari stakeholder dan juga sebagi pihak Indrajaya 327 751 - 1000 9,74
yang akan merasakan dampak langsung
Sukaratu 499,14 0 – 1000 14,92
pengembangan kawasan tersebut baik dampak
postitf maupun negative yang akan Snagar 467,25 500 - 1750 13,97
ditimbulkan.
Inskeep & Gunn (1994), mengemukakan Linggajati 781 501 - >2000 23,33
bahwa suatu kawasan wisata yang baik dan
berhasil bila secara optimal didasarkan kepada
beberapa aspek yaitu: 1) Mempertahankan/ Luasan dan ketinggian rata-rata diatas
menjaga kelestarian lingkungannya; 2) merupakan lokasi dari objek wisata, berikut ini
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di adalah data berupa jumlah wisatawan pertahun
kawasan tersebut; 3) Menjamin kepuasan wisatawan yang berkunjung ke wisata Gunung
pengunjung; 4) Meningkatkan keterpaduan Galunggung mayoritas wisatawan nusantara
dan unit pembangunan masyarakat di sekitar tidak menutup kemungkinan bahwa promosi
kawasan dan zone pengembangannya yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten
Konsep pembangunan pariwisata Tourism Tasikmalaya.
Tabel 3
Area Life Cycle of Evolution” oleh Butler, Jumlah Wisatawan Gunung Galunggung
yang dikatakan oleh Butler 1980 dalam, bahwa Tahun 2010-2014
terdapat enam tingkatan atau tahapan dalam Tahun Wisman Wisnus Jumlah
pembangunan pariwisata terdapat enam (Orang) (Orang) Total
tahapan yang penting, yaitu : 1) Tahap (Orang)
Penemuan (Exploration); 2) Tahap Pelibatan 2010 162 103.691 103.853
(Involvement); 3) Tahap Pengembangan 2011 218 132.121 132.339
(Development); 4) Tahap Konsolidasi
(Consolidation); 5) Tahap Stagnasi 2012 201 129.651 129.852

(Stagnation); 6) Tahap Penurunan atau 2013 207 183.761 183.968


Peremajaan (Decline/Rejuvenation)
2014 130 238.439 238.569
Gununng Galunggung adalah sama dengan
batas Kecamatan Sukaratu. Luas wilayah Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, 2015
Kecamatan Sukaratu adalah 3.341,00 Ha. Keterangan:
Wisman : Wisatawan Mancanegara
Wisnus : Wisatawan Nusantara
Tabel 2

Tabel 4
Penilaian potensi daya tarik objek wisata

Page | 4
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1

Tabel 5
Analisis Keberadaan Sarana Prasarana Dasar di Pusat Wisata
No Indikator Kriteria Penilaian Nilai
1 Listrik Sistem prasarana kelistrikan yang ada di Cukup
Kecamatan Sukaratu sendiri sudah dapat dibilang terpenuhi
karena dengan adanya jalan cisinga sehingga kawasan
sekitar bisa
terpenuhi kebutuhannya, ketika pengembangan pusat wisata
baru kelistrikan sangat diperlukan
karena kebutuhan yang semakin besar.
2 Telekomunikasi Secara garis besar pelayanan telekomunikasi di Kecamatan kurang
Sukaratu telah dapat menjangkau seluruh Desa, akan
tetapi
dirasakan oleh pengunjung kesulitan untuk
menemukan telekomunikasi umum, dalam pusat wisata
yang berada diantara desa sukaratu dan sinagar jaringan
telekomunikasi seperti telpon umum sangat diperlukan.
3 Air Bersih Kebutuhan sarana air bersih di kecamatan baik
sukaratu menggunakan sumur atau berasal dari sumber
mata air yang ada di wilayah tersebut. Dengan adanya
pengembangan wisata baru yang berada di jalan cisinga
sistem air bersih perlu di alirkan dari Gunung Galunggung
4 Persampahan Persampahan di Kecmatan Sukaratu ini belum memiliki TPS kurang
ataupun TPA warga sekitar
biasanya membakar atau mengubur sampah tersebut, dan
sistem pengambilan sampah pun tidak terpenuhi. Ini
merupakan hal yang perlu diperhatikan bagi pengembangan
pusat wisata karena dalam pariwisata memiliki segi
kenyamanan berwisata.

Sumber : Sumber :Analisis 2016

Dari nilai keseluruhan yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan
pada analisis yang menjadi indikator prasarana keberadaan prasarana dasar di lingkungan
dasar di lingkungan pengembangan pusat kawasan pusat wisata Kecamatan Sukaratu
wisata baru Kecamatan Sukaratu yaitu maka termasuk kedalam tingkat.

Page | 5
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1

Fasilitas penunjang pariwisata ini terbagi fasilitas ini diperlukan jika perjalanan yang
dalam tiga (3) komponen yaitu : dilakukan lebih dari satu hari.
Pertama, Komponen kebutuhan fasilitas
penjualan, Komponen ini terdiri dari
fasilitas-fasilitas perdagangan barang-barang Strategi Pengembangan Pariwisata
sehari-hari dan barang-barang cindera mata. Core Strategy (Strategy Utama)
Barang-barang ini diperlukan oleh wisatawan Core strategy atau strategi utama
karena letak atraksi wisatawan berada jauh dari pengembangan wisata yang terdiri dari
tempat tinggal, serta perjalanan dalam costumer strategy dengan menjelaskan brand
melakukan kegiatan kepariwisataan tersebut, image strategy yaitu dengan menjelaskan
wisatawan tidak dapat membawa seluruh obyek dan produk unggulan dengan tema-tema
keperluan sehari-harinya. tertentu yang kompetitif. Dalam
Kedua, Komponen Kebutuhan pengembangan Core Strategy ada beberapa
Pengamanan, Komponen ini terdiri atas dua (2) komponen yaitu : 1) Strategi
bagian yaitu pertama, untuk melayani PengembanganPerwilayahan Pariwisata; 2)
kecelakaan dan melayani keamanan dari Strategi Pengembangan Transportasi dan
kejahatan. Rasa aman dalam melakukan Infrastruktur; 3) Strategi Pengembangan
kegiatan kepariwisataan yang bersifat Sarana dan Prasarana Penunjang Pariwisata
petualangan dengan menghadapi tantangan-
tantangan rasa aman memerlukan sarana yang Strategi Pengembangan Kegiatan Wisata di
baik, akan tetapi, tidak semua wisatawan Daerah Kendala
senang dengan petualangan ini sehingga Kawasan wisata Gunung Galunggung
fasilitas yang tidak diperlukan setiap saat, sudah tidak diperkenankan lagi adanya
seperti : Kantor Polisi dan Pos Penjagaan. pembangunan sarana dan prasarana penunjang
Bagian dari komponen yang kedua terdiri atas kegiatan wisata, terkecuali yang dibutuhkan
kemudahan menanggulangi kecelakaan pelebaran akses jalan, lampu penerangan.
seperti: 1) P3K dan Puskesmas/BP keduanya Mengingat kawasan wisata Gunung
duanya mempunyai peranan yang sangat Galunggung ini berada pada daerah aliran
penting dalam perjalanan wisata; 2) Kebutuhan lahar Gunung Galunggung maka
Fasilitas Pelayanan Umum pembangunan sarana dan prasarana penunjang
Ketiga, Kebutuhan Pelayanan Umum, wisata yang diperbolehkan hanya
Fasilitas yang termasuk dalam kelompok ini pembangunan sarana dan prasarana elemen
merupakan fasilitas yang sudah biasa terdapat kecil saja dimana dalam pengembangannya
di rumah atau tempat tinggal. Kecuali, fasilitas dikenakan persyaratan harus dapat
penginapan, dipenginapan ini biasanya melestarikan mata air dan melestarikan hutan.
tersedia tempat-tempat peribadatan kecil, Strategi yang diterapkan di kawasan ini yaitu
untuk mandi dan kakus. Selain itu fasilitas ini strategi desintensifikasi, dimana strategi
kurang diperlukan dalam kegiatan desintenfikasi ini bertujuan untuk membatasi
kepariwisataan, kegiatan kepariwisataan masih perkembangan di wilayah objek wisata ini.
dapat berjalan, akan tetapi untuk memberi rasa Berikut upaya mitigasi bencana: 1) Membuat
lebih nyaman, maka fasilitas ini di butuhkan. kanal untuk mengaliri aliran lahar; 2) Tidak
fasilitas ini terbagi atas tiga (3) jenis. Pertama, membangun permukiman, sarana dan
tempat peribadatan, yang sebenarnya prasarana lainnya di daerah timbunan yang; 3)
merupakan kegiatan yang dapat dilakukan Tidak mendirikan bangunan, sarana dan
seperti : mesjid/mushola dan gereja/tempat prasarana lainnya diatas dan atau di bawah
ibadah lainnya. Kedua, fasilitas mandi dan tebing; 4) Melakukan pelatihan kebencanaan,
kakus, kegiatan yang menggunakan fasilitas guna memberitahu tanda- tanda akan terjadi
ini merupakan kegiatan yang mendasar dalam bencana; 5) Melakukan penyuluhan terhadap
kegiatan manusia. Ketiga, tempat menginap, masyarakat di daerah rawan bencana; 6)
Memasyarakatkan rambu-rambu pada daerah

Page | 6
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1

rawan bencana; 7) Melatih masyarakat di Keempat, Menambah jumlah tenaga


daerah rawan bencana agar bisa melaksanakan kerja pengawas dan pengamanan
upaya-upaya menghindari dan penyelamatan lingkungan maupun kebencanaan pada wisata
apabila terjadi bencana kawah dan pemandian air panas mengingat
hingga saat ini tingkat kebersihan dan tingkat
Strategi pengembagan kegiatan ekowisata kedisiplinan wisatawan dalam melaksanakan
guna memenuhi kriteria- kriteria dan aspek ketaatan kebersihan masih sangat rendah.
permintaan pengunjung di wiayah studi :
Kelima, Memberikan fasilitas dana lebih
Pertama, Melakukan perencanaan kegiatan terhadap pariwisata kawasan Gunung
ekowisata di wilayah studi secara terpadu yang Galunggung karena pemeliharaan lingkungan
dilakukan oleh pengelola ODTW di kawasan alami pada kawasan wisata ODTW saat ini
terseb agar pertumbuhan dan perkembangan masih belum optimal, dan untuk
kegiatan pariwisata di sana tidak berjalan memperbaikinya juga diperlukan dana yang
saling bersinergi secara utuh. Rencana tersebut cukup besar
dibuat secara periodic (misalnya setiap 10
tahun sekali) dan harus mengakomodasi Keenam, Tingkat kepedulian masyarakat
kepentingan semua pihak, termasuk pihak dan pengunjung yang masih rendah dalam
pengelola pihak masyarakat setempat, pihak menjaga fasilitas dan melestarikan lingkungan
pemerintah, serta pihak-pihak lain secara luas alami di objek wisata cipanas dapat berdampak
berkepentingan dengan perkembangan kerusakan. Oleh karena itu perlu meningkatkan
kefiatan wisata di kawasan tersebut (ditujukan kesadaran masyarakat dan pengunjung untuk
bagi pengelola). ikut terlibat dalam upaya konservasi
lingkungan. Pada objek wisata perlu
Kedua, Selain membuat rencana diperbanyak penulisan keterangan dan sarana
pengembangan kegiatan pariwisata di atas, tempat sampah agar wisatawan merasa dipaksa
untuk pengelola ODTW juga perlu untuk merasa canggung dan merasa tidak
berkerjasama untuk mengadakan penelitaian berani membuang sampah seenaknya dan
mengenai berbagai potensi ekonomi yang melakukan hal-hal lain yang merusak
dapat dikembangakan oleh masyarakat stempat lingkungan. Bila para pengunjung nyaman
untuk menginkatkan tingkat kesejahteraan dengan tingkat kebersihan dan keindahan alam
mereka. Kerjasama di bidang penelitian yang disajikan di objek wisata ini maka bukan
tersebut sebaiknya diagendakan ke dalam tidak mungkin bila mereka rela membayar
program kerja rutin setiap pengelola ODTW. tiket lebih mahal dan mempromosikan objek
wisata wilayah studi.
Ketiga, Kontribusi ekonomi kegiatan
pariwisata di Kecamatan Sukaratu terhadap Ketujuh, Meningkatkan upaya promosi
masyarakat lokal masih kecil sehingga untuk memperluas segmen pasar, terutama
memerlukan pengembangan lebih lanjut. bagi wisatawan.
Beberapa program kegiatan yang memiliki
konsep cukup bagus telah diagendakan oleh Kedelapan, Berdasarkan karakteristik dan
para pengelola ODTW, namun keefektifan persepsi pengunjung terdapat sarana dan
program-program tersebut dinilai masih prasaran yang memerlukan peningkatan
kurang. Oleh karena itu peningkatan kulaitas pelayanan yaitu mencakup
keefektifan program-program tersebut peningkatan tingkat kenyamanan, tingkat
merupakan langkah untuk meningkatkan keamanan dari bencana, karena salah satu dari
kontribusi kegiata pariwisata dalam pengunjung yang penulis wawancara sudah
meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. mengerti akan bahayanya wisata disini, karena
masih aktif dan rawannya Gunung
Galunggung disini.

Page | 7
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1

SKW 1 Wisata Alam Basis Petualangan; 3)


Restrukturisasi SKW (Satuan Kawasan SKW 2 Wisata Kuliner Baru Khas
Wisata) Kecamatan Sukaratu Galunggung. Penilaian objek dan daya tarik
wisata tersebut dilihat dari setiap objek wisata
Sebaran SKW di Galunggung terbagi dalam 2 sesuai dengan daya tarik jenis wisata, dan
(dua) SKW, yaitu sebagai berikut : 1) Core penilaian yang dilakukan dilihat dari aspek-
Wisata Alam dan Kuliner Khas Galunggung; 2) aspek tertentu

Gambar 3 Konsep Struktur SKW (Satuan Kawasan Wisata)


konsep SKW), jalur utama wisata antar core,
Pada Gambar diatas menjelaskan tentang lingkup pelayanan program SSKW, jalur paket
pembagian konsep struktur SKW (Satuan wisata, serta sub core wisata.
Kawasan Wisata) terdiri dari core (pusat dari

Tabel 6
Penentuan SKW 1 (Wisata Alam Berpetualang)
Bagian SSKW SKW 1 Skor Produk Unggulan Tema
SKW Wisata
Hiking 107 Wisata Alam Pemandian
Air Panas
Core Wisata 1 Wisata
BARAT Kawah Gunung Edukasi 97 Wisata Alam Alam
Galunggun Berbasis
g Petualanga
Pemandian Air 105 Minat
n
Panas Khusus
Offroad 104 Wisata Alam

Tabel 7
Penentuan SKW 1 (Wisata Kuliner Baru Khas Gunung Galunggung)
Bagian SSKW SKW 2 Produk Unggulan Tema
SKW Wisata
Pemancingan Minat Khusus
Core Wisata 2
TIMUR Kuliner Khas (-) Wisata Kuliner
Cocok Tanam Agrowisata Basis Alam
Galunggung

Page | 8
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1

Kemerdekaan (17 Agustus); 6) Event Tahun


Rencana Pengembangan Paket Wisata Barug) Pagelaran Atraksi Seni Budaya.

Paket Wisata SSKW 1 Kedua, Core SKW 1 yaitu Konsep Alam


Paket wisata ini terdiri dari objek wisata Berbasis Petualang (Kawah Gunung
yang terdapat di bagian barat yang terdiri dari Galunggung) diantaranya terdapat event : 1)
4 Desa (Linggajati, Sinagar, Sukaratu, Event Kejurnas Adventure Offroad; 2) Event
Indrajaya). Paket wisata ini terdiri dari objek Roadshow Goes; 3) Festival Seni Musik dan
wisata alam dan minat khusus. Wisatawan Teater; 4) Event Hari Kemerdekaan 17
dapat berkunjung ke Objek wisata minat Agustus; 5) Event Tahun Baru; 6) Camping
khusus yaitu pemandian air panas cipanas Para Bersama.
wisatawan dapat pula mengunjungi wisata Ketiga, Rencana Core SKW 2 yaitu Event
alam yang berbasiskan petualangan seperti Kuliner Khas Galunggung (Nasi Tutug
offroad dan hiking di kawasan wisata Gunung Oncom) diantaranya terdapat event : 1)
Galunggung Dengan SKW nya yaitu Wisata Pagelaran Industri Kerajinan, makanan
Kawah Gunung Galunggung, paket wisata Tradisional; 2) Bazar Produk Lokal (kelom
tersebut dinamakan sebagai “Wisata Alam geulis, sandal kulit, dompet, tas mendong, tas
berbasis Petualangan”. dan dompet); 3) Panen Raya Padi; 4) Pagelaran
Atraksi Seni Budaya.
Peket Wsata SSKW 2
Paket wisata ini terdiri dari objek wisata Kesimpulan dan Rekomendasi
yang terdapat di bagian timur yang terdiri dari Kesimpulan
4 Desa (Tawangbanteng, Gunungsari,
Sukamahi, Sukagalih). Paket wisata ini terdiri Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi
dari objek Agrowisata dan minat khusus. pengembangan pariwisata Gunung
Wisatawan dapat berkunjung ke Objek wisata Galunggung di Kabupaten Tasikmalaya, maka
wisata pemancingan dan belajar bercocok peneliti dapat mengambil keputsan sebagai
tanam padi bersama warga sekitar atau berikut.
pengelola tempat wisata tersebut. Dengan Pertama, Wisata yang berada di Kecamatan
SKW nya yaitu Wisata Kuliner Khas Sukaratu memiliki potensi yang sangat luar
Galunggung, paket wisata tersebut dinamakan biasa, potensi tersebut diantaranya adalah
sebagai “Wisata Kuliner Berbasis Alam”. keindahan kawah, keindahan alam di
sekeliling wisata Gunung Galunggung lahan
Rencana Event Promosi Wisata Unggulan kosong yang berpotensi, terdapat zona
konservasi dan lain-lain. Pengunjung pun akan
Event yang dilakukan untuk meningkatkan lebih mudah menuju ke kawasan wisata
daya tarik wisata di Kecamatan Sukaratu tersebut karena selain memiliki potensi yang
dipusatkan pada wisata – wisata unggulan luar biasa, wisata Gunung Galunggung
yang menjadi core inti dan core pada tiap SKW merupakan kawasan yang strategis dengan
dan wisata-wisata unggulan lainnya, event- lokasinya yang berada di pusat kota, sehingga
event yang akan dilakukan tersebut membuat kawasan tersebut memiliki nilai
diantaranya : lebih dari para pesaing-pesaingnya. Wisata
Pertama, Rencana Event pada Core Wisata Gunung Galunggung terdapat beberapa
Terbaru yaitu diantaranya terdapat event : 1) kegiata wisata tersebut diantaranya adalah,
Event Spektakuler Internasional; 2) Festival hiking, berfoto-foto, taman kanak-kanak,
Band Nasional; 3) Festival Film dan teater kuliner, dan pemandian air panas.
(Animasi dan Dokumenter); 4) Seni Musik dan Kedua, Faktor internal di Wista Sukaratu
Teater; 5) Event Spektakuler Hari diantaranya adalah memiliki keindahan alam

Page | 9
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1

yang menjadi daya tarik para pengunjung yang kondisi lapangan yang lebar jalannya sangat
datang ke wisata Gunung Galunggung. minim untuk wisata yang memiliki potensi
sangat besar.
Ketiga, Faktor eksternal wisata
Kecamatan Sukaratu diantaranya adalah Kelima, Pemerintah pusat perlu segera
pengunjung, pesaing dan kondisi fisik. memperhatikan objek wisata unggulan ini,
Pengunjung sangat berpengaruh terhadap karena fasilitas kegiatan wisata dan
kawasan wisata sehingga lingkungan yang ada di kawasan wisata ini
pengelola/pemerintah harus memanjakan para sangat minim, sehingga masih kurang nyaman
pengunjung kawasan wisata, agar pengunjung dan amannya untuk d kunjungi
tersebut merasa nyaman, aman dan kembali
berkunjung. Kemudian dalam persaingan Keenam, Dalam upaya mengantisipasi
kawasan wisata Gunung Galunggung harus terjadinya bencana yang tidak dapat di
lebih berinovasi dan mempertahankan dan perkirakan, dapat disiasati dengan upaya
melestarikan kegiatan wisata tersebut agar meningkatkan kualitas fasilitas yang
menjadi nilai tambah bagi para pesaingnya. berbasiskan mitigasi bencana, agar wisatawan
Kemudian dengan adanya kondisi fisik yang tetap merasa aman.
berada di kawasan wisata Gunung Galunggung Ketujuh, Memberikan penyuluhan atau
cukup berbahaya untuk beriwsata, karena pelatihan terhadap masyarakat ketika terjadi
gunungnya yang masih aktif sehingga bencana pada kawasan wisata Gunung
pemerintah harus semakin terdorong agar Galunggung, agar masyarakat dapat
memberikan kenyamanan untuk beriwasata. mengantisipasi dengan siaga ketika terjadi
Rekomendasi
bencana yang terjadi tiba-tiba.

Pertama, Untuk melaksanakan Program- Kedelapan, Perlu adanya studi lebih lanjut
program yang dihasilkan, pemerintah perlu terhadap kawasan wisata di Gunung
melakukan kerjasama dengan pihak swasta dan Galunggung, baik itu mengenai peningkatan
masyarakat, terutama untuk pendanaan dan sarana dan prasarana maupun peningkatan
pengelolaan lingkungan objek wisata. jumlah pengunjung yang datang. Oleh karena
itu diperlukan usaha-usaha pengembangan
Kedua, Mempromosikan secara kontinue kawasan pariwisata potensial lebih terarah dan
dengan even-even tahunan. Sedangkan terencana, terutama yang menyangkut upaya
promosi lewat media cetak dan elektronik pelestarian dan pemeliharaan kawasan wisata,
dilakukan dengan membuat Blog wisata hal tersebut perlu dilakukan secara intensif
Gunung Galunggung pada masing- masing oleh pihak terkait.
TIC dan kerjasama dengan TV Nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Ketiga, Meningkatkan insentif dan
menegaskan desinsentif pagi setiap Al-Quran dan Terjemahannya, Departemen
stakeholder yang terlibat untuk memotivasi Agama Republik Indonesia Dipenogoro,
terwujudnya wisata yang progresif dan 2005
produktif. Dan membatasi perkembangan fisik Buku
terutama kawasan terbangun khususnya di Adinul Yakin. 1997. Ekonomi Sumberdaya
kawasan wisata Gunung Galunggung yang dan Lingkungan : Teori dan Kebijaksanaan
dapat membahayakan ketika terjadinya Pembangunan Berkelanjutan, Akapres.
bencana, harus melakukan penentuan batasan Jakarta
yang jelas seperti dengan cara memperketat Gunn Clare A. 1979. Tourism Planning,
izin pengembangan kawasan. Crane Russak. New York
Keempat, Meningkatkan akses jalan menuju Yoeti, Oka A. Drs. MBA. 1992. Pengantar
objek wisata sehingga akses pada wisata Ilmu Pariwisata, Penerbit Angkasa.
Gunung Galunggung tidak sulit, karena Bandung

Page | 10
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1

Yoeti, Oka A. Drs. MBA. Perencanaan Undang-Undang No 10 Tahun 2009 Mengenai


dan Pengembangan Pariwisata, PT Kepariwisataan.
Pradnya Paramita. Jakarta.
Yoeti, Oka.A.1996. Pemasaran Pariwisata. Undang-Undang No 9 Tahun 1990 Mengenai
Angkasa. Bandung. Jasa Pariwisata.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor
Internet 24 Tahun tentang “Sarana dan
GunungApi.,2004_http://www.geocities.com Prasarana Penanggulan Bencana”, 2007
Pembagian Fungsi Kawasan,
http://www.merbabu.com Undang-undang Tahun 2002 “Mengenai
Pokok-pokok Kepariwisataan”
Tesis dan Tugas Akhir
Gita Ramandha. 2011. Arahan Penataan
Ruang Berbasis Mitigasi Bencana
Geologi Gempa Bumi di Kecamatan
Pengalengan Kabupaten Bandung,
Fakultas Teknik, Universitas Islam
Bandung.
Hery Hidayat.2009. Arahan Pengembangan
Sarana Prasarana Mitigasi Bencana
Tsunami di Zona Wisata Utama
Pangandaran, Fakultas Teknik,
Universitas Islam Bandung.
Lutfi Sya’bani.2014. Strategi
Pengembangan Potensi Wisata Situ
Gede Sebagai Kawasan Wisata Alam di
Kota Tasikmalaya. Tugas Akhir.
Program studi Manajemen Resort
&Leisure.UPI
Studio I Planologi, “Survey dan
Kompilasi Data Pengembangan
Kawasan Pariwisata Kecamatan Sijuk,
Kabupaten Belitung”, Jurusan Tekmik
Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas
Teknik, Universitas Islam Bandung,
Bandung, 2013

Undang-undang dan Peraturan Pemerintah


Bappeda Kabupaten Tasikmalaya.2011.
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Tasikmalaya.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.21/PRTM/2007, Perihal Pedoman
Penataan Ruang Kawasan Rawan
Gunung Berapi dan Kawasan Rawan
Gempa Bumi.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.

Page | 11

Anda mungkin juga menyukai