Anda di halaman 1dari 31

Judul : Penilaian Pengunjung Terhadap Fasilitas Objek Wisata Alam Bukit

Berbunga Kabupaten Indragiri Hilir

A. Latar Belakang

Pada Era Globalisasi ini Pariwisata merupakan sektor yang bisa menunjang

perekonomian suatu daerah. Industri pariwisata telah membuktikan dirinya sebagai

sebuah alternatif yang dapat diandalkan sebagai salah satu sektor dalam peningkatan

devisa suatu negara. Kepariwataan di dunia mengalami perkembangan yang sangat

pesat sehingga meningkatkan pendapatan suatu negara.

Pariwisata merupakan sebuah tempat yang dikunjungi suatu wisatawa guna

untuk mencari pengetahuan baru dan ada juga untuk sekedar bersantai menghibur diri

menikmati keindahan alam ataupun jenis hiburan lain yang terkandung dalam sektor

pariwisata. Sehingga negara-negara berbenah dalam meningkatkan kualitas pelayanan

serta fasilitas - fasilitas pendukung dalam suatu objek wisata agar menarik mampu

wisatawan domestik maupun wisatawan yang berasal dari mancanegara.

Pada saat ini suatu kegiatan kepariwisataan dikembangkan dan diarahkan pada

upaya-upaya pelestarian lingkungan serta peningkatan pelayanan dalam suatu objek

wisata, agar wisatawan merasakan kenyamanan dalam berkunjung ke suatu objek

wisata. Dalam upaya peningkatan pelayanan dalam suatu objek wisata maka perlu

dilakukannya inovasi-inovasi dari ide para pengelola suatu objek wisata tersebut.

wilayah Indonesia terbentang sejauh 5.120 Km dari papua di ujung timur hingga aceh

di ujung barat, Indonesia memiliki 81.000 Km garis pantai. Indonesia memilikia

empat kali jumlah garis pantai benua amerika, hingga Indonesia menduduki posisi

nomor satu didunia dalam hal jumlah panjang garis pantai. Indonesia Source Book
1993 mencatat wilayah darat Indonesia meliputi 1,91 juta kilometer persegi dengan

luas wilayahnya empat kali lebih luas daratannya.

Pada tahun 1998 kepariwisataan Indonesia relatif lesu disebabkan oleh

pergantian kekuasaan dari rezim orde baru ke orde reformasi yang menimbulkan

kerusuhan hampir diseluruh kota besar di Indonesia Data yang di peroleh dari

Direktorat Jendral Pariwisata menunjukkan adanya penurunan kunjungan wisatawan

sebanyak 11,16% yaitu dari 5,1 juta pada tahun 1997 menjadi 4,6 juta pada tahun

1998. Walaupun hempasan krisis, baik keamanan maupun ekonomi masih berlanjut

pada tahun 1999, namun realitas statistik menunjukkan bahwa kujungan wisatawan

mancanegara pada tahun 1999 berjumlah 4,727,520 atau naik 121,104 orang.

Di provinsi Riau biang pariwisata juga mengalami perkembangan yang sangat

pesat, dan dinas pariwisata provinsi Riau sangat genjar ingin membangaun wisata di

riau. Di Riau juga terdapat objek wisata yang sangat menarik untuk dilihat dan di

kunjungi seperti, paju jalur, bakar tongkang. Dan wisata alam yang sangat ini

dinikmati pengunjung yaitu wisata di teluk jering yaitu pulau cinta. Pada tahun 2018

peningkatan pengunjung ke provinsi riau meningkat 30% yakni berjumlah 146.935

wisman. Angka tersebut melebihi dari pencapaian 2 tahun sebelumnya yaitu pada

tahun 2016 berjumlah 66.130 orang dan pada tahun 2017 berjumlah 91.484 wisman.

hingga saat ini pariwisata di riau masih terus berkembangan karena baik dari

pemerintah maupun pihak pengelola terus meningkatkan berbagai fasilitas dan atraksi

pada suatu objek wisata untuk menarik perhatian pengunjung.

Di kabupaten Indragiri hilir juga terdapat beberapa objek wisata alam yang

juga memiliki keindahan yang alami serta memiliki daya tarik yang tak kalah dari
objek wisata yang berada di luar kabupaten indragiri hilir. objek wisata di indragiri

hilir sendiri bisa ditempuh beberapa jam dari pusat kota kabupaten yaitu tembilahan

kota.Pada saat ini pihak pengelola objek wisata terus meningkatkan pelayanan

fasilitas terhadap objek wisata yang mereka yang dikembangkan.

Berikut daftar objek wisata yang ada di kabupaten indragiri hilir :

Table 1.1
Objek wisata alam di kabupaten indragiri hilir
NAMA LOKASI
NO
(objek wisata) (kecamatan)
1 Pantai solop Mandah
2 Air terjun 86 Keminung

3 Bukit berbunga Kemuning

4 Tembulun rusa Kemuning


Sumber : Dinas pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Indragiri hilir

Dari tabel 1.1 di atas bisa dilihat wisata alam Bukit berbunga berada di lokasi

Desa Batu ampar,kecamatan kemuning, kabupaten indragiri hilir. untuk akses ke

lokasi tersebut tidaklah susah karena hanya terletak 5 KM dari jalan lintas Timur,

sedangkan untuk mencapai objek wissata lain membutuhkan waktu yang berjam-jam

dan menempuah akses yang relatif sulit. Untuk mengunjungi objek wissata berbunga

pengunjunga hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk sampai pada objek wisata

tersebut dengan menggunaan kendaraan roda dua/motor dari pusat desa.

Fasilitas yang ada pada objek wisata bukit berbunga sangat berbeda dengan 2

objek wisata yang ada di kecamatan kemuning lain nya, pada objek wisata tembulun

rusa hanya menyediakan parkir motor pada saat hari-hari libur, sedangkan air terjun
86 mengalami peningkatan sedikit jauh dari bukit berbunga. Fasilitas yang ada pada

objek wisata bukit berbunga sudah mengalami kemajuan setuap tahunnya.

Tabel 1.2
Fasilitas Objek Wisata Bukit Berbunga
No Fasilitas Jumlah Kondisi
1 tanggaa 2 Tidak terawat
2 kantin 2 Terawat
3 Pos jaga 1 Tidak terawat
4 parkir 2 Terawat
5 tempat istirahat 2 Terawat
6 Tempat sampah 5 Rusak
Sumber : pengelola objek wisata

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kondisi fasilitas objek wisata alam bukur

berbungan cukup memadai, namun kurangnya perawatan dan kurangnya pengelolaan

terutama terhadap fasilitas objek wisata tersebut.

Tabel 1.3
Fasilitas Objek wisata Air terjun 86
No Fasilitas Jumlah kondisi
1 Parkir 1 Terawat
2 Tangga 1 Terawat
3 Jualan makanan 3 Terawat
4 Tempat duduk 2 Rusak/terawat
5 Tempat ganti baju 1 Terawat
Sumber : Pengelola objek wisata air terjun 86

Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa kondisi fasilitas objek wisata pada wisata

air terjun 86 sedikit lebih baik dari pada objek wisata bukit berbunga, ini disebabakan

kurangnya perhatian dan perawatan pihak pengelola terhadap fasilitas yang ada pada

objek tersebut. Dan oleh karena itu objek wisata air terjun 86 lebih bnyak diminati

pengunjung jika hari libur telah datang.

Alasan penulis menjadikan Objek wisata bukit berbunga sebagai objek

penelitian karena kondisi akses jalan yang lebih mudah ditempuh dan juga peneliti
ingin mengetahui peranan pengelola dalam mengembangkan objek wisata tersebut

serta mengetahui tanggapan/penilaian pengunjug terhadap fasilitas yang sedikit

memprihatinkan dibandingkan dengan objek wisata ait terjun 86. Dengan

pengembangan fasilitas yang ada pada objek wisata maka akan meningkatkan daya

tarik pada objek wisata tersebut.

Hal ini sejalan dengan sammeng, 2001 : 39, ssalah satu hal penting untuk

meningkatkan dan mengembangkann pariwisata melalui fasilitas(kemudahan). Tidak

jarang wisatawan berkunjung ke suatu tempat atau daerah, karena tertarik oleh

kemudahan yang bisa diperoleh melalui fasilitas. Menurut Spillane (1994,hlm 67)

Fasilitas merupakan sarana dan prasarana yang mendukung operasional objek wisata

untuk mengakomodasi segala kebutuhan pengunjung/wisatawan. Tidak secara

lansung mendorong pertumbuhan tetapi berkeembang pada saat yang sama atau

sesudah atraksi berkembang.

Sesuai dengan peraturan menteri pariwisata dan ekonomi kreatif Nomor :

pm,37/Um.001/Mkp/07 tentang kriteria untuk penetapan destinasi pariwisata

unggulan, yang sekurang -kurangnya meliputi ;

ketersediaan sumber daya dan daya tarik wisata

a. Fasilitas wisata dan fasilitas umum

b. Aksebilitas

c. Kesiapan dan keterlibatan masyarakat

d. Potensi pasar

e. Posisi strategis pariwisata dalam pembangunan daerah


Kualitas objek wisata di suatu kawasan merupakan salah satu unsur penentu

dalam menarik perhatian pengunjung untuk datang ke suatu objek wissata. Untuk itu

persepsi pengunjung terhadap objek wisata bukit berbunga perlu diketahui sebagai

masukan untuk pihak pengelola dan dinas pariwisata kabupaten indragiri hilir.

Objek wisata adalah suatu tempat yang menjadi tempat kunjungan wisatawan

karena memiki sumber daya baik alamiah maupun buatan, seperti keindahan alam

ataupegunungan, pantai, flora dan fauna, kebun binatang, monument-monumen

dankebudayaan khas lainnya. Salah satu faktor yang membuat seseorang melakukan

kegiatan wisata adalah objek daya tarik wisata sebagai atraksi wisata yang bersifat

tangible dan intangible yang memberikan kenikmatan kepada pengunjung. Setelah

adanya sebuah potensi wisata yang mempunyai peluang untuk dijadikan sebagai daya

tarik wisata, dan hal itu harus dilengkapi dengan atraksi, aksebilitas dan amenitas.

Atraksi wisata merupakan sebuah kegiatan yang ada pada suatu objek wisata

yang mana atraksi ini merupakan sebuah daya tarik terhadap pengunjung, atraksi

wisata bisa berupa buatan manusia dan juga ada yang lansung disediakan oleh alam

sehingga atraksi tersebut bersifat alami tanpa ada campur tangan manusia, atraksi

merupakan salah satu pendorong pengunjung agar menarik minat untuk datang ke

sebuah objek wisata yang dikelola oleh pemerintah ataupun swasta.

Aksebilitas merupakan suatu jarak yang ataupun jalan yang akan ditempuh

menuju suatu objek wisata, aksebilitas merupakan suatu sarana penting dalam

pengembangan objek wisata terlebih lagi itu wisata yang bersifat alami maupun

buatan manusia. Aksebilitas merupakan tolak ukur atau sebagai pertimbangan dari

wisatawan untuk mengungjungi suatu objek wisata yang akan mereka datangi,
sehingga aksebilitas ini merupakan salah satu faktor penting dalam suatu

pengembangan objek wisata.

Amenitas merupakan fasilitas pelayanan maupun sarana pendukung yang

gunanya untuk melengkapi kebutuhan wisatawan ada pada sebuah objek wisata, serta

menciptakan suatu kenyamanan bagi pengnjung yang dalam objek wisata

tersebut.fasilitas harus memili bentuk yang dapat dikenal, dan juga fasilitas ini

ditempatkan dalam lokasi yg strategis agar mempermudah wisatawan dalam

mencapai suatu objek wisata tersebut.

Salah satu objek wisata yang saat ini dikembangkan oleh pemerntah desa batu

ampar adalah objek wisata bukit berbunga, karena bukit berbunga merupakan icon

dari desa tersebut. Hingga saat ini pengunjung ke bukit berbunga terus meningkat

setiap tahunnya, sehingga pemerintah desa terus meningkatkan upaya pelayanan

fasilitas yang ada pada objek wisata bukit berbunga tersebut. Dalam upaya

pengembangan fasilitas objek wisata tersebut pihak pengelola berkerjasama dengan

suatu organisasi yang ada di desa batu ampar, yaitu organisasi IPD (ikatan pemuda

Desa) batu ampar, peran pengelola dalam mengembangkan objek wisata bukit

berbunga adalah memberikan fasilitas pelayanan agar tercapainya kepuasaan bagi

pengunjung dalam mengunjungi objek wisata bukit berbung serta meningkatkan

kerjasama dengan pemuda-pemuda desa dalam pengembangan fasilitas yang ada di

objek wisata tersebut.

Hingga saat ini beberapa fasilitas terus dioptimalkan oleh pihak pengelola objek

wisata tersebut baik itu fasilitas pendukung maupun fasilitas dasar yang harus

dilengkapi demi kemajuan objek wisata tersebut. Pada dasarnya pihak pengelola
selalu mencari cara agar fasilitas di objek tersebut terus meningkat serta bagaimana

cara menarik perhatian pengunjung untuk mendatangi objek wisata bukit berbunga.

dengan terus berkembangnya fasilitas pada objek wisata tersebut maka akan

meningkatkan perspektif baik dari pengunjung serta meningkatkan pendapatan desa.

Dilihat dari peningkatan pengunjung setiap tahun nya maka peneliti berpendapat

bahwa pihak pengelola telah berhasil menjalankan tugasnya dengan tanggapan/respon

positif dari pengunjung.

Dari beberapa tahun terakhir objek wisata bukit berbunga mengalami banyak

perubahan-perubahan yang terdapat dalam objek tersebut, berupa akses dan juga letak

fasilitas yang ada di daerah tersebut sehingga menarik perhatian untuk meneliti

tentang peranan pengelola dalam upaya peningkatan fasilitas yang ada disana, serta

ingin melihat tanggapan/penilaian pengunjung terhadap fasilitas serta pelayanan yang

ada pada objek tersebut.

Dalam hal ini peneliti Sangat tertarik pada bagaimana tanggapan pengenjung

lokal terhadap perkembangan objek wisata di bukit berbunga serta perbandingan

terhadap objek wisata yang ada di kecamatan kemuning tersebut, alasan peneliti ingin

meneliti di objek tersebut adalah objek terebut merupakan icon dari desa batu ampar.

maka dari itu peneliti mengangkat judul “Penilaian Pengunjung Terhadap Fasilitas

Objek Wisata Alam Bukit Berbunga Kabupaten Indragiri Hilir”.


B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut peneliti mengemukakan rumusan masalahnya

adalah:“Peran pengelola dalam menyediakan fisilitas pada objek wisata bukit

berbunga kabupaten Indragiri Hilir.

C. Batasan Masalah

Penulis membatasi masalah hanya pada penilaian pengenjung terhadap fasilitas

objek wisata alam bukit berbunga. Batasan ini bertujuan untuk penelitian ini lebih

terarah dan fokus pada tofik yang dibahas.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari yang hendak dicapai dari adalah :

1. Untuk mengetahui tanggapaan pengunjung tentang fasilitas yang ada objek

wisata alam bukit berbunga.

2. Untuk mendeskripsikan fasilitas-fasilitas pendukung dan penunjang yang ada

pada objek wisata alam bukit berbunga.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis dapat menjadi sarana pembelajaran dan meningkatka penegetahuan

serta menambah wawasasan.

2. Bagi pemerintah desa dapat menjadi masukan untuk pengembangan objek wisata

tersebut.
F. Tinjauan Pustaka

1. Pariwisata

Menurut Kodhyat dalam Desky (1996) mengatakan bahwa wisata adalah

perjalanan dan persinggahan yang dilakukan oleh manusia di luar tempat tinggalnya

untuk berbagai maksud dan tujuan, tetapi bukan untuk tinggal dan menetap di tempat

yang dikunjungi atau disinggahi untuk melakukan pekerjaan yang mendapat upah.

Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan menerangka

bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,

pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan kaya daya tarik wisata yang

dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Sedangkan pariwissata adalah berbagai

macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan

oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.

Keputusan presiden No 15 tahun 1983 adalah tentang kebikasanaan

pengembangan kepariwisataan kepres ini pada dasarnya menetapkan empat hal ,

yaitu:

a. Pemberian fasilitas bebas visa bagi wisatawan mancanegara

b. Penambahan pintu-pintu masuk udara dan laut

c. Pemberian keringanan kepada usaha-usaha pariwissata

d. Pemberian kemudahan pelayanan pada wisatawan.

Kepariwisataan bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

meningkatkan kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, mengatasi

pengangguran, meletarikan alam, lingkungan, dan sumber daya, memajukan


kebudayaan, mengangkat citra bangsa, memupuk rasa cinta tanah air, memperkokok

jati diri dan kesatuan bangsa, dan mempererat persahabatan antar bangsa.

Dalam upaya mendalami kepariwisataan, perlu terlebih dahulu memahami

berbagai definisi kepariwisataan secara komprehensif, sesuai dengan Undang-Undang

RI Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwsstaan terutama Pasal 1 sesuai dengan

(10) yang menyatakan bahwa : “Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan

oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk

tujuan rereasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata

yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.”

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai

fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengussaha, pemerintah, dan

pemerintah daerah.

Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan

bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan

setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat,

sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha.

Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan,

dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan

manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinsi pariwisata adalah

kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang

didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata,


aksebilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya

kepariwisataan.

a. Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang atau jasa bagi

pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.

b. Pengusaha Pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan

kegiatan ussaha pariwissata.

c. Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait

dalam rangka menghasilkan barang atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan

wisatawan dalam menyelengggarakan pariwisata.

Kawasan atrastegis pariwisata adalah kawasasn yang memiliki fungsi utama

pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti

pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya

dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.

Menurut pandit (1994) pariwisata adalah kegiatan orang-orang sementara dalam

jangka waktu yang pendek ketempat-tempat tujuan diluar tempat tinggalnya dan

tempat bekerjanya, serta diluar kegiatan-kegiatan mereka dan selama ditempat tujuan

mempunyai berbagai maksud termasuk kunjungan wisata.

Berdasarkan definisi pariwisata yang telah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan

bahwa pariwissata adalah suatu perjalanan yang dilakukan sementara waktu, yang

diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk

mencari atau berusaha nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata hanya

untuk menikmati perjalanan tersebut, berekreasi atau untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginan yang beranekaragam.


2. Penilaian

Penilaian merupakan kegiatan menafsir atau mendeskripsikan hasil pengukuran

(Djemari Mardapi 1998:8). Menurut Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution (2001),

mengartikan bahwa penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan

dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran. Penilaian berarti

sebuah proses pengumpulan informasi (James A. Poteet & Ronald C Eaves 1985).

Penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran

baik buruk (Suharsimi Arikunto 2009). Sedangkan menurut Hargrove dan Poteet

(1984) penilaian adalah proses mengumpulkan informasi, dengan menggunakan alat

dan teknik yang layak.

Menurut firman (2000:15). Penilaian merupakan proses penentuan informasi

yang dilakukan serta penggunaan informasi tersebut untuk melakukan pertimbangan

sebelum keputusan.

Menurut Djemari Merdapi (1999: 8) penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau

mendeskrifsiksan hasil pengukuran , menurut Cangelosi (1995:21) penilaia adalah

keputusan tentang nilai.

Jadi penilaian adalah proses pengambilan keputusan dengan menumpulkan informasi

yang diperoleh melalui pengukuran menggunakan alat dan teknik yang layak.

3. Fasilitas

Secara sederhana yang dimaksud dengan fasilitas adalah suatu sarana fisik yang

dapat memproses suatu masukan (input) menuju keuaran (output) yang diinginkan

(Moekijat 2001:155). Fasilitas merupakan segalla sesuatu yang memudahkan

konsumen dalam menggunakan jasa suatu perusahaan. Fasilitas merupakan


sumberdaya fisik yang ada sebelum suatu jasa dapat ditawarkan kepada konsumen

(Tjiptono,1997). Fasilitas merupakan segala sesuatu yang memudahkan konsumen

dalam usaha yang bergerak dibidang jasa, maka segala fasilitas yang ada yaitu

kondisi fasilitas harus diperhatikan terutama yang berkaitan erat degan apa yang

dirasakan atau didapat konsumen secara langsung. Sedangkan menurut Kotler (2005)

mendefenisikan fasilitas yaitu segala sesuatu yang bersifat peralatan fisik dan

disediakan oleh pihak penjual jasa untuk mendukung kenyamanan konsumen.

Fasilitas merupakan sarana dan prasarana yang mendukung operasional suatu

tempat untuk mengakomodasi segala kebutuhan konsumen, berdasarkan teori

Spillane (1994) fasilitas dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu: Fasilitas

utama, merupakan sarana yang sangat dibuthkan dan dirasakan sangat diperlukan

konsumen.Fasilitas pendukung, sarana yang pada proporsinya sebagai pelengkap

fasilitas utama sehingga konsumen akan merasa betah.

Fasilitas penunjang, pada dasarnya merupakan sarana yang bersifat sebagai

pelengkap utama sehingga konsumen merasa terpenuhi apapun kebutuhannya.

Menurut soekadijo (2000:196) suatu fasilitas wisata dapat dikatakan baik apabila

fasilitas tersebut memiliki syarat-syarat berikut ;

a. Bentuk fasilitas , artinya bentuk fasilitas wisata harus dikenal oleh

wisatawan.

b. Fungsi fasilitas, fasilitas yang disediakan harus berfungsi dengan baik

sebagaimana mestinya, contohnya Lokasi fasilitas, lokasi fasilitas harus

mudah ditemui dan tidak membingungkan pengunjung/wisatawan


Mutu fasilitas, artinya suatu mutu fasilitas wisata harus sesuai dengan kebiasaan

yang berlaku dalam gaya kepariwisataan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003), fasilitas adalah kemudahan,

kelancaran sarana dan sesuatu untuk memudahkan atau melancarkan pelaksanaan

1. Indikator Fasilitas Wisata

Menurut R.G. Soekadijo (2000:95) menjelaskan “Empat dimensi penilaian

mengenai fasilitas wisata yang dilihat dari bentuk fasilitas, fungsi fasilitas, lokasi

fasilitas dan mutu fasilitas”. Keempat dimensi penilaian fasilitas wisata tersebut

ddijadikan indikator dalam mengukur fasilitas wisata. Indikator-indikator fasilitas

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Bentuk fasilitas

Menurut kamus besar bahasa indonesia “ Bentuk adalah wujud yang

ditampilkan atau tampak” Kemudian menurut Soekadijo (2000; 95) : bentuk fasilitas

wisata harus dapat dikenal (recognizable) oleh wissatawan” Dapat disimpulkan

bahwa bentuk dari fasilitas adalah suatu wujud fasioitas yang tampak dan muudah

dikenal oleh wisataawan, selajutnya seperti hal-hal lain dalam praktek kepariwisataan

bentuk fasilitas itu harus sesuai dengan gaya kepariwisataan. Contohnya dalam gaya

kepariwitaan fasilitas mandi yang baik dalam sebuah hotel adalah bak mandi rendam.

Kalau ada bentuk fasilitas sukar atau tidak dapat dikenal, perlu adanya petunjuk

berupa tulisan atau tanda-tanda lain yang lebih dikenal . Contohnya : toilet/kamar

mandi yang dari luar sukar kegunaannya, biasanya diberi tulisan “toilet”, dan dari

bentuknya tidak kelihatan yang mana pria dan yang mana wanita, maka biasanya ada

tanda “wanita/ladies” dan “laki-laki/gents”.


b. Fungsi fasilitas

Menurut Soekadijo (2000:97).” Fungsi fasilitas artinya fasilitas yang disediakan

harus brfungsi dengan baiksebagaimana mestinya” sesuai dengan asas fasilitas dalam

aturan menteri pekerjaan umum tentang pedoman fasilitas dan Aksebilitas pada

bangunan, Gedung dan lingkungan bahwa :” semua orang harus dapat

mempergunakan semua tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu

lingkunngan”. Sebagai contoh, wc umum/toilet dapat digunakan oleh pengunjung,

keran air harus mengeluarkan air dengan baik, lampu harus menyala.

c. Lokasi Fasilitas

Menurut Soekadijo (2000;97) “ lokasi fasilitas artinya lokasi failitas tersebut

harus mudah ditemui dan tidak membingungkan wisatawan/pengunjung. Hal seperti

harusnya terdapat koreksi lokasi yang berupa papan penunjuk jalan”

Pendapat ahli tersebut sejalan dengan asas fasilitas dalam Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum tentang pedoman Teknis failitas dan aksebilitaas pada bangunan,

Gedung dan lingkungan bahwa “suatu fasilitas harus memiliki asas kemudahan yang

berarti setiap orang dapat mencapai semua tempat atau banguan yang bersifat umum

dalam suatu lingkunagan”. Sebagai contoh, jika pengunjung membutuhkan tempat

beribadah, maka pengunjung dapat dengan mudah mencari musholla, Jika suatu

fasilitas lokasinyakurang tepat, maka jasanya kurang bermanfaat.

d. Mutu fasilitas

Menurut Soekadijo (2000:97). “mutu fasilitas artinya sesuatu fasilitas wisata

harus diperhatikan mutunya”. Mutu fasilita dilihat dari bahan yang digunakan untuk

membuat fasilits dan tergantung pada kondisinya. Menurut wahmuji (1991:677):


“Mutu adalah (ukuran), baik buruk suatu benda, atau taraf derajat (kepandaian,

kecerdasan, kepintaran, dsb) kualitas”. Sebagai contoh bathtub ang retak, sendok

yang bengkok, toiltet yang kotor, itu semua menurunkan mutu fasilitas.

4. Pengunjung

Menurut WTO (1999) Dalam ismayanti (2010 pengunjung adalah siapapun

yang melakukan perjalanan ke daerah lain di luar dari lengkungan kesehariannya

dalam jangka waktu tidak lebih dari 12 Bulan berturut-turut dan tujuan perjalanan

tidak untuk mencari nafkah di daerah tersebut. Sedangkan wisatawan merupakan p

engungngjung yang menginap atau pengunjung yang tinggal di daerah tujuan

setidaknya satu malam di akomodasi umum atauoun pengunjung.

Menurut sunaryo (2013:6) pengunjung dapat juga dibedakan menjadi

pelancong nusantara dan pelancong mancanegara. Pelancong nusantara biassanya

bepergian pada akhir minggu yang berasal dari kota untuk berlibur ke daerah yang

alamnya lebih banyak. Sedangkan untuk pelancong mancanegaara mereka bepergian

kenegara yang dekat dengan negara mereka sendiri dengan cepat yang berkunjung

satu hari.Menurut international Union of official Travel Organizasion (IUOTO),

Pengunjung yaitu setiap orang yang datang kesatu negara atau temapat lain dan

biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima

upah.

Pengunjung dikategorikan menjadi 2 yaitu :

1. Wisatawan (tourist)

Pengunjung yang tinggal sementara sekurang-kurangnya dari 24 jam dinegara

yang dikunjunginya dan tujuan perjalanannya dapat digolongkan dalam klarifikasi


sebagai berikut : Pesiar (lesure), untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi,

keagamaan dan olahraga. Hubungan datang (business), keluarga, konferensi, misi dan

lain sebagainya.

Menurut World Tourist Organization (WTO) dalam kasmaningrum (2008),

wisatawan (tourist) adalah seorang pengunjung untuk sekurangnya satu malam tapi

tidak lebih dari satu tahun,yang dimaksud pengunjung adalah tidak lain

melaksanakan suatu kegiatan yang mendapatkan penghailan dari negarayang

dikunjungi.

Kegiatan wisatawan dalam berwisata tentulah dipengaruhi oleh faktor-faktor

tertentu, baik faktor penarik maupun faktor pendorong kegiatan pariwisata, Fandeli

(1995) dalam subhani (2010) menjelaskan sebagai berikut ;

a. Faktor penarik

Faktor ini berkaitan dengan adanya atraksi wisata didaerah atau tempat wisata.

Sesuai dengan fungsi kegiatan pariwisata, Sujali (1989) dalam subhani (2010)

membedakan pariwisata menjadi enam jenis, yakni sebagai berikut :

1. Pariwisata pendidikan

2. Pariwisata olahraga

3. Pariwisata kebudayaan

4. Pariwisata kesehatan

5. Pariwisata ekonomi

6. Pariwisata social
b. Faktor pendorong

Faktor yang mendorong seseorang untuk berwisata adalah ingin

melepas,meskipun sejenak dari kehidupan rutin setiap hari, lingkungan yang

tercemar.

2. Pengunjung (exursionis)

Pengunjung yang sementara tinggal di suatu negara yang di kunjunginya dalam

waktu kurang dari 24 jam.

5. Objek wisata

Menurut marlina (2013), Objek wisata adalah segala sesuatu yang mejadi

sassaran wisata, objek wisata angat erat hubungannya dengan daya tarik wisata,

dalam daerah yang merupaakan objek wisata harus memiliki keunikan yang menjadi

sasaran utama apabila berkunjung ke daerah wisata tersebut. Keunikan suatu daerah

wisata misalnya bidaya setempat, alam dan flora, kemajuan tejnologi, atau unsur

spriritual lainnya.

Menurut UU RI No 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan, dinyatakan bahwa

objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata baik

itu pembangunan objek dan daya tarik wisata, yang dilakukan dengan cara

mengusahakan, mengelola dan membuat objek-objek baru sebagai objek dan daya

tarik wisata. Dalam Undang-Undang di atas, yang termasuk objek dan daya tarik

wisata terdiri dari :

a. Objek dan daya tarik wisata di ciptakan Tuhan Yang Maha Esa, yang

berwujud keadaaan alam serta flora dan fauna, seperti : pemandangan alam,
panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis serta

bianatang-binatang langka.

b. Objek daya tari wisata hasil karya manusia yan berwujud museum,

peninggalan kuno, peninggalan sejarah, seni budaya, pertanian(agrowisata),

wisata petualangan, taman rekreasi dan tempat hiburan lainnya.

c. Sasaran minat khusus , seperti : berburu, mendaki gunung, gua,insustry dan

kerajinan, tempat perbelajaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah,

tempat-tempat ziarah, dan lain-lain.

Objek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri

pariwisata dan salah satu alasan pengunjung melakukan perjalanan. Diluar negeri

objek wisata tersebut disebut dengan tourist atraction (atraksi wisata), sedangkan di

indonesia disebut dengan objek wisata.

Objek wisata adalah suatu tempat yang menjadi kunjungan wisatawan karena

mempunya sumberdaya alam baik alamiah maupun buatan manusia, seperti

keindahan alam atau pegunungan, pantai, flora dan fauna, kebun binatang, bangunan

kuno bersejarah, tari-tarian traditional dan lain sebagainya. Objek wisata yang juga

disebut daaya tarik wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran

wisatawan ke suatu daerah tujuan wissata, seperti yang dikatakan oleh gamal

sowantoro dalam buku yang bejudul Dasar-Dasar Pariwisata (1997).

Dari keterangan diatas, dapat disimpilkan bahwa suatu objek wisata yang baik

dan menarik untuk dikunjungi harus mempunyai keindahan tersendiri agar menjadi

ciri khas suatu objek tersebut, supaya menjadi daya tarik untuk dikunjungi dan juga

didukung oleh fasilitas pada saat menikmatinya.


Menurut Yoeti (1996), suatu daerah untuk menjadi daerah tujuan wissata yang

baik, harus mengembangkan tiga hal penting agar daerah tersebut menarik untuk

dikunjungi, yakni sebagai berikut :

a. Adanya suatu yang dapat dilihat (something to see), maksudnya adalah

adanya sesuatu yang menarik untuk dilihat , dalam hal ini objek wisata

yang bebeda dengan tempat wisata lain (mempunyai keunikan/daya tarik

tersendiri). Disamping itu perlu juga mendapat perhatian terhadap atraksi

wisata yang dapat dijadikan sebagai entertaiment/hiburan bila orang

berkunjung ke tempat tersebut.

b. Adanya sesuatu yang dapat dibeli (something to buy), yaitu harus terdapat

sesuatu yang menarik dari tempat tersebut dan merupakan ciri khas

daerah tersebut srhingga menajdi sebuah kenangan bagi pengunjung, ciri

khas tersebut berupa cindramata atau lain sebagainya guna menarik

perhatian unntuk membeli.

c. Adanya yang dilakukan (something to do), yaitu sesuatu aktivitas yang

dapat dilakukan ditempat itu yang bisa membuat pengunjung merasa

nyaman dan betah ditempat itu.

Penggolongan objek wisata akan terlihat dari ciri-ciri khas yang ditonjolkan

oleh tiap-tiap objek wisata. Menurut mappi (2001:30-33) objek wisata

dikelompokkan ke dalam tiga jenis, yaitu :

a. Objek wisata alam, misalnya : laut, pantai, gunung merapi, danau,

sungau, fauna , kawasan lindung, pemandangan alam, cagar alam,

perbukitan dan lain sebagainya.


b. Objek wissata budaya, misalnya : tari-tari traditional, perkawinan adat,

cagar budaya, music traditional, upacara kelahiran, bangunan bersejarah

(kuno), peninggalan traditional, festival budaya, menenun cara traditional,

pertunjukan adat istiadat lokal, museum dan lain sebagainya.

c. Objek wisata Buatan, Misalnya : Sarana dan fasilitas olahraga, waterboom,

wahana permainan modern, pusat perbelanjaan, dan lain sebagainya.

6. Daya tarik wisata Alam

Di dalam tata alam terpadu berbagai bentuk alam hayati dan non hayati, dan

satu dengan yang lain nya terjalin dalam suatu ekosistem hingga terbentuk daya

dukung sebuah lingkungan yang menarik. Kegiatan ini seluruhnya berlangsung secara

alami sesuai dengan matra dan waktu. Berdasarkan data geologi di alam semesta

termasuk bumi, sebenarnya tidak ada yang abadi kehadirannya.

Menurut Damardjati (2001) bahwa objek wissata ialah pada dasarnya berwjud objek,

barang-barang mati atau statis, baik yang diciptakan manusia sebagai seni budaya,

ataupun yang berupa gejala-gejala alam, yang memiliki daya tarik bagi wisatawan

untuk mengunjunginya agar dapat menyaksikan, mengagumi, menikmati sehingga

terpenuhilah rasa kepuasan wisatawan-wisatawan itu sesuai dengan motif-motif

kunjungannya, bentang alam dari sabang sampai maraoke berupa gejala alam,

peninggalan sejarah dan sebagainya harus kita jaga sehingga keaslian bentuknya

dapat dipertahankan.
G. Kerangka Pemikiran
Penilaian pengunjung terhadap fasilitas objek Wisata Alam Bukit

Berbunga Kabupaten Indragiri Hilir

Menetapkan Menetapkan Memasang Fasilitas-


point of Membuat
dan membuat papanpapan fasilitas
interest display
jakur alternatif petunjuk pendukung

Peningkatan jumlah kunjungan di wisata alam bukit berbunga

H. METODE PENELITIAN

1. DESAIN PENELITIAN

Dalam penelitian ini metode yang digunakan ialah kualitatif dengan pendekatan

deskriptif. Metode kualitatif merupakan metode yang berusaha mendeskripsikan atau

menggambarkan fenomena atau hubungan antar fenomena yang diteliti dengan

sistematis. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan deskriptif.

2. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan . Adapun

tempat yang diteliti adalah di desa Batu ampa, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi

Riau. waktu penelitian ini akan dilaksanankan selama enam bulan.


3. POPULASI DAN SAMPLE

a) Populasi

Menurut (Sugiyono.2005 : 90).Populasi dalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas obyej atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu atau sifat

yang dimiliki oleh objek yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannnya.

b) Sample

Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik oleh populasi tersebut, (

sugiono,2001). Pada penelitian ini penulis mengalami kendala dalam menentukan

jumlah sample. Menurut Sugiono (2001) teknik sampling aksidental adalah teknik

sample berdasarakan kebetulan, yaitu siapa yang bertemu dengen peneliti dan

dipandang cocok sebagai sumber data dan dapat dijadikan sample. Dan pada

penelitian ini penulis tidak hanya menjadi sample orang yang bertemu di objek saja,

tetapi yang sudah pernah ke objek juga akan dijadikan sample.

4. JENIS DATA DAN SUMBER DATA

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data

kualittaif merupakan data yang tidak berupa jumlah angka, namun data yang berupa

verbal. Adapun sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder.

Data primer merupakan data yang didapat lansung dilapangan melalui objek yang

diteliti baik dari pribadi maupun kelompok. Sedangkan

Data sekunder adalah data yang melengkapi data primer, data ini diperoleh dari

data-data lainya seperti lewat buku-buku, berita, studi terdahulu dan internet.
5. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Untuk memperoleh data dari peneliti ini maka digunakan teknik pengumpulan

data sebagai berikut :

a. Obsevasi

Observasi merupakan teknik yang banyak dilakukan oleh penelitian pada

bidang ilmu-ilmu sosial. Pengumpulan informasi tentang objek atau kenyataan yang

akan dipelajari dengan menggunkan cara observasi dapat diselenggarakan sendiri

oleh peneliti dan bahkan bisa jadi tanpa mengeluarkan biaya apapun. Istilah observasi

berasal dari bahasa latin yang berarti “melihat” dan memperhatikan. Nawawi dan

Martini (1991) mendefinisikan bahwa observasi merupakan pengamatan dan

pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala

atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Observasi sebagai kegiatan ilmiah

bertujuan untuk mendapatkan data atau informasi tentang fenomena atau masalah

sehingga diperoleh pemahaman terhadap permasalahan atau fenomena yang diambil.

Observasi bertujuan untuk mendiskripsikan setting yang di pelajari, aktivitas-aktivitas

yang berjalan, pihak-pihak yang terlibat, dan arti atau makna dari kejadian yang

terjadi berdasarkan sudut pandang pihak-pihak yang terlibat dalam kejadian amatan.

Kegiatan observasi ini meliputi pencatatan secara sistematik kejadian, perilaku,

objek-objek yang dilihat dan hal-hal yang diperlukan dalam mendukung penelitian

yang sedan dilakukan. Tahapan selanjutnya peneliti harus melakukan observasi yang

terfokus, yaitu mulai menyempit data atau informasi yang diperlukan sehingga

peneliti dapat menemukan pola-pola perilaku dan hubungan yang terus menerus

terjadi .
Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi partisipasi, dimana observasi

pastisipasi merupakan pengumpulan data terhadap objek pengamatan dangan hidup

bersama, merasakan serta berada dalam aktivitas kehidupan objek pengamatan.

b. Wawancaraa

Wawancara merupakan percakapan antar dua orang atau lebih yang bertujuan

untuk mendapatkan suatu informai lansung dari orang yang bersangkutan.

metode ini dilakukan untuk menggali data dan opini mengenai suatu objek atau

peristiwa yang sedang atau sudah berlansung. Metode ini digunakan penulis untuk

melakukan wawancara dengan pengelola Objek Wisata Bukit Berbunga untuk

mendapatkan data tentang sesuatu yang berkaitan dengan pengelolaan fasilitas

pelayanan di wisata bukit berbunga.

c. Dokumentasi

Penggunaan metode dokumentasi. yaitu mencari data mengenai hal-hal variabel

yang berupa gambar atau video pada kawasan objek wisata bukit tersebut.

d. kuisioner

kuisioner merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan dengan

mengadakan komunikasi dengan sumber data. Adapun kuisioner dalam penelitian ini

ditujukan kepada pengunjung untuk mengetahui bagaimana kondisi failitas,

kelengkapan fasilitas, desain interior dan eksterior dan juga kebersihan fasilitas yang

merupakan fasilitas rekresi yang ada di objek wisata alam bukit berbunga.

6. TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data yang digunakan dalam peneitian ini adalah analisis data

mixed method/metode campuran (Kualitatif dan Kuantitatif). Analisis kualitatif untuk


pengolahan data yang diperoleh dari lapangan melalui wawancara dan pengamatan di

lapangan, semua informasi yang dikumpulkan di pelajari sehingga menjadi suatu

kesatuan yang utuh.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitin ini adalah analisis data

kualitatif dengan cara deskriftif, Aktivitas dalam analisis data ini kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sehinnga tuntas dan daatnya

sampai selesai.

Ada berbagai cara menganalisa data, tetapi secara garis bessarnya dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Reduksi data

Data yang telah dapat dilapangan, dirangkum dan dipilih data pokok dan

memfokuskan pada hal-hal penting.

b. Display data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya yang akan digunkan dalam

penelitian ini adalah menyajikan data daam bentuk teks yang bersifat naratif terlebih

dahulu.

c. Conculsion/Verification

Peneliti selalu melakukan uji kebenaran setiap makna yang muncul dari data.

Setiap data yang menunjang disklarifikasi kembali. Baik dengan informan di

lapangan maupun dari hasil-hasil diskusi dengan teman sejawat demi penambahan

kelengkapan data. Apabila hasil klarifikasi memperkuat simpulan atas data, maka

pengumpulan data sudah bisa dihentikan.


I. OPERASIONAL VARIABLE

Variable Sub Variable Indikator Pengumpulan data

-menetapkan

summber informs

-program

1. menetapkan pendidikan dan

point of interest interpretasi

Penilaian -pendekatan serta

pengunjung fasilitas pendukung

terhadap yang diperlukan


1. observasi
fasilitas objek 2. menetapkan
-mengarahkan 2. wawancara
wisata alam dan membuat
pengujung ke 3. dokumentasi
bukit jalur-jalur
tempat objek wisata 4. kuisioner
berbunga interpretasi

kabupaten -memberikan

Indragiri hilir kemudahan

3. Memasang pengunjung ketika

papan-papan masuk ke kawasan

petunjuk wisata alam

-memberitahu

larangan-larangan
dan aturan di

kawasan wisata

alam

- memberikan

informasi jarak

menuju objek

wisata

-memberikan

gambaran bagi

4. Membuat pengunjung apa

display saja yang akan

dilihat di kawasan

wisata

- pengadaan slide
5. Fasilitas-
dan-
fasilitas
mobil unit pameran
pendukung
satwa khas
J. Sistematika Penulisan.

Dalam penulisan ini terdapat sistematika penulisan untuk menjelaskan secara

singkat mengenai isi dari penelitian dengan cara mendeskripsikannya mulai dari:

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab ini penulis akan menguraikan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan kerangka pemikiran dan teori-teori dasar atau umum yang

dapat mewakili penelitian ini, dengan menyertakan sumber-sumber untuk

menguatkan penjelasan secara rinci.

BAB III METODE PENELITIAN

Membuat tentang metode pengumpulan data yang digunakan untuk

mendapatkan hasil dari penelitian, dan mencangkup populasi dan sample, lokasi dan

waktu penelitian, teknik pengumpulan dan teknik analisis data, alat pengumpulan

data, jenis dan sumber data, operasional variable dan sistematika penulisan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini berisi tentang pengelolaan data dan hasil pengelolaan, dan juga

jawaban dari permasalahan yang ada dalam penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

Chafid fandeli 2002. Perencanaan kepariwisataan alam. Fakultas kehutanan

Universitas gajah mada bulaksumur, Yogyakarta.

Sammeng, Andi mappi. (2001), Cakrawalapariwisata, Jakarta : Balai pustaka.

Damardjati, R.S. 2001. Istilah-istilah Dunia Pariwisata Jakarta. Pradnya

paramitta.

Bagyono 2003, Pariwisata dan perhotelan Bandung, Alfabeta

H. Soewarmo Darsoprajitno, Ekologi Pariwisata, : Tata laksana pengelolaan objek

dan daya tarik wisata. Bandung. Angkasa

Nuritta SE, 2015,Teknik pemanduan-interpretasi dan pengaturan perjalanan wisata.

Bandung, Alfabeta cv.

Pandit, Nyoman S, (1994). Ilmu pariwisata : Sebuah pengantar perana . Jakarta:

Prdya Paramitha

Soekadijo. 2000. Anatomi Pariwisata. Jakarta: PT Gramedia Utama.

Sugiyono.2005. Metode penelitian Administrasi. Bandung, Alfabeta.

Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyalarta : Andi.

Yoeti, Oka A . 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bndung : Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai