Anda di halaman 1dari 18

BENCANA BANJIR BANDANG DI WASIOR,PAPUA

Jakarta SP Kementerian Sosial saat ini sudah mengirimkan tim bencana dan stok bantuan berbagai
kebutuhan korban musibah banjir Wasior Papua Barat. Tim bencana sudah berada di lokasi, sedangkan
bantuan tersedia di Manokwari, daerah terdekat dengan lokasi banjir.

"Kemensos terus berkoordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi dan Dinas Sosial Kabupaten/Kota dalam
pendistribusian bantuan," kata Direktur Korban Bencana Sosial dan Alam Kemensos, Andi Hanindito kepada
pers
Menurutnya, kebutuhan sandang, pangan, shelter pengungsi berikut perlengkapan isinya sudah tersedia.
Begitu pula beras dan lauk pauknya. Hanya saja, sesuai bantuan buffer stock atau kebutuhan bagi bencana di
provinsi dan kabupaten/kota terkadang masih kurang.

"Ini jika mengingat luasnya bencana dan parahnya bencana. Makanya bantuan dari pemerintah pusat akan
segera datang untuk memenuhi kebutuhan pengungsi," ujar Andi.

Data dari Kemensos, saat ini musibah banjir di Wasior Papua menelan korban jiwa hingga 91 orang, 68 orang
hilang, 104 orang luka berat, 46 luka ringan dan ada 1.859 jumlah pengungsi.

"Lokasi bencana lumayan  jauh. Jika menggunakan pesawat dari Manokwari butuh 1,5 jam, sementara dengan
kapal dari Manokwari butuh 12 jam. Lokasi paling terdekat Nabire dengan lokasi bencana di Wasior," ujarnya.

Andi menjelaskan, dari data yang ada kesimpulan terjadinya bencana di Wasior Papua disebabkan longsor.
BENCANA SITU GINTUNG

Saat itu hari Jumat (27/3/2009), sekitar pukul 02.00 dinihari di kawasan Situ Gintung,
Cirendeu, hujan selama beberapa jam mengguyur dengan lebat, wargapun banyak yang berlindung di
rumah dan sedang terlelap menikmati tidurnya.

Namun tiba-tiba, bencana yang tidak diundang dan tidak diharapkan datang, tanggul danau situ gintung
jebol, air meluap turun mencari jalannya, apa yang ada di hadapannya diterjang dan dibanjiri, maka
rumah wargapun terendam, yang pasti apa yang ada di dalamnya, termasuk manusiapun dilalap si air
banjir ini.

Sungguh menyedihkan, bayangkan saat tertidur, datang air bah secara tiba-tiba, sangat sulit
menyelamatkan diri, apalagi bayi, anak-anak, orang-orang tua, wanita, yang sebagian besar lemah dan
tak berdaya. Mungkin ada yang bertanya kenapa terjadi saat dinihari, kenapa tidak saat siang hari
dimana masyarakat dapat lebih mengantisipasi?

Peristiwa situ gintung menghancurkan wilayah sampai sekitar 5 km, merusak 3 desa. Sampai malam
tadi sudah ditemukan 65 korban tewas, dan sekitar 72 orang hilang dan akan dicari lagi mulai sabtu
pagi ini.

Memang saat ini bukan waktunya untuk saling menyalahkan, kenapa hal ini terjadi, apakah memang
tidak diperkirakan hal seperti ini? Secara garis besar, ada 2 kemungkinan besar penyebabnya, apakah
karena debit air yang besar sehingga tanggul tidak dapat menahan air yang besar? Atau memang
tanggul danau situ gintung sudah tidak memadai lagi alias sudah harus diperbaiki?
BENCANA LUMPUR LAPINDO

Lokasi semburan lumpur ini berada di Porong, yakni kecamatan di bagian selatan Kabupaten
Sidoarjo, sekitar 12 km sebelah selatan kota Sidoarjo. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan
Gempol (Kabupaten Pasuruan) di sebelah selatan.

Lokasi pusat semburan hanya berjarak 150 meter dari sumur Banjar Panji-1 (BJP-1), yang merupakan
sumur eksplorasi gas milik Lapindo Brantas Inc sebagai operator blok Brantas. Oleh karena itu, hingga
saat ini, semburan lumpur panas tersebut diduga diakibatkan aktivitas pengeboran yang dilakukan
Lapindo Brantas di sumur tersebut. Pihak Lapindo Brantas sendiri punya dua teori soal asal semburan.
Pertama, semburan lumpur berhubungan dengan kesalahan prosedur dalam kegiatan pengeboran.
Kedua, semburan lumpur kebetulan terjadi bersamaan dengan pengeboran akibat sesuatu yang belum
diketahui. Namun bahan tulisan lebih banyak yang condong kejadian itu adalah akibat pemboran.

Lokasi semburan lumpur tersebut merupakan kawasan pemukiman dan di sekitarnya merupakan salah
satu kawasan industri utama di Jawa Timur. Tak jauh dari lokasi semburan terdapat jalan tol Surabaya-
Gempol, jalan raya Surabaya-Malang dan Surabaya-Pasuruan-Banyuwangi (jalur pantura timur), serta
jalur kereta api lintas timur Surabaya-Malang dan Surabaya-Banyuwangi,Indonesia

Lokasi semburan lumpur

Ada yang mengatakan bahwa lumpur Lapindo meluap karena kegiatan PT Lapindo di dekat lokasi itu.

Lapindo Brantas melakukan pengeboran sumur Banjar Panji-1 pada awal Maret 2006 dengan
menggunakan perusahaan kontraktor pengeboran PT Medici Citra Nusantara. Kontrak itu diperoleh
Medici atas nama Alton International Indonesia, Januari 2006, setelah menang tender pengeboran dari
Lapindo senilai US$ 24 juta.
BENCANA TSUNAMI DI ACEH

Gempa di Aceh yang diikuti tsunami dengan puluhan ribu korban jiwa dan kerugian materi yang tak
terhitung, untuk kesekian kalinya menghenyakkan kesadaran dan mengguncang jiwa kita. Gempa yang mulai
terjadi hari Minggu 26 Desember 2004 tersebut sampai saat ini masih terus berkelanjutan dengan gempa-
gempa susulannya. Hingga hari ini =E2=80= =93 tanggal 29 Desember 2004 - sudah tercatat getaran-getaran
dengan kekuatan 5-9 Skala Richter sebanyak 40 kali, dan belum jelas terlihat tanda-tanda kapan akan berhenti.

Kita semua menundukkan kepala, kita semua berduka, kita semua menangis. Tapi tangisan dan keprihatinan
saja tidak cukup dalam menyikapi sebuah bencana. Diperlukan langkah nyata berbasis alasan
ilmiah yang cukup agar didapat gerak yang efektif dalam menanggulangi dan sekaligus bersiap
mengantisipasinya lagi di masa depan. Sudah saatnya kita menangani bencana tidak hanya dengan
mengandalkan naluri charitas belaka.

Kondisi geologi Indonesia yg merupakan pertemuan lempeng-lempeng tektonik menjadikan kawasan


Indonesia ini memiliki kondisi geologi yang sangat kompleks. Selain menjadikan wilayah indonesia ini kaya
akan sumberdaya alam, salah satu konsekuensi logis kekompleksan kondisi geologi ini menjadikan banyak
daerah-daerah di Indonesia memiliki tingkat kerawanan yg tinggi terhadap bencana alam. Beberapa
diantaranya adalah rawan gempa bumi, tsunami serta rawan letusan gunung api disepanjang "ring of fire" dari
Sumatra - Jawa - Bali - Nusatenggara -Banda - Maluku. Pemahaman akan resiko tinggal didaerah dengan
kerawanan bencana tinggi ini semoga tidak menjebak kita pada pemikiran sempit bahwa kita sedang memang
menjalani "takdir hitam".
BANJIR BANDANG DI TAPANULI,SUMATERA UTARA

TAPANULI SELATAN--MI: Tiga orang tewas dan 12 bangunan hanyut dalam bencana banjir bandang
melanda empat desa di Kecamatan Tano Tombangan Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara.

Korban tewas dalam peristiwa pada Sabtu (3/4) malam itu adalah Iman Mandrofa, 17, Limri Mandrofa, 15,
keduanya warga Desa Aek Uncim, dan Lemo boru Sitompul, 70, warga Desa Tanjung Medan. Jasad ketiganya
sempat terseret arus sampai akhirnya tertimpa puing dan material longsor.

"Korban yang luka berat ada dua orang dan sudah dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan," kata
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Sosial Kabupaten Tapanulu
Selatan Syamsul Bahri Siregar yang dihubungi Media Indonesia, Senin (5/4)

Sementara itu, 12 bangunan yang hanyut terdiri dari 10 rumah, satu surau dan satu tempat penggilingan padi.
Beberapa bangunan lainnya rusak akibat dihantam banjir.

Menurutnya, banjir bandang terjadi akibat sungai kecil yang mengalir di empat desa tersebut tiba-tiba meluap
dan membawa serta material dari arah hulu setelah hujan deras yang terus mengguyur wilayah itu. Arus yang
membawa serta potongan-p0tongan kayu tersebut kemudian menerjang rumah penduduk. "Warga panik
karena peristiwa terjadi tiba-tiba dan tiga orang akhirnya meninggal."ujarnya.

Samsyul mengungkapkan, jumlah koran luka tercatat sebanyak 50 orang. Sedangkan rumah yang rusak berat
15 unit dan rusak sedang 18 unit. "Banyak juga barang-barang rumah tangga yang hilang dibawa
banjir,"jelasnya. (BS/OL-01).
BENCANA BANJIR DI JAKARTA

Banjir Jakarta 2007 adalah bencana banjir yang menghantam Jakarta dan sekitarnya sejak 1
Februari 2007 malam hari. Selain sistem drainase yang buruk, banjir berawal dari hujan lebat yang
berlangsung sejak sore hari tanggal 1 Februari hingga keesokan harinya tanggal 2 Februari, ditambah
banyaknya volume air 13 sungai yang melintasi Jakarta yang berasal dari Bogor-Puncak-Cianjur, dan
air laut yang sedang pasang, mengakibatkan hampir 60% wilayah DKI Jakarta terendam banjir dengan
kedalaman mencapai hingga 5 meter di beberapa titik lokasi banjir.

Pantauan di 11 pos pengamatan hujan milik Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) menunjukkan,
hujan yang terjadi pada Jumat, 2 Februari, malam lalu mencapai rata-rata 235 mm, bahkan tertinggi di
stasiun pengamat Pondok Betung mencapai 340 mm. Hujan rata-rata di Jakarta yang mencapai 235 mm
itu sebanding dengan periode ulang hujan 100 tahun dengan probabilitas kejadiannya 20 persen.

Banjir 2007 ini lebih luas dan lebih banyak memakan korban manusia dibandingkan bencana serupa
yang melanda pada tahun 2002 dan 1996. Sedikitnya 80 orang dinyatakan tewas selama 10 hari karena
terseret arus, tersengat listrik, atau sakit. Kerugian material akibat matinya perputaran bisnis mencapai
triliunan rupiah, diperkirakan 4,3 triliun rupiah. Warga yang mengungsi mencapai 320.000 orang
hingga 7 Februari 2007.
GUNUNG KRAKATAU

Krakatau adalah gunung berapi yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan
Sumatra. Gunung berapi ini pernah meletus pada tanggal 26 Agustus 1883. Letusannya sangat dahsyat dan
tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini
adalah yang terdahsyat. Suara letusan Gunung Krakatau sampai terdengar di Alice Springs, Australia dan pulau
Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali dari bom atom yang
meledak di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.

Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari
akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya.
Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.

Ledakan Krakatau ini sebenarnya masih kalah dibandingkan dengan letusan Gunung Toba dan Gunung
Tambora di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia Baru dan Gunung Katmal di Alaska. Namun
gunung-gunung tersebut meletus jauh di masa populasi manusia masih sangat sedikit. Sementara ketika
Gunung Krakatau meletus, populasi manusia sudah cukup padat, sains dan teknologi telah berkembang,
telegraf sudah ditemukan, dan kabel bawah laut sudah dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa saat itu teknologi informasi sedang tumbuh dan berkembang pesat.

Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia setelah penemuan
telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi dengan kemajuan di bidang
geologi. Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu memberikan penjelasan mengenai letusan
tersebut.
GUNUNG KELUD

Gunung Kelud (1.751 m) dinyatakan telah meletus setelah terjadi gempa tremor over schale Sabtu sore
sejak pukul 16.00 WIB.

Ketua Tim Tanggap Darurat Umar Rosadi menyatakan, sampai sekarang letusan besar belum terjadi, tapi letusan
kecil sudah.

Oleh karena itu, kawasan di radius 15 kilometer dari kawah Gunung Kelud harus dikosongkan. "Kami semua
pengamat vulkanologi sejak pukul 16.00 WIB ini sudah meninggalkan pos pengamatan Gunung Kelud di
Margomulyo, karena sudah meletus," katanya di Mapolsek Ngancar, Kediri.

Gunung Kelud sejak 48 jam terakhir diguncang ribuan kali kegempaan baik tremor, vulkanik dalam, dangkal,
maupun tektonik jauh. "Sempat tenang beberapa saat, namun mulai pukul 12.48 WIB gempa tremor muncul lagi,
dan pukul 16.00 WIB telah terjadi gempa tremor over schale," katanya.

Saat ini para pengamat gunung api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melakukan
pemantauan aktivitas Gunung Kelud dengan handy talky dan radio komunikasi lainnya dari Polsek Ngancar,
sekitar 20 kilometer dari danau kawah Gunung Kelud.

Hingga kini suhu kawah Gunung kelud mencapai 47,8 derajat Celcius. Menurut Umar, seluruh peralatan
pengamatan di PPGA Margomulyo normal, namun tidak ada satupun petugas atau pengamat di sana.

Mobil dari Tim satlak Penanggulangan Bencana Gunung Kelud saat ini terus melakukan penjemputan para
pengungsi. (*)
GUNUNG SOPUTAN

Manado Gunung api Soputan (1783 meter), terletak di Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), Sulawesi
Utara (Sulut), Jumat (6/6), sekitar pukul 09.00 Wita, meletus mengeluarkan hawa panas disertai semburan debu.
     
"Getaran gempa dari aktivitas gunung tersebut sangat kuat dan sudah terjadi 45 kali," kata Kepala Pos Pengamat
Gunung Soputan, Sandy Manengkey, Jumat, di Manado, Sulut.
     
Skala tremor terekam sejak pukul 09.00 WITa mencatat fluktuasi amplitudo pada posisi 20-45 milimeter (mm). 
Semburan debu gunung berapi itu terus menggelembung di udara, walaupun tertutup kabut akibat kondisi cuaca
mendung di wilayah tersebut.
     
Semburan debu masih di wilayah kawah, namun sedikit bergeser ke arah barat, yakni Desa Kotamenara,
Amurang, katanya.
  Potensi semburan debu masih akan terus berlangsung, karena kondisi aktivitas gunung tersebut terus aktif.
     
Gunung api itu masih tertutup kabut awan tebal dengan visual 0,1-0,3 dari posisi pos pengamat gunung tersebut.
Pihak pos tersebut sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk selalu mewaspadai ancaman
semburan debu, namun belum berpotensi ancaman semburan batu atau lahar dingin maupun panas.
     
Sementara itu, Kepala Dinas Catatan Sipil Kabupaten Minsel, Decky Tuwo mengatakan, beberapa desa di kaki
gunung tersebut alami semburan lumpur.    "Bupati Minsel, Ramoy Luntungan, sudah mengerahkan tim dari
pemerintah daerah setempat agar terus waspada menghadapi keadaan tersebut." kata Tuwo
     
Beberapa desa di kaki tersebut itu, yakni Kotamenara, Maliku, Ritey di Kecamatan Amurang serta sebagian di
Kecamatan Tumpaan dan Touluaan (Minahasa Tenggara). Gemuruh letusan gunung tersebut juga terdengar di
Kecamatan Langowan, Kabupaten Minahasa, sehingga masyarakat agak waspada  terhadap ancaman semburan
debu.
     
GUNUNG TAMBORA

MATARAM -- Letusan Gunung Tambora di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB)
yang terjadi pada tahun 1815 merupakan yang terdahsyat didunia dan menewaskan 92.000
orang."Letusan Gunung Tambora tersebut terjadi 10 - 11 April 1815 sekitar 30 kilometer arah tenggara
Satonda," kaka Dr. Catur Sugiyanto, MA dari Pusat Studi dan Kebijakan Publik Universitas Gajah
Mada (UGM) Yogyakarta di Mataram

Pada tahun 1815, gunung tambora mengalami letusan dahsyat, gemuruh yang dihasilkan gunung
tambora terdengar sampai makasar, Batavia, Ternate dan sampai Sumatra yang jaraknya lebih dari
2600 km dari Tambora. Letusan menimbulkan gempa vulkanik lebih kurang lebih 7 SR.

Akibat letusan Tambora antara lain Tsunami besar menyerang pantai beberapa pulau di Indonesia pada
tanggal 10 April, dengan ketinggian diatas 4 m di Aanggar pada pukul 10:00 malam. Tsunami setinggi
1-2 m dikaoirjab terjadi di Besuki, Jawa Timur sebelum tengah malam dan tsunami setinggi 2 m terjadi
di Maluku. Tinggi asap letusan mencapai stratosfer, dengan ketinggian lebih dari 43 km.[3] Partikel abu
jatuh 1 sampai 2 minggu setelah letusan, tetapi terdapat partikel abu yang tetap berada di atmosfer
bumi selama beberapa bulan sampai beberapa tahun pada ketinggian 10-30 km. Angin bujur
menyebarkan partikel tersebut di sekeliling dunia, membuat terjadinya fenomena. Matahari terbenam
yang berwarna dan senja terlihat di London, Inggris diantara tangal 28 Juni dan 2 Juli 1815 dan 3
September dan 7 Oktober 1815. Pancaran cahaya langit senja muncul berwarna orange atau merah
didekat ufuk langit dan ungu atau merah muda diatas.

Letusan gunung ini juga di perkirakan mengubur kesultanan kecil yang ada di kaki gunung tambora.

Letusan gunung tambora sangat dahsyat jauh melampauhi letusan gunung vesuvius. Kalau dalam harun
yahya, letusan Vesusius dikatakan sebagai azab dari kelakukan orang-orang romawi sehingga
mengubur hidup-hidup orang di kota Pomeii, Jadi kalau di Dompu karna apa?????Apa kah melebihi
dari kelakuan orang2 di Romawi……kayaknya harun yahya harus survei ke Tambora juga.
GUNUNG SINABUNG

JAKARTA, Kompas.com - Gunung Sinabung yang terletak di Kabupaten Tanah Karo,


Sumatera Utara meletus Minggu (29/8/10) dini hari sekitar pukul 00.15 WIB.

Kepala Desa Sukanalu, Kecamatan Naman, Paten Sitepu, yang dihubungi Antara, Minggu, mengatakan
bahwa api mulai keluar dari permukaan gunung Sinabung sekitar pukul 00.15 WIB.

Keseluruhan warga yang berada di sekitar kaki gunung Sinabung juga dilaporkan telah mengevakuasi
diri ke arah kota Kabanjahe. Selain anggota keluarga, masyarakat juga dilaporkan berupaya membawa
sebagian barang milik mereka untuk diamankan.

Sebelumnya, masyarakat sekitar Gunung Sinabung tidak menduga gunung akan meletus karena
mendapat informasi dari petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa
gunung tersebut masih dalam kondisi aman, namun tiba-tiba meledak, ujar Paten Sitepu.

Berdasarkan informasi tersebut, pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanah Karo mengimbau warga
yang mengungsi untuk kembali ke rumah masing-masing.

Namun sebagian besar pengungsi tersebut tidak mengindahkan imbauan pemkab dan bertahan di lokasi
evakuasi, hanya sebagian warga yang kembali ke kediaman mereka.

Ia juga menyebutkan belum adanya petugas kepolisian di lokasi untuk membantu evakuasi warga.

Sebelumnya Gunung Sinabung yang memiliki ketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut itu mulai
menunjukkan aktivitasnya dengan mengeluarkan asap hitam pada hari Sabtu (28/08) pagi.
GEMPA BUMI DI SUMATERA BARAT TANGGAL 30 SEPTEMBER 2009

Sejak Indonesia berdiri, gempa bumi 30 September 2009 ini merupakan gempa bumi terbesar
yang pernah dialami oleh warga Sumatera Barat. Kekuatan gempa ini jauh lebih besar daripada gempa
yang terjadi 2.5 tahun silam. Bahkan dampak gempa ini hampir sama dengan gempa Bantul di Yogya
tahun 2006 silam (yang menewaskan 6234 jiwa).) Banyak gedung sekolah, rumah, dan perkantoran
ikut hancur/ambruk. Salah satu lembaga pendidikan bahasa asing yakni gedung LIA ambruk, dan
sebagian peserta kursus terjebak didalam gedung tersebut. Begitu juga salah satu gedung Universitas
Negeri Padang dikabarkan ambruk. Sejumlah jalan penghubung antar kota rusak karena retak dan
tertimbun longsor.

Disamping itu, sejumlah gardu listrik PLN mengalami kerusakan parah, sehingga sebagian
besar wilayah Padang gelap gulita pada malam harinya. Keadaan ini sangat mencekam, terlebih
sebagian besar SPBU ditutup. Sementara itu, hujan lebat mengucur kota Padang. Sejumlah BTS
mengalami kerusakan berat, sehingga sebagian besar operator jaringan komunikasi putus, dan hal ini
diperparah dengan tingginya traffic (jumlah panggilan) yang masuk dan keluar dari/ke Sumatera Barat.
GEMPA BUMI DI ACEH TANGGAL 28 DESEMBER 2004

Jumlah korban gempa bumi dan tsunami di Naggroe Aceh Darussalam, masih simpang siur. Departemen
Sosial (Depsos) mencatat sebanyak 12.322 jiwa orang telah meninggal, 303 orang hilang dan 150 ribu jiwa
mengungsi. Sedangkan data versi Departemen Kesehatan (Depkes) Selasa (28/12) menunjukkan 5.774 orang
tewas dan 1.164 orang hilang. Jumlah pengungsi meningkat mencapai 67.173 orang.

Menurut Sekjen Depsos Ruchadi, ia memperoleh pesan pendek lewat ponselnya dari Bupati Meulaboh bahwa
korban meninggal di Meulaboh mencapai 10.000 jiwa. Sedangkan bangunan yang masih selamat hanya tinggal
15 persen, dan bangunan yang lain rata dengan tanah. “Hingga kini memang data korban tsunami di Aceh
tersebut masih simpang siur. Tapi baru data itu yang kami terima,” katanya, Selasa (28/12).

Ruchadi memastikan stok makanan dan peralatan evakuasi, sudah tersedia di Dinas Sosial, Nanggroe Aceh
Darussalam. Tersedia juga 150 ton beras, 20 ribu sarden kaleng, kecap manis, sambal, minyak goreng, dan mi
instan. Namun karena beberapa jalan yang menuju tempat korban masih rusak atau terputus. Terutama di
kepulauan provinsi NAD. “Masalahnya kini yaitu cara menyampaikan bantuan tersebut ke daerah-daerah
tertentu seperti ke pulau Simeuleu dan Kabupaten Meulaboh. Tapi kami akan dicari solusi lewat udara dengan
pesawat yang kecil," ujarnya.

Sementara itu Ketua Tim Penanggulangan Masalah Kesehatan dan Bencana Alam Depkes, Naydial Roesdal,
memaparkan hingga Selasa (28/12) pihaknya mencatat korban yang tewas di Banda Aceh 3.000 orang, Krueng
Maneh 117 orang, Aceh Timur 40 orang tewas dan 5 orang dinyatakan hilang. Kota Lhokseumawe 157 orang
tewas dan 89 hilang, Kabupaten Bireuen 191 orang, Kabupaten Pidie 167 orang, Kabupaten Aceh Utara 1.202
orang tewas dan 367 orang hilang. Kabupaten Nagan Raya 168 orang tewas dan 700 orang hilang.

Untuk di Sumatera Utara (Sumut), Depkes juga mencatat 6 orang tewas dan 3 hilang di Pantai Cermin tepatnya
di Kabupaten Serdang. Kabupaten Tapanuli Tengah tepatnya di Sibolga jumlah yang meninggal 1 orang. Di
RSUD Adam Malik ada tiga orang meninggal, dan ada tiga desa lainnya yaitu Desa Sirombu, Desa Lasaratonga
dan Desa Cibarisi terdapat 122 orang tewas.

Sedangkan korban luka-luka dengan rincian korban rawat jalan mencapai 949 orang. Korban rawat inap
berkurang menjadi 349 dari 399 orang. RSUD Cut Mutia Lhokseumawe rawat jalan 88 orang dan rawat inap 108
orang. PMI Lhokseumawe rawat inap 157 orang. RSUD Bireuen rawat jalan 190 orang dan rawat inap 46 orang
dan rujukan 60 orang. RSU Langsa rawat jalan 521 orang, rawat inap ada 1 orang. RSU Melati Perbaungan
rawat inap 2 orang. RSU Aceh Timur 108 rawat jalan, 23 orang rawat inap. RSU Simeulue rawat jalan 42 orang
dan rawat inap 12 orang.
GEMPA BUMI DI TASIKMALAYA TANGGAL 03 SEPTEMBER 2009

Gempa bumi berkekuatan 7,3 skala richter mengguncang Pulau Jawa, Rabu (2/9) sekitar pukul
14.55 WIB. Kerusakan terparah terjadi di Jawa Barat, terutama di 10 kabupaten/kota. Kapanikan juga
melanda Jakarta.

Gempa hebat kembali mengguncang Tanah Air. Kali ini, pusat gempa sekuat 7,3 skal richter terjadi
pada 142 barat daya Kota Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar), pada kedalaman 30 km, Rabu sekitar pukul
14.55 WIB.

Gempa ini sempat mengakibatkan gelombang laut tsunami setinggi satu meter di pantai selatan di
Pameungpeuk, Garut, Jabar.

Getaran cukup kuat terjadi di Bandung, Semarang, Cilacap, Yogyakarta, dan juga Ibu Kota. Karyawan
yang bekerja di gedung-gedung tinggi di Jakarta sempat panik dan berhamburan keluar.

Korban tewas di Jakarta tercatat seorang dan 19 orang yang mengalami luka-luka dirawat di sejumlah
rumah sakit.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sri Woro Harijono di Jakarta, Rabu,
menegaskan pihaknya sempat mengingatkan bahaya potensi tsunami dari gempa tasikmalaya ini,
namun satu jam kemudian peringatan itu dicabut karena gempa susulan tidak berpotensi menimbulkan
tsunami.

Korban meninggal dan luka-luka masih terus didata. Kepala Pusat Pengendalian Krisis (PPK)
Departemen Kesehatan Rustam Pakaya di Jakarta mengatakan hingga pukul 22.00 WIB jumlah korban
meninggal 33 orang, korban luka-luka 305 orang, dan 40 orang hilang.

Jumlah korban meninggal di Jawa Barat dilaporkan sebanyak 32 orang dengan perincian enam orang di
Kabupaten Bandung, 11 orang di Cianjur, empat orang di Garut, tiga di Kabupaten Tasikmalaya, satu
orang di Kota Tasikmalaya, enam orang di Banjar, dan satu orang di Sukabumi.
GEMPA BUMI DI MANOKWARI TANGGAL 4 JANUARI 2009

Gempa susulan terus mengguncang Kota Manokwari, Papua Barat, hingga Ahad (4/1) siang.
Data yang dihimpun dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BGM) Jakarta menyebutkan Papua Barat
sudah diguncang lebih 25 kali gempa sejak gempa pertama pukul 02.43:51 WIB hingga pukul 13.00
WIB.

Gempa bukan hanya terasa kuat di Kota Manokwari, tetapi juga sejumlah kota lainnya di provinsi ini,
terutama Sorong dan Biak. Rangkaian gempa yang terjadi masih memiliki kekuatan di atas 5 skala
Richter.

Gempa susulan yang terjadi pukul 13.05:26 WIB berlokasi di 1.55 derajat Lintang Selatan – 133.66
derajat Bujur Timur berkuatan 5.2 SR, dengan kedalaman 10 km dan berlokasi di 90 km Barat Daya
Manokwari.

Sedangkan gempa susulan pukul 12.44:04 WIB terjadi di 0.74 derajat LS – 133.27 derajat BT
berkekuatan 5.8 SR dan berkedalaman 15 km serta berlokasi 89 km Barat Laut Manokwari.

Pukul 11.31:32 WIB berlokasi di 0.72 derajat LS – 132.49 derajat BT berkekuatan 5 SR dan
berkedalaman 15 km serta berada di 133 km Timur Laut Kota Sorong.

Dari serangkaian gempa tersebut, guncangan paling kuat terjadi pada pukul 05:33:40 WIB dengan 7,6
SR atau lebih kuat dibanding gempa pertama sekuat 7,2 SR.

Gempa pertama sendiri berkekuatan 7,2 pada skala Richter berpusat di 0.42 derajat LS dan 132.93
derajat BT dengan kedalaman 10 kilometer di 135 km Barat Laut Manokwari.

Namun bila dibandingkan dengan kedekatan pusat gempa dengan Kota Manokwari, maka gempa pukul
05.33:40 WIB lebih dekat dibanding gempa pertama. Gempa dengan 7,6 SR ini berada di 0.88 derajat
LS – 133.38 derajat BT, dengan kedalaman 10 Km dan berjarak 76 km Barat Daya Manokwari.
GEMPA BUMI DI BENGKULU 12 SEPTEMBER 2007

Gempa bumi Bengkulu 2007 mula terjadi pada hari Rabu, 12 September 2007 jam 6.10
malam. Gempa bumi pertama terjadi dengan kekuatan 8.4 skala Richter di 155 km barat daya
Bengkulu, selatan Sumatera dan 718 km dari Johor Bahru[3]. Amaran tsunami telah dikeluarkan untuk
gempa ini.

Jabatan Meteorologi Malaysia menyatakan lokasi gempa bumi itu ialah di 4.5` Selatan dan 101` Timur.

Pusat Amaran Tsunami Pasifik di Hawaii, Amerika Syarikat menyatakan gempa bumi 7.9 skala richter
itu boleh mendatangkan ombak besar, tsunami sebagaimana tsunami pada 26 Disember 2004 yang
membunuh 230,000 di pelbagai negara. Pantai barat Semenanjung Malaysia, pulau Nicobar, pulau
Cocos, pulau Andaman, pulau Christmas, Australia, Sri Lanka dan India mungkin terjejas.

Amaran tsunami ditarik balik apabila ombak setingi 1 - 3 meter berlaku di Padang, Sumatera.
Ketinggian tsunami kecil itu tidaklah berbahaya. Jurucakap Presiden, Andi Mallarangeng menyatakan
seorang terbunuh di Bengkulu. Tentera Nasional Indonesia dikerah bagi membantu mangsa gempa
bumi itu. Stesen televisyen Metro TV melaporkan beberapa bangunan runtuh dan terbakar.

Gempa bumi itu dirasakan hingga ke Johor Bahru, Lembah Kelang dan di Kedah. Pekerja di Wisma
Antara, Indonesia merasakan bangunan itu bergoyang dan bergegas turun melalui tangga kecemasan.
Penduduk di kondominium Bukit Saujana, Taman Desa Cemerlang, rumah pangsa Bukit Cagar dan di
Gelang Patah turut merasa gegaran itu. Mereka agak terkejut dan pening. Pekerja di Menara Petronas
turut bergegas turun dan terus pulang ke rumah.

Mohd Rosaidi Che Abas , Pengarah Jabatan Meteorologi Malaysia masih memantau dan mengikuti
perkembangan di Indonesia.
PBB
PERSERIKATAN BANGSA - BANGSA

UNITED NATIONS HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES


BADAN PBB YANG MENANGANI MASALAH PENGUNGSI DAN BENCANA
TUGAS AGAMA
PERISTIWA BENCANA DI INDONESIA

Nama : Michelle Pakasi


Kelas : VII A
Guru : Deasy Christine Hohoy

S M P K BK PALU
2010

Anda mungkin juga menyukai