Anda di halaman 1dari 12

TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA

VILLAGE GOVERNANCE
Soni Gunawan Somali
Program Studi Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Langlangbuana
sogunsomali66@yahoo.co.id

ABSTRAK
Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa memberikan tanggungjawab
yang besar bagi pemerintah Desa, namun pemberian tanggungjawab yang besar tersebut
tidak dibarengi dengan penyiapan sumber daya manusia yang baik, sehingga tata kelola
pemerintahan yang baik dilingkungan pemerintahan Desa masih jauh dari harapan. Hal ini
terlihat dari masih adanya aparat Desa yang kurang disiplin dalam menjalankan tugas dan
tanggungjawabnya dan di sisi lain, pemberian otonomi Desa melahirkan praktik korupsi
baru di tingkat Desa. Tulisan ini mengulas penerapan good governance dalam tata kelola
pemerintahan desa setelah berlakunya Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Penelitian ini merupakan penelitian yuridis empirik, yaitu penelitian yang bersifat
sosiologis yang menjawab permasalahannya melalui studi lapangan. Pendekatan dilakukan
melalui pendekatan kualitatif sehingga peneliti akan mendeskripsikan dan menganalisis
tentang penerapan prinsip good governance dalam tata kelola pemerintahan desa. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa prinsip good governance telah diterapkan dalam
penyelenggaraan pemerintahan Desa, sedangkan faktor yang menghambat pelaksanaan
good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa adalah partisipasi
masyarakat, sumber daya manusia, dan disiplin aparat Desa. Adapun faktor pendukung
penerapan good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa adalah adanya
kerjasama dan komunikasi.

Kata Kunci: Pemerintah Desa, tata kelola, good governance

ABSTRACT
Law Number 6 of 2014 concerning Villages provides a great responsibility for the
village government, but the provision of this great responsibility is not accompanied by the
preparation of good human resources, so that good governance within the village
government is still far from expectations. This can be seen from the existence of village
officials who lack discipline in carrying out their duties and responsibilities and on the
other hand, the granting of village autonomy has given birth to new corrupt practices at
the village level. This paper reviews the implementation of good governance in village
governance after the enactment of Law Number 6 of 2014 concerning Villages. This
research is an empirical juridical research, namely sociological research that answers the
problem through field studies. The approach is carried out through a qualitative approach
so that researchers will describe and analyze the application of good governance
principles in village governance. The results of the study indicate that the principles of
good governance have been applied in the administration of village government, while the
factors that hinder the implementation of good governance in the administration of village
governance are community participation, human resources, and discipline of the village

141
142

apparatus. The supporting factors for the implementation of good governance in the
administration of village governance are cooperation and communication.

Keywords: Village Government, governance, Good Governance.

1. Pendahuluan Kedudukan Desa bukan berada


Desa berasal dari bahasa dibawah Kecamatan, karena Kecamatan
Sansekerta yang berarti tanah tumpah adalah bagian dari Kabupaten/Kota, dan
darah. Desa adalah kumpulan dari desa bukan merupakan bagian dari
beberapa permukiman di area pedesaan perangkat daerah. Desa berbeda dengan
atau rural area. Istilah desa di Indonesia Kelurahan dan memiliki hak untuk
merujuk kepada pembagian wilayah mengatur wilayahnya lebih luas namun
administratif yang berada dibawah dalam perkembangannya statusnya dapat
kecamatan yang dipimpin oleh seorang berubah menjadi Kelurahan.
Kepala Desa. Desa memiliki kewenangan:
Desa adalah suatu kumpulan dari 1. Menyelenggarakan urusan
beberapa pemukiman kecil yang biasa pemerintahan yang sudah ada
disebut Kampung (Jabar), Dusun yang didasarkan pada hak asal
(Yogya), atau Banjar (Bali) dan Jorong usul desa;
(Sumbar). Sebutan lain untuk Kepala 2. Menyelenggarakan urusan
Desa adalah Kepala Kampung, Petinggi pemerintahan kewenangan
(Kalimantan Timur), Klebun (Madura), Kabupaten/Kota yang
Pambakal (Kalimantan Selatan), Kuwu pengaturannya diserahkan kepada
(Cirebon), Hukum Tuan (Sulawesi Desa, yaitu urusan pemerintahan
Utara). Desa atau yang disebut dengan yang secara langsung dapat
nama lain telah ada sebelum Negara membantu meningkatkan
Kesatuan Republik Indonesia terbentuk pelayanan terhadap masyarakat.
sebagaimana dijelaskan dalam penjelasan 3. Memiliki tugas pembantuan dari
Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Pemerintah Propinsi dan
Republik Indonesia Tahun 1945. Pemerintah Kabupaten atau Kota.
Istilah desa berkembang dengan 4. Menjalankan urusan
nama lain sejak berlakunya otonomi pemerintahan lain yang
daerah seperti di Sumatera Barat dengan diserahkan kepada desa.
sebutan Nagari, Gampong dari Aceh.
Semua organisasi di desa mengalami Desa mengalami banyak perubahan
perbedaan istilah tergantung kepada pengaturannya, namun semua ketentuan
karakteristik adat istiadat dari desa tersebut belum sepenuhnya dapat
tersebut. Perbedaan istilah tersebut mewadahi pengaturan mengenai desa.
merupakan salah satu pengakuan dan Beberapa ketentuan yang mengatur
penghormatan dari pemerintah terhadap tentang desa yaitu Undang-Undang
asal usul adat setempat yang berlaku, Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pokok
namun dasar hukum desa tetap Pemerintahan Daerah, Undang-Undang
didasarkan pada adat, kebiasaan dan Nomor 1 Tahun 1957 tentang Pokok-
hukum adat. Pokok Pemerintahan Daerah, Undang-
143

Undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang mempercepat perwujudan


Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah, kesejahteraan umum;
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1965 7. Guna meningkatkan ketahanan
tentang Desa Praja, Undang-Undang sosial budaya masyarakat desa
Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok- guna mewujudkan masyarakat
Pokok Pemerintahan di Daerah, Undang- desa yang mampu memelihara
Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang kesatuan sosial sebagai dari
Pemerintahan Desa, Undang-Undang ketahanan nasional;
Nomor 22 Tahun 1999 tentang 8. Memperkuat masyarakat desa
Pemerintahan Daerah, dan Undang- sebagai subjek pembangunan.
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Tuntutan dan tantangan pemerintah
Pemerintahan Daerah, serta Undang- desa di era reformasi adalah
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang mengembangkan good governance, di
Desa. mana kepala desa mampu melayani
Undang-Undang tentang Desa masyarakat secara baik, menciptakan
pasal (4) menyebutkan bahwa pengaturan iklim yang memungkinkan kreativitas
Desa bertujuan : masyarakat berkembang dan mampu
1. Memberikan pengakuan dan mengatasi masalah-masalah dalam
penghormatan atas desa yang masyarakat secara arif dan bijaksana,
sudah ada dengan sehingga masyarakat makin merasa
keberagamannya sebelum dan dipayungi oleh pemerintah desa.
sesudah terbentuknya Negara Selama ini masyarakat desa sering
Kesatuan Republik Indonesia; mengeluhkan berbagai kebijakan
2. Memberikan kejelasan status dan pemerintah desa yang dianggap hanya
kepastian hukum atas desa dalam merupakan kebijakan sepihak dan
system ketatanegaraan Republik cenderung mengabaikan aspirasi
Indonesia demi mewujudkan masyarakat dimana sering muncul
keadilan bagi seluruh rakyat kebijakan pemerintah desa yang muncul
Indonesia; secara tiba-tiba dan pada akhirnya
3. Melestarikan dan memajukan mendapat protes dan kritik dari
adat, tradisi, dan budaya masyarakat desa. Hal ini terjadi karena
masyarakat desa; kurangnya transparansi pemerintah desa
4. Mendorong prakarsa, gerakan, dalam mengelola proses pemerintahan
dan partisipasi masyarakat desa desa. Kurang transparannya pemerintah
untuk pengembangan potensi dan desa terhadap masyarakat akan
asset desa guna kesejahteraan menimbulkan kesenjangan antara
bersama; pemerintah desa dengan masyarakat desa.
5. Membentuk Pemerintahan desa Pemerintah desa yang kurang transparan
yang professional, efisien dan akan menimbulkan pemikiran yang buruk
efektif, terbuka serta bertanggung dari masyarakat desa, yaitu adanya
jawab; ketidakpercayaan terhadap kinerja
6. Meningkatkan pelayanan public pemerintah desa.
bagi warga masyarakat desa guna
144

Undang-Undang tentang desa telah menciptakan landasan yang kuat dalam


memuat empat bentuk akuntabilitas desa, melaksanakan pemerintahan dan
yaitu: pembangunan menuju masyarakat yang
1. Akuntabilitas lokal melalui adil, makmur, dan sejahtera.
musyawarah desa sebagai wadah Kepala Desa bertugas
untuk keterbukaan, pengambilan menyelenggarakan Pemerintahan Desa,
keputusan kolektif dan melaksanakan pembangunan Desa,
pengawasan. pembinaan kemasyarakatan Desa, dan
2. Akuntabilitas sosial melalui pemberdayaan masyarakat Desa. Peran
partisipasi dan control sosial dari serta fungsi Kepala Desa melaksanakan
masyarakat. good governance merupakan pelaksanaan
3. Akuntabilitas horizontal melalui dari tugas, kewenangan, fungsi,
Check and Balances oleh Badan kewajiban dan hak yang dimiliki Kepala
Permusyawaratan Desa (BPD) Desa guna melaksanakan kegiatan
4. Akuntabilitas vertikal dengan cara pembangunan Desa. Pada era reformasi
pelaporan ke atas dan pengawasan saat ini, pemerintahan yang baik menjadi
dari atas. suatu keharusan termasuk di Desa.
Pemerintahan yang baik (good
Undang-Undang tentang desa governance) sebagai salah satu agenda
menghendaki relasi positif antara BPD reformasi bertujuan menciptakan
dengan kepala desa dalam bentuk yang pemerintahan yang baik dan bersih
demokratis dimana control BPD kuat Berdasarkan uraian tersebut di atas,
serta consensus kolektif yang kuat antara maka dirumuskan rumusan masalah:
kepala desa dan BPD. BPD sebagai Bagaimana implementasi prinsip-prinsip
representasi rakyat desa memainkan good governance dalam tata kelola
fungsi check and balances dan pemerintahan Desa di Indonesia?
pengambilan keputusan, sebagai mitra
pemerintah desa untuk pelaksanaan 2. Tinjauan Pustaka
pembangunan, pelayanan dan Desa adalah desa dan desa adat
pemberdayaan masyarakat, serta atau yang disebut dengan nama lain,
musyawarah desa untuk memberikan selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan
pertimbangan dan pengambilan masyarakat hukum yang memiliki batas
keputusan kolektif. BPD memegang wilayah yang berwenang untuk mengatur
peranan penting bagi demokrasi desa dan mengurus urusan pemerintahan,
dimana musyawarah desa sebagai ruang kepentingan masyarakat setempat
politik sangat tergantung peda peran berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
BPD. asal usul, dan/atau hak tradisional yang
Perjalanan ketatanegaraan diakui dan dihormati dalam sistem
Republik Indonesia menunjukkan bahwa pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Desa telah berkembang dalam berbagai Indonesia. (Pasal.1 UU No. 6 tahun 2014
bentuk sehingga perlu dilindungi dan tentang Desa)
diberdayakan agar menjadi kuat, maju, Desa berkewajiban :
mandiri, dan demokratis sehingga dapat
145

1. Melindungi dan menjaga Desa). Perangkat Desa terdiri atas:


persatuan, kesatuan, serta sekretariat Desa, pelaksana kewilayahan,
kerukunan masyarakat Desa dan pelaksana teknis.
dalam rangka kerukunan nasional Penyelenggaraan pemerintahan
dan keutuhan Negara Kesatuan desa, pemerintah desa bermitra dengan
Republik Indonesia. Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
2. Meningkatkan kualitas kehidupan Badan Permusyawaratan Desa atau yang
masyarakat desa. disebut dengan nama lain adalah lembaga
3. Mengembangkan kehidupan yang melaksanakan fungsi pemerintahan
demokrasi. yang anggotanya merupakan wakil dari
4. Mengembangkan pemberdayaan penduduk desa berdasarkan keterwakilan
masyarakat desa. wilayah dan ditetapkan secara
5. Memberikan dan meningkatkan demokratis. (Pasal.1 UU No. 6 tahun
pelayanan kepada masyarakat 2014 tentang Desa)
desa. (Pasal 67 ayat (2) UU No. 6 Musyawarah desa atau yang
tahun 2014 tentang Desa) disebut dengan nama lain adalah
Pemerintahan Desa adalah musyawarah antara Badan
penyelenggaraan urusan pemerintahan Permusyawaratan Desa, pemerintah desa,
dan kepentingan masyarakat setempat dan unsur masyarakat yang
dalam sistem pemerintahan Negara diselenggarakan oleh Badan
Kesatuan Republik Indonesia. (Pasal.1 Permusyawaratan Desa untuk
UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa) menyepakati hal yang bersifat strategis.
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Pasal.1 UU No. 6 tahun 2014 tentang
berdasarkan Pasal 24 Undang-Undang Desa)
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Hal yang bersifat strategis meliputi:
berdasarkan asas : 1. Penataan Desa;
1. Kepastian hukum; 2. Perencanaan Desa;
2. Tertib penyelenggaraan 3. Kerja sama Desa;
pemerintahan; 4. Rencana investasi yang masuk ke
3. Tertib kepentingan umum; desa;
4. Keterbukaan; 5. Pembentukan Badan Usaha Milik
5. Proporsionalitas; Desa;
6. Profesionalitas; 6. Penambahan dan pelepasan aset
7. Akuntabilitas; desa;
8. Efektivitas dan efisiensi; 7. Kejadian luar biasa.
9. Kearifan lokal; Badan Permusyawaratan Desa
10. Keberagaman; mempunyai fungsi:
11. Partisipatif. 1. Membahas dan menyepakati
Pemerintah Desa adalah Kepala Rancangan Peraturan Desa
Desa atau yang disebut dengan nama lain bersama kepala desa;
dibantu perangkat Desa sebagai unsur 2. Menampung dan menyalurkan
penyelenggara Pemerintahan Desa. aspirasi masyarakat Desa;
(Pasal.1 UU No. 6 tahun 2014 tentang
146

3. Melakukan pengawasan kinerja 4. Peduli pada stakehoder yaitu


Kepala Desa. (Pasal 55 UU No. 6 lembaga-lembaga dan seluruh
tahun 2014 tentang Desa) proses pemerintahan harus
Badan Permusyawaratan Desa berhak: berusaha melayani semua pihak
1. Mengawasi dan meminta yang berkepentingan.
keterangan tentang 5. Berorientasi pada konsensus yaitu
penyelenggaraan Pemerintahan tata pemerintah yang baik dapat
Desa kepada Pemerintah Desa; menjembatani kepentingan yang
2. Menyatakan pendapat atas berbeda demi terbangunnya suatu
penyelenggaraan pemerintahan konsensus menyeluruh dan yang
desa, pelaksanaan pembangunan terbaik bagi kelompok
desa, pembinaan kemasyarakatan masyarakat.
desa, dan pemberdayaan
2.2 Ciri - Ciri Good Governance
masyarakat desa;
Good Governance memiliki ciri atau
3. Mendapatkan biaya operasional
karakteristik sebagai berikut:
pelaksanaan tugas dan fungsinya
 Terbentuknya kesetaraan dan
dari Anggaran Pendapatan dan
keadilan dalam masyarakat
Belanja Desa. (Pasal 61 UU No. 6
 Adanya keharusan untuk selalu
tahun 2014 tentang Desa)
menyediakan informasi secara
2.1 Prinsip-Prinsip Good Governance
transparan dan memiliki daya
Adapun prinsip-prinsip good
tanggap yang tinggi dalam
governance adalah:
melayani maupun menerima
1. Partisipasi masyarakat, yaitu
masukan dan keluhan
semua warga masyarakat
masyarakat ataupun pihak
mempunyai suara dalam
penting lainnya.
pengambilan keputusan baik
 Sumber daya dimanfaatkan
secara langsung maupun tidak.
2. Tegaknya supremasi hukum, yaitu secara efektif dan efisien sesuai
kerangka hukum harus adil dan dengan kebutuhan masyarakat.
diberlakukan tanpa pandang bulu,  Pemerintah yang menerapkan
termasuk di dalamnya hukum- good governance umumnya
hukum yang menyangkut hak memiliki visi yang strategis dan
asasi manusia. sudut pandang luas terhadap tata
3. Transparansi, yaitu dibangun atas pemerintahan yang baik.
dasar arus informasi yang bebas.  Memberikan perhatian terhadap
Seluruh proses pemerintahan kepentingan masyarakat yang
lembaga dan informasi dapat dinilai paling lemah dan tidak
diakses oleh pihak yang berkecukupan dalam mengambil
berkepentingan, dan informasi keputusan yang berkaitan
yang tersedia harus memadai agar dengan alokasi sumber daya
dapat dimengerti. pembangunan.

2.3 Manfaat Good Governance
147

Berikut manfaat dari penerapan Good  Terhapusnya atau hilangnya


Governance: peraturan dan tindakan yang
 Kebijakan yang dikeluarkan sekiranya bersifat diskriminatif
pemerintah akan lebih dipercaya terhadap seseorang warga Negara,
dan diterapkan karena tercapainya golongan masyarakat, dan
kesimbungan dalam pengelolaan kelompok tertentu.
dan kebijakan yang dibuat  Kebijakan hukum yang lebih
berdasarkan prinsip transparansi, terjamin konsistensi dan
independence, kesetaraan, kepastiannya baik pada tingkat
akuntabilitas, dan konsep daerah maupun pusat.
responsibilitas.
 Meningkatkan partisipasi
masyarakat untuk ikut serta 2.4 Penerapan Good Governance di
mengambil kebijakan publik. Indonesia
 Meningkatnya moral dan rasa Good Governance sendiri sudah
tanggung jawab sosial di antara diterapkan di Indonesia sejak era
masyarakat yang kedepannya reformasi. Namun, seiring
akan memberikan dampak yang perkembangannya, pelaksanaan good
baik. governance di Indonesia belum dapat
 Timbulnya rasa kepercayaan di dikatakan berhasil karena masih memiliki
antara pemerintah dengan warga sejumlah kendala. Untuk menangani hal
negara maupun masyarakat tersebut, salah satu diantaranya
global. Hal ini tentu akan diperlukan transparansi terhadap
memberikan pengaruh terhadap masyarakat untuk bisa ikut berpartisipasi
sistem investasi di dunia dalam membuat kebijakan dan
internasional yang lebih sehat. pengawasan terhadap penyelenggaraan
 Terciptanya sistem pemerintahan pemerintahan.
yang lebih kondusif, karena tata Menerapkan good governance di
pelaksanaannya bersih, tranparan, Indonesia dapat memberikan dampak
efisien, efektif, dan akuntabel. positif bukan hanya untuk sistem
pemerintah namun juga untuk badan
 Sistem keuangan yang lebih baik,
usaha non pemerintah lainnya. Hal inilah
kuat, dan transparan, termasuk
yang kemudian menciptakan good
terkait audit internal dan
corporate governance.
eksternal.
 Kebijakan sosial, ekonomi, 3. Metodologi Penelitian
politik, dan kebijakan lain Metode Penelitian Pendekatan
sebagainya dapat dijalankan lebih yang digunakan dalam penelitian ini
maksimal karena berorientasi adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan
dengan prinsip-prinsip yang ada. kualitatif adalah suatu prosedur penelitian
 Administrasi yang lebih yang menghasilkan data deskriptif berupa
kompeten. kata-kata tertulis atau lisan orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati.
148

Pendekatan kualitatif memiliki memaksimalkan kinerja pemerintah desa,


karakteristik alami (Natural setting) Kepala Desa melakukan evaluasi terkait
sebagai sumber data langsung, deskriptif, kebijakan atau program yang sementara
proses lebih dipentingkan dari pada hasil. atau telah dilaksanakan. Evaluasi tersebut
Analisis dalam penelitian kualitatif dilakukan untuk memastikan bahwa
cenderung dilakukan secara analisis kebijakan atau program tersebut berjalan
induktif dan makna makna merupakan dengan baik.
hal yang esensial. Objek dalam penelitian Penerapan Asas Kepentingan
kualitatif adalah objek yang alamiah, atau Umum. Penerapan asas ini terlihat dari
natural setting, sehingga penelitian ini proses penyusunan Rencana
sering disebut penelitian naturalistik. Pembangunan Jangka Menengah Desa
Obyek yang alami adalah objek yang apa (RPJM Desa). Sebelum melakukan
adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti perumusan rencana masyarakat.
sehingga kondisi pada saat peneliti Selanjutnya dilakukan pembahasan
memasuki objek, setelah berada di objek ditingkat desa, melalui musyawarah desa
dan keluar dari objek relatif tidak untuk menentukan program kerja
berubah. pemerintah desa berdasarkan masukan
Pengolahan data dan penyajian dari berbagai pihak yang berkepentingan
data dilakukan dengan menggunakan di desa.
teknik analisis kualitatif. Dimana Penerapan Asas Keterbukaan. Pada
prosedur penelitian bersifat menjelaskan, umumnya memperlihatkan bahwa
mengelola, menggambarkan dan pemerintah desa memberikan informasi
menafsirkan hasil penelitian dengan terkait kegiatan apa yang akan dilakukan.
menyimpulkan proses penguatan prinsip- Hal ini perlu dilakukan agar supaya
prinsip dalam tata kelola manajemen masyarakat mengetahui secara persis
pemerintahan Desa kerja pemerintahan desa, khususnya
dalam pembangunan. Secara tidak
4. Pembahasan langsung pola keterbukaan yang
Penerapan Asas Kepastian Hukum. dilakukan oleh pemerintah desa
Pemerintah desa dituntut untuk dapat mendorong masyarakat untuk
menjalankan ketentuan yang ada secara berpartisipasi terhadap program yang
konsisten sehingga hak-hak setiap dilakukan oleh pemerintah desa.
masyarakat desa dapat terlindungi. Penerapan Asas Proporsionalitas.
Terkait hal ini pada umumnya asas Terkait penerapan asas ini, terlihat dari
kepastian hukum di desa telah berjalan keseimbangan antara hak dan kewajiban
dengan baik. Kebijakan yang diambil bagi masyarakat oleh pemerintah desa
oleh pemerintah desa didasarkan atas dan keseimbangan hak dan kewajiban
ketentuan peraturan perundang-undangan bagi aparat desa itu sendiri. Bagi
yang berlaku. Selanjutnya kebijakan yang masyarakat, pemerintah desa
dibuat oleh pemerintah desa dituangkan mengkhususkan pelayanan untuk
dalam bentuk regulasi ditingkat desa. masyarakat yang proaktif dalam kegiatan
Penerapan Asas Tertib pemerintahan, khususnya terkait
Penyelenggaraan Pemerintahan. Guna pemenuhan kewajiban mereka.
149

Sedangkan bagi aparat desa, Operasional Prosedur (SOP) terkait


keseimbangan hak dan kewajiban di penyelenggaraan pemerintahan desa.
dasarkan pada kinerja aparat itu sendiri. Penerapan Asas Kearifan Lokal.
Aparat desa yang kinerjanya baik Asas ini diterapkan dalam proses
diberikan reward oleh kepala desa pengambilan kebijakan pemerintahan
sedangkan aparat yang kinerjanya belum desa. Sebagaimana telah diuraikan pada
maksimal diberikan pembinaan hingga asas kepentingan umum, dimana dalam
punishment. hal pengambilan kebijakan oleh Kepala
Penerapan Asas Profesionalitas. Desa, selalu memperhatikan kebutuhan
Dalam mengukur penerapan asas ini, dan kepentingan masyarakat desa. Dalam
memperlihatkan masih banyak aparat teori kebijakan publik, sebuah kebijakan
desa yang belum mengenyam pendidikan akan bermanfaat apabila didasarkan pada
strata satu. Guna mengantisipasi identifikasi permasalahan yang ada
permasalahan ini Kepala Desa kemudian diformulasikan dalam sebuah
mengikutkan aparat desanya dalam kebijakan untuk menangani persoalan
kegiatan-kegiatan yang berfungsi untuk yang dihadapi. Identifikasi permasalahan
meningkatkan keahlian mereka. harus benar benar memetakan
Penerapan Asas Akuntabilitas. permasalahan kehidupan masyarakat.
Akuntabilitas penyelenggaraan Sehingga identifikasi permasalahan harus
pemerintahan desa dilakukan sesuai benar-benar memetakan permasalahan
dengan ketentuan yang berlaku. Setiap masyarakat.
akhir tahun anggaran Kepala Desa Penerapan Asas Keberagaman.
menyampaikan laporan penyelenggaraan Kehidupan sosial masyarakat diwarnai
pemerintahan desa kepada Kepala Daerah dengan berbagai macam kepentingan dan
yaitu Bupati/Walikota, memberikan latar belakang kehiduapan warganya.
laporan keterangan penyelenggaraan Sehingga pola pelayanan tidak bisa hanya
pemerintahan secara tertulis kepada diarahkan pada kelompok tertentu tetapi
Badan Permusyawaratan Desa, dan harus dapat melayani semua kelompok
memberikan informasi penyelenggaraan yang ada. Kepala Desa yang merupakan
pemerintahan secara tertulis kepada pucuk pimpinan tertinggi di desa
masyarakat. Apabila Kepala Desa telah merupakan hasil pilihan dari masyarakat.
mengakhiri masa jabatannya, maka Tentunya tidak semua masyarakat
Kepala Desa menyampaikan laporan memilih Kepala Desa definitif, pilihan
penyelenggaraan pemerintahan desa dapat terdistribusi ke berbagai calon
kepada Bupati/Walikota. kepala desa. Namun ketika calon kepala
Penerapan Asas Efektivitas dan desa terpilih untuk menjadi kepala desa
Efisiensi. Agar penyelenggaraan definitif, maka pelayanan yang diberikan
pemerintahan desa berjalan dengan tidak ditujukan pada kelompok yang
efektif dan efisien maka pemerintah desa memilihnya tetapi harus dapat
menentukan skala prioritas terhadap menjangkau semua orang termasuk
pekerjaan sesuai dengan sumber daya mereka yang tidak memilih yang
yang dimiliki oleh desa. Selain itu bersangkutan dalam proses pemilihan
pemerintah desa juga membuat Standar kepala desa.
150

Penerapan Asas Partisipatif. Hal ini aparat namun kenyataannya


dapat dilihat dari pola penyusunan RPJM belum semua aparat desa
Desa, dimana masyarakat diikutkan mengenyam pendidikan strata
dalam proses penyusunan perencanaan satu. Penempatan aparat belum
pembangunan desa. Langkah ini didasarkan pada kompetensi
dilakukan untuk memastikan bahwa apa keahlian yang dimiliki oleh
yang menjadi kebutuhan masyarakat aparart desa. Sehingganya untuk
dapat dituangkan dalam dokumen memaksimalkan pelaksanaan
rencana pembangunan desa. Selanjutnya tugas pemerintahan desa,
dalam proses pelaksanaan program kompetensi aparat perlu
pembangunan, masyarakat juga ditingkatkan.
dilibatkan baik sebagai pelaksana 3. Kedisiplinan. Kedisiplinan aparat
program maupun dalam melakukan desa dalam memberikan
evaluasi pelaksanaan program. Selain pelayanan kepada masyarakat
pelibatan masyarakat dalam penyusunan belum maksimal. Masih terdapat
rencana pembangunan desa, partisipasi aparat desa yang masuk kantor
masyarakat juga terlihat dalam bidang tidak sesuai dengan jam yang
politik. Dimana masyarakat terlibat aktif telah ditentukan, hal ini tentunya
dalam proses demokrasi lokal. menganggu proses pemberian
layanan kepada masyarakat.
4.1 Faktor Penghambat. 4.2 Faktor Pendukung.
Faktor-faktor yang menjadi Faktor-faktor pendukung dalam
penghambat dalam penerapan prinsip- penerapan prinsip-prinsip Good
prinsip Good Governance dalam tata Governance dalam tata kelola
kelola pemerintahan Desa adalah: pemerintahan Desa adalah:
1. Partisipasi masyarakat. Meski 1. Kerjasama. Kerjasama yang
pemerintah desa membuka ruang terbangun baik diantara
bagi keterlibatan masyarakat pemerintah desa maupun antara
dalam proses penyelenggaraan pemerintah desa dengan
pemerintahan desa, tetapi belum masyarakat merupakan faktor
semua masyarakat ikut yang paling menentukan. Seperti
berpartisipasi dalam proses pemberian layanan kepada
penyele-nggaraan pemerintahan masyarakat oleh aparat desa yang
desa. Hal ini dikarenakan aktivitas masuk kantor tidak sesuai dengan
masyarakat di desa yang juga jam yang telah ditentukan, hal ini
sibuk melaksanakan tugas mereka tentunya menganggu proses
masing-masing, baik sebagai pemberian layanan kepada
petani, tukang, dan pegawai (baik masyarakat guna mewujudkan
pegawai swasta maupun pegawai prinsip-prinsip good governance.
negeri). Kedisiplinan aparat desa dalam
2. Sumber daya manusia Latar memberikan pelayanan kepada
belakang pendidikan menentukan masyarakat belum maksimal.
kompetensi yang dimiliki oleh
151

2. Komunikasi Pemerintah desa telah mewujudkan (good governance).


pada umumnya mengedepankan Untuk mewujudkan good governance
komunikasi lintas kelompok diperlukan peran serta masyarakat dalam
sebagai upaya untuk mengontrol kinerja aparatur
memaksimalkan kinerja pemerintahan desa, dengan saling
penyelenggaraan pemerintahan bersinerginya komponen tersebut maka
desa. pemerintahan yang baik (good
Efektivitas tata kelola governance) akan terwujud.
pemerintahan desa ditandai oleh Pemerintah desa harus tanggap
kemampuan menggerakkan organisasi terhadap kebutuhan serta kepentingan
pemerintah desa dalam melayani rakyat desa serta jangan mengabaikan
masyarakat dan menguatkan kebutuhan serta kepentingan rakyat di
pertimbangan publik dalam pengambilan desa.
keputusan tingkat desa. Tokoh
masyarakat dan Badan Permusyawaratan DAFTAR PUSTAKA
Desa memegang peranan aktif dalam Buku:
meningkatkan kualitas tata kelola desa Dwiyanto Agus, 2008, Mewujudkan
yang pada akhirnya pemerintahan desa Good Governance Melalui
berupaya meningkatkan kesejahteraan Pelayanan Publik, Gadjah Mada
dan kepuasan warga desa. University Press.
Ilmar, Aminuddin, 2914, Hukum Tata
5. Kesimpulan Pemerintahan, Jakarta:
Implementasi prinsip-prinsip good Prenadamedia Group.
governance pada pemerintahan Desa Kaho, J.R, Prospek Otonomi Daerah di
harus mampu menyerap aspirasi Negara Republik Indonesia,
masyarakat dengan melakukan upaya- Jakarta: Rajawali Pers,
upaya strategis untuk mengembangkan Pasolong, Harbani, 2008, Kepemimpinan
good governance, begitu pula kegiatan Birokrasi, Bandung: Alfabeta.
pembangunan Desa dilakukan secara Sunarno Siswanto, 2014, Hukum
merata baik dalam bidang pembangunan Pemerintahan Daerah di
fisik maupun pembangunan mental Indonesia, Jakarta: Sinar
spiritual. Grafika.
Pemerintah desa dapat menerapkan
prinsip-prinsip good governance guna Dokumen dan Sumber Lain:
meningkatkan kesejahteraan rakyat serta Undang-Undang Dasar Negara Republik
menciptakan penataan pemerintah yang Indonesia Tahun 1945.
bersih, bertanggung jawab sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia
prinsip good governance. Kepala desa Nomor 28 tahun 1999 tentang
sebagai simbol dari pemerintahan desa Penyelenggaraan Negara yang Bersih
harus mampu melihat kondisi dan dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan
banyaknya masalah di masyarakatnya, Nepotisme
dimana rakyat sejahtera dapat dijadikan
tolak ukur bahwa pemerintahan desa
152

Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa

Anda mungkin juga menyukai