Anda di halaman 1dari 231

John R Sibarani

dI
DAFTAR ISI
Bab 1 Tentang Desa 1
Bab 2 Perencanaan dan Penganggaran Desa 17
Bab 3 Pengelolaan Keuangan Desa 47
Bab 4 Penatausahaan Keuangan Desa 63
Bab 5 Penyusunan Neraca Awal Desa 89
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban
Realisasi Pelaksanaan APBDesa  99
Bab 7 Studi Kasus  153

Glosarium G-1
Daftar Pustaka D-1
Indeks I-1
John R Sibarani

1
TENTANG DESA

PENDAHULUAN
Dalam tata pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, istilah desa tidak
asing lagi bagi kita semua. Desa merupakan unsur terkecil dalam tata administrasi
pemerintahan. Setidaknya, terdapat 74.754 desa di Indonesia yang didiami lebih
dari setengah jumlah penduduk Indonesia. Keberadaan desa dicirikan dengan
homogennya sistem mata pencaharian penduduknya sebagai petani, nelayan,
pekebun, peternak, dan lain sebagainya, sehingga muncullah istilah desa nelayan,
desa perkebunan, dan desa peternakan.
Istilah desa juga disebut secara beragam di berbagai wilayah di tanah air,
seperti: gampong (Aceh), kampung (Sunda), nagari (Padang), wanus (Sulawesi
Utara), huta (Batak), dusun dan marga (Sumatera Selatan), tiuh atau pekon
(Lampung), lembang (Toraja), banua dan wanua (Kalimantan). Berbagai nama
lain selain desa menunjukkan bahwa desa atau sebutan lain telah ada sejak zaman
dahulu, bahkan sebelum adanya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan demikian, timbul pertanyaan apakah desa itu sebenarnya? Apakah
karakteristik desa? Bagaimanakah implikasi karakteristik tersebut pada akuntansi
desa?

1
2 Akuntansi Desa

DEFINISI DESA
UU No. 6 Tahun 2014 menyatakan desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut
dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,
hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut UU No. 6 Tahun 2014 Pasal 6 bahwa desa terdiri atas desa dan desa adat.
Penjelasan UU No. 6 Tahun 2014 menyebutkan bahwa desa atau yang disebut dengan
nama lain mempunyai karakteristik yang berlaku umum untuk seluruh Indonesia,
sedangkan desa adat atau yang disebut dengan nama lain mempunyai karakteristik
yang berbeda dari desa pada umumnya, terutama karena kuatnya pengaruh adat
terhadap sistem pemerintahan lokal, pengelolaan sumber daya lokal, dan kehidupan
sosial budaya masyarakat desa.
Lebih lanjut Penjelasan UU No. 6 Tahun 2014 menyebutkan desa adat pada
prinsipnya merupakan warisan organisasi kepemerintahan masyarakat lokal yang
dipelihara secara turun-temurun yang tetap diakui dan diperjuangkan oleh pemimpin
dan masyarakat desa adat agar dapat berfungsi mengembangkan kesejahteraan dan
identitas sosial budaya lokal. Desa adat memiliki hak asal usul yang lebih dominan
daripada hak asal usul desa sejak desa adat itu lahir sebagai komunitas asli yang ada di
tengah masyarakat. Desa adat adalah sebuah kesatuan masyarakat hukum adat yang
secara historis mempunyai batas wilayah dan identitas budaya yang terbentuk atas
dasar teritorial yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
desa berdasarkan hak asal usul.
Jan Hoesada (2014) menyatakan bahwa desa dan desa adat pada dasarnya
melakukan tugas yang hampir sama. Perbedaannya hanyalah dalam pelaksanaan
hak asal-usul, terutama menyangkut: pengaturan dan pelaksanaan pemerintahan
berdasarkan susunan asli, pengaturan, dan pengurusan ulayat atau wilayah adat,
pelestarian nilai sosial budaya desa adat, penyelesaian sengketa adat berdasarkan hukum
adat yang berlaku di desa adat dalam wilayah yang selaras dengan prinsip hak asasi
manusia dengan mengutamakan penyelesaian secara musyawarah, penyelenggaraan
sidang perdamaian peradilan desa adat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, pemeliharaan ketenteraman dan ketertiban masyarakat desa adat berdasarkan
hukum adat yang berlaku di desa adat, dan pengembangan kehidupan hukum adat
sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat desa adat. Selain itu, Peraturan Desa
Adat disesuaikan dengan hukum adat dan norma adat istiadat yang berlaku di desa adat
sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bab 1  Tentang Desa 3

KARAKTERISTIK DESA
Sesuai dengan Sapari Imam Asy’ari (1993) bahwa sebagai suatu kesatuan wilayah,
desa memiliki karakteristik yang khas yang dapat dibedakan dengan kesatuan wilayah
lainnya. Karakteristik desa dapat dilihat dari berbagai aspek yang meliputi:

a. Aspek morfologi, desa merupakan pemanfaatan lahan atau tanah oleh penduduk
atau masyarakat yang bersifat agraris, serta bangunan rumah tinggal yang
terpencar (jarang). Desa berhubungan erat dengan alam, ini disebabkan oleh
lokasi geografis untuk petani, serta bangunan tempat tinggal yang jarang dan
terpencar.
b. Aspek jumlah penduduk, maka desa didiami oleh sejumlah kecil penduduk
dengan kepadatan yang rendah.
c. Aspek ekonomi, desa ialah wilayah yang penduduk atau masyarakatnya bermata
pencaharian pokok di bidang pertanian, bercocok tanam atau agrarian, atau
nelayan.
d. Aspek hukum, desa merupakan kesatuan wilayah hukum tersendiri, yang aturan
atau nilai yang mengikat masyarakat di suatu wilayah. Tiga sumber yang dianut
dalam desa, yakni:

1. Adat asli, yaitu norma-norma yang dibangun oleh penduduk sepanjang


sejarah dan dipandang sebagai pedoman warisan dari masyarakat.
2. Agama/kepercayaan, yaitu sistem norma yang berasal dari ajaran agama
yang dianut oleh warga desa itu sendiri.
3. Negara Indonesia, yaitu norma-norma yang timbul dari UUD 1945 dan
peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

e. Aspek sosial budaya, desa itu tampak dari hubungan sosial antarpenduduknya
yang bersifat khas, yakni hubungan kekeluargaan, bersifat pribadi, tidak banyak
pilihan, dan kurang tampak adanya pengkotaan, dengan kata lain bersifat
homogen, serta bergotong royong.

KEWENANGAN DESA
Kewenangan desa seperti yang dijelaskan pada Permendesa No. 1 Tahun 2015 adalah
kewenangan yang dimiliki desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan
pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan
desa, dan pemberdayaan masyarakat desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal
usul, dan adat istiadat desa.
4 Akuntansi Desa

UU No. 6 Tahun 2014 menyebutkan kewenangan desa meliputi:

a. Kewenangan berdasarkan hak asal-usul.


b. Kewenangan lokal berskala desa.
c. Kewenangan yang ditugaskan oleh pemerintah, pemerintah daerah provinsi, atau
pemerintah daerah kabupaten/kota.
d. Kewenangan lain yang ditugaskan oleh pemerintah, pemerintah daerah provinsi,
atau pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul


Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota harus mengakui,
menghormati, dan melindungi kewenangan berdasarkan hak asal usul desa. Ruang
lingkup kewenangan berdasarkan hak asal usul sesuai Permendesa No. 1 Tahun 2015
meliputi:

a. Sistem organisasi perangkat desa.


b. Sistem organisasi masyarakat adat.
c. Pembinaan kelembagaan masyarakat.
d. Pembinaan lembaga dan hukum adat.
e. Pengelolaan tanah kas desa.
f. Pengelolaan tanah desa atau tanah hak milik desa yang menggunakan sebutan
setempat.
g. Pengelolaan tanah bengkok.
h. Pengelolaan tanah pecatu.
i. Pengelolaan tanah titisara.
j. Pengembangan peran masyarakat desa.

Sementara kewenangan desa berdasarkan hak asal-usul desa adat meliputi:

a. Penataan sistem organisasi dan kelembagaan masyarakat adat.


b. Pranata hukum adat.
c. Pemilikan hak tradisional.
d. Pengelolaan tanah kas desa adat.
e. Pengelolaan tanah ulayat.
f. Kesepakatan dalam kehidupan masyarat desa adat.
g. Pengisian jabatan kepada desa adat dan perangkat desa adat.
h. Masa jabatan kepada desa adat.
Bab 1  Tentang Desa 5

Kewenangan Lokal Berskala Desa


Kewenangan lokal berskala desa dalam Permendesa No. 1 Tahun 2015 meliputi:

a. Bidang pemerintahan desa yang terdiri dari:

1. Penetapan dan penegasan batas desa.


2. Pengembangan sistem administrasi dan informasi desa.
3. Pengembangan tata ruang dan peta sosial desa.
4. Pendataan dan pengklasifikasian tenaga kerja desa.
5. Pendataan penduduk yang bekerja pada sektor pertanian dan sektor
nonpertanian.
6. Pendataan penduduk menurut jumlah penduduk usia kerja, angkatan kerja,
pencari kerja, dan tingkat partisipasi angkatan kerja.
7. Pendataan penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja menurut
lapangan pekerjaan, jenis pekerjaan, dan status pekerjaan.
8. Pendataan penduduk yang bekerja di luar negeri.
9. Penetapan organisasi pemerintah desa.
10. Pembentukan badan permusyawaratan desa.
11. Penetapan perangkat desa.
12. Penetapan BUMDesa.
13. Penetapan APBDesa.
14. Penetapan peraturan desa.
15. Penetapan kerja sama antardesa.
16. Pemberian izin penggunaan gedung pertemuan atau balai desa.
17. Pendataan potensi desa.
18. Pemberian izin hak pengelolaan atas tanah desa.
19. Penetapan desa dalam keadaan darurat seperti kejadian bencana, konflik,
rawan pangan, wabah penyakit, gangguan keamanan, dan kejadian luar
biasa lainnya dalam skala desa.
20. Pengelolaan arsip desa.
21. Penetapan pos keamanan dan pos kesiapsiagaan lainnya sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi sosial masyarakat desa.

b. Bidang pembangunan desa yang terdiri dari:

1. Pelayanan dasar desa, seperti: pengembangan pos kesehatan desa dan


polindes; pengembangan tenaga kesehatan desa; pengelolaan dan pembinaan
posyandu; pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan tradisional;
pemantauan dan pencegahan penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif di
6 Akuntansi Desa

desa; pembinaan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini; pengadaan


dan pengelolan sanggar belajar, sanggar seni budaya, dan perpustakaan desa;
serta memfasilitasi dan memotivasi terhadap kelompok-kelompok belajar
desa.
2. Sarana dan prasarana desa, seperti: pembangunan dan pemeliharaan
kantor dan balai desa; pembangunan dan pemeliharaan jalan desa;
pembangunan dan pemeliharaan jalan usaha tani; pembangunan dan
pemeliharaan embung desa; pembangunan energi baru dan terbarukan;
pembangunan dan pemeliharaan rumah ibadah; pengelolaan pemakaman
desa dan petilasan; pembangunan dan pemeliharaan sanitasi lingkungan;
pembangunan dan pemeliharaan air bersih berskala desa; pembangunan
dan pemeliharaan irigasi tersier; pembangunan dan pemeliharaan lapangan
desa; pembangunan dan pemeliharaan taman desa; pembangunan dan
pemeliharaan serta pengelolaan saluran untuk budidaya perikanan; serta
pengembangan sarana dan prasarana produksi di desa.
3. Pengembangan ekonomi lokal desa, seperti: pembangunan dan pengelolaan
pasar desa dan kios desa; pembangunan dan pengelolaan tempat pelelangan
ikan milik desa; pengembangan usaha mikro berbasis desa; pendayagunaan
keuangan mikro berbasis desa; pembangunan dan pengelolaan keramba jaring
apung dan bagan ikan; pembangunan dan pengelolaan lumbung pangan dan
penetapan cadangan pangan desa; penetapan komoditas unggulan pertanian
dan perikanan desa; pengaturan pelaksanaan penanggulangan hama,
penyakit pertanian, dan perikanan secara terpadu; penetapan jenis pupuk
dan pakan organik untuk pertanian dan perikanan; pengembangan benih
lokal; pengembangan ternak secara kolektif; pembangunan dan pengelolaan
energi mandiri; pendirian dan pengelolaan BUM desa; pembangunan dan
pengelolaan tambatan perahu; pengelolaan padang gembala, pengembangan
wisata desa di luar rencana induk pengembangan pariwisata kabupaten/
kota; pengelolaan balai benih ikan; pengembangan teknologi tepat guna
pengolahan hasil pertanian dan perikanan; serta pengembangan sistem
usaha produksi pertanian yang tertumpu pada sumber daya, kelembagaan,
dan budaya lokal.
4. Pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan desa.

c. Bidang kemasyarakatan desa yang terdiri dari:

1. Membina keamanan, ketertiban, dan ketentraman wilayah dan masyarakat


desa.
Bab 1  Tentang Desa 7

2. Membina kerukunan warga masyarakat desa.


3. Memelihara perdamaian, menangani konflik, dan melakukan mediasi
desa.
4. Melestarikan dan mengembangkan gotong-royong masyarakat desa.

d. Bidang pemberdayaan masyarakat desa, yang terdiri dari:

1. Pengembangan seni budaya lokal.


2. Pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitas lembaga kemasyarakatan
dan lembaga adat.
3. Memfasilitasi kelompok-kelompok masyarakat melalui: kelompok tani,
kelompok nelayan, kelompok seni budaya, dan kelompok masyarakat lain
di desa.
4. Pemberian santunan sosial kepada keluarga fakir miskin.
5. Memfasilitasi terhadap kelompok-kelompok rentan, kelompok masyarakat
miskin, perempuan, masyarakat adat, dan difabel.
6. Pengorganisasian melalui pembentukan dan memfasilitasi para legal untuk
memberikan bantuan hukum kepada masyarakat desa.
7. Analisis kemiskinan secara partisipatif di desa.
8. Penyelenggaraan promosi kesehatan dan gerakan hidup bersih dan sehat.
9. Pengorganisasian melalui pembentukan dan memfasilitasi kader
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
10. Peningkatan kapasitas ekonomi melalui pelatihan usaha ekonomi desa.
11. Pendayagunaan teknologi tepat guna.
12. Peningkatan kapasitas masyarakat melalui: kader pemberdayaan masyarakat
desa, kelompok usaha ekonomi produktif, kelompok perempuan, kelompok
tani, kelompok masyarakat miskin, kelompok nelayan, kelompok pengrajin,
kelompok pemerhati dan perlindungan anak, kelompok pemuda, dan
kelompok lain sesuai kondisi desa.

DESA DAN KELURAHAN


UU No. 6 Tahun 2014 menyebut kalau desa dapat berubah status menjadi kelurahan
berdasarkan prakarsa pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa melalui
musyawarah desa dengan memerhatikan saran dan pendapat masyarakat desa,
begitupun sebaliknya. Menurut PP No. 73 Tahun 2005, kelurahan didefinisikan sebagai
wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten/kota dalam wilayah kerja
kecamatan.
8 Akuntansi Desa

Kelurahan dan desa menurut Jan Hoesada (2014) mempunyai persamaan dan
perbedaan sebagai berikut:

a. Pada umumnya, sebuah kota terbagi menjadi beberapa kecamatan dan kelurahan,
sebuah kabupaten terbagi menjadi beberapa kecamatan dan desa. Sebuah
kecamatan dapat terdiri atas beberapa kelurahan dan desa.
b. Desa dan kelurahan berada di bawah pengawasan dan pembinaan pemerintah
kabupaten/kota yang dapat dilimpahkan kepada camat, keduanya, desa dan
kelurahan mendapat alokasi atau bagian APBN dan APBD.
c. Sebuah desa lebih mempunyai karateristik kegiatan pertanian dan ekstraktif,
sedangkan sebuah kelurahan lebih mempunyai karakteristik industri, yaitu
bahwa 70% penduduk mempunyai mata percaharian nonpertanian. Sebuah
desa baru layak dibentuk apabila telah berusia lima tahun atau lebih, apabila
desa tersebut memiliki jumlah penduduk dan keluarga dalam jumlah minimum
tertentu sesuai nama pulau. Desa dapat berubah status menjadi kelurahan apabila
terjadi kenaikan jumlah penduduk dan keluarga dan/atau perubahan mendasar
struktur perekonomian berbasis pertanian dan ekstraktif menjadi perekonomian
berbasis industri.
d. Selain kabupaten/kota mandiri sebagai pemerintah daerah otonom, pemerintah
desa juga mempunyai ciri otonomi tertentu. Desa mempunyai status lebih mandiri
dibanding kelurahan, pengelolaan desa berbasis masyarakat, karena itu desa
berwewenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat desa ditambah
wewenang limpahan kabupaten/kota dan desa berhak menentukan struktur
organisasi dan tata kerja, memilih kepala desa, BPD, perangkat desa seperti
sekretaris desa, pelaksana teknis, perangkat kewilayahan.
e. Kepala desa dipilih warga desa, ditetapkan oleh bupati/walikota dan disumpah.
Para eksekutif desa ditetapkan atau diangkat dan diberhentikan oleh bupati/
walikota, sekretaris daerah, dan camat.
f. Kepala desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa secara
implisit bertanggung jawab atas realisasi anggaran desa, perbendaharaan desa,
akuntansi, dan pelaporan LK desa. Desa dapat berubah menjadi kelurahan atau
sebaliknya, kelurahan dapat berubah status menjadi desa atau desa dan kelurahan.
Apabila desa berubah status menjadi kelurahan, maka seluruh barang milik desa
dan sumber pendapatan pemerintah desa dialihkan menjadi kekayaan pemerintah
kabupaten/kota untuk kepentingan masyarakat dan pendanaan menjadi bagian
anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota mandiri.
Bab 1  Tentang Desa 9

Secara lebih rinci perbedaan desa dan kelurahan berdasarkan UU No. 6 Tahun
2014 dan PP No. 73 Tahun 2005 adalah sebagai berikut.

Tampilan 1.   Perbedaan Desa dan Kelurahan

No. Perbedaan Desa Kelurahan


1. Pemimpin Kepala desa (Kades) Lurah
2. Status Jabatan Pemimpin daerah/desa Perangkat pemerintahan kabupaten/
tersebut. kota yang sedang bertugas di
kelurahan tersebut.
3. Status Bukan PNS PNS
Kepegawaian
4. Proses Dipilih oleh rakyat Ditunjuk oleh bupati/walikota.
Pengangkatan melalui PILKADES.
5. Masa Jabatan 6 tahun dan dapat dipilih Tidak dibatasi dan disesuaikan dengan
lagi untuk 1 periode. aturan pensiun PNS.

KELEMBAGAAN DESA
Kelembagaan desa merupakan kelembagaan yang mendukung penyelenggaraan
pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan
desa, dan pemberdayaan masyarakat desa. Oleh karena itu, kelembagaan desa harus
bekerja secara sinergis dan terpadu untuk mencapai desa yang sejahtera. Oleh karena
itu, kelembagaan desa harus bekerja secara sinergis dan terpadu untuk mencapai
desa yang sejahtera. Penjelasan UU No. 6 Tahun 2014 menyebut kalau kelembagaan
desa/desa adat, yaitu lembaga pemerintahan desa/desa adat yang terdiri atas pemerintah
desa/desa adat, dan badan permusyawaratan desa/desa adat, lembaga kemasyarakatan
desa, dan lembaga adat.

Pemerintah Desa/Desa Adat


Pemerintah desa berdasarkan UU No. 6 Tahun 2014 adalah kepala desa atau yang disebut
dengan nama lain dibantu perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
desa. Sesuai dengan penjelasan dalam UU No. 6 Tahun 2014, kepala desa/desa adat
atau yang disebut dengan nama lain merupakan kepala pemerintahan desa/desa adat
yang memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa. Kepala desa/desa adat atau yang
disebut dengan nama lain mempunyai peran penting dalam kedudukannya sebagai
kepanjangan tangan negara yang dekat dengan masyarakat dan sebagai pemimpin
masyarakat.
10 Akuntansi Desa

Dengan posisi yang demikian itu, prinsip pengaturan tentang kepala desa/desa
adat adalah:

a. Sebutan kepala desa/desa adat disesuaikan dengan sebutan lokal.


b. Kepala desa/desa adat berkedudukan sebagai kepala pemerintah desa/desa adat
dan sebagai pemimpin masyarakat.
c. Kepala desa dipilih secara demokratis dan langsung oleh masyarakat setempat,
kecuali bagi desa adat dapat menggunakan mekanisme lokal.
d. Pencalonan kepala desa dalam pemilihan langsung tidak menggunakan basis
partai politik, sehingga kepala desa dilarang menjadi pengurus partai politik.

UU No. 6 Tahun 2014 menjelaskan kalau kepala desa bertugas menyelenggarakan


pemerintahan desa, melaksanakan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan
desa, dan pemberdayaan masyarakat desa. Dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut,
kepala desa berwenang:

a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa.


b. Mengangkat dan memberhentikan perangkat desa.
c. Memegang kekuasaan pengelolaan keuangan dan aset desa.
d. Menetapkan peraturan desa.
e. Menetapkan anggaran pendapatan dan belanja desa.
f. Membina kehidupan masyarakat desa.
g. Membina ketenteraman dan ketertiban masyarakat desa.
h. Membina dan meningkatkan perekonomian desa, serta mengintegrasikannya agar
mencapai perekonomian skala produktif untuk sebesar-besarnya kemakmuran
masyarakat desa.
i. Mengembangkan sumber pendapatan desa.
j. Mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan negara guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
k. Mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat desa.
l. Memanfaatkan teknologi tepat guna.
m. Mengoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif.
n. Mewakili desa di dalam dan di luar pengadilan atau menunjuk kuasa hukum
untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
o. Melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Dikatakan dalam UU No. 6 Tahun 2014 bahwa perangkat desa yang terdiri atas
sekretariat desa, pelaksana kewilayahan, dan pelaksana teknis bertugas membantu
Bab 1  Tentang Desa 11

kepala desa dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya. Perangkat desa tersebut
diangkat oleh kepala desa setelah dikonsultasikan dengan camat atas nama bupati/
walikota. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, perangkat desa bertanggung
jawab kepada kepala desa. PP No. 43 Tahun 2014 mempertegas pernyataan tersebut
dengan menjelaskan bahwa sekretariat desa dipimpin oleh sekretaris desa dibantu oleh
unsur staf sekretariat yang bertugas membantu kepala desa dalam bidang administrasi
pemerintahan. Sekretariat desa paling banyak terdiri atas 3 (tiga) bidang urusan.
Pelaksana kewilayahan merupakan unsur pembantu kepala desa sebagai satuan tugas
kewilayahan. Jumlah pelaksana kewilayahan ditentukan secara proporsional antara
pelaksana kewilayahan yang dibutuhkan dan kemampuan keuangan desa. Pelaksana
teknis merupakan unsur pembantu kepala desa sebagai pelaksana tugas operasional.
Pelaksana teknis paling banyak terdiri atas 3 (tiga) seksi.
Permendagri No. 113 Tahun 2014 menyebut kalau sekretaris desa bertindak
selaku koordinator pelaksanaan pengelolaan keuangan desa dan bertanggung jawab
kepada kepala desa, mempunyai tugas:

a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APBDesa.


b. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan barang desa.
c. Menyusun Raperdes APBDesa, perubahan APBDesa, dan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBDesa.
d. Menyusun rancangan keputusan kepala desa tentang pelaksanaan peraturan desa
tentang APBDesa dan perubahan APBDesa.

Badan Permusyawaratan Desa


Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain dalam UU
No. 6 Tahun 2014 adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang
anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah
dan ditetapkan secara demokratis. UU ini menjelaskan dengan gamblang bahwa
badan permusyawaratan desa merupakan badan permusyawaratan di tingkat desa
yang turut membahas dan menyepakati berbagai kebijakan dalam penyelenggaraan
pemerintahan desa. Dalam upaya meningkatkan kinerja kelembagaan di tingkat
desa, memperkuat kebersamaan, serta meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan
masyarakat, pemerintah desa dan/atau badan permusyawaratan desa, yang memfasilitasi
penyelenggaraan musyawarah desa. Musyawarah desa atau yang disebut dengan nama
lain adalah forum musyawarah antara badan permusyawaratan desa, pemerintah desa,
dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh badan permusyawaratan desa untuk
memusyawarahkan dan menyepakati hal yang bersifat strategis dalam penyelenggaraan
pemerintahan desa.
12 Akuntansi Desa

Badan permusyawaratan desa menurut UU No. 6 Tahun 2014 mempunyai


fungsi:

a. Membahas dan menyepakati rancangan peraturan desa bersama kepala desa.


b. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa.
c. Melakukan pengawasan kinerja kepala desa.

UU ini menjelaskan kalau anggota badan permusyawaratan desa merupakan


wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah yang pengisiannya
dilakukan secara demokratis. Secara demokratis yang dimaksud, diterangkan dalam
PP No. 43 Tahun 2014 sebagai proses pemilihan secara langsung atau musyawarah
perwakilan dengan menjamin keterwakilan perempuan. Jumlah anggota badan
permusyawaratan desa ditetapkan dengan jumlah gasal, paling sedikit 5 (lima) orang
dan paling banyak 9 (sembilan) orang dengan memerhatikan wilayah, perempuan,
penduduk, dan kemampuan keuangan desa.

Lembaga Kemasyarakatan Desa


Dalam penjelasan UU No. 6 Tahun 2014 dikatakan bahwa di desa dibentuk lembaga
kemasyarakatan desa, seperti rukun tetangga, rukun warga, pembinaan kesejahteraan
keluarga, karangtaruna, dan lembaga pemberdayaan masyarakat atau yang disebut
dengan nama lain. Lembaga kemasyarakatan desa bertugas membantu pemerintah
desa dan merupakan mitra dalam memberdayakan masyarakat desa.
Lembaga kemasyarakatan desa berfungsi sebagai wadah partisipasi masyarakat
desa dalam pembangunan, pemerintahan, kemasyarakatan, dan pemberdayaan
yang mengarah terwujudnya demokratisasi dan transparansi di tingkat masyarakat,
serta menciptakan akses agar masyarakat lebih berperan aktif dalam kegiatan
pembangunan.

Lembaga Adat Desa


Dalam penjelasan UU No. 6 Tahun 2014 dikatakan bahwa kesatuan masyarakat hukum
adat yang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan pusat kehidupan masyarakat yang
bersifat mandiri. Dalam kesatuan masyarakat hukum adat tersebut dikenal adanya
lembaga adat yang telah tumbuh dan berkembang di dalam kehidupan masyarakatnya.
Dalam eksistensinya, masyarakat hukum adat memiliki wilayah hukum adat dan
hak atas harta kekayaan di dalam wilayah hukum adat tersebut, serta berhak dan
berwenang untuk mengatur, mengurus, dan menyelesaikan berbagai permasalahan
kehidupan masyarakat desa berkaitan dengan adat istiadat dan hukum adat yang
Bab 1  Tentang Desa 13

berlaku. Lembaga adat desa merupakan mitra pemerintah desa dan lembaga desa
lainnya dalam memberdayakan masyarakat desa.
Berikut garis besar struktur kelembagaan desa berdasarkan UU No. 6 Tahun
2014.

Tampilan 2. Kelembagaan Desa

KEPALA DESA
Badan LKMD/LPM
Permusyawaratan
Desa (BPD)

Sekretaris
Desa
Kasi Kasi Kasi
Pemerintahan Pembangunan Kesejahteraan
Kaur Kaur Kaur
Administrasi Keuangan Umum

Kepala Dusun Kepala Dusun Kepala Dusun

Para Ketua RW Para Ketua RW Para Ketua RW

Para Ketua RT Para Ketua RT Para Ketua RT

Perintah Kemitraan Konsultatif

REGULASI TENTANG DESA


Penjelasan UU No. 6 Tahun 2014 menyebutkan bahwa dalam sejarah pengaturan
desa telah ditetapkan beberapa peraturan tentang desa, yaitu UU No. 22 Tahun 1948
tentang Pokok Pemerintahan Daerah, UU No. 1 Tahun 1957 tentang Pokok-Pokok
Pemerintahan Daerah, UU No. 18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan
Daerah, UU No. 19 Tahun 1965 tentang Desa Praja sebagai Bentuk Peralihan untuk
Mempercepat Terwujudnya Daerah Tingkat III di Seluruh Wilayah Republik Indonesia,
14 Akuntansi Desa

UU No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, UU No. 5 Tahun


1979 tentang Pemerintahan Desa, UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah, dan terakhir dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Lebih Lanjut Penjelasan UU No. 6 Tahun 2014 menjelaskan bahwa dalam
pelaksanaannya, pengaturan mengenai desa tersebut belum dapat mewadahi segala
kepentingan dan kebutuhan masyarakat desa yang hingga saat ini sudah berjumlah
sekitar 73.000 (tujuh puluh tiga ribu) desa dan sekitar 8.000 (delapan ribu) kelurahan.
Selain itu, pelaksanaan pengaturan desa yang selama ini berlaku sudah tidak sesuai lagi
dengan perkembangan zaman, terutama antara lain menyangkut kedudukan masyarakat
hukum adat, demokratisasi, keberagaman, partisipasi masyarakat, serta kemajuan
dan pemerataan pembangunan, sehingga menimbulkan kesenjangan antarwilayah,
kemiskinan, dan masalah sosial budaya yang dapat mengganggu keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, dibuatkalah pengaturan khusus tentang
desa melalui UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa yang diikuti dengan diterbitkannya
peraturan-peraturan pelaksanaannya. Berikut peraturan perundang-undangan
mengenai desa tersebut.

a. UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.


b. PP No. 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 6 Tahun 2014
tentang Desa.
c. PP No. 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara yang telah diubah dengan PP No. 22 Tahun
2015.
d. Permendagri No. 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa.
e. Permendagri No. 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa.
f. Permendagri No. 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.
g. Permendagri No. 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa.
h. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Republik Indonesia (Permendesa) No. 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan
Berdasarkan Hak Asal-Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.
i. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Republik Indonesia (Permendesa) No. 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata
Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa.
j. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Republik Indonesia (Permendesa) No. 3 Tahun 2015 tentang Pendampingan
Desa.
k. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Republik Indonesia (Permendesa) No. 4 Tahun 2015 tentang Pendirian,
Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa.
Bab 1  Tentang Desa 15

l. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


Republik Indonesia (Permendesa) No. 5 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2015.

PERTANYAAN
1. Apakah yang dimaksud dengan desa?
2. Sebutkan karakteristik desa?
3. Jelaskan perbedaan antara desa dan kelurahan.
4. Sebutkan kelembagaan yang mendukung penyelenggaraan pemerintah desa?
5. Gambarkan struktur kelembagaan desa.
6. Sebutkan peraturan yang terkait dengan desa?
16 Akuntansi Desa
John R Sibarani

2
PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN DESA

PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan desa menurut UU No. 6 Tahun 2014 adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia, serta penanggulangan
kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana
dan prasarana, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya
alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Sebagai konsekuensinya, desa menyusun
perencanaan pembangunan sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada
perencanaan pembangunan kabupaten/kota. Dokumen rencana pembangunan desa
merupakan satu-satunya dokumen perencanaan di desa dan sebagai dasar penyusunan
anggaran pendapatan dan belanja desa. Perencanaan pembangunan desa disusun
secara berjangka yang meliputi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
(RPJMDesa) dan Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana
Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa).
Penjelasan UU No. 6 Tahun 2014 menyebutkan bahwa perencanaan pembangunan
desa diselenggarakan dengan mengikutsertakan masyarakat desa melalui musyawarah
perencanaan pembangunan desa. Musyawarah perencanaan pembangunan desa
menetapkan prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan pembangunan desa yang
didanai oleh anggaran pendapatan dan belanja desa, swadaya masyarakat desa, dan/
atau anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota berdasarkan penilaian
terhadap kebutuhan masyarakat desa. Pembangunan desa dilaksanakan oleh pemerintah
desa dan masyarakat desa dengan semangat gotong royong, serta memanfaatkan

17
18 Akuntansi Desa

kearifan lokal dan sumber daya alam desa. Pelaksanaan program sektor yang masuk
ke desa diinformasikan kepada pemerintah desa dan diintegrasikan dengan rencana
pembangunan desa. Masyarakat desa berhak mendapatkan informasi dan melakukan
pemantauan mengenai rencana dan pelaksanaan pembangunan desa.
Sejalan dengan tuntutan dan dinamika pembangunan bangsa, dalam UU No.
6 Tahun 2014 dijelaskan bahwa perlu dilakukan pembangunan kawasan pedesaan.
Pembangunan kawasan pedesaan merupakan perpaduan pembangunan antardesa
dalam satu kabupaten/kota sebagai upaya mempercepat dan meningkatkan
kualitas pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat desa di kawasan
pedesaan melalui pendekatan pembangunan partisipatif. Oleh karena itu, rancangan
pembangunan kawasan pedesaan dibahas bersama oleh pemerintah, pemerintah
daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan pemerintah desa.
Secara dokumentatif, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan desa tertuang
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa), Rencana
Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa), dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDesa).

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA


(RPJMDESA)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) berdasarkan PP No. 43
Tahun 2014 adalah rencana kegiatan pembangunan desa untuk jangka waktu 6 (enam)
tahun, yang mana rancangan ini memuat visi dan misi kepala desa, arah kebijakan
pembangunan desa, serta rencana kegiatan yang meliputi bidang penyelenggaraan
pemerintah desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan masyarakat desa,
dan pemberdayaan masyarakat desa (Permendagri No. 114 Tahun 2014). RPJMDesa
ditetapkan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal
pelantikan kepala desa.
Ardi Hamzah (2015) menyatakan kalau Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Desa (RPJMDesa) bertujuan untuk :

a. Mewujudkan perencanaan pembangunan desa sesuai dengan kebutuhan


masyarakat dan keadaan setempat.
b. Menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat terhadap program
pembangunan di desa.
c. Memelihara dan mengembangkan hasil-hasil pembangunan di desa.
d. Menumbuhkembangkan dan mendorong peran serta masyarakat dalam
pembangunan di desa.
Bab 2  Perencanaan dan Penganggaran Desa 19

Berdasarkan Permendagri No. 114 Tahun 2014, berikut beberapa rencana kegiatan
yang dapat dimasukkan dalam rancangan RPJMDesa.

1. Bidang penyelenggaraan pemerintahan desa, antara lain:

a. Penetapan dan penegasan batas desa.


b. Pendataan desa.
c. Penyusunan tata ruang desa.
d. Penyelenggaraan musyawarah desa.
e. Pengelolaan informasi desa.
f. Penyelenggaraan perencanaan desa.
g. Penyelenggaraan evaluasi tingkat perkembangan pemerintahan desa.
h. Penyelenggaraan kerja sama antardesa.
i. Pembangunan sarana dan prasarana kantor desa.
j. Kegiatan lainnya sesuai kondisi desa.

2. Bidang pelaksanaan pembangunan desa, antara lain:

a. Pembangunan, pemanfaatan, dan pemeliharaan infrastruktur dan


lingkungan desa, antara lain: tambatan perahu; jalan pemukiman; jalan
desa antarpermukiman ke wilayah pertanian; pembangkit listrik tenaga
mikro hidro; lingkungan pemukiman masyarakat desa; dan infrastruktur
desa lainnya sesuai kondisi desa.
b. Pembangunan, pemanfaatan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana
kesehatan, antara lain: air bersih berskala desa; sanitasi lingkungan;
pelayanan kesehatan desa seperti posyandu; dan sarana dan prasarana
kesehatan lainnya sesuai kondisi desa.
c. Pembangunan, pemanfaatan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan dan kebudayaan, antara lain: taman bacaan masyarakat;
pendidikan anak usia dini; balai pelatihan/kegiatan belajar masyarakat;
pengembangan dan pembinaan sanggar seni; dan sarana dan prasarana
pendidikan dan pelatihan lainnya sesuai kondisi desa.
d. Pengembangan usaha ekonomi produktif, serta pembangunan, pemanfaatan,
dan pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi, antara lain: pasar desa;
pembentukan dan pengembangan BUMDesa; penguatan permodalan
BUMDesa; pembibitan tanaman pangan; penggilingan padi; lumbung desa;
pembukaan lahan pertanian; pengelolaan usaha hutan desa; kolam ikan dan
pembenihan ikan; kapal penangkap ikan; cold storage (gudang pendingin);
tempat pelelangan ikan; tambak garam; kandang ternak; instalasi biogas;
mesin pakan ternak; sarana dan prasarana ekonomi lainnya sesuai kondisi
desa.
20 Akuntansi Desa

e. Pelestarian lingkungan hidup, antara lain: penghijauan; pembuatan


terasering; pemeliharaan hutan bakau; perlindungan mata air; pembersihan
daerah aliran sungai; perlindungan terumbu karang; dan kegiatan lainnya
sesuai kondisi desa.

3. Bidang pembinaan kemasyarakatan, antara lain:

a. Pembinaan lembaga kemasyarakatan.


b. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban.
c. Pembinaan kerukunan umat beragama.
d. Pengadaan sarana dan prasarana olah raga.
e. Pembinaan lembaga adat.
f. Pembinaan kesenian dan sosial budaya masyarakat.
g. Kegiatan lain sesuai kondisi desa.

4. Bidang pemberdayaan masyarakat, antara lain:

a. Pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan, dan perdagangan.


b. Pelatihan teknologi tepat guna.
c. Pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi kepala desa, perangkat desa,
dan badan pemusyawaratan desa.
d. Peningkatan kapasitas masyarakat antara lain: kader pemberdayaan
masyarakat desa; kelompok usaha ekonomi produktif; kelompok perempuan;
kelompok tani; kelompok masyarakat miskin; kelompok nelayan; kelompok
pengrajin; kelompok pemerhati dan perlindungan anak; kelompok pemuda;
dan kelompok lain sesuai kondisi desa.

Dalam pelaksanaannya sesuai Permendagri No. 114 Tahun 2014, kepala


desa yang menyelenggarakan penyusunan RPJM wajib mengikutsertakan unsur
masyarakat desa dan dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi objektif
desa, prioritas program, dan kegiatan kabupaten/kota. Tim penyusun RPJMDesa
dibentuk oleh kepala desa dengan keputusan kepala desa yang berjumlah paling
sedikit 7 (tujuh) orang dan paling banyak 11 (sebelas) orang dengan mengikutsertakan
perempuan. Tim penyusun RPJMDesa terdiri dari: (a) kepala desa selaku pembina;
(b) sekretaris desa selaku ketua; (c) ketua lembaga pemberdayaan masyarakat selaku
sekretaris; dan (d) anggota yang berasal dari perangkat desa, lembaga pemberdayaan
masyarakat, kader pemberdayaan masyarakat desa, dan unsur masyarakat lainnya.
Tim penyusun RPJMDesa melaksanakan kegiatan berupa: (a) penyelarasan arah
kebijakan pembangunan kabupaten/kota; (b) pengkajian keadaan desa; (c) penyusunan
rancangan RPJMDesa; dan (d) penyempurnaan rancangan RPJMDesa.
Bab 2  Perencanaan dan Penganggaran Desa 21

1. Penyelarasan arah kebijakan pembangunan kabupaten/kota


Tim penyusun RPJMDesa melakukan penyelarasan arah kebijakan pembangunan
kabupaten/kota untuk mengintegrasikan program dan kegiatan pembangunan
kabupaten/kota dengan pembangunan desa. Penyelarasan arah kebijakan
dilakukan dengan mengikuti sosialisasi dan/atau mendapatkan informasi
tentang arah kebijakan pembangunan kabupaten/kota. Informasi arah kebijakan
pembangunan kabupaten/kota sekurang-kurangnya meliputi:

a. Rencana pembangunan jangka menengah daerah kabupaten/kota.


b. Rencana strategis satuan kerja perangkat daerah.
c. Rencana umum tata ruang wilayah kabupaten/kota.
d. Rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten/kota.
e. Rencana pembangunan kawasan pedesaan.

Kegiatan penyelarasan arah kebijakan pembangunan kabupaten/kota dilakukan


dengan cara mendata dan memilah rencana program dan kegiatan pembangunan
kabupaten/kota yang akan masuk ke desa untuk kemudian dikelompokkan
menjadi bidang penyelenggaraan pemerintahan desa, pembangunan desa,
pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa dalam
format data rencana program dan kegiatan pembangunan yang akan masuk ke
desa. Data rencana program dan kegiatan pembangunan kabupaten/kota ini akan
menjadi lampiran hasil pengkajian keadaan desa.

2. Pengkajian keadaan desa


Pengkajian keadaan desa dilakukan dalam rangka mempertimbangkan kondisi
objektif desa dengan sejumlah kegiatan berikut.

a. Penyelarasan data desa.


b. Penggalian gagasan masyarakat.
c. Penyusunan laporan hasil pengkajian keadaan desa.

Penyelarasan data desa dilakukan melalui kegiatan pengambilan data dari


dokumen data desa yang meliputi data sumber daya alam, sumber daya manusia,
sumber daya pembangunan, dan sumber daya sosial budaya yang ada di desa
untuk kemudian membandingkan data desa dengan kondisi desa terkini. Hasil
penyelarasan data desa akan menjadi bahan masukan dalam musyawarah desa
dalam rangka penyusunan perencanaan pembangunan desa.
Penggalian gagasan masyarakat dilakukan untuk menemukenali potensi dan
peluang pendayagunaan sumber daya desa, dan masalah yang dihadapi desa.
Hasil penggalian gagasan masyarakat ini akan menjadi dasar bagi masyarakat
dalam merumuskan usulan rencana kegiatan yang meliputi penyelenggaraan
22 Akuntansi Desa

pemerintahan desa, pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan


pemberdayaan masyarakat desa. Penggalian gagasan masyarakat ini dilakukan
secara partisipatif dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat desa sebagai
sumber data dan informasi. Pelibatan masyarakat desa dapat dilakukan melalui
musyawarah dusun dan/atau musyawarah khusus unsur masyarakat yang antara
lain terdiri dari tokoh adat; tokoh agama; tokoh masyarakat; tokoh pendidikan;
kelompok tani; kelompok nelayan; kelompok pengrajin; kelompok perempuan;
kelompok pemerhati dan pelindungan anak; kelompok masyarakat miskin;
dan kelompok-kelompok masyarakat lain sesuai dengan kondisi sosial budaya
masyarakat desa.
Tim penyusun RPJMDesa menyusun laporan hasil pengkajian keadaan desa
yang dituangkan dalam berita acara dan dilampiri dokumen: data desa yang
sudah diselaraskan; data rencana program pembangunan kabupaten/kota yang
akan masuk ke desa; data rencana program pembangunan kawasan pedesaan;
dan rekapitulasi usulan rencana kegiatan pembangunan desa dari dusun dan/atau
kelompok masyarakat. Tim penyusun RPJMDesa melaporkan hasil pengkajian
keadaan desa kepada kepala desa. Selanjutnya, kepala desa menyampaikan
laporan kepada badan permusyawaratan desa dalam rangka penyusunan rencana
pembangunan desa melalui musyawarah desa.
Badan permusyawaratan desa menyelenggarakan musyawarah desa
berdasarkan laporan hasil pengkajian keadaan desa. Musyawarah desa membahas
dan menyepakati laporan hasil pengkajian keadaan desa; rumusan arah kebijakan
pembangunan desa yang dijabarkan dari visi dan misi kepala desa, dan rencana
prioritas kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa, pembangunan desa,
pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa. Hasil
kesepakatan dalam musyawarah desa tersebut dituangkan dalam berita acara.
Hasil kesepakatan musyawarah desa ini akan menjadi pedoman bagi pemerintah
desa dalam menyusun RPJMDesa.

3. Penyusunan rancangan RPJMDesa


Tim penyusun RPJMDesa menyusun rancangan RPJMDesa berdasarkan berita
acara penyusunan rencana pembangunan desa melalui musyawarah desa. Tim
penyusun RPJMDesa membuat berita acara tentang hasil penyusunan rancangan
RPJMDesa yang dilampiri dokumen rancangan RPJMDesa untuk kemudian
disampaikan oleh tim penyusun RPJMDesa kepada kepala desa. Kepala desa
memeriksa dokumen rancangan RPJMDesa yang telah disusun oleh tim penyusun
RPJMDesa. Tim penyusun RPJMDesa melakukan perbaikan berdasarkan arahan
kepala desa dalam hal kepala desa belum menyetujui rancangan RPJMDesa.
Bab 2  Perencanaan dan Penganggaran Desa 23

Dalam hal rancangan RPJMDesa telah disetujui oleh kepala desa, dilaksanakan
musyawarah perencanaan pembangunan desa.
Kepala desa menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan
desa yang diadakan untuk membahas dan menyepakati rancangan RPJMDesa.
Musyawarah perencanaan pembangunan desa diikuti oleh pemerintah desa,
badan permusyawaratan desa, dan unsur masyarakat yang terdiri atas: tokoh
adat; tokoh agama; tokoh masyarakat; tokoh pendidikan; perwakilan kelompok
tani; perwakilan kelompok nelayan; perwakilan kelompok pengrajin; perwakilan
kelompok perempuan; perwakilan kelompok pemerhati dan perlindungan
anak; dan perwakilan kelompok masyarakat miskin, serta unsur masyarakat
lain sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat. Musyawarah perencanaan
pembangunan desa membahas dan menyepakati rancangan RPJMDesa. Hasil
kesepakatan musyawarah perencanaan pembangunan desa dituangkan dalam
berita acara.

4. Penetapan dan perubahan RPJMDesa


Kepala desa mengarahkan tim penyusun RPJMDesa melakukan perbaikan
dokumen rancangan RPJMDesa berdasarkan hasil kesepakatan musyawarah
perencanaan pembangunan desa. Rancangan RPJMDesa akan menjadi lampiran
rancangan peraturan desa tentang RPJMDesa. Kepala desa menyusun rancangan
peraturan desa tentang RPJM desa. Rancangan peraturan desa tentang RPJMDesa
dibahas dan disepakati bersama oleh kepala desa dan badan permusyawaratan
desa untuk ditetapkan menjadi peraturan desa tentang RPJMDesa.

RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA (RKPDesa)


Berdasarkan Permendagri No. 114 Tahun 2014, Rencana Kerja Pemerintah Desa
(RKPDesa) merupakan penjabaran dari RPJMDesa untuk jangka waktu 1 (satu)
tahun yang memuat kerangka ekonomi desa dengan mempertimbangkan kerangka
pendanaan yang dimuktahirkan, program prioritas pembangunan desa, rencana kerja
dan pendanaan serta perkiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah
desa maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan
mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan RPJMDesa.
Permendagri No. 114 Tahun 2014 menjelaskan bahwa RKPDesa disusun oleh
pemerintah desa sesuai dengan informasi dari pemerintah daerah kabupaten/kota
berkaitan dengan pagu indikatif desa dan rencana kegiatan pemerintah, pemerintah
daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota. RKPDesa ini mulai disusun
oleh pemerintah desa pada bulan Juli tahun berjalan. RKPDesa ditetapkan dengan
24 Akuntansi Desa

peraturan desa paling lambat akhir bulan September tahun berjalan untuk selanjutnya
menjadi dasar penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa).
Kepala desa menyusun RKPDesa dengan mengikutsertakan masyarakat desa.
Penyusunan RKPDesa dilakukan dengan kegiatan yang meliputi:

a. Penyusunan perencanaan pembangunan desa melalui musyawarah desa


Badan permusyawaratan desa menyelenggarakan musyawarah desa dalam
rangka penyusunan rencana pembangunan desa. Hasil musyawarah desa tersebut
menjadi pedoman bagi pemerintah desa menyusun rancangan RKPDesa dan
daftar usulan RKPDesa. Badan permusyawaratan desa menyelenggarakan
musyawarah desa paling lambat bulan Juni tahun berjalan. Musyawarah desa
melaksanakan kegiatan sebagai berikut.

1. Mencermati ulang dokumen RPJMDesa.


2. Menyepakati hasil pencermatan ulang dokumen RPJMDesa.
3. Membentuk tim verifikasi sesuai dengan jenis kegiatan dan keahlian yang
dibutuhkan.

b. Pembentukan tim penyusun RKPDesa


Tim penyusun RKPDesa dibentuk oleh kepala desa dengan keputusan kepala
desa, dengan jumlah tim paling sedikit 7 (tujuh) orang dan paling banyak 11
(sebelas) orang tentu saja dengan mengikutsertakan perempuan. Tim penyusun
RKPDesa terdiri dari: (a) kepala desa selaku pembina; (b) sekretaris desa selaku
ketua; (c) ketua lembaga pemberdayaan masyarakat sebagai sekretaris; dan (d)
anggota yang terdiri dari: perangkat desa, lembaga pemberdayaan masyarakat,
kader pemberdayaan masyarakat desa, dan unsur masyarakat lainnya.
Tim penyusun RKPDesa melaksanakan tugas berupa: (a) pencermatan
pagu indikatif desa dan penyelarasan program/kegiatan masuk ke desa; (b)
pencermatan ulang dokumen RPJMDesa; (c) penyusunan rancangan RKPDesa;
dan (d) penyusunan rancangan daftar usulan RKPDesa.

c. Pencermatan pagu indikatif desa dan penyelarasan program/kegiatan masuk


ke desa
Kepala desa mendapatkan data dan informasi dari kabupaten/kota tentang pagu
indikatif desa serta rencana program/kegiatan pemerintah, pemerintah daerah
provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota yang masuk ke desa. Data dan
informasi tersebut diterima kepala desa dari kabupaten/kota paling lambat bulan
Juli setiap tahun berjalan.
Bab 2  Perencanaan dan Penganggaran Desa 25

Tim penyusun RKPDesa melakukan pencermatan pagu indikatif desa yang


meliputi: (a) rencana dana desa yang bersumber dari APBN; (b) rencana Alokasi
Dana Desa (ADD) yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima
kabupaten/kota; (c) rencana bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah
kabupaten/kota; dan (d) rencana bantuan keuangan dari anggaran pendapatan
dan belanja daerah provinsi dan anggaran pendapatan belanja daerah kabupaten/
kota. Hasil pencermatan ini dituangkan ke dalam format pagu indikatif desa.
Tim penyusun RKPDesa melakukan penyelarasan rencana program/kegiatan
yang masuk ke desa yang meliputi: (a) rencana kerja pemerintah kabupaten/kota;
(b) rencana program dan kegiatan pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan
pemerintah daerah kabupaten/kota; (c) hasil penjaringan aspirasi masyarakat
oleh dewan perwakilan rakyat daerah kabupaten/kota. Hasil penyelarasan ini
dituangkan ke dalam format kegiatan pembangunan yang masuk ke desa.
Berdasarkan hasil pencermatan pagu indikatif desa dan penyelarasan
kegiatan pembangunan yang masuk ke desa, tim penyusun RKPDesa menyusun
rencana pembangunan berskala lokal desa yang dituangkan dalam rancangan
RKPDesa.

d. Pencermatan ulang dokumen RPJMDesa


Tim penyusunan RKPDesa mencermati skala prioritas usulan rencana kegiatan
pembangunan desa untuk 1 (satu) tahun anggaran berikutnya, sebagaimana yang
tercantum dalam dokumen RPJMDesa. Hasil pencermatan ini menjadi dasar
bagi tim penyusun RKPDesa dalam menyusun rancangan RKPDesa.

e. Penyusunan rancangan RKPDesa


Penyusunan rancangan RKPDesa berpedoman pada: (a) hasil kesepakatan
musyawarah desa; (b) pagu indikatif desa; (c) pendapatan asli desa; (d) rencana
kegiatan pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah
kabupaten/kota; (e) jaring aspirasi masyarakat yang dilakukan oleh DPRD
kabupaten/kota; (f) hasil pencermatan ulang dokumen RPJMDesa; (g) hasil
kesepakatan kerjasama antardesa; dan (h) hasil kesepakatan kerjasama desa
dengan pihak ketiga.
Rancangan RKPDesa paling sedikit berisi uraian: (a) evaluasi pelaksanaan
RKPDesa tahun sebelumnya; (b) prioritas program, kegiatan, dan anggaran desa
yang dikelola oleh desa; (c) prioritas program, kegiatan, dan anggaran desa yang
dikelola melalui kerja sama antardesa dan pihak ketiga; (d) rencana program,
kegiatan, dan anggaran desa yang dikelola oleh desa sebagai kewenangan
penugasan dari pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah
kabupaten/kota; dan (e) pelaksana kegiatan desa yang terdiri atas unsur perangkat
desa dan/atau unsur masyarakat desa.
26 Akuntansi Desa

f. Penyusunan RKPDesa melalui musyawarah perencanaan pembangunan


desa
Kepala desa menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan
desa yang diadakan untuk membahas dan menyepakati rancangan RKPDesa.
Musyawarah perencanaan pembangunan desa diikuti oleh pemerintah desa,
badan permusyawaratan desa, dan unsur masyarakat yang terdiri dari: tokoh
adat; tokoh agama; tokoh masyarakat; tokoh pendidikan; perwakilan kelompok
tani; perwakilan kelompok nelayan; perwakilan kelompok pengrajin; perwakilan
kelompok perempuan; perwakilan kelompok pemerhati dan pelindungan anak;
dan perwakilan kelompok masyarakat miskin; serta unsur masyarakat lain yang
sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat. Hasil kesepakatan musyawarah
perencanaan pembangunan desa dituangkan dalam berita acara.

g. Penetapan RKPDesa
Kepala desa mengarahkan tim penyusun RPJMDesa untuk melakukan perbaikan
dokumen rancangan RKPDesa berdasarkan hasil kesepakatan musyawarah
perencanaan pembangunan desa. Rancangan RKPDesa akan menjadi lampiran
rancangan peraturan desa tentang RKPDesa. Kepala desa menyusun rancangan
peraturan desa tentang RPJMDesa. Rancangan peraturan desa tentang RKPDesa
dibahas dan disepakati bersama oleh kepala desa dan badan permusyawaratan
desa untuk ditetapkan menjadi peraturan desa tentang RKPDesa.

h. Perubahan RKPDesa
RKPDesa dapat diubah karena (a) terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam,
krisis politik, krisis ekonomi, dan/atau kerusuhan sosial yang berkepanjangan,
dan (b) terdapat perubahan mendasar atas kebijakan pemerintah, pemerintah
daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota.
Dalam hal terjadi perubahan RKPDesa dikarenakan terjadi peristiwa khusus,
kepala desa melaksanakan kegiatan sebagai berikut.

1. Berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota yang mempunyai


kewenangan terkait dengan kejadian khusus.
2. Mengkaji ulang kegiatan pembangunan dalam RKPDesa yang terkena
dampak terjadinya peristiwa khusus.
3. Menyusun rancangan kegiatan yang disertai rencana kegiatan dan RAB.
4. Menyusun rancangan perubahan RKPDesa.
Bab 2  Perencanaan dan Penganggaran Desa 27

Dalam hal terjadi perubahan RKPDesa dikarenakan perubahan mendasar


atas kebijakan tersebut, kepala desa melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

1. Mengumpulkan dokumen perubahan mendasar atas kebijakan pemerintah,


pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/
kota.
2. Mengkaji ulang kegiatan pembangunan dalam RKPDesa yang terkena
dampak terjadinya perubahan mendasar atas kebijakan pemerintah,
pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/
kota.
3. Menyusun rancangan kegiatan yang disertai rencana kegiatan dan RAB.
4. Menyusun rancangan perubahan RKPDesa.

i. Pengajuan daftar usulan RKPDesa


Kepala desa menyampaikan daftar usulan RKPDesa kepada bupati/walikota
melalui camat paling lambat 31 Desember tahun berjalan. Daftar usulan RKPDesa
menjadi materi pembahasan di dalam musyawarah perencanaan pembangunan
kecamatan dan kabupaten/kota. Bupati/walikota menginformasikan kepada
pemerintah desa tentang hasil pembahasan daftar usulan RKPDesa setelah
diselenggarakannya musyawarah perencanaan pembangunan di kecamatan
paling lambat bulan Juli tahun anggaran berikutnya.

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDESA)


Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) merupakan rencana keuangan
tahunan pemerintah desa. APBDesa merupakan dokumen formal hasil kesepakatan
antara pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa yang berisi tentang belanja
yang ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan pemerintah desa selama satu tahun
dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk menutup keperluan belanja tersebut
atau pembiayaan yang diperlukan bila diperkirakan akan terjadi defisit atau surplus.
APBDesa disusun dengan memerhatikan RPJMDesa, RKPDesa, dan APBDesa tahun
sebelumnya.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) adalah instrumen penting
dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dalam pengelolaan
pemerintah desa. Tata kelola pemerintahan yang baik dapat dilihat dari proses
penyusunan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban APBDesa. Aparatur desa wajib
memahami tahapan atau siklus pengelolaan APBDesa yang baik, karena ini akan
memberikan arti terhadap model penyelenggaraan pemerintahan desa itu sendiri.
28 Akuntansi Desa

Pengelolaan APBDesa didasarkan pada prinsip partisipasi, transparansi, dan


akuntabilitas serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran, sehingga akan
mendorng dan memastikan bahwa pemerintahan desa akan dikelola dengan baik.
Berikut fungsi-fungsi APBDesa menurut Ardi Hamzah (2015).

a. Fungsi otorisasi. APBDesa menjadi target fiskal yang menggambarkan


keseimbangan antara belanja, pendapatan, dan pembiayaan yang diinginkan
sebagai dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja desa pada tahun
yang bersangkutan.
b. Fungsi perencanaan. APBDesa merupakan pernyataan kebijakan publik sebagai
pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang
bersangkutan.
c. Fungsi pengawasan. APBDesa menjadi pedoman pengendalian yang memiliki
konsekuensi hukum untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan desa sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
d. Fungsi alokasi. APBDesa harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja/
mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan
efisiensi dan efektivitas perekonomian desa.
e. Fungsi distribusi. Kebijakan APBDesa harus memerhatikan rasa keadilan dan
kepatutan masyarakat.
f. Fungsi akuntabilitas. APBDesa memberi landasan penilaian kinerja pemerintah
desa; hasil pelaksanaan anggaran yang dituangkan dalam laporan keuangan
pemerintah desa sebagai pernyataan pertanggungjawaban pemerintah desa
kepada publik.

PROSES PENYUSUNAN RENCANA APBDESA


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) dan Rencana Kerja
Pemerintah Desa (RKPDesa) merupakan dasar bagi penyusunan Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (RAPBDesa), yang mana proses penyusunannya
didasarkan pada Permendagri No. 113 Tahun 2014.

1. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) untuk


jangka waktu 6 (enam) tahun merupakan penjabaran dari visi dan misi dari kepala
desa yang terpilih. Setelah berakhir jangka waktu RPJMDesa, kepala desa terpilih
menyusun kembali RPJMDesa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun. RPJMDesa
ditetapkan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah kepala desa dilantik.
Bab 2  Perencanaan dan Penganggaran Desa 29

2. Selanjutnya kepala desa bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) menyusun


RKPDesa yang merupakan penjabaran dari RPJMDesa berdasarkan hasil
musyawarah rencana pembangunan desa. Penyusunan RKPDesa diselesaikan
paling lambat akhir bulan Januari tahun anggaran sebelumnya.

Tampilan 3. Proses Penyusunan APBDesa

Dijabarkan Dijabarkan Dibahas


dalam dalam bersama Kades
Musrenbangdes Musrenbangdes dan BPD

Visi & Misi RKPDesa Raperdes


RPJMDesa Raperdes
Kades Terpilih (Keputusan Persetujuan
(Perdes) APBDesa
Kades) APBDesa

Disampaikan
Kades dan ke Bupati
Kepala Desa Sekdes
Menyusun Sekdes
Menyusun
Menyusun

Sesuai Perdes
APBDesa

Evaluasi Lebih dari 20


Disampaikan Hari Kerja
ke Bupati RAPBDesa oleh
Bupati Ditindaklanjuti/
Diperbaiki

Tidak Sesuai Dikembalikan Menggunakan


Pagu APBDesa
Tahun
Tidak Sebelumnya
Ditindaklanjuti

Sumber: Modul Keuangan Desa, Tim Penyusun Badan Diklat Provinsi Kalimantan Barat, 2015
30 Akuntansi Desa

3. Sekretaris desa menyusun rancangan peraturan desa tentang APBDesa berdasarkan


pada RKPDesa tahun berkenaan, untuk kemudian menyampaikan rancangan
peraturan desa tentang APBDesa kepada kepala desa untuk memperoleh
persetujuan.
4. Kepala desa menyampaikan rancangan peraturan desa tentang APBDesa kepada
BPD untuk dibahas dan disepakati bersama. Rancangan peraturan desa tentang
APBDesa disepakati bersama paling lambat bulan Oktober tahun berjalan.
5. Rancangan peraturan desa tentang APBDesa yang telah disepakati disampaikan
kepala desa kepada bupati/walikota melalui camat atau sebutan lain paling lambat
3 (tiga) hari sejak disepakati untuk dievaluasi.
6. Bupati/Walikota menetapkan hasil evaluasi rancangan APBDesa paling lama
20 (dua puluh) hari kerja sejak diterimanya rancangan peraturan desa tentang
APBDesa. Apabila bupati/walikota tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas
waktu tersebut, peraturan desa tersebut berlaku dengan sendirinya.
7. Dalam hal bupati/walikota menyatakan hasil evaluasi rancangan peraturan
desa tentang APBDesa tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi, kepala desa bersama BPD melakukan
penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya
hasil evaluasi.
8. Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh kepala desa dan BPD, dan
kepala desa tetap menetapkan rancangan peraturan desa tentang APBDesa
menjadi peraturan desa, bupati/walikota dapat membatalkan peraturan desa
yang dimaksud dan sekaligus menyatakan berlakunya pagu APBDesa tahun
anggaran sebelumnya. Pembatalan peraturan desa dan pernyataan berlakunya
pagu tahun anggaran sebelumnya tersebut harus ditetapkam dengan peraturan
bupati/walikota.

STRUKTUR ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA


(APBDESA)
Permendagri No. 113 Tahun 2014 menjelaskan APBDesa terdiri dari pendapatan
desa, belanja desa, dan pembiayaan desa. Pendapatan desa diklasifikasikan menurut
kelompok dan jenis. Belanja desa diklasifikasikan menurut kelompok, kegiatan, dan
jenis. Pembiayaan diklasifikasikan menurut kelompok dan jenis. Berikut garis besar
struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) tersebut.
Bab 2  Perencanaan dan Penganggaran Desa 31

Tampilan 4. Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa)

No. Uraian Anggaran Realisasi %


1 Pendapatan xx xx x
2 Belanja xx xx x
3 Surplus/Defisit (1 ‒ 2) xx xx x
4 Pembiayaan
xx xx x
5 • Penerimaan Pembiayaan
xx xx x
6 • Pengeluaran Pembiayaan
xx xx x
7 • Pembiayaan Neto (5 ‒ 6)
8 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (3 + 7) xx xx x

Sumber: Permendagri No. 113 Tahun 2014

Pendapatan
Pendapatan desa menurut Permendagri No. 113 Tahun 2014 merupakan semua
penerimaan uang melalui rekening desa yang merupakan hak desa dalam 1 (satu)
tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh desa. Pendapatan desa terdiri
atas kelompok: Pendapatan Asli Desa (PADesa); Pendapatan Transfer; dan Pendapatan
Lain-Lain.

a. Pendapatan asli desa (PADesa)


Pendapatan asli desa merupakan pendapatan yang diperoleh dan digali dari
potensi pendapatan yang ada di desa. Kelompok pendapatan asli daerah terdiri
atas:

1. Hasil usaha.
2. Hasil aset.
3. Swadaya, partisipasi, dan gotong royong.
4. Lain-lain pendapatan asli desa.

Hasil usaha desa antara lain hasil bumdes, tanah kas desa. Hasil aset antara
lain tambatan perahu, pasar desa, tempat pemandian umum, jaringan irigasi.
Swadaya, partisipasi, dan gotong royong adalah membangun dengan kekuatan
sendiri yang melibatkan peran serta masyarakat berupa tenaga, barang yang
dinilai dengan uang. Lain-lain pendapatan asli desa antara lain adalah hasil
pungutan desa.
32 Akuntansi Desa

b. Pendapatan transfer
Pendapatan transfer merupakan pendapatan desa yang diperoleh dari entitas lain
seperti transfer dari pemerintah kota dan kabupaten, transfer dari pemerintah
provinsi, dan transfer dari pemerintah pusat. Kelompok transfer terdiri atas:

1. Dana desa.
2. Bagian dari hasil pajak daerah kabupaten/kota dan retribusi daerah.
3. Alokasi Dana Desa (ADD).
4. Bantuan keuangan dari APBD provinsi.
5. Bantuan keuangan APBD kabupaten/kota.

Dana Desa
Dana desa menurut UU No. 60 Tahun 2014 adalah dana yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diperuntukkan bagi desa
yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten/
kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Pemerintah menganggarkan dana desa secara nasional dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) setiap tahun. Dana desa tersebut bersumber dari belanja
pemerintah dengan mengefektifkan program yang berbasis desa secara merata dan
berkeadilan. Program yang berbasis desa sendiri menurut PP No. 60 Tahun 2014
adalah program dalam rangka melaksanakan kewenangan desa berdasarkan hak
asal-usul dan kewenangan lokal berskala desa. PP No. 22 Tahun 2015 menyoroti
perubahan pengalokasian dana desa yang tercantum dalam Pasal 11, yang mana
dana desa setiap kabupaten/kota dihitung berdasarkan jumlah desa dan dialokasikan
berdasarkan alokasi dasar dan alokasi yang dihitung dengan memerhatikan jumlah
penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis desa setiap
kabupaten/kota.
Dana desa berdasarkan PP No. 60 Tahun 2014 dikelola secara tertib, taat pada
ketentuan peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan,
dan bertanggung jawab dengan memerhatikan rasa keadilan dan kepatutan, serta
mengutamakan kepentingan masyarakat setempat. Dana desa ditransfer melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota untuk selanjutnya ditransfer
ke APBDesa dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara ke
Rekening Kas Umum Daerah dan selanjutnya ke Rekening kas Desa. Penyaluran dana
desa dilakukan secara bertahap pada tahun anggaran berjalan dengan ketentuan: tahap
I pada bulan April sebesar 40%; tahap II pada bulan Agustus sebesar 40%; dan tahap
III pada bulan Oktober sebesar 20%.
Bab 2  Perencanaan dan Penganggaran Desa 33

PP No. 60 Tahun 2014 menambahkan bahwa dana desa digunakan untuk membiayai
penyelengggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan
kemasyarakatan. Dana desa diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat. Pada prinsipnya dana desa dialokasikan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk membiayai kewenangan yang menjadi
tanggung jawab desa. Namun, untuk mengoptimalkan penggunaannya, dana desa
diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, antara
lain: pembangunan pelayanan dasar pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Dalam
rangka pengentasan kemiskinan, dana desa juga dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan primer pangan, sandang, dan papan masyarakat. Penggunaan dana desa
untuk kegiatan yang tidak prioritas dapat dilakukan sepanjang kegiatan pembangunan
dan pemberdayaan masyarakat telah terpenuhi. Penggunaan dana desa mengacu pada
RPJMDesa dan RKPDesa.

Bagian dari Hasil Pajak Daerah Kabupaten/Kota dan Retribusi


Daerah
PP No. 43 Tahun 2014 menyebut pemerintah kabupaten/kota mengalokasikan bagian
dari hasil pajak dan retribusi daerah kabupaten/kota kepada desa paling sedikit
10% (sepuluh perseratus) dari realisasi penerimaan hasil pajak dan retribusi daerah
kabupaten/kota. Pengalokasian bagian dari hasil pajak dan retribusi daerah tersebut
dilakukan berdasarkan ketentuan:

(a) 60% (enam puluh perseratus) dibagi secara merata kepada seluruh desa.
(b) 40% (empat puluh perseratus) dibagi secara proporsional berdasarkan realisasi
penerimaan hasil pajak dan retribusi daerah dari masing-masing desa.

Alokasi Dana Desa (ADD)


Alokasi Dana Desa (ADD) berdasarkan PP No. 34 Tahun 2014 adalah dana perimbangan
yang diterima kabupaten/kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) kabupaten/kota setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus (DAK). PP No. 43
Tahun 2014 menyatakan bahwa pemerintah daerah kabupaten/kota mengalokasikan
ADD dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota untuk setiap
tahun anggaran. ADD dialokasikan paling sedikit 10% dari dana perimbangan yang
diterima kabupaten/kota dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah setelah
dikurangi dana alokasi khusus.
34 Akuntansi Desa

Pengalokasian Alokasi dana desa (ADD) mempertimbangkan:

(a) Kebutuhan penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa.


(b) Jumlah penduduk desa, angka kemiskinan desa, luas wilayah desa, dan tingkat
kesulitan geografis desa. Pengalokasian Alokasi Dana Desa (ADD) ditetapkan
dengan peraturan bupati/walikota.

Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota


Pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota dapat memberikan
bantuan keuangan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) provinsi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten/
kota kepada desa. Bantuan keuangan dapat bersifat umum dan khusus. Bantuan
keuangan yang bersifat umum, peruntukkan dan penggunaannya diserahkan
sepenuhnya kepada desa penerima bantuan dalam rangka membantu pelaksanaan
tugas pemerintah daerah di desa. Bantuan keuangan yang bersifat khusus, peruntukkan
dan pengelolaannya ditetapkan oleh pemerintah daerah pemberi bantuan dalam
rangka percepatan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat. Pemberi
bantuan bersifat khusus dapat mensyaratkan penyediaan dana pendamping dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) penerima bantuan.

c. Pendapatan Lain-Lain
Kelompok pendapatan lain-lain menurut Permendagri No. 113 Tahun 2014
terdiri atas jenis:

1. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.


2. Lain-lain pendapatan desa yang sah.

Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat adalah pemberian
berupa uang dari pihak ketiga, sedangkan lain-lain pendapatan desa yang sah
sebagaimana dimaksud lain pendapatan adalah hasil kerjasama dengan pihak
ketiga dan bantuan perusahaan yang berlokasi di desa.

Belanja Desa
Belanja desa menurut Permendagri No. 113 Tahun 2014 meliputi semua pengeluaran
dari rekening desa yang merupakan kewajiban desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh desa. Belanja desa dipergunakan
dalam rangka mendanai penyelenggaraan kewenangan desa.
Bab 2  Perencanaan dan Penganggaran Desa 35

Klasifikasi belanja desa terdiri atas kelompok:

a. Penyelenggaraan pemerintahan desa.


b. Pelaksanaan pembangunan desa.
c. Pembinaan kemasyarakatan desa.
d. Pemberdayaan masyarakat desa.
e. Belanja tak terduga.

Kelompok belanja tersebut dibagi dalam kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan
desa yang telah dituangkan dalam RKPDesa. Kegiatan yang dimaksud terdiri atas jenis
belanja: pegawai; barang dan jasa; dan modal. Jenis belanja pegawai dianggarkan untuk
pengeluaran penghasilan tetap dan tunjangan bagi kepala desa dan perangkat desa,
serta tunjangan BPD yang dibayarkan setiap bulan.
Belanja barang dan jasa digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan
barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan. Belanja barang/
jasa antara lain: alat tulis kantor; benda pos; bahan/material; pemeliharaan; cetak/
penggandaan; sewa kantor desa; sewa perlengkapan dan peralatan kantor; makanan
dan minuman rapat; pakaian dinas dan atributnya; perjalanan dinas; upah kerja;
honorarium narasumber/ahli; operasional pemerintah desa; operasional BPD;
insentif rukun tetangga/rukun warga; dan pemberian barang pada masyarakat/
kelompok masyarakat. Insentif rukun tetangga/rukun warga adalah bantuan uang
untuk operasional lembaga RT/RW dalam rangka membantu pelaksanaan tugas
pelayanan pemerintahan, perencanaan pembangunan, ketentraman dan ketertiban,
serta pemberdayaan masyarakat desa.
Belanja modal digunakan untuk pengeluaran dalam rangka pembelian/pengadaan
barang atau bangunan yang nilai manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan. Pembelian/
pengadaan barang atau bangunan merupakan pembelian/pengadaan barang dan
bangunan yang digunakan untuk kegiatan penyelenggaraan kewenangan desa.
Dalam keadaan darurat dan/atau keadaan luar biasa (KLB), pemerintah desa
dapat melakukan belanja yang belum tersedia anggarannya. Keadaan darurat dan/atau
KLB merupakan keadaan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang
dan/atau mendesak. Keadaan darurat dan luar biasa ditetapkan dengan keputusan
bupati/walikota. Keadaan darurat tersebut antara lain dikarenakan bencana alam,
sosial, kerusakan sarana dan prasarana. Kegiatan dalam keadaan darurat tersebut
dianggarkan dalam belanja tidak terduga.
Belanja desa yang ditetapkan dalam APBDesa menurut PP No. 43 Tahun 2014
digunakan dengan ketentuan:

a. Paling sedikit 70% (tujuh puluh perseratus) dari jumlah anggaran belanja desa
yang digunakan untuk mendanai peyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan
36 Akuntansi Desa

pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan


masyarakat desa.
b. Paling banyak 30% (tiga puluh perseratus) dari jumlah anggaran belanja desa
digunakan untuk:

1. Penghasilan tetap dan tunjangan kepala desa dan perangkat desa.


2. Operasional pemerintah desa.
3. Tunjangan dan operasional BPD.
4. Insentif rukun tetangga dan rukun warga.

Pembiayaan Desa
Pembiayaan desa berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2014 meliputi semua
penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima
kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun
anggaran berikutnya. Pembiayaan desa terdiri atas kelompok:

a. Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan mencakup: sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA)
tahun sebelumnya; pencairan dana cadangan; dan hasil penjualan kekayaan
desa yang dipisahkan. SiLPA merupakan pelampauan penerimaan pendapatan
terhadap belanja, penghematan belanja, dan sisa dana kegiatan lanjutan. SiLPA
merupakan penerimaan pembiayaan yang digunakan untuk: menutupi defisit
anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil daripada realisasi belanja;
mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan; dan mendanai kewajiban lainnya
yang sampai dengan akhir tahun anggaran belum diselesaikan. Pencairan dana
cadangan digunakan untuk menganggarkan pencairan dana cadangan dari
rekening dana cadangan ke rekening kas desa dalam tahun anggaran berkenaan.
Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan digunakan untuk menganggarkan
hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan.

b. Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan terdiri dari: pembentukan dana cadangan dan
penyertaan modal desa. Pemerintah desa dapat membentuk dana cadangan untuk
mendanai kegiatan yang penyediaan dananya tidak dapat sekaligus/sepenuhnya
dibebankan dalam satu tahun anggaran. Pembentukan dana cadangan ditetapkan
dengan peraturan desa. Peraturan desa tersebut paling sedikit memuat: penetapan
Bab 2  Perencanaan dan Penganggaran Desa 37

tujuan pembentukan dana cadangan; program dan kegiatan yang akan dibiayai
dari dana cadangan; besaran dan rincian tahunan dana cadangan yang harus
dianggarkan; sumber dana cadangan; dan tahun anggaran pelaksanaan dana
cadangan. Pembentukan dana cadangan dapat bersumber dari penyisihan atas
penerimaan desa, kecuali dari penerimaan yang penggunaannya telah ditentukan
secara khusus berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pembentukan dana
cadangan ditempatkan pada rekening tersendiri. Penganggaran dana cadangan
tidak melebihi tahun akhir masa jabatan kepala desa. Contoh format Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) secara rinci terlampir di akhir bab
ini.

PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA


(APBDESA)
Perubahan peraturan desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa)
berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014 dapat dilakukan apabila terjadi:

a. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antarjenis belanja.


b. Keadaan yang menyebabkan sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun
sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan.
c. Terjadi penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan desa pada tahun
berjalan.
d. Terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis politik, krisis ekonomi,
dan/atau kerusuhan sosial yang berkepanjangan.
e. Perubahan mendasar atas kebijakan pemerintah dan pemerintah daerah.

Perubahan APBDesa hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
anggaran. Tata cara pengajuan perubahan APBDesa adalah sama dengan tata cara
penetapan APBDesa.
38 Akuntansi Desa

PERTANYAAN
1. Definisikan tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
(RPJMDesa).
2. Sebutkan prinsip-prinsip dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJMDesa).
3. Sebutkan tahapan-tahapan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJMDesa).
4. Apa yang dimaksud dengan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa)?
5. Sebutkan tahapan-tahapan dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa
(RKPDesa).
6. Gambarkan dan jelaskan alur penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa (APBDesa).
7. Bagaimanakah struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa)?
8. Jelaskan secara rinci struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDesa).
LAMPIRAN
FORMAT
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA
PEMERINTAH DESA …………..
TAHUN ANGGARAN ………….

KODE ANGGARAN
URAIAN KETERANGAN
REKENING (Rp)
1 2 3 4
1 PENDAPATAN
1 1 Pendapatan Asli Desa
Bab 2  Perencanaan dan Penganggaran Desa

1 1 1 Hasil Usaha
1 1 2 Swadaya, Partisipasi, dan Gotong Royong
1 1 3 Lain-lain Pendapatan Asli Desa yang Sah

1 2 Pendapatan Transfer
1 2 1 Dana Desa
1 2 2 Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota
1 2 3 Alokasi Dana Desa
1 2 4 Bantuan Keuangan
1 2 4 1 Bantuan Provinsi
1 2 4 2 Bantuan Kabupaten/Kota
39
40
KODE ANGGARAN
URAIAN KETERANGAN
REKENING (Rp)
1 2 3 4
1 3 Pendapatan Lain-Lain
1 3 1 Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga yang Tidak Mengikat
1 3 2 Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah

JUMLAH PENDAPATAN

2 BELANJA
2 1 Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
2 1 1 Penghasilan Tetap dan Tunjangan
2 1 1 1 Belanja Pegawai:
• Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat
• Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa
• Tunjangan BPD
2 1 2 Operasional Perkantoran
2 1 2 2 Belanja Barang dan Jasa
• Alat Tulis Kantor
• Benda Pos
• Pakaian Dinas dan Atribut
• Pakaian Dinas
• Alat dan Bahan Kebersihan
• Perjalanan Dinas
Akuntansi Desa
KODE ANGGARAN
URAIAN KETERANGAN
REKENING (Rp)
1 2 3 4
• Pemeliharaan
• Air, Listrik, dan Telepon
• Honor
• dst.
2 1 2 3 Belanja Modal
• Komputer
• Meja dan Kursi
Bab 2  Perencanaan dan Penganggaran Desa

• Mesin TIK
• dst.
2 1 3 Operasional BPD
2 1 3 2 Belanja Barang dan Jasa
• ATK
• Penggandaan
• Konsumsi Rapat
• dst.
2 1 4 Operasional RT/RW
2 1 4 2 Belanja Barang dan Jasa
• ATK
• Penggandaan
• Konsumsi Rapat
• dst.
41
42
KODE ANGGARAN
URAIAN KETERANGAN
REKENING (Rp)
1 2 3 4

2 2 Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa


2 2 1 Perbaikan Saluran Irigasi
2 2 1 2 Belanja Barang dan Jasa
• Upah Kerja
• Honor
• dst.
2 2 1 3 Belanja Modal
• Semen
• Material
• dst.
2 2 2 Pengaspalan Jalan Desa
2 2 2 2 Belanja Barang dan Jasa
• Upah Kerja
• Honor
• dst.
2 2 2 3 Belanja Modal
• Aspal
• Pasir
• dst.
2 2 3 Kegiatan ………
Akuntansi Desa
KODE ANGGARAN
URAIAN KETERANGAN
REKENING (Rp)
1 2 3 4

2 3 Bidang Pembinaan Kemasyarakatan


2 3 1 Kegiatan Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban
2 3 1 2 Belanja Barang dan Jasa
• Honor Pelatih
• Konsumsi
• Bahan Pelatihan
Bab 2  Perencanaan dan Penganggaran Desa

• dst.
2 3 2 Kegiatan ………

2 4 Bidang Pemberdayaan Masyarakat


2 4 1 Kegiatan Pelatihan Kepala Desa dan Perangkat Desa
2 4 1 2 Belanja Barang dan Jasa
• Honor Pelatih
• Konsumsi
• Bahan Pelatihan
• dst.
2 4 2 Kegiatan ………
43
44
KODE ANGGARAN
URAIAN KETERANGAN
REKENING (Rp)
1 2 3 4
2 5 Bidang Tak Terduga
2 5 1 Kegiatan Kejadian Luar Biasa
2 5 1 2 Belanja Barang dan Jasa
• Honor tim
• Konsumsi
• Obat-obatan
• dst.
2 5 2 Kegiatan ………

JUMLAH BELANJA

SURPLUS / DEFISIT

3 PEMBIAYAAN
3 1 Penerimaan Pembiayaan
3 1 1 SiLPA
3 1 2 Pencairan Dana Cadangan
3 1 3 Hasil Kekayaan Desa yang Dipisahkan
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN
Akuntansi Desa
KODE ANGGARAN
URAIAN KETERANGAN
REKENING (Rp)
1 2 3 4
3 2 Pengeluaran Pembiayaan
3 2 1 Pembentukan Dana Cadangan
3 2 2 Penyertaan Modal Desa
JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN

Sumber: Lampiran Permendagri No. 113 Tahun 2014


Bab 2  Perencanaan dan Penganggaran Desa
45
46 Akuntansi Desa
John R Sibarani

3
PELAKSANAAN
KEUANGAN DESA

Permendagri No. 113 Tahun 2014 menyebut bahwa pengelolaan keuangan desa
adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa. Pengelolaan keuangan desa
merupakan rangkaian siklus yang terpadu dan terintegrasi antara satu tahapan dengan
tahapan lainnya. Keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel,
partisipatif, serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran. Rangkaian dan
asas pengelolaan keuangan desa harus dilaksanakan dan dipenuhi oleh setiap desa
agar penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan
masyarakat desa, dan pemberdayaan masyarakat desa dapat berjalan sesuai dengan
rencana, sehingga visi desa dan masyarakat yang sejahtera dapat diwujudkan.
Siklus pengelolaan keuangan desa tidak akan berjalan tanpa adanya tata
pemerintahan desa yang baik. Oleh karena itu, peran serta pihak-pihak di luar
pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), seperti: tokoh desa, tokoh
agama, perwakilan dari kaum perempuan, perwakilan dari kaum petani, perwakilan
dari masyarakat miskin dan lainnya perlu dilibatkan dalam proses pengelolaan
keuangan desa. Akuntabilitas keuangan desa tidak hanya bersifat horisontal antara
pemerintah desa dengan Badan Musyawarah Desa (BPD), tetapi juga harus bersifat
vertikal antara kepala desa dengan masyarakat desa dan atasan kepala desa. Dokumen
publik tentang pengelolaan keuangan desa harus dapat diakses oleh masyarakat desa,
serta tidak diskriminasi terhadap satu golongan tertentu terkait dengan pengelolaan
keuangan desa.

47
48 Akuntansi Desa

Tampilan 5.  Siklus Pengelolaan Keuangan

Perencanaan Pelaksanaan Penatausahaan

Pertanggungjawaban Pelaporan

Sumber: Permendagri No. 113 Tahun 2014

KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA


Permendagri No. 113 Tahun 2014 menjelaskan bahwa kekuasaan pengelolaan keuangan
desa berada di tangan kepala desa yang dibantu oleh Pelaksana Teknis Pengelola
Keuangan Desa (PTPKD). Kepala desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan
keuangan desa dan mewakili pemerintah desa dalam kepemilikan kekayaan milik desa
yang dipisahkan. Oleh karena itu, kepala desa mempunyai kewenangan:

a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDesa.


b. Menetapkan Pelaksana Teknis Pengelola Keuangan Desa (PTPKD).
c. Menetapkan petugas yang melakukan pemungutan penerimaan desa.
d. Menyetujui pengeluaran atas kegiatan yang ditetapkan dalam APBDesa.
e. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban APBDesa.

Kepala desa dalam melaksanakan pengelolaan keuangan desa dibantu oleh


Pelaksana Teknis Pengelola Keuangan Desa (PTPKD) yang berasal dari unsur
perangkat desa yang ditetapkan dengan keputusan kepala desa. Unsur perangkat
desa yang dimaksud terdiri dari:

a. Sekretaris desa
Sekretaris desa bertindak selaku koordinator pelaksana teknis pengelolaan
keuangan desa yang mempunyai tugas:

1. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan Anggaran Pendapatan


dan Belanja Desa (APBDesa).
2. Menyusun rancangan peraturan desa tentang APBDesa, perubahan
APBDesa, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa.
3. Melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah
ditetapkan dalam APBDesa.
4. Menyusun pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa.
Bab 3  Pelaksanaan Keuangan Desa 49

5. Melakukan verifikasi terhadap bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran


APBDesa.

b. Kepala seksi
Kepala seksi bertindak sebagai pelaksana kegiatan sesuai dengan bidangnya,
dengan tugas:

1. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang menjadi tanggung


jawabnya.
2. Melaksanakan kegiatan dan/atau bersama lembaga kemasyarakatan desa
yang telah ditetapkan di dalam APBDesa.
3. Melakukan tindakan pengeluaran yang menyebabkan atas beban anggaran
belanja kegiatan.
4. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan.
5. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada kepala desa.
6. Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan
kegiatan.

c. Bendahara
Bendahara dijabat oleh staf pada urusan keuangan. Bendahara mempunyai
tugas: menerima, menyimpan, menyetorkan/membayar, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan penerimaan pendapatan desa dan pengeluaran
pendapatan desa dalam rangka pelaksanaan APBDesa.
Tampilan 6.  Kekuasaan Pengelola Keuangan Desa

Pemegang Kekuasaan Pengelola Keuangan Desa


(KADES)

PTPKD

SEKDES Koordinator

Kepala Seksi Bendahara/Staf


Urusan Keuangan

Kegiatan Keuangan

Sumber: Permendagri No. 113 Tahun 2014 dalam Materi Diklat Manajemen Keuangan Desa
(Ikatan Akuntan Indonesia Jawa Timur, 2015)
50 Akuntansi Desa

KEBIJAKAN PELAKSANAAN APBDESA


Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) merupakan alat mengoordinasikan
aktivitas perolehan pendapatan dan penerimaan pembiayaan, serta menjadi landasan
belanja dan pengeluaran pembiayaan bagi pemerintah desa untuk suatu periode
tertentu. Selanjutnya setelah APBDesa ditetapkan menjadi peraturan desa, maka
aktivitas pelaksanaan anggaran segera dapat dilaksanakan.
Berikut beberapa kebijakan terkait pelaksanaan APBDesa berdasarkan
Permendagri No. 113 Tahun 2014.

a. Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaan kewenangan


desa dilaksanakan melalui rekening kas desa.
b. Khusus bagi desa yang belum memiliki pelayanan perbankan di wilayahnya,
maka pengaturannya ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota.
c. Semua penerimaan dan pengeluaran desa harus didukung oleh bukti yang lengkap
dan sah.
d. Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan sebagai penerimaan desa selain
yang ditetapkan dalam peraturan desa.
e. Bendahara dapat menyimpan uang dalam kas desa pada jumlah tertentu dalam
rangka memenuhi kebutuhan operasional pemerintah desa yang jumlahnya
ditetapkan dalam peraturan bupati/walikota.
f. Bendahara desa sebagai wajib pungut pajak penghasilan (PPh) dan pajak lainnya
wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang dipungutnya
ke rekening kas negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku
g. Pengeluaran desa yang mengakibatkan beban APBDesa tidak dapat dilakukan
sebelum rancangan peraturan desa tentang APBDesa ditetapkan menjadi
peraturan desa. Pengeluaran desa ini tidak termasuk untuk belanja pegawai yang
bersifat mengikat dan operasional perkantoran yang ditetapkan dalam peraturan
kepala desa.
h. Penggunaan biaya tak terduga terlebih dulu harus dibuat rincian anggaran biaya
yang telah disahkan oleh kepala desa.
Bab 3  Pelaksanaan Keuangan Desa 51

PROSEDUR PENGELUARAN KAS


Berikut prosedur dan kebijakan pengeluaran kas yang tertuang dalam Permendagri
No. 113 Tahun 2014.

a. Pelaksana kegiatan mengajukan pendanaan untuk melaksanakan kegiatan harus


disertai dengan dokumen antara lain Rencana Anggaran Biaya (RAB).
b. RAB tersebut harus diverifikasi oleh sekretaris desa dan disahkan oleh kepala
desa.
c. Pelaksana kegiatan bertanggung jawab terhadap tindakan pengeluaran yang
menyebabkan atas beban anggaran belanja kegiatan dengan mempergunakan
buku pembantu kas kegiatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan
di desa.
d. Berdasarkan RAB ini, pelaksana kegiatan mengajukan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) kepada kepala desa.
e. SPP tidak boleh dilakukan sebelum barang dan atau jasa diterima.
f. Pengajuan SPP terdiri atas: Surat Permintaan Pembayaran (SPP); pernyataan
tanggung jawab belanja; dan lampiran bukti transaksi.
g. Dalam pengajuan pelaksanaan pembayaran, sekretaris desa berkewajiban
untuk:

1. Meneliti kelengkapan permintaan pembayaran yang diajukan oleh pelaksana


kegiatan.
2. Menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APBDesa yang tercantum
dalam permintaan pembayaran.
3. Menguji ketersediaan dana untuk kegiatan yang dimaksud.
4. Menolak pengajuan permintaan pembayaran oleh pelaksana kegiatan apabila
tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

h. Berdasarkan SPP yang telah diverifikasi sekretaris desa, kepala desa menyetujui
permintaan pembayaran dan bendahara melakukan pembayaran.
i. Bendahara melakukan pencatatan pengeluaran setelah pembayaran tersebut
dilakukan.
52
Tampilan 7. Prosedur Pengeluaran Kas

Pertanggungjawaban Kewajiban:
Buku Pembantu Kas
Pelaksanaan Kegiatan a. Meneliti kelengkapan permintaan pembayaran yang diajukan oleh pelaksana
Kegiatan
kegiatan.
Rencana Anggaran Biaya b. Menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APBDesa yang tercantum
Dilengkapi (RAB) dalam permintaan pembayaran.
Dokumen c. Menguji ketersedian dana untuk kegiatan yang dimaksud.
d. Menolak pengajuan permintaan pembayaran oleh pelaksana kegiatan apabila
tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

PELAKSANA Verifikasi Sekretaris Desa Kepala Desa


KEGIATAN Disahkan
Pembayaran
Mengajukan
Bendahara Desa
Surat Perintah
Pembayaran (SPP)

a. Surat Perintah Pembayaran Pencatatan


Setelah Barang
b. Pernyataan Tanggung Jawab Belanja Pengeluaran
Diterima
c. Lampiran Bukti Transaksi
Pembayaran Pajak

Sumber: Permendagri No. 113 Tahun 2014 dalam Materi Diklat Manajemen Keuangan Desa (Ikatan Akuntan Indonesia Jawa Timur, 2015)
Akuntansi Desa
Bab 3  Pelaksanaan Keuangan Desa 53

Tampilan 8. Format Rencana Anggaran Biaya Berdasarkan Lampiran Permendagri


No. 113 Tahun 2014

RENCANA ANGGARAN BIAYA


DESA ………… KECAMATAN …………
TAHUN ANGGARAN …………

Bidang: …………
Kegiatan: …………
Waktu Pelaksanaan: …………

Rincian Pendanaan:
Harga Satuan Jumlah
No. Uraian Volume
(dalam rupiah) (dalam rupiah)
1 2 3 4 5

Jumlah

…………, tanggal …………


Disetujui/Mengesahkan Pelaksana Kegiatan,
Kepala Desa,

…………………………………… …………………………………

Petunjuk pengisian:
Bidang diisi dengan kode rekening berdasarkan klasifikasi kelompok belanja desa.
Kegiatan diisi dengan kode rekening sesuai dengan urutan kegiatan dalam APBDesa.
Kolom 1 diisi dengan nomor urut.
Kolom 2 diisi dengan uraian berupa rincian kebutuhan dalam kegiatan.
Kolom 3 diisi dengan volume dapat berupa jumlah orang/barang.
Kolom 4 diisi dengan harga satuan yang merupakan besaran untuk membayar orang/barang.
Kolom 5 diisi dengan jumlah perkalian antara kolom 3 dengan kolom 4.
54 Akuntansi Desa

Tampilan 9. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) Berdasarkan Lampiran Permendagri


No. 113 Tahun 2014

SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN (SPP)


DESA ………… KECAMATAN …………
TAHUN ANGGARAN …………

Bidang: …………
Kegiatan: …………
Waktu Pelaksanaan: …………

Rincian Pendanaan:    (dalam rupiah)


Pencairan
Jumlah
Pagu s.d. Permintaan Sisa
No. Uraian s.d. Saat
Anggaran Periode Saat Ini Anggaran
Ini
yang Lalu
1 2 3 4 5 6 7

Jumlah

…………, tanggal …………


Telah Dilakukan Verifikasi Pelaksana Kegiatan,
Sekretaris Desa,

…………………………………… …………………………………….
Setujui untuk Dibayarkan Telah Dibayar Lunas
Kepala Desa, Bendahara Desa,

…………………………………… …………………………………….
Bab 3  Pelaksanaan Keuangan Desa 55

Petunjuk pengisian:
Bidang diisi dengan kode rekening berdasarkan klasifikasi kelompok belanja desa.
Kegiatan diisi dengan kode rekening sesuai dengan urutan kegiatan dalam APBDesa.
Kolom 1 dengan nomor urut.
Kolom 2 diisi dengan rincian penggunaan dana sesuai rencana kegiatan.
Kolom 3 diisi dengan rincian pagu anggaran sesuai dengan rencana kegiatan.
Kolom 4 diisi dengan rincian jumlah anggaran yang telah dibayar sebelumnya.
Kolom 5 diisi dengan rincian yang dimintakan untuk dibayar.
Kolom 6 diisi dengan jumlah permintaan dana sampai saat ini.
Kolom 7 disi dengan sisa anggaran.

PROSEDUR PENERIMAAN KAS


Prosedur penerimaan kas secara spesifik tidak diatur dalam Permendagri No. 113
Tahun 2014, namun demikian bendahara desa wajib menerapkan prosedur penerimaan
kas yang menjamin keamanan, kelengkapan dan keakuratan penerimaan kas. Secara
spesifik prosedur penerimaan kas yang berasal dari pendapatan transfer pemerintah
kabupaten/kota dalam bentuk dana desa adalah sebagai berikut1:

a. Alokasi Dana Desa (ADD) dalam APBD kabupaten/kota dianggarkan pada


badan/dinas/kantor pemberdayaan masyarakat desa atau dengan sebutan lain
yang memiliki tugas dan fungsi tersebut.
b. Pemerintah desa membuka rekening pada bank yang ditunjuk berdasarkan
keputusan kepala desa.
c. Kepala desa mengajukan permohonan penyaluran ADD kepada bupati dalam hal
ini badan/dinas/kantor pemberdayaan masyarakat desa atau dengan sebutan lain
di kabupaten melalui camat setelah dilakukan verifikasi oleh tim pendamping
kecamatan.
d. Kepala badan/dinas/kantor pemberdayaan masyarakat desa atau dengan sebutan
lain akan meneruskan berkas permohonan berikut lampirannya kepada kepala
bagian keuangan setda kabupaten atau kepala Dinas/Badan Pengelola Keuangan
dan Kekayaan Aset Daerah (D/BPKKAD) atau dengan sebutan lain yang memiliki
tugas dan fungsi tersebut yang selanjutnya akan menyalurkan ADD langsung
dari kas daerah ke rekening desa.
e. Mekanisme pencairan ADD dalam APBDesa dilakukan secara bertahap atau
disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi daerah kabupaten/kota.

1
Disarikan dari Modul Keuangan Desa, Bandiklat Provinsi Kalimantan Barat, 2014.
56 Akuntansi Desa

Tampilan 10.  Prosedur Penerimaan Dana Desa2

Kepala Desa Biro Pemerintahan BUD/PPKD

Surat Surat Permohonan + SPP/SPM


Permohonan + Lampiran
Lampiran

Verifikasi Verifikasi
Dilampiri:
Dokumen Kelengkapan
1.Kuitansi Rangkap tiga
2.Gambar Objek
3.RAB yang sudah Ditandatangani
4.Fotokopi Rekening Bank SPP/SPM SP2D

Uang Cair BANK

ASPEK PERPAJAKAN DALAM PENGELOLAAN DESA


Permendagri No. 113 Tahun 2014 menyebutkan bahwa bendahara desa sebagai
wajib pungut Pajak Penghasilan (PPh) dan pajak lainnya, wajib menyetorkan seluruh
penerimaan potongan dan pajak yang dipungutnya ke rekening kas negara sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu, bendahara desa
yang ditunjuk wajib mengerti aspek-aspek perpajakan berdasarkan undang-undang
dan peraturan perpajakan yang berlaku.
Bendahara desa yang ditunjuk wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP) sebagai identitas bendahara desa dalam menjalankan
kewajiban perpajakannya yang meliputi memotong/memungut dan menyetorkan
serta melaporkan Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sesuai
ketentuan peraturan perpajakan.
Kewajiban perpajakan yang menjadi tanggung jawab bendahara desa meliputi:

a. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21


Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 dikenakan sehubungan dengan adanya
pembayaran honorarium/upah/imbalan lainnya dengan tarif sebagai berikut.
2
Disarikan dari Modul Keuangan Desa, Bandiklat Provinsi Kalimantan Barat, 2014.
Bab 3  Pelaksanaan Keuangan Desa 57

Tampilan 11. Tarif Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21

Memiliki Tidak Memiliki


Penerima Imbalan
NPWP NPWP
PNS Golongan IV 15% 18%
(20% lebih tinggi)
PNS Golongan III 5% 6% (20% lebih tinggi)
PNS Golongan II 0% 0%
Non PNS 5% 6%
Upah Tukang dan Kuli Bangunan >300.000 per hari 5% 6%

Sumber: UU No. 36 Tahun 2008 dan peraturan pelaksanaannya termasuk PMK No. 152 Tahun
2015.

Pemotongan PPh Pasal 21 dilakukan pada saat pembayaran dengan membuat


Bukti Potong PPh Pasal 21, selanjutnya PPh Pasal 21 disetor dengan menggunakan
Surat Setoran Pajak (SSP) ke Bank Persepsi/Kantor Pos paling lambat tanggal 10
bulan berikutnya dan melaporkan PPh Pasal 21 yang telah disetor tersebut dengan
menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPh Pasal 21 ke Kantor Pelayanan Pajak
Pratama (KPP Pratama), Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
(KP2KP) sesuai tempat bendahara desa terdaftar.
Contoh perhitungan PPh Pasal 21:

1. Penerima honorium PNS


Bendahara Desa Menahaji membayar honor kepada Bapak Budi, PTPKD
kegiatan rehab/perbaikan jalan desa (PNS/IVa) sebesar Rp2.000.000.
Perhitungan PPh Pasal 21 adalah Rp2.000.000 x 15% = Rp300.000.
2. Penerimaan honorium (Non PNS)
Bendahara Desa Menahaji membayar honor kepada Bapak Zaki, PTPKD
kegiatan rehab/perbaikan jalan desa (Non PNS) sebesar Rp2.000.000.
Perhitungan PPh Pasal 21 jika memiliki NPWP adalah Rp2.000.000 x 5% =
Rp100.000.
   Jika Wajib Pajak (WP) yang bersangkutan tidak memiliki NPWP maka
perhitungan PPh Pasal 21 adalah Rp2.000.000 x 6% = Rp120.000.
   Mengingat yang menerima bukan PNS, maka tarif yang digunakan untuk
pemotongan PPh Pasal 21 adalah tarif Pasal 17 UU Pajak Penghasilan.

b. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22


Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 dikenakan sehubungan dengan adanya
pembayaran atas belanja barang (misalnya: material/bahan bangunan; konsumsi:
aqua/snack/nasi kotak; ATK dan fotokopi) dengan tarif pada Tampilan 12.
58 Akuntansi Desa

Tampilan 12.  Tarif Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22

Nilai Memiliki Tidak Memiliki


Pembayaran NPWP NPWP
Sampai dengan Rp2.000.000 Tidak Dipungut Tidak Dipungut
Lebih dari Rp2.000.000 1,5% dari Dasar Pengenaan 3% (100% lebih tinggi) dari
Pajak (sebelum PPN) Dasar Pengenaan Pajak
(sebelum PPN)

Sumber: UU No. 36 Tahun 2008.

   Dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal 22 jika pembayaran yang


jumlahnya kurang dari Rp2.000.000 (dua juta rupiah) dan tidak merupakan
pembayaran yang terpecah-pecah, serta pembayaran untuk pembelian bahan
bakar minyak, listrik, gas, pelumas, air minum/PDAM dan benda-benda pos.
   PPh Pasal 22 dipungut dan disetor dengan menggunakan SSP ke Bank
Persepsi/Kantor Pos pada hari yang sama saat dibayarkan dan dilaporkan dengan
menggunakan SPT Pasal 22 ke KPP Pratama/KP2KP tempat bendahara desa
terdaftar paling lambat tanggal 14 bulan berikutnya.

c. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23


Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dikenakan sehubungan dengan adanya
pembayaran atas belanja jasa (misalnya: sewa kendaraan/peralatan, servis/
perbaikan peralatan, jasa catering) kepada wajib pajak badan. Jika penyedia jasa
adalah WP perseorangan, maka dikenakan PPh Pasal 21. Dikecualikan dari
pemungutan bagi wajib pajak yang mempunyai SKB (Surat Keterangan Bebas
untuk omset kurang dari Rp4,8 miliar per tahun).
   Tarif yang digunakan sebesar 2% dari pembayaran tidak termasuk PPN. PPh
Pasal 23 dipotong pada saat pembayaran dengan membuat Bukti Potong PPh
Pasal 23, selanjutnya PPh Pasal 23 disetor dengan menggunakan SSP ke Bank
Persepsi/Kantor Pos paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya dan dilaporkan
dengan menggunakan SPT Masa PPh Pasal 23 ke KPP Pratama/KP2KP tempat
bendahara desa terdaftar paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya.

d. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)


Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menurut UU No. 42 Tahun 2009 dikenakan
sehubungan dengan adanya pembayaran atas belanja barang dan jasa kena
pajak dengan nilai pembayaran termasuk pajak (PPN) lebih dari Rp1.000.000
(satu juta rupiah). Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah 10% dari Dasar
Pengenaan Pajak (DPP). PPN dipungut pada saat pembayaran, selanjutnya
disetor dengan menggunakan SSP ke Bank Persepsi/Kantor Pos dan dilaporkan
Bab 3  Pelaksanaan Keuangan Desa 59

dengan menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT) ke KPP Pratama/KP2KP


tempat bendahara desa terdaftar paling lambat akhir bulan berikutnya.
   Berikut pembayaran yang tidak dipungut PPN oleh bendaharawan menurut
Keputusan Menteri Keuangan No. 563 Tahun 2003.

1. Tidak melebihi dari jumlah Rp1.000.000 termasuk PPnBM dan merupakan


pembayaran yang tidak dipecah-pecah.
2. BBM dan Non BBM yang penyerahannya dilakukan oleh Pertamina.
3. Atas jasa angkutan udara yang diserahkan oleh perusahaan penerbangan.
4. Atas penyerahan BKP/JKP yang menurut perundangan-undangan yang
berlaku, mendapat fasilitas PPN tidak dipungut dan/atau dibebaskan dari
pengenaan PPN.
5. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan,
warung, dan sejenisnya, termasuk makanan dan minuman yang diserahkan
oleh jasa boga atau catering (dikenakan pajak daerah, pajak restoran, dan
disetor ke kas daerah).

Contoh perhitungan PPh dan PPN:

1. Pembayaran sebesar Rp10.000.000 (sebelum pajak) ke Toko Jaya Abadi


atas pembelian bahan material berupa paving sebanyak 200 m2 (dengan
harga per 1 m2 Rp50.000) untuk proyek pembangunan jalan desa. Berikut
perhitungannya.

Harga Paving 200 m2 x Rp50.000 = Rp10.000.000


Pajak Pertambahan Nilai (PPN), 10% = Rp1.000.000
PPh Pasal 22, 1,5% x Rp10.000.000 = Rp150.000
Jumlah Rp11.150.000

Uang yang diserahkan ke Toko Jaya Makmur sebesar Rp9.850.000, yang
dihitung dari Rp10.000.000 – Rp150.000. Jumlah SPJ Belanja yang tertera
dalam kuitansi dan dicatat sebagai pengeluaran adalah Rp11.000.000. Jumlah
yang dimaksudkan sebagai potongan pajak adalah Rp1.150.000.
2. Pembayaran sebesar Rp1.800.000 (sebelum pajak) ke Toko Jaya Abadi atas
pembelian bahan material berupa semen sebanyak 30 sak untuk proyek
renovasi kantor kepala desa. Berikut perhitungannya.

Harga Semen 30 sak x Rp60.000 = Rp1.800.000


Pajak Pertambahan Nilai (PPN), 10% = Rp180.000
PPh Pasal 22 = Rp0
Jumlah Rp1.980.000
60 Akuntansi Desa

e. Bea Meterai
Bea meterai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen berupa kertas yang
menurut UU Bea Meterai menjadi objek bea meterai (UU No. 13 Tahun 1985).
Dokumen yang dikenai bea meterai antara lain adalah dokumen yang berbentuk
surat yang memuat jumlah uang, seperti kuitansi, dan dokumen yang bersifat
perdata, seperti dokumen perjanjian pembangunan gedung kantor dengan
pengusaha jasa konstruksi dan dokumen kontrak pengadaan jasa tenaga
kebersihan.

Tampilan 13.  Tarif Bea Meterai

No. Objek Tarif


1. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan Rp6.000
untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan,
kenyataan, atau
keadaan yang bersifat perdata.
2. Akta-akta notaris termasuk salinannya. Rp6.000
3. Akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah termasuk Rp6.000
rangkap-rangkapnya.
4. Surat yang memuat jumlah uang, seperti kuitansi, billing statement,
dll.
a. 0 s.d. Rp250.000. -
b. Di atas Rp250.000 s.d. Rp1.000.000. Rp3.000
c. Di atas Rp1.000.000. Rp6.000
5. Surat berharga, seperti wesel, promes, dan aksep. Rp6.000
6. Cek dan bilyet giro. Rp3.000
7. Efek atau sekumpulan efek dengan nama dan dalam bentuk
apapun.
a. Harga nominal sampai dengan Rp1.000.000. Rp3.000
b. Harga nominal di atas Rp1.000.000. Rp6.000
8. Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka Rp6.000
pengadilan.

Sumber: PP No. 24 Tahun 2000.


Bab 3  Pelaksanaan Keuangan Desa 61

Sementara yang tidak dikenakan bea meterai berdasarkan UU No. 13 Tahun


1985 adalah:

1. Dokumen yang berupa:

a) Surat penyimpanan barang.


b) Konosemen.
c) Surat angkutan penumpang dan barang.
d) Keterangan pemindahan yang dituliskan di atas dokumen.
e) Bukti untuk pengiriman dan penerimaan barang.
f) Surat pengiriman barang untuk dijual atas tanggungan pengirim.
g) Surat-surat lainnya yang dapat disamakan dengan surat-surat di atas.

2. Segala bentuk ijazah.


3. Tanda terima gaji, uang tunggu, pensiun, uang tunjangan, dan pembayaran
lainnya yang ada kaitannya dengan hubungan kerja serta surat-surat yang
diserahkan untuk mendapatkan pembayaran itu.
4. Tanda bukti penerimaan uang negara dari kas negara, kas pemerintah
daerah, dan bank.
5. Kuitansi untuk semua jenis pajak dan untuk penerimaan lainnya yang
dapat disamakan dengan itu dari kas Negara, kas pemerintahan daerah dan
bank.
6. Tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan internal organisasi.
7. Dokumen yang menyebutkan tabungan, pembayaran uang tabungan kepada
penabung oleh bank, koperasi, dan badan-badan lainnya yang bergerak di
bidang tersebut.
8. Surat gadai yang diberikan oleh Perusahaan Jawatan Pegadaian.
9. Tanda pembagian keuntungan atau bunga dari efek, dengan nama dan dalam
bentuk apapun.
62 Akuntansi Desa

PERTANYAAN
1. Sebutkan kewenangan kepala desa sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan
keuangan desa.
2. Sebutkan tugas-tugas dari sekretaris desa, kepala seksi, dan bendahara desa dalam
jabatannya sebagai pengelola keuangan desa.
3. Sebutkan beberapa kebijakan yang terkait dengan pelaksanaan APBDesa.
4. Gambarkan dan jelaskan prosedur pengeluaran kas.
5. Gambarkan dan jelaskan prosedur penerimaan Alokasi Dana Desa (ADD).
6. Sebutkan dan jelaskan kewajiban perpajakan yang menjadi tanggung jawab
bendahara desa.
John R Sibarani

4
PENATAUSAHAAN
KEUANGAN DESA

Dalam rangka mewujudkan asas pengelolaan keuangan desa yang transparan dan
akuntabel, maka penatausahaan keuangan desa yang baik wajib dilaksanakan.
Penatausahaan keuangan desa merupakan tanggung jawab bendahara desa.
Permendagri No. 113 Tahun 2014 menyatakan bendahara desa wajib melakukan
pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran, serta melakukan tutup buku setiap
akhir bulan secara tertib. Bendahara desa bertanggung jawab untuk menciptakan
suatu sistem pencatatan yang menghasilkan laporan keuangan yang benar, lengkap,
akurat, andal, dan tepat waktu. Bendahara desa wajib mempertanggungjawabkan uang
melalui laporan pertanggungjawaban yang disampaikan setiap bulan kepada kepala
desa dan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

63
64 Akuntansi Desa

PENATAUSAHAAN KEUANGAN: PENERIMAAN DAN


PENGELUARAN KAS
Penerimaan kas oleh pemerintah desa menurut Permendagri No. 113 Tahun 2014
dapat berupa pendapatan desa yang bersumber dari pendapatan asli desa, pendapatan
transfer, pendapatan lain-lain, ataupun yang bersumber dari penerimaan pembiayaan.
Sementara pengeluaran kas oleh pemerintah desa dapat berupa belanja pada
bidang penyelenggara pemerintahan desa, bidang pelaksanaan pembangunan desa,
bidang pembinaan kemasyarakatan, bidang tak terduga, atau untuk pengeluaran
pembiayaan.
Berikut siklus penatausahaan keuangan yang dapat dilaksanakan oleh bendahara
desa.

Tampilan 14.   Siklus Penatausahaan Keuangan Desa

Transaksi Kas Pencatatan


Peraturan Desa
Masuk dan Kas Buku Kas (Umum,
tentang APBDesa
Keluar Pembantu Pajak, Bank)

Tutup Buku Setiap


Laporan Akhir Bulan sebagai
Laporan Bulanan

Penyesuaian Posting ke
Neraca Saldo
Aset Buku Besar

Sumber: Permendagri No. 113 Tahun 2014

Keterangan:

1. Siklus penatausahaan keuangan desa dimulai dengan ditetapkannya peraturan


desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa).
2. Berdasarkan APBDesa maka pemerintahan desa melakukan transaksi keuangan
berupa penerimaan kas sebagai sumber pendapatan desa dan melakukan
pengeluaran kas berupa belanja untuk menjalankan operasional dan program-
program desa.
Bab 4  Penatausahaan Keuangan Desa 65

3. Berdasarkan bukti-bukti transaksi keuangan (kas masuk maupun kas keluar)


yang sah terutama Surat Permintaan Pembayaran dan Bukti Penerimaan Kas,
bendahara desa mencatatnya dalam buku-buku kas (buku kas umum, buku
pembantu pajak, dan buku bank).
4. Bendahara desa melakukan penutupan pada setiap bulannya terhadap masing-
masing buku kas tersebut dan menjadikannya sebagai laporan ke kepala desa.
5. Bendahara desa memposting setiap transaksi yang dicatat di buku kas ke masing-
masing akun/rekening yang ada di buku besar.
6. Pada saat akan menyusun laporan keuangan, baik semesteran maupun tahunan,
bendahara desa harus menyusun neraca saldo yang merupakan ringkasan saldo
dari setiap akun/rekening yang ada di buku besar.
7. Selanjutnya, bendahara desa menghitung dan melakukan penyesuaian terhadap
akun-akun/rekening-rekening yang terkait dengan aset lancar sebagai tahap
penyusunan laporan kekayaan milik desa.
8. Bendahara desa menyusun laporan keuangan.

Permendagri No. 113 Tahun 2014 menyebut bahwa penatausahaan penerimaan


dan pengeluaran tersebut wajib dilaksanakan dengan menggunakan: buku kas umum,
buku pembantu pajak, dan buku bank. Buku kas umum digunakan untuk mencatat
semua pengeluaran dan penerimaan berupa uang tunai yang ada pada bendahara
desa. Buku pembantu pajak digunakan untuk mencatat setiap kas hasil pemotongan
pajak dan penyetoran kas tersebut ke rekening negara. Buku bank digunakan untuk
mencatat mutasi penyetoran ke rekening kas desa dan penarikan dari rekening kas
desa pada bank.
Tampilan 15 berikut menunjukkan format buku kas umum, buku pembantu
pajak, dan buku bank berdasarkan Lampiran Permendagri No. 113 Tahun 2014.
66
Tampilan 15. Format Buku Kas Umum Berdasarkan Lampiran Permendagri No. 113 Tahun 2014

BUKU KAS UMUM


DESA .......... , KECAMATAN ..........
TAHUN ANGGARAN ..........

Jumlah
Penerimaan Pengeluaran No.
No. Tanggal Kode Rekening Uraian Ref Pengeluaran Saldo
(dalam rupiah) (dalam rupiah) Bukti
Kumulatif
1 2 3 4 5 6 7 8 9

JUMLAH Rp Rp

.........., .......... ..........


Mengetahui, Bendahara Desa,
Kepala Desa,

………………………………….. ………………………….
Akuntansi Desa
Bab 4  Penatausahaan Keuangan Desa 67

Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 diisi dengan nomor urut penerimaan kas atau pengeluaran kas.
Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan kas atau pengeluaran kas.
Kolom 3 diisi dengan kode rekening penerimaan kas atau pengeluaran kas.
Kolom 4 diisi dengan uraian transaksi penerimaan kas atau pengeluaran kas.
Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah penerimaan kas.
Kolom 6 diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran kas.
Kolom 7 diisi dengan nomor bukti transaksi.
Kolom 8 diisi dengan penjumlahan kumulatif pengeluaran kas.
Kolom 9 diisi dengan saldo kas.

Catatan:
Sebelum ditandatangani kepala desa wajib diperiksa dan diparaf oleh sekretaris desa.

Tampilan 16. Format Buku Pembantu Pajak Berdasarkan Lampiran Permendagri


No. 113 Tahun 2014

BUKU PEMBANTU PAJAK


DESA .........., KECAMATAN ..........
TAHUN ANGGARAN ..........

Pemotongan Penyetoran Saldo


No. Tanggal Uraian
(dalam rupiah) (dalam rupiah) (dalam rupiah)
1 2 3 4 5 6

JUMLAH

.........., .......... ..........


Mengetahui, Bendahara Desa,
Kepala Desa,

………………………………….. ………………………….

Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 diisi dengan nomor urut penerimaan kas atau pengeluaran kas.
Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan kas atau pengeluaran kas.
Kolom 3 diisi dengan uraian penerimaan kas atau pengeluaran kas.
Kolom 4 diisi dengan jumlah rupiah penerimaan kas.
Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran kas.
Kolom 6 diisi dengan saldo buku kas bendahara.
68
Tampilan 17. Format Buku Bank Desa Berdasarkan Lampiran Permendagri No. 113 Tahun 2014

BUKU BANK DESA


DESA .........., KECAMATAN ..........
TAHUN ANGGARAN ..........
Bulan: ...........
Bank Cabang: ..........
No. Rekening: .........
Pemasukan Pengeluaran
Uraian Bukti Biaya Saldo
No. Tanggal Setoran Bunga Bank Penarikan Pajak
Transaksi Transaksi Administrasi
(dalam rupiah)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jumlah Transaksi Bulan ini


Jumlah Transaksi Kumulatif

.........., .......... ..........


Mengetahui, Bendahara Desa,
Kepala Desa,

………………………………….. ………………………….
Akuntansi Desa
Bab 4  Penatausahaan Keuangan Desa 69

Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 diisi dengan nomor urut pemasukan dan pengeluaran dengan bank.
Kolom 2 diisi dengan tanggal transaksi bank.
Kolom 3 diisi dengan uraian transaksi pemasukan dan pengeluaran.
Kolom 4 diisi dengan bukti transaksi.
Kolom 5 diisi dengan jumlah setoran.
Kolom 6 diisi dengan jumlah bunga bank.
Kolom 7 diisi dengan jumlah penarikan.
Kolom 8 diisi dengan jumlah pajak.
Kolom 9 diisi dengan biaya administrasi.
Kolom 10 diisi dengan saldo bank.

Contoh:

1. Tanggal 15 Februari 2015 diterima hasil retribusi pasar desa sebesar Rp250.000
dengan No. Bukti NKM0054.
2. Tanggal 16 Februari 2015 dikeluarkan SPP No. 17 untuk belanja alat tulis kantor
desa sebesar Rp150.000.
3. Tanggal 20 Februari 2015 diterima hasil retribusi jaringan irigasi untuk tahun
tanam 2015 sebesar Rp500.000 dengan No. Bukti NKM0055.
4. Tanggal 21 Februari 2015 disetorkan ke rekening kas desa pada Bank Lampung
sebesar Rp500.000 dengan Bukti Bank (BB) No. 23.
5. Tanggal 27 Februari 2015 ditarik uang dari rekening kas desa pada Bank Lampung
sebesar Rp6.000.000 dengan Bukti Bank (BB) No. 24.
6. Tanggal 28 Februari 2015 dikeluarkan SPP No. 18 untuk penghasilan tetap kepala
desa dan perangkat desa sebesar Rp5.000.000 dipotong PPh Pasal 21 sebesar
Rp250.000.

Transaksi-transaksi tersebut dicatat dalam Buku Kas Umum, Buku Kas Pembantu
Pajak, dan Buku Bank.
70

BUKU KAS UMUM


DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR
TAHUN ANGGARAN 2015
Bulan: Februari 2015

Jumlah Saldo
Kode Penerimaan Pengeluaran
No. Tanggal Uraian Ref No. Bukti Pengeluaran (dalam
Rekening (dalam rupiah) (dalam rupiah)
Kumulatif rupiah)
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Saldo Awal 1.000.000


1 15 1 1 3 1 Retribusi Pasar 250.000 NKM0054 1.250.000
2 16 2 1 2 2 1 ATK Desa 150.000 SPP No. 17 1.100.000
3 20 1 2 2 2 Retribusi Irigasi 500.000 NKM0055 1.600.000

4 21 Setoran ke Bank 500.000 BB No. 23 1.100.000

5 27 Penarikan Dana 6.000.000 BB No. 24 7.100.000

6 28 2 1 1 1 1 Penghasilan Tetap 5.000.000 SPP No. 18 2.100.000

JUMLAH 6.750.000 5.650.000


Akuntansi Desa
BUKU PEMBANTU PAJAK
DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR
TAHUN ANGGARAN 2015
Bulan: Februari 2015
Pemotongan Penyetoran Saldo
No. Tanggal Uraian
(dalam rupiah) (dalam rupiah) (dalam rupiah)
1 2 3 4 5 6
1 28 PPh Pasal 21 atas Penghasilan Tetap Kepala Desa dan 250.000 250.000
Perangkat Desa
JUMLAH 250.000 250.000
Bab 4  Penatausahaan Keuangan Desa

BUKU BANK DESA


DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR
TAHUN ANGGARAN 2015
Bulan: Februari 2015
Bank Cabang: Bank Lampung
No. Rekening: 25600021
Pemasukan Pengeluaran
Saldo
Bukti Bunga Biaya
No. Tanggal Uraian Transaksi Setoran Penarikan Pajak Bank
Transaksi Bank Administrasi
(dalam rupiah)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Saldo Awal 100.000.000
1 21 BB No. 23 500.000 100.500.000
2 27 BB No. 24 6.000.000 94.500.000
Jumlah Transaksi Bulan ini 500.000 6.000.000
71

Jumlah Transaksi Kumulatif


72 Akuntansi Desa

MEMPOSTING DALAM BUKU BESAR


Salah satu tahapan dalam penatausahaan keuangan desa yang cukup menyita waktu
dan tenaga adalah memposting. Memposting adalah proses memindahkan catatan dari
buku kas umum desa dan buku bank desa ke setiap akun/rekening yang ada di buku
besar. Jika dalam buku kas umum desa dan buku kas desa dicatat semua akun/rekening
dalam satu buku catatan, maka dalam tahap pemostingan dilakukan pemindahan setiap
jumlah rupiah yang tercantum di setiap akun/rekening yang tercatat di buku kas umum
desa dan buku bank desa ke masing-masing akun/rekening yang ada di buku besar.
Posting dilakukan untuk setiap transaksi keuangan yang tercatat di buku kas umum
desa dan buku bank desa kecuali untuk transaksi setoran ke bank dan penarikan dana
dari rekening bank desa. Selain itu, untuk transaksi yang terkait dengan pembiayaan
dan belanja yang menimbulkan perolehan aset tetap, posting dilakukan dua kali.
Pertama, posting dilakukan ke buku besar dari akun-akun APBDesa. Kedua, posting
dilakukan ke buku besar pada akun-akun laporan kekayaan milik desa. Berikut format
buku besar untuk setiap akun/rekening yang ada di APBDesa.
Tampilan 18. Format Buku Besar
Kode Rekening: .........
Nama Rekening: .........
Tanggal Uraian Ref Debit (Rp) Kredit (Rp) Saldo (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Petunjuk Pengisian:
Kode dan nama rekening diisi dengan kode dan nama rekening yang ada di APBDesa.
Kolom 1 diisi dengan tanggal transaksi yang tercantum dalam buku kas umum.
Kolom 2 diisi dengan uraian transaksi yang tertera dalam buku kas umum.
Kolom 3 dan Kolom 4 diisi dengan jumlah rupiah penambahan dan pengurangan, sesuai nilai
transaksi yang tercatat dalam buku kas umum.
Kolom 5 diisi dengan jumlah kumulatif dari Kolom 3 dan Kolom 4.

Catatan:
Transaksi-transaksi yang terkait dengan bidang pelaksanaan pembangunan, selain diposting ke
masing-masing rekening belanja desa juga diposting ke rekening aset desa yang terkait.

Berikut contoh proses pemostingan transaksi-transaksi yang sebelumnya telah


dicatat pada buku kas umum.
BUKU KAS UMUM
DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR
TAHUN ANGGARAN 2015
Bulan: Februari 2015
Jumlah Saldo
Kode Penerimaan Pengeluaran
No. Tanggal Uraian Ref No. Bukti Pengeluaran (dalam
Rekening (dalam rupiah) (dalam rupiah)
Kumulatif rupiah)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Saldo Awal 1.000.000
1 15 1 1 2 1 Retribusi Pasar 250.000 NKM0054 1.250.000
Bab 4  Penatausahaan Keuangan Desa

2 16 2 1 2 2 1 ATK Desa 150.000 SPP No. 17 1.100.000


3 20 1 2 2 2 Retribusi Irigasi 500.000 NKM0055 1.600.000
4 21 Setoran ke Bank 500.000 BB No. 23 1.100.000
5 27 Penarikan Dana 6.000.000 BB No. 24 7.100.000
Penghasilan
6 28 2 1 1 1 1 5.000.000 SPP No. 18 2.100.000
Tetap
JUMLAH 6.750.000 5.650.000

Kode Rekening: 1121


Nama Rekening: Retribusi Pasar
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

15 Februari 2015      250.000   250.000 

Jumlah 250.000
73
74 Akuntansi Desa

MENYUSUN NERACA SALDO


Tahapan yang perlu dilakukan sebelum mempersiapkan Laporan APBDesa adalah
menyusun neraca saldo. Neraca saldo merupakan ringkasan saldo-saldo akhir dari
setiap rekening yang ada di buku besar. Berikut format neraca saldo.

Tampilan 19. Format Neraca Saldo


NERACA SALDO
DESA .........., KECAMATAN ..........
TAHUN ANGGARAN ..........

Kode Nama Saldo (Rp)


Rekening Rekening Debit Kredit
1 2 3

Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 diisi dengan kode rekening dari buku besar.
Kolom 2 diisi dengan nama rekening dari buku besar.
Kolom 3 diisi dengan jumlah saldo akhir dari masing-masing rekening buku besar.

PENYESUAIAN DI AKHIR PERIODE


Setelah menyusun neraca saldo, maka perlu dilakukan penyesuaian terhadap rekening-
rekening non APBDesa terutama rekening-rekening aset lancar dan aset nonlancar.
Hal ini perlu dilakukan agar rekening-rekening tersebut mencerminkan keadaan
yang sebenarnya. Bendahara desa perlu membuat laporan hasil perhitungan secara
riil terhadap jumlah rekening-rekening non APBDesa terutama aset lancar dan aset
nonlancar untuk kemudian melakukan penyesuaian terhadap neraca saldo, sehingga
diperolehlah neraca saldo setelah disesuaikan. Untuk akun uang kas di bendahara
desa yang menjadi sumber penyesuaian adalah saldo akhir yang ada di Buku Kas
Umum, sedangkan untuk akun rekening kas desa yang menjadi sumber penyesuaian
adalah saldo akhir yang ada di Buku Bank Desa. Saldo akhir Buku Pembantu Pajak
digunakan sebagai sumber penyesuaian untuk akun Utang Pajak. Format penyesuaian
tersebut ada di Tampilan 20.
Bab 4  Penatausahaan Keuangan Desa 75

Tampilan 20.  Format Penyesuaian


NERACA SALDO
DESA .........., KECAMATAN ..........
TAHUN ANGGARAN ..........

Neraca Saldo
Kode Nama Neraca
Penyesuaian Setelah
Rekening Rekening Saldo
Disesuaikan
1 2 3 4 5

Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 diisi dengan kode rekening dari buku besar.
Kolom 2 diisi dengan nama rekening dari buku besar.
Kolom 3 diisi dengan jumlah saldo akhir dari masing-masing rekening buku besar.
Kolom 4 diisi dengan kondisi riil dari hasil perhitungan akhir.
Kolom 5 diisi dengan jumlah saldo akhir dari masing-masing rekening buku besar setelah adanya
penyesuaian.

PENYUSUNAN LAPORAN
Berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014, kepala desa menyampaikan laporan
realisasi pelaksanaan APBDesa kepada bupati/walikota melalui camat berupa laporan
semester pertama dan laporan semester akhir tahun. Laporan semester pertama berupa
laporan realisasi pelaksanaan APBDesa. Laporan realisasi pelaksanaan APBDesa
disampaikan paling lambat pada akhir bulan Juli tahun berjalan. Sementara laporan
semester akhir tahun disampaikan paling lambat pada akhir bulan Januari tahun
berikutnya.
Selain menyampaikan laporan tersebut, kepala desa menyampaikan laporan
pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa kepada bupati/walikota
melalui camat pada setiap akhir tahun anggaran. Laporan pertanggungjawaban
realisasi pelaksanaan APBDesa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan penyelenggaraan pemerintahan desa. Laporan pertanggungjawaban realisasi
pelaksanaan APBDesa terdiri dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Laporan
pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa disampaikan paling lambat 1
(satu) bulan setelah akhir tahun anggaran yang berkenaan.
76 Akuntansi Desa

Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa ditetapkan dengan


peraturan desa dengan dilampiri:

1. Format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa Tahun


Anggaran berkenaan.
2. Format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun Anggaran
berkenaan.
3. Format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang masuk ke
desa.

Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa


diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis dan dengan media informasi yang
mudah diakses oleh masyarakat. Media informasi yang dimaksud antara lain papan
pengumuman, radio komunitas, dan media informasi lainnya. Berikut format Laporan
Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa dan Laporan Kekayaan Milik
Desa per 31 Desember untuk tahun anggaran yang berkenaan.
Tampilan 21. Format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN REALISASI PELAKSANAAN APBDESA


PEMERINTAH DESA ..........
TAHUN ANGGARAN ..........
Lebih/
Kode Anggaran Realisasi
Uraian Kurang Keterangan
Rekening (Rp) (Rp)
(Rp)
1 2 3 4 5 6
1 PENDAPATAN
Bab 4  Penatausahaan Keuangan Desa

1 1 Pendapatan Asli Desa


1 1 1 Hasil Usaha

1 1 2 Swadaya, Partisipasi, dan Gotong Royong

1 1 3 Lain-Lain Pendapatan Asli Desa yang Sah

1 2 Pendapatan Transfer
1 2 1 Dana Desa
Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah
1 2 2
Kabupaten/Kota
1 2 3 Alokasi Dana Desa
1 2 4 Bantuan Keuangan
1 2 4 1 Bantuan Provinsi
1 2 4 2 Bantuan Kabupaten/Kota
77
78
Lebih/
Kode Anggaran Realisasi
Uraian Kurang Keterangan
Rekening (Rp) (Rp)
(Rp)
1 2 3 4 5 6
1 3 Pendapatan Lain-Lain
Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga yang
1 3 1
Tidak Mengikat
1 3 2 Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah

JUMLAH PENDAPATAN

2 BELANJA
2 1 Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
2 1 1 Penghasilan Tetap dan Tunjangan
2 1 1 1 Belanja Pegawai:
• Penghasilan Tetap Kepala Desa dan
Perangkat Desa
• Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa
• Tunjangan BPD
2 1 2 Operasional Perkantoran
2 1 2 2 Belanja Barang dan Jasa
• Alat Tulis Kantor
• Benda Pos
• Pakaian Dinas dan Atribut
Akuntansi Desa
Lebih/
Kode Anggaran Realisasi
Uraian Kurang Keterangan
Rekening (Rp) (Rp)
(Rp)
1 2 3 4 5 6
• Pakaian Dinas
• Alat dan Bahan Kebersihan
• Perjalanan Dinas
• Pemeliharaan
• Air, Listrik, dan Telepon
Bab 4  Penatausahaan Keuangan Desa

• Honor
• dst.
2 1 2 3 Belanja Modal
• Komputer
• Meja dan Kursi
• Mesin TIK
• dst.
2 1 3 Operasional BPD
2 1 3 2 Belanja Barang dan Jasa
• ATK
• Penggandaan
• Konsumsi Rapat
• dst.
2 1 4 Operasional RT/RW
79
80
Lebih/
Kode Anggaran Realisasi
Uraian Kurang Keterangan
Rekening (Rp) (Rp)
(Rp)
1 2 3 4 5 6
2 1 4 2 Belanja Barang dan Jasa
• ATK
• Penggadaan
• Konsumsi Rapat
• dst.

2 2 Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa


2 2 1 Perbaikan Saluran Irigasi
2 2 1 2 Belanja Barang dan Jasa
• Upah Kerja
• Honor
• dst.
2 2 1 3 Belanja Modal
• Semen
• Material
• dst.
2 2 2 Pengaspalan Jalan Desa
2 2 2 2 Belanja Barang dan Jasa
• Upah Kerja
Akuntansi Desa

• Honor
Lebih/
Kode Anggaran Realisasi
Uraian Kurang Keterangan
Rekening (Rp) (Rp)
(Rp)
1 2 3 4 5 6
• dst.
2 2 2 3 Belanja Modal
• Aspal
• Pasir
• dst.
Bab 4  Penatausahaan Keuangan Desa

2 2 3 Kegiatan ………………

2 3 Bidang Pembinaan Kemasyarakatan


Kegiatan Pembinaan
2 3 1
Ketentraman dan Ketertiban
2 3 1 2 Belanja Barang dan Jasa
• Honor Pelatih
• Konsumsi
• Bahan Pelatihan
• dst.
2 3 2 Kegiatan ………………

2 4 Bidang Pemberdayaan Masyarakat


Kegiatan Pelatihan Kepala Desa dan Perangkat
2 4 1
Desa
81
82
Lebih/
Kode Anggaran Realisasi
Uraian Kurang Keterangan
Rekening (Rp) (Rp)
(Rp)
1 2 3 4 5 6
2 4 1 2 Belanja Barang dan Jasa
• Honor Pelatih
• Konsumsi
• Bahan Pelatihan
• dst.
2 4 2 Kegiatan ………………

2 5 Bidang Tak Terduga


2 5 1 Kegiatan Kejadian Luar Biasa
2 5 1 2 Belanja Barang dan Jasa
• Honor Tim
• Konsumsi
• Obat-Obatan
• dst.
2 5 2 Kegiatan ……………

JUMLAH BELANJA

SURPLUS/DEFISIT
Akuntansi Desa
Lebih/
Kode Anggaran Realisasi
Uraian Kurang Keterangan
Rekening (Rp) (Rp)
(Rp)
1 2 3 4 5 6
3 PEMBIAYAAN
3 1 Penerimaan Pembiayaan
3 1 1 SiLPA
3 1 2 Pencairan Dana Cadangan
3 1 3 Hasil Kekayaan Desa yang Dipisahkan
Bab 4  Penatausahaan Keuangan Desa

JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN

3 2 Pengeluaran Pembiayaan
3 2 1 Pembentukan Dana Cadangan
3 2 2 Penyertaan Modal Desa
JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN

Pembiayaan Neto
(Penerimaan Pembiayaan – Pengeluaran
Pembiayaan)
SiLPA Tahun Berjalan (Pembiayaan Neto –
Nilai Surplus/Defisit)

Sumber: Lampiran Permendagri No. 113 Tahun 2014


83
84 Akuntansi Desa

Tampilan 22.   Format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun Berkenaan

LAPORAN KEKAYAAN MILIK DESA


DESA .........., KECAMATAN ..........
SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER ..........

Tahun N TAHUN N ‒ 1
Uraian (Periode (Periode
Pelaporan) Sebelumnya)
ASET DESA
ASET LANCAR
1. Kas Desa
a. Uang Kas di Bendahara Desa
b. Rekening Kas Desa
2. Piutang
a. Piutang Sewa Tanah
b. Piutang Sewa Gedung
c. dst.
3. Persediaan
a. Kertas Segel
b. Materai
c. dst.

JUMLAH ASET LANCAR

ASET TIDAK LANCAR


1. Investasi Permanen
a. Penyertaan Modal Pemerintah Desa
2. Aset Tetap
a. Tanah
b. Peralatan dan Mesin
c. Gedung dan Bangunan
d. Jalan, Jaringan, dan Instalasi
e. dst.
3. Dana Cadangan
a. Dana Cadangan
Bab 4  Penatausahaan Keuangan Desa 85

Tahun N TAHUN N ‒ 1
Uraian (Periode (Periode
Pelaporan) Sebelumnya)
4. Aset Tidak Lancar Lainnya

JUMLAH ASET TIDAK LANCAR

JUMLAH ASET

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

JUMLAH KEKAYAAN BERSIH

Sumber: Lampiran Permendagri No. 113 Tahun 2014

PROSEDUR PENUTUPAN BUKU SETIAP AKHIR BULAN


Berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014, bendahara desa berkewajiban
melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran, serta melakukan
tutup buku pada setiap akhir bulan secara tertib. Selain itu, bendahara desa wajib
mempertanggungjawabkan uang melalui laporan pertanggungjawaban bendahara
desa yang disampaikan setiap bulannya kepada kepala desa paling lambat tanggal 10
bulan berikutnya.
Proses penutupan buku dilakukan dengan cara menjumlahkan setiap kolom
penerimaan dan pengeluaran pada buku kas umum, buku pembantu pajak, dan buku
bank desa, sehingga kita mendapatkan saldo-saldo akhir dari setiap penerimaan dan
pengeluaran pada masing-masing buku tersebut, yang nantinya akan kita gunakan
sebagai dasar pembuatan laporan pertanggungjawaban bendahara desa. Selain itu,
saldo-saldo akhir tersebut nantinya akan kita gunakan sebagai nilai saldo awal bulan
berikutnya. Laporan pertanggungjawaban bendahara desa akan dilampiri dengan buku
kas umum, buku pembantu pajak, dan buku bank desa yang telah ditutup. Berikut
format laporan pertanggungjawaban bendahara desa.
86 Akuntansi Desa

Tampilan 23.   Format Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Desa Setiap Bulannya

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA DESA


DESA .......... , KECAMATAN ..........
BULAN .......... TAHUN ANGGARAN ..........

Bersama ini kami sampaikan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Desa


untuk Bulan .......... Tahun ..........

A. Kas Tunai
Saldo Awal Rp…………………………..
Jumlah Penerimaan Rp…………………………..
Jumlah Pengeluaran Rp…………………………..
Saldo Akhir Rp…………………………..

B. Kas di Rekening Kas Desa


Saldo Awal Rp…………………………..
Jumlah Penerimaan Rp…………………………..
Jumlah Pengeluaran Rp…………………………..
Saldo Akhir Rp…………………………..

C. Rekapitulasi Kas di Bendahara


Desa
Kas Tunai Rp…………………………..
Kas di Rekening Kas Desa Rp…………………………..
Saldo Total Rp…………………………..

.........., .......... ..........


Bendahara Desa,

………………….

Sumber: Lampiran Permendagri No. 113 Tahun 2014


Bab 4  Penatausahaan Keuangan Desa 87

PERTANYAAN
1. Siapakah yang bertanggung jawab terhadap penatausahaan keuangan desa.
2. Gambarkan dan jelaskan siklus penatausahaan keuangan desa.
3. Sebutkan media pembukuan yang digunakan bendahara desa dalam penatausahaan
keuangan desa.
4. Sebutkan laporan-laporan yang wajib dibuat oleh bendahara desa, baik secara
bulanan, semesteran, maupun tahunan.
5. Catatlah transaksi-transaksi berikut dalam buku kas umum, buku pembantu
pajak, dan buku bank desa.

3 Januari 2015 Diterima pemajeg (iuran wajib warga) tahun 2015 sebesar Rp2.500.000.
5 Januari 2015 Diterima hasil sewa tanah desa untuk tahun 2015 sebesar Rp2.000.000.
Diterima hasil pemungutan atas pembuatan surat-surat desa sebesar
6 Januari 2015
Rp100.000.
Diterima hasil retribusi pasar desa untuk bulan Januari sebesar
10 Januari 2015
Rp3.000.000.
Disetorkan ke rekening kas desa di Bank Lampung sebesar
12 Januari 2015
Rp6.000.000.
Diterima hasil sewa aula milik desa untuk bulan Januari sebesar
18 Januari 2015
Rp300.000.
Dilakukan penarikan uang tunai sebesar Rp4.000.000 untuk kas
19 Januari 2015
operasional bendahara desa dari rekening yang ada di Bank Lampung.
Dikeluarkan SPP No. 001 untuk pembelian sarana dan prasarana
23 Januari 2015
kebersihan sebesar Rp100.000.
Dikeluarkan SPP No. 002 untuk pembelian alat tulis kantor
25 Januari 2015
(operasional kantor) sebesar Rp170.000.
Dikeluarkan SPP No. 003 untuk pembelian benda pos sebesar
27 Januari 2015
Rp100.000.
Dikeluarkan SPP No. 004 untuk belanja pegawai dengan rincian:
(1) gaji kepala desa dan perangkat desa sebesar Rp4.000.000 dan (2)
30 Januari 2015
tunjangan sebesar Rp1.000.000 dengan potongan PPh Pasal 21 sebesar
5%.
88 Akuntansi Desa
John R Sibarani

5
PEYUSUNAN
LAPORAN KEKAYAAN

MILIK DESA AWAL 1

Berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014, salah satu lampiran dalam Laporan
Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa adalah Laporan Kekayaan Milik
Desa per 31 Desember Tahun Anggaran Berkenaan. Laporan ini dihasilkan dari suatu
siklus penatausahaan keuangan desa, oleh karenanya laporan kekayaan milik desa awal
wajib dibuat. Laporan Kekayaan Milik Desa Awal adalah laporan kekayaan milik desa
yang disusun untuk pertama kalinya oleh pemerintah desa. Laporan Kekayaan Milik
Desa Awal menunjukkan jumlah aset, kewajiban, dan kekayaan bersih yang terdapat
di suatu desa pada tanggal pelaporannya. Selama ini sistem administrasi yang ada di
desa tidak memungkinkan adanya pelaporan dalam format laporan kekayaan milik
desa, oleh karenanya perlu dilakukan pendekatan untuk menentukan jumlah-jumlah
yang akan disajikan dalam Laporan Kekayaan Milik Desa Awal. Salah satu pendekatan
yang dapat digunakan adalah dengan melakukan inventarisasi atas pos-pos yang ada
di dalam Laporan Kekayaan Milik Desa. Inventarisasi dapat dilakukan secara fisik
melalui catatan, laporan, ataupun dokumen sumber lainnya.

1 Materi dalam bab 5 bersumber pada Buletin Teknis No. 2 tentang Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Daerah
(Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, 2005) dengan penyesuaian seperlunya.

89
90 Akuntansi Desa

Penyusunan dan penyajian Laporan Kekayaan Milik Desa itu sendiri harus sesuai
dengan peraturan yang berlaku agar dihasilkan suatu format laporan yang seragam.
Saat ini, format Laporan Kekayaan Milik Desa mengacu pada Permendagri No. 113
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.
Berhubung dengan kondisi pencatatan aset dan kewajiban yang pada umumnya
kurang andal, baik dari aspek kelengkapan, keberadaan, maupun penilaiannya, maka
untuk penyusunan Laporan Kekayaan Milik Desa Awal, pemerintah desa perlu
menyusun langkah-langkah yang terstruktur, bertahap, jelas, mudah dipahami, dan
dapat dilaksanakan. Langkah-langkah tersebut antara lain:

1. Menentukan ruang lingkup pekerjaan.


2. Menyiapkan formulir-formulir berikut petunjuk pengisiannya.
3. Memberikan penjelasan kepada tim yang akan melakukan penyusunan Laporan
Kekayaan Milik Desa Awal.
4. Melaksanakan kegiatan pengumpulan data serta inventarisasi aset dan
kewajiban.
5. Melakukan pengolahan data serta klasifikasi aset dan kewajiban sesuai dengan
Permendagri No. 113 Tahun 2014.
6. Melakukan penilaian terhadap aset dan kewajiban.
7. Menyajikan akun-akun aset, kewajiban, dan kekayaan bersih beserta jumlahnya
dalam format Laporan Kekayaan Milik Desa seperti yang ada di Tampilan 22, di
Bab 4.

ASET LANCAR
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah
desa sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/
atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah desa
maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya
nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan
sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan segera untuk
direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan
sejak tanggal pelaporan, atau berupa kas dan setara kas. Aset lancar meliputi:

1. Kas Desa
Kas Desa adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat
digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan desa. Setiap pemerintah
desa wajib menyajikan saldo kasnya pada saat menyusun Laporan Kekayaan Milik
Bab 5  Penyusunan Laporan Kekayaan Milik Desa Awal 91

Desa. Uang tunai terdiri atas uang kertas dan logam. Saldo simpanan di bank yang
dapat dikategorikan sebagai kas adalah saldo simpanan atau rekening di bank
yang setiap saat dapat ditarik atau digunakan untuk melakukan pembayaran.
Kas pemerintah desa yang dikuasai dan di bawah tanggung jawab bendahara
desa terdiri dari:

a. Saldo rekening kas desa, yaitu saldo rekening-rekening pada bank yang
ditentukan oleh bupati untuk menampung penerimaan dan pengeluaran.
b. Uang tunai di bendahara umum desa.
Kas dicatat sebesar nilai nominal, artinya disajikan sebesar nilai
rupiahnya.

2. Piutang
Piutang adalah hak pemerintah desa untuk menerima pembayaran dari pihak lain
atas kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa atau atas penggunaan aset
desa. Piutang dapat dikelompokkan berdasarkan objek yang menjadi aktivitas,
sebagai contoh piutang sewa tanah dan piutang sewa gedung.
3. Persediaan
Persediaan adalah aset dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies) yang
diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah
desa dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan
dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dalam waktu 12 (dua belas) bulan dari
tanggal pelaporan. Persediaan dicatat sebesar biaya perolehan apabila diperoleh
dengan pembelian, biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri
dan nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.
Contoh dari persediaan adalah materai, kertas segel, dan lain sebagainya.
Biaya perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan,
biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada
perolehan persediaan. Nilai pembelian yang digunakan adalah biaya perolehan
persediaan yang terakhir diperoleh.

PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DESA


Sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, pemerintah
desa dapat membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) yang mengacu pada
Permendesa No. 4 Tahun 2015 tentang Badan Usaha Milik Desa yang asetnya dikelola
secara terpisah. Pada saat pembentukan BUMDesa, pemerintah desa menyetorkan
modal tertentu dan hal tersebut kemudian dinyatakan dalam akte pendirian BUMDesa.
Penyertaan modal pemerintah desa menggambarkan jumlah yang dibayar oleh
pemerintah desa untuk penyertaan modal dalam BUMDesa.
92 Akuntansi Desa

Nilai penyertaan modal pemerintah desa dapat diketahui dari peraturan desa,
akte pendirian BUMDesa beserta perubahannya, dan bukti setoran modal yang telah
dilakukan oleh pemerintah desa.

ASET TETAP
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah desa atau dimanfaatkan
oleh masyarakat umum. Aset tetap terdiri dari:

1. Tanah
Tanah yang dikelompokkan dalam aset tetap adalah tanah yang dimiliki
atau diperoleh dengan maksud untuk digunakan dalam kegiatan operasional
pemerintah desa dan dalam kondisi siap digunakan. Untuk keperluan penyusunan
Laporan Kekayaan Milik Desa Awal suatu desa, nilai tanah yang dicantumkan
dalam Laporan Kekayaan Milik Desa Awal adalah nilai wajar pada tanggal
Laporan Kekayaan Milik Desa Awal. Nilai wajar yang dimaksud adalah harga
perolehan jika tanah tersebut dibeli setahun atau kurang dari tanggal Laporan
Kekayaan Milik Desa Awal. Jika tanah diperoleh lebih dari satu tahun sebelum
tanggal Laporan Kekayaan Milik Desa Awal, maka nilai wajar tanah ditentukan
dengan menggunakan rata-rata harga jual beli tanah antarpihak independen di
sekitar tanggal Laporan Kekayaan Milik Desa tersebut, untuk jenis tanah yang
sama di wilayah yang sama. Apabila tidak terdapat banyak transaksi jual beli tanah
pada sekitar tanggal Laporan Kekayaan Milik Desa, sebuah transaksi antarpihak
independen dapat mewakili harga pasar.
Apabila tidak terdapat nilai pasar, desa dapat menggunakan Nilai Jual Objek
Pajak (NJOP) terakhir. Jika terdapat alasan untuk tidak menggunakan NJOP
maka dapat digunakan nilai appraisal dari perusahaan jasa penilai resmi atau
tim penilai yang kompeten. Dalam penentuan nilai wajar, perlu dipertimbangkan
antara manfaat dan biaya dalam rangka penentuan nilai wajar tersebut.
2. Peralatan dan Mesin
Peralatan dan mesin mencakup antara lain: alat berat; alat angkutan; alat
bengkel dan alat ukur; alat pertanian; alat kantor dan rumah tangga; alat studio,
komunikasi, dan pemancar; alat kedokteran dan kesehatan; alat laboratorium; alat
persenjataan; komputer; alat eksplorasi; alat pemboran; alat produksi, pengolahan,
dan pemurnian; alat bantu eksplorasi; alat keselamatan kerja; alat peraga; dan
unit peralatan proses produksi yang masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas)
bulan dan dalam kondisi yang siap digunakan.
Bab 5  Penyusunan Laporan Kekayaan Milik Desa Awal 93

Untuk keperluan penyusunan Laporan Kekayaan Milik Desa Awal, nilai


wajar untuk peralatan dan mesin adalah harga perolehan jika peralatan dan
mesin tersebut dibeli setahun atau kurang dari tanggal Laporan Kekayaan Milik
Desa Awal atau membandingkannya dengan harga pasar peralatan dan mesin
sejenis dan dalam kondisi yang sama. Apabila harga pasar tidak tersedia maka
digunakan nilai appraisal dari perusahaan jasa penilai resmi atau tim penilai yang
kompeten dengan memperhitungkan faktor penyusutan. Jika hal tersebut terlalu
mahal biayanya dan memakan waktu lama karena tingkat kerumitan perhitungan
yang tinggi maka dapat dipakai standar harga yang dikeluarkan oleh instansi
pemerintah yang berwenang dengan memakai perhitungan teknis.
3. Gedung dan Bangunan
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang dibeli
atau dibangun dengan maksud untuk digunakan dalam kegiatan operasional
pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Gedung dan bangunan di Laporan
Kekayaan Milik Desa meliputi antara lain: bangunan gedung; monumen; bangunan
menara; dan rambu-rambu. Untuk keperluan penyusunan Laporan Kekayaan
Milik Desa Awal, nilai wajar gedung dan bangunan adalah harga perolehan jika
gedung dan bangunan tersebut dibeli atau dibangun setahun atau kurang dari
tanggal Laporan Kekayaan Milik Desa Awal. Jika gedung dan bangunan diperoleh
lebih dari satu tahun sebelum tanggal Laporan Kekayaan Milik Desa Awal, nilai
wajar gedung dan bangunan ditentukan dengan menggunakan NJOP terakhir.
Jika terdapat alasan untuk tidak menggunakan NJOP maka dapat digunakan
nilai appraisal dari perusahaan jasa penilai resmi atau membentuk tim penilai
yang kompeten.
4. Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun
oleh pemerintah desa, serta dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap
digunakan. Jalan, irigasi, dan jaringan di Laporan Kekayaan Milik Desa antara
lain meliputi: jalan dan jembatan; bangunan air; instalasi; dan jaringan. Pos ini
tidak mencakup tanah yang diperoleh untuk pembangunan jalan, irigasi, dan
jaringan. Tanah yang diperoleh untuk keperluan yang dimaksud dimasukkan
dalam akun tanah. Untuk keperluan penyusunan Laporan Kekayaan Milik Desa
Awal, nilai wajar jalan, irigasi, dan jaringan ditentukan oleh perusahaan jasa
penilai resmi atau tim penilai yang kompeten dengan menggunakan standar biaya
atau perhitungan teknis (yang antara lain memperhitungkan fungsi dan kondisi
aset) dari instansi pemerintah yang berwenang, yang diterbitkan setahun atau
kurang dari tanggal Laporan Kekayaan Milik Desa.
94 Akuntansi Desa

DANA CADANGAN
Apabila pemerintah desa merencanakan akan membangun suatu aset yang memerlukan
dana relatif besar, yang tidak memungkinkan dibiayai dengan APBDesa satu tahun
anggaran, maka pemerintah desa dapat membentuk dana cadangan. Dana cadangan
merupakan dana yang disisihkan beberapa tahun anggaran untuk kebutuhan belanja
pada masa datang. Pembentukan maupun peruntukan dana cadangan harus diatur
dengan peraturan desa, sehingga dana cadangan tidak dapat digunakan untuk
peruntukan yang lain. Peruntukan dana cadangan biasanya digunakan untuk
pembangunan aset, misalnya pasar induk, atau gedung olah raga.
Dana cadangan dapat dibentuk untuk lebih dari satu peruntukan. Apabila
terdapat lebih dari satu peruntukan, maka dana cadangan harus diungkapkan dan
dirinci menurut peruntukannya. Dana cadangan dinilai sebesar nilai nominal dana
cadangan yang dibentuk. Jika terdapat hasil-hasil pada periode sebelumnya akan
menambah nilai dana cadangan tersebut. Seluruh hasil yang diperoleh dari pengelolaan
dana cadangan akan menambah dana cadangan yang bersangkutan. Misalnya, dana
cadangan tersebut disimpan dalam bentuk deposito, maka bunga deposito yang
diperoleh akan dicatat sebagai penambah dana cadangan, sebaliknya seluruh biaya
yang timbul atas pengelolaan dana cadangan akan mengurangi dana cadangan yang
bersangkutan, misalnya biaya administrasi deposito. Dokumen sumber yang dapat
digunakan untuk membukukan dana cadangan dalam menyusun Laporan Kekayaan
Milik Desa Awal adalah rekening dana cadangan yang ada di bank.

KEWAJIBAN
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah desa. Kewajiban
umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggung jawab
untuk bertindak di masa lalu. Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai
konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan. Praktik
yang terjadi selama ini, pada umumnya kewajiban yang dicatat dalam pembukuan
pemerintah desa hanya utang yang berasal dari pinjaman. Oleh karena itu, untuk dapat
menyajikan secara lengkap seluruh utang yang dimilikinya, pada saat penyusunan
Laporan Kekayaan Milik Desa pertama kali pemerintah desa harus melaksanakan
kegiatan inventarisasi atas seluruh utang yang ada pada tanggal Laporan Kekayaan
Milik Desa tersebut.
Penyajian utang pemerintah desa di Laporan Kekayaan Milik Desa dapat
diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yakni kewajiban jangka pendek dan kewajiban
jangka panjang. Utang pemerintah desa harus diungkapkan secara rinci dalam bentuk
Bab 5  Penyusunan Laporan Kekayaan Milik Desa Awal 95

daftar skedul utang untuk memberikan informasi yang lebih baik mengenai kewajiban
pemerintah. Dalam hal ini. utang dicatat sebesar nilai nominal.

1. Kewajiban Jangka Pendek


Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban yang diharapkan akan dibayar
kembali atau jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal
Laporan Kekayaan Milik Desa. Kewajiban ini mencakup utang yang berasal dari
pinjaman (bagian lancar utang jangka panjang dan utang kepada pihak ketiga),
utang bunga, maupun utang pajak.
2. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban jangka panjang merupakan kewajiban yang diharapkan akan dibayar
kembali atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah
tanggal Laporan Kekayaan Milik Desa. Contoh kewajiban jangka panjang adalah
utang bank.

CONTOH PENYUSUNAN LAPORAN KEKAYAAN MILIK DESA


AWAL
Desa Kencana Bumi melakukan inventarisasi dalam rangka penyusunan Laporan
Kekayaan Milik Desa untuk yang pertama kali pada tahun 2015. Berdasarkan
inventarisasi fisik, catatan, laporan, atau dokumen lainnya dapat dikumpulkan
informasi sebagai berikut.

1. Uang kas di bendahara desa sebesar Rp2.500.000.


2. Rekening kas desa yang ada pada bank sebesar Rp75.000.000.
3. Piutang atas sewa tanah desa sebesar Rp18.000.000.
4. Piutang atas sewa gedung desa sebesar Rp2.500.000.
5. Persediaan berupa kertas segel sebesar Rp300.000.
6. Persediaan berupa materai sebesar Rp150.000.
7. Penyertaan modal pemerintah desa pada Badan Usaha Milik Desa sebesar
Rp75.000.000.
8. Tanah desa sebesar Rp600.000.000.
9. Peralatan dan mesin sebesar Rp40.000.000.
10. Gedung dan bangunan sebesar Rp250.000.000.
11. Jalan, jaringan, dan irigasi sebesar Rp200.000.000.
12. Dana cadangan yang disisihkan sebesar Rp60.000.000.
13. Utang PPN sebesar Rp2.000.000.
14. Utang PPh Pasal 21 sebesar Rp3.500.000.
96 Akuntansi Desa

Berdasarkan informasi tersebut maka dapat disusun Laporan Kekayaan Milik


Desa Kencana Bumi untuk Tahun 2015 sebagai berikut.
LAPORAN KEKAYAAN MILIK DESA
DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH
Per 31 Desember 2015
(dalam rupiah)
Tahun 2015
Kode Rekening Uraian
(Periode Pelaporan)
4 ASET DESA
4 1 ASET LANCAR
4 1 1 Kas Desa
4 1 1 1 Uang Kas di Bendahara Desa 2.500.000
4 1 1 2 Rekening Kas Desa 75.000.000
4 1 2 Piutang
4 1 2 1 Piutang Sewa Tanah Desa 18.000.000
4 1 2 2 Piutang Sewa Gedung Desa 2.500.000
4 1 3 Persediaan
4 1 3 1 Kertas Segel 300.000
4 1 3 2 Materai 150.000

JUMLAH ASET LANCAR 98.450.000


 
4 2 ASET TIDAK LANCAR
4 2 1 Investasi Permanen
4 2 1 1 Penyertaan Modal Pemerintah Desa 75.000.000
4 2 2 Aset Tetap
4 2 2 1 Tanah Desa 600.000.000
4 2 2 2 Peralatan dan Mesin 40.000.000
4 2 2 3 Gedung dan Bangunan 250.000.000
4 2 2 4 Jalan, Jaringan, dan Instalasi 200.000.000
4 2 3 Dana Cadangan
4 2 3 1 Dana Cadangan 60.000.000
4 2 4 Aset Tidak Lancar Lainnya 0
 
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 1.225.000.000
Bab 5  Penyusunan Laporan Kekayaan Milik Desa Awal 97

Tahun 2015
Kode Rekening Uraian
(Periode Pelaporan)

JUMLAH ASET 1.323.450.000

5 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK


5 1 Utang PPh Pasal 21 3.500.000
5 2 Utang PPN 2.000.000

JUMLAH KEWAJIBAN
5.500.000
JANGKA PENDEK

JUMLAH KEKAYAAN BERSIH 1.317.950.000

PERTANYAAN
1. Definisikan tentang Laporan Kekayaan Milik Desa Awal.
2. Gambarkan struktur Laporan Kekayaan Milik Desa.
3. Sebutkan tahapan-tahapan dalam penyusunan Laporan Kekayaan Milik Desa
Awal.
4. Susunlah Laporan Kekayaan Milik Desa Awal dari data berikut.

a. Piutang atas sewa gedung desa sebesar Rp4.500.000.


b. Persediaan berupa kertas segel sebesar Rp600.000.
c. Persediaan berupa materai sebesar Rp200.000.
d. Penyertaan modal pemerintah desa pada Badan Usaha Milik Desa sebesar
Rp55.000.000.
e. Uang kas di bendahara desa sebesar Rp1.500.000.
f. Jalan, jaringan, dan irigasi sebesar Rp150.000.000.
g. Dana cadangan yang disisihkan sebesar Rp90.000.000.
h. Utang PPN sebesar Rp1.000.000.
i. Utang PPh sebesar Rp2.500.000.
j. Rekening kas desa yang ada pada bank sebesar Rp95.000.000.
k. Piutang atas sewa tanah desa sebesar Rp22.000.000.
l. Tanah desa sebesar Rp500.000.000.
m. Peralatan dan mesin sebesar Rp60.000.000.
n. Gedung dan bangunan sebesar Rp350.000.000.
98 Akuntansi Desa
John R Sibarani

6
CONTOH PENYUSUNAN
LAPORAN PERTANGGUNG
JAWABAN RAELISASI
PELAKSANAAN APBDESA

Desa Menahaji merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tarna,
Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa (APBDesa) Tahun Anggaran 2015 telah disahkan berdasarkan Peraturan Desa
No. 20/E/X/2014 dengan rincian sebagai berikut.

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDESA)


DESA MENAHAJI, KECAMATAN TARNA
TAHUN ANGGARAN 2015

Kode Anggaran
Uraian
Rekening (dalam rupiah)
1 PENDAPATAN  
1 1 Pendapatan Asli Desa  
1 1 1 Hasil Usaha  
1 1 1 1 Bagi Hasil BUMDesa 1.500.000
1 1 1 2 Tanah Kas Desa 5.000.000
1 1 2 Hasil Aset  
1 1 2 1 Pasar Desa 35.000.000
1 1 2 2 Aula Desa 2.000.000
1 1 2 3 Jaringan Irigasi 1.500.000
1 1 2 4 Swadaya, Partisipasi, dan Gotong Royong 11.000.000

99
100 Akuntansi Desa

Kode Anggaran
Uraian
Rekening (dalam rupiah)
1 1 3 Lain-Lain Pendapatan Asli Desa yang Sah  
1 1 3 1 Iuran Wajib Warga (Pemajeg) 6.500.000
1 1 3 2 Surat-Surat Desa 3.400.000

1 2 Pendapatan Transfer  
1 2 1 Dana Desa 100.000.000
Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah
1 2 2 1.200.000
Kabupaten/Kota
1 2 3 Alokasi Dana Desa 75.000.000
1 2 4 Bantuan Keuangan  
1 2 4 1 Bantuan Provinsi 50.000.000
1 2 4 2 Bantuan Kabupaten/Kota 60.000.000

1 3 Pendapatan Lain-Lain  
Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga yang
1 3 1 0
Tidak Mengikat
1 3 2 Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah 0

JUMLAH PENDAPATAN 352.100.000

2 BELANJA  
2 1 Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa  
2 1 1 Penghasilan Tetap dan Tunjangan  
2 1 1 1 Belanja Pegawai  
Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat
2 1 1 1 1 72.000.000
Desa
2 1 1 1 2 Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa 12.000.000
2 1 1 1 3 Tunjangan Para Anggota BPD 18.000.000
2 1 2 Operasional Perkantoran
2 1 2 2 Belanja Barang dan Jasa  
2 1 2 2 1 Alat Tulis Kantor 5.000.000
2 1 2 2 2 Benda Pos 1.000.000
2 1 2 2 3 Cetak dan Penggandaan 2.000.000
2 1 2 2 4 Pakaian Dinas 5.000.000
Bab 6  Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 101

Kode Anggaran
Uraian
Rekening (dalam rupiah)
2 1 2 2 5 Alat dan Bahan Kebersihan 1.000.000
2 1 2 2 6 Perjalanan Dinas 6.000.000
2 1 2 2 7 Pemeliharaan Gedung 4.000.000
2 1 2 2 8 Air, Listrik, dan Telepon 2.400.000
2 1 2 3 Belanja Modal  
2 1 2 3 1 Komputer 12.000.000
2 1 2 3 2 Meja dan Kursi 8.000.000
2 1 3 Operasional BPD  
2 1 3 2 Belanja Barang dan Jasa  
2 1 3 2 1 Alat Tulis Kantor 1.000.000
2 1 3 2 2 Penggandaan 500.000
2 1 3 2 3 Konsumsi Rapat 2.000.000

2 2 Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa  


2 2 1 Perbaikan Saluran Irigasi  
2 2 1 2 Belanja Barang dan Jasa  
2 2 1 2 1 Upah Tenaga Kerja 12.000.000
2 2 1 2 2 Honor Pengawas 2.000.000
2 2 1 3 Belanja Modal  
2 2 1 3 1 Semen 10.000.000
2 2 1 3 2 Pasir 6.000.000
2 2 1 3 3 Batu 8.000.000
2 2 2 Pengaspalan Jalan Desa  
2 2 2 2 Belanja Barang dan Jasa  
2 2 2 2 1 Upah Tenaga Kerja 12.000.000
2 2 2 2 2 Honor Pengawas 2.000.000
2 2 2 3 Belanja Modal  
2 2 2 3 1 Aspal 20.000.000
2 2 2 3 2 Pasir 5.000.000
2 2 2 3 3 Batu 15.000.000
2 2 3 Pembangunan Gedung PAUD
2 2 3 2 Belanja Barang dan Jasa  
2 2 3 2 1 Upah Tenaga Kerja 20.000.000
2 2 3 2 2 Honor Pengawas 2.000.000
102 Akuntansi Desa

Kode Anggaran
Uraian
Rekening (dalam rupiah)
2 2 3 3 Belanja Modal  
2 2 3 3 1 Semen 10.000.000
2 2 3 3 2 Pasir 5.000.000
2 2 3 3 3 Kayu 15.000.000
2 2 3 3 4 Bata 10.000.000
2 2 3 3 5 Batu 5.000.000

2 3 Bidang Pembinaan Kemasyarakatan  


Kegiatan Pembinaan Ketentraman dan
2 3 1  
Ketertiban
2 3 1 2 Belanja Barang dan Jasa  
2 3 1 2 1 Honor Pelatih 2.000.000
2 3 1 2 2 Konsumsi 6.000.000
2 3 1 2 3 Bahan Pelatihan 1.500.000

2 4 Bidang Pemberdayaan Masyarakat  


Kegiatan Pelatihan Kepala Desa dan Perangkat
2 4 1
Desa
2 4 1 2 Belanja Barang dan Jasa
2 4 1 2 1 Honor Narasumber 2.000.000
2 4 1 2 2 Konsumsi 6.000.000
2 4 1 2 3 Bahan Pelatihan 1.500.000

2 5 Bidang Tak Terduga  


2 5 1 Kegiatan Kejadian Luar Biasa  
2 5 1 2 Belanja Barang dan Jasa  
2 5 1 2 1 Honor Tim 3.000.000
2 5 1 2 2 Konsumsi 5.000.000
2 5 1 2 3 Obat-Obatan 4.000.000

JUMLAH BELANJA 341.900.000

SURPLUS/DEFISIT 10.200.000
Bab 6  Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 103

Kode Anggaran
Uraian
Rekening (dalam rupiah)
3 PEMBIAYAAN  
3 1 Penerimaan Pembiayaan  
3 1 1 SiLPA 20.000.000
3 1 2 Pencairan Dana Cadangan 0
3 1 3 Hasil Kekayaan Desa yang Dipisahkan 0
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN 20.000.000

3 2 Pengeluaran Pembiayaan  
3 2 1 Pembentukan Dana Cadangan 0
3 2 2 Penyertaan Modal Desa 25.000.000
JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN 25.000.000

Pembiayaan Neto
(Penerimaan Pembiayaan – Pengeluaran (5.000.000)
Pembiayaan)
SiLPA Tahun Berjalan
5.200.000
(Surplus/Defisit + Pembiayaan Neto)

Berikut Laporan Kekayaan Milik Desa Tahun 2014.


LAPORAN KEKAYAAN MILIK DESA
DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR
SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014
(dalam rupiah)
Kode
Uraian Jumlah
Rekening
4 ASET DESA  
4 1 ASET LANCAR  
4 1 1 Kas Desa  
4 1 1 1 Uang Kas di Bendahara Desa 0
4 1 1 2 Rekening Kas Desa 20.000.000
4 1 2 Piutang  
4 1 2 1 Piutang Sewa Tanah Desa 3.000.000
4 1 2 2 Piutang Sewa Gedung Desa 0
4 1 3 Persediaan  
104 Akuntansi Desa

Kode
Uraian Jumlah
Rekening
4 1 3 1 Kertas Segel 500.000
4 1 3 2 Materai 250.000

JUMLAH ASET LANCAR 23.750.000


   
4 2 ASET TIDAK LANCAR  
4 2 1 Investasi Permanen  
4 2 1 1 Penyertaan Modal Pemerintah Desa 150.000.000
4 2 2 Aset Tetap  
4 2 2 1 Tanah 90.000.000
4 2 2 2 Peralatan dan Mesin 40.000.000
4 2 2 3 Gedung dan Bangunan 20.000.000
4 2 2 4 Jalan, Jaringan, dan Instalasi 40.000.000
4 2 3 Dana Cadangan  
4 2 3 1 Dana Cadangan 0
4 2 4 1 Aset Tidak Lancar Lainnya 0
   
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 340.000.000

JUMLAH ASET 363.750.000

4 3 1 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 0

JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 0


   
JUMLAH KEKAYAAN BERSIH 363.750.000
Bab 6  Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 105

Berikut beberapa transaksi yang terjadi pada bulan Januari, Juli, dan September
tahun 2015.
Bulan Januari 2015
Tanggal Transaksi
3 Januari 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp2.000.000 untuk kas operasional bendahara
desa dari rekening kas desa yang ada di bank dengan Bukti Bank (BB)
No. 001.
5 Januari 2015 Diterima hasil sewa tanah desa untuk tahun 2015 sebesar Rp5.000.000
dengan No. Bukti BKM 001.
8 Januari 2015 Dikeluarkan SPP No. 001 untuk pembelian alat tulis kantor guna
keperluan operasional kantor sebesar Rp150.000.
8 Januari 2015 Diterima hasil retribusi pasar desa untuk bulan Januari sebesar
Rp2.955.000 dengan No. Bukti BKM 002.
9 Januari 2015 Disetorkan ke rekening kas desa yang ada di Bank Lampung sebesar
Rp7.000.000 dengan Bukti Bank (BB) No. 002.
18 Januari 2015 Diterima hasil sewa aula desa untuk bulan Januari sebesar Rp200.000
dengan No. Bukti BKM 003.
19 Januari 2015 Diterima pemajeg tahun 2015 sebesar Rp5.625.000 dengan No. Bukti
BKM 004.
19 Januari 2015 Disetorkan ke rekening kas desa yang ada di Bank Lampung sebesar
Rp5.000.000 dengan Bukti Bank (BB) No. 003.
23 Januari 2015 Dikeluarkan SPP No. 002 untuk pembelian alat dan bahan kebersihan
senilai Rp200.000.
24 Januari 2015 Diterima hasil pemungutan atas pembuatan surat-surat desa sebesar
Rp160.000 dengan No. Bukti BKM 005.
24 Januari 2015 Dikeluarkan SPP No. 003 untuk pembelian benda pos senilai
Rp120.000.
25 Januari 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp8.000.000 dari rekening kas desa yang ada
di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 004.
25 Januari 2015 Dikeluarkan SPP No. 004 untuk belanja pegawai dengan rincian
penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa sebesar Rp6.000.000
dan tunjangan sebesar Rp2.000.000 dengan potongan PPh Pasal 21
sebesar Rp121.000.
106 Akuntansi Desa

Bulan Juli 2015


Tanggal Transaksi
3 Juli 2015 Disetorkan potongan PPh Pasal 21 ke rekening kas negara sebesar
Rp121.000.
5 Juli 2015 Diterima bagi hasil BUMDesa untuk tahun buku 2014 sebesar
Rp2.000.000 dengan No. Bukti BKM 0067.
8 Juli 2015 Dikeluarkan SPP No. 087 untuk perjalanan dinas kepala desa sebesar
Rp1.250.000.
8 Juli 2015 Dikeluarkan SPP No. 088 untuk pembelian benda pos senilai
Rp120.000.
8 Juli 2015 Diterima hasil retribusi pasar desa untuk bulan Juli sebesar Rp2.600.000,
No. Bukti BKM 068.
9 Juli 2015 Disetorkan ke rekening kas desa yang ada di Bank Lampung sebesar
Rp4.000.000 dengan Bukti Bank (BB) No. 023.
11 Juli 2015 Diterima hasil sewa aula desa untuk bulan Juli sebesar Rp250.000 dengan
No. Bukti BKM 069.
14 Juli 2015 Dikeluarkan SPP No. 089 untuk pembelian alat tulis kantor guna
keperluan operasional kantor sebesar Rp150.000.
16 Juli 2015 Dikeluarkan SPP No. 090 untuk pembelian alat dan bahan kebersihan
senilai Rp200.000.
19 Juli 2015 Diterima transfer Alokasi Dana Desa (ADD) dari Pemda Lampung
Selatan ke rekening kas desa yang ada di Bank Lampung sebesar
Rp60.000.000.
19 Juli 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp12.000.000 dari rekening kas desa yang
ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 024.
23 Juli 2015 Diterima transfer bantuan keuangan dari Pemda Lampung Selatan ke
rekening kas desa yang ada di Bank Lampung sebesar Rp30.000.000.
24 Juli 2015 Dikeluarkan SPP No. 091 untuk pembayaran air, listrik, dan telepon
sebesar Rp320.000.
24 Juli 2015 Dikeluarkan SPP No. 092 untuk pembelian 2 unit komputer sebesar
Rp12.000.000.
25 Juli 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp10.000.000 dari rekening kas desa yang
ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 025.
25 Juli 2015 Dikeluarkan SPP No. 093 untuk belanja pegawai dengan rincian
penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa sebesar Rp6.000.000
dan tunjangan sebesar Rp2.000.000 dengan potongan PPh Pasal 21
sebesar Rp121.000.
Bab 6  Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 107

Tanggal Transaksi
26 Juli 2015 Dikeluarkan SPP No. 094 untuk tunjangan para anggota BPD sebesar
Rp1.500.000.
28 Juli 2015 Diterima hasil pemungutan atas pembuatan surat-surat desa sebesar
Rp260.000 dengan No. Bukti BKM 070.
30 Juli 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp30.000.000 dari rekening kas desa yang
ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 026.
30 Juli 2015 Dikeluarkan SPP No. 095 untuk perbaikan saluran irigasi sebesar
Rp29.000.000 dengan rincian untuk upah tenaga kerja sebesar
Rp11.000.000; honor pengawas sebesar Rp2.000.000; pembelian semen,
pasir, dan batu masing-masing sebesar Rp6.000.000; Rp4.000.000; dan
Rp6.000.000.

Bulan September 2015


Tanggal Transaksi
3 September 2015 Disetorkan hasil pemotongan PPh Pasal 21 ke rekening kas negara
sebesar Rp121.000.
7 September 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp5.000.000 dari rekening kas desa yang
ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 054.
8 September 2015 Dikeluarkan SPP No. 121 untuk biaya cetak dan penggandaan sebesar
Rp250.000.
8 September 2015 Dikeluarkan SPP No. 122 untuk pengadaan pakaian dinas senilai
Rp4.000.000.
8 September 2015 Diterima hasil retribusi pasar desa untuk bulan September sebesar
Rp2.100.000 dengan No. Bukti BKM 211.
9 September 2015 Disetorkan ke rekening kas desa yang ada di Bank Lampung sebesar
Rp5.000.000 dengan Bukti Bank (BB) No. 055.
11 September 2015 Diterima hasil sewa aula desa untuk bulan September sebesar Rp150.000
dengan No. Bukti BKM 212.
14 September 2015 Dikeluarkan SPP No. 123 untuk pembelian alat tulis kantor guna
keperluan operasional kantor sebesar Rp150.000.
16 September 2015 Dikeluarkan SPP No. 124 untuk biaya pemeliharaan gedung kecamatan
sebesar Rp600.000.
23 September 2015 Diterima transfer bantuan keuangan dari Pemda Lampung Selatan ke
rekening kas desa yang ada di Bank Lampung sebesar Rp30.000.000.
24 September 2015 Dikeluarkan SPP No. 125 untuk pembayaran air, listrik, dan telepon
sebesar Rp220.000.
108 Akuntansi Desa

Tanggal Transaksi
24 September 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp8.000.000 dari rekening kas desa yang
ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 056.
24 September 2015 Dikeluarkan SPP No. 126 untuk pembelian furnitur meja dan kursi
sebesar Rp8.000.000.
25 September 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp10.000.000 dari rekening kas desa yang
ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 057.
25 September 2015 Dikeluarkan SPP No. 127 untuk belanja pegawai dengan rincian
penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa sebesar Rp6.000.000
dan tunjangan sebesar Rp2.000.000 dengan potongan PPh Pasal 21
sebesar Rp121.000.
26 September 2015 Dikeluarkan SPP No. 128 untuk tunjangan para anggota BPD sebesar
Rp1.500.000.
28 September 2015 Diterima hasil pemungutan atas pembuatan surat-surat desa sebesar
Rp360.000 dengan No. Bukti BKM 213.
30 September 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp45.000.000 dari rekening kas desa yang
ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 058.
30 September 2015 Dikeluarkan SPP No. 129 untuk pengaspalan jalan desa sebesar
Rp45.000.000 dengan rincian untuk upah tenaga kerja sebesar
Rp9.000.000; honor pengawas sebesar Rp2.000.000; pembelian aspal,
pasir, dan batu masing-masing sebesar Rp16.000.000; Rp5.000.000;
dan Rp13.000.000.

Dari hasil perhitungan persediaan diperoleh informasi bahwa persediaan akhir


kertas segel dan materai masing-masing sebesar Rp200.000.

INSTRUKSI
Berdasarkan data-data tersebut buatlah laporan pertanggungjawaban realisasi
pelaksanaan APBDesa untuk Desa Hajimena pada tahun anggaran 2015 dengan
beberapa langkah berikut.

1. Catatlah transaksi bulan Januari, Juli, dan September ke dalam buku kas umum,
buku pembantu pajak, dan buku bank kemudian lakukan penutupan pada setiap
akhir bulan.
2. Postinglah transaksi-transaksi yang sebelumnya telah dicatat pada buku kas
umum, buku pembantu pajak, dan buku bank ke dalam buku besar.
3. Buatlah neraca saldo dan penyesuaian yang diperlukan
4. Susunlah Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa dan
Laporan Kekayaan Milik Desa.
BUKU KAS UMUM
DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR
TAHUN ANGGARAN 2015
Bulan: Januari
Jumlah
Kode Penerimaan Pengeluaran
No. Tanggal Uraian Ref No. Bukti Pengeluaran Saldo
Rekening (dalam rupiah) (dalam rupiah)
Kumulatif
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 3 Penarikan Dana 2.000.000 BB No. 001 0 2.000.000
2 5 1 1 1 2 Hasil Sewa Tanah Desa V 5.000.000 BKM001 0 7.000.000
3 8 2 1 2 2 1 ATK Desa V 150.000 SPP No. 001 150.000 6.850.000
4 8 1 1 2 1 Hasil Retribusi Pasar Desa V 2.955.000 BKM002 150.000 9.805.000
5 9 Setoran ke Bank 7.000.000 BB No. 002 7.150.000 2.805.000
6 18 1 1 2 2 Hasil Sewa Aula Desa V 200.000 BKM003 7.150.000 3.005.000
7 19 1 1 3 1 Pemajeg V 5.625.000 BKM004 7.150.000 8.630.000
8 19 Setoran ke Bank 5.000.000 BB No. 003 12.150.000 3.630.000
Bab 6  Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...

Alat dan Bahan


9 23 2 1 2 2 5 V 200.000 SPP No. 002 12.350.000 3.430.000
Kebersihan
Hasil Pemungutan atas
10 24 1 1 3 2 Pembuatan Surat-Surat V 160.000 BKM005 12.350.000 3.590.000
Desa
11 24 2 1 2 2 2 Benda Pos V 120.000 SPP No. 003 12.470.000 3.470.000
12 25 Penarikan Dana 8.000.000 BB No. 004 12.470.000 11.470.000
109
110
Jumlah
Kode Penerimaan Pengeluaran
No. Tanggal Uraian Ref No. Bukti Pengeluaran Saldo
Rekening (dalam rupiah) (dalam rupiah)
Kumulatif
Penghasilan Tetap Kepala
13 25 2 1 1 1 1 V 6.000.000 SPP No. 004 18.470.000 5.470.000
Desa dan Perangkat Desa
Tunjangan Kepala Desa
2 1 1 1 2 V 2.000.000 SPP No. 004 20.470.000 3.470.000
dan Perangkat Desa
PPh Pasal 21 V 121.000 SPP No. 004 20.470.000 3.591.000
JUMLAH 24.061.000 20.470.000

BUKU PEMBANTU PAJAK


DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR
TAHUN ANGGARAN 2015
Bulan: Januari
Pemotongan Penyetoran Saldo
No. Tanggal Uraian
(dalam rupiah) (dalam rupiah) (dalam rupiah)
1 2 3 4 5 6
PPh Pasal 21 atas Gaji dan Tunjangan Kepala Desa
1 25 121.000 121.000
dan Perangkat Desa
JUMLAH 121.000
Akuntansi Desa
BUKU BANK DESA
DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR
TAHUN ANGGARAN 2015
Bulan: Januari 2015
Bank Cabang: Bank Lampung
No. Rekening: 25600021

Pemasukan Pengeluaran
Saldo
Uraian Bukti Bunga Biaya
No. Tanggal Setoran Penarikan Pajak Bank
Transaksi Transaksi Bank Administrasi
(dalam rupiah)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Saldo Awal 20.000.000
Penarikan
1 3 BB No. 001 2.000.000 18.000.000
Dana
Setoran ke
2 9 BB No. 002 7.000.000 25.000.000
Bab 6  Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...

Bank
Setoran ke
3 19 BB No. 003 5.000.000 30.000.000
Bank
Penarikan
4 25 BB No. 004 8.000.000 22.000.000
Dana
Jumlah Transaksi Bulan ini 12.000.000 10.000.000
Jumlah Transaksi Kumulatif 12.000.000 10.000.000
111
BUKU KAS UMUM
112

DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR


TAHUN ANGGARAN 2015
Bulan: Juli
Jumlah
Kode Penerimaan Pengeluaran
No. Tanggal Uraian Ref No. Bukti Pengeluaran Saldo
Rekening (dalam rupiah) (dalam rupiah)
Kumulatif
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Saldo Awal 3.591.000
1 3 Setoran PPh Pasal 21 121.000 SPP No. 004 121.000 3.470.000
2 5 1 1 1 1 Hasil BUMDesa V 2.000.000 BKM0067 121.000 5.470.000
Perjalanan Dinas
3 8 2 1 2 2 6 V 1.250.000 SPP No. 087 1.371.000 4.220.000
Kepala Desa
4 8 2 1 2 2 2 Benda Pos V 120.000 SPP No. 088 1.491.000 4.100.000
Hasil Retribusi Pasar
5 8 1 1 2 1 V 2.600.000 BKM068 1.491.000 6.700.000
Desa
6 9 Setoran ke Bank 4.000.000 BB No. 023 5.491.000 2.700.000
7 11 1 1 2 2 Hasil Sewa Aula Desa V 250.000 BKM069 5.491.000 2.950.000
8 14 2 1 2 2 1 ATK Desa V 150.000 SPP No. 089 5.641.000 2.800.000
Alat dan Bahan
9 16 2 1 2 2 5 V 200.000 SPP No. 090 5.841.000 2.600.000
Kebersihan
10 19 Penarikan Dana 12.000.000 BB No. 024 5.841.000 14.600.000
Biaya Air, Listrik, dan
11 24 2 1 2 2 8 V 320.000 SPP No. 091 6.161.000 14.280.000
Telepon
12 24 2 1 2 3 1 Dua unit komputer V 12.000.000 SPP No. 092 18.161.000 2.280.000
13 25 Penarikan Dana 10.000.000 BB No. 25 18.161.000 12.280.000
Akuntansi Desa
Jumlah
Kode Penerimaan Pengeluaran
No. Tanggal Uraian Ref No. Bukti Pengeluaran Saldo
Rekening (dalam rupiah) (dalam rupiah)
Kumulatif
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Penghasilan Tetap
14 25 2 1 1 1 1 Kepala Desa dan V 6.000.000 SPP No. 093 24.161.000 6.280.000
Perangkat Desa
Tunjangan Kepala Desa
2 1 1 1 2 V 2.000.000 SPP No. 093 26.161.000 4.280.000
dan Perangkat Desa
PPh Pasal 21 121.000 SPP No. 093 26.161.000 4.401.000
Tunjangan Anggota
15 26 2 1 1 1 3 V 1.500.000 SPP No. 094 27.661.000 2.901.000
BPD
Hasil Pemungutan atas 260.000
16 28 1 1 3 2 Pembuatan Surat-Surat V BKM070 27.661.000 3.161.000
Desa
17 30 Penarikan Dana 30.000.000 BB No. 026 27.661.000 33.161.000
Perbaikan Saluran 11.000.000
Bab 6  Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...

18 30 2 2 1 2 1 Irigasi‒Upah Tenaga V SPP No. 095 38.661.000 22.161.000


Kerja
Perbaikan Saluran 2.000.000
2 2 1 2 2 Irigasi‒Honor V SPP No. 095 40.661.000 20.161.000
Pengawas
Perbaikan Saluran 6.000.000
2 2 1 3 1 V SPP No. 095 46.661.000 14.161.000
Irigasi‒Semen
Perbaikan Saluran 4.000.000
2 2 1 3 2 V SPP No. 095 50.661.000 10.161.000
Irigasi‒Pasir
Perbaikan Saluran 6.000.000
2 2 1 3 3 V SPP No. 095 56.661.000 4.161.000
Irigasi‒Batu
JUMLAH 57.231.000 56.661.000
113
BUKU PEMBANTU PAJAK
114

DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR


TAHUN ANGGARAN 2015
Bulan: Juli
Pemotongan Penyetoran Saldo
No. Tanggal Uraian
(dalam rupiah) (dalam rupiah) (dalam rupiah)
1 2 3 4 5 6
Saldo Awal 121.000
1 3 Penyetoran PPh Pasal 21 121.000 0
PPh Pasal 21 atas Gaji dan Tunjangan Kepala Desa dan 121.000 121.000
2 25
Perangkat Desa
JUMLAH 121.000 121.000

BUKU BANK DESA


DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR
TAHUN ANGGARAN 2015
Bulan: Juli 2015
Bank Cabang: Bank Lampung
No. Rekening: 25600021
Pemasukan Pengeluaran
Saldo
Bukti Bunga Biaya
No. Tanggal Uraian Transaksi Setoran Penarikan Pajak Bank
Transaksi Bank Administrasi
(dalam rupiah)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Saldo Awal 22.000.000
1 9 Setoran ke Bank BB No. 023 4.000.000 26.000.000
Akuntansi Desa
Pemasukan Pengeluaran
Saldo
Bukti Bunga Biaya
No. Tanggal Uraian Transaksi Setoran Penarikan Pajak Bank
Transaksi Bank Administrasi
(dalam rupiah)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 19 Transfer ADD 60.000.000 86.000.000
3 19 Penarikan Dana BB No. 024 12.000.000 74.000.000
Transfer Bantuan
4 23 30.000.000 104.000.000
Keuangan
5 25 Penarikan Dana BB No. 025 10.000.000 94.000.000
6 30 Penarikan Dana BB No. 026 30.000.000 64.000.000
Jumlah Transaksi Bulan ini 94.000.000 52.000.000
Jumlah Transaksi Kumulatif 106.000.000 62.000.000

BUKU KAS UMUM


Bab 6  Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...

DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR


TAHUN ANGGARAN 2015
Bulan: September
Jumlah
Kode Penerimaan Pengeluaran
No. Tanggal Uraian Ref No. Bukti Pengeluaran Saldo
Rekening (dalam rupiah) (dalam rupiah)
Kumulatif
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Saldo Awal 4.161.000

1 3 Setoran PPh Pasal 21 121.000 SPP No. 093 121.000 4.040.000

2 7 Penarikan Dana 5.000.000 BB No. 054 121.000 9.040.000


115
116
Jumlah
Kode Penerimaan Pengeluaran
No. Tanggal Uraian Ref No. Bukti Pengeluaran Saldo
Rekening (dalam rupiah) (dalam rupiah)
Kumulatif
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Biaya Cetak dan


3 8 2 1 2 2 3 V 250.000 SPP No. 121 371.000 8.790.000
Penggandaan
Pengadaan Pakaian
4 8 2 1 2 2 4 V 4.000.000 SPP No. 122 4.371.000 4.790.000
Dinas
Hasil Retribusi Pasar
5 8 1 1 2 1 V 2.100.000 BKM211 4.371.000 6.890.000
Desa
6 9 Setoran ke Bank 5.000.000 BB No. 055 9.371.000 1.890.000

7 11 1 1 2 2 Hasil Sewa Aula Desa V 150.000 BKM212 9.371.000 2.040.000

8 14 2 1 2 2 1 ATK Desa V 150.000 SPP No. 123 9.521.000 1.890.000

Biaya Pemeliharaan
9 16 2 1 2 2 7 V 600.000 SPP No. 124 10.121.000 1.290.000
Gedung

Biaya Air, Listrik, dan


10 24 2 1 2 2 8 V 220.000 SPP No. 125 10.341.000 1.070.000
Telepon
11 24 Penarikan Dana 8.000.000 BB No. 056 10.341.000 9.070.000
Furnitur Meja dan
12 24 2 1 2 3 2 V 8.000.000 SPP No. 126 18.341.000 1.070.000
Kursi
13 25 Penarikan Dana 10.000.000 BB No. 057 18.341.000 11.070.000
Akuntansi Desa
Jumlah
Kode Penerimaan Pengeluaran
No. Tanggal Uraian Ref No. Bukti Pengeluaran Saldo
Rekening (dalam rupiah) (dalam rupiah)
Kumulatif
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Penghasilan Kepala
14 25 2 1 1 1 1 Desa dan Perangkat V 6.000.000 SPP No. 127 24.341.000 5.070.000
Desa

Tunjangan Kepala
2 1 1 1 2 Desa dan Perangkat V 2.000.000 SPP No. 127 26.341.000 3.070.000
Desa
PPh Pasal 21 121.000 SPP No. 127 26.341.000 3.191.000
Tunjangan Para
15 26 2 1 1 1 3 V 1.500.000 SPP No. 128 27.841.000 1.691.000
Anggota BPD
Hasil Pemungutan
16 28 1 1 3 2 atas Pembuatan Surat- V 360.000 BKM213 27.841.000 2.051.000
Bab 6  Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...

Surat Desa
17 30 Penarikan Dana 45.000.000 BB No. 058 27.841.000 47.051.000
Pengaspalan Jalan
18 30 2 2 2 2 1 Desa‒Upah Tenaga V 9.000.000 SPP No. 129 36.841.000 38.051.000
Kerja

Pengaspalan Jalan
2 2 2 2 2 Desa‒Honor V 2.000.000 SPP No. 129 38.841.000 36.051.000
Pengawas
117
118
Jumlah
Kode Penerimaan Pengeluaran
No. Tanggal Uraian Ref No. Bukti Pengeluaran Saldo
Rekening (dalam rupiah) (dalam rupiah)
Kumulatif
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pengaspalan Jalan
2 2 2 3 1 V 16.000.000 SPP No. 129 54.841.000 20.051.000
Desa‒Aspal
Pengaspalan Jalan
2 2 2 3 2 V 5.000.000 SPP No. 129 59.841.000 15.051.000
Desa‒Pasir
Pengaspalan Jalan
2 2 2 3 3 V 13.000.000 SPP No. 129 72.841.000 2.051.000
Desa‒Batu
JUMLAH 70.731.000 72.841.000

BUKU PEMBANTU PAJAK


DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR
TAHUN ANGGARAN 2015
Bulan: September
Pemotongan Penyetoran Saldo
No. Tanggal Uraian
(dalam rupiah) (dalam rupiah) (dalam rupiah)
1 2 3 4 5 6
Saldo Awal 121.000
1 3 Penyetoran PPh Pasal 21 121.000 0
PPh Pasal 21 atas Gaji dan Tunjangan Kepala Desa dan
2 25 121.000 121.000
Perangkat Desa
JUMLAH 121.000 121.000
Akuntansi Desa
BUKU BANK DESA
DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR
TAHUN ANGGARAN 2015
Bulan: September 2015
Bank Cabang: Bank Lampung
No. Rekening: 25600021
Pemasukan Pengeluaran
Saldo
Bukti Bunga Biaya
No. Tanggal Uraian Transaksi Setoran Penarikan Pajak Bank
Transaksi Bank Administrasi
(dalam rupiah)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Saldo Awal 64.000.000
1 7 Penarikan Dana BB No. 054 5.000.000 59.000.000
2 9 Setoran ke Bank BB No. 055 5.000.000 64.000.000
Transfer Bantuan
3 23 30.000.000 94.000.000
Keuangan
Bab 6  Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...

4 24 Penarikan Dana BB No. 056 8.000.000 86.000.000


5 25 Penarikan Dana BB No. 057 10.000.000 76.000.000
6 30 Penarikan Dana BB No. 058 45.000.000 31.000.000
Jumlah Transaksi Bulan ini 35.000.000 68.000.000
Jumlah Transaksi Kumulatif 141.000.000 130.000.000
119
120 Akuntansi Desa

BUKU BESAR
DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR
TAHUN ANGGARAN 2015

Kode Rekening: 1111


Nama Rekening: PADesa–HU–Bagi Hasil BUMDes
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
5 Juli 2015 Hasil BUMDesa  BKU Juli   2.000.000 2.000.000

Jumlah 2.000.000

Kode Rekening: 1112


Nama Rekening: PADesa–HU–Tanah Kas Desa
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
5 Januari 2015 Hasil Sewa BKU Jan   5.000.000 5.000.000

Jumlah 5.000.000

Kode Rekening: 1121


Nama Rekening: PADesa–HA–Pasar Desa
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
8 Januari 2015 Hasil Retribusi BKU Jan   2.955.000 2.955.000
8 Juli 2015 Hasil Retribusi BKU Juli 2.600.000 5.555.000
8 September 2015 Hasil Retribusi BKU Sep 2.100.000 7.655.000

Jumlah 7.655.000
Bab 6  Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 121

Kode Rekening: 1122


Nama Rekening: PADesa–HA–Aula Desa
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
18 Januari 2015 Hasil Sewa   BKU Jan   200.000 200.000
11 Juli 2015 Hasil Sewa BKU Juli 250.000 450.000
11 September 2015 Hasil Sewa BKU Sep 150.000 600.000

Jumlah 600.000

Kode Rekening: 1123


Nama Rekening: PADesa–HA–Jaringan Irigasi
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah

Kode Rekening: 1124


Nama Rekening: PADesa–Swadaya, Partisipasi, dan Gotong Royong
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah
122 Akuntansi Desa

Kode Rekening: 1131


Nama Rekening: PADesa–Lain-Lain PADesa yang Sah–Iuran Wajib Warga (Pemajeg)
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
19 Januari 2015  Iuran Wajib Warga  BKU Jan    5.625.000 5.625.000

Jumlah 5.625.000

Kode Rekening: 1132


Nama Rekening: PADesa–Lain-Lain PADesa yang Sah–Surat-Surat Desa
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
24 Januari 2015 Hasil Pemungutan BKU Jan   160.000 160.000
28 Juli 2015 Hasil Pemungutan BKU Juli 260.000 420.000
28 September 2015 Hasil Pemungutan BKU Sep 360.000 780.000

Jumlah 780.000

Kode Rekening: 121


Nama Rekening: Pendapatan Transfer–Dana Desa
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah

Kode Rekening: 122


Nama Rekening: Pendapatan Transfer–Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah
Kabupaten/Kota
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah
Bab 6  Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 123

Kode Rekening: 123


Nama Rekening: Pendapatan Transfer–Alokasi Dana Desa
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
Transfer dari Pemda
19 Juli 2015 BBD Juli   60.000.000  60.000.000
Lampung Selatan 

Jumlah 60.000.000

Kode Rekening: 1241


Nama Rekening: Pendapatan Transfer–Bantuan Keuangan–Provinsi
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Transfer dari Pemda


23 Juli 2015 BBD Juli   30.000.000  30.000.000
Lampung Selatan 
Transfer dari Pemda
23 September 2015 BBD Juli 30.000.000 60.000.000
Lampung Selatan

Jumlah 60.000.000

Kode Rekening: 1242


Nama Rekening: Pendapatan Transfer–Bantuan Keuangan–Kabupaten/Kota
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah
124 Akuntansi Desa

Kode Rekening: 131


Nama Rekening: Pendapatan Lain-Lain–Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga yang
Tidak Mengikat
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah

Kode Rekening: 132


Nama Rekening: Pendapatan Lain-Lain–Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah

Kode Rekening: 21111


Nama Rekening: PTT–BP–Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
25 Januari 2015 Pembayaran   BKU Jan 6.000.000   6.000.000
25 Juli 2015 Pembayaran BKU Juli 6.000.000 12.000.000
25 September 2015 Pembayaran BKU Sep 6.000.000 18.000.000

Jumlah 18.000.000
Bab 6  Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 125

Kode Rekening: 21112


Nama Rekening: PTT–BP–Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
25 Januari 2015 Pembayaran   BKU Jan 2.000.000   2.000.000
25 Juli 2015 Pembayaran BKU Juli 2.000.000 4.000.000
25 September
Pembayaran BKU Sep 2.000.000 6.000.000
2015

Jumlah 6.000.000

Kode Rekening: 21113


Nama Rekening: PTT–BP–Tunjangan para Anggota BPD
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

26 Juli 2015 Pembayaran  BKU Juli 1.500.000   1.500.000


26 September 2015 Pembayaran BKU Sep 1.500.000 3.000.000

Jumlah 3.000.000

Kode Rekening: 21221


Nama Rekening: OP–BBJ–Alat Tulis Kantor
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
8 Januari 2015 Pembelian  BKU Jan 150.000   150.000
14 Juli 2015 Pembelian BKU Juli 150.000 300.000
14 September 2015 Pembelian BKU Sep 150.000 450.000

Jumlah 450.000
126 Akuntansi Desa

Kode Rekening: 21222


Nama Rekening: OP–BBJ–Benda Pos
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
24 Januari 2015 Pembelian  BKU Jan 120.000   120.000
8 Juli 2015 Pembelian BKU Juli 120.000 240.000

Jumlah 240.000

Kode Rekening: 21223


Nama Rekening: OP–BBJ–Cetak dan Penggandaan
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

8 September 2015 Pembayaran  BKU Sep 250.000   250.000

Jumlah 250.000

Kode Rekening: 21224


Nama Rekening: OP–BBJ–Pakaian Dinas
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Pengadaan Pakaian
8 September 2015 BKU Sep 4.000.000   4.000.000
Dinas 

Jumlah 4.000.000

Kode Rekening: 21225


Nama Rekening: OP–BBJ–Alat dan Bahan Kebersihan
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
23 Januari 2015 Pembelian   BKU Jan 200.000   200.000
16 Juli 2015 Pembelian BKU Juli 200.000 400.000

Jumlah 400.000
Bab 6  Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 127

Kode Rekening: 21226


Nama Rekening: OP–BBJ–Perjalanan Dinas
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
Perjalanan Dinas
8 Juli 2015 BKU Juli  1.250.000   1.250.000
Kepala Desa 

Jumlah 1.250.000

Kode Rekening: 21227


Nama Rekening: OP–BBJ–Pemeliharaan Gedung
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
16 September 2015 Pembayaran  BKU Sep 600.000    600.000

Jumlah 600.000

Kode Rekening: 21228


Nama Rekening: OP–BBJ–Air, Listrik, dan Telepon
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

24 Juli 2015 Pembayaran BKU Juli 320.000   320.000


24 September 2015 Pembayaran BKU Sep 220.000 540.000

Jumlah 540.000

Kode Rekening: 21231


Nama Rekening: OP–BM–Komputer
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
Pembelian 2 Unit
24 Juli 2015 BKU Juli 12.000.000    12.000.000
Komputer 

Jumlah 12.000.000
128 Akuntansi Desa

Kode Rekening: 21232


Nama Rekening: OP–BM–Meja dan Kursi
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
24 September 2015 Pembelian  BKU Sep 8.000.000   8.000.000

Jumlah 8.000.000

Kode Rekening: 21321


Nama Rekening: Operasional BPD–BBJ–ATK
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah

Kode Rekening: 21322


Nama Rekening: Operasional BPD–BBJ–Penggandaan
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah

Kode Rekening: 21323


Nama Rekening: Operasional BPD–BBJ–Konsumsi Rapat
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah
Bab 6  Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 129

Kode Rekening: 22121


Nama Rekening: Perbaikan Saluran Irigasi–BBJ–Upah Tenaga Kerja
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
30 Juli 2015 Pembayaran  BKU Juli 11.000.000   11.000.000

Jumlah 11.000.000

Kode Rekening: 22122


Nama Rekening: Perbaikan Saluran Irigasi–BBJ–Honor Pengawas
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
30 Juli 2015 Pembayaran  BKU Juli 2.000.000   2.000.000

Jumlah 2.000.000

Kode Rekening: 22131


Nama Rekening: Perbaikan Saluran Irigasi–BM–Semen
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
30 Juli 2015 Pembelian  BKU Juli 6.000.000   6.000.000

Jumlah 6.000.000

Kode Rekening: 22132


Nama Rekening: Perbaikan Saluran Irigasi–BM–Pasir
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
30 Juli 2015 Pembelian  BKU Juli 4.000.000   4.000.000

Jumlah 4.000.000
130 Akuntansi Desa

Kode Rekening: 22133


Nama Rekening: Perbaikan Saluran Irigasi–BM–Batu
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
30 Juli 2015 Pembelian  BKU Juli 6.000.000   6.000.000

Jumlah 6.000.000

Kode Rekening: 22221


Nama Rekening: Pengaspalan Jalan Desa–BBJ–Upah Tenaga Kerja
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
30 September 2015 Pembayaran  BKU Sep 9.000.000   9.000.000

Jumlah 9.000.000
Kode Rekening: 22222
Nama Rekening: Pengaspalan Jalan Desa–BBJ–Honor Pengawas
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
30 September 2015 Pembayaran BKU Sep 2.000.000    2.000.000

Jumlah 2.000.000

Kode Rekening: 22231


Nama Rekening: Pengaspalan Jalan Desa–BM–Aspal
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

30 September 2015 Pembelian BKU Sep 16.000.000   16.000.000

Jumlah 16.000.000
Bab 6  Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 131

Kode Rekening: 22232


Nama Rekening: Pengaspalan Jalan Desa–BM–Pasir
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
30 September 2015 Pembelian BKU Sep 5.000.000   5.000.000

Jumlah 5.000.000

Kode Rekening: 22233


Nama Rekening: Pengaspalan Jalan Desa–BM–Batu
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
30 September 2015 Pembelian BKU Sep 13.000.000   13.000.000

Jumlah 13.000.000

Kode Rekening: 22321


Nama Rekening: Pembangunan Gedung PAUD–BBJ–Upah Tenaga Kerja
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah

Kode Rekening: 22322


Nama Rekening: Pembangunan Gedung PAUD–BBJ–Honor Pengawas
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah
132 Akuntansi Desa

Kode Rekening: 22331


Nama Rekening: Pembangunan Gedung PAUD–BM–Semen
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah

Kode Rekening: 22332


Nama Rekening: Pembangunan Gedung PAUD–BM–Pasir
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah
Kode Rekening: 22333
Nama Rekening: Pembangunan Gedung PAUD–BM–Kayu
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah

Kode Rekening: 22334


Nama Rekening: Pembangunan Gedung PAUD–BM–Bata
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah
Bab 6  Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 133

Kode Rekening: 22335


Nama Rekening: Pembangunan Gedung PAUD–BM–Batu
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah

Kode Rekening: 23121


Nama Rekening: KPKK–BBJ–Honor Pelatih
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah
Kode Rekening: 23122
Nama Rekening: KPKK–BBJ–Konsumsi
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah

Kode Rekening: 23123


Nama Rekening: KPKK–BBJ–Bahan Pelatihan
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah
134 Akuntansi Desa

Kode Rekening: 24121


Nama Rekening: KPKDPD–BBJ–Honor Narasumber
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah

Kode Rekening: 24122


Nama Rekening: KPKDPD–BBJ–Konsumsi
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah
Kode Rekening: 24123
Nama Rekening: KPKDPD─BBJ─Bahan Pelatihan
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah

Kode Rekening: 25121


Nama Rekening: KKLB─BBJ─Honor Tim
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah
Bab 6  Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 135

Kode Rekening: 25122


Nama Rekening: KKLB─BBJ─Konsumsi
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah

Kode Rekening: 25123


Nama Rekening: KKLB─BBJ─Obat-Obatan
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah
Kode Rekening: 311
Nama Rekening: Penerimaan Pembiayaan─SiLPA
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah

Kode Rekening: 312


Nama Rekening: Penerimaan Pembiayaan─Pencairan Dana Cadangan
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah
136 Akuntansi Desa

Kode Rekening: 313


Nama Rekening: Penerimaan Pembiayaan─Hasil Kekayaan Desa yang Dipisahkan
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah

Kode Rekening: 321


Nama Rekening: Pengeluaran Pembiayaan─Pembentukan Dana Cadangan
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah
Kode Rekening: 322
Nama Rekening: Pengeluaran Pembiayaan─Penyertaan Modal Desa
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah

Kode Rekening: 4111


Nama Rekening: Kas Desa─Uang Kas di Bendahara Desa
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah
Bab 6  Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 137

Kode Rekening: 4112


Nama Rekening: Kas Desa─Rekening Kas Desa
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
1 Januari 2015 Saldo Awal 20.000.000

Jumlah 20.000.000

Kode Rekening: 4121


Nama Rekening: Piutang─Piutang Sewa Tanah Desa
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
1 Januari 2015 Saldo Awal      3.000.000

Jumlah 3.000.000

Kode Rekening: 4122


Nama Rekening: Piutang─Piutang Sewa Gedung Desa
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah

Kode Rekening: 4131


Nama Rekening: Persediaan─Kertas Segel
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
1 Januari 2015 Saldo Awal      500.000

Jumlah 500.000
138 Akuntansi Desa

Kode Rekening: 4132


Nama Rekening: Persediaan­─Materai
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
1 Januari 2015 Saldo Awal      250.000

Jumlah 250.000

Kode Rekening: 4211


Nama Rekening: Investasi Permanen─Penyertaan Modal Pemerintah Desa
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
1 Januari 2015 Saldo Awal      150.000.000

Jumlah 150.000.000

Kode Rekening: 4221


Nama Rekening: Aset Tetap─Tanah
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
1 Januari 2015 Saldo Awal      90.000.000

Jumlah 90.000.000

Kode Rekening: 4222


Nama Rekening: Aset Tetap─Peralatan dan Mesin
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
1 Januari 2015 Saldo Awal      40.000.000
24 Juli 2015 Komputer BKU Juli 12.000.000 52.000.000
24 September
Meja dan Kursi BKU Sep 8.000.000 60.000.000
2015

Jumlah 60.000.000
Bab 6  Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 139

Kode Rekening: 4223


Nama Rekening: Aset Tetap‒Gedung dan Bangunan
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
1 Januari 2015 Saldo Awal      20.000.000

Jumlah 20.000.000

Kode Rekening: 4224


Nama Rekening: Aset Tetap‒Jalan, Jaringan, dan Instalasi
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
1 Januari 2015 Saldo Awal      40.000.000
Perbaikan Saluran
30 Juli 2015 Irigasi‒Upah Tenaga BKU Juli 11.000.000 51.000.000
Kerja
Perbaikan Saluran
Irigasi‒Honor BKU Juli 2.000.000 53.000.000
Pengawas
Perbaikan Saluran
BKU Juli 6.000.000 59.000.000
Irigasi‒Semen
Perbaikan Saluran
BKU Juli 4.000.000 63.000.000
Irigasi‒Pasir
Perbaikan Saluran
BKU Juli 6.000.000 69.000.000
Irigasi‒Batu
Pengaspalan Jalan
30 September
Desa‒Upah Tenaga BKU Sep 9.000.000 78.000.000
2015
Kerja
Pengaspalan Jalan
Desa‒Honor BKU Sep 2.000.000 80.000.000
Pengawas
Pengaspalan Jalan
BKU Sep 16.000.000 96.000.000
Desa‒Aspal
Pengaspalan Jalan
BKU Sep 5.000.000 101.000.000
Desa‒Pasir
140 Akuntansi Desa

Debit Kredit Saldo


Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
Pengaspalan Jalan
BKU Sep 13.000.000 114.000.000
Desa‒Batu

Jumlah 114.000.000

Kode Rekening: 4231


Nama Rekening: Dana Cadangan‒Dana Cadangan
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah

Kode Rekening: 424


Nama Rekening: Aset Tidak Lancar Lainnya
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
       

Jumlah
NERACA SALDO
DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR
TAHUN ANGGARAN 2015
(dalam rupiah)
Neraca Saldo
Kode Nama Neraca
Penyesuaian Setelah
Rekening Rekening Saldo
Disesuaikan
1 1 1 1 Bagi Hasil BUMDes 2.000.000 2.000.000
1 1 1 2 Tanah Kas Desa 5.000.000 5.000.000
1 1 2 1 Pasar Desa 7.655.000 7.655.000
1 1 2 2 Aula Desa 600.000 600.000
1 1 2 3 Jaringan Irigasi 0 0
1 1 2 4 Swadaya, Partisipasi, dan Gotong Royong 0 0
1 1 3 1 Iuran Wajib Warga (Pemajeg) 5.625.000 5.625.000
1 1 3 2 Surat-Surat Desa 780.000 780.000
Bab 6  Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...

1 2 1 Dana Desa 0 0
1 2 2 Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota 0 0
1 2 3 Alokasi Dana Desa 60.000.000 60.000.000
1 2 4 1 Bantuan Keuangan Provinsi 60.000.000 60.000.000
1 2 4 2 Bantuan Keuangan Kabupaten/Kota 0 0
Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga yang Tidak
1 3 1 0 0
Mengikat
1 3 2 Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah 0 0
2 1 1 1 1 Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa 18.000.000 18.000.000
2 1 1 1 2 Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa 6.000.000 6.000.000
141
142
Neraca Saldo
Kode Nama Neraca
Penyesuaian Setelah
Rekening Rekening Saldo
Disesuaikan
2 1 1 1 3 Tunjangan para Anggota BPD 3.000.000 3.000.000
2 1 2 2 1 OP‒Alat Tulis Kantor 450.000 450.000
2 1 2 2 2 Benda Pos 240.000 240.000
2 1 2 2 3 Cetak dan Penggandaan 250.000 250.000
2 1 2 2 4 Pakaian Dinas 4.000.000 4.000.000
2 1 2 2 5 Alat dan Bahan Kebersihan 400.000 400.000
2 1 2 2 6 Perjalanan Dinas 1.250.000 1.250.000
2 1 2 2 7 Pemeliharaan Gedung 600.000 600.000
2 1 2 2 8 Air, Listrik, dan Telepon 540.000 540.000
2 1 2 3 1 Komputer 12.000.000 12.000.000
2 1 2 3 2 Meja dan Kursi 8.000.000 8.000.000
2 1 3 2 1 BPD‒Alat Tulis Kantor 0 0
2 1 3 2 2 Penggandaan 0 0
2 1 3 2 3 Konsumsi Rapat 0 0
2 2 1 2 1 Sal Irigasi‒Upah Tenaga Kerja 11.000.000 11.000.000
2 2 1 2 2 Sal Irigasi‒Honor Pengawas 2.000.000 2.000.000
2 2 1 3 1 Sal Irigasi‒Semen 6.000.000 6.000.000
2 2 1 3 2 Sal Irigasi‒Pasir 4.000.000 4.000.000
2 2 1 3 3 Sal Irigasi‒Batu 6.000.000 6.000.000
2 2 2 2 1 Aspal Jalan‒Upah Tenaga Kerja 9.000.000 9.000.000
2 2 2 2 2 Aspal Jalan‒Honor Pengawas 2.000.000 2.000.000
Akuntansi Desa
Neraca Saldo
Kode Nama Neraca
Penyesuaian Setelah
Rekening Rekening Saldo
Disesuaikan
2 2 2 3 1 Aspal Jalan‒Aspal 16.000.000 16.000.000
2 2 2 3 2 Aspal Jalan‒Pasir 5.000.000 5.000.000
2 2 2 3 3 Aspal Jalan‒Batu 13.000.000 13.000.000
2 2 3 2 1 Gedung PAUD‒Upah Tenaga Kerja 0 0
2 2 3 2 2 Gedung PAUD‒Honor Pengawas 0 0
2 2 3 3 1 Gedung PAUD‒Semen 0 0
2 2 3 3 2 Gedung PAUD‒Pasir 0 0
2 2 3 3 3 Gedung PAUD‒Kayu 0 0
2 2 3 3 4 Gedung PAUD‒Bata 0 0
2 2 3 3 5 Gedung PAUD‒Batu 0 0
2 3 1 2 1 KPKK‒Honor Pelatih 0 0
Bab 6  Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...

2 3 1 2 2 KPKK‒Konsumsi 0 0
2 3 1 2 3 KPKK‒Bahan Pelatihan 0 0
2 4 1 2 1 KPKDPD‒Honor Narasumber 0 0
2 4 1 2 2 KPKDPD‒Konsumsi 0 0
2 4 1 2 3 KPKDPD‒Bahan Pelatihan 0 0
2 5 1 2 1 KKLB‒Honor Tim 0 0
2 5 1 2 2 KKLB‒Konsumsi 0 0
2 5 1 2 3 KKLB‒Obat-Obatan 0 0
3 1 1 SiLPA 0 0
3 1 2 Pencairan Dana Cadangan 0 0
143
144
Neraca Saldo
Kode Nama Neraca
Penyesuaian Setelah
Rekening Rekening Saldo
Disesuaikan
3 1 3 Hasil Kekayaan Desa yang Dipisahkan 0 0
3 2 1 Pembentukan Dana Cadangan 0 0
3 2 2 Penyertaan Modal Desa 0 0
4 1 1 1 Uang Kas di Bendahara Desa 0 2.051.000 2.051.000
4 1 1 2 Rekening Kas Desa 20.000.000 31.000.000 31.000.000
4 1 2 1 Piutang Sewa Tanah Desa 3.000.000 0 3.000.000
4 1 2 2 Piutang Sewa Gedung Desa 0 0 0
4 1 3 1 Kertas Segel 500.000 200.000 200.000
4 1 3 2 Materai 250.000 200.000 200.000
4 2 1 1 Penyertaan Modal Pemerintah Desa 150.000.000 150.000.000
4 2 2 1 Tanah 90.000.000 90.000.000
4 2 2 2 Peralatan dan Mesin 60.000.000 60.000.000
4 2 2 3 Gedung dan Bangunan 20.000.000 20.000.000
4 2 2 4 Jalan, Jaringan, dan Irigasi 40.000.000 114.000.000 114.000.000
4 2 3 1 Dana Cadangan 0 0
4 2 4 Aset Tidak Lancar Lainnya 0 0
4 3 1 Kewajiban Jangka Pendek 0 0
4 3 1 1 Utang PPh Pasal 21 121.000
Akuntansi Desa
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN REALISASI PELAKSANAAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDESA)
DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR
TAHUN ANGGARAN 2015
(dalam rupiah)
Kode
Uraian Anggaran Realisasi Lebih/Kurang
Rekening
1 PENDAPATAN  
1 1 Pendapatan Asli Desa  
1 1 1 Hasil Usaha  
1 1 1 1 Bagi Hasil BUMDes 1.500.000 2.000.000 500.000
1 1 1 2 Tanah Kas Desa 5.000.000 5.000.000 0
1 1 2 Hasil Aset  
1 1 2 1 Pasar Desa 35.000.000 7.655.000 (27.345.000)
1 1 2 2 Aula Desa 2.000.000 600.000 (1.400.000)
Bab 6  Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...

1 1 2 3 Jaringan Irigasi 1.500.000 0 (1.500.000)


1 1 2 4 Swadaya, Partisipasi, dan Gotong Royong 11.000.000 0 (11.000.000)
1 1 3 Lain-Lain Pendapatan Asli Desa yang Sah  
1 1 3 1 Iuran Wajib Warga (Pemajeg) 6.500.000 5.625.000 (875.000)
1 1 3 2 Surat-Surat Desa 3.400.000 780.000 (2.620.000)

1 2 Pendapatan Transfer  
1 2 1 Dana Desa 100.000.000 0 (100.000.000)
1 2 2 Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota 1.200.000 0 (1.200.000)
1 2 3 Alokasi Dana Desa 75.000.000 60.000.000 (15.000.000)
145
146
Kode
Uraian Anggaran Realisasi Lebih/Kurang
Rekening
1 2 4 Bantuan Keuangan  
1 2 4 1 Bantuan Provinsi 50.000.000 60.000.000 10.000.000
1 2 4 2 Bantuan Kabupaten/Kota 60.000.000 0 (60.000.000)

1 3 Pendapatan Lain-Lain  
Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga yang Tidak
1 3 1 0 0 0
Mengikat
1 3 2 Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah 0 0 0

JUMLAH PENDAPATAN 352.100.000 141.660.000 (210.440.000)

2 BELANJA  
2 1 Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa  
2 1 1 Penghasilan Tetap dan Tunjangan  
2 1 1 1 Belanja Pegawai  
2 1 1 1 1 Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa 72.000.000 18.000.000 (54.000.000)
2 1 1 1 2 Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa 12.000.000 6.000.000 (6.000.000)
2 1 1 1 3 Tunjangan Para Anggota BPD 18.000.000 3.000.000 (15.000.000)
2 1 2 Operasional Perkantoran
2 1 2 2 Belanja Barang dan Jasa  
2 1 2 2 1 Alat Tulis Kantor 5.000.000 450.000 (4.550.000)
2 1 2 2 2 Benda Pos 1.000.000 240.000 (760.000)
Akuntansi Desa
Kode
Uraian Anggaran Realisasi Lebih/Kurang
Rekening
2 1 2 2 3 Cetak dan Penggandaan 2.000.000 250.000 (1.750.000)
2 1 2 2 4 Pakaian Dinas 5.000.000 4.000.000 (1.000.000)
2 1 2 2 5 Alat dan Bahan Kebersihan 1.000.000 400.000 (600.000)
2 1 2 2 6 Perjalanan Dinas 6.000.000 1.250.000 (4.750.000)
2 1 2 2 7 Pemeliharaan Gedung 4.000.000 600.000 (3.400.000)
2 1 2 2 8 Air, Listrik, dan Telepon 2.400.000 540.000 (1.860.000)
2 1 2 3 Belanja Modal  
2 1 2 3 1 Komputer 12.000.000 12.000.000 0
2 1 2 3 2 Meja dan Kursi 8.000.000 8.000.000 0
2 1 3 Operasional BPD  
2 1 3 2 Belanja Barang dan Jasa  
2 1 3 2 1 Alat Tulis Kantor 1.000.000 0 (1.000.000)
Bab 6  Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...

2 1 3 2 2 Penggandaan 500.000 0 (500.000)


2 1 3 2 3 Konsumsi Rapat 2.000.000 0 (2.000.000)

2 2 Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa  


2 2 1 Perbaikan Saluran Irigasi  
2 2 1 2 Belanja Barang dan Jasa  
2 2 1 2 1 Upah Tenaga Kerja 12.000.000 11.000.000 (1.000.000)
2 2 1 2 2 Honor Pengawas 2.000.000 2.000.000 0
2 2 1 3 Belanja Modal  
2 2 1 3 1 Semen 10.000.000 6.000.000 (4.000.000)
147
148
Kode
Uraian Anggaran Realisasi Lebih/Kurang
Rekening
2 2 1 3 2 Pasir 6.000.000 4.000.000 (2.000.000)
2 2 1 3 3 Batu 8.000.000 6.000.000 (2.000.000)
2 2 2 Pengaspalan Jalan Desa  
2 2 2 2 Belanja Barang dan Jasa  
2 2 2 2 1 Upah Tenaga Kerja 12.000.000 9.000.000 (3.000.000)
2 2 2 2 2 Honor Pengawas 2.000.000 2.000.000 0
2 2 2 3 Belanja Modal  
2 2 2 3 1 Aspal 20.000.000 16.000.000 (4.000.000)
2 2 2 3 2 Pasir 5.000.000 5.000.000 0
2 2 2 3 3 Batu 15.000.000 13.000.000 (2.000.000)
2 2 3 Pembangunan Gedung PAUD
2 2 3 2 Belanja Barang dan Jasa  
2 2 3 2 1 Upah Tenaga Kerja 20.000.000 0 (20.000.000)
2 2 3 2 2 Honor Pengawas 2.000.000 0 (2.000.000)
2 2 3 3 Belanja Modal  
2 2 3 3 1 Semen 10.000.000 0 (10.000.000)
2 2 3 3 2 Pasir 5.000.000 0 (5.000.000)
2 2 3 3 3 Kayu 15.000.000 0 (15.000.000)
2 2 3 3 4 Bata 10.000.000 0 (10.000.000)
2 2 3 3 5 Batu 5.000.000 (5.000.000)
Akuntansi Desa
Kode
Uraian Anggaran Realisasi Lebih/Kurang
Rekening
2 3 Bidang Pembinaan Kemasyarakatan  
2 3 1 Kegiatan Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban  
2 3 1 2 Belanja Barang dan Jasa  
2 3 1 2 1 Honor Pelatih 2.000.000 0 (2.000.000)
2 3 1 2 2 Konsumsi 6.000.000 0 (6.000.000)
2 3 1 2 3 Bahan Pelatihan 1.500.000 0 (1.500.000)

2 4 Bidang Pemberdayaan Masyarakat  


2 4 1 Kegiatan Pelatihan Kepala Desa dan Perangkat Desa
2 4 1 2 Belanja Barang dan Jasa
2 4 1 2 1 Honor Narasumber 2.000.000 0 (2.000.000)
2 4 1 2 2 Konsumsi 6.000.000 0 (6.000.000)
Bab 6  Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...

2 4 1 2 3 Bahan Pelatihan 1.500.000 0 (1.500.000)

2 5 Bidang Tak Terduga  


2 5 1 Kegiatan Kejadian Luar Biasa  
2 5 1 2 Belanja Barang dan Jasa  
2 5 1 2 1 Honor Tim 3.000.000 0 (3.000.000)
2 5 1 2 2 Konsumsi 5.000.000 0 (5.000.000)
2 5 1 2 3 Obat-Obatan 4.000.000 0 (4.000.000)

JUMLAH BELANJA 341.900.000 128.730.000 (213.170.000)


149
150
Kode
Uraian Anggaran Realisasi Lebih/Kurang
Rekening

SURPLUS/DEFISIT 10.200.000 12.930.000 (2.730.000)

3 PEMBIAYAAN  
3 1 Penerimaan Pembiayaan  
3 1 1 SiLPA 20.000.000 0 (20.000.000)
3 1 2 Pencairan Dana Cadangan 0 0 0
3 1 3 Hasil Kekayaan Desa yang Dipisahkan 0 0 0
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN 20.000.000 0 (20.000.000)

3 2 Pengeluaran Pembiayaan  
3 2 1 Pembentukan Dana Cadangan 0 0 0
3 2 2 Penyertaan Modal Desa 25.000.000 0 (25.000.000)
JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN 25.000.000 0 (25.000.000)

Pembiayaan Neto
(5.000.000) 0 5.000.000
(Penerimaan Pembiayaan – Pengeluaran Pembiayaan)
SiLPA Tahun Berjalan
5.200.000 12.930.000 7.730.000
(Pembiayaan Neto – Nilai Surplus/Defisit)
Akuntansi Desa
Bab 6  Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 151

LAPORAN KEKAYAAN MILIK DESA


DESA HAJIMENA KECAMATAN NATAR
SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015
(dalam rupiah)
Kode
Uraian Tahun 2015 Tahun 2014
Rekening
4 ASET DESA  
4 1 ASET LANCAR  
4 1 1 Kas Desa  
4 1 1 1 Uang Kas di Bendahara Desa 2.051.000 0
4 1 1 2 Rekening Kas Desa 31.000.000 20.000.000
4 1 2 Piutang  
4 1 2 1 Piutang Sewa Tanah Desa 3.000.000 3.000.000
4 1 2 2 Piutang Sewa Gedung Desa 0 0
4 1 3 Persediaan  
4 1 3 1 Kertas Segel 200.000 500.000
4 1 3 2 Materai 200.000 250.000

JUMLAH ASET LANCAR 36.451.000 23.750.000


   
4 2 ASET TIDAK LANCAR  
4 2 1 Investasi Permanen  
4 2 1 1 Penyertaan Modal Pemerintah Desa 150.000.000 150.000.000
4 2 2 Aset Tetap  
4 2 2 1 Tanah 90.000.000 90.000.000
4 2 2 2 Peralatan dan Mesin 60.000.000 40.000.000
4 2 2 3 Gedung dan Bangunan 20.000.000 20.000.000
4 2 2 4 Jalan, Jaringan, dan Instalasi 114.000.000 40.000.000
4 2 3 Dana Cadangan  
4 2 3 1 Dana Cadangan 0 0
4 2 4 Aset Tidak Lancar Lainnya 0 0
   
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 434.000.000 340.000.000

JUMLAH ASET 470.451.000 363.750.000


152 Akuntansi Desa

Kode
Uraian Tahun 2015 Tahun 2014
Rekening
5 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
PPh Pasal 21 121.000 0

JUMLAH KEWAJIBAN
121.000 0
JANGKA PENDEK
   
JUMLAH KEKAYAAN BERSIH 470.330.000 363.750.000
John R Sibarani

7
STUDI KASUS

Desa Kencana Bumi merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Agung
Seputih, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa (APBDesa) Tahun Anggaran 2015 telah disahkan berdasarkan Peraturan
Desa No. 16/E/X/2014 dengan rincian sebagai berikut.

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDesa)


DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH
TAHUN ANGGARAN 2015
Kode Anggaran
Uraian
Rekening (dalam rupiah)
1 PENDAPATAN  
1 1 Pendapatan Asli Desa  
1 1 1 Hasil Usaha  
1 1 1 1 Bagi Hasil BUMDes 7.500.000
1 1 1 2 Tanah Kas Desa 25.000.000
1 1 2 Hasil Aset  
1 1 2 1 Pasar Desa 175.000.000
1 1 2 2 Aula Desa 10.000.000
1 1 2 3 Jaringan Irigasi 7.500.000
1 1 2 4 Swadaya, Partisipasi, dan Gotong Royong 55.000.000

153
154 Akuntansi Desa

Kode Anggaran
Uraian
Rekening (dalam rupiah)
1 1 3 Lain-Lain Pendapatan Asli Desa yang Sah  
1 1 3 1 Iuran Wajib Warga (Pemajeg) 32.500.000
1 1 3 2 Surat-Surat Desa 17.000.000

1 2 Pendapatan Transfer  
1 2 1 Dana Desa 500.000.000
Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah
1 2 2 6.000.000
Kabupaten/Kota
1 2 3 Alokasi Dana Desa 375.000.000
1 2 4 Bantuan Keuangan  
1 2 4 1 Bantuan Provinsi 250.000.000
1 2 4 2 Bantuan Kabupaten/Kota 300.000.000

1 3 Pendapatan Lain-Lain  
Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga yang
1 3 1 0
Tidak Mengikat
1 3 2 Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah 0

JUMLAH PENDAPATAN 1.760.500.000

2 BELANJA  
2 1 Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa  
2 1 1 Penghasilan Tetap dan Tunjangan  
2 1 1 1 Belanja Pegawai  
Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat
2 1 1 1 1 360.000.000
Desa
2 1 1 1 2 Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa 60.000.000
2 1 1 1 3 Tunjangan Para Anggota BPD 90.000.000
2 1 2 Operasional Perkantoran
2 1 2 2 Belanja Barang dan Jasa  
2 1 2 2 1 Alat Tulis Kantor 25.000.000
2 1 2 2 2 Benda Pos 5.000.000
2 1 2 2 3 Cetak dan Penggandaan 10.000.000
2 1 2 2 4 Pakaian Dinas 25.000.000
Bab 7  Studi Kasus 155

Kode Anggaran
Uraian
Rekening (dalam rupiah)
2 1 2 2 5 Alat dan Bahan Kebersihan 5.000.000
2 1 2 2 6 Perjalanan Dinas 30.000.000
2 1 2 2 7 Pemeliharaan Gedung 20.000.000
2 1 2 2 8 Air, Listrik, dan Telepon 12.000.000
2 1 2 3 Belanja Modal  
2 1 2 3 1 Komputer 45.000.000
2 1 2 3 2 Meja dan Kursi 40.000.000
2 1 3 Operasional BPD  
2 1 3 2 Belanja Barang dan Jasa  
2 1 3 2 1 Alat Tulis Kantor 5.000.000
2 1 3 2 2 Penggandaan 2.500.000
2 1 3 2 3 Konsumsi Rapat 10.000.000

2 2 Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa  


2 2 1 Perbaikan Saluran Irigasi  
2 2 1 2 Belanja Barang dan Jasa  
2 2 1 2 1 Upah Tenaga Kerja 60.000.000
2 2 1 2 2 Honor Pengawas 10.000.000
2 2 1 3 Belanja Modal  
2 2 1 3 1 Semen 50.000.000
2 2 1 3 2 Pasir 30.000.000
2 2 1 3 3 Batu 40.000.000
2 2 2 Pengaspalan Jalan Desa  
2 2 2 2 Belanja Barang dan Jasa  
2 2 2 2 1 Upah Tenaga Kerja 60.000.000
2 2 2 2 2 Honor Pengawas 10.000.000
2 2 2 3 Belanja Modal  
2 2 2 3 1 Aspal 100.000.000
2 2 2 3 2 Pasir 25.000.000
2 2 2 3 3 Batu 75.000.000
2 2 3 Pembangunan Gedung PAUD
2 2 3 2 Belanja Barang dan Jasa  
2 2 3 2 1 Upah Tenaga Kerja 100.000.000
2 2 3 2 2 Honor Pengawas 10.000.000
156 Akuntansi Desa

Kode Anggaran
Uraian
Rekening (dalam rupiah)
2 2 3 3 Belanja Modal  
2 2 3 3 1 Semen 50.000.000
2 2 3 3 2 Pasir 25.000.000
2 2 3 3 3 Kayu 75.000.000
2 2 3 3 4 Bata 50.000.000
2 2 3 3 5 Batu 25.000.000

2 3 Bidang Pembinaan Kemasyarakatan  


2 3 1 Kegiatan Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban  
2 3 1 2 Belanja Barang dan Jasa  
2 3 1 2 1 Honor Pelatih 10.000.000
2 3 1 2 2 Konsumsi 30.000.000
2 3 1 2 3 Bahan Pelatihan 7.500.000

2 4 Bidang Pemberdayaan Masyarakat  


Kegiatan Pelatihan Kepala Desa dan Perangkat
2 4 1
Desa
2 4 1 2 Belanja Barang dan Jasa
2 4 1 2 1 Honor Narasumber 10.000.000
2 4 1 2 2 Konsumsi 30.000.000
2 4 1 2 3 Bahan Pelatihan 7.500.000

2 5 Bidang Tak Terduga  


2 5 1 Kegiatan Kejadian Luar Biasa  
2 5 1 2 Belanja Barang dan Jasa  
2 5 1 2 1 Honor Tim 15.000.000
2 5 1 2 2 Konsumsi 25.000.000
2 5 1 2 3 Obat-Obatan 20.000.000

JUMLAH BELANJA 1.694.500.000

SURPLUS/DEFISIT 66.000.000
Bab 7  Studi Kasus 157

Kode Anggaran
Uraian
Rekening (dalam rupiah)
3 PEMBIAYAAN  
3 1 Penerimaan Pembiayaan  
3 1 1 SiLPA 75.000.000
3 1 2 Pencairan Dana Cadangan 0
3 1 3 Hasil Kekayaan Desa yang Dipisahkan 0
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN 75.000.000

3 2 Pengeluaran Pembiayaan  
3 2 1 Pembentukan Dana Cadangan 0
3 2 2 Penyertaan Modal Desa 125.000.000
JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN 125.000.000

Pembiayaan Neto
(Penerimaan Pembiayaan – Pengeluaran (50.000.000)
Pembiayaan)
SiLPA Tahun Berjalan
16.000.000
(Pembiayaan Neto – Nilai Surplus/Defisit)

Berikut Laporan Kekayaan Milik Desa Tahun 2014.

LAPORAN KEKAYAAN MILIK DESA


DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH
SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014
(dalam rupiah)
Kode
Uraian Jumlah
Rekening
4 ASET DESA  
4 1 ASET LANCAR  
4 1 1 Kas Desa  
4 1 1 1 Uang Kas di Bendahara Desa 0
4 1 1 2 Rekening Kas Desa 75.000.000
4 1 2 Piutang  
4 1 2 1 Piutang Sewa Tanah Desa 15.000.000
4 1 2 2 Piutang Sewa Gedung Desa 0
158 Akuntansi Desa

Kode
Uraian Jumlah
Rekening
4 1 3 Persediaan  
4 1 3 1 Kertas Segel 2.500.000
4 1 3 2 Materai 1.250.000

JUMLAH ASET LANCAR 93.750.000


   
4 2 ASET TIDAK LANCAR  
4 2 1 Investasi Permanen  
4 2 1 1 Penyertaan Modal Pemerintah Desa 300.000.000
4 2 2 Aset Tetap  
4 2 2 1 Tanah 360.000.000
4 2 2 2 Peralatan dan Mesin 160.000.000
4 2 2 3 Gedung dan Bangunan 80.000.000
4 2 2 4 Jalan, Jaringan, dan Instalasi 160.000.000
4 2 3 Dana Cadangan  
4 2 3 1 Dana Cadangan 0
4 2 4 Aset Tidak Lancar Lainnya 0
   
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 1.060.000.000

JUMLAH ASET 1.153.750.000

4 3 1 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 0

JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 0


   
JUMLAH KEKAYAAN BERSIH 1.153.750.000
Bab 7  Studi Kasus 159

Berikut beberapa transaksi yang terjadi pada bulan Maret, Agustus, dan Oktober
tahun 2015.
Bulan Maret 2015
Tanggal Transaksi
2 Maret 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp10.000.000 untuk kas operasional bendahara
desa dari rekening kas desa yang ada di bank dengan Bukti Bank (BB)
No. 041.
6 Maret 2015 Dikeluarkan SPP No. 031 untuk pembelian alat dan bahan kebersihan
sebesar Rp2.000.000.
7 Maret 2015 Diterima hasil sewa aula desa untuk bulan Maret sebesar Rp1.800.000
dengan No. Bukti BKM 056.
7 Maret 2015 Diterima pemajeg tahun 2015 sebesar Rp10.625.000 dengan No. Bukti
BKM 057.
10 Maret 2015 Disetorkan ke rekening kas desa yang ada di Bank Lampung sebesar
Rp12.000.000 dengan Bukti Bank (BB) No. 042.
19 Maret 2015 Dikeluarkan SPP No. 032 untuk pembelian alat tulis kantor guna keperluan
operasional kantor sebesar Rp1.500.000.
20 Maret 2015 Diterima hasil pemungutan atas pembuatan surat-surat desa sebesar
Rp350.000 dengan No. Bukti BKM 058.
20 Maret 2015 Diterima hasil retribusi pasar desa untuk bulan Maret sebesar Rp5.555.000
dengan No. Bukti BKM 059.
24 Maret 2015 Diterima hasil sewa tanah desa untuk tahun 2015 sebesar Rp15.000.000
dengan No. Bukti BKM 001.
25 Maret 2015 Disetorkan ke rekening kas desa yang ada di Bank Lampung sebesar
Rp21.000.000 dengan Bukti Bank (BB) No. 043.
25 Maret 2015 Dikeluarkan SPP No. 033 untuk pembelian benda pos senilai Rp600.000.
26 Maret 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp35.000.000 dari rekening kas desa yang ada
di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 044.
26 Maret 2015 Dikeluarkan SPP No. 034 untuk belanja pegawai dengan rincian penghasilan
tetap kepala desa dan perangkat desa sebesar Rp30.000.000 dan tunjangan
sebesar Rp10.000.000 dengan potongan PPh Pasal 21 sebesar Rp921.000.

Bulan Agustus 2015


Tanggal Transaksi
3 Agustus 2015 Dikeluarkan SPP No. 080 untuk pembelian alat dan bahan kebersihan
sebesar Rp1.500.000.
5 Agustus 2015 Diterima transfer Alokasi Dana Desa (ADD) dari Pemda Lampung
Tengah sebesar Rp200.000.000 ke rekening kas desa yang ada di Bank
Lampung dengan No. Bukti BKM 071.
160 Akuntansi Desa

Tanggal Transaksi
7 Agustus 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp5.000.000 dari rekening kas desa yang ada
di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 051.
8 Agustus 2015 Disetorkan potongan PPh Pasal 21 ke rekening kas negara sebesar
Rp921.000.
8 Agustus 2015 Dikeluarkan SPP No. 081 untuk pembelian alat tulis kantor guna
keperluan operasional kantor sebesar Rp1.000.000.
8 Agustus 2015 Diterima transfer bantuan keuangan dari Pemda Lampung Tengah
sebesar Rp150.000.000 ke rekening kas desa yang ada di Bank Lampung
dengan No. Bukti BKM 072.
9 Agustus 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp35.000.000 dari rekening kas desa yang
ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 052.
9 Agustus 2015 Dikeluarkan SPP No. 082 untuk pembayaran biaya air, listrik, dan
telepon sebesar Rp700.000.
Dikeluarkan SPP No. 083 untuk pembelian 4 unit komputer dengan nilai
10 Agustus 2015 total sebesar Rp35.000.000.
14 Agustus 2015 Diterima hasil pemungutan atas pembuatan surat-surat desa sebesar
Rp500.000 dengan No. Bukti BKM 073.
16 Agustus 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp75.000.000 dari rekening kas desa yang
ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 053.
16 Agustus 2015 Dikeluarkan SPP No. 084 untuk perbaikan saluran irigasi sebesar
Rp76.000.000 dengan rincian untuk upah tenaga kerja sebesar
Rp24.000.000; honor pengawas sebesar Rp4.000.000; semen
sebesar Rp20.000.000; pasir sebesar Rp12.000.000; dan batu sebesar
Rp16.000.000.
19 Agustus 2015 Diterima hasil sewa aula desa untuk bulan Agustus sebesar Rp1.250.000
dengan No. Bukti BKM 074.
19 Agustus 2015 Diterima hasil retribusi pasar desa untuk bulan Agustus sebesar
Rp5.600.000 dengan No. Bukti BKM 075.
23 Agustus 2015 Dikeluarkan SPP No. 085 untuk pembelian benda pos senilai
Rp400.000.
24 Agustus 2015 Dikeluarkan SPP No. 086 untuk perjalanan dinas kepala desa sebesar
Rp2.500.000.
24 Agustus 2015 Disetorkan ke rekening kas desa yang ada di Bank Lampung sebesar
Rp6.000.000 dengan Bukti Bank (BB) No. 054.
26 Agustus 2015 Diterima bagi hasil BUMDesa untuk tahun buku 2014 sebesar
Rp4.000.000 dengan No. Bukti BKM 067.
28 Agustus 2015 Dikeluarkan SPP No. 087 untuk tunjangan para anggota BPD sebesar
Rp3.000.000.
Bab 7  Studi Kasus 161

Tanggal Transaksi
30 Agustus 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp40.000.000 dari rekening kas desa yang
ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 026.
30 Agustus 2015 Dikeluarkan SPP No. 088 untuk belanja pegawai dengan rincian
penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa sebesar Rp30.000.000
dan tunjangan sebesar Rp10.000.000 dengan potongan PPh Pasal 21
sebesar Rp921.000.

Bulan Oktober 2015


Tanggal Transaksi
3 Oktober 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp27.000.000 dari rekening kas desa yang
ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 154.
7 Oktober 2015 Dikeluarkan SPP No. 126 untuk pembelian furnitur meja dan kursi
sebesar Rp25.000.000.
8 Oktober 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp45.000.000 dari rekening kas desa yang
ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 155.
8 Oktober 2015 Dikeluarkan SPP No. 127 untuk pengaspalan jalan desa sebesar
Rp218.000.000 dengan rincian untuk upah tenaga kerja sebesar
Rp50.000.000; honor pengawas sebesar Rp8.000.000; aspal sebesar
Rp80.000.000; pasir sebesar Rp20.000.000; dan batu sebesar
Rp60.000.000.
8 Oktober 2015 Dikeluarkan SPP No. 128 untuk pembayaran biaya air, listrik, dan
telepon sebesar Rp700.000.
9 Oktober 2015 Disetorkan potongan PPh Pasal 21 ke rekening kas negara sebesar
Rp921.000.
14 Oktober 2015 Diterima hasil pemungutan atas pembuatan surat-surat desa sebesar
Rp400.000 dengan No. Bukti BKM 213.
16 Oktober 2015 Dikeluarkan SPP No. 130 untuk pembelian alat tulis kantor guna
keperluan operasional kantor sebesar Rp1.500.000.
23 Oktober 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp9.000.000 dari rekening kas desa yang ada
di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 156.
23 Oktober 2015 Dikeluarkan SPP No. 131 untuk biaya pemeliharaan gedung kecamatan
sebesar Rp6.000.000.
24 Oktober 2015 Dikeluarkan SPP No. 129 untuk tunjangan para anggota BPD sebesar
Rp3.000.000.
24 Oktober 2015 Diterima hasil retribusi pasar desa untuk bulan Oktober sebesar
Rp5.100.000 dengan No. Bukti BKM 214.
24 Oktober 2015 Disetorkan ke rekening kas desa yang ada di Bank Lampung sebesar
Rp5.000.000 dengan Bukti Bank (BB) No. 157.
162 Akuntansi Desa

Tanggal Transaksi
25 Oktober 2015 Diterima hasil sewa aula desa untuk bulan Januari sebesar Rp1.500.000
dengan No. Bukti BKM 215.
25 Oktober 2015 Diterima transfer bantuan keuangan dari Provinsi Lampung ke rekening
kas desa yang ada di Bank Lampung sebesar Rp30.000.000 dengan No.
Bukti BKM 216.
26 Oktober 2015 Dikeluarkan SPP No.131 untuk biaya cetak dan penggandaan sebesar
Rp300.000.
28 Oktober 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp15.000.000 dari rekening kas desa yang
ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 156.
28 Oktober 2015 Dikeluarkan SPP No. 132 untuk pengadaan pakaian dinas senilai
Rp15.000.000.
30 Oktober 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp40.000.000 dari rekening kas desa yang
ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 026.
30 Oktober 2015 Dikeluarkan SPP No. 134 untuk belanja pegawai dengan rincian
penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa sebesar Rp30.000.000
dan tunjangan sebesar Rp10.000.000 dengan potongan PPh Pasal 21
sebesar Rp921.000.

Dari hasil perhitungan persediaan diperoleh informasi bahwa persediaan akhir


kertas segel dan materai masing-masing sebesar Rp400.000.

INSTRUKSI
Berdasarkan data-data tersebut buatlah laporan pertanggungjawaban realisasi
pelaksanaan APBDesa untuk Desa Kencana Bumi pada tahun anggaran 2015 dengan
beberapa langkah berikut.

1. Catatlah transaksi bulan Maret, Agustus, dan Oktober ke dalam buku kas umum,
buku kas pembantu pajak, dan buku bank kemudian lakukan penutupan pada
setiap akhir bulan.
2. Postinglah transaksi-transaksi yang sebelumnya telah dicatat pada buku kas
umum, buku kas pembantu pajak, dan buku bank ke dalam buku besar.
3. Buatlah neraca saldo dan penyesuaian yang diperlukan
4. Susunlah Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa dan
Laporan Kekayaan Milik Desa.
BUKU KAS UMUM
DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH
TAHUN ANGGARAN 2015
Bulan: Maret
Penerimaan Pengeluaran Jumlah
Kode No.
Bab 7  Studi Kasus

No. Tanggal Uraian Ref (dalam (dalam Pengeluaran Saldo


Rekening Bukti
rupiah) rupiah) Kumulatif
1 2 3 4 5 6 7 8 9
163
164
Penerimaan Pengeluaran Jumlah
Kode No.
No. Tanggal Uraian Ref (dalam (dalam Pengeluaran Saldo
Rekening Bukti
rupiah) rupiah) Kumulatif
1 2 3 4 5 6 7 8 9

JUMLAH
Akuntansi Desa
BUKU PEMBANTU PAJAK
DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH
TAHUN ANGGARAN 2015
Bulan: Maret
Pemotongan Penyetoran Saldo
No. Tanggal Uraian
Bab 7  Studi Kasus

(dalam rupiah) (dalam rupiah) (dalam rupiah)


1 2 3 4 5 6

JUMLAH
165
BUKU BANK DESA
166

DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH


TAHUN ANGGARAN 2015

Bulan: Maret 2015


Bank Cabang: Bank Lampung
No. Rekening: 25600021
Pemasukan Pengeluaran
Saldo
Bukti Bunga Biaya
No. Tanggal Uraian Transaksi Setoran Penarikan Pajak Bank
Transaksi Bank Administrasi
(dalam rupiah)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jumlah Transaksi Bulan ini


Jumlah Transaksi Kumulatif
Akuntansi Desa
BUKU KAS UMUM
DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH
TAHUN ANGGARAN 2015
Bulan: Agustus
Penerimaan Pengeluaran Jumlah
Kode No.
Bab 7  Studi Kasus

No. Tanggal Uraian Ref (dalam (dalam Pengeluaran Saldo


Rekening Bukti
rupiah) rupiah) Kumulatif
1 2 3 4 5 6 7 8 9
167
168
Penerimaan Pengeluaran Jumlah
Kode No.
No. Tanggal Uraian Ref (dalam (dalam Pengeluaran Saldo
Rekening Bukti
rupiah) rupiah) Kumulatif
1 2 3 4 5 6 7 8 9

JUMLAH
Akuntansi Desa
BUKU PEMBANTU PAJAK
DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH
TAHUN ANGGARAN 2015
Bulan: Agustus
Pemotongan Penyetoran Saldo
No. Tanggal Uraian
Bab 7  Studi Kasus

(dalam rupiah) (dalam rupiah) (dalam rupiah)


1 2 3 4 5 6

JUMLAH
169
BUKU BANK DESA
170

DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH


TAHUN ANGGARAN 2015

Bulan: Agustus 2015


Bank Cabang: Bank Lampung
No. Rekening: 25600021
Pemasukan Pengeluaran
Saldo
Bukti Bunga Biaya
No. Tanggal Uraian Transaksi Setoran Penarikan Pajak Bank
Transaksi Bank Administrasi
(dalam rupiah)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jumlah Transaksi Bulan ini


Jumlah Transaksi Kumulatif
Akuntansi Desa
BUKU KAS UMUM
DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH
TAHUN ANGGARAN 2015
Bulan: Oktober
Penerimaan Pengeluaran Jumlah
Kode No.
Bab 7  Studi Kasus

No. Tanggal Uraian Ref (dalam (dalam Pengeluaran Saldo


Rekening Bukti
rupiah) rupiah) Kumulatif
1 2 3 4 5 6 7 8 9
171
172
Penerimaan Pengeluaran Jumlah
Kode No.
No. Tanggal Uraian Ref (dalam (dalam Pengeluaran Saldo
Rekening Bukti
rupiah) rupiah) Kumulatif
1 2 3 4 5 6 7 8 9

JUMLAH
Akuntansi Desa
BUKU PEMBANTU PAJAK
DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH
TAHUN ANGGARAN 2015
Bulan: Oktober
Pemotongan Penyetoran Saldo
No. Tanggal Uraian
Bab 7  Studi Kasus

(dalam rupiah) (dalam rupiah) (dalam rupiah)


1 2 3 4 5 6

JUMLAH
173
BUKU BANK DESA
174

DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH


TAHUN ANGGARAN 2015

Bulan: Oktober 2015


Bank Cabang: Bank Lampung
No. Rekening: 25600021
Pemasukan Pengeluaran
Saldo
Bukti Bunga Biaya
No. Tanggal Uraian Transaksi Setoran Penarikan Pajak Bank
Transaksi Bank Administrasi
(dalam rupiah)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jumlah Transaksi Bulan ini


Jumlah Transaksi Kumulatif
Akuntansi Desa
Bab 7  Studi Kasus 175

BUKU BESAR
DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH
TAHUN ANGGARAN 2015

Kode Rekening: 1111


Nama Rekening: PADesa‒HU‒Bagi Hasil BUMDes
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 1112


Nama Rekening: PADesa–HU–Tanah Kas Desa
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 1121


Nama Rekening: PADesa‒HA‒Pasar Desa
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah
176 Akuntansi Desa

Kode Rekening: 1122


Nama Rekening: PADesa‒HA‒Aula Desa
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 1123


Nama Rekening: PADesa‒HA‒Jaringan Irigasi
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 1124


Nama Rekening: PADesa‒Swadaya, Partisipasi, dan Gotong Royong
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah
Bab 7  Studi Kasus 177

Kode Rekening: 1131


Nama Rekening: PADesa—Lain-Lain PADesa yang Sah—Iuran Wajib Warga (Pemajeg)
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 1132


Nama Rekening: PADesa—Lain-Lain PADesa yang Sah—Surat-Surat Desa
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 121


Nama Rekening: Pendapatan Transfer—Dana Desa
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah
178 Akuntansi Desa

Kode Rekening: 122


Nama Rekening: Pendapatan Transfer—Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah
Kabupaten/Kota
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 123


Nama Rekening: Pendapatan Transfer—Alokasi Dana Desa
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 1241


Nama Rekening: Pendapatan Transfer—Bantuan Keuangan—Provinsi
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah
Bab 7  Studi Kasus 179

Kode Rekening: 1242


Nama Rekening: Pendapatan Transfer—Bantuan Keuangan—Kabupaten/Kota
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 131


Nama Rekening: Pendapatan Lain-Lain—Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga yang
Tidak Mengikat
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 132


Nama Rekening: Pendapatan Lain-Lain—Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah
180 Akuntansi Desa

Kode Rekening: 21111


Nama Rekening: PTT—BP—Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 21112


Nama Rekening: PTT—BP—Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 21113


Nama Rekening: PTT—BP—Tunjangan para Anggota BPD
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah
Bab 7  Studi Kasus 181

Kode Rekening: 21221


Nama Rekening: OP—BBJ—Alat Tulis Kantor
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 21222


Nama Rekening: OP—BBJ—Benda Pos
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 21223


Nama Rekening: OP—BBJ—Cetak dan Penggandaan
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah
182 Akuntansi Desa

Kode Rekening: 21224


Nama Rekening: OP—BBJ—Pakaian Dinas
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 21225


Nama Rekening: OP—BBJ—Alat dan Bahan Kebersihan
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 21226


Nama Rekening: OP—BBJ—Perjalanan Dinas
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah
Bab 7  Studi Kasus 183

Kode Rekening: 21227


Nama Rekening: OP—BBJ—Pemeliharaan Gedung
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 21228


Nama Rekening: OP—BBJ—Air, Listrik, dan Telepon
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 21231


Nama Rekening: OP—BM—Komputer
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah
184 Akuntansi Desa

Kode Rekening: 21232


Nama Rekening: OP—BM—Meja dan Kursi
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 21321


Nama Rekening: Operasional BPD—BBJ—ATK
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 21322


Nama Rekening: Operasional BPD—BBJ—Penggandaan
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah
Bab 7  Studi Kasus 185

Kode Rekening: 21323


Nama Rekening: Operasional BPD—BBJ—Konsumsi Rapat
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 22121


Nama Rekening: Perbaikan Saluran Irigasi—BBJ—Upah Tenaga Kerja
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 22122


Nama Rekening: Perbaikan Saluran Irigasi‒BBJ‒Honor Pengawas
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah
186 Akuntansi Desa

Kode Rekening: 22131


Nama Rekening: Perbaikan Saluran Irigasi—BM—Semen
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 22132


Nama Rekening: Perbaikan Saluran Irigasi—BM—Pasir
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 22133


Nama Rekening: Perbaikan Saluran Irigasi—BM—Batu
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah
Bab 7  Studi Kasus 187

Kode Rekening: 22221


Nama Rekening: Pengaspalan Jalan Desa—BBJ—Upah Tenaga Kerja
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 22222


Nama Rekening: Pengaspalan Jalan Desa—BBJ—Honor Pengawas
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 22231


Nama Rekening: Pengaspalan Jalan Desa—BM—Aspal
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah
188 Akuntansi Desa

Kode Rekening: 22232


Nama Rekening: Pengaspalan Jalan Desa—BM—Pasir
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 22233


Nama Rekening: Pengaspalan Jalan Desa—BM—Batu
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 22321


Nama Rekening: Pembangunan Gedung PAUD—BBJ—Upah Tenaga Kerja
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah
Bab 7  Studi Kasus 189

Kode Rekening: 22322


Nama Rekening: Pembangunan Gedung PAUD—BBJ—Honor Pengawas
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 22331


Nama Rekening: Pembangunan Gedung PAUD‒BM‒Semen
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 22332


Nama Rekening: Pembangunan Gedung PAUD‒BM‒Pasir
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah
190 Akuntansi Desa

Kode Rekening: 22333


Nama Rekening: Pembangunan Gedung PAUD‒BM‒Kayu
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 22334


Nama Rekening: Pembangunan Gedung PAUD‒BM‒Bata
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 22335


Nama Rekening: Pembangunan Gedung PAUD‒BM‒Batu
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah
Bab 7  Studi Kasus 191

Kode Rekening: 23121


Nama Rekening: KPKK‒BBJ‒Honor Pelatih
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 23122


Nama Rekening: KPKK‒BBJ‒Konsumsi
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 23123


Nama Rekening: KPKK‒BBJ‒Bahan Pelatihan
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah
192 Akuntansi Desa

Kode Rekening: 24121


Nama Rekening: KPKDPD‒BBJ‒Honor Narasumber
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 24122


Nama Rekening: KPKDPD‒BBJ‒Konsumsi
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 24123


Nama Rekening: KPKDPD‒BBJ‒Bahan Pelatihan
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah
Bab 7  Studi Kasus 193

Kode Rekening: 25121


Nama Rekening: KKLB‒BBJ‒Honor Tim
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 25122


Nama Rekening: KKLB‒BBJ‒Konsumsi
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 25123


Nama Rekening: KKLB‒BBJ‒Obat-Obatan
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah
194 Akuntansi Desa

Kode Rekening: 311


Nama Rekening: Penerimaan Pembiayaan‒SiLPA
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 312


Nama Rekening: Penerimaan Pembiayaan‒Pencairan Dana Cadangan
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 313


Nama Rekening: Penerimaan Pembiayaan‒Hasil Kekayaan Desa yang Dipisahkan
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah
Bab 7  Studi Kasus 195

Kode Rekening: 321


Nama Rekening: Pengeluaran Pembiayaan‒Pembentukan Dana Cadangan
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 322


Nama Rekening: Pengeluaran Pembiayaan‒Penyertaan Modal Desa
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 4111


Nama Rekening: Kas Desa‒Uang Kas di Bendahara Desa
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah
196 Akuntansi Desa

Kode Rekening: 4112


Nama Rekening: Kas Desa‒Rekening Kas Desa
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 4121


Nama Rekening: Piutang‒Piutang Sewa Tanah Desa
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 4122


Nama Rekening: Piutang‒Piutang Sewa Gedung Desa
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah
Bab 7  Studi Kasus 197

Kode Rekening: 4131


Nama Rekening: Persediaan‒Kertas Segel
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 4132


Nama Rekening: Persediaan‒Materai
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 4211


Nama Rekening: Investasi Permanen‒Penyertaan Modal Pemerintah Desa
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah
198 Akuntansi Desa

Kode Rekening: 4221


Nama Rekening: Aset Tetap‒Tanah
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 4222


Nama Rekening: Aset Tetap‒Peralatan dan Mesin
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 4223


Nama Rekening: Aset Tetap‒Gedung dan Bangunan
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah
Bab 7  Studi Kasus 199

Kode Rekening: 4224


Nama Rekening: Aset Tetap‒Jalan, Jaringan, dan Instalasi
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 4231


Nama Rekening: Dana Cadangan‒Dana Cadangan
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah

Kode Rekening: 424


Nama Rekening: Aset Tidak Lancar Lainnya
Debit Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

Jumlah
NERACA SALDO
200

DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH


TAHUN ANGGARAN 2015
(dalam rupiah)

Kode Nama Neraca Neraca Saldo


Penyesuaian
Rekening Rekening Saldo Setelah Disesuaikan

1 1 1 1 Bagi Hasil BUMDes


1 1 1 2 Tanah Kas Desa
1 1 2 1 Pasar Desa
1 1 2 2 Aula Desa
1 1 2 3 Jaringan Irigasi
1 1 2 4 Swadaya, Partisipasi, dan Gotong Royong
1 1 3 1 Iuran Wajib Warga (Pemajeg)
1 1 3 2 Surat-Surat Desa
1 2 1 Dana Desa
1 2 2 Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota
1 2 3 Alokasi Dana Desa
1 2 4 1 Bantuan Keuangan Provinsi
1 2 4 2 Bantuan Keuangan Kabupaten/Kota
Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga yang Tidak
1 3 1
Mengikat
1 3 2 Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah
2 1 1 1 1 Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa
Akuntansi Desa
Kode Nama Neraca Neraca Saldo
Penyesuaian
Rekening Rekening Saldo Setelah Disesuaikan

2 1 1 1 2 Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa


2 1 1 1 3 Tunjangan para Anggota BPD
Bab 7  Studi Kasus

2 1 2 2 1 OP‒Alat Tulis Kantor


2 1 2 2 2 Benda Pos
2 1 2 2 3 Cetak dan Penggandaan
2 1 2 2 4 Pakaian Dinas
2 1 2 2 5 Alat dan Bahan Kebersihan
2 1 2 2 6 Perjalanan Dinas
2 1 2 2 7 Pemeliharaan Gedung
2 1 2 2 8 Air, Listrik, dan Telepon
2 1 2 3 1 Komputer
2 1 2 3 2 Meja dan Kursi
2 1 3 2 1 BPD‒Alat Tulis Kantor
2 1 3 2 2 Penggandaan
2 1 3 2 3 Konsumsi Rapat
2 2 1 2 1 Sal Irigasi‒Upah Tenaga Kerja
2 2 1 2 2 Sal Irigasi‒Honor Pengawas
2 2 1 3 1 Sal Irigasi‒Semen
2 2 1 3 2 Sal Irigasi‒Pasir
2 2 1 3 3 Sal Irigasi‒Batu
201
202
Kode Nama Neraca Neraca Saldo
Penyesuaian
Rekening Rekening Saldo Setelah Disesuaikan

2 2 2 2 1 Aspal Jalan‒Upah Tenaga Kerja


2 2 2 2 2 Aspal Jalan‒Honor Pengawas
2 2 2 3 1 Aspal Jalan‒Aspal
2 2 2 3 2 Aspal Jalan‒Pasir
2 2 2 3 3 Aspal Jalan‒Batu
2 2 3 2 1 Gedung PAUD‒Upah Tenaga Kerja
2 2 3 2 2 Gedung PAUD‒Honor Pengawas
2 2 3 3 1 Gedung PAUD‒Semen
2 2 3 3 2 Gedung PAUD‒Pasir
2 2 3 3 3 Gedung PAUD‒Kayu
2 2 3 3 4 Gedung PAUD‒Bata
2 2 3 3 5 Gedung PAUD‒Batu
2 3 1 2 1 KPKK‒Honor Pelatih
2 3 1 2 2 KPKK‒Konsumsi
2 3 1 2 3 KPKK‒Bahan Pelatihan
2 4 1 2 1 KPKDPD‒Honor Narasumber
2 4 1 2 2 KPKDPD‒Konsumsi
2 4 1 2 3 KPKDPD‒Bahan Pelatihan
2 5 1 2 1 KKLB‒Honor Tim
2 5 1 2 2 KKLB‒Konsumsi
2 5 1 2 3 KKLB‒Obat-Obatan
Akuntansi Desa
Kode Nama Neraca Neraca Saldo
Penyesuaian
Rekening Rekening Saldo Setelah Disesuaikan

3 1 1 SiLPA
3 1 2 Pencairan Dana Cadangan
Bab 7  Studi Kasus

3 1 3 Hasil Kekayaan Desa yang Dipisahkan


3 2 1 Pembentukan Dana Cadangan
3 2 2 Penyertaan Modal Desa
4 1 1 1 Uang Kas di Bendahara Desa
4 1 1 2 Rekening Kas Desa
4 1 2 1 Piutang Sewa Tanah Desa
4 1 2 2 Piutang Sewa Gedung Desa
4 1 3 1 Kertas Segel
4 1 3 2 Materai
4 2 1 1 Penyertaan Modal Pemerintah Desa
4 2 2 1 Tanah
4 2 2 2 Peralatan dan Mesin
4 2 2 3 Gedung dan Bangunan
4 2 2 4 Jalan, Jaringan, dan Irigasi
4 2 3 1 Dana Cadangan
4 2 4 Aset Tidak Lancar Lainnya
4 3 1 1 Utang PPh Pasal 21
203
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN REALISASI PELAKSANAAN
204

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDESA)


DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH
TAHUN ANGGARAN 2015
(dalam rupiah)
Kode
Uraian Anggaran Realisasi Lebih/Kurang
Rekening
1 PENDAPATAN  
1 1 Pendapatan Asli Desa  
1 1 1 Hasil Usaha  
1 1 1 1 Bagi Hasil BUMDes
1 1 1 2 Tanah Kas Desa
1 1 2 Hasil Aset
1 1 2 1 Pasar Desa
1 1 2 2 Aula Desa
1 1 2 3 Jaringan Irigasi
1 1 2 4 Swadaya, Partisipasi, dan Gotong Royong
1 1 3 Lain-Lain Pendapatan Asli Desa yang Sah
1 1 3 1 Iuran Wajib Warga (Pemajeg)
1 1 3 2 Surat-Surat Desa

1 2 Pendapatan Transfer
1 2 1 Dana Desa
1 2 2 Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota
1 2 3 Alokasi Dana Desa
Akuntansi Desa
Kode
Uraian Anggaran Realisasi Lebih/Kurang
Rekening
1 2 4 Bantuan Keuangan
1 2 4 1 Bantuan Provinsi
Bab 7  Studi Kasus

1 2 4 2 Bantuan Kabupaten/Kota

1 3 Pendapatan Lain-Lain  
Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga yang Tidak
1 3 1
Mengikat
1 3 2 Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah

JUMLAH PENDAPATAN

2 BELANJA
2 1 Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
2 1 1 Penghasilan Tetap dan Tunjangan
2 1 1 1 Belanja Pegawai
2 1 1 1 1 Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa
2 1 1 1 2 Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa
2 1 1 1 3 Tunjangan Para Anggota BPD
2 1 2 Operasional Perkantoran
2 1 2 2 Belanja Barang dan Jasa
2 1 2 2 1 Alat Tulis Kantor
2 1 2 2 2 Benda Pos
205
206
Kode
Uraian Anggaran Realisasi Lebih/Kurang
Rekening
2 1 2 2 3 Cetak dan Penggandaan
2 1 2 2 4 Pakaian Dinas
2 1 2 2 5 Alat dan Bahan Kebersihan
2 1 2 2 6 Perjalanan Dinas
2 1 2 2 7 Pemeliharaan Gedung
2 1 2 2 8 Air, Listrik, dan Telepon
2 1 2 3 Belanja Modal
2 1 2 3 1 Komputer
2 1 2 3 2 Meja dan Kursi
2 1 3 Operasional BPD
2 1 3 2 Belanja Barang dan Jasa
2 1 3 2 1 Alat Tulis Kantor
2 1 3 2 2 Penggandaan
2 1 3 2 3 Konsumsi Rapat

2 2 Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa


2 2 1 Perbaikan Saluran Irigasi
2 2 1 2 Belanja Barang dan Jasa
2 2 1 2 1 Upah Tenaga Kerja
2 2 1 2 2 Honor Pengawas
2 2 1 3 Belanja Modal
2 2 1 3 1 Semen
Akuntansi Desa
Kode
Uraian Anggaran Realisasi Lebih/Kurang
Rekening
2 2 1 3 2 Pasir
2 2 1 3 3 Batu
Bab 7  Studi Kasus

2 2 2 Pengaspalan Jalan Desa


2 2 2 2 Belanja Barang dan Jasa
2 2 2 2 1 Upah Tenaga Kerja
2 2 2 2 2 Honor Pengawas
2 2 2 3 Belanja Modal
2 2 2 3 1 Aspal
2 2 2 3 2 Pasir
2 2 2 3 3 Batu
2 2 3 Pembangunan Gedung PAUD
2 2 3 2 Belanja Barang dan Jasa  
2 2 3 2 1 Upah Tenaga Kerja
2 2 3 2 2 Honor Pengawas
2 2 3 3 Belanja Modal  
2 2 3 3 1 Semen
2 2 3 3 2 Pasir
2 2 3 3 3 Kayu
2 2 3 3 4 Bata
2 2 3 3 5 Batu
207
208
Kode
Uraian Anggaran Realisasi Lebih/Kurang
Rekening
2 3 Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
2 3 1 Kegiatan Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban
2 3 1 2 Belanja Barang dan Jasa
2 3 1 2 1 Honor Pelatih
2 3 1 2 2 Konsumsi
2 3 1 2 3 Bahan Pelatihan

2 4 Bidang Pemberdayaan Masyarakat  


2 4 1 Kegiatan Pelatihan Kepala Desa dan Perangkat Desa
2 4 1 2 Belanja Barang dan Jasa
2 4 1 2 1 Honor Narasumber
2 4 1 2 2 Konsumsi
2 4 1 2 3 Bahan Pelatihan

2 5 Bidang Tak Terduga


2 5 1 Kegiatan Kejadian Luar Biasa
2 5 1 2 Belanja Barang dan Jasa
2 5 1 2 1 Honor Tim
2 5 1 2 2 Konsumsi
2 5 1 2 3 Obat-Obatan

JUMLAH BELANJA
Akuntansi Desa
Kode
Uraian Anggaran Realisasi Lebih/Kurang
Rekening

SURPLUS/DEFISIT
Bab 7  Studi Kasus

3 PEMBIAYAAN
3 1 Penerimaan Pembiayaan
3 1 1 SiLPA
3 1 2 Pencairan Dana Cadangan
3 1 3 Hasil Kekayaan Desa yang Dipisahkan
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN

3 2 Pengeluaran Pembiayaan
3 2 1 Pembentukan Dana Cadangan
3 2 2 Penyertaan Modal Desa
JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN

Pembiayaan Neto
(Penerimaan Pembiayaan – Pengeluaran Pembiayaan)
SiLPA Tahun Berjalan
(Pembiayaan Neto – Nilai Surplus/Defisit)
209
LAPORAN KEKAYAAN MILIK DESA
210

DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH


SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015
(dalam rupiah)
Kode
Uraian Tahun 2015 Tahun 2014
Rekening
4 ASET DESA  
4 1 ASET LANCAR  
4 1 1 Kas Desa
4 1 1 1 Uang Kas di Bendahara Desa
4 1 1 2 Rekening Kas Desa
4 1 2 Piutang
4 1 2 1 Piutang Sewa Tanah Desa
4 1 2 2 Piutang Sewa Gedung Desa
4 1 3 Persediaan
4 1 3 1 Kertas Segel
4 1 3 2 Materai

JUMLAH ASET LANCAR


 
4 2 ASET TIDAK LANCAR
4 2 1 Investasi Permanen
4 2 1 1 Penyertaan Modal Pemerintah Desa
Akuntansi Desa
Kode
Uraian Tahun 2015 Tahun 2014
Rekening
4 2 2 Aset Tetap
4 2 2 1 Tanah
Bab 7  Studi Kasus

4 2 2 2 Peralatan dan Mesin


4 2 2 3 Gedung dan Bangunan
4 2 2 4 Jalan, Jaringan, dan Instalasi
4 2 3 Dana Cadangan  
4 2 3 1 Dana Cadangan
4 2 4 Aset Tidak Lancar Lainnya
 
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR

JUMLAH ASET

4 3 1 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK


4 3 1 1 PPh Pasal 21

JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK


 
JUMLAH KEKAYAAN BERSIH
211
212 Akuntansi Desa
John R Sibarani

G
GLOSARIUM

Administrasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah kegiatan pencatatan data


dan informasi terkait BPD.
Administrasi Desa adalah keseluruhan proses kegiatan pencatatan data dan informasi
terkait penyelenggaraan pemerintahan desa pada buku administrasi desa.
Administrasi Keuangan adalah kegiatan pencatatan data dan informasi terkait
pengelolaan keuangan desa pada buku administrasi keuangan.
Administrasi Pembangunan adalah kegiatan pencatatan data dan informasi
pembangunan yang akan, sedang, dan telah dilaksanakan pada buku administrasi
pembangunan.
Administrasi Penduduk adalah kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai
penduduk dan mutasi penduduk pada buku administrasi penduduk.
Administrasi Umum adalah kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai
kegiatan pemerintahan desa pada buku administrasi umum.
Alokasi Dana Desa (ADD) adalah dana yang dialokasikan oleh pemerintah kabupaten/
kota untuk desa yang dananya bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan
pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten/kota.
Anggaran Kas adalah dokumen tentang perkiraan arus kas masuk (yang bersumber
dari penerimaan) dan perkiraan arus kas keluar untuk mengatur ketersediaan
dana yang mencukupi guna keperluan pendanaan pelaksanaan kegiatan dalam
setiap periode.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan desa.

G-1
G-2 Akuntansi Desa

Aset Desa adalah barang milik desa yang berasal dari kekayaan asli desa, dibeli atau
diperoleh atas beban anggaran pendapatan dan belanja desa atau perolehan hak
lainnya yang sah.
Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara langsung, yang
berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan,
dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.
Bangun Guna Serah adalah pemanfaatan kekayaan desa (berupa tanah) oleh pihak lain
dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian
didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah
disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta bangunan dan/
atau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu.
Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang
nilai kekayaan bersih.
Bendahara Penerimaan adalah pejabat fungsional SKPD yang ditunjuk untuk menerima,
menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan
pendapatan daerah yang dikelolanya dalam rangka pelaksanaan APBD.
Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional SKPD yang ditunjuk
untuk memberikan, mengeluarkan, membayarkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan belanja daerah yang dikelolanya dalam rangka
pelaksanaan APBD.
Bendahara Umum Daerah (BUD) adalah PPKD yang bertindak dalam kapasitasnya
sebagai bendahara umum daerah.
Bendahara adalah perangkat desa yang ditunjuk oleh kepala desa untuk
menerima, menyimpan, menyetorkan, membayarkan, menatausahakan,
dan mempertanggungjawabkan keuangan desa dalam rangka pelaksanaan
APBDesa.
Camat atau sebutan lain adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan
pemerintahan di wilayah kerja kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya
memperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahan dari bupati/walikota untuk
menangani sebagian urusan otonomi daerah, dan menyelenggarakan tugas umum
pemerintahan.
Daerah Otonom, yang selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai batas-batas wilayah dengan kewenangan mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Glosarium G-3

Daftar Usulan Rencana Kegiatan Pembangunan Desa (DU RKPDesa) adalah daftar
usulan kegiatan pembangunan desa dengan menggunakan dana yang sudah
jelas sumbernya baik dari APBN, APBD (provinsi, kabupaten/kota), APBDesa,
swadaya, dan kerja sama dengan pihak ketiga.
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut
desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah dengan
kewenangan untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau
hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) adalah lembaga perwakilan rakyat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran SKPD (DPPA SKPD) adalah dokumen
yang memuat perubahan pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang digunakan
sebagai dasar pelaksanaan perubahan anggaran oleh pengguna anggaran.
Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPA SKPD) adalah dokumen yang memuat
pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan
anggaran oleh pengguna anggaran.
Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih entitas
akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban dalam bentuk laporan keuangan.
Evaluasi adalah pengkajian dan penilaian terhadap rancangan peraturan desa untuk
mengetahui bertentangan atau tidaknya peraturan tersebut dengan kepentingan
umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Hasil (Outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran
(output) dari kegiatan-kegiatan dalam suatu program.
Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan pelaporan
hasil pendataan kekayaan milik desa.
Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) adalah anggota masyarakat desa dan
kelurahan yang memiliki pengetahuan, kemauan, dan kemampuan untuk
menggerakkan masyarakat agar berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat
dan pembangunan partisipatif.
Karang Taruna adalah lembaga kemasyarakatan yang merupakan wadah
pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran
dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat terutama
generasi muda di wilayah desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat dan
terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial, yang secara fungsional
dibina dan dikembangkan oleh Departemen Sosial.
G-4 Akuntansi Desa

Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditetapkan oleh
kepala daerah untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan digunakan
untuk membayar seluruh pengeluaran daerah.
Kawasan Pedesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama di bidang
pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat pemukiman pedesaan, pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Kebijakan Umum APBD (KU APBD) adalah dokumen yang memuat kebijakan di
bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan, serta asumsi yang mendasarinya
untuk periode 1 (satu) tahun.
Kecamatan atau sebutan lain adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah
kabupaten/kota.
Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih unit
kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu
program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya, baik
yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan
dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau seluruh jenis sumber
daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output)
dalam bentuk barang/jasa.
Kekayaan Desa adalah barang milik desa yang berasal dari kekayaan asli desa, dibeli
atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan
hak lainnya yang sah.
Keluaran (Output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang
dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program, serta
kebijakan.
Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten/kota dalam
wilayah kerja kecamatan.
Kepentingan adalah para pihak yang mempunyai kepentingan langsung maupun tidak
langsung dalam PKPBM, antara lain meliputi instansi pemerintah, pemerintah
daerah, pemerintah desa, Lembaga Swadaya Masyarakat, perguruan tinggi, swasta
dan lembaga kemasyarakatan.
Keputusan Kepala Desa adalah ketetapan yang bersifat konkrit, individual, dan
final.
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah adalah pendekatan penganggaran
berdasarkan kebijakan dengan pengambilan keputusan terhadap kebijakan
tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari satu tahun anggaran, serta
mempertimbangkan implikasi biaya akibat keputusan yang bersangkutan pada
tahun berikutnya yang dituangkan dalam perkiraan maju.
Glosarium G-5

Kesepakatan Musyawarah Desa adalah hasil keputusan musyawarah desa dalam


bentuk kesepakatan yang dituangkan dalam berita acara musyawarah desa yang
ditandatangani oleh badan permusyawaratan desa dan kepala desa.
Keuangan Desa adalah seluruh hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala
bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa tersebut.
Kewenangan Desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan pemerintahan
desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan
pemberdayaan masyarakat desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan adat istiadat desa.
Kinerja adalah keluaran (output) dari kegiatan/program yang akan atau telah dicapai
terkait dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang
terukur.
Komunitas Kawasan Pedesaan adalah masyarakat yang berdomisili di kawasan yang
sama, memiliki karakteristik tertentu sesuai ciri geografis kawasan pedesaan
seperti pertanian, perkebunan, kehutanan, pesisir pantai, pertambangan dan
industri kecil, terpencil, suku terasing, dan sejenisnya.
Kuasa Bendahara Umum Daerah (Kuasa BUD) adalah pejabat yang diberi kuasa
untuk melaksanakan sebagian tugas BUD.
Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan
sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas
dan fungsi SKPD.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Akhir Masa Jabatan Kepala
Desa adalah proses kegiatan pelaporan oleh kepala desa kepada BPD sebelum
berakhirnya masa jabatan yang meliputi laporan penyelenggaraan pemerintahan
desa.
Laporan Keuangan BPD adalah laporan administrasi keuangan BPD yang setiap
tahun disampaikan kepada kepala desa selaku pemengang kekuasaan pengelolaan
keuangan desa.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LPPD) Akhir Masa Jabatan
Kepala Desa adalah proses kegiatan pelaporan oleh kepala desa kepada bupati/
walikota melalui camat sebelum berakhirnya masa jabatan, meliputi laporan
penyelenggaraan pemerintahan desa selama 6 (enam) tahun.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LPPD) Akhir Tahun Anggaran
adalah laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada bupati/walikota
sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi, meliputi
laporan semua kegiatan desa berdasarkan kewenangan desa yang ada, serta
tugas-tugas dan keuangan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota selama satu tahun anggaran.
G-6 Akuntansi Desa

Lembaga Adat adalah lembaga kemasyarakatan, baik yang sengaja dibentuk maupun
yang secara wajar telah tumbuh dan berkembang di dalam sejarah masyarakat, atau
dalam suatu masyarakat hukum adat tertentu dengan wilayah hukum dan hak atas
harta kekayaan di dalam hukum adat tersebut, serta berhak dan berwenang untuk
mengatur, mengurus, dan menyelesaikan berbagai permasalahan kehidupan
yang berkaitan dengan dan mengacu pada adat istiadat dan hukum adat yang
berlaku.
Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) atau Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat (LPM) adalah lembaga atau wadah yang dibentuk atas prakarsa
masyarakat sebagai mitra pemerintah desa dan lurah dalam menampung dan
mewujudkan aspirasi, serta kebutuhan masyarakat di bidang pembangunan.
Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah
antara badan permusyawaratan desa, pemerintah desa, dan unsur masyarakat
yang diselenggarakan oleh badan permusyawaratan desa untuk menyepakati
hal yang bersifat strategis.
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (MUSRENBANG DESA) adalah
forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para
pemangku kepentingan desa (pihak yang berkepentingan untuk mengatasi
permasalahan desa dan pihak yang akan terkena dampak hasil musyawarah)
untuk menyepakati rencana kegiatan di desa dalam jangka waktu 5 (lima) dan
1 (satu) tahunan.
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) adalah pejabat pada unit kerja SKPD
yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan
bidang tugasnya.
Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK SKPD) adalah pejabat yang
melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD.
Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.
Pembangunan Kawasan Pedesaan Berbasis Masyarakat (PKPBM) adalah
pembangunan kawasan pedesaan yang dilakukan atas prakarsa masyarakat yang
meliputi penataan ruang secara partisipatif, pengembangan pusat pertumbuhan
terpadu antardesa, dan penguatan kapasitas masyarakat, kelembagaan, dan
kemitraan.
Pembentukan Kecamatan adalah pemberian status pada wilayah tertentu sebagai
kecamatan di kabupaten/kota.
Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan pemberdayaan
komunitas pedesaan, sehingga mampu menemukan potensi-potensi yang ada
dan mendayagunakannya secara optimum untuk kemakmuran dan kesejahteraan
bersama, serta berpartisipasi dalam pemeliharaan kelestarian lingkungan hidup
dan konservasi sumber daya alam.
Glosarium G-7

Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian


dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap,
keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber
daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang
sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat desa.
Pembiayaan Desa meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/
atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
Pembinaan Aset Milik Desa adalah usaha atau kegiatan melalui pemberian pedoman,
bimbingan, pelatihan, dan supervisi untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan
pengelolaan aset milik desa secara berdaya guna dan berhasil guna.
Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa adalah kepala desa yang karena
jabatannya memiliki kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan
keuangan desa.
Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan aset milik desa sebagai tindak
lanjut dari penghapusan dengan cara dijual, dipertukarkan, dihibahkan, atau
disertakan sebagai modal pemerintah desa.
Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi,
dan pelaporan aset milik desa sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud dalam pendapatan asli desa terdiri atas
hasil usaha; hasil aset; swadaya, partisipasi, dan gotong–royong; dan lain-lain
pendapatan asli desa; alokasi dari APBN; bagian dari hasil pajak daerah dan
retribusi daerah kabupaten/kota; Alokasi Dana Desa (ADD) yang merupakan
bagian dari dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota.
Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih.
Penerimaan Daerah adalah uang yang masuk ke kas daerah.
Pengamanan adalah kegiatan atau tindakan pengendalian dalam pengurusan aset
milik desa dalam bentuk fisik, administratif, dan tindakan upaya hukum.
Penganggaran Terpadu (Unified Budgeting) adalah penyusunan rencana keuangan
tahunan yang dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis belanja, guna
melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip pencapaian
efisiensi alokasi dana.
G-8 Akuntansi Desa

Pengawasan merupakan usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan
yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan, apakah telah
dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan.
Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,
penganggaran, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan
keuangan desa.
Pengeluaran Daerah adalah uang yang keluar dari kas daerah.
Pengendalian merupakan usaha atau kegiatan untuk menjamin dan mengarahkan
agar pekerjaan yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan terkait penggunaan
anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang
dipimpinnya.
Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan terkait penggunaan barang
milik daerah.
Penghapusan adalah tindakan menghapus aset milik desa dari daftar aset dengan
menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang guna membebaskan
pengelola dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada
dalam penguasaannya.
Penghapusan Kecamatan adalah pencabutan status sebagai kecamatan di wilayah
kabupaten/kota.
Penginformasian Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa/Informasi LPPD
kepada Masyarakat adalah proses kegiatan pelaporan mengenai informasi
pokok-pokok kegiatan pelaksanaan pemerintahan desa oleh kepala desa kepada
masyarakat melalui media/pengumuman resmi.
Penyertaan Modal Pemerintah Desa adalah pengalihan kekayaan yang tidak
dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai
modal atau saham desa pada BUMDes, BUMD, atau badan hukum lainnya yang
dimiliki oleh desa atau daerah.
Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh kepala
desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.
Perencanaan Pembangunan Desa adalah proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan
oleh pemerintah desa dengan melibatkan Badan Permusyawaratan Desa dan
unsur masyarakat secara partisipatif yang terkait dengan pemanfaatan dan
pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan
desa.
Glosarium G-9

Pinjam Pakai adalah penyerahan penggunaan kekayaan desa antarpemerintah desa


dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan, dan setelah jangka
waktu tersebut berakhir harus diserahkan kembali kepada pemerintah desa
yang bersangkutan.
Pola Tata Desa adalah tata penggunaan lahan atau ruang desa untuk keperluan
kegiatan ekonomi dan budidaya masyarakat, sarana dan prasarana pemerintahan
desa, dan pusat layanan sosial.
Perkiraan Maju (Forward Estimate) adalah perhitungan kebutuhan dana untuk
tahun anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan guna memastikan
kesinambungan program dan kegiatan yang telah disetujui dan menjadi dasar
penyusunan anggaran tahun berikutnya.
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) adalah rancangan program
prioritas, dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD
untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD sebelum
disepakati dengan DPRD.
Prioritas dan Plafon Anggaran (PPA) adalah program prioritas dan patokan batas
maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap program, sebagai
acuan dalam penyusunan RKA-SKPD setelah disepakati dengan DPRD.
Profil Desa adalah gambaran menyeluruh mengenai karakter desa yang meliputi data
dasar keluarga, potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan,
prasarana dan sarana, serta perkembangan kemajuan dan permasalahan yang
dihadapi desa.
Program adalah penjabaran kebijakan SKPD dalam bentuk upaya yang berisi satu
atau lebih kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan untuk
mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi SKPD.
Pusat Pertumbuhan Terpadu Antardesa (PPTAD) adalah pusat pertumbuhan yang
direncanakan, dan difokuskan pada desa atau beberapa desa yang memiliki
potensi andalan dan unggulan sebagai sentra pertumbuhan terpadu antardesa
dan penggerak perkembangan ekonomi desa sekitarnya.
Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang daerah
yang ditentukan oleh kepala daerah untuk menampung seluruh penerimaan
daerah dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran daerah pada
bank yang ditetapkan.
Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA SKPD) adalah dokumen perencanaan
dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program, dan
kegiatan SKPD, serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD.
Rencana Kerja Pemerintah Desa adalah penjabaran dari RPJMDes untuk jangka
waktu 1 (satu) tahun.
G-10 Akuntansi Desa

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen


perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) adalah dokumen
perencanaan untuk periode 6 (enam) tahun yang memuat arah kebijakan
pembangunan desa, arah kebijakan keuangan desa, kebijakan umum, program,
dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program
prioritas kewilayahan, disertai dengan rencana kerja.
Rencana Pembangunan Jangka Pendek (tahunan)/Rencana Kerja Pembangunan
Desa (RKPDesa) adalah hasil musyawarah masyarakat desa tentang program
dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk periode 1 (satu) tahun.
Rencana Pembangunan Tahunan Daerah, selanjutnya disebut Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD), adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode
1 (satu) tahun.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota (RTRWK/K) adalah hasil perencanaan
tata ruang dengan memerhatikan RTRWP dan persyaratan teknis ke dalam pola
dan struktur pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota.
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) adalah hasil perencanaan tata
ruang dengan memerhatikan arahan pola dan struktur kebijakan pemanfaatan
ruang wilayah nasional, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata
Ruang Pulau, dan persyaratan teknis ke dalam pola dan struktur pemanfaatan
ruang wilayah provinsi.
Retribusi Pasar Desa adalah pungutan atas jasa pelayanan yang diberikan pemerintah
desa kepada pedagang.
Revitalisasi adalah penguatan hal-hal positif yang sudah ada, misalnya fungsi tata
ruang desa dan PPTAD.
Rukun Tetangga (RT) atau sebutan lainnya adalah lembaga yang dibentuk melalui
musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan pemerintahan dan
kemasyarakatan yang ditetapkan oleh pemerintah desa atau lurah.
Rukun Warga (RW) atau sebutan lainnya adalah bagian dari kerja lurah dan
merupakan lembaga yang dibentuk melalui musyawarah pengurus RT di wilayah
kerjanya yang ditetapkan oleh pemerintah desa atau lurah.
Sasaran (Target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran
(output) yang diharapkan dari suatu kegiatan.
Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) adalah perangkat daerah pada
pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang yang juga
melaksanakan pengelolaan keuangan daerah.
Surat Penyediaan Dana (SPD) adalah dokumen yang menyatakan tersedianya dana
untuk melaksanakan kegiatan sebagai dasar penerbitan SPP.
Glosarium G-11

Tanah Desa adalah barang milik desa berupa tanah bengkok, kuburan, dan titisara.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) adalah tim yang dibentuk dengan
keputusan kepala daerah, dan dipimpin oleh sekretaris daerah yang memiliki
tugas mempersiapkan, serta melaksanakan kebijakan kepala daerah, dalam rangka
penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari pejabat perencana daerah, PPKD,
dan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan.
Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Desa/Kelurahan/
TP PKK Desa/Kelurahan adalah lembaga kemasyarakatan sebagai mitra kerja
pemerintah dan organisasi kemasyarakatan lainnya dengan fungsinya sebagai
fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali, dan penggerak pada masing-masing
jenjang pemerintahan untuk terlaksananya program PKK.
Unit kerja adalah bagian dari SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa
program.
Urusan Pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan
kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan pemerintahan untuk mengatur dan
mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangka
melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat.
G-12 Akuntansi Desa
John R Sibarani

dp
DAFTAR PUSTAKA

Asy’ari, Safari Imam. 1993. Sosiologi Kota dan Desa. Surabaya: Usaha Nasional.
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. 2005. “Neraca Awal Pemerintah Daerah.
Buletin Teknis Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Daerah. Buletin Teknis
No. 2.” http://www.ksap.org/sap/buletin-teknis-dan-interpretasi-psap/, 10 Maret
2015.
Hamzah, Ardi. 2015. Tata Kelola Pemerintah Desa Menuju Desa Mandiri, Sejahtera,
dan Partisipatoris. Surabaya: Pustaka.
Hoesada, Jan. 2014. “Desa”. http://www.ksap.org/sap/desa/, 8 Maret 2015.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur. 2014. Peraturan Gubernur Jawa Timur tentang
Pedoman Umum Bantuan Keuangan Desa dari Pemerintah Daerah Provinsi Jawa
Timur. Peraturan Gubernur No. 6 Tahun 2014. Surabaya: Sekretariat Daerah.
Republik Indonesia. 1985. Undang-Undang tentang Bea Meterai. UU No. 13 Tahun
1985. Jakarta: Sekretariat Negara.
. 2000. Peraturan Pemerintah tentang Perubahan Tarif Bea Meterai dan Besarnya
Batas Pengenaan Harga Nominal yang Dikenakan Bea Meterai. PP No. 24 Tahun
2000. Jakarta: Sekretariat Negara.
.2003. Keputusan Menteri Keuangan tentang Penunjukan Bendaharawan
Pemerintah dan Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara untuk Memungut,
Menyetor, dan Melaporkan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah beserta Tata Cara Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporannya.
Keputusan Menteri Keuangan No. 563 Tahun 2003. Jakarta: Sekretariat
Negara.

D-1
D-2 Akuntansi Desa

. 2005. Peraturan Pemerintah tentang Kelurahan. PP No. 73 Tahun 2005.


Jakarta: Sekretariat Negara.
. 2008. Undang-Undang tentang Pajak Penghasilan. UU No. 7 Tahun 1983
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 36 Tahun 2008. Jakarta: Sekretariat
Negara.
. 2009. Undang-Undang tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa,
serta Pajak Penjualan atas Barang Mewah. UU No. 8 Tahun 1983 sebagaimana
telah diubah dengan UU No. 42 Tahun 2009. Jakarta: Sekretariat Negara.
. 2014. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa. Permendagri No. 37 Tahun 2007 sebagaimana telah
diubah dengan Permendagri No. 113 Tahun 2014. Jakarta: Sekretariat Negara.
. 2014. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tentang Pedoman
Pembangunan Desa. Permendagri No. 114 Tahun 2014. Jakarta: Sekretariat
Negara.
. 2014. Peraturan Pemerintah tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. PP No. 43 Tahun 2014. Jakarta: Sekretariat
Negara.
. 2014. Undang-Undang tentang Desa. UU No. 6 Tahun 2014. Jakarta: Sekretariat
Negara.
. 2015. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Republik Indonesia tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan
Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa. Permendesa No. 1 Tahun
2015. Jakarta: Sekretariat Negara.
. 2015. Peraturan Menteri Keuangan tentang Penetapan Bagian Penghasilan
sehubungan dengan Pekerjaan dari Pegawai Harian dan Mingguan, serta Pegawai
Tidak Tetap Lainnya yang Tidak Dikenakan Pemotongan Pajak Penghasilan.
Peraturan Menteri Keuangan No. 152 Tahun 2015. Jakarta: Sekretariat Negara.
Tim Penyusun. 2015. Materi Diklat Manajemen Keuangan Desa. IAI Wilayah Jawa
Timur.
Tim Penyusun Badan Diklat Provinsi Kalimantan Barat. 2015. “Modul Keuangan
Desa”. http://bandiklat.kalbarprov.go.id/download_modul.php?id=61, diakses 3
April 2015.
John R Sibarani

I
INDEKS

A B
Akuntabel  47, 63 Badan Permusyawaratan Desa
Akuntabilitas  47 (BPD)  11, 13, 22, 24, 29, 47
Alokasi Dana Desa (ADD)  25, 32, 33, Badan Usaha Milik Desa  91, 92, 95, 97
34, 55, 62 Bantuan Keuangan  34, 39
Anggaran Pendapatan dan Belanja Banua  1
Negara (APBN)  32, 33 Bea meterai  60
APBDesa  5, 11, 18, 24, 27, 28, 29, 30, Belanja  17, 25, 27, 28, 30, 32, 33, 35,
31, 32, 34, 35, 37, 38, 48, 49, 50, 51, 36, 37
52, 53, 55, 62, 64, 72, 74, 75, 76, Belanja desa  18, 24, 27, 28, 30, 31, 34,
77, 94 37, 38
Aset  90, 91, 92, 93, 94, 96 Bendahara  49, 50, 51, 52, 54, 56, 57
Aset lancar  65, 74, 90, 96 Bendahara desa  55, 56, 57, 58, 59, 62,
Aset nonlancar  74 63, 64, 65, 74, 85, 87
Aset tetap  92 Bendahara umum desa  91
Aspek ekonomi  3 Buku bank  65, 72, 85, 87
Aspek hukum  3 Buku besar  65, 72, 74, 75
Aspek jumlah penduduk  3 Buku kas umum  65
Aspek morfologi  3 Buku pembantu pajak  65, 85, 87
Aspek sosial budaya  3 Bupati/Walikota  30

I-1
I-2 Akuntansi Desa

D K
Daftar usulan RKPDesa  27 Kampung  1
Dana Alokasi Khusus (DAK)  33 Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP
Dana cadangan  94 Pratama)  57
Dana desa  25, 32, 33, 34, 39 Kantor Pelayanan Penyuluhan
Desa  1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, dan Konsultasi Perpajakan
13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, (KP2KP)  57
23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, Karakteristik desa  3
32, 33, 34, 35, 36, 37 Kas  90, 91, 95, 97
Desa adat  2, 4, 9, 10 Kas desa  90, 96
Dusun  1 Kekayaan bersih  90
Kelembagaan desa  9
F Kelurahan  7, 8, 9, 14, 15
Fungsi akuntabilitas  28 Kepala desa  8, 9, 10, 22, 23, 24, 26, 27,
Fungsi alokasi  28 30, 48, 55, 63, 65, 67, 69, 75, 85, 87
Fungsi distribusi  28 Kepala seksi  49
Fungsi otorisasi  28 Keputusan Menteri Keuangan No. 563
Fungsi pengawasan  28 Tahun 2003  59
Fungsi perencanaan  28 Keuangan desa  47, 63, 64, 72, 87
Kewajiban  90, 94, 95
G Kewajiban jangka panjang  95
Gampong  1 Kewajiban jangka pendek  95
Gedung dan bangunan  93, 96 Konosemen  61
Gotong royong  17, 31 L
H Laporan Kekayaan Milik Desa  65, 72,
Hak asal-usul desa  4 76, 84, 90, 92, 93, 94, 95, 96, 97
Hukum adat  2, 4, 12, 14 Laporan Kekayaan Milik Desa
Huta  1 Awal  90, 92, 93, 94, 97
Laporan keuangan  63, 65
I Laporan pertanggungjawaban  63, 75,
76, 85
Inventarisasi  90, 94, 95
Laporan Pertanggungjawaban Realisasi
J Pelaksanaan APBDesa  75
Laporan Program Pemerintah dan
Jalan, irigasi, dan jaringan  93 Pemerintah Daerah yang masuk
ke desa  76
Indeks I-3

Laporan Realisasi Pelaksanaan Pembangunan desa  17, 18, 19, 21, 22,
APBDesa  75 23, 24, 25, 26, 29, 34, 35, 36
Lembaga adat desa  12 Pembiayaan  27, 28, 30, 36
Lembang 1 Pembiayaan desa  36
Pembiayaan neto  31
M Pemerintah desa  5, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
Marga  1 13, 15, 17, 18, 22, 23, 24, 26, 27,
Masyarakat desa  17, 18, 19, 20, 21, 22, 28, 35, 36, 64, 90, 91, 92, 93, 94,
24, 25, 35, 36 95, 97
Memposting  65, 72 Pemerintah kabupaten/kota  4, 8
Musyawarah desa  7, 11 Penatausahaan keuangan desa  63, 64,
72, 87
N Pendapatan  17, 25, 27, 28, 30, 31, 32,
Nagari  1 33, 34, 36, 37
Neraca saldo  65, 74 Pendapatan asli desa  25, 31, 64
Neraca saldo setelah disesuaikan  74 Pendapatan lain-lain  31, 34, 40, 64
Nilai appraisal  92, 93 Pendapatan transfer  32, 55, 64
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)  92 Penerimaan hasil pajak  33
Nilai nominal  91, 94, 95 Penerimaan kas  64
Nilai wajar  91, 92, 93 Penerimaan pembiayaan  31, 36, 44, 64
Nomor Pokok Wajib Pajak Pengelolaan keuangan desa  47, 48, 62,
(NPWP)  56 63, 90
Pengeluaran kas  64, 67
P Pengeluaran pembiayaan  31, 36, 45
Penyertaan modal  91, 92
Pagu indikatif  23, 24, 25
Penyertaan modal pemerintah desa  91
Pajak Penghasilan (PPh)  50, 56, 57, 58
Penyesuaian  65, 74, 75
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21  56,
Peralatan dan mesin  92, 95, 96, 97
57
Perangkat desa  48
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22  57,
Peraturan desa  23, 24, 26, 30, 36, 37
58
Peraturan desa adat  2
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23  58
Permendagri No. 113 Tahun 2014  11,
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)  56,
14, 28, 30, 31, 34, 45, 47, 48, 49,
58, 59
50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 63, 64,
Partisipatif  47
65, 66, 67, 68, 75, 83, 85, 86, 90
Pekon  1
Permendagri No. 114 Tahun 2014  18,
Pelaksana Teknis Pengelola Keuangan
19, 20, 23
Desa (PTPKD)  48
Permendesa No. 1 Tahun 2015  3, 4, 5
I-4 Akuntansi Desa

Permendesa No. 4 Tahun 2015  91 Surat Permintaan Pembayaran


Persediaan  91, 95, 96, 97 (SPP)  51, 54
Piutang  91, 95, 96, 97 Surat Setoran Pajak (SSP)  57
Piutang sewa gedung  91 Surplus/Defisit  31
Piutang sewa tanah  91
PMK No. 152 Tahun 2015  57 T
PP No. 43 Tahun 2014  11, 12, 14, 18, Tanah  92, 93, 95, 96, 97
33, 35 Target fiskal  28
PP No. 60 Tahun 2014  32, 33 Tata administrasi pemerintahan  1
PP No. 73 Tahun 2005  7, 9 Tiuh  1
Prosedur penerimaan dana desa  56 Transaksi keuangan  64, 65, 72
Prosedur penerimaan kas  55 Transparan  47, 63
Prosedur pengeluaran kas  52 Tutup buku  63, 85
R U
RAPBDesa  28, 29 Utang bunga  95
Rekening kas desa  65, 69, 74, 87 Utang kepada pihak ketiga  95
Rekening kas negara  50, 56 Utang pajak  74, 95
Rekening Kas Umum Daerah  32 UU No. 1 Tahun 1957  13
Rekening Kas Umum Negara  32 UU No. 13 Tahun 1985  60, 61
Rencana pembangunan desa  17, 18, UU No. 18 Tahun 1965  13
22, 24, 29 UU No. 19 Tahun 1965  13
Retribusi daerah  25, 32, 33 UU No. 22 Tahun 1948  13
RKPDesa  17, 18, 23, 24, 25, 26, 27, 28, UU No. 22 Tahun 1999  14
29, 30, 33, 35, 38 UU No. 32 Tahun 2004  14
RPJMDesa  17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, UU No. 36 Tahun 2008  58
24, 25, 26, 27, 28, 29, 33, 38 UU No. 42 Tahun 2009  58
UU No. 5 Tahun 1974  14
S
UU No. 5 Tahun 1979  14
Sekretaris desa  30, 48 UU No. 6 Tahun 2014  2, 3, 7, 9, 10, 11,
Setara kas  90 12, 13, 14, 17, 18
Siklus penatausahaan keuangan  64, 87
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran W
(SiLPA)  36, 37 Wanua  1
Sistem mata pencaharian  1 Wanus  1
Sumber daya alam  17, 18, 21
Sumber daya ekonomi  90, 94
Sumber daya nonkeuangan  90

Anda mungkin juga menyukai