Anda di halaman 1dari 15

PELESTARIAN LINGKUNGAN MASYARAKAT BADUY

BERBASIS KEARIFAN LOKAL

Suparmini, Sriadi Setyawati, dan Dyah Respati Suryo Sumunar


FIS Universitas Negeri Yogyakarta
e-mail: respatisuryo@yahoo.com

Abstrak: Pelestarian Lingkungan Masyarakat Baduy Berbasis Kearifan Lokal.


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji tentang upaya pelestarian
lingkungan masyarakat Baduy yang tinggal dan berada di Desa Kanekes, Kecama-
tan Leuwidamar, Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Metode deskriptif kualitatif
dilakukan sebagai pendekatan penelitian. Kearifan lokal dikaji sebagai basis dalam
penelitian ini, khususnya dalam upaya pelestarian lingkungan pada masyarakat
Baduy. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara
dengan beberapa narasumber. Analisis data secara kualitatif melalui, reduksi data,
penyajian data, dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa,
Kehidupan suku Baduy masih sangat tergantung pada alam dan senantiasa menjaga
keseimbangan alam. Kearifan lokal masyarakat Baduy dalam mengelola sumberdaya
alam antara lain terlihat dari aturan pembagian wilayah menjadi tiga zona, yaitu zona
reuma (permukiman), zona heuma (tegalan dan tanah garapan), dan zona leuweung
kolot (hutan tua). Hubungan antar aspek kehidupan masyarakat Baduy di Kanekes
memiliki integrasi yang sinergis dalam menciptakan kehidupan yang berkelanjutan.
Pandangan masyarakat Baduy relatif sama terhadap hubungan antara kehidupan
sosial budaya, ekonomi, serta pengelolaan lingkungan. Adat istiadat sebagai bagian
dari kearifan lokal masih dipegang dengan sangat kukuh oleh masyarakat Baduy,
dan adat istiadat tersebut telah menjadi benteng diri bagi masyarakat Baduy dalam
menghadapi modernisasi, termasuk dalam hal melestarikan lingkungannya. Bentuk
perilaku pelestarian lingkungan dan konservasi yang dilakukan oleh masyarakat
Baduy, antara lain meliputi: (1) sistem pertanian, (2) sistem pengetahuan, (3) sistem
teknologi, dan (4) praktik konservasi. Kesemuanya itu dilakukan dengan mendasar-
kan pada ketentuan adat dan pikukuh yang telah tertanam dalam jiwa dan dilakukan
dengan penuh kesadaran oleh seluruh anggota masyarakat Baduy.

Kata kunci: pelestarian lingkungan, masyarakat Baduy, kearifan lokal

Abstract: Continuation of Environment of Society Baduy Base on The Local


Wisdom. This research aim to know and study about effort of continuation of
environment of society Baduy which omit and reside in the Countryside Kanekes,
Sub district Leuwidamar, Regency of Lebak Province Banten. Descriptive method is
qualitative conducted as research approach. Local wisdom studied as bases in this
research, specially in the effort continuation of environment at society Baduy. Data
collecting conducted through observation, documentation, and interview with a
few informant. Analysis data qualitative through, data reducing, data presentation,
and conclusion intake. Result of research indicate that the, life of Tribe Baduy still
very depend on nature and ever balance the nature. Local wisdom of society Baduy
in managing experienced resources for example seen from regional division order
become three zone, that is zone reuma (settlement), zone heuma (non irrigated dry
field and land ground), and fussy zone leuweung (old forest). Relation usher the
aspect of life of society Baduy in Kanekes own the integration which synergism in
creating going concern life. view of Society Baduy relative of equal to relation among
social life of culture, economic, and also environmental management. Mores as part
of local wisdom still be holder firm considerably by society Baduy, and the mores

8
Pelestarian Lingkungan Masyarakat Baduy... (Suparmini, dkk)

have come to the self fortress for society Baduy in face of modernization, included
in matter preserve its environment. Behavioral form continuation of environment
and conservation conducted by society Baduy, for example covering: (1) agriculture
system, (2) knowledge system, (3) technological system, and (4) practice conservation.
All the things conducted by relying on rule of custom and pikukuh which have planted
in soul and conducted with eyes open by entire or all member of society Baduy.

Keyword: continuation of environment, society of Baduy, local wisdom

PENDAHULUAN gai kawasan hutan di Jawa Barat dan Banten,


Dewasa ini, di Indonesia dan negara- di luar kawasan hutan keramat tersebut
negara berkembang lainnya telah muncul telah banyak yang mengalami kerusakan
pemikiran bahwa keutuhan kawasan pe- parah (Iskandar, 2006: 18). Oleh karena itu,
lestarian tidak dapat dipertahankan tanpa berbagai kawasan hutan keramat tersebut
menyediakan sumber kehidupan bagi pen- mempunyai fungsi penting bagi pelestarian
duduk lokal yang kelangsungan hidupnya keanekaragaman hayati yang ada di dalam-
sangat tergantung pada sumber daya alam nya.
di daerahnya. Untuk memperhatikan ke- Kawasan hutan keramat pada masyarakat
pentingan penduduk lokal dalam upaya pe- Baduy di Desa Kanekes, Banten Selatan, meru-
lestarian alam, maka telah dibangun model pakan daerah yang paling disakralkan dan
pendekatan baru, misalnya model Proyek dilindungi oleh orang Baduy. Hal tersebut
Konservasi dan Pembangunan Terpadu tidak lepas dari sistem kepercayaan animis-
(Integrated Conservation and Development me yang dianut oleh masyarakat Baduy
Project-ICDP) atau Sistem Kawasan Lindung yaitu Sunda Wiwitan. Inti dari kepercayaan
Terpadu (Integrated Protected Area Systems- tersebut ditunjukkan dengan ketentuan
IPAS). adat yang mutlak yang disebut juga piku-
Dalam pengelolaan kawasan konser- kuh (peraturan adat) dengan konsep tidak
vasi alam, seyogianya selain aspek-aspek adanya perubahan sedikit pun atau tanpa
biofisik, perlu pula diperhatikan aspek so- perubahan apapun yang berbunyi lojor teu
sial, ekonomi dan budaya masyarakat lokal, meunang dipotong, pondok teu meunang
termasuk praktik pelestarian kawasan suci disambungan, yang berarti panjang tidak
atau sakral oleh masyarakat lokal. Sesung- boleh dipotong, pendek tidak boleh disam-
guhnya isu tentang pelestarian daerah suci, bung. Makna pikukuh itu antar lain tidak
daerah sakral, atau daerah keramat dalam mengubah sesuatu, atau dapat juga berarti
kaitan pelestarian alam telah mendapat menerima apa yang sudah ada.
perhatian UNESCO, dengan menjadikannya Masyarakat Baduy merupakan salah satu
sebagai kawasan Cagar Biosfer. suku di Indonesia yang sampai sekarang
Di Indonesia, khususnya daerah Jawa Ba- masih mempertahankan nilai-nilai budaya
rat dikenal beberapa daerah yang disakral- dasar yang dimiliki dan diyakininya, ditengah-
kan dan disucikan oleh masyarakat lokal, tengah kemajuan peradaban di sekitarnya.
antara lain hutan keramat (HK) di Kampung Mereka bermukim tepat di kaki pegunungan
Dukuh, Garut Selatan; HK di Kampung Kuta Kendeng di desa Kanekes, Kecamatan Leu-
dan HK Situ Panjalu Ciamis; HK di Kampung widamar, Kabupaten Lebak-Rangkasbitung,
Naga, Tasikmalaya; HK Gunung Halimun Banten, berjarak sekitar 40 km dari kota
Masyarakat Kasepuhan, Sukabumi Selatan, Rangkasbitung. Wilayah yang merupakan
dan HK di Kawasan Baduy, Banten Selatan. bagian dari Pegunungan Kendeng dengan
Pada umumnya, berbagai kawasan hutan ketinggian 300 – 600 m di atas permukaan
keramat tersebut masih terpelihara cukup laut (dpl) tersebut mempunyai topografi ber-
baik oleh masyarakat lokal. Padahal berba- bukit dan bergelombang dengan kemiring-

9
Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 18, No.1, April 2013: 8-22

an rata-rata mencapai 45%, yang merupa- tinggi asas demokrasi. Tidak ada kesenjang-
kan tanah vulkanik (di bagian utara), tanah an sosial maupun ekonomi antara individu
endapan (di bagian tengah), dan tanah cam- pada Masyarakat Baduy.
puran (di bagian selatan), suhu udara rata- Segala hal yang alami, berhubungan de-
rata 20°C. Masyarakat Baduy memiliki ta- ngan alam adalah sahabat masyarakat Baduy.
nah adat kurang lebih sekitar 5.108 hektar, Hal itu terlihat dari lokasi di mana mereka
mereka memiliki prinsip hidup cinta damai, tinggal. Lingkungan tempat tinggal mereka
tidak mau berkonflik, serta taat pada tradisi tidak dijangkau oleh transportasi modern,
dan hukum adat. dan terpencil di tengah-tengah bentang alam
Adat, budaya, dan tradisi masih kental pegunungan, perbukitan rimbun, serta hu-
mewarnai kehidupan masyarakat Baduy. tan, lengkap dengan sungai dan anak sungai,
Ada tiga hal utama yang mewarnai keseha- juga hamparan kebun, ladang (huma).
rian mereka, yaitu sikap hidup sederhana, Sebutan ‘Baduy’ sendiri diambil dari
bersahabat dengan alam yang alami, dan sebutan penduduk luar yang berawal dari
spirit kemandirian. Sederhana dan kese- peneliti Belanda yang menyamakan mere-
derhanaan merupakan titik pesona yang ka dengan Badawi atau Bedouin Arab yang
lekat pada masyarakat Baduy. Hingga saat merupakan arti dari masyarakat nomaden.
ini masyarakat Baduy masih berusaha Di samping itu sebutan Baduy pun diper-
tetap bertahan pada kesederhanaannya di kirakan diambil dari nama gunung dan
tengah kuatnya arus modernisasi di segala sungai Baduy yang terdapat di wilayah
segi. Bagi mereka kesederhanaan bukanlah utara. Tapi suku yang masih memegang
kekurangan atau ketidakmampuan, akan teguh adat Sunda ini lebih sering disebut
tetapi menjadi bagian dari arti kebahagiaan sebagai masyarakat Kanekes karena nama
hidup sesungghuhnya. desa tempat tinggal mereka yang bernama
Di tengah kehidupan modern yang serba Kanekes.
nyaman dengan listrik, kendaraan bermo- Spirit bertahan hidup dengan kekuatan
tor, hiburan televisi serta tempat-tempat sendiri diwujudkan dalam gairah dan etos
hiburan lain yang mewah, masyarakat Baduy kerja yang tinggi. Berbagai aktivitas kerja
masih setia dengan kesederhanaan, hidup khas petani gunung, dari yang ringan hingga
menggunakan penerangan lilin atau lampu yang berat dilakukan dengan ekspresi rela
minyak (lampu teplok). Tidak ada sentuhan dan gembira. Di Baduy selalu ada pekerjaan,
modernisasi di sana, segala sesuatunya se- bagi siapapun, laki-laki, perempuan, tua,
derhana dan dihasilkan oleh mereka sendiri, muda, remaja, dan anak-anak. Mulai umur
seperti makan, pakaian, alat-alat pertanian, sepuluh tahun, anak-anak, baik laki-laki
dan sebagainya. Meskipun anti modernisasi, maupun perempuan wajib belajar dan ber-
mereka tetap menghormati kehidupan mo- latih mengerjakan apa saja, membantu dan
dern yang ada di sekitarnya. Kesederha- mencontoh orangtuanya. Bekerja, belajar,
naan dan toleransi terhadap lingkungan di dan bermain dilakukan secara bersama-
sekitarnya adalah ajaran utama masyarakat sama. Tempatnya bisa dimana saja; rumah,
Baduy. Dari kedua unsur tersebut, dengan saung, ladang, atau kebun (Erwinantu,
sendirinya akan muncul rasa gotong royong 2012:6)
dalam kehidupan mereka. Tidak ada ke- Masyarakat Baduy secara umum telah
terpaksaan untuk mengikuti dan menjaga memiliki konsep dan mempraktikkan penca-
tradisi kehidupan yang damai oleh mere- garan alam (nature conservation). Misalnya
ka. Tidak ada rasa iri satu dengan lainnya mereka sangat memperhatikan keselama-
karena semuanya dilakukan secara ber- tan hutan. Hal ini mereka lakukan karena
sama-sama. Kepentingan sosial selalu mereka sangat menyadari bahwa dengan
dikedepankan sehingga jarang dijumpai menjaga hutan maka akan menjaga keter-
kepemilikan individu, tetapi menjunjung lanjutan ladangnya juga. Lahan hutan yang

10
Pelestarian Lingkungan Masyarakat Baduy... (Suparmini, dkk)

berada di luar wilayah permukiman, biasa Menurut Saini (Cecep Eka Permana,
mereka buka setiap tahun secara bergilir 2010: 1), kearifan lokal sering dikaitkan den-
untuk dijadikan lahan pertanian. gan masyarakat lokal. Dalam bahasa asing
Interaksi antara manusia dan lingkungan- dikonsepsikan sebagai kebijakan setempat
nya tidak selalu berdampak positif, adaka- (local wisdom), pengetahuan setempat (lo-
lanya menimbulkan dampak negatif, yakni cal knowledge), atau kecerdasan setempat
menimbulkan bencana, malapetaka, dan (local genius). Kearifan lokal adalah sikap,
kerugian-kerugian lainnya. Pada kondisi pandangan, dan kemampuan suatu komu-
seperti itu, kearifan lokal yang dimiliki oleh nitas di dalam mengelola lingkungan rohani
masyarakat dapat meminimalkan dampak dan jasmaninya, yang memberikan kepada
negatif yang ada. Demikian pula pada masya- komunitas itu daya tahan dan daya tumbuh
rakat Baduy, dengan mengikuti, melaksana- di dalam wilayah dimana komunitas itu be-
kan, dan meyakini pikukuh dari leluhur yang rada. Dengan kata lain, kearifan lokal adalah
dilakukan secara turun temurun, secara jawaban kreatif terhadap situasi geografis-
sadar atau tidak sadar, langsung atau tidak politis-historis, dan situasional yang bersifat
langsung, memiliki peranan yang besar ter- lokal.
hadap pelestarian lingkungan. Oleh karena Kearifan lokal juga dapat diartikan seba-
itu, berbagai kearifan budaya, pemanfaatan gai pandangan hidup dan pengetahuan serta
sumberdaya alam secara berkelanjutan pada berbagai strategi kehidupan yang berwujud
masyarakat Baduy menarik untuk dikaji. aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat
Pelestarian lingkungan Baduy yang ter- lokal dalam menjawab berbagai masalah
diri atas lingkungan alam dan sistem sosial dalam pemenuhan kebutuhan mereka, me-
budaya tergantung dari beberapa faktor. liputi seluruh unsur kehidupan; agama, ilmu
Faktor tersebut bersifat eksternal (berasal dan teknologi, organisasi sosial, bahasa dan
dari luar komunitas) dan internal (berasal komunikasi, serta kesenian. Mereka mempu-
dari dalam komunitas). Gangguan yang nyai pemahaman, program, kegiatan, pelak-
merupakan faktor eksternal antara lain sanaan terkait untuk mempertahankan,
adalah ancaman terhadap kelestarian hutan memperbaiki, dan mengembangkan unsur
dan pelanggaran atas hak ulayat Baduy. Luas kebutuhan dan cara pemenuhannya, dengan
hutan alam yang merupakan leuweng kolot memperhatikan sumber daya manusia dan
(hutan larangan) terus berkurang. Ancaman sumber daya alam di sekitarnya.
tersebut dilakukan oleh penduduk di luar Kearifan lokal dipandang sangat bernilai
Baduy, antara lain melakukan penebangan dan mempunyai manfaat tersendiri dalam
hutan, penyerobotan tanah, dan pengam- kehidupan masyarakat. Sistem tersebut
bilan ikan di sungai dengan menggunakan dikembangkan karena adanya kebutuhan
racun. Sementara itu, gangguan faktor inter- untuk menghayati, mempertahankan, dan
nal terhadap pelestarian lingkungan Baduy, melangsungkan hidup sesuai dengan situasi,
antara lain adalah pertumbuhan penduduk kondisi, kemampuan, dan tata nilai yang
Baduy yang relatif pesat. Pertambahan pen- dihayati di dalam masyarakat yang ber-
duduk Baduy adalah sekitar 3,7% per tahun. sangkutan. Dengan kata lain, kearifan lokal
(Cecep Eka Permana, 2010:134). Pertum- tersebut kemudian menjadi bagian dari cara
buhan penduduk yang cepat menyebabkan hidup mereka yang arif untuk memecahkan
kebutuhan akan sumber daya alam terus segala permasalahan hidup yang mereka
meningkat. Namun, karena sumber daya hadapi. Berkat kearifan lokal mereka dapat
alam seperti lahan pertanian relatif tetap, melangsungkan kehidupannya, bahkan da-
padahal penggarapan lahan dilakukan terus pat berkembang secara berkelanjutan (sus-
menerus, maka akan terjadi penurunan tainable development) (Cecep Eka Permana,
kualitas yang terus menerus. 2010: 3).

11
Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 18, No.1, April 2013: 8-22

Menurut Ife Jim (Cecep Eka Pemana, Sebagai bagian dari kebudayaan tradis-
2010: 4), kearifan lokal memiliki enam ional, kearifan lokal merupakan warisan
dimensi, yaitu: (1) Dimensi pengetahuan budaya. Kearifan lokal hidup dalam domain
lokal. Setiap masyarakat dimana mereka kognitif, afektif, dan motorik, serta tumbuh
berada selalu memiliki pengetahuan lokal menjadi aspirasi dan apresiasi publik. Me-
yang terkait dengan lingkungan hidupnya, nurut Geriya (Cecep Eka Permana, 2010: 6),
(2) Dimensi nilai lokal. Untuk mengatur kearifan lokal berorientasi pada (1) keseim-
kehidupan antara warga masyarakat, maka bangan dan harmoni manusia, alam, dan
setiap masyarakat memiliki aturan atau budaya; (2) kelestarian dan keragaman alam
nilai-nilai lokal yang ditaati dan disepakati dan kultur; (3) konservasi sumberdaya alam
bersama oleh seluruh anggotanya, (3) Di- dan warisan budaya; (4) penghematan sum-
mensi keterampilan lokal. Keterampilan berdaya yang bernilai ekonomi; (5) morali-
lokal bagi setiap masyarakat diperguna- tas dan spiritualitas.
kan sebagai kemampuan bertahan hidup Masyarakat setempat yang menerapkan
(survival). Keterampilan lokal biasanya cara hidup tradisional di daerah pedesaan,
hanya cukup dan mampu memenuhi ke- yang nyaris tak tersentuh teknologi umumnya
butuhan keluarganya masing-masing atau dikenal sebagai masyarakat suku, komunitas
disebut dengan ekonomi subsistensi, (4) Di- asli atau masyarakat hukum adat, penduduk
mensi sumberdaya lokal. Sumberdaya lokal asli atau masyarakat tradisional (Suhartini,
pada umumnya adalah sumberdaya alam. 2009:6). Masyarakat setempat seringkali
Masyarakat akan menggunakan sumberdaya menganggap diri mereka sebagai penghuni
lokal sesuai dengan kebutuhannya dan tidak asli kawasan terkait, dan mereka biasanya
akan mengeksploitasi secara besar-besaran berhimpun dalam tingkat komunitas atau
atau dikomersialkan. Sumberdaya lokal ini desa. Kondisi demikian dapat menyebab-
sudah dibagi peruntukannya, seperti hutan, kan perbedaan rasa kepemilikan antara
kebun, sumber air, lahan pertanian, dan per- masyarakat asli/pribumi dengan penghuni
mukiman. Kepemilikan sumberdaya lokal baru yang berasal dari luar, sehingga masya-
ini biasanya bersifat kolektif. (5) Dimensi rakat setempat seringkali menjadi rekan
mekanisme pengambilan keputusan lokal. yang tepat dalam konservasi. Di sebagian be-
Setiap masyarakat pada dasarnya memiliki sar penjuru dunia, semakin banyak masya-
pemerintahan lokal sendiri atau disebut pe- rakat setempat telah berinteraksi dengan
merintahan kesukuan. Suku merupakan ke- kehidupan modern, sehingga sistem nilai
satuan hukum yang memerintah warganya mereka telah terpengaruh, dan diikuti peng-
untuk bertindak sebagai warga masyarakat. gunaan barang dari luar. Pergeseran nilai akan
Masing-masing masyarakat mempunyai beresiko melemahnya kedekatan masya-
mekanisme pengambilan keputusan yang rakat asli dengan alam sekitar, serta melun-
berbeda-beda. (6) Dimensi solidaritas kel- turkan etika konservasi setempat.
ompok lokal. Suatu masayrakat umumnya Masyarakat tradisional pada umumnya
dipersatukan oleh ikatan komunal yang sangat mengenal dengan baik lingkungan di
dipersatukan oleh ikatan komunikasi un- sekitarnya. Mereka hidup dalam berbagai
tuk membentuk solidaritas lokal. Setiap ekosistem alami yang ada di Indonesia, dan
masyarakat mempunyai media-media untuk telah lama hidup berdampingan dengan
mengikat warganya yang dapat dilakukan alam secara harmonis, sehingga mengenal
melalui ritual keagamaan atau acara dan up- berbagai cara memanfaatkan sumberdaya
acara adat lainnya. Masing-masing anggota alam secara berkelanjutan. Di samping itu
masyarakat saling member dan menerima dalam berperilaku orang akan berpedo-
sesuai dengan bidang fungsinya masing- man pada berbagai macam hal yang pada
masing, seperti dalam solidaritas mengolah hakikatnya mempunyai nilai baik dan buruk
tanaman padi, dan kerja bakti gotong royong. serta pada kegiatan yang didasarkan pada

12
Pelestarian Lingkungan Masyarakat Baduy... (Suparmini, dkk)

benar dan salah. litian ini berusaha untuk menjelaskan secara


Dalam kearifan lokal juga terwujud upaya rinci keadaan yang ada di lapangan. Dalam
pengelolaan sumberdaya alam dan lingkun- penelitian kualitatif, teori dan sumber data
gan yang juga merupakan wujud dari kon- dapat berkembang di lapangan.
servasi oleh masyarakat. Berkaitan dengan Penduduk Kampung (masyarakat) Baduy
hal itu, Nababan (1995: 6) mengemukakan: pada umumnya menjadi subjek dalam pene-
“prinsip-prinsip konservasi dalam pengelo- litian ini. Beberapa narasumber atau key
laan sumberdaya alam secara tradisional me- informan diperlukan dalam pemerolehan
liputi: (1) Rasa hormat yang mendorong kese- data dan informasi. Para informan tersebut
larasan (harmoni) Hubungan manusia dengan adalah Sekretaris Desa Kanekes, Ketua RT,
alam sekitarnya. Dalam hal ini masyarakat Tokoh Masyarakat, dan Tokoh Adat. Objek
tradisional lebih condong memandang di- yang diamati dalam penelitian ini adalah:
rinya sebagai bagian dari alam itu sendiri, (1) Alam dan lingkungan masyarakat Baduy,
(2) Rasa memiliki yang eksklusif bagi komu- (2) Kearifan lokal masyarakat Baduy, (3)
nitas atas suatu kawasan atau jenis sumber- Adat istiadat masyarakat Baduy, (4) Pola
daya alam tertentu sebagai hak kepemilikan kehidupan sosial budaya dan ekonomi
bersama (communal property resource). Rasa masyarakat Baduy, (5) Upaya konservasi dan
memiliki ini mengikat semua warga untuk pelestarian lingkungan masyarakat Baduy
menjaga dan mengamankan sumberdaya Dalam pengumpulan data penelitian, di-
bersama ini dari pihak luar, (3) Sistem penge- gunakan teknik observasi, dokumentasi, dan
tahuan masyarakat setempat (lokal know- wawancara. Teknik observasi yang dilaku-
ledge system) yang memberikan kemampuan kan yaitu observasi terstruktur di mana pe-
kepada masyarakat untuk memecahkan neliti telah menyiapkan pedoman observasi.
masalah-masalah yang mereka hadapi da- Instrumen observasi menggunakan daftar
lam memanfaatkan sumberdaya alam yang isian atau chek list. Metode dokumentasi
terbatas, (4) Daya adaptasi dalam penggu- digunakan untuk melengkapi data dan in-
naan teknologi sederhana yang tepat guna formasi lain yang diperoleh instansi terkait
dan hemat (input) energi sesuai dengan atau sumber referensi lain, termasuk studi
kondisi alam setempat, (5) Sistem alokasi pustaka. Lembar dokumentasi digunakan se-
dan penegakan aturan-aturan adat yang bisa bagai instrumen dalam penelitian ini. Proses
mengamankan sumberdaya milik bersama wawancara dilakukan dengan bertatap
dari penggunaan berlebihan, baik oleh muka secara langsung (face to face) dengan
masyarakat sendiri maupun oleh masyarakat nara sumber atau key informan. Pedoman
luar (pendatang). Dalam hal ini masyarakat wawancara digunakan sebagai instrumen
tradisional sudah memiliki pranata dan untuk memudahkan dalam proses wawan-
hukum adat yang mengatur semua aspek cara dengan nara sumber atau key informan.
kehidupan bermasyarakat dalam satu kes- Analisis data dilakukan menggunakan tiga
atuan sosial tertentu, (6) Mekanisme peme- alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan
rataan (distribusi) hasil panen atau sumber yaitu: reduksi data, penyajian data, dan pe-
daya milik bersama yang dapat mencegah narikan kesimpulan/verifikasi.
munculnya kesenjangan berlebihan di da-
lam masyarakat tradisional. Tidak adanya HASIL DAN PEMBAHASAN
kecemburuan atau kemarahan sosial akan Secara geografis wilayah Baduy terletak
mencegah pencurian atau penggunaan sum- pada koordinat 6°27’27” LS – 6°30’0” LS
berdaya di luar aturan adat yang berlaku”. dan 108°3’9” BT – 106°4’55” BT, dan se-
cara administratif wilayah Baduy termasuk
METODE dalam wilayah Desa kanekes, Kecamatan
Penelitian ini merupakan penelitian Leuwidamar, Kabupaten lebak, Provinsi
deskriptif kualitatif, di mana hasil dari pene- Banten. Wilayah Baduy terdiri atas beberapa

13
Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 18, No.1, April 2013: 8-22

kampung yang secara adat terdiri atas Baduy sistem pemerintahan tersebut digabungkan
Tangtu dan Baduy Panamping. Kampung dan dibagi perannya sedemikian rupa seh-
yang merupakan Baduy Tangtu terdiri atas ingga tidak ada benturan dalam menjalankan
kampung Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik tugasnya. Seluruh masyarakat Baduy paham
yang merupakan wilayah Baduy Dalam, dan dan saling menghargai terhadap kedua
kampung yang merupakan Baduy Panamp- sistem tersebut, sehingga mereka tahu harus
ing atau wilayah Baduy Luar terdiri atas 54 kemana jika ada urusan atau permasalahan
kampung. Untuk sampai ke wilayah Baduy, yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari
dapat melewati ibukota Kabupaten Rang- (Feri Prihantoro, 2006: 6)
kasbitung, kemudian menuju ke Kecamatan Dalam sistem pemerintahan nasional
Leuwidamar. Wilayah Baduy terletak sekitar penduduk di Kanekes ini dipimpin oleh
13 km dari kota Kecamatan Leuwidamar, Jaro Pamarentah. Secara administratif jaro
sekitar 38 km dari kota Rangkasbitung. Per- pamarentah ini bertanggung jawab terhadap
jalanan menggunakan kendaraan menuju sistem pemerintahan nasional yang ada
wilayah Baduy akan berakhir di Desa Ci- di atasnya yaitu camat, tetapi secara adat
boleger, Kecamatan Leuwidamar. bertanggung jawab kepada pemimpin tert-
Topografi daerah Baduy terdiri atas bukit- inggi adat yaitu Puun. Dalam menjalankan
bukit dengan kemiringan lereng hingga tugasnya dibantu oleh sekretaris desa yang
mencapai rata-rata 45%, sedangkan keadaan berasal dari luar Kanekes dan dua orang
tanahnya dapat dibagi menjadi tiga bagian, pembantu lain yang disebut Pangiwa dari
yaitu pegunungan vulkanik disebelah utara, dalam Kanekes. Jaro pemarentah merupakan
endapan tanah pegunungan dibagian ten- penyeimbang antara sistem pemerintah na-
gah, dan dibagian selatan berupa campuran sional dengan sistem adat di Baduy selain itu
pegunungan vulkanik dengan endapan juga berfungsi sebagai penghubung antara
yang menjulang tinggi. Luas wilayah Baduy Baduy dengan dunia luar.
meliputi 5.101,85 ha, secara umum dibagi Pemilihan pemimpin pemerintahan nasi-
menjadi tiga macam tata guna lahan, yakni onal ini dilakukan dengan kesepakatan anta-
lahan usaha pertanian, lahan hutan tetap, ra Puun dengan camat sebagai atasan dari
dan permukiman. Lahan usaha pertanian sistem nasional. Struktur pemerintahan
merupakan bagian terbesar dalam penggu- masyarakat Baduy, dapat diperhatikan pada
naan lahan di wilayah Baduy, yakni seluas Gambar 1.
2.585,29 ha atau 50,67%. Lahan ini terdiri
atas lahan yang ditanami/diusahakan. seluas
709,04 ha dan lahan yang tidak ditanami
(bera) seluas 1.876,25 ha. Lahan permuki-
man merupakan bagian yang terkecil, hanya
meliputi 24,50 ha atau 0,48%. Adapun sisa-
nya seluas 2.492,06 ha atau 48,85%, meru-
pakan hutan tetap sebagai hutan lindung
yang tidak boleh digarap untuk dijadikan
lahan pertanian.

Sistem Pemerintahan
Ada dua sistem pemerintahan yang digu-
nakan oleh masyarakat Baduy, yaitu struk- 
tur pemerintahan nasional yang mengikuti
aturan negara Indonesia dan struktur pe- Gambar 1. Struktur Pemerintahan Baduy
merintahan adat yang mengikuti adat istia- (sumber: Feri Prihantoro, 2006:7)
dat yang dipercayai oleh masyarakat. Kedua

14
Pelestarian Lingkungan Masyarakat Baduy... (Suparmini, dkk)

Puun dianggap pemimpin tertinggi untuk Materi atau substansi pendidikan yang
mengatasi semua aspek kehidupan di dunia diajarkan oleh mereka secara turun temu-
dan mempunyai hubungan dengan karuhun. run pada dasarnya adalah sesuai dengan
Dalam kesatuan Puun tersebut terdapat se- kebutuhan hidup saja. Aspek aturan hidup,
nioritas yang ditentukan berdasarkan alur ekonomi, sosial, serta lingkungan merupa-
kerabat bagi peranan tertentu dalam pelak- kan materi pelajaran yang diajarkan bagi
sanaan adat dan keagamaan Sunda Wiwitan. semua masyarakat. Belajar aturan hidup
Puun memiliki kekuasaan dan kewibawa- merupakan dasar pelajaran yang harus
an yang sangat besar, sehingga para pemim- diketahui semua masyarakat. Hal-hal yang
pin yang ada di bawahnya dan warga masya- baik dan buruk menurut mereka diajar-
rakat Baduy tunduk dan patuh kepadanya. kan secara turun temurun. Aturan hidup
Bagi orang Baduy seorang pemimpin merupakan payung dari seluruh aktivitas.
dalam pamarentahan berasal dari keturunan Aspek ekonomi yang diajarkan hanya seder-
para Puun yang artinya, satu sama lain ter- hana, yaitu belajar bercocok tanam dengan
ikat oleh garis kerabat. Dalam konteks itu, tetap menjaga keseimbangan alam. Semua
ciri penting dalam pamarentahan Baduy, laki-laki Baduy dapat bercocok tanam se-
terletak pada diferensiasi peran dan pem- suai dengan cara bercocok tanam mereka.
bagian jabatan yang terpisahkan melalui Perempuan baduy belajar menenun pakaian
struktur sosial, namun semuanya terikat dan membuat gula aren. Pengetahuan sosial
oleh satu hubungan kerabat yang erat. Per- masyarakat diberikan untuk memahami
bedaan peran yang mendasar antara para struktur adat serta ritual-ritual yang harus
pemimpin yang disebut puun dan yang di- dijalankan.
sebut para jaro, adalah pada tanggung jawab Pelajaran mengenai menjaga keles-
yang berurusan dengan aktivitasnya, karena tarian lingkungan ditujukan untuk tetap
para puun berurusan dengan dunia gaib, se- menjaga keutuhan bentuk alam. Mereka
dangkan para jaro bertugas menyelesaikan paham titik-titik mana yang tidak boleh
persoalan duniawi. dimanfaatkan dan tempat mana yang dapat
dimanfaatkan. Untuk menjaga kelestarian
Pendidikan air sungai, bahkan mereka diajarkan untuk
Pendekatan pendidikan di Baduy adalah tidak menggunakan sabun serta pasta gigi,
nonformal yang dilakukan di rumah-rumah karena dapat mencemari air sungai. Untuk
maupun di lapangan secara langsung. Tidak menjaga kebersihan mereka menggunakan
ada bangunan sekolah formal di sana, meski- bahan-bahan alami dari tumbuhan sebagai
pun 40% masyarakanya dapat membaca pengganti sabun dan pasta gigi.
dan menulis. Mereka memiliki sistem pen- Pendidikan nonformal yang diajarkan
didikan sendiri, dimana bagi anak-anak sangat sederhana sekali, hanya untuk me-
sebelum usia 10 tahun dibimbing oleh orang menuhi kebutuhan hidup saja. Dituturkan
tua masing-masing. Setelah usia 10 tahun, oleh salah satu Jaro (pemimpin) mereka
mereka belajar mengenai norma dan aturan bahwa mereka mendidik masyarakatnya
yang berlaku di Baduy dengan berkelom- bukan untuk menjadi pintar tetapi untuk
pok kecil. Kelompok-kelompok tersebut menjadi jujur. Mereka berpikir bahwa orang
didasarkan pada kedekatan rumah mereka, pintar identik dengan modern, sehingga
dan dibimbing oleh seorang pemimpin atau orang pintar berkeinginan untuk melakukan
jaro yang ada di lingkungan dekat mereka. perubahan di lingkungan Baduy. Sedangkan
Umumnya tempat belajar mereka di rumah orang jujur lebih bisa mematuhi aturan yang
pemimpin mereka yang memiliki tempat ada di lingkungan Baduy dan cenderung
luas, selain itu juga pelajaran lebih banyak mengikuti aturan tersebut. Sumber ilmu
dilakukan di alam secara langsung (Feri yang diajarkan diambil dari fenomena alam
Prihantono, 2006: 9). yang terjadi disana. Alam merupakan sum-

15
Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 18, No.1, April 2013: 8-22
.
ber ilmu yang disarikan oleh orang-orang tua Hasil pertanian suku Baduy ada yang
dan diturunkan kepada anak-anak mereka. dijual dan ada yang hanya untuk keperluan
Prinsip dengan perubahan sekecil-kecilnya pribadi. Hasil pertanian yang berupa padi
menjadi landasan pelajaran yang diajarkan hanya untuk kepentingan sendiri, mereka
kepada anak-anak. tidak menjualnya. Biasanya setelah panen
padi dikeringkan langsung dimasukan ke
Aktivitas Ekonomi dalam lumbung padi yang disebut Leuit.
Aktivitas utama masyarakat Baduy un- Lumbung padi (leuit) terbuat dari anyaman
tuk menunjang kehidupan perekonomian- bambu yang dirangkai dengan kayu-kayu
nya adalah dengan bertani. Mereka meng- besar dan beratapkan kirai (sabut kelapa).
gunakan sistem perladangan dalam aktivitas Setiap keluarga Baduy memiliki satu atau
pertaniannya. Menurut masyarakat Baduy lebih leuit. Padi yang disimpan di lumbung
sistem berladang yang mereka kerjakan se- dimanfaatkan untuk kebutuhan pangan
suai dengan kepercayaan serta ideologi sehari-hari dan lebih diutamakan untuk
hidup mereka, yaitu untuk tidak membuat digunakan pada saat upacara adat, seperti
perubahan secara besar-besaran pada alam, pernikahan atau khitanan.
karena justru akan menimbulkan ketidak-
seimbangan alam. Dengan sistem berladang
mereka tidak melakukan perubahan bentuk
alam, karena mereka menanam mengikuti
alam yang ada. Mereka menanam padi dan
tumbuhan lainnya sesuai dengan kontur ler-
eng dan mereka tidak membuat terasering.
Sistem pengairan tidak menggunakan irigasi
teknis, tetapi hanya memanfaatkan hujan
yang ada. Ada larangan penggunaan air
sungai atau mata air untuk mengairi sawah
karena ada anggapan pada masyarakat Gambar 2. Lumbung padi (Leuit)
Baduy bahwa membelokkan arah sungai
akan merusak keseimbangan alam. Pelaku Leuit merupakan milik perorangan bu-
utama aktivitas ekonomi masyarakat Baduy kan milik komunitas atau kelompok. Kebu-
adalah laki-laki. Namun, perempuan juga tuhan padi untuk hidup sehari-hari, maupun
berpartisipasi dalam bidang pertanian untuk upacara-upacara telah direncanakan
walaupun sifatnya hanya membantu. bersama sehingga tidak ada keluarga yang
Larangan-larangan yang harus dipatuhi kekurangan maupun kelebihan persediaan
dalam pertaniannya adalah sebagai beri- padi di rumah. Selain itu masyarakat Baduy
kut: tidak dapat seenaknya membuka leuit tanpa
1. Dilarang menggunakan cangkul saat seijin pemimpin adat.
mengolah tanah,
2. Dilarang menanam singkong Pengelolaan Lingkungan Baduy
3. Dilarang menggunakan bahan kimia Kondisi lingkungan di desa Kanekes Ketterang
untuk memberantas hama. Pemberan- tempat masyarakat Baduy tinggal, memiliki A = dipa
tasan hama dan pemupukan tanaman kualitas yang baik yang ditandai dengan B = dipa
dilakukan secara tradisional, kekayaan kenakeragaman hayati yang masih I = zona
II = zona
4. Dilarang pergi ke ladang pada hari Senin, tinggi. Banyak jenis flora dan fauna yang ada III = zon
Kamis, dan Sabtu di Baduy tidak ditemukan di wilayah lain. 
5. Dilarang membuka ladang di Leuweng Beberapa satwa yang hidup di sana tergo-
atau hutan tutupan dan dilarang mem- long liar dan langka sehingga dilindungi oleh
buka lahan di hutan kampung. pemerintah Indonesia. Kemandirian hidup

16 
Pelestarian Lingkungan Masyarakat Baduy... (Suparmini, dkk)

mereka menciptakan interaksi masyarakat Lahan untuk berladang tersebut digunakan


dan lingkungan yang sangat erat dan saling selama satu tahun, setelah itu lahan dibiar-
tergantung. kan untuk menjadi hutan kembali minimal
Secara umum masyarakat Baduy mem- 3 tahun.
bagi wilayah Kanekes menjadi tiga zona Zona ketiga atau zona atas merupakan
yaitu zona bawah, zona tengah, dan zona daerah di puncak bukit. Wilayah ini meru-
atas. Wilayah di lembah bukit yang relatif pakan daerah konservasi yang tidak boleh
datar merupakan
. zona bawah digunakan dibuat untuk ladang, hanya dapat dimanfaat-
oleh masyarakat Baduy sebagai zona permu- kan untuk diambil kayunya secara terbatas.
kiman. Masyarakat Baduy menamakan zona Masyarakat Baduy menyebut kawasan ini
ini sebagai zona “dukuh lembur” yang artinya sebagai “leuweung kolot” atau “leuweung
adalah hutan kampung. Mereka mendirikan titipan” yang artinya hutan tua atau hutan
rumah di zona ini secara berkelompok. titipan yang harus dijaga kelestariannya.
Rumah adat masyarakat Baduy berbentuk Mereka sangat patuh terhadap larangan un-
panggung sederhana dan tradisional. Ma- tuk tidak masuk ke wilayah hutan tua tanpa
terial yang digunakan didapat dari alam seizin petinggi adat.
disekitar mereka, seperti kayu untuk tiang, Dengan kawasan hutan lindung atau
bambu untuk dinding dan daun kelapa un- yang disebut mereka hutan tua, maka daerah
tuk atapnya. Permukiman mereka berada Baduy memiliki keanekaragaman hayati
di ketinggian 250 m dpl, dengan daerah yang cukup tinggi. Kondisi tersebut secara

terendah pada 150 m dpl sedangkan yang ekologi akan menciptakan keseimbangan
tertinggi sampai dengan 400 m dpl (di atas alam dan memberikan keuntungan lain sep-
permukaan laut). erti sumber daya plasma nutfah yang dapat
Zona kedua atau zona tengah berada di dikembangkan untuk pembudidayaan dan
atas hutan kampung, lahan ini digunakan penyilangan tanaman di masa yang akan da-
sebagai lahan pertanian intensif, seperti tang. Adanya vegetasi yang beraneka ragam
ladang kebun dan kebun campuran. Cara dapat menjaga iklim setempat, menghindari
berladang mereka masih tradisional yaitu pemanasan global, melindungi dari angin
dengan membuka hutan-hutan untuk digu- kencang, terik matahari, perlindungan satwa
nakan sebagai lahan pertanian dan kebun. liar, mencegah bahaya erosi, dan kelestarian
Hutan yang dibuka untuk ladang merupakan lingkungan lainnya.
jenis hutan sekunder atau hutan produksi.

Ketterangan :
A = dipandang secara
s vertika
al
B = dipandang secara
s horisontal
I = zona bawah (hutan kampu ung)
II = zona tengahh (ladang)
III = zona atas (h
hutan tua)


Gambar 3. Pembagian Zona Wilayah Baduy


(sumber: Johan Iskandar, 1998, Feri Prihantoro 2006) 


17
Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 18, No.1, April 2013: 8-22

Masyarakat Baduy mengenal konsep ten- Ciujung dan Cisemeut berawal mengalirkan
tang hutan, gunung, dan bukit. Menurutnya, berkah tak ternilai hingga jauh sampai ke
ada perbedaan dan persamaan antara ketiga laut.
konsep tersebut. Dalam bahasa setempat, Hutan larangan Baduy diperlakukan
hutan disebut dengan leuweung yang be- istimewa, dijaga keutuhannya, dirawat kes-
rarti banyak pohon yang besar. Bukit disebut ehatannya. Siapapun dilarang memasukin-
monggor yang berarti tempat yang tinggi ya, tidak diperkenankan mengusiknya,
meskipun tidak terdapat pohon-pohon, dan mengambil sesuatu darinya, bahkan sehelai
gunung yang berarti tempat yang tinggi dan daun, sepucuk ranting, atau setetes madu
terdapat pohon-pohon besar dan tua. Den- pun tidak boleh diambil darinya. Ini adalah
gan demikian menurut persepsi masyarakat hutan larangan, bukan karena angker atau
Baduy, hutan bisa terdapat di gunung atau keramat, namun karena masyarakat Baduy
bukit atau bahkan di tempat yang rendah sangat menghormati dan menghargai alam
sekalipun. atas dasar pemahaman terhadap potensi
Hutan dapat dibedakan berdasarkan yang dikandungnya.
fungsinya dan letaknya. Berdasarkan Hutan lindung. Pemahaman dasarnya
fungsinya, hutan terbagi menjadi tiga jenis, seperti hutan larangan, yaitu harus dijaga
yaitu hutan larangan, hutan dudungusan, keutuhan dan kesehatannya. Potensi aslinya
dan hutan garapan. Hutan larangan adalah tidak terganggu dan tetap terjaga. Bedanya,
hutan lindung yang tidak boleh dimasuki di hutan lindung ini masyarakat Baduy yang
oleh sembarang orang, bahkan oleh orang ada di sekitarnya boleh memanfaatkan dan
Baduy atau pimpinan adat sekalipun. Hutan mengambil hasil hutan lindung secara ter-
dudungusan adalah hutan yang dilestarikan batas.
karena berada di hulu sungai, atau di dalam- Hutan garapan. Tampilan fisiknya tidak
nya terdapat tempat keramat atau leluhur sama seperti hutan dalam pengertian kon-
Baduy, dan hutan garapan adalah hutan vensional. Hutan garapan adalah areal hutan
yang dapat dimanfaatkan sebagai ladang yang difungsikan sebagai ladang atau huma.
atau huma. Semacam lahan abadi untuk tanaman tump-
Hutan larangan berada di sebelah sela- ang sari, atau tanaman pangan, yaitu padi
tan permukiman Baduy tangtu, berada pada dan komoditas kebun.
lokasi yang paling dalam dan paling tinggi
dari kawasan hutan di Baduy. Di dalamnya
terdapat kekayaan berbagai jenis tegakan
pohon kayu tinggi dengan tajuknya yang
rindang, kemudian tanaman keras dan
pohon-pohon di bawahnya. Palem-paleman,
paku-pakuan, rerambatan, semak perdu,
lelumutan, dan tanaman rendah lainnya 

menyelimuti lantai hutan. Beragam satwa, 



serangga, dan mikro organisme melengkapi
ekosistem hutan. Semakin rapat hutan, se- Gambar 4. Lingkungan Alam Baduy dengan Artinya:
makin kaya menyimpan potensi cadangan… Pondok P
Huma
teu meunang
m
di Lereng
disa
ambung
Perbukitan dan
… Pendek
P
Hutan
tidak boleh
b disamb bung
air dan kekayaan keanekaragaman hayati.Lojoor teu meunaang dipotong Lindung di Puncaknya.
Panjang tidak boleh dipotong
gara tiga puluh
Nag h tiga
Ini dihormati sebagai biangnya sumberNag Pen
gara tilupuluh
h tilu
ncar salawe nagara
n Terb
bagi dua puluh lima negara a
daya hutan yang menafkahi, memasok nu-Kawwan sawidak Masyarakat
lima Baduy menganggap
Sungai enam pulbahwa
uh lima
Rukkun garapan dua welas Warrga dua belass yang mengo olah dunia
trisi hutan-hutan yang ada di tempat lebihMippit kudu
wilayah
amit mereka adalah sebagaiPanen harusinti ntajagat,
min ijin
bawah, kebun-kebun, ladang-ladang, hinggaNga
Nga
dianggap
ala kudu men nta
adedag kudu beara
memiliki hak untuk ambil harus meminta
Nga
Berb
tetap terpeli-
m
buat harus me emberi tahu
pekarangan-pekarangan di sekitar rumah.Ngaali cikurharan dan tidak terganggu Nga
kudu matur oleh
ambil perobahan,
kencur harus
h bicara
Jang
gan banyak omong,
o jangan berbohong
Dari hutan larangan inilah mata air SungaiUlaah goroh ulah linyok
Nga karena
adeg kudu sa aceknagangguan itu akan membuat ketidak-
Pendirian harus tegas
t
Ula
ah sirik ulah pidik gan sirik jangan dengki
Jang
Ula
ah ngerusak bangsa
b jeung nagara gan merusak bangsa dan negara
Jang
18 Gun
Leb
nung teu meu
bak teu meun
unang dileburr
nang dirusak
Gun
nung tidak bolleh dihancurkkan
Lem
mbah tidak boleh dirusak
Are
ey teu meunan ng diteuteuk Rera
ambatan tidak boleh diteba as
Caii teu meunang g dituba… Sum
mber air dan sungai
s tidak boleh
b dituba…

Pelestarian Lingkungan Masyarakat Baduy... (Suparmini, dkk)

seimbangan alam semesta termasuk diri masyarakat luar yang sedang berkunjung ke
mereka sendiri. Orang Baduy memandang Baduy. Ketentuan-ketentuan itu di antaranya
alam jagat raya ini sebagai ‘satangkarak ning sebagai berikut.
langit, satungkab ning lemah’. Kewajiban 1. Dilarang mengubah jalan air, misalnya
orang Baduy bagi taneuh larangan adalah membuat kolam ikan, mengatur drai-
memeliharanya sebaik mungkin sesuai den- nase, dan membuat irigasi. Oleh karena
gan kehendak atau pesan karuhun (nenek itu, sistem pertanian padinya adalah padi
moyang). ladang. Pertanian padi sawah dilarang di
Pikukuh atau adat dan norma bukan komunitas Baduy.
hanya acuan segala perilaku mereka, tetapi 2. Dilarang mengubah bentuk tanah, mi-
juga pedoman serta sekaligus kontrol sosial salnya menggali tanah untuk membuat
terhadap perilaku mereka. Orang Baduy sumur, meratakan tanah untuk permu-
menganggap  tanah atau lahan sebagai ambu kiman, dan mencangkul tanah untuk
atau ibu, tanah ialah ambu rarang, bagian pertanian.
atas dari tanah atau langit ialah ambu luhur, 3. Dilarang masuk hutan titipan (leuwe-
sedangkan dunia tempat manusia hidup ung titipan) untuk menebang pohon,
merupakan buana tengah yang dikuasai membuka ladang, atau mengambil hasil
oleh ambu tengah. Rasa hormat terhadap hutan. Kawasan larangan dan perlin-
lahan disetarakan dengan ibu, menunjukkan dungan tidak dapat dialihfungsikan
ikatan erat sebagaimana layaknya hubungan untuk kegiatan apapun.
ibu dengan anak-anaknya. Ambu adalah 4. Dilarang menggunakan teknologi kimia,
segala sumber kehidupan kepada manusia, misalnya menggunakan pupuk, obat
dan sumber pula bagi tiga buana, buana pemberantas hama, mandi mengguna-
luhur, buana tengah, dan buana handap. kan sabun, pasta gigi, mencuci meng-
gunakan detergent, atau meracun ikan.
Ketentuan Adat sebagai Kearifan Lokal 5. Dilarang menanam tanaman budi daya
yang Diterapkan pada Masyarakat Baduy perkebunan, seperti kopi, kakao, ceng-
Masyarakat Baduy percaya bahwa mer- keh, kelapa sawit.
eka adalah orang yang pertama kali dicip- 6. Dilarang memelihara binatang ternak
takan sebagai pengisi dunia dan bertempat berkaki empat, seperti sapi, kambing,
tinggal di pusat bumi. Segala gerak laku kerbau.
masyarakat Baduy berpedoman kepada 7. Dilarang berladang sembarangan. Ber-
buyut karuhun (ketentuan adat). Seseorang ladang harus sesuai dengan ketentuan
tidak berhak dan tidak boleh melanggar dan adat.
mengubah tatanan kehidupan yang telah ada 8. Dilarang menggunakan sembarang paka-
dan sudah berlaku turun temurun. ian. Ditentukan adanya keseragaman
Puun adalah pimpinan tertinggi masya- dalam berpakaian. Baduy Dalam ber-
rakat Baduy. Dalam kehiduapnnya, puun pakaian putih-putih dengan ikat kepala
adalah pimpinan tertinggi adat Baduy, meru- putih, Baduy Luar berpakaian hitam atau
pakan keturunan batara serta dianggap se- biru gelap dengan ikat kepala hitam atau
bagai penguasa agama Sunda Wiwitan yang biru gelap.
harus ditaati segala perintah dan perkataan- Buyut dan pikukuh karuhun dilafalkan
nya. Rukun agama sunda wiwitan (rukun dengan bahasa sunda kolot dalam bentuk
Baduy) yang terdiri dari: ngukus, ngawalu, ujaran yang disampaikan pada saat upacara-
muja, ngalaksa, ngalanjak, ngapundayan, upacara adat atau akan diceriterakan oleh
dan ngareksakeun sasaka pusaka, harus di- orang tua kepada anaknya. Ujaran-ujaran
taati oleh seluruh masyarakat Baduy (Gung- tersebut dinggap sebagai prinsip hidup
gung Senoaji, 2011:17). Pikukuh karuhun masyarakat Badu, di antaranya adalah:
harus ditaati oleh masyarakat Baduy dan

19


 Humaniora, Vol. 18, No.1, April 2013: 8-22


Jurnal Penelitian 

Artinya:

… Pondok
P teu meunang
m disa
ambung … Pendek
P tidak boleh
b disamb bung
Lojo
or teu meuna ang dipotong Panjang tidak boleh dipotong
Naggara tilupuluhh tilu gara tiga puluh
Nag h tiga
Pen
ncar salawe nagara
n Terb
bagi dua puluh lima negara a
Kaw
wan sawidak lima Sungai enam puluh lima
Rukkun garapan dua welas Warrga dua belass yang mengo olah dunia
Mip
pit kudu amit Panen harus min nta ijin
Ngaala kudu men nta ambil harus meminta
Nga m
Ngaadedag kudu beara Berb
buat harus me emberi tahu
Ngaali cikur kudu matur Nga
ambil kencur harus
h bicara
Ula
ah goroh ulah linyok Jang
gan banyak omong,
o jangan berbohong
Ngaadeg kudu sa acekna Pendirian harus tegas
t
Ula
ah sirik ulah pidik gan sirik jangan dengki
Jang
Ula
ah ngerusak bangsa
b jeung nagara gan merusak bangsa dan negara
Jang
Gunnung teu meu unang dileburr Gunnung tidak bolleh dihancurkkan
Leb
bak teu meun nang dirusak Lem
mbah tidak boleh dirusak
Are
ey teu meunan ng diteuteuk Rera
ambatan tidak boleh diteba as
Caii teu meunang g dituba… Sum
mber air dan sungai
s tidak boleh
b dituba…

Sum
mber: Gungun
ng Senoaji (2
2011:18)

Ujaran-ujaran tersebut mengandung arti demikian merupakan salah satu kearifan


bahwa lingkungan alam tidak boleh dirusak, lingkungan masyarakat Baduy yang diwu-
tata guna lahan tidak boleh dialihfungsikan judkan dengan dipahami, dikembangkan,
untuk kepentingan ekonomi. Kawasan yang dipedomani dan diwariskan secara turun
berfungsi sebagai kawasan perlindungan temurun oleh komunitas masyarakatnya.
harus tetap dipertahankan keberadaan- Sikap dan perilaku penyimpangan dalam
nya. kearifan lingkungan dianggap penyim-
Masyarakat Baduy adalah masyarakat pangan, tidak arif, merusak, mengganggu,
yang menutup diri dari budaya luar. Masya- sehingga masyarakat yang tidak mematuhi
rakat Baduy adalah masyarakat yang dikenal ketentuan karuhun dianggap mengganggu 
mempunyai otoritas penuh dalam mengatur  kelestarian lingkungan alam sekitarnya.
 lingkungan alam dan adat istiadatnya. Kearifan lokal telah tertanam kuat pada
Masyarakat Baduy tinggal dan hidup di seki- masyarakat Baduy.
tar pegunungan, diantara rimbunan pohon,
tanah perbukitan, lereng gunung selama Konservasi dan Pelestarian Lingkungan
berabad abad lamanya. Mereka mendiami Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat Baduy
tanah dan hidup di dalam adat tanpa banyak Cara hidup tradisional masyarakat
terganggu oleh derasnya modernisasi. Alam Baduy yang sederhana dan penuh toleransi
yang damai dan kesederhanaan menjadi lebih melihat kehidupan jauh kedepan, se-
sahabat dan cara hidup mereka. Para peng- hingga tetap menjaga keberlanjutan hidup-
huninya menjaga dan melindungi dengan nya. Proteksi terhadap lingkungan ditujukan
baik lingkungan alamnya, tidak saling meng- untuk mempertahankan kehidupan mereka
gusur. Semua yang dilakukan seperti men- supaya tetap utuh dan dapat memenuhi ke-
ebang, mencabut dan memotong tanaman butuhan hidup sendiri. Pandangan mereka
menggunakan aturan-aturan adat masya- dalam kelestarian lingkungan, sama dengan
rakat Baduy, mereka akrab seperti menyatu pemikiran dalam pembangunan berkelan-
dengan lingkungannya, semua tumbuh dan jutan dimana mereka beranggapan bahwa
berkembang berdampingan. Hal-hal yang kerusakan lingkungan atau perubahan ter-

20
Pelestarian Lingkungan Masyarakat Baduy... (Suparmini, dkk)

hadap bentuk lingkungan akan mengancam Bentuk perilaku pelestarian lingkung-an


sumber kehidupan mereka yang berakibat dan konservasi yang dilakukan oleh masya-
dengan kelaparan dan kekurangan secara rakat Baduy, tercermin dalam kehidupan
ekonomi lainnya. Kehancuran kehidupan keseharian mereka. Praktik konservasi di-
akibat kerusakan lingkungan akan memicu wujudkan dalam hal:
kepunahan suku Baduy. Oleh sebab itu mer- 1. Bagi masyarakat Baduy, hutan dianggap
eka juga melarang bahkan melawan pihak sakral sehingga masyarakat adat meng-
luar yang berusaha merusak lingkungan hormati kawasan hutan mereka
mereka. 2. Konsep pengelolaan lingkungan dengan
Untuk memproteksi lingkungan dari sistem zonasi telah dikenal dan diprak-
pengaruh dari luar banyak upaya yang di- tikkan masyarakat Baduy secara turun
lakukan mereka dari yang bersifat represif temurun. Sistem zonasi tersebut adalah:
maupun preventif. Beberapa usaha preventif (a) Daerah Baduy Dalam analog dengan
yang selama ini dilakukan adalah dengan zona inti; (b) Daerah Baduy Luar analog
tidak menerima bantuan pembangunan dari dengan zona pemanfaatan intensif; dan
pihak mana pun yang diperkirakan dapat (c) Daerah Dangka analog dengan zona
merusak kondisi lingkungan atau tatanan .
penyangga, seperti Gambar 5 berikut.
sosial mereka. Selain itu mereka juga terus

mendesak pemerintah baik lokal maupun
nasional untuk menjadikan kawasan mer- 

eka sebagai kawasan yang dilindungi dan 


didukung dengan peraturan yang diter- 
bitkan oleh pemerintah sehingga mengikat

bagi orang di luar Baduy. Dalam kaitannya
dengan usaha represif mereka secara tegas 

langsung menindak siapa saja yang beru- 


saha merusak lingkungan mereka. 
Untuk mengendalikan penggunaan la-

han oleh masyarakat, di Baduy tidak ada
kepemilikan lahan. Lahan disana merupakan 

tanah adat yang digunakan secara bersama- Gambar 6. Zonasi Praktik Konservasi
sama. Di wilayah Baduy Dalam tidak ada Masyarakat Baduy
sistem jual beli maupun sewa menyewa
lahan, yang ada adalah kepemilikan tana- SIMPULAN
man. Tanaman menjadi milik orang yang 1. Adat, budaya, dan tradisi yang hidup di
menanam, sementara lahan tetap menjadi Baduy mudah dilihat dari tiga hal utama
milik adat. Dengan sistem seperti itu adat yang kental mewarnai keseharian mere-
dapat mengendalikan lahan dan peruntu- ka, yaitu sikap hidup sederhana, bersa-
kannya. Lahan-lahan yang dapat digunakan habat dengan alam dan yang alami, dan
sebagai ladang pertanian digunakan secara spirit kemandirian. Ketiganya menyaji-
bergiliran oleh keluarga-keluarga disana. kan variasi paduan yang menarik untuk
Untuk wilayah Baduy Luar ada sistem sewa disaksikan, ditelusuri, dan dinikmati.
menyewa lahan, tetapi tidak ada sistem jual Sederhana dan kesederhanaan adalah
beli lahan. Sewa menyewa dilakukan untuk titik pesona yang lekat pada identitas
lahan pertanian dengan sistem bagi hasil. Baduy. Hingga saat ini masyarakat baduy
Keluarga yang menyewa lahan membayar berusaha tetap bertahan pada keseder-
dengan hasil pertaniannya kepada pemilik hanaan di tengah arus “modernisasi” di
lahan yang besarannya ditentukan dengan segala segi. Bagi mereka kesederhanaan
perjanjian pada awal menanam. bukanlah kekurangan atau ketidakmam-


21
Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 18, No.1, April 2013: 8-22

puan, akan tetapi telah menjadi bagian pengetahuan, (c) sistem teknologi, dan
tak terpisahkan dari arti kebahagiaan (d) praktik konservasi. Kesemuanya itu
hidup sesungguhnya. Falsafah ini benar- dilakukan dengan mendasarkan pada
benar mereka hayati dan jalani dengan ketentuan adat dan pikukuh yang telah
penuh ketulusan dan kegembiraan. tertanam dalam jiwa dan dilakukan
2. Pada masyarakat Baduy yang hingga dengan penuh kesadaran oleh seluruh
kini hidup dan menjalai kehidupannya anggota masyarakat Baduy.
secara bersahaja, tetap memegang kuat
kepercayaan dan adat istiadatnya serta Daftar Pustaka
meniti hari demi hari dengan penuh Cecep Eka Permana. (2010). Kearifan lokal
kearifan. Kepercayaan dan adat istiadat masyarakat Baduy dalam mitigasi ben-
itu menjadi pikukuh yang senantiasa cana. Jakarta: Wedatama Widya Sastra
menjadi falsafah hidup dan keseharian Erwinantu. (2010). Saba Baduy: Sebuah per-
masyarakat Baduy. Nenek moyang atau jalanan wisata budaya inspiratif. Jakarta:
leluhur Baduy melalui pikukuhnya me- Gramedia Pustaka Utama.
ngajarkan bahwa berpikir, berkata, dan Feri Prihantoro, BINTARI Foundations.
berbuat haruslah sesuai dengan aturan (2006). Kehidupan berkelanjutan
dan ketentuan yang telah ditetapkan. masyarakat Baduy. Jakarta: Asia Good
Aturan-aturan tersebut tidak boleh di- ESP Practice Project
kurangi atau ditambahi semaunya. Piku- Gunggung Seno Aji, (2010). “Kearifan lokal
kuh itu juga mengajarkan kejujuran dan masyarakat Baduy dalam mengelola
selalu menjaga kebenaran dan kebaikan hutan dan lingkunyannya”, Majalah Hu-
untuk kemaslahatan dan keselamatan. maniora. Volume 23, 1 Februari 2011
3. Pada hakikatnya kegiatan utama masya- hal 14-25
rakat Baduy adalah menyelamatkan dan Johan Iskandar. (1992). Ekologi perladangan
menjaga tanah larangan yang telah di- di Indonesia: Studi kasus dari daerah
keramatkan oleh leluhurnya. Oleh kar- Baduy, Banten Selatan, Jawa Barat. Ja-
ena itu, perilaku masyarakat Baduy se- karta: Djambatan.
lalu diarahkan pada pengelolaan hutan Nababan, (1995). “Kearifan tradisional dan
dan lingkungannya dan pengelolaan pelestarian lingkungan di Indonesia”. Jur-
lahan untuk kegiatan pertanian (nga- nal Analisis CSIS: Kebudayaan, kearifan
huma). Kegiatan pengelolaan lahannya tradisional dan pelestarian lingkungan.
dilakukan dengan menggunakan sistem Tahun XXIV No. 6 Tahun 1995.
padi kering yang lahannya di-bera-kan. Suhartini, (2009). “Kajian kearifan lokal
Setiap tahapan perladangan diatur oleh masyarakat dalam pengelolaan sum-
ketentuan adat yang wajib ditaati selu- berdaya alam dan lingkungan” Prosiding
ruh masyarakat Baduy. seminar nasional penelitian, pendidi-
4. Bentuk perilaku pelestarian lingkungan kan dan penerapan MIPA. Yogyakarta:
dan konservasi yang dilakukan oleh Fakultas MIPA Universitas Negeri Yog-
masyarakat Baduy, antara lain meli- yakarta.
puti: (a) sistem pertanian, (b) sistem

22

Anda mungkin juga menyukai