Geografi - XII
Anggota Materi 6
2 Ciri-ciri Desa
Desa dilihat dari ciri fisik dan tatanannya
3 Potensi Desa
Potensi yang dimiliki desa
01
D e s
Pengertian Desa
Menurut Sutardjo
Desa Kertohadikusumo
Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun Berdasarkan pemikiran tokoh
yakni Sutardjo Kertohadikusumo,
2014 tentang Desa, pengertian desa
dijelaskan bahwa desa adalah
adalah kesatuan masyarakat hukum yang suatu kesatuan hukum dan di
memiliki batas wilayah yang berwenang dalamnya bertempat tinggal
sekelompok masyarakat yang
untuk mengatur dan mengurus urusan berkuasa mengadakan
pemerintah, kepentingan masyarakat pemerintahan sendiri.
dan atau hak tradisional yang diakui
serta dihormati dalam sistem
pemerintahan negara.
i -C ir i
Ci r
Desa
02
Ciri-Ciri Khusus Desa
Suatu daerah dikatakan sebagai desa, a. Perbandingan lahan c. Hubungan antarwarga desa
karena memiliki beberapa ciri khas dengan manusia (man masih sangat akrab,
yang dapat dibedakan dengan daerah land ratio) cukup besar,
lain di sekitaranya. Berdasarkan d. Sifat-sifat masyarakatnya masih
pengertian Dirjen Pembangunan Desa b. Lapangan kerja yang memegang teguh tradisi yang
(Dirjen Bangdes), ciri-ciri desa yaitu dominan ialah sektor berlaku dan masih banyak ciri-ciri
sebagai berikut : pertanian (agraris), lainnya.
Ciri-Ciri Umum Desa
03
Potensi fisik
Ada beberapa hal yang mengaitkan antara potensi desa dengan perkembangan desa dan
kota. Beberapa hal tersebut yakni :
1. Desa sebagai sumber bahan mentah maupun bahan pangan bagi kota
Dalam hubungan kota desa, desa adalah daerah belakang atau hinterland, yakni suatu
daerah yang memiliki fungsi penghasil bahan makanan pokok, contohnya jagung, ketela,
padi, kacang, buah, sayuran serta kedelai. Secara ekonomis desa juga sebagai lumbung
bahan mentah bagi industri yang ada di kota. Desa adalah tempat produksi bahan
pangan. Oleh karena itu, sangat penting peran masyarakat desa dalam pencapaian
swasembada pangan. Desa juga memiliki peran dalam pembangunan yakni terletak pada
ekonomi.
04
Desa
Pola Pemukiman Desa
Pola pemukiman antara satu desa dengan yang lainnya memiliki perbedaan tergantung
karakteristik yang dimiliki. Oleh sebab itu, pola keruangan desa memiliki beberapa jenis.
Jika ingin mengklasifikasikan jenis-jenis pola keruangan desa, cukup dengan mengamati
bagaimana pola pemukiman atau tempat tinggal penduduknya. Setiap desa dibedakan
pola keruangannya berdasarkan bentangan alam atau kebutuhan dari masyarakat
tersebut untuk penghidupannya.
Tipe pola pemukian desa di dunia sangat dipengaruhi oleh berbagai kondisi terutama
fisiografis wilayahnya. Saat dunia semakin berkembang pesat, para penghuni desa mulai
meninggalkan daerahnya menuju kota
Pemukiman desa model ini biasanya akan dijumpai rumah, lumbung padi,
gudang perkakas, tempat ibadah hingga sekolah. Setiap penduduk yang
hidup disana akan diberikan sebidang lahan atau menyewa lahan untuk
diusahakan.
Saat populasi tumbuh semakin pesat maka pemukiman baru akan dibangun
di dekat rumah yang sudah ada. Pola pemukiman seperti ini membuat
kekerabatan diantara penduduk sangat erat karena jarak yang berdekatan.
2. Circular Rural Settlements
05
ki ma n
P e m u
Desa
Contoh Pedesaan berpola Clustered Rural Settlements
Tradisi panen raya yang masyarakat Kampung Naga lakukan adalah melakukan ritus ngukusan atau pembacaan doa sebelum
memanen padi. Sebelum melakukan upacara pembukaan, para petani terlebih dahulu meletakkan empat dedaunan di
beberapa titik sawah yang siap panen.
Empat daun tersebut yakni daun pucuk kawung, daun darandan, daun pacing, gadog, dan seeur. Daun - daun itu diletakkan di
beberapa titik seperti di setiap pojok sawah, atau di area tengah.
Kemudian, padi yang sudah dipanen tidak langsung ditumbuk. Padi tersebut kemudian dikumpulkan di
ruang terbuka, kemudian para petani melakukan upacara ngaleseuhan yakni upacara pembacaan doa.
Pembacaan doa dipimpin oleh petani laki-laki, sementara para perempuan menunggu di samping
sawah, namun tetap mengikuti proses pembacaan doa. Upacara pembacaan doa itu sebagai wujud
ucapan syukur kepada sang pencipta sebelum hasil padinya itu dinikmati oleh masyarakat.
Ketua Kepemanduan Kampung Naga, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Ucu
Suherlan, mengungkapkan, masyarakat melakukan panen raya dua kali dalam setahun.
Biasanya, waktu tanam padi menggunakan sistem Januari-Juli. Terdapat sekitar lima hektare area
persawahan di Naga. Rata-rata produksi padi mencapai lima kilogram per bata (14 meter). Sementara,
per kepala keluarga biasanya memiliki 30 bata.
Contoh Pedesaan berpola Circular Rural Settlements
Pembangunan rumah adat Wae Rebo harus melalui upacara adat terlebih dahulu. Persiapan pembangunannya
membutuhkan waktu hingga setahun, dan dibangun secara gotong royong oleh masyarakat Wae Rebo. Bahan-
bahan bangunannya diambil secukupnya dari hutan yang mengelilingi Desa Adat Wae Rebo. Dibuat dari bahan
kayu Worok, papan lantai dari kayu Ajang, balok-balok dari kayu Uwu dan atap menggunakan daun lontar yang
ditutup dengan ijuk, membentang dari ujung atap sampai hampir menyentuh tanah.
Mbaru Niang berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga, masing-masing Niang terdiri dari 6 – 8 keluarga.
Terdiri dari lima lantai, masing-masing lantainya memiliki fungsi. Lantai pertama disebut Lutur, berfungsi untuk
tempat tinggal dan berkumpul keluarga.
Bentuk rumah panggung yang diterapkan menjadi rumah yang sesuai untuk kondisi alam di sekitar Desa Wae
Rebo. Berdasarkan letak geografisnya, desa Wae Rebo berada pada wilayah gempa dan hutan liar, sehingga
aman bencana dan menjadi tempat perlindungan dari hewan buas.
Contoh Pedesaan berpola Linier Rural Settlements
Donomulyo adalah sebuah desa di Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia yang
secara struktural merupakan bagian integral tak terpisahkan dari sistem perwilayahan
Kecamatan Donomulyo. Desa yang jumlah penduduknya sebanyak 11.840 jiwa ini memiliki
potensi yang cukup banyak, baik potensi yang sudah dimanfaatkan maupun yang belum
dimanfaatkan secara maksimal. Potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusia perlu
terus digali dan dikembangkan untuk kemakmuran masyarakat secara umum.
Salah satu potensi yang sangat terlihat jelas adalah sektor perkebunan. Hal ini didasarkan
dengan adanya banyak wilayah pertanahan yang dimanfaatkan untuk perkebunan seperti
tebu, sengon, jati, dan kelapa yang memiliki luas 76 ha. Menurut Pak Sugianto selaku
Sekretaris Desa, sebagian lahan seluas 51 ha didominasi dengan tanaman tebu sekaligus
menjadi komoditas unggulan desa. Namun selama ini sekitar 90% hasil dari perkebunan
tebu tersebut dikirim ke pabrik gula secara langsung sehingga masyarakat belum bisa
mendapatkan hasil panen secara maksimal. Untuk itu kedepannya masyarakat diharapkan
mampu untuk mengolah hasil panen tebu menjadi minuman tebu, es krim tebu, dan olahan
makanan lainnya. Dengan mengolah hasil panen tersebut diharapkan masyarakat dapat
mengambil keuntungan lebih maksimal daripada mengirim tebu utuh secara langsung.
Terima kasih
Pertanyaan dan masukan sangat
dihargai
04
is the
x t , t h e text
the te finally
h e r e to add t, i n order to
Click ough
n o f your th e relea
se .
tr ac tio t o f th
ex effec
n t t he good
pres e
Click here to add subtitle
If you express your views If you express your views If you express your views
properly, you can often get properly, you can often get properly, you can often get
twice the result with half the twice the result with half the twice the result with half the
effort. effort. effort.