PELAKSANAAN
Kompetensi Dasar.
3.3 Menganalisis pola persebaran dan interaksi spasial antara desa dan kota untuk
pengembangan ekonomi daerah.
Indikator.
3.3.1 Menjelaskan pengertian desa
3.3.2 Mengklasifikasi pola keruangan desa
3.3.3 Menganalisis pola keruangan desa
A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan membaca modul, siswa dapat menjelaskan pengertian desa
2. Melalui kegiatan membaca modul dan mengamati video, siswa dapat
mengklasifikasikan pola keruangan desa dengan benar
3. Melalui kegiatan membaca modul dan diskusi kelompok siswa dapat menganalisis
pola keruangan desa dengan benar
B. Materi Pembelajaran
Konsep:
Pengertian desa
Potensi desa
Pola kerungan desa
Desa tradisional
Desa swadaya
Desa swakarya
Desa swasembada
Struktur spasial desa
Program pembanguan desa
Unit daerah kerja pembangunan
Lembaga ketahanan masyarakat
Potensi desa dalam kaitannya dengan perkembangan kota dan desa
Pemanfaatan desa
MATERI
1. Definisi Desa
Gambar 1. Pedesaan
Desa atau kampung merupakan kata yang tidak asing lagi bagi kita. Dalam kehidupan
sehari-hari desa sering diartikan sebagai suatu wilayah yang letaknya jauh dari keramaian kota,
serta dihuni oleh sekelompok masyarakat yang sebagian besar mata pencahariannya adalah di
sektor pertanian. Ada kalanya wilayah pedesaan digambarkan sebagai daerah yang masih alami
dan sebagian besar arealnya dimanfaatkan untuk persawahan, ladang, serta kebun penduduk.
Pengertian desa menurut para ahli kependudukan dan undang- undang sebagai berikut.
1. Menurut UU No. 5 tahun 1979, desa merupakan suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah
penduduk, sebagai satu kesatuan hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah
langsung di bawah kecamatan dan mempunyai hak otonomi dalam ikatan Negara Republik
Indonesia.
2. Menurut Sutardjo Kartohadikususmo (1953), seorang ahli sosiologi mengemukakan bahwa
secara administratif desa diartikan seebagai satu kesatuan hukum dan didalamnya bertempat
tinggal sekelompok masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.
3. Menurut Bintarto, desa merupakan suatu perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-
unsur fisiografis sosial, ekonomi politik budaya dan memiliki hubungan timbal balik dengan
daerah lain.
4. Menurut undang-undang nomor 22 tahun 1948 menyatakan bahwa desa adalah daerah yang
terdiri dari satu atau lebih dukuh atau dusun yang digabungkan hingga merupakan suatu daerah
yang memiliki syarat-syarat cukup untuk berdiri menjadi daerah otonom yang berhak mengatur
rumah tangganya sendiri.
5. Paul H. Landis, desa adalah suatu wilayah yang penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan
ciri-ciri; 1) mempunyai pergaulan hidup yang saling mengenal; 2) adanya ikatan perasaan yang
sama tentang kebiasaan; 3) cara berusaha bersifat agraris dan sangat dipengaruhi oleh factor-
faktor alam, seperti iklim, topografi, dan sumber daya alam.
6. Menurut Direktorat Jendral Pembangunan Desa (DirJen Bangdes 2010), suatu daerah
dikatakan desa jika masih memiliki ciri khas yang dapat dibedakan dengan daerah lain di
sekitarnya. Desa memiliki empat ciri sebagai berikut:
2. Potensi Desa
Menurut Bintarto, dalam Daljoeni (1986), dalam pembentukan sebuah desa, terdapat tiga
unsur atau komponen pokok, yaitu wilayah, penduduk, serta tata kehidupan. Ketiga komponen
tersebut termasuk pada potensi desa yang memberikan kontribusi pada kemajuan desa.
Potensi yang dimiliki oleh suatu wilayah tertentu akan mempengaruhi perkembangan
wilayah tersebut. Potensi desa adalah sumber daya yang terdapat di suatu desa yang dapat
dikembangkan dan diaktifkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Sumberdaya itu
mencakup keadaan alam dan manusia yang ada beserta hasil-hasil kerja manusia itu
sendiri.Komponen alam cendrung bersifat tetap sedangkan komponen manusia berubahn dan
berkembang.Berbagai potensi desa tersebut mampu memberikan kontribusi bagi perkembangan
dan kemajuan desa tersebut.
Berikut ini merupakan potensi desa.
a. Komponen alam
Secara rinci, komponen-komponen alam yang ada di desa adalah sebagai berukut;
1) sumberdaya nabati, jenis hewan dan produksinya.
2) Keadaan bentang alam. bentuk alam suatu daerah merupakan factor lam yang
penting karena mempunyai hubungan erat dengan persebaran penduduk serta
Lokasi desa. Lokasi desa dapat menjadi indicator bagi perkembangan desa
tersebut. Desa yang beradapada lokasi strategis memiliki potensi untuk lebih
berkembang dan maju dibandingkan desa yang terletak di daerah terpencil.
3) Luas desa. Wilayah desa meliputi luas lahan pertanian, pemukiman dan
penggunaan lahan lainnya.
4) Keadaan tanah. Keadaan tanah dapat mencirikan kesuburan lahan pertanian.
5) Keadaan iklim. Keadaan iklim yang mencakup curah hujan, temperatur,
kelembapan, penyinaran matahari, dan angin. Oleh karena sebagian besar
masyarakat desa bermata pencarian sebagai petani, kondisi iklim merupakan factor
yang penting.
6) Ketersediaan memberi ciri pada bentuk ruang gerak (wiayah) manusia.
b. Komponen manusia
Penduduk merupakan potensi bagi desa itu sendiri. Semakin banyak jumlah
penduduk desa, terlebih penduduk usia produktif, semakin besar potensi desa
tersebut.
Perkembangan desa dan kota yang sudah maju akan ditiru oleh desa dan kota
lainnya. Apabila suatu wilayah desa memiliki potensi yang cukup baik, termasusk
tingkat pendidikan penduduk yang sudah tinggi, desa tersebut akan cepat
berkembang.
c. Tata kehidupan atau adat istiadat
Adat istiadat yang telah mekar merupakan factor yang cukup penting dalam menilai
tingkat perkembangan suatu desa.Komponen-komponen pembangunan yang tidak
didukung oleh adat istiadat menyebabkan perkembangan pembangunan desa tersebut
megalami hambatan.
Contoh adat iatiadat adalah pantangan-pantangan adat, system hubungan keluarga,
upacara adat menyambut kelahiran bayi, upacara adat mengatur anak menjadi
dewasa, upacara perkawinan, upacara kematian, upacara yang dilakukan sehubungan
dengan penanaman dan panen padi, pembangunan irigasi, dan peraturan-peraturan
adat lainnya dari yang ringan sampai pada yang berat. Peraturan adat dibuat besarta
sanksi-sanksinya.
3. Unsur-Unsur Desa
Menurut R. Bintarto dalam bukunya “Pengantar Geografi Desa” paling sedikit ada tiga
(3) unsur-unsur desa yang kita ketahui, yaitu:
Daerah, suatu wilayah pedesaan pasti memiliki daerah tersendiri dengan berbagai
aspeknya seperti lokasi, luas, bentuk lahan, keadaan tanah, keadaan tata air, dan lain-
lain.
Penduduk, unsur penduduk yang perlu diperhatikan dalam memahami suatu desa antara
lain jumlah, tingkat kelahiran, tingkat kematian, persebaran kepadatan, pertumbuhan,
perbandingan jenis kelamin, mata pencaharian, struktur penduduk menurut umur dan
sebagainya.
Tata kehidupan, tata kehidupan berkaitan erat dengan adat istiadat, norma-norma yang
berlaku didaerah tersebut, pola pengaturan sistem pergaulan warga masyarakat dan pola-
pola budaya daerah lainnya.
4. Ciri-Ciri Desa
Desa sebagai suatu kesatuan wilayah geografis tentu memiliki ciri-ciri khas yang dapat
dibedakan dengan daerah-daerah lain disekitarnya.Ciri khas tersebut dapat berupa kondisi
alamiah ataupun kondisi penduduknya. Menurut dirjen bangdes ciri-ciri wilayah pedesaan,
antara lain:
Perbandingan lahan dengan manusia cukup besar, artinya bahwa lahan-lahan di wilayah
pedesaan masih relatif luas dibandingkan dengan jumlah penduduk yang menepatinya
sehingga kepadatan penduduk masih rendah
Lapangan kerja yang dominan adalah sektor pertanian (agraris)
Hubungan antar warga desa masih sangat akrab,
Sifat-sifat masyarakatnya masih memegang teguh tradisi yang berlaku
Ciri-ciri wilayah pedesaan yang lainnya dikemukakan oleh Surjono Sukamto (1982). Dia
memberikan ciri-ciri khas desa berdasarkan kondisi masyarakatnya,antara lain:
Warga masyarakat pedesaan memiki hubungan kekerabatan yang kuat, karena umumnya
berasal dari satu keturunan. Karena itu biasanya dalam suatu wilayah pedesaan, antara
sesama warga masyarakat masih memiliki hubungan keluarga atau saudara.
Karena mereka berasal dari satu keturunan, maka corak kehidupannya
bersifat gameinschaft, yaitu diikat oleh sistem kekeluargaan yang kuat. Selain itu
penduduk desa juga merupakan masyarakat yang bersifat face to face group, artinya
bahwa antara penduduk yang satu dengan yang lainnya saling mengenal.
Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari sektor pertanian dan
perkebunan. Walaupun ada sebagian penduduk yang bekerja sebagai tukang kayu (buruh
bangunan), tukang genteng, pamong desa ataupun lainnya, namun tetap pekerjaan
pokoknya adalah petani, baik sebagai petani pemilik, penggarap ataupun buruh tani.
Cara bertani yang dilakukan oleh sebagian besar penduduk desa umumnya masih
tradisional, sehingga hasilnya rata-rata hanya memenuhi kebutuhannya sendiri atau
sering disebut subsistance farming.
Sifat gotong royong masih tertanam kuat pada warga masyarakat. Dalam sistem gotong
rooyong ini, warga masyarakat tidak lagi memikirkan masalah untung rugi tetapi lebih
mengutamakan unsur kekeluargaan dan kebersamaan.
Golongan orang-orang atau tetua kampung memegang peranan yang cukup penting
dalam masyarakat, khususnya mengenai persoalan pelik.
Masyarakat desa masih memegang norma-norma agama secara kuat.
5. Klasifikasi Desa
Fungsi desa dapat dilihat dari dua segi, yaitu kedudukan desa sebagai bentuk
pemerintahan terkecil di negara Indonesia dan desa dalam tinjauan region atau wilayah
geografis, yaitu sebagai daerah “hinterland” atau daerah belakang yang mendukung keperluan
masyarakat kota khususnya kebutuhan sumber bahan pangan.
Dalam fungsinya sebagai pemerintahan daerah tingkat terendah, pemerintahan desa
diharapkan mampu menjalankan kebijakan-kebijakan yang telah digariskan oleh pemerintah
yang lebih tinggi, misalnya Kabupaten dan Provinsi. Jadi pemerintah desa dengan semua
aparatnya harus mampu mengarahkan perubahan-perubahan, melaksanakan fungsi administratif,
membantu proyek-proyek masyarakat, memperkenalkan pemikiran-pemikiran baru dan inovasi
yang maju ke arah kemajuan dalam mencapai kesejahteraan dan kemakmuran penduduk yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam melaksanakan program-
program pemerintah daerah, aparat desa harus dapat menyelaraskan dengan kondisi dan potensi
yang ada di daerah masing-masing, baik potensi sumberdaya alam, keadaan sosial masyarakat
maupun tradisi dan adat istiadat yang berlaku di wilayah setempat.
Dilihat dari kedudukan desa sebagai suatu wilayah hinterland kota, daerah pedesaan
berfungsi :
Wilayah sumber bahan pangan bagi masyarakat kota, sebab sebagian besar lahan di
pedesaan dimanfaat sebagai daerah pertanian, baik pertanian sawah, pertanian lahan
kering seprti sayur mayor dan plawija maupun pertanian hortikultura seperti buah-
buahan dan bunga-bungaan. Produksi pertanian tersebut, selain dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan hiupnya sehari-harijuga bisa dipasarkan ke kota.
Sumber daya manusia pedesaan usai produktif merupakan tenaga kerja. Beraneka ragam
lapangan pekerjaan di wilayah kota banyak menyerap atau membutuhkan tenaga kerja.
Selain itu proses pembangunan fisik di kota seperti pembangunan gedung-gedung,
pembuatan jalan raya atau pembangunan lainnya banyak menyerap tenaga kerja
khususnya tenaga kerja kasar seperti tukang gaji, tukang bangunan, pekerja pabrik dan
lain-lain. Kebutuhan tenaga kerja tersebutseringkali dipenuhi penduduk yang berasal dari
wilayah pedesaan.
Desa yang memiliki potensi keindahan alam dan kondisinya masih asri jauh dari
keramain kota dan polusi, kebudayaan masyarakat yang unik merupakan daya tarik
sektor pariwisata yang dapat mengundang para turis dari kota untuk datang berkunjung.
Desa juga merupakan pusat-pusat industri kecil dan industri kerajinan rakyat, seperti
industri pengelolahan minuman dan makanan khas daerah, pengolahan hasil-hasil
pertanian rakyat. Produksi dari sector industri ini seringkali di pasarkan di wilayah kota.
Desa Swadaya atau desa Terbelakang. Desa swadaya dapat diartikan sebagai suatu
wilayah pedesaan dimana hampir seluruh masyarakatnya memenuhi kebutuhannya
dengan cara mengadakan sendiri. Masyarakat yang tinggal di wilayah ini sangat jarang
atau bahkan tidak pernah berhubungan dengan masyarakat luar, sehingga proses
kemajuanyang diperolah sebagai hasil interaksi dengan wilayah lainnya berjalan sangat
lamban. Jenis desa ini biasanya terletak di lokasi-lokasi yang terpencil dan belum
memiliki prasarana dan sarana transportasi yang dapat menghubungkan dengan wilayah
lainnya.
Desa Swakarya. Masyarakat desa swakarya sudah lebih maju dibandingkan dengan desa
swadaya. Selain untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, kelebihan produksi yang
dihasilkan penduduk sudah mulai dijual ke daerah lainnya. Uang yang didapat dari hasil
penjualan itu digunakan untuk membeli kebutuhan hidup yang tidak diproduksi oleh
penduduk setempat. Jadi pada desa swakarya, masyarakatnya sudah mulai mengadakan
kontak atau hubungan dengan warga daerah lain, walaupun intensitasnya tidak terlalu
sering.
Desa Swasembada atau Desa Maju. Desa swasembada yaitu desa yang sudah mampu
mengembangkan semua potensi yang ada secara optimal. Desa jenis ini ditandai dengan
kemampuan masyarakatnya mengadakan interaksi atau hubungan dengan masyarakat
luar, melakukan tukar menukar barang dengan wilayah lain (fungsi perdagangan), serta
kemampuan masyarakatnya untuk saling mempengaruhi dengan penduduk yang ada
wilayah lain. Dari hasil interaksi ini, masyarakat yang tinggal di desa swasembada
mampu menyerap teknologi baru untuk memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki,
sehingga proses pembangunan dapat berjalan dengan baik.
Sebagai tujuan dari modernisasi desa dapat dikemukakan beberapa hal antara lain:
Modernisasi dapat memberi gairah dan semagat hidup baru serta menghilangkan
monotoni dari kehidupan di desa, sehingga warga desa tidak akan merasa jenuh dengan
lingkungan hidupnya.
Modernisasi desa dapat meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi warga desa,
sehingga dapat menahan arus urbanisasi. moderenisasi yang berarti suatu usaha
meningkatkan bidang pendidikan secara merata sehingga akan dapat mengurangi arus
pelajar ke kota dan tenaga terdidik akan tetap tinggal di desa membimbing warga desa
lain yang belum maju.
Moderenisasi dibidang pengangkutan akan secara berangsur mengalihkan sifat isolasi
desa.
Moderenisasi merupakan tumpuan bagi pengembangan teknologi pedesaan dan dalam
proses pengembangannya warga desa dapat diikutsertakan.
Dalam Widyakarya Nasional Teknologi Pedesaan, yang diadakan di Jakarta dalam bulan
Maret 1997 dapat diperoleh keterangan sebagai berikut:
Dari segi masyarakatnya, seprti kekurangan pangan dan gizi, terutama pada anak-anak
balita, penduduk jarang dan terpencar-pencar, tingkat kesehatan yang rendah, para
pemuda putus sekolah dan sebagainya.
Dari segi pemerintahan desanya, seperti struktur dan adapatur pemerintahan desa yang
belum berfungsi sebagaimana mestinya ditambah belum mantabnya koordinasi
pelayanan pemerintah yang dilaksanakan oleh berbagai unsur aparatur vertikal dan
daerah sebagainya.
Dari segi geografisnya, seperti belum seimbangnya keadaan desa-desa di Jawa dan di
Bali dengan desa-desa di luar Jawa dan Bali. Desa-desa di daerah pantai dengan
lingkungan hidup yang tidak sehat sedangkan teknologi yang dimiliki justru dapat
membahayakan lingkungan hidup seselilingnya. Dalam hal ini termasuk pula desa-desa
Kota (Kelurahan) yang perkembangannya tidak terkendali lagi sebagai akibat urbanisasi,
sedangkan dipihak lain telah mengakibatkan permasalahan sampingan seperti masalah
sanitasi, perumahan di bawah standart dan sebagainya.
Dari segi kelembagaannya, seperti adanya perbedaan antara lembaga pemerintahan
desa sebagai daerah, terutama mengenai pemilihan atau pengangkatan struktur dan
system penggajiannya.
Tiga unsur utama perlu diperhatikan bagi keberhasilan pembangunan desa, yaitu:
Keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan
Timbulnya gagasan-gagasan baru dimasyarakat mengenai kehidupan mereka dimasa
mendatang
Diterapkannya teknologi yang tepat guna dan padat karya
Apabila kita berbicara tentang moderniasi, maka kemajuan dibidang ilmu pengetahuan
dan teknologi menjadi bagian yang integral daripada modernisasi tersebut. Alasannya ialah
bahwa proses modernisasi hanya dapat terjadi jika ditarik manfaat dari kemajuan yang telah
dicapai dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bentuk desa yang linier atau memanjang mengikuti jalur jalan raya atau alur sungai. Pola
persebaran desa semacam ini dapat kita temui di daerah yang merupakan areal
pedataran, terutama di dataran rendah. Maksud dari pola desa yang memanjang atau
linier tersebut adalah untuk mendekati prasarana transportasi (jalan atau
sungai), sehingga memudahkan untuk berpergian ketempat lain apabila ada keperluan.
Selain itu juga untuk memudahkan pergerakan barang dan jasa.
Bentuk desa yang memanjang mengikuti garis pantai Di daerah-daerah pantai, pola
persebaran desa biasanya memanjang mengikuti arah garis pantai.
Bentuk desa yang terpusat. Bentuk desa yang memusat terdapat di wilayah pegunungan
yang dihuni oleh penduduk yang berasal dari satu keturunan yang sama, sehingga
umumnya semua warga masyarakat di daerah itu adalah keluarga atau kerabat. Dusun-
dusun yang terdapat di desa yang bentuknya terpusat biasanya sedikit saja, yaitu tidak
lebih dari 40 rumah.
Bentuk desa yang mengelilingi fasilitas tertentu. Bentuk desa semacam ini terdapat di
dataran rendah dan memiliki fasilitas-fasilitas umum yang banyak dimanfaatkan oleh
penduduk setempat, misalnya mata air, danau, waduk, atau fasilitas lainnya.
Selain dimanfaatkan sebagai pemukiman penduduk, lahan di wilayah pedesaan juga
dimanfaatkan untuk aktivitas sosial ekonomi, seperti persawahan, kebun, areal pengembangan
ternak,empang, suara atau mesjid,lapangan olahraga,dan sebagainya. Selain itu wilayah-wilayah
tertentu juga sering digunakan sebagai rumah-rumah industri kecil.
9. Penghuni Desa
Penghuni desa atau warga desa, terdiri atas:
Materi yang terikat pada tanah pertanian yang disebut Primary Producers
Mereka yang tinggal dalam desa pertanian, tetapi tidak mengolah tanah, melainkan
mengerjakan sesuatu yang penting bagi pengolahan tanah, seperti membuat
cangkul, pembuat bajak, dan lain-lain.
Mereka yang tinggal diperbatasan desa dan kota yang disebut sebagai penduduk rurban
(rural dan urban).
Pada masa ini dimana ada kemajuan dalam lalulintas dan komunikasi
penggolongan tersebut juga mengalami perubahan. Banyak pekerja /pegawai dan pelajar yang
tinggal di kota yang tinggal di desa karena kuranganya perumahan dikota.
Tradisi-tradisi yang terdapat didalam desa tidak semuanya harus dipertahankan, sebab
ada tradisi-tradisi yang tidak sesuai dengan rising demands pada waktu ini, sehingga kadang-
kadang menjadi penghalang bagi usaha membangun desa. Tradisi–tradisi yang menghalangi
atau menghambat kemajuan desa disebut social connatus.
a. Kepala Desa
Kepala Desa merupakan pimpinan penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan
kebijakan yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD).Masa jabatan Kepala
Desa adalah 6 tahun, dan dapat diperpanjang lagi untuk satu kali masa jabatan.Kepala Desa juga
memiliki wewenang menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama
BPD.
Kepala Desa dipilih langsung melalui Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) oleh penduduk desa
setempat. Syarat-syarat menjadi calon Kepala Desa sesuai Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun
2005 sbb:
1. Bertakwa kepada Tuhan YME
2. Setia kepada Pacasila sebagai dasar negara, UUD 1945 dan kepada NKRI, serta
Pemerintah
3. Berpendidikan paling rendah SLTP atau sederajat
4. Berusia paling rendah 25 tahun
5. Bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa
6. Penduduk desa setempat
7. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan hukuman
paling singkat 5 tahun
8. Tidak dicabut hak pilihnya
9. Belum pernah menjabat Kepala Desa paling lama 10 tahun atau 2 kali masa jabatan
10. Memenuhi syarat lain yang diatur Perda Kab/Kota.
b. Perangkat Desa
Perangkat Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya.Perangkat Desa terdiri dari Sekretaris Desa dan Perangkat Desa Lainnya.Salah
satu perangkat desa adalah Sekretaris Desa, yang diisi dari Pegawai Negeri Sipil. Sekretaris
Desa diangkat oleh Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota atas nama Bupati/Walikota.
Perangkat Desa lainnya diangkat oleh Kepala Desa dari penduduk desa, yang ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Desa. perangkat desa juga mempunyai tugas untuk mengayomi
kepentingan masyarakatnya.
Contoh soal :
Across
1. Timbulnya pemukiman kumuh merupakan dampak negatif interaksi desa-kota bagi _ _ _ _
2. Perpindahan penduduk dari desa ke kota _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
3. Kondisi_ _ _ _ _ _ _ _ _ mempengaruhi bentuk pola desa
4. Perbandingan jumlah jaringan jalan terhadap jumlah kota _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
5. Kekurangan tenaga kerja yang produktif merupakan dampak negatif interaksi desa-kota bagi _ _ _ _
Down
1. Tanah yang luas, tenaga kerja yang cukup, dan iklim yang sesuai merupakan faktor-faktor
pertumbuhan kota yang berasal dari _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
2. Faktor yang berpengaruh terhadap jenis mata pencaharian masyarakat desa _ _ _ _ _
3. Kota di Indonesia yang tumbuh karena dukungan kegiatan pertambangan adalah _ _ _ _ _ _ _ _ _
4. Wilayah yang berfungsi sebagai pendukung wilayah kota disebut dengan _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
5. Daerah yang merupakan pusat kegiatan ekonomi, politik, dan kebudayaan disebut _ _ _ _ _ _ _ _
6. Permukiman di daerah yang subur mempunyai pola _ _ _ _ _ _ _
7. Salah satu unsur utama desa _ _ _ _ _ _ _
8. Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan desa adalah _ _ _
REFERENSI
http://ewissok.blogspot.com/2012/10/pola-keruangan-desa.html
http://jembatan4.blogspot.com/2013/09/pola-keruangan-desa.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Desa
https://www.youtube.com/watch?v=4UFt38DcgAo