Vol. 9 No 1, 2021
116
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 9 No 1, 2021
Sunarta (2018) dengan judul “Studi Perkembangan hidup destinasi pariwisata (Butler, 1980).
Pariwisata dan Pengaruhnya Pada Lingkungan Fisik Jenis dan sumber data dalam penelitian yang
di Pantai Balangan, Desa Ungasan, Jimbaran”. dilakukan menggunakan data kualitatif (Bungin,
Dalam penelitian ini terdapat kesamaan fokus yaitu 2007:103) yang meliputi data: gambaran umum Pantai
menentukan perkembangan pariwisata pantai Melasti, data tentang usaha pariwisata, dan hasil
dengan berpedoman pada teori Tourism Area Life wawancara dengan informan yang terkait dan data
Cycle. Sedangkan untuk perbedaan terdapat pada kuantitatif (Sugiyono, 2010: 15) meliputi; data
lokasi, penelitian sebelumnya dilakukan di Pantai pengunjung Pantai Melasti dan jumlah usaha
Balangan dan waktu penelitian dilakukan pada pariwisata.
tahun 2018. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
Ada pun beberapa teori dan konsep yang terdiri dari sumber data primer dan sumber data
digunakan dalam penelitian ini yaitu Pertama, teori sekunder (Wardiyanta, 2006). Dalam penelitian ini data
Tourism Area Life Cycle (Butler, 1980), yang primer yang diperoleh yaitu; data gambaran umum
memiliki tujuh tahap antara lain : penemuan, Pantai Melasti, potensi wisata, dan jumlah usaha
keterlibatan, pembangunan, konsolidasi, pariwisata sedangkan data sekunder yang diperoleh
stagnasi,penurunan, peremajaan. Kedua, Konsep peneliti meliputi; Profil Pantai Melasti. Pada penelitian
produk wisata yaitu sebagai susunan produk yang ini digunakan teknik pengumpulan observasi
terpadu, yang terdiri dari objek wisata, atraksi (Suryawan, dkk., 2017), wawancara mendalam
wisata, transportasi, akomodasi dan hiburan (indepth interview) (Bungin 2007:111) dan
dimana tiap unsur dipersiapkan oleh masing- dokumentasi menurut Sugiyono (2015).
masing perusahaan dan ditawarkan secara Teknik penentuan informan dalam penelitian ini
terpisahmenurut (Bukart dan Medlik(dalam Yoeti, menggunakan prosedur purposive sampling (Bungin
1996). Ketiga, potensi wisata adalah segala sesuatu 2007: 107). Narasumber kunci dalam penelitian ini
yang dimiliki oleh daerah tujuan wisata, dan adalah I Made Wijana selaku Asisten Manager
merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang Pengelola Utsaha Kawasan Pantai Melasti. Teknik
berkunjung ke tempat tersebut.” (Mariotti dalam analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
Yoeti, 1996). Keempat konsep Pariwisata menurut adalah teknik analisis deskriptif kualitatif. Teknik
Undang– Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun analisis deskriptif adalah upaya yang dilakukan dengan
2009 tentang Kepariwisataan pariwisata jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
merupakan berbagai macam kegiatan wisata yang memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
didalamnya didukung oleh berbagai fasilitas-fasilitas mancari dan menemukan pola, menemukan apa yang
serta layanan- layanan yang telah disediakan oleh penting, apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang
masyarakat, pengusaha, dan pemerintah daerah. diceritakan kepada orang lain. Adapun langkah-langkah
yang dilakukan sebagai berikut (Moleong, 2012).
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini berlokasi di Pantai Melasti yang III. HASIL DAN PEMBAHASAN
terletak di Jalan Melasti, Banjar Kelod, Desa Ungasan,
Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali yang A. Gambaran Umum
dapat ditempuh sekitar 40 menit dari Nusa Dua Bali, Pantai Melasti merupakan salah satu pantai di
dan sekitar 50 menit dari Kota Denpasar. Adapun lokasi Kabupaten Badung yang memiliki pasir putih dan
Pantai Melasti dapat dilihat pada gambar berikut: saat ini sedang dalam tahap pembangunan secara
fisik. Nama Melasti sendiri diberikan pada tempat
ini berawal dari aktivitas masyarakat lokal
beragama Hindu yang mengadakan Upacara Melasti
di pantai tersebut. Upacara Melasti adalah kegiatan
ritual yang berfungsi sebagai makna mensucikan
kembali alam Bhur, Bwah, dan Swah atauiartikan
juga sebagai upacara penyucian diri dengan
berendam atau mandi di pantai sebelum
menyambut tapa brata penyucian. Kegiatan ini
Gambar 1. Lokasi Kawasan Pantai Melasti biasanya dilakukan setiap tahun pada hari-hari
Sumber : google maps tertentu dan salah satunya menjelang perayaan
Hari Raya Nyepi. Pemberian nama Melasti
Penelitian menggunakan paradigma kualitatif sebenarnya juga diberikan pada sebuah pantai di
dengan metode dan teknik-teknik kualitatif dalam wilayah Kabupaten Tabanan Bali. Untuk
memperoleh data (Anom, dkk., 2019). Fokus penelitian membedakannya, Pantai Melasti di bukit Ungasan
adalah menentukan posisi Pantai Melasti sebagai ini diberi tambahan nama Pantai Melasti Ungasan.
perkembangan pariwisata berdasarkan teori siklus
117
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 9 No 1, 2021
2. Kunjungan wisatawan
Semakin terkenalnya Pantai Melasti
membuat pantai ini semakin banyak dikunjungi oleh
Gambar 2. Pantai Melasti Ungasan wisatawan, baik wisatawan domestik maupun
Sumber : hasil penelitian, 2019 wisatawan mancanegara. Jumlah kunjungan
wisatawan di Pantai Melasti meningkat pada hari-
Untuk memasuki kawasan Pantai Melasti hari libur seperti pada bulan Desember, Januari dan
Ungasana, wisatawan dikenakan tarif tiket sebagai bulan Februari. Untuk jumlah kunjungan wisatawan
berikut: ke Pantai Melasti terhitung sejak bulan Agustus
Tabel 1. Harga Tiket Masuk Kawasan Pantai Melasti 2018 sampai dengan bulan April 2019, dapat dilihat
pada tabel berikut:
Kategori Harga Ket.
tiket Tabel 2. Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke
Tiket Rp 5,000/dewasa. Untuk anak-anak Pantai Melasti Agustus 2018 – April
Masuk tidak dikenakan 2019
biaya tiket masuk. No. Bulan Tahun Jumlah Kunjungan
Parkir Rp 2,000/motor. - (orang)
motor 1. Agustus 2018 35.881
Parkir Rp 5,000/mobil. - 2. September 2018 35.490
mobil 3. Oktober 2018 30.802
Sumber : hasil wawancara, 2019 4. November 2018 28.866
5. Desember 2018 43.314
B. Perkembangan Pariwisata di 6. Januari 2019 42.436
Pantai Melasti 7. Februari 2019 40.678
Pantai Melasti mulai beroperasi sebagai daya 8. Maret 2019 37.859
tarik wisata pada tanggal 1 Agustus 2018 dan
9. April 2019 37.130
merupakan salah satu destinasi wisata pantai di Bali
Total 332.456
yang berada di bagian selatan pulau Bali. Sebelum
Sumber : Bumda Melasti, 2019
adanya pengembangan, Pantai Melasti merupakan
pantai tersembunyi di bagian Bali selatan karena 3. Fasilitas Pariwisata
berada di balik bukit kapur dan belum adanya jalan Fasilitas wisata merupakan salah satu
aspal yang membelah bukit kapur seperti saat ini. komponen penting dan dengan menambahkan
Perkembangan pariwisata di Pantai Melasti fasilitas wisata dapat memudahkan kegiatan
dalam penelitian ini dilihat dari beberapa aspek berwisata yang dilakukan. Fasilitas di suatu daya
sebagai berikut : tarik meliputi akomodasi, tempat parkir, usaha
1. Atraksi Wisata pengelolaan makanan, toilet dan sebagainya.
Atraksi wisata adalah salah satu Pantai Melasti sebelumnya dalam tahap
komponen produk wisata yang penting dan perlu pembangunan jalan dan konstruksi sarana dan
dimiliki oleh suatu daya tarik atau objek wisata. prasarana untuk mendukung kegiatan berwisata di
Pantai Melasti Ungasan selain memiliki potensi pantai, namun saat ini proses tersebut sudah selesai.
dan daya tarik sebagai pantai pasir putih pantai ini Fasilitas untuk objek wisata pantai juga sudah
juga memiliki daya tarik yang terletak pada akses tersedia seperti, toilet, ruang ganti baju, tempat
menuju bibir pantai. jalan turunan berliku-liku membilas kaki, tempat parkir kendaraan sangat luas
yang berada di atas tebing kapur putih yang baik untuk roda dua, empat maupun roda enam, dan
menjulang tinggi menjadi daya tarik yang tidak beberapa tempat makan dan tempat membeli
dimiliki oleh beberapa pantai yang ada di Bali. minuman.
Saat berwisata, beberapa aktivitas yang
bisa dilakukan wisatawan di Pantai Melasti adalah 4. Keterlibatan Masyarakat
118
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 9 No 1, 2021
119
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 9 No 1, 2021
Tabel 3. Perkembangan Pariwisata Berdasarkan Teori Siklus Hidup Pariwisata di Pantai Melasti
Dari tabel di atas menjelaskan bahwa Pantai berskala kecil, semuanya terpenuhi oleh kondisi yang
Melasti termasuk dalam tahap keterlibatan ada di Pantai Melasti.
(involvement) dimana ketiga ciri yaitu jumlah Ciri pertama yaitu jumlah kunjungan
kunjungan wisatawan mulai memperlihatkan wisatawan di Pantai Melasti yang menunjukan
peningkatan terutama pada hari-hari libur, adanya peningkatan di hari-hari libur, hal ini terlihat dari
keterlibatan pemerintah dan masyarakat lokal. jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung di
Kontribusi yang diberikan oleh pemerintah dan bulan Desember, Januari dan Februari lebih tinggi
masyarakat lokal seperti menyediakan fasilitas- dibandingkan bulan sebelumnya. Ciri kedua yaitu
fasilitas penunjang kegiatan wisata, hingga keterlibatan masyarakat, hal ini terlihat dari
mempermudah akses masuk walau dengan skala yang partisipasi masyarakat dalam penjagaan di loket tiket
terbatas, serta mulai dilakukan promosi-promosi menuju Pantai Melasti. Selain itu semua pengelolaan
Pantai Melasti juga masih ditangani oleh masyarakat
120
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 9 No 1, 2021
lokal yang tergabung dalam organisasi Bumda. Ciri dalam kegiatan-kegiatan upacara adat
ketiga melakukan promosi berskala kecil, promosi maupun keagamaan. Masyarakat sangat
yang dilakukan masih sebatas promosi melalui media bergantung pada sempadan pantai dalam
sosial dan word of mouth (WOM). pelaksanaan upacara keagamaan seperti
Dari ketiga ciri di atas dapat disimpulkan upacara Melasti/Mekiyis.
bahwa perkembangan pariwisata berdasarkan teori 2. Memperhatikan kondisi lahan yang tepat
siklus hidup pariwisata di Pantai Melasti masuk dalam untuk membangun agar tidak mengubah
tahap keterlibatan dengan menitikberatkan pada fungsi lahan yang sebenarnya. Menjaga
partisipasi masyarakat lokal dalam pengelolaan keasrian serta kebersihan area sempadan
pariwisata di Pantai Melasti. pantai.
Selain melihat ketiga ciri keterlibatan 3. Perkembangan Pantai Melasti agar tidak
tersebut, perkembangan Pantai Melasti juga dilihat terjadi penurunan dalam kaitannya dengan
dari aspek atraksi, beberapa aktivitas yang bisa tourism area life cycle, namun terjadi
dilakukan wisatawan di Pantai Melasti adalah peningkatan ke tahap berikutnya yaitu tahap
bersantai di tepi pantai, selain di tepi pantai pembangunan.
wisatawan juga dapat bersantai di bukit-bukit 4. Menjalin jejaring kerjasama dengan pihak lain
disekitar pantai melasti, berenang, snorkeling, out (investor, agen travel) dalam pengembangan
bond atau family gathering, dan melakukan sesi foto Pantai Melasti, namun tetap
prewedding di pantai Melasti, jumlah kunjungan, mempertahankan keterlibatan masyarakat
fasilitas untuk pantai Melasti juga sudah tersedia lokal,.
seperti, toilet, ruang ganti baju, tempat membilas kaki, 5. Memperluas promosi berupa brosur atau
tempat parkir kendaraan sangat luas baik untuk roda website resmi.
dua, empat maupun roda enam, dan beberapa tempat 6. Menggandeng kaum muda agar ikut terlibat
makan dan tempat membeli minuman dan dalam pengelolaan Pantai Melasti
keterlibatan masyarakat lokal yaitu dalam tahap 7. Perancangan produk wisata ramah
penataan kawasan yang dikelola langsung oleh lingkungan dalam upaya mewujudkan
BUMDA (Baga Utsaha Manunggal Desa Adat) yang perkembangan pariwisata Pantai Melasti
membawahi Desa Adat Ungasan. secara berkelanjutan.
IV. KESIMPULAN
A. Simpulan DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI
Perkembangan Pantai Melasti sudah Anonim. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia
mencakup komponen-komponen penting dilihat dari Nomor 10 Tahun 2009 tentang
potensi atraksi wisata, tersedianya fasilitas pariwisata, Kepariwisataan. Sekretariat Negara. Jakarta.
kunjungan wisatawan dan keterlibatan masyarakat Anonim. 2019. Profil Pantai Melasti: Kantor Bumda
lokal dalam mengelola Pantai Melasti, kestabilan dalam Desa Ungasan Kecamatan Kuta Selatan
peningkatan jumlah kunjungan wisatawan cukup baik Kabupaten Badung tahun 2019.
walau Pantai Melasti Ungasan baru beroperasi di tahun Anom, I. P., Suryasih, I. A., Nugroho, S., & Mahagangga,
2018. I. G. A. O. (2017). Turismemorfosis: Tahapan
Untuk posisi perkembangan Pantai Melasti selama seratus tahun perkembangan dan
berada pada tahap kedua yaitu keterlibatan prediksi pariwisata Bali. Jurnal Kajian Bali
(involvement) dan memenuhi semua ciri tahap yaitu (Journal of Bali Studies), 7(2), 59-80.
kunjungan wisatawan meningkat pada hari-hari libur, Anom, I. P., & Mahagangga, I. G. A. (2019). Handbook
di Pantai Melasti tercatat jumlah kunjungan wisatawan Ilmu Pariwisata: Karakter dan
meningkat pada bulan Desember dan Januari serta Prospek. Jakarta: PrenadaMedia Group.
Februari. Ciri kedua keterlibatan masyarakat, dalam Bungin, Burham. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta.
pengelolaan Pantai Melasti masyarakat lokal sangat Prenada Media Group.
dilibatkan terlihat dari penjagaan tiket masuk yang Butler, R.W. 1980. The Concept of A Tourist Area Cycle
dilakukan oleh masyarakat lokal. Ciri ketiga yaitu of Evolution: Implications for Management of
promosi, dalam hal ini promosi lebih kepada Resources. University of Western Ontario.
penggunaan media sosial dan word of mouth (WOM). Canadian Geographer XXIV.
Mahagangga, I., Oka, G. A., & Suryawan, I. B. Anom, I
B. Saran Putu dan Kusuma Negara, I Made. 2019.
Saran kepada stakeholder khususnya Evolusi Pariwisata Di Indonesia,
masyarakat lokal yang terlibat dalam pengelolaan: Turismemorfosis di Kabupaten Badung,
1. diharapkan dapat melindungi kawasan pantai kabupaten Banyuwangi dan kabupaten Luwu
serta melindungi fungsi sosial sebagai aset Timur. Denpasar: Cakra Media Utama.
milik bersama yang dapat dimanfaatkan
121
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 9 No 1, 2021
122