0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
222 tayangan5 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang desa, termasuk ciri-ciri, unsur-unsur, fungsi, dan potensi desa.
2. Dibahas pula definisi desa menurut beberapa ahli dan undang-undang.
3. Terdapat empat bab yang membahas tentang latar belakang, ciri-ciri, unsur-unsur serta fungsi dan potensi desa.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang desa, termasuk ciri-ciri, unsur-unsur, fungsi, dan potensi desa.
2. Dibahas pula definisi desa menurut beberapa ahli dan undang-undang.
3. Terdapat empat bab yang membahas tentang latar belakang, ciri-ciri, unsur-unsur serta fungsi dan potensi desa.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang desa, termasuk ciri-ciri, unsur-unsur, fungsi, dan potensi desa.
2. Dibahas pula definisi desa menurut beberapa ahli dan undang-undang.
3. Terdapat empat bab yang membahas tentang latar belakang, ciri-ciri, unsur-unsur serta fungsi dan potensi desa.
Menurut Sutardjo Kartohakusumo (1953), desa adalah suatu kesatuan hokum di mana bertempat tinggal suatu masyrakat yang berkuasa mengadakan pemerintah sendiri (dalam Bintarto, 1983). Sementara itu, Koentjaraningrat dalam indrizal (2013) memberikan pengertian tentang desa melalui pemilihan pengertian komunitas dalam dua jenis, yaitu komunitas besar ( seperti kota, Negara bagian, Negara) dan komunitas kecil (seperti band, desa, rukun tetangga dan sebagainya). Dalam hal ini Koentjaraningrat mendefinisan desa sebagai komunitas komunitas kecil yang menetap di suatu tempat. Bintarto (1983) memandang desa suatu hasil perpaduan antara kegiatan masyarakat dangan lingkungannya. Hasil dari perpadun itu ialah suatu ujud atau kenampakan di muka bumi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik, dan, cultural yang saling berinteraksi antar unsur tersebut dan juda dalam hubungannya dengan daeah-daeah lain. 1.2. Rumusan masalah 1. Ciri-ciri desa 2. Unsur-unsur desa 3. Fungsi desa 4. Potensi desa 1.3. Tujuan 1. Untuk mengetahui ciri-ciri desa 2. Untuk mengetahui unsur-unsur desa 3. Untuk mengetahui fungsi desa 4. Untuk mengetahui potensi desa BAB II PEMBAHASAN 2.1. Ciri- ciri desa 1. Terdiri dari sekelompok rumah, sejumlah lumbung padi, dan gudang- gudang yang dipakai bersama, disamping terdapat yang dimiliki sendiri. 2. Terdapat lahan pekarangan untuk lahan usaha dalam mendukung kehidupan dan kehidupan sehari-hari. 3. Lahan usaha tani biasanya terdapat jauh atau terpisah dari pusat permukiman. Sering pula disekitar lahan usaha tani terdapat padang penggembalaan. 4. Terdapat hutan semak belukar yang merupakan sumber energy bagi pemukin desa (Smith dan Zopf, 1970; Sugihen, 1996). 2.2. Unsur-unsur desa Adapun yang perlu diperhatikan adalah bahwa unsur-unsur desa tersebut bukanlah unsur yang statis, tetapi merupakan bagian tak terpisahkan dari darah lainnya sehingga akan mengikuti perubahan dan perkembangan yang akan merubah pola pemanfaatan tanah dan lingkungan, pola kependudukan dan pola pergaulan masyarakatnya. Dengan demikian desa secara individual maupun kawasan pedesaan ditinjau dari segi geografi merupakan sebuah wilayah. Oleh karena itu untuk memahami desa maupun kawasan pedesaan serta untuk memahami masalah-masalah pedesaan di perlukan pendekatan kewilayahan atau dengan kata lain menempatkan didalam konteks kewilayahan. Oleh karena itu dalam usaha kearah penyusunan definisi desa perlu diperhatikan, ada tiga unsur desa yang perlu penting yaitu: 1. Unsur daeah : dalam artian tanah-tanah di desa yang produktif dan yang tidak produktif, beserta penggunaanya, termasuk juga unsur lokasi, luas dan batas yang merupakan unsur geografi setempat. 2. Penduduk : dalam hal ini meliputi jumlah, pertambahan, krpadatan, penyebaran dan mata pencaharian penduduk setempat. 3. Tata kehidupan : dalam hal ini pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan tata desa. Jadi seluk beluk kehidupan masyarakat desa (rural society) (R. Bintarto, 1997). 2.3. Fungsi desa Adapun fungsi dari desa sebagai berikut: 1. Dalam hubungannya dengan kota, maka desa yang merupakan hinterland atau daeah dukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberi bahan makan pokok sepeti padi, jagung, ketela, disamping bahan makan lain seperti kacang, kedelai, buah-buahan, dan bahan makan lainnya yang berasal dari hewan. 2. Desa ditinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga kerja. 3. Dari segi kegiatan kerja, desa merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industry,desa nelayan dan sebagainya (R. Bintarto, 1986). 2.4. Potensi desa Potensi dalam tulisan ini adalah daya, kekuatan, kesanggupan dan kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dapat dikembangkan. Jadi potensi desa adalah daya, kekuatan, kesanggupan dan kemampuan yang dimiliki oleh suatu desa yang mempunyai kemungkinan untuk dapat dikembangkan dalam rangka meningkatan kesejahteraan masyarakat. Secara garis besar potensi desa dapat dibedakan menjadi dua; pertama adalah potensi fisik yang berupa tanah, air, iklim, lingkungan geografis, binatang ternak, dan sumber daya manusia. Kedua adalah potensi non-fisik berupa masyarakat dengan corak dan interaksinya, lembaga-lembaga sosial, lembaga pendidikan, dan organisasi sosial desa, serta aparatur dan pamong desa. BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiada setempat yang diakui dalam sisitem pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten. DAFTAR PUSTAKA Bintarto, R. 1983. Interaksi Desa-kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Indrizal, Edi. 2013. “Memahami Konsep Pedasaan dan Tipologi Desa di Indonesia”. Kartohadikusumo, Soeterdjo, Desa, Jogjakarta: Sumur Bandung, 1953. Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Program Pemberdayan Potensi Desa/Kelurahan (Sumberdaya: Bapermas Jawa Timur, 2010). Sugihenm, T, (1996). Sosiologi Pedasaan Suatu Pengantar, PT,Raja Garafindo, Jakarta. Undang-Undang No.22 Tahun 1999.