A. Latar Belakang
Pada Era Globalisasi ini Pariwisata merupakan sektor yang bisa menunjang
sebuah alternatif yang dapat diandalkan sebagai salah satu sektor dalam peningkatan
untuk mencari pengetahuan baru dan ada juga untuk sekedar bersantai menghibur diri
menikmati keindahan alam ataupun jenis hiburan lain yang terkandung dalam sektor
serta fasilitas - fasilitas pendukung dalam suatu objek wisata agar menarik mampu
Pada saat ini suatu kegiatan kepariwisataan dikembangkan dan diarahkan pada
wisata. Dalam upaya peningkatan pelayanan dalam suatu objek wisata maka perlu
dilakukannya inovasi-inovasi dari ide para pengelola suatu objek wisata tersebut.
wilayah Indonesia terbentang sejauh 5.120 Km dari papua di ujung timur hingga aceh
empat kali jumlah garis pantai benua amerika, hingga Indonesia menduduki posisi
nomor satu didunia dalam hal jumlah panjang garis pantai. Indonesia Source Book
1993 mencatat wilayah darat Indonesia meliputi 1,91 juta kilometer persegi dengan
pergantian kekuasaan dari rezim orde baru ke orde reformasi yang menimbulkan
kerusuhan hampir diseluruh kota besar di Indonesia Data yang di peroleh dari
sebanyak 11,16% yaitu dari 5,1 juta pada tahun 1997 menjadi 4,6 juta pada tahun
1998. Walaupun hempasan krisis, baik keamanan maupun ekonomi masih berlanjut
pada tahun 1999, namun realitas statistik menunjukkan bahwa kujungan wisatawan
mancanegara pada tahun 1999 berjumlah 4,727,520 atau naik 121,104 orang.
pesat, dan dinas pariwisata provinsi Riau sangat genjar ingin membangaun wisata di
riau. Di Riau juga terdapat objek wisata yang sangat menarik untuk dilihat dan di
kunjungi seperti, paju jalur, bakar tongkang. Dan wisata alam yang sangat ini
dinikmati pengunjung yaitu wisata di teluk jering yaitu pulau cinta. Pada tahun 2018
wisman. Angka tersebut melebihi dari pencapaian 2 tahun sebelumnya yaitu pada
tahun 2016 berjumlah 66.130 orang dan pada tahun 2017 berjumlah 91.484 wisman.
hingga saat ini pariwisata di riau masih terus berkembangan karena baik dari
pemerintah maupun pihak pengelola terus meningkatkan berbagai fasilitas dan atraksi
Di kabupaten Indragiri hilir juga terdapat beberapa objek wisata alam yang
juga memiliki keindahan yang alami serta memiliki daya tarik yang tak kalah dari
objek wisata yang berada di luar kabupaten indragiri hilir. objek wisata di indragiri
hilir sendiri bisa ditempuh beberapa jam dari pusat kota kabupaten yaitu tembilahan
kota.Pada saat ini pihak pengelola objek wisata terus meningkatkan pelayanan
Table 1.1
Objek wisata alam di kabupaten indragiri hilir
NAMA LOKASI
NO
(objek wisata) (kecamatan)
1 Pantai solop Mandah
2 Air terjun 86 Keminung
Dari tabel 1.1 di atas bisa dilihat wisata alam Bukit berbunga berada di lokasi
lokasi tersebut tidaklah susah karena hanya terletak 5 KM dari jalan lintas Timur,
sedangkan untuk mencapai objek wissata lain membutuhkan waktu yang berjam-jam
dan menempuah akses yang relatif sulit. Untuk mengunjungi objek wissata berbunga
pengunjunga hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk sampai pada objek wisata
Fasilitas yang ada pada objek wisata bukit berbunga sangat berbeda dengan 2
objek wisata yang ada di kecamatan kemuning lain nya, pada objek wisata tembulun
rusa hanya menyediakan parkir motor pada saat hari-hari libur, sedangkan air terjun
86 mengalami peningkatan sedikit jauh dari bukit berbunga. Fasilitas yang ada pada
Tabel 1.2
Fasilitas Objek Wisata Bukit Berbunga
No Fasilitas Jumlah Kondisi
1 tanggaa 2 Tidak terawat
2 kantin 2 Terawat
3 Pos jaga 1 Tidak terawat
4 parkir 2 Terawat
5 tempat istirahat 2 Terawat
6 Tempat sampah 5 Rusak
Sumber : pengelola objek wisata
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kondisi fasilitas objek wisata alam bukur
Tabel 1.3
Fasilitas Objek wisata Air terjun 86
No Fasilitas Jumlah kondisi
1 Parkir 1 Terawat
2 Tangga 1 Terawat
3 Jualan makanan 3 Terawat
4 Tempat duduk 2 Rusak/terawat
5 Tempat ganti baju 1 Terawat
Sumber : Pengelola objek wisata air terjun 86
Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa kondisi fasilitas objek wisata pada wisata
air terjun 86 sedikit lebih baik dari pada objek wisata bukit berbunga, ini disebabakan
kurangnya perhatian dan perawatan pihak pengelola terhadap fasilitas yang ada pada
objek tersebut. Dan oleh karena itu objek wisata air terjun 86 lebih bnyak diminati
penelitian karena kondisi akses jalan yang lebih mudah ditempuh dan juga peneliti
ingin mengetahui peranan pengelola dalam mengembangkan objek wisata tersebut
pengembangan fasilitas yang ada pada objek wisata maka akan meningkatkan daya
Hal ini sejalan dengan sammeng, 2001 : 39, ssalah satu hal penting untuk
jarang wisatawan berkunjung ke suatu tempat atau daerah, karena tertarik oleh
kemudahan yang bisa diperoleh melalui fasilitas. Menurut Spillane (1994,hlm 67)
Fasilitas merupakan sarana dan prasarana yang mendukung operasional objek wisata
lansung mendorong pertumbuhan tetapi berkeembang pada saat yang sama atau
b. Aksebilitas
d. Potensi pasar
dalam menarik perhatian pengunjung untuk datang ke suatu objek wissata. Untuk itu
persepsi pengunjung terhadap objek wisata bukit berbunga perlu diketahui sebagai
masukan untuk pihak pengelola dan dinas pariwisata kabupaten indragiri hilir.
Objek wisata adalah suatu tempat yang menjadi tempat kunjungan wisatawan
karena memiki sumber daya baik alamiah maupun buatan, seperti keindahan alam
dankebudayaan khas lainnya. Salah satu faktor yang membuat seseorang melakukan
kegiatan wisata adalah objek daya tarik wisata sebagai atraksi wisata yang bersifat
adanya sebuah potensi wisata yang mempunyai peluang untuk dijadikan sebagai daya
tarik wisata, dan hal itu harus dilengkapi dengan atraksi, aksebilitas dan amenitas.
Atraksi wisata merupakan sebuah kegiatan yang ada pada suatu objek wisata
yang mana atraksi ini merupakan sebuah daya tarik terhadap pengunjung, atraksi
wisata bisa berupa buatan manusia dan juga ada yang lansung disediakan oleh alam
sehingga atraksi tersebut bersifat alami tanpa ada campur tangan manusia, atraksi
merupakan salah satu pendorong pengunjung agar menarik minat untuk datang ke
Aksebilitas merupakan suatu jarak yang ataupun jalan yang akan ditempuh
menuju suatu objek wisata, aksebilitas merupakan suatu sarana penting dalam
pengembangan objek wisata terlebih lagi itu wisata yang bersifat alami maupun
buatan manusia. Aksebilitas merupakan tolak ukur atau sebagai pertimbangan dari
wisatawan untuk mengungjungi suatu objek wisata yang akan mereka datangi,
sehingga aksebilitas ini merupakan salah satu faktor penting dalam suatu
gunanya untuk melengkapi kebutuhan wisatawan ada pada sebuah objek wisata, serta
tersebut.fasilitas harus memili bentuk yang dapat dikenal, dan juga fasilitas ini
Salah satu objek wisata yang saat ini dikembangkan oleh pemerntah desa batu
ampar adalah objek wisata bukit berbunga, karena bukit berbunga merupakan icon
dari desa tersebut. Hingga saat ini pengunjung ke bukit berbunga terus meningkat
fasilitas yang ada pada objek wisata bukit berbunga tersebut. Dalam upaya
suatu organisasi yang ada di desa batu ampar, yaitu organisasi IPD (ikatan pemuda
Desa) batu ampar, peran pengelola dalam mengembangkan objek wisata bukit
Hingga saat ini beberapa fasilitas terus dioptimalkan oleh pihak pengelola objek
wisata tersebut baik itu fasilitas pendukung maupun fasilitas dasar yang harus
dilengkapi demi kemajuan objek wisata tersebut. Pada dasarnya pihak pengelola
selalu mencari cara agar fasilitas di objek tersebut terus meningkat serta bagaimana
cara menarik perhatian pengunjung untuk mendatangi objek wisata bukit berbunga.
dengan terus berkembangnya fasilitas pada objek wisata tersebut maka akan
Dilihat dari peningkatan pengunjung setiap tahun nya maka peneliti berpendapat
Dari beberapa tahun terakhir objek wisata bukit berbunga mengalami banyak
perubahan-perubahan yang terdapat dalam objek tersebut, berupa akses dan juga letak
fasilitas yang ada di daerah tersebut sehingga menarik perhatian untuk meneliti
tentang peranan pengelola dalam upaya peningkatan fasilitas yang ada disana, serta
Dalam hal ini peneliti Sangat tertarik pada bagaimana tanggapan pengenjung
terhadap objek wisata yang ada di kecamatan kemuning tersebut, alasan peneliti ingin
meneliti di objek tersebut adalah objek terebut merupakan icon dari desa batu ampar.
maka dari itu peneliti mengangkat judul “Penilaian Pengunjung Terhadap Fasilitas
C. Batasan Masalah
objek wisata alam bukit berbunga. Batasan ini bertujuan untuk penelitian ini lebih
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
2. Bagi pemerintah desa dapat menjadi masukan untuk pengembangan objek wisata
tersebut.
F. Tinjauan Pustaka
1. Pariwisata
perjalanan dan persinggahan yang dilakukan oleh manusia di luar tempat tinggalnya
untuk berbagai maksud dan tujuan, tetapi bukan untuk tinggal dan menetap di tempat
yang dikunjungi atau disinggahi untuk melakukan pekerjaan yang mendapat upah.
bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan kaya daya tarik wisata yang
macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
yaitu:
jati diri dan kesatuan bangsa, dan mempererat persahabatan antar bangsa.
(10) yang menyatakan bahwa : “Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan
oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk
tujuan rereasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengussaha, pemerintah, dan
pemerintah daerah.
setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat,
Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan,
dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan
kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang
kepariwisataan.
a. Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang atau jasa bagi
pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti
pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya
jangka waktu yang pendek ketempat-tempat tujuan diluar tempat tinggalnya dan
tempat bekerjanya, serta diluar kegiatan-kegiatan mereka dan selama ditempat tujuan
bahwa pariwissata adalah suatu perjalanan yang dilakukan sementara waktu, yang
diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk
mencari atau berusaha nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata hanya
untuk menikmati perjalanan tersebut, berekreasi atau untuk memenuhi kebutuhan dan
(Djemari Mardapi 1998:8). Menurut Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution (2001),
sebuah proses pengumpulan informasi (James A. Poteet & Ronald C Eaves 1985).
baik buruk (Suharsimi Arikunto 2009). Sedangkan menurut Hargrove dan Poteet
sebelum keputusan.
yang diperoleh melalui pengukuran menggunakan alat dan teknik yang layak.
3. Fasilitas
Secara sederhana yang dimaksud dengan fasilitas adalah suatu sarana fisik yang
dapat memproses suatu masukan (input) menuju keuaran (output) yang diinginkan
dalam usaha yang bergerak dibidang jasa, maka segala fasilitas yang ada yaitu
kondisi fasilitas harus diperhatikan terutama yang berkaitan erat degan apa yang
dirasakan atau didapat konsumen secara langsung. Sedangkan menurut Kotler (2005)
mendefenisikan fasilitas yaitu segala sesuatu yang bersifat peralatan fisik dan
utama, merupakan sarana yang sangat dibuthkan dan dirasakan sangat diperlukan
Menurut soekadijo (2000:196) suatu fasilitas wisata dapat dikatakan baik apabila
wisatawan.
mengenai fasilitas wisata yang dilihat dari bentuk fasilitas, fungsi fasilitas, lokasi
fasilitas dan mutu fasilitas”. Keempat dimensi penilaian fasilitas wisata tersebut
a. Bentuk fasilitas
ditampilkan atau tampak” Kemudian menurut Soekadijo (2000; 95) : bentuk fasilitas
bahwa bentuk dari fasilitas adalah suatu wujud fasioitas yang tampak dan muudah
dikenal oleh wisataawan, selajutnya seperti hal-hal lain dalam praktek kepariwisataan
bentuk fasilitas itu harus sesuai dengan gaya kepariwisataan. Contohnya dalam gaya
kepariwitaan fasilitas mandi yang baik dalam sebuah hotel adalah bak mandi rendam.
Kalau ada bentuk fasilitas sukar atau tidak dapat dikenal, perlu adanya petunjuk
berupa tulisan atau tanda-tanda lain yang lebih dikenal . Contohnya : toilet/kamar
mandi yang dari luar sukar kegunaannya, biasanya diberi tulisan “toilet”, dan dari
bentuknya tidak kelihatan yang mana pria dan yang mana wanita, maka biasanya ada
harus brfungsi dengan baiksebagaimana mestinya” sesuai dengan asas fasilitas dalam
aturan menteri pekerjaan umum tentang pedoman fasilitas dan Aksebilitas pada
mempergunakan semua tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu
keran air harus mengeluarkan air dengan baik, lampu harus menyala.
c. Lokasi Fasilitas
Pendapat ahli tersebut sejalan dengan asas fasilitas dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum tentang pedoman Teknis failitas dan aksebilitaas pada bangunan,
Gedung dan lingkungan bahwa “suatu fasilitas harus memiliki asas kemudahan yang
berarti setiap orang dapat mencapai semua tempat atau banguan yang bersifat umum
beribadah, maka pengunjung dapat dengan mudah mencari musholla, Jika suatu
d. Mutu fasilitas
harus diperhatikan mutunya”. Mutu fasilita dilihat dari bahan yang digunakan untuk
kecerdasan, kepintaran, dsb) kualitas”. Sebagai contoh bathtub ang retak, sendok
yang bengkok, toiltet yang kotor, itu semua menurunkan mutu fasilitas.
4. Pengunjung
dalam jangka waktu tidak lebih dari 12 Bulan berturut-turut dan tujuan perjalanan
bepergian pada akhir minggu yang berasal dari kota untuk berlibur ke daerah yang
kenegara yang dekat dengan negara mereka sendiri dengan cepat yang berkunjung
Pengunjung yaitu setiap orang yang datang kesatu negara atau temapat lain dan
biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima
upah.
1. Wisatawan (tourist)
keagamaan dan olahraga. Hubungan datang (business), keluarga, konferensi, misi dan
lain sebagainya.
wisatawan (tourist) adalah seorang pengunjung untuk sekurangnya satu malam tapi
tidak lebih dari satu tahun,yang dimaksud pengunjung adalah tidak lain
dikunjungi.
tertentu, baik faktor penarik maupun faktor pendorong kegiatan pariwisata, Fandeli
a. Faktor penarik
Faktor ini berkaitan dengan adanya atraksi wisata didaerah atau tempat wisata.
Sesuai dengan fungsi kegiatan pariwisata, Sujali (1989) dalam subhani (2010)
1. Pariwisata pendidikan
2. Pariwisata olahraga
3. Pariwisata kebudayaan
4. Pariwisata kesehatan
5. Pariwisata ekonomi
6. Pariwisata social
b. Faktor pendorong
tercemar.
2. Pengunjung (exursionis)
5. Objek wisata
Menurut marlina (2013), Objek wisata adalah segala sesuatu yang mejadi
sassaran wisata, objek wisata angat erat hubungannya dengan daya tarik wisata,
dalam daerah yang merupaakan objek wisata harus memiliki keunikan yang menjadi
sasaran utama apabila berkunjung ke daerah wisata tersebut. Keunikan suatu daerah
wisata misalnya bidaya setempat, alam dan flora, kemajuan tejnologi, atau unsur
spriritual lainnya.
objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata baik
itu pembangunan objek dan daya tarik wisata, yang dilakukan dengan cara
mengusahakan, mengelola dan membuat objek-objek baru sebagai objek dan daya
tarik wisata. Dalam Undang-Undang di atas, yang termasuk objek dan daya tarik
a. Objek dan daya tarik wisata di ciptakan Tuhan Yang Maha Esa, yang
berwujud keadaaan alam serta flora dan fauna, seperti : pemandangan alam,
panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis serta
bianatang-binatang langka.
b. Objek daya tari wisata hasil karya manusia yan berwujud museum,
Objek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri
pariwisata dan salah satu alasan pengunjung melakukan perjalanan. Diluar negeri
objek wisata tersebut disebut dengan tourist atraction (atraksi wisata), sedangkan di
Objek wisata adalah suatu tempat yang menjadi kunjungan wisatawan karena
keindahan alam atau pegunungan, pantai, flora dan fauna, kebun binatang, bangunan
kuno bersejarah, tari-tarian traditional dan lain sebagainya. Objek wisata yang juga
disebut daaya tarik wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran
wisatawan ke suatu daerah tujuan wissata, seperti yang dikatakan oleh gamal
Dari keterangan diatas, dapat disimpilkan bahwa suatu objek wisata yang baik
dan menarik untuk dikunjungi harus mempunyai keindahan tersendiri agar menjadi
ciri khas suatu objek tersebut, supaya menjadi daya tarik untuk dikunjungi dan juga
baik, harus mengembangkan tiga hal penting agar daerah tersebut menarik untuk
adanya sesuatu yang menarik untuk dilihat , dalam hal ini objek wisata
b. Adanya sesuatu yang dapat dibeli (something to buy), yaitu harus terdapat
sesuatu yang menarik dari tempat tersebut dan merupakan ciri khas
Penggolongan objek wisata akan terlihat dari ciri-ciri khas yang ditonjolkan
Di dalam tata alam terpadu berbagai bentuk alam hayati dan non hayati, dan
satu dengan yang lain nya terjalin dalam suatu ekosistem hingga terbentuk daya
dukung sebuah lingkungan yang menarik. Kegiatan ini seluruhnya berlangsung secara
alami sesuai dengan matra dan waktu. Berdasarkan data geologi di alam semesta
Menurut Damardjati (2001) bahwa objek wissata ialah pada dasarnya berwjud objek,
barang-barang mati atau statis, baik yang diciptakan manusia sebagai seni budaya,
ataupun yang berupa gejala-gejala alam, yang memiliki daya tarik bagi wisatawan
kunjungannya, bentang alam dari sabang sampai maraoke berupa gejala alam,
peninggalan sejarah dan sebagainya harus kita jaga sehingga keaslian bentuknya
dapat dipertahankan.
G. Kerangka Pemikiran
Penilaian pengunjung terhadap fasilitas objek Wisata Alam Bukit
H. METODE PENELITIAN
1. DESAIN PENELITIAN
Dalam penelitian ini metode yang digunakan ialah kualitatif dengan pendekatan
pendekatan deskriptif.
tempat yang diteliti adalah di desa Batu ampa, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi
a) Populasi
atas obyej atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu atau sifat
yang dimiliki oleh objek yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannnya.
b) Sample
Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik oleh populasi tersebut, (
jumlah sample. Menurut Sugiono (2001) teknik sampling aksidental adalah teknik
sample berdasarakan kebetulan, yaitu siapa yang bertemu dengen peneliti dan
dipandang cocok sebagai sumber data dan dapat dijadikan sample. Dan pada
penelitian ini penulis tidak hanya menjadi sample orang yang bertemu di objek saja,
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data
kualittaif merupakan data yang tidak berupa jumlah angka, namun data yang berupa
verbal. Adapun sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder.
Data primer merupakan data yang didapat lansung dilapangan melalui objek yang
Data sekunder adalah data yang melengkapi data primer, data ini diperoleh dari
data-data lainya seperti lewat buku-buku, berita, studi terdahulu dan internet.
5. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Untuk memperoleh data dari peneliti ini maka digunakan teknik pengumpulan
a. Obsevasi
bidang ilmu-ilmu sosial. Pengumpulan informasi tentang objek atau kenyataan yang
oleh peneliti dan bahkan bisa jadi tanpa mengeluarkan biaya apapun. Istilah observasi
berasal dari bahasa latin yang berarti “melihat” dan memperhatikan. Nawawi dan
pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala
bertujuan untuk mendapatkan data atau informasi tentang fenomena atau masalah
yang berjalan, pihak-pihak yang terlibat, dan arti atau makna dari kejadian yang
terjadi berdasarkan sudut pandang pihak-pihak yang terlibat dalam kejadian amatan.
objek-objek yang dilihat dan hal-hal yang diperlukan dalam mendukung penelitian
yang sedan dilakukan. Tahapan selanjutnya peneliti harus melakukan observasi yang
terfokus, yaitu mulai menyempit data atau informasi yang diperlukan sehingga
peneliti dapat menemukan pola-pola perilaku dan hubungan yang terus menerus
terjadi .
Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi partisipasi, dimana observasi
b. Wawancaraa
Wawancara merupakan percakapan antar dua orang atau lebih yang bertujuan
metode ini dilakukan untuk menggali data dan opini mengenai suatu objek atau
peristiwa yang sedang atau sudah berlansung. Metode ini digunakan penulis untuk
c. Dokumentasi
yang berupa gambar atau video pada kawasan objek wisata bukit tersebut.
d. kuisioner
mengadakan komunikasi dengan sumber data. Adapun kuisioner dalam penelitian ini
kelengkapan fasilitas, desain interior dan eksterior dan juga kebersihan fasilitas yang
merupakan fasilitas rekresi yang ada di objek wisata alam bukit berbunga.
Teknik analisis data yang digunakan dalam peneitian ini adalah analisis data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitin ini adalah analisis data
kualitatif dengan cara deskriftif, Aktivitas dalam analisis data ini kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sehinnga tuntas dan daatnya
sampai selesai.
Ada berbagai cara menganalisa data, tetapi secara garis bessarnya dengan
a. Reduksi data
Data yang telah dapat dilapangan, dirangkum dan dipilih data pokok dan
b. Display data
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya yang akan digunkan dalam
penelitian ini adalah menyajikan data daam bentuk teks yang bersifat naratif terlebih
dahulu.
c. Conculsion/Verification
Peneliti selalu melakukan uji kebenaran setiap makna yang muncul dari data.
lapangan maupun dari hasil-hasil diskusi dengan teman sejawat demi penambahan
kelengkapan data. Apabila hasil klarifikasi memperkuat simpulan atas data, maka
-menetapkan
summber informs
-program
kabupaten -memberikan
-memberitahu
larangan-larangan
dan aturan di
kawasan wisata
alam
- memberikan
informasi jarak
menuju objek
wisata
-memberikan
gambaran bagi
dilihat di kawasan
wisata
- pengadaan slide
5. Fasilitas-
dan-
fasilitas
mobil unit pameran
pendukung
satwa khas
J. Sistematika Penulisan.
singkat mengenai isi dari penelitian dengan cara mendeskripsikannya mulai dari:
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab ini penulis akan menguraikan tentang latar belakang masalah,
Bab ini berisikan kerangka pemikiran dan teori-teori dasar atau umum yang
mendapatkan hasil dari penelitian, dan mencangkup populasi dan sample, lokasi dan
waktu penelitian, teknik pengumpulan dan teknik analisis data, alat pengumpulan
data, jenis dan sumber data, operasional variable dan sistematika penulisan.
Dalam bab ini berisi tentang pengelolaan data dan hasil pengelolaan, dan juga
paramitta.
Prdya Paramitha