dI
DAFTAR ISI
Bab 1 Tentang Desa 1
Bab 2 Perencanaan dan Penganggaran Desa 17
Bab 3 Pengelolaan Keuangan Desa 47
Bab 4 Penatausahaan Keuangan Desa 63
Bab 5 Penyusunan Neraca Awal Desa 89
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban
Realisasi Pelaksanaan APBDesa 99
Bab 7 Studi Kasus 153
Glosarium G-1
Daftar Pustaka D-1
Indeks I-1
John R Sibarani
1
TENTANG DESA
PENDAHULUAN
Dalam tata pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, istilah desa tidak
asing lagi bagi kita semua. Desa merupakan unsur terkecil dalam tata administrasi
pemerintahan. Setidaknya, terdapat 74.754 desa di Indonesia yang didiami lebih
dari setengah jumlah penduduk Indonesia. Keberadaan desa dicirikan dengan
homogennya sistem mata pencaharian penduduknya sebagai petani, nelayan,
pekebun, peternak, dan lain sebagainya, sehingga muncullah istilah desa nelayan,
desa perkebunan, dan desa peternakan.
Istilah desa juga disebut secara beragam di berbagai wilayah di tanah air,
seperti: gampong (Aceh), kampung (Sunda), nagari (Padang), wanus (Sulawesi
Utara), huta (Batak), dusun dan marga (Sumatera Selatan), tiuh atau pekon
(Lampung), lembang (Toraja), banua dan wanua (Kalimantan). Berbagai nama
lain selain desa menunjukkan bahwa desa atau sebutan lain telah ada sejak zaman
dahulu, bahkan sebelum adanya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan demikian, timbul pertanyaan apakah desa itu sebenarnya? Apakah
karakteristik desa? Bagaimanakah implikasi karakteristik tersebut pada akuntansi
desa?
1
2 Akuntansi Desa
DEFINISI DESA
UU No. 6 Tahun 2014 menyatakan desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut
dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,
hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut UU No. 6 Tahun 2014 Pasal 6 bahwa desa terdiri atas desa dan desa adat.
Penjelasan UU No. 6 Tahun 2014 menyebutkan bahwa desa atau yang disebut dengan
nama lain mempunyai karakteristik yang berlaku umum untuk seluruh Indonesia,
sedangkan desa adat atau yang disebut dengan nama lain mempunyai karakteristik
yang berbeda dari desa pada umumnya, terutama karena kuatnya pengaruh adat
terhadap sistem pemerintahan lokal, pengelolaan sumber daya lokal, dan kehidupan
sosial budaya masyarakat desa.
Lebih lanjut Penjelasan UU No. 6 Tahun 2014 menyebutkan desa adat pada
prinsipnya merupakan warisan organisasi kepemerintahan masyarakat lokal yang
dipelihara secara turun-temurun yang tetap diakui dan diperjuangkan oleh pemimpin
dan masyarakat desa adat agar dapat berfungsi mengembangkan kesejahteraan dan
identitas sosial budaya lokal. Desa adat memiliki hak asal usul yang lebih dominan
daripada hak asal usul desa sejak desa adat itu lahir sebagai komunitas asli yang ada di
tengah masyarakat. Desa adat adalah sebuah kesatuan masyarakat hukum adat yang
secara historis mempunyai batas wilayah dan identitas budaya yang terbentuk atas
dasar teritorial yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
desa berdasarkan hak asal usul.
Jan Hoesada (2014) menyatakan bahwa desa dan desa adat pada dasarnya
melakukan tugas yang hampir sama. Perbedaannya hanyalah dalam pelaksanaan
hak asal-usul, terutama menyangkut: pengaturan dan pelaksanaan pemerintahan
berdasarkan susunan asli, pengaturan, dan pengurusan ulayat atau wilayah adat,
pelestarian nilai sosial budaya desa adat, penyelesaian sengketa adat berdasarkan hukum
adat yang berlaku di desa adat dalam wilayah yang selaras dengan prinsip hak asasi
manusia dengan mengutamakan penyelesaian secara musyawarah, penyelenggaraan
sidang perdamaian peradilan desa adat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, pemeliharaan ketenteraman dan ketertiban masyarakat desa adat berdasarkan
hukum adat yang berlaku di desa adat, dan pengembangan kehidupan hukum adat
sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat desa adat. Selain itu, Peraturan Desa
Adat disesuaikan dengan hukum adat dan norma adat istiadat yang berlaku di desa adat
sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bab 1 Tentang Desa 3
KARAKTERISTIK DESA
Sesuai dengan Sapari Imam Asy’ari (1993) bahwa sebagai suatu kesatuan wilayah,
desa memiliki karakteristik yang khas yang dapat dibedakan dengan kesatuan wilayah
lainnya. Karakteristik desa dapat dilihat dari berbagai aspek yang meliputi:
a. Aspek morfologi, desa merupakan pemanfaatan lahan atau tanah oleh penduduk
atau masyarakat yang bersifat agraris, serta bangunan rumah tinggal yang
terpencar (jarang). Desa berhubungan erat dengan alam, ini disebabkan oleh
lokasi geografis untuk petani, serta bangunan tempat tinggal yang jarang dan
terpencar.
b. Aspek jumlah penduduk, maka desa didiami oleh sejumlah kecil penduduk
dengan kepadatan yang rendah.
c. Aspek ekonomi, desa ialah wilayah yang penduduk atau masyarakatnya bermata
pencaharian pokok di bidang pertanian, bercocok tanam atau agrarian, atau
nelayan.
d. Aspek hukum, desa merupakan kesatuan wilayah hukum tersendiri, yang aturan
atau nilai yang mengikat masyarakat di suatu wilayah. Tiga sumber yang dianut
dalam desa, yakni:
e. Aspek sosial budaya, desa itu tampak dari hubungan sosial antarpenduduknya
yang bersifat khas, yakni hubungan kekeluargaan, bersifat pribadi, tidak banyak
pilihan, dan kurang tampak adanya pengkotaan, dengan kata lain bersifat
homogen, serta bergotong royong.
KEWENANGAN DESA
Kewenangan desa seperti yang dijelaskan pada Permendesa No. 1 Tahun 2015 adalah
kewenangan yang dimiliki desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan
pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan
desa, dan pemberdayaan masyarakat desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal
usul, dan adat istiadat desa.
4 Akuntansi Desa
Kelurahan dan desa menurut Jan Hoesada (2014) mempunyai persamaan dan
perbedaan sebagai berikut:
a. Pada umumnya, sebuah kota terbagi menjadi beberapa kecamatan dan kelurahan,
sebuah kabupaten terbagi menjadi beberapa kecamatan dan desa. Sebuah
kecamatan dapat terdiri atas beberapa kelurahan dan desa.
b. Desa dan kelurahan berada di bawah pengawasan dan pembinaan pemerintah
kabupaten/kota yang dapat dilimpahkan kepada camat, keduanya, desa dan
kelurahan mendapat alokasi atau bagian APBN dan APBD.
c. Sebuah desa lebih mempunyai karateristik kegiatan pertanian dan ekstraktif,
sedangkan sebuah kelurahan lebih mempunyai karakteristik industri, yaitu
bahwa 70% penduduk mempunyai mata percaharian nonpertanian. Sebuah
desa baru layak dibentuk apabila telah berusia lima tahun atau lebih, apabila
desa tersebut memiliki jumlah penduduk dan keluarga dalam jumlah minimum
tertentu sesuai nama pulau. Desa dapat berubah status menjadi kelurahan apabila
terjadi kenaikan jumlah penduduk dan keluarga dan/atau perubahan mendasar
struktur perekonomian berbasis pertanian dan ekstraktif menjadi perekonomian
berbasis industri.
d. Selain kabupaten/kota mandiri sebagai pemerintah daerah otonom, pemerintah
desa juga mempunyai ciri otonomi tertentu. Desa mempunyai status lebih mandiri
dibanding kelurahan, pengelolaan desa berbasis masyarakat, karena itu desa
berwewenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat desa ditambah
wewenang limpahan kabupaten/kota dan desa berhak menentukan struktur
organisasi dan tata kerja, memilih kepala desa, BPD, perangkat desa seperti
sekretaris desa, pelaksana teknis, perangkat kewilayahan.
e. Kepala desa dipilih warga desa, ditetapkan oleh bupati/walikota dan disumpah.
Para eksekutif desa ditetapkan atau diangkat dan diberhentikan oleh bupati/
walikota, sekretaris daerah, dan camat.
f. Kepala desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa secara
implisit bertanggung jawab atas realisasi anggaran desa, perbendaharaan desa,
akuntansi, dan pelaporan LK desa. Desa dapat berubah menjadi kelurahan atau
sebaliknya, kelurahan dapat berubah status menjadi desa atau desa dan kelurahan.
Apabila desa berubah status menjadi kelurahan, maka seluruh barang milik desa
dan sumber pendapatan pemerintah desa dialihkan menjadi kekayaan pemerintah
kabupaten/kota untuk kepentingan masyarakat dan pendanaan menjadi bagian
anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota mandiri.
Bab 1 Tentang Desa 9
Secara lebih rinci perbedaan desa dan kelurahan berdasarkan UU No. 6 Tahun
2014 dan PP No. 73 Tahun 2005 adalah sebagai berikut.
KELEMBAGAAN DESA
Kelembagaan desa merupakan kelembagaan yang mendukung penyelenggaraan
pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan
desa, dan pemberdayaan masyarakat desa. Oleh karena itu, kelembagaan desa harus
bekerja secara sinergis dan terpadu untuk mencapai desa yang sejahtera. Oleh karena
itu, kelembagaan desa harus bekerja secara sinergis dan terpadu untuk mencapai
desa yang sejahtera. Penjelasan UU No. 6 Tahun 2014 menyebut kalau kelembagaan
desa/desa adat, yaitu lembaga pemerintahan desa/desa adat yang terdiri atas pemerintah
desa/desa adat, dan badan permusyawaratan desa/desa adat, lembaga kemasyarakatan
desa, dan lembaga adat.
Dengan posisi yang demikian itu, prinsip pengaturan tentang kepala desa/desa
adat adalah:
Dikatakan dalam UU No. 6 Tahun 2014 bahwa perangkat desa yang terdiri atas
sekretariat desa, pelaksana kewilayahan, dan pelaksana teknis bertugas membantu
Bab 1 Tentang Desa 11
kepala desa dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya. Perangkat desa tersebut
diangkat oleh kepala desa setelah dikonsultasikan dengan camat atas nama bupati/
walikota. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, perangkat desa bertanggung
jawab kepada kepala desa. PP No. 43 Tahun 2014 mempertegas pernyataan tersebut
dengan menjelaskan bahwa sekretariat desa dipimpin oleh sekretaris desa dibantu oleh
unsur staf sekretariat yang bertugas membantu kepala desa dalam bidang administrasi
pemerintahan. Sekretariat desa paling banyak terdiri atas 3 (tiga) bidang urusan.
Pelaksana kewilayahan merupakan unsur pembantu kepala desa sebagai satuan tugas
kewilayahan. Jumlah pelaksana kewilayahan ditentukan secara proporsional antara
pelaksana kewilayahan yang dibutuhkan dan kemampuan keuangan desa. Pelaksana
teknis merupakan unsur pembantu kepala desa sebagai pelaksana tugas operasional.
Pelaksana teknis paling banyak terdiri atas 3 (tiga) seksi.
Permendagri No. 113 Tahun 2014 menyebut kalau sekretaris desa bertindak
selaku koordinator pelaksanaan pengelolaan keuangan desa dan bertanggung jawab
kepada kepala desa, mempunyai tugas:
berlaku. Lembaga adat desa merupakan mitra pemerintah desa dan lembaga desa
lainnya dalam memberdayakan masyarakat desa.
Berikut garis besar struktur kelembagaan desa berdasarkan UU No. 6 Tahun
2014.
KEPALA DESA
Badan LKMD/LPM
Permusyawaratan
Desa (BPD)
Sekretaris
Desa
Kasi Kasi Kasi
Pemerintahan Pembangunan Kesejahteraan
Kaur Kaur Kaur
Administrasi Keuangan Umum
PERTANYAAN
1. Apakah yang dimaksud dengan desa?
2. Sebutkan karakteristik desa?
3. Jelaskan perbedaan antara desa dan kelurahan.
4. Sebutkan kelembagaan yang mendukung penyelenggaraan pemerintah desa?
5. Gambarkan struktur kelembagaan desa.
6. Sebutkan peraturan yang terkait dengan desa?
16 Akuntansi Desa
John R Sibarani
2
PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN DESA
PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan desa menurut UU No. 6 Tahun 2014 adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia, serta penanggulangan
kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana
dan prasarana, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya
alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Sebagai konsekuensinya, desa menyusun
perencanaan pembangunan sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada
perencanaan pembangunan kabupaten/kota. Dokumen rencana pembangunan desa
merupakan satu-satunya dokumen perencanaan di desa dan sebagai dasar penyusunan
anggaran pendapatan dan belanja desa. Perencanaan pembangunan desa disusun
secara berjangka yang meliputi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
(RPJMDesa) dan Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana
Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa).
Penjelasan UU No. 6 Tahun 2014 menyebutkan bahwa perencanaan pembangunan
desa diselenggarakan dengan mengikutsertakan masyarakat desa melalui musyawarah
perencanaan pembangunan desa. Musyawarah perencanaan pembangunan desa
menetapkan prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan pembangunan desa yang
didanai oleh anggaran pendapatan dan belanja desa, swadaya masyarakat desa, dan/
atau anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota berdasarkan penilaian
terhadap kebutuhan masyarakat desa. Pembangunan desa dilaksanakan oleh pemerintah
desa dan masyarakat desa dengan semangat gotong royong, serta memanfaatkan
17
18 Akuntansi Desa
kearifan lokal dan sumber daya alam desa. Pelaksanaan program sektor yang masuk
ke desa diinformasikan kepada pemerintah desa dan diintegrasikan dengan rencana
pembangunan desa. Masyarakat desa berhak mendapatkan informasi dan melakukan
pemantauan mengenai rencana dan pelaksanaan pembangunan desa.
Sejalan dengan tuntutan dan dinamika pembangunan bangsa, dalam UU No.
6 Tahun 2014 dijelaskan bahwa perlu dilakukan pembangunan kawasan pedesaan.
Pembangunan kawasan pedesaan merupakan perpaduan pembangunan antardesa
dalam satu kabupaten/kota sebagai upaya mempercepat dan meningkatkan
kualitas pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat desa di kawasan
pedesaan melalui pendekatan pembangunan partisipatif. Oleh karena itu, rancangan
pembangunan kawasan pedesaan dibahas bersama oleh pemerintah, pemerintah
daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan pemerintah desa.
Secara dokumentatif, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan desa tertuang
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa), Rencana
Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa), dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDesa).
Berdasarkan Permendagri No. 114 Tahun 2014, berikut beberapa rencana kegiatan
yang dapat dimasukkan dalam rancangan RPJMDesa.
Dalam hal rancangan RPJMDesa telah disetujui oleh kepala desa, dilaksanakan
musyawarah perencanaan pembangunan desa.
Kepala desa menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan
desa yang diadakan untuk membahas dan menyepakati rancangan RPJMDesa.
Musyawarah perencanaan pembangunan desa diikuti oleh pemerintah desa,
badan permusyawaratan desa, dan unsur masyarakat yang terdiri atas: tokoh
adat; tokoh agama; tokoh masyarakat; tokoh pendidikan; perwakilan kelompok
tani; perwakilan kelompok nelayan; perwakilan kelompok pengrajin; perwakilan
kelompok perempuan; perwakilan kelompok pemerhati dan perlindungan
anak; dan perwakilan kelompok masyarakat miskin, serta unsur masyarakat
lain sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat. Musyawarah perencanaan
pembangunan desa membahas dan menyepakati rancangan RPJMDesa. Hasil
kesepakatan musyawarah perencanaan pembangunan desa dituangkan dalam
berita acara.
peraturan desa paling lambat akhir bulan September tahun berjalan untuk selanjutnya
menjadi dasar penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa).
Kepala desa menyusun RKPDesa dengan mengikutsertakan masyarakat desa.
Penyusunan RKPDesa dilakukan dengan kegiatan yang meliputi:
g. Penetapan RKPDesa
Kepala desa mengarahkan tim penyusun RPJMDesa untuk melakukan perbaikan
dokumen rancangan RKPDesa berdasarkan hasil kesepakatan musyawarah
perencanaan pembangunan desa. Rancangan RKPDesa akan menjadi lampiran
rancangan peraturan desa tentang RKPDesa. Kepala desa menyusun rancangan
peraturan desa tentang RPJMDesa. Rancangan peraturan desa tentang RKPDesa
dibahas dan disepakati bersama oleh kepala desa dan badan permusyawaratan
desa untuk ditetapkan menjadi peraturan desa tentang RKPDesa.
h. Perubahan RKPDesa
RKPDesa dapat diubah karena (a) terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam,
krisis politik, krisis ekonomi, dan/atau kerusuhan sosial yang berkepanjangan,
dan (b) terdapat perubahan mendasar atas kebijakan pemerintah, pemerintah
daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota.
Dalam hal terjadi perubahan RKPDesa dikarenakan terjadi peristiwa khusus,
kepala desa melaksanakan kegiatan sebagai berikut.
Disampaikan
Kades dan ke Bupati
Kepala Desa Sekdes
Menyusun Sekdes
Menyusun
Menyusun
Sesuai Perdes
APBDesa
Sumber: Modul Keuangan Desa, Tim Penyusun Badan Diklat Provinsi Kalimantan Barat, 2015
30 Akuntansi Desa
Pendapatan
Pendapatan desa menurut Permendagri No. 113 Tahun 2014 merupakan semua
penerimaan uang melalui rekening desa yang merupakan hak desa dalam 1 (satu)
tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh desa. Pendapatan desa terdiri
atas kelompok: Pendapatan Asli Desa (PADesa); Pendapatan Transfer; dan Pendapatan
Lain-Lain.
1. Hasil usaha.
2. Hasil aset.
3. Swadaya, partisipasi, dan gotong royong.
4. Lain-lain pendapatan asli desa.
Hasil usaha desa antara lain hasil bumdes, tanah kas desa. Hasil aset antara
lain tambatan perahu, pasar desa, tempat pemandian umum, jaringan irigasi.
Swadaya, partisipasi, dan gotong royong adalah membangun dengan kekuatan
sendiri yang melibatkan peran serta masyarakat berupa tenaga, barang yang
dinilai dengan uang. Lain-lain pendapatan asli desa antara lain adalah hasil
pungutan desa.
32 Akuntansi Desa
b. Pendapatan transfer
Pendapatan transfer merupakan pendapatan desa yang diperoleh dari entitas lain
seperti transfer dari pemerintah kota dan kabupaten, transfer dari pemerintah
provinsi, dan transfer dari pemerintah pusat. Kelompok transfer terdiri atas:
1. Dana desa.
2. Bagian dari hasil pajak daerah kabupaten/kota dan retribusi daerah.
3. Alokasi Dana Desa (ADD).
4. Bantuan keuangan dari APBD provinsi.
5. Bantuan keuangan APBD kabupaten/kota.
Dana Desa
Dana desa menurut UU No. 60 Tahun 2014 adalah dana yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diperuntukkan bagi desa
yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten/
kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Pemerintah menganggarkan dana desa secara nasional dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) setiap tahun. Dana desa tersebut bersumber dari belanja
pemerintah dengan mengefektifkan program yang berbasis desa secara merata dan
berkeadilan. Program yang berbasis desa sendiri menurut PP No. 60 Tahun 2014
adalah program dalam rangka melaksanakan kewenangan desa berdasarkan hak
asal-usul dan kewenangan lokal berskala desa. PP No. 22 Tahun 2015 menyoroti
perubahan pengalokasian dana desa yang tercantum dalam Pasal 11, yang mana
dana desa setiap kabupaten/kota dihitung berdasarkan jumlah desa dan dialokasikan
berdasarkan alokasi dasar dan alokasi yang dihitung dengan memerhatikan jumlah
penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis desa setiap
kabupaten/kota.
Dana desa berdasarkan PP No. 60 Tahun 2014 dikelola secara tertib, taat pada
ketentuan peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan,
dan bertanggung jawab dengan memerhatikan rasa keadilan dan kepatutan, serta
mengutamakan kepentingan masyarakat setempat. Dana desa ditransfer melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota untuk selanjutnya ditransfer
ke APBDesa dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara ke
Rekening Kas Umum Daerah dan selanjutnya ke Rekening kas Desa. Penyaluran dana
desa dilakukan secara bertahap pada tahun anggaran berjalan dengan ketentuan: tahap
I pada bulan April sebesar 40%; tahap II pada bulan Agustus sebesar 40%; dan tahap
III pada bulan Oktober sebesar 20%.
Bab 2 Perencanaan dan Penganggaran Desa 33
PP No. 60 Tahun 2014 menambahkan bahwa dana desa digunakan untuk membiayai
penyelengggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan
kemasyarakatan. Dana desa diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat. Pada prinsipnya dana desa dialokasikan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk membiayai kewenangan yang menjadi
tanggung jawab desa. Namun, untuk mengoptimalkan penggunaannya, dana desa
diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, antara
lain: pembangunan pelayanan dasar pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Dalam
rangka pengentasan kemiskinan, dana desa juga dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan primer pangan, sandang, dan papan masyarakat. Penggunaan dana desa
untuk kegiatan yang tidak prioritas dapat dilakukan sepanjang kegiatan pembangunan
dan pemberdayaan masyarakat telah terpenuhi. Penggunaan dana desa mengacu pada
RPJMDesa dan RKPDesa.
(a) 60% (enam puluh perseratus) dibagi secara merata kepada seluruh desa.
(b) 40% (empat puluh perseratus) dibagi secara proporsional berdasarkan realisasi
penerimaan hasil pajak dan retribusi daerah dari masing-masing desa.
c. Pendapatan Lain-Lain
Kelompok pendapatan lain-lain menurut Permendagri No. 113 Tahun 2014
terdiri atas jenis:
Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat adalah pemberian
berupa uang dari pihak ketiga, sedangkan lain-lain pendapatan desa yang sah
sebagaimana dimaksud lain pendapatan adalah hasil kerjasama dengan pihak
ketiga dan bantuan perusahaan yang berlokasi di desa.
Belanja Desa
Belanja desa menurut Permendagri No. 113 Tahun 2014 meliputi semua pengeluaran
dari rekening desa yang merupakan kewajiban desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh desa. Belanja desa dipergunakan
dalam rangka mendanai penyelenggaraan kewenangan desa.
Bab 2 Perencanaan dan Penganggaran Desa 35
Kelompok belanja tersebut dibagi dalam kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan
desa yang telah dituangkan dalam RKPDesa. Kegiatan yang dimaksud terdiri atas jenis
belanja: pegawai; barang dan jasa; dan modal. Jenis belanja pegawai dianggarkan untuk
pengeluaran penghasilan tetap dan tunjangan bagi kepala desa dan perangkat desa,
serta tunjangan BPD yang dibayarkan setiap bulan.
Belanja barang dan jasa digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan
barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan. Belanja barang/
jasa antara lain: alat tulis kantor; benda pos; bahan/material; pemeliharaan; cetak/
penggandaan; sewa kantor desa; sewa perlengkapan dan peralatan kantor; makanan
dan minuman rapat; pakaian dinas dan atributnya; perjalanan dinas; upah kerja;
honorarium narasumber/ahli; operasional pemerintah desa; operasional BPD;
insentif rukun tetangga/rukun warga; dan pemberian barang pada masyarakat/
kelompok masyarakat. Insentif rukun tetangga/rukun warga adalah bantuan uang
untuk operasional lembaga RT/RW dalam rangka membantu pelaksanaan tugas
pelayanan pemerintahan, perencanaan pembangunan, ketentraman dan ketertiban,
serta pemberdayaan masyarakat desa.
Belanja modal digunakan untuk pengeluaran dalam rangka pembelian/pengadaan
barang atau bangunan yang nilai manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan. Pembelian/
pengadaan barang atau bangunan merupakan pembelian/pengadaan barang dan
bangunan yang digunakan untuk kegiatan penyelenggaraan kewenangan desa.
Dalam keadaan darurat dan/atau keadaan luar biasa (KLB), pemerintah desa
dapat melakukan belanja yang belum tersedia anggarannya. Keadaan darurat dan/atau
KLB merupakan keadaan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang
dan/atau mendesak. Keadaan darurat dan luar biasa ditetapkan dengan keputusan
bupati/walikota. Keadaan darurat tersebut antara lain dikarenakan bencana alam,
sosial, kerusakan sarana dan prasarana. Kegiatan dalam keadaan darurat tersebut
dianggarkan dalam belanja tidak terduga.
Belanja desa yang ditetapkan dalam APBDesa menurut PP No. 43 Tahun 2014
digunakan dengan ketentuan:
a. Paling sedikit 70% (tujuh puluh perseratus) dari jumlah anggaran belanja desa
yang digunakan untuk mendanai peyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan
36 Akuntansi Desa
Pembiayaan Desa
Pembiayaan desa berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2014 meliputi semua
penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima
kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun
anggaran berikutnya. Pembiayaan desa terdiri atas kelompok:
a. Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan mencakup: sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA)
tahun sebelumnya; pencairan dana cadangan; dan hasil penjualan kekayaan
desa yang dipisahkan. SiLPA merupakan pelampauan penerimaan pendapatan
terhadap belanja, penghematan belanja, dan sisa dana kegiatan lanjutan. SiLPA
merupakan penerimaan pembiayaan yang digunakan untuk: menutupi defisit
anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil daripada realisasi belanja;
mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan; dan mendanai kewajiban lainnya
yang sampai dengan akhir tahun anggaran belum diselesaikan. Pencairan dana
cadangan digunakan untuk menganggarkan pencairan dana cadangan dari
rekening dana cadangan ke rekening kas desa dalam tahun anggaran berkenaan.
Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan digunakan untuk menganggarkan
hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan.
b. Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan terdiri dari: pembentukan dana cadangan dan
penyertaan modal desa. Pemerintah desa dapat membentuk dana cadangan untuk
mendanai kegiatan yang penyediaan dananya tidak dapat sekaligus/sepenuhnya
dibebankan dalam satu tahun anggaran. Pembentukan dana cadangan ditetapkan
dengan peraturan desa. Peraturan desa tersebut paling sedikit memuat: penetapan
Bab 2 Perencanaan dan Penganggaran Desa 37
tujuan pembentukan dana cadangan; program dan kegiatan yang akan dibiayai
dari dana cadangan; besaran dan rincian tahunan dana cadangan yang harus
dianggarkan; sumber dana cadangan; dan tahun anggaran pelaksanaan dana
cadangan. Pembentukan dana cadangan dapat bersumber dari penyisihan atas
penerimaan desa, kecuali dari penerimaan yang penggunaannya telah ditentukan
secara khusus berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pembentukan dana
cadangan ditempatkan pada rekening tersendiri. Penganggaran dana cadangan
tidak melebihi tahun akhir masa jabatan kepala desa. Contoh format Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) secara rinci terlampir di akhir bab
ini.
Perubahan APBDesa hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
anggaran. Tata cara pengajuan perubahan APBDesa adalah sama dengan tata cara
penetapan APBDesa.
38 Akuntansi Desa
PERTANYAAN
1. Definisikan tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
(RPJMDesa).
2. Sebutkan prinsip-prinsip dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJMDesa).
3. Sebutkan tahapan-tahapan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJMDesa).
4. Apa yang dimaksud dengan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa)?
5. Sebutkan tahapan-tahapan dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa
(RKPDesa).
6. Gambarkan dan jelaskan alur penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa (APBDesa).
7. Bagaimanakah struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa)?
8. Jelaskan secara rinci struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDesa).
LAMPIRAN
FORMAT
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA
PEMERINTAH DESA …………..
TAHUN ANGGARAN ………….
KODE ANGGARAN
URAIAN KETERANGAN
REKENING (Rp)
1 2 3 4
1 PENDAPATAN
1 1 Pendapatan Asli Desa
Bab 2 Perencanaan dan Penganggaran Desa
1 1 1 Hasil Usaha
1 1 2 Swadaya, Partisipasi, dan Gotong Royong
1 1 3 Lain-lain Pendapatan Asli Desa yang Sah
1 2 Pendapatan Transfer
1 2 1 Dana Desa
1 2 2 Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota
1 2 3 Alokasi Dana Desa
1 2 4 Bantuan Keuangan
1 2 4 1 Bantuan Provinsi
1 2 4 2 Bantuan Kabupaten/Kota
39
40
KODE ANGGARAN
URAIAN KETERANGAN
REKENING (Rp)
1 2 3 4
1 3 Pendapatan Lain-Lain
1 3 1 Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga yang Tidak Mengikat
1 3 2 Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah
JUMLAH PENDAPATAN
2 BELANJA
2 1 Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
2 1 1 Penghasilan Tetap dan Tunjangan
2 1 1 1 Belanja Pegawai:
• Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat
• Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa
• Tunjangan BPD
2 1 2 Operasional Perkantoran
2 1 2 2 Belanja Barang dan Jasa
• Alat Tulis Kantor
• Benda Pos
• Pakaian Dinas dan Atribut
• Pakaian Dinas
• Alat dan Bahan Kebersihan
• Perjalanan Dinas
Akuntansi Desa
KODE ANGGARAN
URAIAN KETERANGAN
REKENING (Rp)
1 2 3 4
• Pemeliharaan
• Air, Listrik, dan Telepon
• Honor
• dst.
2 1 2 3 Belanja Modal
• Komputer
• Meja dan Kursi
Bab 2 Perencanaan dan Penganggaran Desa
• Mesin TIK
• dst.
2 1 3 Operasional BPD
2 1 3 2 Belanja Barang dan Jasa
• ATK
• Penggandaan
• Konsumsi Rapat
• dst.
2 1 4 Operasional RT/RW
2 1 4 2 Belanja Barang dan Jasa
• ATK
• Penggandaan
• Konsumsi Rapat
• dst.
41
42
KODE ANGGARAN
URAIAN KETERANGAN
REKENING (Rp)
1 2 3 4
• dst.
2 3 2 Kegiatan ………
JUMLAH BELANJA
SURPLUS / DEFISIT
3 PEMBIAYAAN
3 1 Penerimaan Pembiayaan
3 1 1 SiLPA
3 1 2 Pencairan Dana Cadangan
3 1 3 Hasil Kekayaan Desa yang Dipisahkan
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN
Akuntansi Desa
KODE ANGGARAN
URAIAN KETERANGAN
REKENING (Rp)
1 2 3 4
3 2 Pengeluaran Pembiayaan
3 2 1 Pembentukan Dana Cadangan
3 2 2 Penyertaan Modal Desa
JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN
3
PELAKSANAAN
KEUANGAN DESA
Permendagri No. 113 Tahun 2014 menyebut bahwa pengelolaan keuangan desa
adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa. Pengelolaan keuangan desa
merupakan rangkaian siklus yang terpadu dan terintegrasi antara satu tahapan dengan
tahapan lainnya. Keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel,
partisipatif, serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran. Rangkaian dan
asas pengelolaan keuangan desa harus dilaksanakan dan dipenuhi oleh setiap desa
agar penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan
masyarakat desa, dan pemberdayaan masyarakat desa dapat berjalan sesuai dengan
rencana, sehingga visi desa dan masyarakat yang sejahtera dapat diwujudkan.
Siklus pengelolaan keuangan desa tidak akan berjalan tanpa adanya tata
pemerintahan desa yang baik. Oleh karena itu, peran serta pihak-pihak di luar
pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), seperti: tokoh desa, tokoh
agama, perwakilan dari kaum perempuan, perwakilan dari kaum petani, perwakilan
dari masyarakat miskin dan lainnya perlu dilibatkan dalam proses pengelolaan
keuangan desa. Akuntabilitas keuangan desa tidak hanya bersifat horisontal antara
pemerintah desa dengan Badan Musyawarah Desa (BPD), tetapi juga harus bersifat
vertikal antara kepala desa dengan masyarakat desa dan atasan kepala desa. Dokumen
publik tentang pengelolaan keuangan desa harus dapat diakses oleh masyarakat desa,
serta tidak diskriminasi terhadap satu golongan tertentu terkait dengan pengelolaan
keuangan desa.
47
48 Akuntansi Desa
Pertanggungjawaban Pelaporan
a. Sekretaris desa
Sekretaris desa bertindak selaku koordinator pelaksana teknis pengelolaan
keuangan desa yang mempunyai tugas:
b. Kepala seksi
Kepala seksi bertindak sebagai pelaksana kegiatan sesuai dengan bidangnya,
dengan tugas:
PTPKD
SEKDES Koordinator
Kegiatan Keuangan
Sumber: Permendagri No. 113 Tahun 2014 dalam Materi Diklat Manajemen Keuangan Desa
(Ikatan Akuntan Indonesia Jawa Timur, 2015)
50 Akuntansi Desa
h. Berdasarkan SPP yang telah diverifikasi sekretaris desa, kepala desa menyetujui
permintaan pembayaran dan bendahara melakukan pembayaran.
i. Bendahara melakukan pencatatan pengeluaran setelah pembayaran tersebut
dilakukan.
52
Tampilan 7. Prosedur Pengeluaran Kas
Pertanggungjawaban Kewajiban:
Buku Pembantu Kas
Pelaksanaan Kegiatan a. Meneliti kelengkapan permintaan pembayaran yang diajukan oleh pelaksana
Kegiatan
kegiatan.
Rencana Anggaran Biaya b. Menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APBDesa yang tercantum
Dilengkapi (RAB) dalam permintaan pembayaran.
Dokumen c. Menguji ketersedian dana untuk kegiatan yang dimaksud.
d. Menolak pengajuan permintaan pembayaran oleh pelaksana kegiatan apabila
tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
Sumber: Permendagri No. 113 Tahun 2014 dalam Materi Diklat Manajemen Keuangan Desa (Ikatan Akuntan Indonesia Jawa Timur, 2015)
Akuntansi Desa
Bab 3 Pelaksanaan Keuangan Desa 53
Bidang: …………
Kegiatan: …………
Waktu Pelaksanaan: …………
Rincian Pendanaan:
Harga Satuan Jumlah
No. Uraian Volume
(dalam rupiah) (dalam rupiah)
1 2 3 4 5
Jumlah
…………………………………… …………………………………
Petunjuk pengisian:
Bidang diisi dengan kode rekening berdasarkan klasifikasi kelompok belanja desa.
Kegiatan diisi dengan kode rekening sesuai dengan urutan kegiatan dalam APBDesa.
Kolom 1 diisi dengan nomor urut.
Kolom 2 diisi dengan uraian berupa rincian kebutuhan dalam kegiatan.
Kolom 3 diisi dengan volume dapat berupa jumlah orang/barang.
Kolom 4 diisi dengan harga satuan yang merupakan besaran untuk membayar orang/barang.
Kolom 5 diisi dengan jumlah perkalian antara kolom 3 dengan kolom 4.
54 Akuntansi Desa
Bidang: …………
Kegiatan: …………
Waktu Pelaksanaan: …………
Jumlah
…………………………………… …………………………………….
Setujui untuk Dibayarkan Telah Dibayar Lunas
Kepala Desa, Bendahara Desa,
…………………………………… …………………………………….
Bab 3 Pelaksanaan Keuangan Desa 55
Petunjuk pengisian:
Bidang diisi dengan kode rekening berdasarkan klasifikasi kelompok belanja desa.
Kegiatan diisi dengan kode rekening sesuai dengan urutan kegiatan dalam APBDesa.
Kolom 1 dengan nomor urut.
Kolom 2 diisi dengan rincian penggunaan dana sesuai rencana kegiatan.
Kolom 3 diisi dengan rincian pagu anggaran sesuai dengan rencana kegiatan.
Kolom 4 diisi dengan rincian jumlah anggaran yang telah dibayar sebelumnya.
Kolom 5 diisi dengan rincian yang dimintakan untuk dibayar.
Kolom 6 diisi dengan jumlah permintaan dana sampai saat ini.
Kolom 7 disi dengan sisa anggaran.
1
Disarikan dari Modul Keuangan Desa, Bandiklat Provinsi Kalimantan Barat, 2014.
56 Akuntansi Desa
Verifikasi Verifikasi
Dilampiri:
Dokumen Kelengkapan
1.Kuitansi Rangkap tiga
2.Gambar Objek
3.RAB yang sudah Ditandatangani
4.Fotokopi Rekening Bank SPP/SPM SP2D
Sumber: UU No. 36 Tahun 2008 dan peraturan pelaksanaannya termasuk PMK No. 152 Tahun
2015.
e. Bea Meterai
Bea meterai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen berupa kertas yang
menurut UU Bea Meterai menjadi objek bea meterai (UU No. 13 Tahun 1985).
Dokumen yang dikenai bea meterai antara lain adalah dokumen yang berbentuk
surat yang memuat jumlah uang, seperti kuitansi, dan dokumen yang bersifat
perdata, seperti dokumen perjanjian pembangunan gedung kantor dengan
pengusaha jasa konstruksi dan dokumen kontrak pengadaan jasa tenaga
kebersihan.
PERTANYAAN
1. Sebutkan kewenangan kepala desa sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan
keuangan desa.
2. Sebutkan tugas-tugas dari sekretaris desa, kepala seksi, dan bendahara desa dalam
jabatannya sebagai pengelola keuangan desa.
3. Sebutkan beberapa kebijakan yang terkait dengan pelaksanaan APBDesa.
4. Gambarkan dan jelaskan prosedur pengeluaran kas.
5. Gambarkan dan jelaskan prosedur penerimaan Alokasi Dana Desa (ADD).
6. Sebutkan dan jelaskan kewajiban perpajakan yang menjadi tanggung jawab
bendahara desa.
John R Sibarani
4
PENATAUSAHAAN
KEUANGAN DESA
Dalam rangka mewujudkan asas pengelolaan keuangan desa yang transparan dan
akuntabel, maka penatausahaan keuangan desa yang baik wajib dilaksanakan.
Penatausahaan keuangan desa merupakan tanggung jawab bendahara desa.
Permendagri No. 113 Tahun 2014 menyatakan bendahara desa wajib melakukan
pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran, serta melakukan tutup buku setiap
akhir bulan secara tertib. Bendahara desa bertanggung jawab untuk menciptakan
suatu sistem pencatatan yang menghasilkan laporan keuangan yang benar, lengkap,
akurat, andal, dan tepat waktu. Bendahara desa wajib mempertanggungjawabkan uang
melalui laporan pertanggungjawaban yang disampaikan setiap bulan kepada kepala
desa dan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
63
64 Akuntansi Desa
Penyesuaian Posting ke
Neraca Saldo
Aset Buku Besar
Keterangan:
Jumlah
Penerimaan Pengeluaran No.
No. Tanggal Kode Rekening Uraian Ref Pengeluaran Saldo
(dalam rupiah) (dalam rupiah) Bukti
Kumulatif
1 2 3 4 5 6 7 8 9
JUMLAH Rp Rp
………………………………….. ………………………….
Akuntansi Desa
Bab 4 Penatausahaan Keuangan Desa 67
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 diisi dengan nomor urut penerimaan kas atau pengeluaran kas.
Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan kas atau pengeluaran kas.
Kolom 3 diisi dengan kode rekening penerimaan kas atau pengeluaran kas.
Kolom 4 diisi dengan uraian transaksi penerimaan kas atau pengeluaran kas.
Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah penerimaan kas.
Kolom 6 diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran kas.
Kolom 7 diisi dengan nomor bukti transaksi.
Kolom 8 diisi dengan penjumlahan kumulatif pengeluaran kas.
Kolom 9 diisi dengan saldo kas.
Catatan:
Sebelum ditandatangani kepala desa wajib diperiksa dan diparaf oleh sekretaris desa.
JUMLAH
………………………………….. ………………………….
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 diisi dengan nomor urut penerimaan kas atau pengeluaran kas.
Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan kas atau pengeluaran kas.
Kolom 3 diisi dengan uraian penerimaan kas atau pengeluaran kas.
Kolom 4 diisi dengan jumlah rupiah penerimaan kas.
Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran kas.
Kolom 6 diisi dengan saldo buku kas bendahara.
68
Tampilan 17. Format Buku Bank Desa Berdasarkan Lampiran Permendagri No. 113 Tahun 2014
………………………………….. ………………………….
Akuntansi Desa
Bab 4 Penatausahaan Keuangan Desa 69
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 diisi dengan nomor urut pemasukan dan pengeluaran dengan bank.
Kolom 2 diisi dengan tanggal transaksi bank.
Kolom 3 diisi dengan uraian transaksi pemasukan dan pengeluaran.
Kolom 4 diisi dengan bukti transaksi.
Kolom 5 diisi dengan jumlah setoran.
Kolom 6 diisi dengan jumlah bunga bank.
Kolom 7 diisi dengan jumlah penarikan.
Kolom 8 diisi dengan jumlah pajak.
Kolom 9 diisi dengan biaya administrasi.
Kolom 10 diisi dengan saldo bank.
Contoh:
1. Tanggal 15 Februari 2015 diterima hasil retribusi pasar desa sebesar Rp250.000
dengan No. Bukti NKM0054.
2. Tanggal 16 Februari 2015 dikeluarkan SPP No. 17 untuk belanja alat tulis kantor
desa sebesar Rp150.000.
3. Tanggal 20 Februari 2015 diterima hasil retribusi jaringan irigasi untuk tahun
tanam 2015 sebesar Rp500.000 dengan No. Bukti NKM0055.
4. Tanggal 21 Februari 2015 disetorkan ke rekening kas desa pada Bank Lampung
sebesar Rp500.000 dengan Bukti Bank (BB) No. 23.
5. Tanggal 27 Februari 2015 ditarik uang dari rekening kas desa pada Bank Lampung
sebesar Rp6.000.000 dengan Bukti Bank (BB) No. 24.
6. Tanggal 28 Februari 2015 dikeluarkan SPP No. 18 untuk penghasilan tetap kepala
desa dan perangkat desa sebesar Rp5.000.000 dipotong PPh Pasal 21 sebesar
Rp250.000.
Transaksi-transaksi tersebut dicatat dalam Buku Kas Umum, Buku Kas Pembantu
Pajak, dan Buku Bank.
70
Jumlah Saldo
Kode Penerimaan Pengeluaran
No. Tanggal Uraian Ref No. Bukti Pengeluaran (dalam
Rekening (dalam rupiah) (dalam rupiah)
Kumulatif rupiah)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah
Petunjuk Pengisian:
Kode dan nama rekening diisi dengan kode dan nama rekening yang ada di APBDesa.
Kolom 1 diisi dengan tanggal transaksi yang tercantum dalam buku kas umum.
Kolom 2 diisi dengan uraian transaksi yang tertera dalam buku kas umum.
Kolom 3 dan Kolom 4 diisi dengan jumlah rupiah penambahan dan pengurangan, sesuai nilai
transaksi yang tercatat dalam buku kas umum.
Kolom 5 diisi dengan jumlah kumulatif dari Kolom 3 dan Kolom 4.
Catatan:
Transaksi-transaksi yang terkait dengan bidang pelaksanaan pembangunan, selain diposting ke
masing-masing rekening belanja desa juga diposting ke rekening aset desa yang terkait.
Jumlah 250.000
73
74 Akuntansi Desa
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 diisi dengan kode rekening dari buku besar.
Kolom 2 diisi dengan nama rekening dari buku besar.
Kolom 3 diisi dengan jumlah saldo akhir dari masing-masing rekening buku besar.
Neraca Saldo
Kode Nama Neraca
Penyesuaian Setelah
Rekening Rekening Saldo
Disesuaikan
1 2 3 4 5
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 diisi dengan kode rekening dari buku besar.
Kolom 2 diisi dengan nama rekening dari buku besar.
Kolom 3 diisi dengan jumlah saldo akhir dari masing-masing rekening buku besar.
Kolom 4 diisi dengan kondisi riil dari hasil perhitungan akhir.
Kolom 5 diisi dengan jumlah saldo akhir dari masing-masing rekening buku besar setelah adanya
penyesuaian.
PENYUSUNAN LAPORAN
Berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014, kepala desa menyampaikan laporan
realisasi pelaksanaan APBDesa kepada bupati/walikota melalui camat berupa laporan
semester pertama dan laporan semester akhir tahun. Laporan semester pertama berupa
laporan realisasi pelaksanaan APBDesa. Laporan realisasi pelaksanaan APBDesa
disampaikan paling lambat pada akhir bulan Juli tahun berjalan. Sementara laporan
semester akhir tahun disampaikan paling lambat pada akhir bulan Januari tahun
berikutnya.
Selain menyampaikan laporan tersebut, kepala desa menyampaikan laporan
pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa kepada bupati/walikota
melalui camat pada setiap akhir tahun anggaran. Laporan pertanggungjawaban
realisasi pelaksanaan APBDesa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan penyelenggaraan pemerintahan desa. Laporan pertanggungjawaban realisasi
pelaksanaan APBDesa terdiri dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Laporan
pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa disampaikan paling lambat 1
(satu) bulan setelah akhir tahun anggaran yang berkenaan.
76 Akuntansi Desa
1 2 Pendapatan Transfer
1 2 1 Dana Desa
Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah
1 2 2
Kabupaten/Kota
1 2 3 Alokasi Dana Desa
1 2 4 Bantuan Keuangan
1 2 4 1 Bantuan Provinsi
1 2 4 2 Bantuan Kabupaten/Kota
77
78
Lebih/
Kode Anggaran Realisasi
Uraian Kurang Keterangan
Rekening (Rp) (Rp)
(Rp)
1 2 3 4 5 6
1 3 Pendapatan Lain-Lain
Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga yang
1 3 1
Tidak Mengikat
1 3 2 Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah
JUMLAH PENDAPATAN
2 BELANJA
2 1 Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
2 1 1 Penghasilan Tetap dan Tunjangan
2 1 1 1 Belanja Pegawai:
• Penghasilan Tetap Kepala Desa dan
Perangkat Desa
• Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa
• Tunjangan BPD
2 1 2 Operasional Perkantoran
2 1 2 2 Belanja Barang dan Jasa
• Alat Tulis Kantor
• Benda Pos
• Pakaian Dinas dan Atribut
Akuntansi Desa
Lebih/
Kode Anggaran Realisasi
Uraian Kurang Keterangan
Rekening (Rp) (Rp)
(Rp)
1 2 3 4 5 6
• Pakaian Dinas
• Alat dan Bahan Kebersihan
• Perjalanan Dinas
• Pemeliharaan
• Air, Listrik, dan Telepon
Bab 4 Penatausahaan Keuangan Desa
• Honor
• dst.
2 1 2 3 Belanja Modal
• Komputer
• Meja dan Kursi
• Mesin TIK
• dst.
2 1 3 Operasional BPD
2 1 3 2 Belanja Barang dan Jasa
• ATK
• Penggandaan
• Konsumsi Rapat
• dst.
2 1 4 Operasional RT/RW
79
80
Lebih/
Kode Anggaran Realisasi
Uraian Kurang Keterangan
Rekening (Rp) (Rp)
(Rp)
1 2 3 4 5 6
2 1 4 2 Belanja Barang dan Jasa
• ATK
• Penggadaan
• Konsumsi Rapat
• dst.
• Honor
Lebih/
Kode Anggaran Realisasi
Uraian Kurang Keterangan
Rekening (Rp) (Rp)
(Rp)
1 2 3 4 5 6
• dst.
2 2 2 3 Belanja Modal
• Aspal
• Pasir
• dst.
Bab 4 Penatausahaan Keuangan Desa
2 2 3 Kegiatan ………………
JUMLAH BELANJA
SURPLUS/DEFISIT
Akuntansi Desa
Lebih/
Kode Anggaran Realisasi
Uraian Kurang Keterangan
Rekening (Rp) (Rp)
(Rp)
1 2 3 4 5 6
3 PEMBIAYAAN
3 1 Penerimaan Pembiayaan
3 1 1 SiLPA
3 1 2 Pencairan Dana Cadangan
3 1 3 Hasil Kekayaan Desa yang Dipisahkan
Bab 4 Penatausahaan Keuangan Desa
3 2 Pengeluaran Pembiayaan
3 2 1 Pembentukan Dana Cadangan
3 2 2 Penyertaan Modal Desa
JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Pembiayaan Neto
(Penerimaan Pembiayaan – Pengeluaran
Pembiayaan)
SiLPA Tahun Berjalan (Pembiayaan Neto –
Nilai Surplus/Defisit)
Tampilan 22. Format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun Berkenaan
Tahun N TAHUN N ‒ 1
Uraian (Periode (Periode
Pelaporan) Sebelumnya)
ASET DESA
ASET LANCAR
1. Kas Desa
a. Uang Kas di Bendahara Desa
b. Rekening Kas Desa
2. Piutang
a. Piutang Sewa Tanah
b. Piutang Sewa Gedung
c. dst.
3. Persediaan
a. Kertas Segel
b. Materai
c. dst.
Tahun N TAHUN N ‒ 1
Uraian (Periode (Periode
Pelaporan) Sebelumnya)
4. Aset Tidak Lancar Lainnya
JUMLAH ASET
A. Kas Tunai
Saldo Awal Rp…………………………..
Jumlah Penerimaan Rp…………………………..
Jumlah Pengeluaran Rp…………………………..
Saldo Akhir Rp…………………………..
………………….
PERTANYAAN
1. Siapakah yang bertanggung jawab terhadap penatausahaan keuangan desa.
2. Gambarkan dan jelaskan siklus penatausahaan keuangan desa.
3. Sebutkan media pembukuan yang digunakan bendahara desa dalam penatausahaan
keuangan desa.
4. Sebutkan laporan-laporan yang wajib dibuat oleh bendahara desa, baik secara
bulanan, semesteran, maupun tahunan.
5. Catatlah transaksi-transaksi berikut dalam buku kas umum, buku pembantu
pajak, dan buku bank desa.
3 Januari 2015 Diterima pemajeg (iuran wajib warga) tahun 2015 sebesar Rp2.500.000.
5 Januari 2015 Diterima hasil sewa tanah desa untuk tahun 2015 sebesar Rp2.000.000.
Diterima hasil pemungutan atas pembuatan surat-surat desa sebesar
6 Januari 2015
Rp100.000.
Diterima hasil retribusi pasar desa untuk bulan Januari sebesar
10 Januari 2015
Rp3.000.000.
Disetorkan ke rekening kas desa di Bank Lampung sebesar
12 Januari 2015
Rp6.000.000.
Diterima hasil sewa aula milik desa untuk bulan Januari sebesar
18 Januari 2015
Rp300.000.
Dilakukan penarikan uang tunai sebesar Rp4.000.000 untuk kas
19 Januari 2015
operasional bendahara desa dari rekening yang ada di Bank Lampung.
Dikeluarkan SPP No. 001 untuk pembelian sarana dan prasarana
23 Januari 2015
kebersihan sebesar Rp100.000.
Dikeluarkan SPP No. 002 untuk pembelian alat tulis kantor
25 Januari 2015
(operasional kantor) sebesar Rp170.000.
Dikeluarkan SPP No. 003 untuk pembelian benda pos sebesar
27 Januari 2015
Rp100.000.
Dikeluarkan SPP No. 004 untuk belanja pegawai dengan rincian:
(1) gaji kepala desa dan perangkat desa sebesar Rp4.000.000 dan (2)
30 Januari 2015
tunjangan sebesar Rp1.000.000 dengan potongan PPh Pasal 21 sebesar
5%.
88 Akuntansi Desa
John R Sibarani
5
PEYUSUNAN
LAPORAN KEKAYAAN
MILIK DESA AWAL 1
Berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014, salah satu lampiran dalam Laporan
Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa adalah Laporan Kekayaan Milik
Desa per 31 Desember Tahun Anggaran Berkenaan. Laporan ini dihasilkan dari suatu
siklus penatausahaan keuangan desa, oleh karenanya laporan kekayaan milik desa awal
wajib dibuat. Laporan Kekayaan Milik Desa Awal adalah laporan kekayaan milik desa
yang disusun untuk pertama kalinya oleh pemerintah desa. Laporan Kekayaan Milik
Desa Awal menunjukkan jumlah aset, kewajiban, dan kekayaan bersih yang terdapat
di suatu desa pada tanggal pelaporannya. Selama ini sistem administrasi yang ada di
desa tidak memungkinkan adanya pelaporan dalam format laporan kekayaan milik
desa, oleh karenanya perlu dilakukan pendekatan untuk menentukan jumlah-jumlah
yang akan disajikan dalam Laporan Kekayaan Milik Desa Awal. Salah satu pendekatan
yang dapat digunakan adalah dengan melakukan inventarisasi atas pos-pos yang ada
di dalam Laporan Kekayaan Milik Desa. Inventarisasi dapat dilakukan secara fisik
melalui catatan, laporan, ataupun dokumen sumber lainnya.
1 Materi dalam bab 5 bersumber pada Buletin Teknis No. 2 tentang Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Daerah
(Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, 2005) dengan penyesuaian seperlunya.
89
90 Akuntansi Desa
Penyusunan dan penyajian Laporan Kekayaan Milik Desa itu sendiri harus sesuai
dengan peraturan yang berlaku agar dihasilkan suatu format laporan yang seragam.
Saat ini, format Laporan Kekayaan Milik Desa mengacu pada Permendagri No. 113
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.
Berhubung dengan kondisi pencatatan aset dan kewajiban yang pada umumnya
kurang andal, baik dari aspek kelengkapan, keberadaan, maupun penilaiannya, maka
untuk penyusunan Laporan Kekayaan Milik Desa Awal, pemerintah desa perlu
menyusun langkah-langkah yang terstruktur, bertahap, jelas, mudah dipahami, dan
dapat dilaksanakan. Langkah-langkah tersebut antara lain:
ASET LANCAR
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah
desa sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/
atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah desa
maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya
nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan
sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan segera untuk
direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan
sejak tanggal pelaporan, atau berupa kas dan setara kas. Aset lancar meliputi:
1. Kas Desa
Kas Desa adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat
digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan desa. Setiap pemerintah
desa wajib menyajikan saldo kasnya pada saat menyusun Laporan Kekayaan Milik
Bab 5 Penyusunan Laporan Kekayaan Milik Desa Awal 91
Desa. Uang tunai terdiri atas uang kertas dan logam. Saldo simpanan di bank yang
dapat dikategorikan sebagai kas adalah saldo simpanan atau rekening di bank
yang setiap saat dapat ditarik atau digunakan untuk melakukan pembayaran.
Kas pemerintah desa yang dikuasai dan di bawah tanggung jawab bendahara
desa terdiri dari:
a. Saldo rekening kas desa, yaitu saldo rekening-rekening pada bank yang
ditentukan oleh bupati untuk menampung penerimaan dan pengeluaran.
b. Uang tunai di bendahara umum desa.
Kas dicatat sebesar nilai nominal, artinya disajikan sebesar nilai
rupiahnya.
2. Piutang
Piutang adalah hak pemerintah desa untuk menerima pembayaran dari pihak lain
atas kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa atau atas penggunaan aset
desa. Piutang dapat dikelompokkan berdasarkan objek yang menjadi aktivitas,
sebagai contoh piutang sewa tanah dan piutang sewa gedung.
3. Persediaan
Persediaan adalah aset dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies) yang
diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah
desa dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan
dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dalam waktu 12 (dua belas) bulan dari
tanggal pelaporan. Persediaan dicatat sebesar biaya perolehan apabila diperoleh
dengan pembelian, biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri
dan nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.
Contoh dari persediaan adalah materai, kertas segel, dan lain sebagainya.
Biaya perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan,
biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada
perolehan persediaan. Nilai pembelian yang digunakan adalah biaya perolehan
persediaan yang terakhir diperoleh.
Nilai penyertaan modal pemerintah desa dapat diketahui dari peraturan desa,
akte pendirian BUMDesa beserta perubahannya, dan bukti setoran modal yang telah
dilakukan oleh pemerintah desa.
ASET TETAP
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah desa atau dimanfaatkan
oleh masyarakat umum. Aset tetap terdiri dari:
1. Tanah
Tanah yang dikelompokkan dalam aset tetap adalah tanah yang dimiliki
atau diperoleh dengan maksud untuk digunakan dalam kegiatan operasional
pemerintah desa dan dalam kondisi siap digunakan. Untuk keperluan penyusunan
Laporan Kekayaan Milik Desa Awal suatu desa, nilai tanah yang dicantumkan
dalam Laporan Kekayaan Milik Desa Awal adalah nilai wajar pada tanggal
Laporan Kekayaan Milik Desa Awal. Nilai wajar yang dimaksud adalah harga
perolehan jika tanah tersebut dibeli setahun atau kurang dari tanggal Laporan
Kekayaan Milik Desa Awal. Jika tanah diperoleh lebih dari satu tahun sebelum
tanggal Laporan Kekayaan Milik Desa Awal, maka nilai wajar tanah ditentukan
dengan menggunakan rata-rata harga jual beli tanah antarpihak independen di
sekitar tanggal Laporan Kekayaan Milik Desa tersebut, untuk jenis tanah yang
sama di wilayah yang sama. Apabila tidak terdapat banyak transaksi jual beli tanah
pada sekitar tanggal Laporan Kekayaan Milik Desa, sebuah transaksi antarpihak
independen dapat mewakili harga pasar.
Apabila tidak terdapat nilai pasar, desa dapat menggunakan Nilai Jual Objek
Pajak (NJOP) terakhir. Jika terdapat alasan untuk tidak menggunakan NJOP
maka dapat digunakan nilai appraisal dari perusahaan jasa penilai resmi atau
tim penilai yang kompeten. Dalam penentuan nilai wajar, perlu dipertimbangkan
antara manfaat dan biaya dalam rangka penentuan nilai wajar tersebut.
2. Peralatan dan Mesin
Peralatan dan mesin mencakup antara lain: alat berat; alat angkutan; alat
bengkel dan alat ukur; alat pertanian; alat kantor dan rumah tangga; alat studio,
komunikasi, dan pemancar; alat kedokteran dan kesehatan; alat laboratorium; alat
persenjataan; komputer; alat eksplorasi; alat pemboran; alat produksi, pengolahan,
dan pemurnian; alat bantu eksplorasi; alat keselamatan kerja; alat peraga; dan
unit peralatan proses produksi yang masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas)
bulan dan dalam kondisi yang siap digunakan.
Bab 5 Penyusunan Laporan Kekayaan Milik Desa Awal 93
DANA CADANGAN
Apabila pemerintah desa merencanakan akan membangun suatu aset yang memerlukan
dana relatif besar, yang tidak memungkinkan dibiayai dengan APBDesa satu tahun
anggaran, maka pemerintah desa dapat membentuk dana cadangan. Dana cadangan
merupakan dana yang disisihkan beberapa tahun anggaran untuk kebutuhan belanja
pada masa datang. Pembentukan maupun peruntukan dana cadangan harus diatur
dengan peraturan desa, sehingga dana cadangan tidak dapat digunakan untuk
peruntukan yang lain. Peruntukan dana cadangan biasanya digunakan untuk
pembangunan aset, misalnya pasar induk, atau gedung olah raga.
Dana cadangan dapat dibentuk untuk lebih dari satu peruntukan. Apabila
terdapat lebih dari satu peruntukan, maka dana cadangan harus diungkapkan dan
dirinci menurut peruntukannya. Dana cadangan dinilai sebesar nilai nominal dana
cadangan yang dibentuk. Jika terdapat hasil-hasil pada periode sebelumnya akan
menambah nilai dana cadangan tersebut. Seluruh hasil yang diperoleh dari pengelolaan
dana cadangan akan menambah dana cadangan yang bersangkutan. Misalnya, dana
cadangan tersebut disimpan dalam bentuk deposito, maka bunga deposito yang
diperoleh akan dicatat sebagai penambah dana cadangan, sebaliknya seluruh biaya
yang timbul atas pengelolaan dana cadangan akan mengurangi dana cadangan yang
bersangkutan, misalnya biaya administrasi deposito. Dokumen sumber yang dapat
digunakan untuk membukukan dana cadangan dalam menyusun Laporan Kekayaan
Milik Desa Awal adalah rekening dana cadangan yang ada di bank.
KEWAJIBAN
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah desa. Kewajiban
umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggung jawab
untuk bertindak di masa lalu. Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai
konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan. Praktik
yang terjadi selama ini, pada umumnya kewajiban yang dicatat dalam pembukuan
pemerintah desa hanya utang yang berasal dari pinjaman. Oleh karena itu, untuk dapat
menyajikan secara lengkap seluruh utang yang dimilikinya, pada saat penyusunan
Laporan Kekayaan Milik Desa pertama kali pemerintah desa harus melaksanakan
kegiatan inventarisasi atas seluruh utang yang ada pada tanggal Laporan Kekayaan
Milik Desa tersebut.
Penyajian utang pemerintah desa di Laporan Kekayaan Milik Desa dapat
diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yakni kewajiban jangka pendek dan kewajiban
jangka panjang. Utang pemerintah desa harus diungkapkan secara rinci dalam bentuk
Bab 5 Penyusunan Laporan Kekayaan Milik Desa Awal 95
daftar skedul utang untuk memberikan informasi yang lebih baik mengenai kewajiban
pemerintah. Dalam hal ini. utang dicatat sebesar nilai nominal.
Tahun 2015
Kode Rekening Uraian
(Periode Pelaporan)
JUMLAH KEWAJIBAN
5.500.000
JANGKA PENDEK
PERTANYAAN
1. Definisikan tentang Laporan Kekayaan Milik Desa Awal.
2. Gambarkan struktur Laporan Kekayaan Milik Desa.
3. Sebutkan tahapan-tahapan dalam penyusunan Laporan Kekayaan Milik Desa
Awal.
4. Susunlah Laporan Kekayaan Milik Desa Awal dari data berikut.
6
CONTOH PENYUSUNAN
LAPORAN PERTANGGUNG
JAWABAN RAELISASI
PELAKSANAAN APBDESA
Desa Menahaji merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tarna,
Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa (APBDesa) Tahun Anggaran 2015 telah disahkan berdasarkan Peraturan Desa
No. 20/E/X/2014 dengan rincian sebagai berikut.
Kode Anggaran
Uraian
Rekening (dalam rupiah)
1 PENDAPATAN
1 1 Pendapatan Asli Desa
1 1 1 Hasil Usaha
1 1 1 1 Bagi Hasil BUMDesa 1.500.000
1 1 1 2 Tanah Kas Desa 5.000.000
1 1 2 Hasil Aset
1 1 2 1 Pasar Desa 35.000.000
1 1 2 2 Aula Desa 2.000.000
1 1 2 3 Jaringan Irigasi 1.500.000
1 1 2 4 Swadaya, Partisipasi, dan Gotong Royong 11.000.000
99
100 Akuntansi Desa
Kode Anggaran
Uraian
Rekening (dalam rupiah)
1 1 3 Lain-Lain Pendapatan Asli Desa yang Sah
1 1 3 1 Iuran Wajib Warga (Pemajeg) 6.500.000
1 1 3 2 Surat-Surat Desa 3.400.000
1 2 Pendapatan Transfer
1 2 1 Dana Desa 100.000.000
Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah
1 2 2 1.200.000
Kabupaten/Kota
1 2 3 Alokasi Dana Desa 75.000.000
1 2 4 Bantuan Keuangan
1 2 4 1 Bantuan Provinsi 50.000.000
1 2 4 2 Bantuan Kabupaten/Kota 60.000.000
1 3 Pendapatan Lain-Lain
Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga yang
1 3 1 0
Tidak Mengikat
1 3 2 Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah 0
2 BELANJA
2 1 Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
2 1 1 Penghasilan Tetap dan Tunjangan
2 1 1 1 Belanja Pegawai
Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat
2 1 1 1 1 72.000.000
Desa
2 1 1 1 2 Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa 12.000.000
2 1 1 1 3 Tunjangan Para Anggota BPD 18.000.000
2 1 2 Operasional Perkantoran
2 1 2 2 Belanja Barang dan Jasa
2 1 2 2 1 Alat Tulis Kantor 5.000.000
2 1 2 2 2 Benda Pos 1.000.000
2 1 2 2 3 Cetak dan Penggandaan 2.000.000
2 1 2 2 4 Pakaian Dinas 5.000.000
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 101
Kode Anggaran
Uraian
Rekening (dalam rupiah)
2 1 2 2 5 Alat dan Bahan Kebersihan 1.000.000
2 1 2 2 6 Perjalanan Dinas 6.000.000
2 1 2 2 7 Pemeliharaan Gedung 4.000.000
2 1 2 2 8 Air, Listrik, dan Telepon 2.400.000
2 1 2 3 Belanja Modal
2 1 2 3 1 Komputer 12.000.000
2 1 2 3 2 Meja dan Kursi 8.000.000
2 1 3 Operasional BPD
2 1 3 2 Belanja Barang dan Jasa
2 1 3 2 1 Alat Tulis Kantor 1.000.000
2 1 3 2 2 Penggandaan 500.000
2 1 3 2 3 Konsumsi Rapat 2.000.000
Kode Anggaran
Uraian
Rekening (dalam rupiah)
2 2 3 3 Belanja Modal
2 2 3 3 1 Semen 10.000.000
2 2 3 3 2 Pasir 5.000.000
2 2 3 3 3 Kayu 15.000.000
2 2 3 3 4 Bata 10.000.000
2 2 3 3 5 Batu 5.000.000
SURPLUS/DEFISIT 10.200.000
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 103
Kode Anggaran
Uraian
Rekening (dalam rupiah)
3 PEMBIAYAAN
3 1 Penerimaan Pembiayaan
3 1 1 SiLPA 20.000.000
3 1 2 Pencairan Dana Cadangan 0
3 1 3 Hasil Kekayaan Desa yang Dipisahkan 0
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN 20.000.000
3 2 Pengeluaran Pembiayaan
3 2 1 Pembentukan Dana Cadangan 0
3 2 2 Penyertaan Modal Desa 25.000.000
JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN 25.000.000
Pembiayaan Neto
(Penerimaan Pembiayaan – Pengeluaran (5.000.000)
Pembiayaan)
SiLPA Tahun Berjalan
5.200.000
(Surplus/Defisit + Pembiayaan Neto)
Kode
Uraian Jumlah
Rekening
4 1 3 1 Kertas Segel 500.000
4 1 3 2 Materai 250.000
Berikut beberapa transaksi yang terjadi pada bulan Januari, Juli, dan September
tahun 2015.
Bulan Januari 2015
Tanggal Transaksi
3 Januari 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp2.000.000 untuk kas operasional bendahara
desa dari rekening kas desa yang ada di bank dengan Bukti Bank (BB)
No. 001.
5 Januari 2015 Diterima hasil sewa tanah desa untuk tahun 2015 sebesar Rp5.000.000
dengan No. Bukti BKM 001.
8 Januari 2015 Dikeluarkan SPP No. 001 untuk pembelian alat tulis kantor guna
keperluan operasional kantor sebesar Rp150.000.
8 Januari 2015 Diterima hasil retribusi pasar desa untuk bulan Januari sebesar
Rp2.955.000 dengan No. Bukti BKM 002.
9 Januari 2015 Disetorkan ke rekening kas desa yang ada di Bank Lampung sebesar
Rp7.000.000 dengan Bukti Bank (BB) No. 002.
18 Januari 2015 Diterima hasil sewa aula desa untuk bulan Januari sebesar Rp200.000
dengan No. Bukti BKM 003.
19 Januari 2015 Diterima pemajeg tahun 2015 sebesar Rp5.625.000 dengan No. Bukti
BKM 004.
19 Januari 2015 Disetorkan ke rekening kas desa yang ada di Bank Lampung sebesar
Rp5.000.000 dengan Bukti Bank (BB) No. 003.
23 Januari 2015 Dikeluarkan SPP No. 002 untuk pembelian alat dan bahan kebersihan
senilai Rp200.000.
24 Januari 2015 Diterima hasil pemungutan atas pembuatan surat-surat desa sebesar
Rp160.000 dengan No. Bukti BKM 005.
24 Januari 2015 Dikeluarkan SPP No. 003 untuk pembelian benda pos senilai
Rp120.000.
25 Januari 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp8.000.000 dari rekening kas desa yang ada
di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 004.
25 Januari 2015 Dikeluarkan SPP No. 004 untuk belanja pegawai dengan rincian
penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa sebesar Rp6.000.000
dan tunjangan sebesar Rp2.000.000 dengan potongan PPh Pasal 21
sebesar Rp121.000.
106 Akuntansi Desa
Tanggal Transaksi
26 Juli 2015 Dikeluarkan SPP No. 094 untuk tunjangan para anggota BPD sebesar
Rp1.500.000.
28 Juli 2015 Diterima hasil pemungutan atas pembuatan surat-surat desa sebesar
Rp260.000 dengan No. Bukti BKM 070.
30 Juli 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp30.000.000 dari rekening kas desa yang
ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 026.
30 Juli 2015 Dikeluarkan SPP No. 095 untuk perbaikan saluran irigasi sebesar
Rp29.000.000 dengan rincian untuk upah tenaga kerja sebesar
Rp11.000.000; honor pengawas sebesar Rp2.000.000; pembelian semen,
pasir, dan batu masing-masing sebesar Rp6.000.000; Rp4.000.000; dan
Rp6.000.000.
Tanggal Transaksi
24 September 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp8.000.000 dari rekening kas desa yang
ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 056.
24 September 2015 Dikeluarkan SPP No. 126 untuk pembelian furnitur meja dan kursi
sebesar Rp8.000.000.
25 September 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp10.000.000 dari rekening kas desa yang
ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 057.
25 September 2015 Dikeluarkan SPP No. 127 untuk belanja pegawai dengan rincian
penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa sebesar Rp6.000.000
dan tunjangan sebesar Rp2.000.000 dengan potongan PPh Pasal 21
sebesar Rp121.000.
26 September 2015 Dikeluarkan SPP No. 128 untuk tunjangan para anggota BPD sebesar
Rp1.500.000.
28 September 2015 Diterima hasil pemungutan atas pembuatan surat-surat desa sebesar
Rp360.000 dengan No. Bukti BKM 213.
30 September 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp45.000.000 dari rekening kas desa yang
ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 058.
30 September 2015 Dikeluarkan SPP No. 129 untuk pengaspalan jalan desa sebesar
Rp45.000.000 dengan rincian untuk upah tenaga kerja sebesar
Rp9.000.000; honor pengawas sebesar Rp2.000.000; pembelian aspal,
pasir, dan batu masing-masing sebesar Rp16.000.000; Rp5.000.000;
dan Rp13.000.000.
INSTRUKSI
Berdasarkan data-data tersebut buatlah laporan pertanggungjawaban realisasi
pelaksanaan APBDesa untuk Desa Hajimena pada tahun anggaran 2015 dengan
beberapa langkah berikut.
1. Catatlah transaksi bulan Januari, Juli, dan September ke dalam buku kas umum,
buku pembantu pajak, dan buku bank kemudian lakukan penutupan pada setiap
akhir bulan.
2. Postinglah transaksi-transaksi yang sebelumnya telah dicatat pada buku kas
umum, buku pembantu pajak, dan buku bank ke dalam buku besar.
3. Buatlah neraca saldo dan penyesuaian yang diperlukan
4. Susunlah Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa dan
Laporan Kekayaan Milik Desa.
BUKU KAS UMUM
DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR
TAHUN ANGGARAN 2015
Bulan: Januari
Jumlah
Kode Penerimaan Pengeluaran
No. Tanggal Uraian Ref No. Bukti Pengeluaran Saldo
Rekening (dalam rupiah) (dalam rupiah)
Kumulatif
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 3 Penarikan Dana 2.000.000 BB No. 001 0 2.000.000
2 5 1 1 1 2 Hasil Sewa Tanah Desa V 5.000.000 BKM001 0 7.000.000
3 8 2 1 2 2 1 ATK Desa V 150.000 SPP No. 001 150.000 6.850.000
4 8 1 1 2 1 Hasil Retribusi Pasar Desa V 2.955.000 BKM002 150.000 9.805.000
5 9 Setoran ke Bank 7.000.000 BB No. 002 7.150.000 2.805.000
6 18 1 1 2 2 Hasil Sewa Aula Desa V 200.000 BKM003 7.150.000 3.005.000
7 19 1 1 3 1 Pemajeg V 5.625.000 BKM004 7.150.000 8.630.000
8 19 Setoran ke Bank 5.000.000 BB No. 003 12.150.000 3.630.000
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...
Pemasukan Pengeluaran
Saldo
Uraian Bukti Bunga Biaya
No. Tanggal Setoran Penarikan Pajak Bank
Transaksi Transaksi Bank Administrasi
(dalam rupiah)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Saldo Awal 20.000.000
Penarikan
1 3 BB No. 001 2.000.000 18.000.000
Dana
Setoran ke
2 9 BB No. 002 7.000.000 25.000.000
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...
Bank
Setoran ke
3 19 BB No. 003 5.000.000 30.000.000
Bank
Penarikan
4 25 BB No. 004 8.000.000 22.000.000
Dana
Jumlah Transaksi Bulan ini 12.000.000 10.000.000
Jumlah Transaksi Kumulatif 12.000.000 10.000.000
111
BUKU KAS UMUM
112
Biaya Pemeliharaan
9 16 2 1 2 2 7 V 600.000 SPP No. 124 10.121.000 1.290.000
Gedung
Penghasilan Kepala
14 25 2 1 1 1 1 Desa dan Perangkat V 6.000.000 SPP No. 127 24.341.000 5.070.000
Desa
Tunjangan Kepala
2 1 1 1 2 Desa dan Perangkat V 2.000.000 SPP No. 127 26.341.000 3.070.000
Desa
PPh Pasal 21 121.000 SPP No. 127 26.341.000 3.191.000
Tunjangan Para
15 26 2 1 1 1 3 V 1.500.000 SPP No. 128 27.841.000 1.691.000
Anggota BPD
Hasil Pemungutan
16 28 1 1 3 2 atas Pembuatan Surat- V 360.000 BKM213 27.841.000 2.051.000
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...
Surat Desa
17 30 Penarikan Dana 45.000.000 BB No. 058 27.841.000 47.051.000
Pengaspalan Jalan
18 30 2 2 2 2 1 Desa‒Upah Tenaga V 9.000.000 SPP No. 129 36.841.000 38.051.000
Kerja
Pengaspalan Jalan
2 2 2 2 2 Desa‒Honor V 2.000.000 SPP No. 129 38.841.000 36.051.000
Pengawas
117
118
Jumlah
Kode Penerimaan Pengeluaran
No. Tanggal Uraian Ref No. Bukti Pengeluaran Saldo
Rekening (dalam rupiah) (dalam rupiah)
Kumulatif
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pengaspalan Jalan
2 2 2 3 1 V 16.000.000 SPP No. 129 54.841.000 20.051.000
Desa‒Aspal
Pengaspalan Jalan
2 2 2 3 2 V 5.000.000 SPP No. 129 59.841.000 15.051.000
Desa‒Pasir
Pengaspalan Jalan
2 2 2 3 3 V 13.000.000 SPP No. 129 72.841.000 2.051.000
Desa‒Batu
JUMLAH 70.731.000 72.841.000
BUKU BESAR
DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR
TAHUN ANGGARAN 2015
Jumlah 2.000.000
Jumlah 5.000.000
Jumlah 7.655.000
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 121
Jumlah 600.000
Jumlah
Jumlah
122 Akuntansi Desa
Jumlah 5.625.000
Jumlah 780.000
Jumlah
Jumlah
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 123
Jumlah 60.000.000
Jumlah 60.000.000
Jumlah
124 Akuntansi Desa
Jumlah
Jumlah
Jumlah 18.000.000
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 125
Jumlah 6.000.000
Jumlah 3.000.000
Jumlah 450.000
126 Akuntansi Desa
Jumlah 240.000
Jumlah 250.000
Pengadaan Pakaian
8 September 2015 BKU Sep 4.000.000 4.000.000
Dinas
Jumlah 4.000.000
Jumlah 400.000
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 127
Jumlah 1.250.000
Jumlah 600.000
Jumlah 540.000
Jumlah 12.000.000
128 Akuntansi Desa
Jumlah 8.000.000
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 129
Jumlah 11.000.000
Jumlah 2.000.000
Jumlah 6.000.000
Jumlah 4.000.000
130 Akuntansi Desa
Jumlah 6.000.000
Jumlah 9.000.000
Kode Rekening: 22222
Nama Rekening: Pengaspalan Jalan Desa–BBJ–Honor Pengawas
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
30 September 2015 Pembayaran BKU Sep 2.000.000 2.000.000
Jumlah 2.000.000
Jumlah 16.000.000
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 131
Jumlah 5.000.000
Jumlah 13.000.000
Jumlah
Jumlah
132 Akuntansi Desa
Jumlah
Jumlah
Kode Rekening: 22333
Nama Rekening: Pembangunan Gedung PAUD–BM–Kayu
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
Jumlah
Jumlah
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 133
Jumlah
Jumlah
Kode Rekening: 23122
Nama Rekening: KPKK–BBJ–Konsumsi
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
Jumlah
Jumlah
134 Akuntansi Desa
Jumlah
Jumlah
Kode Rekening: 24123
Nama Rekening: KPKDPD─BBJ─Bahan Pelatihan
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
Jumlah
Jumlah
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 135
Jumlah
Jumlah
Kode Rekening: 311
Nama Rekening: Penerimaan Pembiayaan─SiLPA
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
Jumlah
Jumlah
136 Akuntansi Desa
Jumlah
Jumlah
Kode Rekening: 322
Nama Rekening: Pengeluaran Pembiayaan─Penyertaan Modal Desa
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
Jumlah
Jumlah
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 137
Jumlah 20.000.000
Jumlah 3.000.000
Jumlah
Jumlah 500.000
138 Akuntansi Desa
Jumlah 250.000
Jumlah 150.000.000
Jumlah 90.000.000
Jumlah 60.000.000
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 139
Jumlah 20.000.000
Jumlah 114.000.000
Jumlah
Jumlah
NERACA SALDO
DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR
TAHUN ANGGARAN 2015
(dalam rupiah)
Neraca Saldo
Kode Nama Neraca
Penyesuaian Setelah
Rekening Rekening Saldo
Disesuaikan
1 1 1 1 Bagi Hasil BUMDes 2.000.000 2.000.000
1 1 1 2 Tanah Kas Desa 5.000.000 5.000.000
1 1 2 1 Pasar Desa 7.655.000 7.655.000
1 1 2 2 Aula Desa 600.000 600.000
1 1 2 3 Jaringan Irigasi 0 0
1 1 2 4 Swadaya, Partisipasi, dan Gotong Royong 0 0
1 1 3 1 Iuran Wajib Warga (Pemajeg) 5.625.000 5.625.000
1 1 3 2 Surat-Surat Desa 780.000 780.000
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...
1 2 1 Dana Desa 0 0
1 2 2 Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota 0 0
1 2 3 Alokasi Dana Desa 60.000.000 60.000.000
1 2 4 1 Bantuan Keuangan Provinsi 60.000.000 60.000.000
1 2 4 2 Bantuan Keuangan Kabupaten/Kota 0 0
Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga yang Tidak
1 3 1 0 0
Mengikat
1 3 2 Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah 0 0
2 1 1 1 1 Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa 18.000.000 18.000.000
2 1 1 1 2 Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa 6.000.000 6.000.000
141
142
Neraca Saldo
Kode Nama Neraca
Penyesuaian Setelah
Rekening Rekening Saldo
Disesuaikan
2 1 1 1 3 Tunjangan para Anggota BPD 3.000.000 3.000.000
2 1 2 2 1 OP‒Alat Tulis Kantor 450.000 450.000
2 1 2 2 2 Benda Pos 240.000 240.000
2 1 2 2 3 Cetak dan Penggandaan 250.000 250.000
2 1 2 2 4 Pakaian Dinas 4.000.000 4.000.000
2 1 2 2 5 Alat dan Bahan Kebersihan 400.000 400.000
2 1 2 2 6 Perjalanan Dinas 1.250.000 1.250.000
2 1 2 2 7 Pemeliharaan Gedung 600.000 600.000
2 1 2 2 8 Air, Listrik, dan Telepon 540.000 540.000
2 1 2 3 1 Komputer 12.000.000 12.000.000
2 1 2 3 2 Meja dan Kursi 8.000.000 8.000.000
2 1 3 2 1 BPD‒Alat Tulis Kantor 0 0
2 1 3 2 2 Penggandaan 0 0
2 1 3 2 3 Konsumsi Rapat 0 0
2 2 1 2 1 Sal Irigasi‒Upah Tenaga Kerja 11.000.000 11.000.000
2 2 1 2 2 Sal Irigasi‒Honor Pengawas 2.000.000 2.000.000
2 2 1 3 1 Sal Irigasi‒Semen 6.000.000 6.000.000
2 2 1 3 2 Sal Irigasi‒Pasir 4.000.000 4.000.000
2 2 1 3 3 Sal Irigasi‒Batu 6.000.000 6.000.000
2 2 2 2 1 Aspal Jalan‒Upah Tenaga Kerja 9.000.000 9.000.000
2 2 2 2 2 Aspal Jalan‒Honor Pengawas 2.000.000 2.000.000
Akuntansi Desa
Neraca Saldo
Kode Nama Neraca
Penyesuaian Setelah
Rekening Rekening Saldo
Disesuaikan
2 2 2 3 1 Aspal Jalan‒Aspal 16.000.000 16.000.000
2 2 2 3 2 Aspal Jalan‒Pasir 5.000.000 5.000.000
2 2 2 3 3 Aspal Jalan‒Batu 13.000.000 13.000.000
2 2 3 2 1 Gedung PAUD‒Upah Tenaga Kerja 0 0
2 2 3 2 2 Gedung PAUD‒Honor Pengawas 0 0
2 2 3 3 1 Gedung PAUD‒Semen 0 0
2 2 3 3 2 Gedung PAUD‒Pasir 0 0
2 2 3 3 3 Gedung PAUD‒Kayu 0 0
2 2 3 3 4 Gedung PAUD‒Bata 0 0
2 2 3 3 5 Gedung PAUD‒Batu 0 0
2 3 1 2 1 KPKK‒Honor Pelatih 0 0
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...
2 3 1 2 2 KPKK‒Konsumsi 0 0
2 3 1 2 3 KPKK‒Bahan Pelatihan 0 0
2 4 1 2 1 KPKDPD‒Honor Narasumber 0 0
2 4 1 2 2 KPKDPD‒Konsumsi 0 0
2 4 1 2 3 KPKDPD‒Bahan Pelatihan 0 0
2 5 1 2 1 KKLB‒Honor Tim 0 0
2 5 1 2 2 KKLB‒Konsumsi 0 0
2 5 1 2 3 KKLB‒Obat-Obatan 0 0
3 1 1 SiLPA 0 0
3 1 2 Pencairan Dana Cadangan 0 0
143
144
Neraca Saldo
Kode Nama Neraca
Penyesuaian Setelah
Rekening Rekening Saldo
Disesuaikan
3 1 3 Hasil Kekayaan Desa yang Dipisahkan 0 0
3 2 1 Pembentukan Dana Cadangan 0 0
3 2 2 Penyertaan Modal Desa 0 0
4 1 1 1 Uang Kas di Bendahara Desa 0 2.051.000 2.051.000
4 1 1 2 Rekening Kas Desa 20.000.000 31.000.000 31.000.000
4 1 2 1 Piutang Sewa Tanah Desa 3.000.000 0 3.000.000
4 1 2 2 Piutang Sewa Gedung Desa 0 0 0
4 1 3 1 Kertas Segel 500.000 200.000 200.000
4 1 3 2 Materai 250.000 200.000 200.000
4 2 1 1 Penyertaan Modal Pemerintah Desa 150.000.000 150.000.000
4 2 2 1 Tanah 90.000.000 90.000.000
4 2 2 2 Peralatan dan Mesin 60.000.000 60.000.000
4 2 2 3 Gedung dan Bangunan 20.000.000 20.000.000
4 2 2 4 Jalan, Jaringan, dan Irigasi 40.000.000 114.000.000 114.000.000
4 2 3 1 Dana Cadangan 0 0
4 2 4 Aset Tidak Lancar Lainnya 0 0
4 3 1 Kewajiban Jangka Pendek 0 0
4 3 1 1 Utang PPh Pasal 21 121.000
Akuntansi Desa
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN REALISASI PELAKSANAAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDESA)
DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR
TAHUN ANGGARAN 2015
(dalam rupiah)
Kode
Uraian Anggaran Realisasi Lebih/Kurang
Rekening
1 PENDAPATAN
1 1 Pendapatan Asli Desa
1 1 1 Hasil Usaha
1 1 1 1 Bagi Hasil BUMDes 1.500.000 2.000.000 500.000
1 1 1 2 Tanah Kas Desa 5.000.000 5.000.000 0
1 1 2 Hasil Aset
1 1 2 1 Pasar Desa 35.000.000 7.655.000 (27.345.000)
1 1 2 2 Aula Desa 2.000.000 600.000 (1.400.000)
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...
1 2 Pendapatan Transfer
1 2 1 Dana Desa 100.000.000 0 (100.000.000)
1 2 2 Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota 1.200.000 0 (1.200.000)
1 2 3 Alokasi Dana Desa 75.000.000 60.000.000 (15.000.000)
145
146
Kode
Uraian Anggaran Realisasi Lebih/Kurang
Rekening
1 2 4 Bantuan Keuangan
1 2 4 1 Bantuan Provinsi 50.000.000 60.000.000 10.000.000
1 2 4 2 Bantuan Kabupaten/Kota 60.000.000 0 (60.000.000)
1 3 Pendapatan Lain-Lain
Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga yang Tidak
1 3 1 0 0 0
Mengikat
1 3 2 Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah 0 0 0
2 BELANJA
2 1 Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
2 1 1 Penghasilan Tetap dan Tunjangan
2 1 1 1 Belanja Pegawai
2 1 1 1 1 Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa 72.000.000 18.000.000 (54.000.000)
2 1 1 1 2 Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa 12.000.000 6.000.000 (6.000.000)
2 1 1 1 3 Tunjangan Para Anggota BPD 18.000.000 3.000.000 (15.000.000)
2 1 2 Operasional Perkantoran
2 1 2 2 Belanja Barang dan Jasa
2 1 2 2 1 Alat Tulis Kantor 5.000.000 450.000 (4.550.000)
2 1 2 2 2 Benda Pos 1.000.000 240.000 (760.000)
Akuntansi Desa
Kode
Uraian Anggaran Realisasi Lebih/Kurang
Rekening
2 1 2 2 3 Cetak dan Penggandaan 2.000.000 250.000 (1.750.000)
2 1 2 2 4 Pakaian Dinas 5.000.000 4.000.000 (1.000.000)
2 1 2 2 5 Alat dan Bahan Kebersihan 1.000.000 400.000 (600.000)
2 1 2 2 6 Perjalanan Dinas 6.000.000 1.250.000 (4.750.000)
2 1 2 2 7 Pemeliharaan Gedung 4.000.000 600.000 (3.400.000)
2 1 2 2 8 Air, Listrik, dan Telepon 2.400.000 540.000 (1.860.000)
2 1 2 3 Belanja Modal
2 1 2 3 1 Komputer 12.000.000 12.000.000 0
2 1 2 3 2 Meja dan Kursi 8.000.000 8.000.000 0
2 1 3 Operasional BPD
2 1 3 2 Belanja Barang dan Jasa
2 1 3 2 1 Alat Tulis Kantor 1.000.000 0 (1.000.000)
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...
3 PEMBIAYAAN
3 1 Penerimaan Pembiayaan
3 1 1 SiLPA 20.000.000 0 (20.000.000)
3 1 2 Pencairan Dana Cadangan 0 0 0
3 1 3 Hasil Kekayaan Desa yang Dipisahkan 0 0 0
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN 20.000.000 0 (20.000.000)
3 2 Pengeluaran Pembiayaan
3 2 1 Pembentukan Dana Cadangan 0 0 0
3 2 2 Penyertaan Modal Desa 25.000.000 0 (25.000.000)
JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN 25.000.000 0 (25.000.000)
Pembiayaan Neto
(5.000.000) 0 5.000.000
(Penerimaan Pembiayaan – Pengeluaran Pembiayaan)
SiLPA Tahun Berjalan
5.200.000 12.930.000 7.730.000
(Pembiayaan Neto – Nilai Surplus/Defisit)
Akuntansi Desa
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 151
Kode
Uraian Tahun 2015 Tahun 2014
Rekening
5 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
PPh Pasal 21 121.000 0
JUMLAH KEWAJIBAN
121.000 0
JANGKA PENDEK
JUMLAH KEKAYAAN BERSIH 470.330.000 363.750.000
John R Sibarani
7
STUDI KASUS
Desa Kencana Bumi merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Agung
Seputih, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa (APBDesa) Tahun Anggaran 2015 telah disahkan berdasarkan Peraturan
Desa No. 16/E/X/2014 dengan rincian sebagai berikut.
153
154 Akuntansi Desa
Kode Anggaran
Uraian
Rekening (dalam rupiah)
1 1 3 Lain-Lain Pendapatan Asli Desa yang Sah
1 1 3 1 Iuran Wajib Warga (Pemajeg) 32.500.000
1 1 3 2 Surat-Surat Desa 17.000.000
1 2 Pendapatan Transfer
1 2 1 Dana Desa 500.000.000
Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah
1 2 2 6.000.000
Kabupaten/Kota
1 2 3 Alokasi Dana Desa 375.000.000
1 2 4 Bantuan Keuangan
1 2 4 1 Bantuan Provinsi 250.000.000
1 2 4 2 Bantuan Kabupaten/Kota 300.000.000
1 3 Pendapatan Lain-Lain
Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga yang
1 3 1 0
Tidak Mengikat
1 3 2 Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah 0
2 BELANJA
2 1 Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
2 1 1 Penghasilan Tetap dan Tunjangan
2 1 1 1 Belanja Pegawai
Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat
2 1 1 1 1 360.000.000
Desa
2 1 1 1 2 Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa 60.000.000
2 1 1 1 3 Tunjangan Para Anggota BPD 90.000.000
2 1 2 Operasional Perkantoran
2 1 2 2 Belanja Barang dan Jasa
2 1 2 2 1 Alat Tulis Kantor 25.000.000
2 1 2 2 2 Benda Pos 5.000.000
2 1 2 2 3 Cetak dan Penggandaan 10.000.000
2 1 2 2 4 Pakaian Dinas 25.000.000
Bab 7 Studi Kasus 155
Kode Anggaran
Uraian
Rekening (dalam rupiah)
2 1 2 2 5 Alat dan Bahan Kebersihan 5.000.000
2 1 2 2 6 Perjalanan Dinas 30.000.000
2 1 2 2 7 Pemeliharaan Gedung 20.000.000
2 1 2 2 8 Air, Listrik, dan Telepon 12.000.000
2 1 2 3 Belanja Modal
2 1 2 3 1 Komputer 45.000.000
2 1 2 3 2 Meja dan Kursi 40.000.000
2 1 3 Operasional BPD
2 1 3 2 Belanja Barang dan Jasa
2 1 3 2 1 Alat Tulis Kantor 5.000.000
2 1 3 2 2 Penggandaan 2.500.000
2 1 3 2 3 Konsumsi Rapat 10.000.000
Kode Anggaran
Uraian
Rekening (dalam rupiah)
2 2 3 3 Belanja Modal
2 2 3 3 1 Semen 50.000.000
2 2 3 3 2 Pasir 25.000.000
2 2 3 3 3 Kayu 75.000.000
2 2 3 3 4 Bata 50.000.000
2 2 3 3 5 Batu 25.000.000
SURPLUS/DEFISIT 66.000.000
Bab 7 Studi Kasus 157
Kode Anggaran
Uraian
Rekening (dalam rupiah)
3 PEMBIAYAAN
3 1 Penerimaan Pembiayaan
3 1 1 SiLPA 75.000.000
3 1 2 Pencairan Dana Cadangan 0
3 1 3 Hasil Kekayaan Desa yang Dipisahkan 0
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN 75.000.000
3 2 Pengeluaran Pembiayaan
3 2 1 Pembentukan Dana Cadangan 0
3 2 2 Penyertaan Modal Desa 125.000.000
JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN 125.000.000
Pembiayaan Neto
(Penerimaan Pembiayaan – Pengeluaran (50.000.000)
Pembiayaan)
SiLPA Tahun Berjalan
16.000.000
(Pembiayaan Neto – Nilai Surplus/Defisit)
Kode
Uraian Jumlah
Rekening
4 1 3 Persediaan
4 1 3 1 Kertas Segel 2.500.000
4 1 3 2 Materai 1.250.000
Berikut beberapa transaksi yang terjadi pada bulan Maret, Agustus, dan Oktober
tahun 2015.
Bulan Maret 2015
Tanggal Transaksi
2 Maret 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp10.000.000 untuk kas operasional bendahara
desa dari rekening kas desa yang ada di bank dengan Bukti Bank (BB)
No. 041.
6 Maret 2015 Dikeluarkan SPP No. 031 untuk pembelian alat dan bahan kebersihan
sebesar Rp2.000.000.
7 Maret 2015 Diterima hasil sewa aula desa untuk bulan Maret sebesar Rp1.800.000
dengan No. Bukti BKM 056.
7 Maret 2015 Diterima pemajeg tahun 2015 sebesar Rp10.625.000 dengan No. Bukti
BKM 057.
10 Maret 2015 Disetorkan ke rekening kas desa yang ada di Bank Lampung sebesar
Rp12.000.000 dengan Bukti Bank (BB) No. 042.
19 Maret 2015 Dikeluarkan SPP No. 032 untuk pembelian alat tulis kantor guna keperluan
operasional kantor sebesar Rp1.500.000.
20 Maret 2015 Diterima hasil pemungutan atas pembuatan surat-surat desa sebesar
Rp350.000 dengan No. Bukti BKM 058.
20 Maret 2015 Diterima hasil retribusi pasar desa untuk bulan Maret sebesar Rp5.555.000
dengan No. Bukti BKM 059.
24 Maret 2015 Diterima hasil sewa tanah desa untuk tahun 2015 sebesar Rp15.000.000
dengan No. Bukti BKM 001.
25 Maret 2015 Disetorkan ke rekening kas desa yang ada di Bank Lampung sebesar
Rp21.000.000 dengan Bukti Bank (BB) No. 043.
25 Maret 2015 Dikeluarkan SPP No. 033 untuk pembelian benda pos senilai Rp600.000.
26 Maret 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp35.000.000 dari rekening kas desa yang ada
di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 044.
26 Maret 2015 Dikeluarkan SPP No. 034 untuk belanja pegawai dengan rincian penghasilan
tetap kepala desa dan perangkat desa sebesar Rp30.000.000 dan tunjangan
sebesar Rp10.000.000 dengan potongan PPh Pasal 21 sebesar Rp921.000.
Tanggal Transaksi
7 Agustus 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp5.000.000 dari rekening kas desa yang ada
di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 051.
8 Agustus 2015 Disetorkan potongan PPh Pasal 21 ke rekening kas negara sebesar
Rp921.000.
8 Agustus 2015 Dikeluarkan SPP No. 081 untuk pembelian alat tulis kantor guna
keperluan operasional kantor sebesar Rp1.000.000.
8 Agustus 2015 Diterima transfer bantuan keuangan dari Pemda Lampung Tengah
sebesar Rp150.000.000 ke rekening kas desa yang ada di Bank Lampung
dengan No. Bukti BKM 072.
9 Agustus 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp35.000.000 dari rekening kas desa yang
ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 052.
9 Agustus 2015 Dikeluarkan SPP No. 082 untuk pembayaran biaya air, listrik, dan
telepon sebesar Rp700.000.
Dikeluarkan SPP No. 083 untuk pembelian 4 unit komputer dengan nilai
10 Agustus 2015 total sebesar Rp35.000.000.
14 Agustus 2015 Diterima hasil pemungutan atas pembuatan surat-surat desa sebesar
Rp500.000 dengan No. Bukti BKM 073.
16 Agustus 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp75.000.000 dari rekening kas desa yang
ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 053.
16 Agustus 2015 Dikeluarkan SPP No. 084 untuk perbaikan saluran irigasi sebesar
Rp76.000.000 dengan rincian untuk upah tenaga kerja sebesar
Rp24.000.000; honor pengawas sebesar Rp4.000.000; semen
sebesar Rp20.000.000; pasir sebesar Rp12.000.000; dan batu sebesar
Rp16.000.000.
19 Agustus 2015 Diterima hasil sewa aula desa untuk bulan Agustus sebesar Rp1.250.000
dengan No. Bukti BKM 074.
19 Agustus 2015 Diterima hasil retribusi pasar desa untuk bulan Agustus sebesar
Rp5.600.000 dengan No. Bukti BKM 075.
23 Agustus 2015 Dikeluarkan SPP No. 085 untuk pembelian benda pos senilai
Rp400.000.
24 Agustus 2015 Dikeluarkan SPP No. 086 untuk perjalanan dinas kepala desa sebesar
Rp2.500.000.
24 Agustus 2015 Disetorkan ke rekening kas desa yang ada di Bank Lampung sebesar
Rp6.000.000 dengan Bukti Bank (BB) No. 054.
26 Agustus 2015 Diterima bagi hasil BUMDesa untuk tahun buku 2014 sebesar
Rp4.000.000 dengan No. Bukti BKM 067.
28 Agustus 2015 Dikeluarkan SPP No. 087 untuk tunjangan para anggota BPD sebesar
Rp3.000.000.
Bab 7 Studi Kasus 161
Tanggal Transaksi
30 Agustus 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp40.000.000 dari rekening kas desa yang
ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 026.
30 Agustus 2015 Dikeluarkan SPP No. 088 untuk belanja pegawai dengan rincian
penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa sebesar Rp30.000.000
dan tunjangan sebesar Rp10.000.000 dengan potongan PPh Pasal 21
sebesar Rp921.000.
Tanggal Transaksi
25 Oktober 2015 Diterima hasil sewa aula desa untuk bulan Januari sebesar Rp1.500.000
dengan No. Bukti BKM 215.
25 Oktober 2015 Diterima transfer bantuan keuangan dari Provinsi Lampung ke rekening
kas desa yang ada di Bank Lampung sebesar Rp30.000.000 dengan No.
Bukti BKM 216.
26 Oktober 2015 Dikeluarkan SPP No.131 untuk biaya cetak dan penggandaan sebesar
Rp300.000.
28 Oktober 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp15.000.000 dari rekening kas desa yang
ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 156.
28 Oktober 2015 Dikeluarkan SPP No. 132 untuk pengadaan pakaian dinas senilai
Rp15.000.000.
30 Oktober 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp40.000.000 dari rekening kas desa yang
ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 026.
30 Oktober 2015 Dikeluarkan SPP No. 134 untuk belanja pegawai dengan rincian
penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa sebesar Rp30.000.000
dan tunjangan sebesar Rp10.000.000 dengan potongan PPh Pasal 21
sebesar Rp921.000.
INSTRUKSI
Berdasarkan data-data tersebut buatlah laporan pertanggungjawaban realisasi
pelaksanaan APBDesa untuk Desa Kencana Bumi pada tahun anggaran 2015 dengan
beberapa langkah berikut.
1. Catatlah transaksi bulan Maret, Agustus, dan Oktober ke dalam buku kas umum,
buku kas pembantu pajak, dan buku bank kemudian lakukan penutupan pada
setiap akhir bulan.
2. Postinglah transaksi-transaksi yang sebelumnya telah dicatat pada buku kas
umum, buku kas pembantu pajak, dan buku bank ke dalam buku besar.
3. Buatlah neraca saldo dan penyesuaian yang diperlukan
4. Susunlah Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa dan
Laporan Kekayaan Milik Desa.
BUKU KAS UMUM
DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH
TAHUN ANGGARAN 2015
Bulan: Maret
Penerimaan Pengeluaran Jumlah
Kode No.
Bab 7 Studi Kasus
JUMLAH
Akuntansi Desa
BUKU PEMBANTU PAJAK
DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH
TAHUN ANGGARAN 2015
Bulan: Maret
Pemotongan Penyetoran Saldo
No. Tanggal Uraian
Bab 7 Studi Kasus
JUMLAH
165
BUKU BANK DESA
166
JUMLAH
Akuntansi Desa
BUKU PEMBANTU PAJAK
DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH
TAHUN ANGGARAN 2015
Bulan: Agustus
Pemotongan Penyetoran Saldo
No. Tanggal Uraian
Bab 7 Studi Kasus
JUMLAH
169
BUKU BANK DESA
170
JUMLAH
Akuntansi Desa
BUKU PEMBANTU PAJAK
DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH
TAHUN ANGGARAN 2015
Bulan: Oktober
Pemotongan Penyetoran Saldo
No. Tanggal Uraian
Bab 7 Studi Kasus
JUMLAH
173
BUKU BANK DESA
174
BUKU BESAR
DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH
TAHUN ANGGARAN 2015
Jumlah
Jumlah
Jumlah
176 Akuntansi Desa
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Bab 7 Studi Kasus 177
Jumlah
Jumlah
Jumlah
178 Akuntansi Desa
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Bab 7 Studi Kasus 179
Jumlah
Jumlah
Jumlah
180 Akuntansi Desa
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Bab 7 Studi Kasus 181
Jumlah
Jumlah
Jumlah
182 Akuntansi Desa
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Bab 7 Studi Kasus 183
Jumlah
Jumlah
Jumlah
184 Akuntansi Desa
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Bab 7 Studi Kasus 185
Jumlah
Jumlah
Jumlah
186 Akuntansi Desa
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Bab 7 Studi Kasus 187
Jumlah
Jumlah
Jumlah
188 Akuntansi Desa
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Bab 7 Studi Kasus 189
Jumlah
Jumlah
Jumlah
190 Akuntansi Desa
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Bab 7 Studi Kasus 191
Jumlah
Jumlah
Jumlah
192 Akuntansi Desa
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Bab 7 Studi Kasus 193
Jumlah
Jumlah
Jumlah
194 Akuntansi Desa
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Bab 7 Studi Kasus 195
Jumlah
Jumlah
Jumlah
196 Akuntansi Desa
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Bab 7 Studi Kasus 197
Jumlah
Jumlah
Jumlah
198 Akuntansi Desa
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Bab 7 Studi Kasus 199
Jumlah
Jumlah
Jumlah
NERACA SALDO
200
3 1 1 SiLPA
3 1 2 Pencairan Dana Cadangan
Bab 7 Studi Kasus
1 2 Pendapatan Transfer
1 2 1 Dana Desa
1 2 2 Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota
1 2 3 Alokasi Dana Desa
Akuntansi Desa
Kode
Uraian Anggaran Realisasi Lebih/Kurang
Rekening
1 2 4 Bantuan Keuangan
1 2 4 1 Bantuan Provinsi
Bab 7 Studi Kasus
1 2 4 2 Bantuan Kabupaten/Kota
1 3 Pendapatan Lain-Lain
Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga yang Tidak
1 3 1
Mengikat
1 3 2 Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah
JUMLAH PENDAPATAN
2 BELANJA
2 1 Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
2 1 1 Penghasilan Tetap dan Tunjangan
2 1 1 1 Belanja Pegawai
2 1 1 1 1 Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa
2 1 1 1 2 Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa
2 1 1 1 3 Tunjangan Para Anggota BPD
2 1 2 Operasional Perkantoran
2 1 2 2 Belanja Barang dan Jasa
2 1 2 2 1 Alat Tulis Kantor
2 1 2 2 2 Benda Pos
205
206
Kode
Uraian Anggaran Realisasi Lebih/Kurang
Rekening
2 1 2 2 3 Cetak dan Penggandaan
2 1 2 2 4 Pakaian Dinas
2 1 2 2 5 Alat dan Bahan Kebersihan
2 1 2 2 6 Perjalanan Dinas
2 1 2 2 7 Pemeliharaan Gedung
2 1 2 2 8 Air, Listrik, dan Telepon
2 1 2 3 Belanja Modal
2 1 2 3 1 Komputer
2 1 2 3 2 Meja dan Kursi
2 1 3 Operasional BPD
2 1 3 2 Belanja Barang dan Jasa
2 1 3 2 1 Alat Tulis Kantor
2 1 3 2 2 Penggandaan
2 1 3 2 3 Konsumsi Rapat
JUMLAH BELANJA
Akuntansi Desa
Kode
Uraian Anggaran Realisasi Lebih/Kurang
Rekening
SURPLUS/DEFISIT
Bab 7 Studi Kasus
3 PEMBIAYAAN
3 1 Penerimaan Pembiayaan
3 1 1 SiLPA
3 1 2 Pencairan Dana Cadangan
3 1 3 Hasil Kekayaan Desa yang Dipisahkan
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN
3 2 Pengeluaran Pembiayaan
3 2 1 Pembentukan Dana Cadangan
3 2 2 Penyertaan Modal Desa
JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Pembiayaan Neto
(Penerimaan Pembiayaan – Pengeluaran Pembiayaan)
SiLPA Tahun Berjalan
(Pembiayaan Neto – Nilai Surplus/Defisit)
209
LAPORAN KEKAYAAN MILIK DESA
210
JUMLAH ASET
G
GLOSARIUM
G-1
G-2 Akuntansi Desa
Aset Desa adalah barang milik desa yang berasal dari kekayaan asli desa, dibeli atau
diperoleh atas beban anggaran pendapatan dan belanja desa atau perolehan hak
lainnya yang sah.
Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara langsung, yang
berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan,
dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.
Bangun Guna Serah adalah pemanfaatan kekayaan desa (berupa tanah) oleh pihak lain
dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian
didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah
disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta bangunan dan/
atau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu.
Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang
nilai kekayaan bersih.
Bendahara Penerimaan adalah pejabat fungsional SKPD yang ditunjuk untuk menerima,
menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan
pendapatan daerah yang dikelolanya dalam rangka pelaksanaan APBD.
Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional SKPD yang ditunjuk
untuk memberikan, mengeluarkan, membayarkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan belanja daerah yang dikelolanya dalam rangka
pelaksanaan APBD.
Bendahara Umum Daerah (BUD) adalah PPKD yang bertindak dalam kapasitasnya
sebagai bendahara umum daerah.
Bendahara adalah perangkat desa yang ditunjuk oleh kepala desa untuk
menerima, menyimpan, menyetorkan, membayarkan, menatausahakan,
dan mempertanggungjawabkan keuangan desa dalam rangka pelaksanaan
APBDesa.
Camat atau sebutan lain adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan
pemerintahan di wilayah kerja kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya
memperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahan dari bupati/walikota untuk
menangani sebagian urusan otonomi daerah, dan menyelenggarakan tugas umum
pemerintahan.
Daerah Otonom, yang selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai batas-batas wilayah dengan kewenangan mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Glosarium G-3
Daftar Usulan Rencana Kegiatan Pembangunan Desa (DU RKPDesa) adalah daftar
usulan kegiatan pembangunan desa dengan menggunakan dana yang sudah
jelas sumbernya baik dari APBN, APBD (provinsi, kabupaten/kota), APBDesa,
swadaya, dan kerja sama dengan pihak ketiga.
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut
desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah dengan
kewenangan untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau
hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) adalah lembaga perwakilan rakyat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran SKPD (DPPA SKPD) adalah dokumen
yang memuat perubahan pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang digunakan
sebagai dasar pelaksanaan perubahan anggaran oleh pengguna anggaran.
Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPA SKPD) adalah dokumen yang memuat
pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan
anggaran oleh pengguna anggaran.
Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih entitas
akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban dalam bentuk laporan keuangan.
Evaluasi adalah pengkajian dan penilaian terhadap rancangan peraturan desa untuk
mengetahui bertentangan atau tidaknya peraturan tersebut dengan kepentingan
umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Hasil (Outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran
(output) dari kegiatan-kegiatan dalam suatu program.
Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan pelaporan
hasil pendataan kekayaan milik desa.
Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) adalah anggota masyarakat desa dan
kelurahan yang memiliki pengetahuan, kemauan, dan kemampuan untuk
menggerakkan masyarakat agar berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat
dan pembangunan partisipatif.
Karang Taruna adalah lembaga kemasyarakatan yang merupakan wadah
pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran
dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat terutama
generasi muda di wilayah desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat dan
terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial, yang secara fungsional
dibina dan dikembangkan oleh Departemen Sosial.
G-4 Akuntansi Desa
Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditetapkan oleh
kepala daerah untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan digunakan
untuk membayar seluruh pengeluaran daerah.
Kawasan Pedesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama di bidang
pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat pemukiman pedesaan, pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Kebijakan Umum APBD (KU APBD) adalah dokumen yang memuat kebijakan di
bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan, serta asumsi yang mendasarinya
untuk periode 1 (satu) tahun.
Kecamatan atau sebutan lain adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah
kabupaten/kota.
Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih unit
kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu
program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya, baik
yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan
dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau seluruh jenis sumber
daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output)
dalam bentuk barang/jasa.
Kekayaan Desa adalah barang milik desa yang berasal dari kekayaan asli desa, dibeli
atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan
hak lainnya yang sah.
Keluaran (Output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang
dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program, serta
kebijakan.
Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten/kota dalam
wilayah kerja kecamatan.
Kepentingan adalah para pihak yang mempunyai kepentingan langsung maupun tidak
langsung dalam PKPBM, antara lain meliputi instansi pemerintah, pemerintah
daerah, pemerintah desa, Lembaga Swadaya Masyarakat, perguruan tinggi, swasta
dan lembaga kemasyarakatan.
Keputusan Kepala Desa adalah ketetapan yang bersifat konkrit, individual, dan
final.
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah adalah pendekatan penganggaran
berdasarkan kebijakan dengan pengambilan keputusan terhadap kebijakan
tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari satu tahun anggaran, serta
mempertimbangkan implikasi biaya akibat keputusan yang bersangkutan pada
tahun berikutnya yang dituangkan dalam perkiraan maju.
Glosarium G-5
Lembaga Adat adalah lembaga kemasyarakatan, baik yang sengaja dibentuk maupun
yang secara wajar telah tumbuh dan berkembang di dalam sejarah masyarakat, atau
dalam suatu masyarakat hukum adat tertentu dengan wilayah hukum dan hak atas
harta kekayaan di dalam hukum adat tersebut, serta berhak dan berwenang untuk
mengatur, mengurus, dan menyelesaikan berbagai permasalahan kehidupan
yang berkaitan dengan dan mengacu pada adat istiadat dan hukum adat yang
berlaku.
Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) atau Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat (LPM) adalah lembaga atau wadah yang dibentuk atas prakarsa
masyarakat sebagai mitra pemerintah desa dan lurah dalam menampung dan
mewujudkan aspirasi, serta kebutuhan masyarakat di bidang pembangunan.
Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah
antara badan permusyawaratan desa, pemerintah desa, dan unsur masyarakat
yang diselenggarakan oleh badan permusyawaratan desa untuk menyepakati
hal yang bersifat strategis.
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (MUSRENBANG DESA) adalah
forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para
pemangku kepentingan desa (pihak yang berkepentingan untuk mengatasi
permasalahan desa dan pihak yang akan terkena dampak hasil musyawarah)
untuk menyepakati rencana kegiatan di desa dalam jangka waktu 5 (lima) dan
1 (satu) tahunan.
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) adalah pejabat pada unit kerja SKPD
yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan
bidang tugasnya.
Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK SKPD) adalah pejabat yang
melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD.
Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.
Pembangunan Kawasan Pedesaan Berbasis Masyarakat (PKPBM) adalah
pembangunan kawasan pedesaan yang dilakukan atas prakarsa masyarakat yang
meliputi penataan ruang secara partisipatif, pengembangan pusat pertumbuhan
terpadu antardesa, dan penguatan kapasitas masyarakat, kelembagaan, dan
kemitraan.
Pembentukan Kecamatan adalah pemberian status pada wilayah tertentu sebagai
kecamatan di kabupaten/kota.
Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan pemberdayaan
komunitas pedesaan, sehingga mampu menemukan potensi-potensi yang ada
dan mendayagunakannya secara optimum untuk kemakmuran dan kesejahteraan
bersama, serta berpartisipasi dalam pemeliharaan kelestarian lingkungan hidup
dan konservasi sumber daya alam.
Glosarium G-7
Pengawasan merupakan usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan
yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan, apakah telah
dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan.
Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,
penganggaran, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan
keuangan desa.
Pengeluaran Daerah adalah uang yang keluar dari kas daerah.
Pengendalian merupakan usaha atau kegiatan untuk menjamin dan mengarahkan
agar pekerjaan yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan terkait penggunaan
anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang
dipimpinnya.
Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan terkait penggunaan barang
milik daerah.
Penghapusan adalah tindakan menghapus aset milik desa dari daftar aset dengan
menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang guna membebaskan
pengelola dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada
dalam penguasaannya.
Penghapusan Kecamatan adalah pencabutan status sebagai kecamatan di wilayah
kabupaten/kota.
Penginformasian Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa/Informasi LPPD
kepada Masyarakat adalah proses kegiatan pelaporan mengenai informasi
pokok-pokok kegiatan pelaksanaan pemerintahan desa oleh kepala desa kepada
masyarakat melalui media/pengumuman resmi.
Penyertaan Modal Pemerintah Desa adalah pengalihan kekayaan yang tidak
dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai
modal atau saham desa pada BUMDes, BUMD, atau badan hukum lainnya yang
dimiliki oleh desa atau daerah.
Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh kepala
desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.
Perencanaan Pembangunan Desa adalah proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan
oleh pemerintah desa dengan melibatkan Badan Permusyawaratan Desa dan
unsur masyarakat secara partisipatif yang terkait dengan pemanfaatan dan
pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan
desa.
Glosarium G-9
Tanah Desa adalah barang milik desa berupa tanah bengkok, kuburan, dan titisara.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) adalah tim yang dibentuk dengan
keputusan kepala daerah, dan dipimpin oleh sekretaris daerah yang memiliki
tugas mempersiapkan, serta melaksanakan kebijakan kepala daerah, dalam rangka
penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari pejabat perencana daerah, PPKD,
dan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan.
Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Desa/Kelurahan/
TP PKK Desa/Kelurahan adalah lembaga kemasyarakatan sebagai mitra kerja
pemerintah dan organisasi kemasyarakatan lainnya dengan fungsinya sebagai
fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali, dan penggerak pada masing-masing
jenjang pemerintahan untuk terlaksananya program PKK.
Unit kerja adalah bagian dari SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa
program.
Urusan Pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan
kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan pemerintahan untuk mengatur dan
mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangka
melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat.
G-12 Akuntansi Desa
John R Sibarani
dp
DAFTAR PUSTAKA
Asy’ari, Safari Imam. 1993. Sosiologi Kota dan Desa. Surabaya: Usaha Nasional.
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. 2005. “Neraca Awal Pemerintah Daerah.
Buletin Teknis Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Daerah. Buletin Teknis
No. 2.” http://www.ksap.org/sap/buletin-teknis-dan-interpretasi-psap/, 10 Maret
2015.
Hamzah, Ardi. 2015. Tata Kelola Pemerintah Desa Menuju Desa Mandiri, Sejahtera,
dan Partisipatoris. Surabaya: Pustaka.
Hoesada, Jan. 2014. “Desa”. http://www.ksap.org/sap/desa/, 8 Maret 2015.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur. 2014. Peraturan Gubernur Jawa Timur tentang
Pedoman Umum Bantuan Keuangan Desa dari Pemerintah Daerah Provinsi Jawa
Timur. Peraturan Gubernur No. 6 Tahun 2014. Surabaya: Sekretariat Daerah.
Republik Indonesia. 1985. Undang-Undang tentang Bea Meterai. UU No. 13 Tahun
1985. Jakarta: Sekretariat Negara.
. 2000. Peraturan Pemerintah tentang Perubahan Tarif Bea Meterai dan Besarnya
Batas Pengenaan Harga Nominal yang Dikenakan Bea Meterai. PP No. 24 Tahun
2000. Jakarta: Sekretariat Negara.
.2003. Keputusan Menteri Keuangan tentang Penunjukan Bendaharawan
Pemerintah dan Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara untuk Memungut,
Menyetor, dan Melaporkan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah beserta Tata Cara Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporannya.
Keputusan Menteri Keuangan No. 563 Tahun 2003. Jakarta: Sekretariat
Negara.
D-1
D-2 Akuntansi Desa
I
INDEKS
A B
Akuntabel 47, 63 Badan Permusyawaratan Desa
Akuntabilitas 47 (BPD) 11, 13, 22, 24, 29, 47
Alokasi Dana Desa (ADD) 25, 32, 33, Badan Usaha Milik Desa 91, 92, 95, 97
34, 55, 62 Bantuan Keuangan 34, 39
Anggaran Pendapatan dan Belanja Banua 1
Negara (APBN) 32, 33 Bea meterai 60
APBDesa 5, 11, 18, 24, 27, 28, 29, 30, Belanja 17, 25, 27, 28, 30, 32, 33, 35,
31, 32, 34, 35, 37, 38, 48, 49, 50, 51, 36, 37
52, 53, 55, 62, 64, 72, 74, 75, 76, Belanja desa 18, 24, 27, 28, 30, 31, 34,
77, 94 37, 38
Aset 90, 91, 92, 93, 94, 96 Bendahara 49, 50, 51, 52, 54, 56, 57
Aset lancar 65, 74, 90, 96 Bendahara desa 55, 56, 57, 58, 59, 62,
Aset nonlancar 74 63, 64, 65, 74, 85, 87
Aset tetap 92 Bendahara umum desa 91
Aspek ekonomi 3 Buku bank 65, 72, 85, 87
Aspek hukum 3 Buku besar 65, 72, 74, 75
Aspek jumlah penduduk 3 Buku kas umum 65
Aspek morfologi 3 Buku pembantu pajak 65, 85, 87
Aspek sosial budaya 3 Bupati/Walikota 30
I-1
I-2 Akuntansi Desa
D K
Daftar usulan RKPDesa 27 Kampung 1
Dana Alokasi Khusus (DAK) 33 Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP
Dana cadangan 94 Pratama) 57
Dana desa 25, 32, 33, 34, 39 Kantor Pelayanan Penyuluhan
Desa 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, dan Konsultasi Perpajakan
13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, (KP2KP) 57
23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, Karakteristik desa 3
32, 33, 34, 35, 36, 37 Kas 90, 91, 95, 97
Desa adat 2, 4, 9, 10 Kas desa 90, 96
Dusun 1 Kekayaan bersih 90
Kelembagaan desa 9
F Kelurahan 7, 8, 9, 14, 15
Fungsi akuntabilitas 28 Kepala desa 8, 9, 10, 22, 23, 24, 26, 27,
Fungsi alokasi 28 30, 48, 55, 63, 65, 67, 69, 75, 85, 87
Fungsi distribusi 28 Kepala seksi 49
Fungsi otorisasi 28 Keputusan Menteri Keuangan No. 563
Fungsi pengawasan 28 Tahun 2003 59
Fungsi perencanaan 28 Keuangan desa 47, 63, 64, 72, 87
Kewajiban 90, 94, 95
G Kewajiban jangka panjang 95
Gampong 1 Kewajiban jangka pendek 95
Gedung dan bangunan 93, 96 Konosemen 61
Gotong royong 17, 31 L
H Laporan Kekayaan Milik Desa 65, 72,
Hak asal-usul desa 4 76, 84, 90, 92, 93, 94, 95, 96, 97
Hukum adat 2, 4, 12, 14 Laporan Kekayaan Milik Desa
Huta 1 Awal 90, 92, 93, 94, 97
Laporan keuangan 63, 65
I Laporan pertanggungjawaban 63, 75,
76, 85
Inventarisasi 90, 94, 95
Laporan Pertanggungjawaban Realisasi
J Pelaksanaan APBDesa 75
Laporan Program Pemerintah dan
Jalan, irigasi, dan jaringan 93 Pemerintah Daerah yang masuk
ke desa 76
Indeks I-3
Laporan Realisasi Pelaksanaan Pembangunan desa 17, 18, 19, 21, 22,
APBDesa 75 23, 24, 25, 26, 29, 34, 35, 36
Lembaga adat desa 12 Pembiayaan 27, 28, 30, 36
Lembang 1 Pembiayaan desa 36
Pembiayaan neto 31
M Pemerintah desa 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
Marga 1 13, 15, 17, 18, 22, 23, 24, 26, 27,
Masyarakat desa 17, 18, 19, 20, 21, 22, 28, 35, 36, 64, 90, 91, 92, 93, 94,
24, 25, 35, 36 95, 97
Memposting 65, 72 Pemerintah kabupaten/kota 4, 8
Musyawarah desa 7, 11 Penatausahaan keuangan desa 63, 64,
72, 87
N Pendapatan 17, 25, 27, 28, 30, 31, 32,
Nagari 1 33, 34, 36, 37
Neraca saldo 65, 74 Pendapatan asli desa 25, 31, 64
Neraca saldo setelah disesuaikan 74 Pendapatan lain-lain 31, 34, 40, 64
Nilai appraisal 92, 93 Pendapatan transfer 32, 55, 64
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) 92 Penerimaan hasil pajak 33
Nilai nominal 91, 94, 95 Penerimaan kas 64
Nilai wajar 91, 92, 93 Penerimaan pembiayaan 31, 36, 44, 64
Nomor Pokok Wajib Pajak Pengelolaan keuangan desa 47, 48, 62,
(NPWP) 56 63, 90
Pengeluaran kas 64, 67
P Pengeluaran pembiayaan 31, 36, 45
Penyertaan modal 91, 92
Pagu indikatif 23, 24, 25
Penyertaan modal pemerintah desa 91
Pajak Penghasilan (PPh) 50, 56, 57, 58
Penyesuaian 65, 74, 75
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 56,
Peralatan dan mesin 92, 95, 96, 97
57
Perangkat desa 48
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 57,
Peraturan desa 23, 24, 26, 30, 36, 37
58
Peraturan desa adat 2
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 58
Permendagri No. 113 Tahun 2014 11,
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 56,
14, 28, 30, 31, 34, 45, 47, 48, 49,
58, 59
50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 63, 64,
Partisipatif 47
65, 66, 67, 68, 75, 83, 85, 86, 90
Pekon 1
Permendagri No. 114 Tahun 2014 18,
Pelaksana Teknis Pengelola Keuangan
19, 20, 23
Desa (PTPKD) 48
Permendesa No. 1 Tahun 2015 3, 4, 5
I-4 Akuntansi Desa