PROPOSAL
OLEH :
PENDAHULUAN
suatu komitmen besar untuk mendorong perluasan kesejahteraan bagi seluruh lapisan
kedesa-desa yang masih belum banyak melakukan pembangunan.harapan lain dapat menjadi
sebuah sejarah agar pedesaan indonesia dapat bersaing dengan pedesaan lainnya yang sudah
lebih dulu maju agar kepala desa dapat menjalankan tugasnya dari segi pembangunan dan
kesejahteraan masyarakat
bahwa desa memiliki hak asalusul dan hak tradisional dalam mengatur dan mengurus
bentuk, sehingga perlu dlindungi dan diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan
pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmus, dan sejahtera.
Dalam sejarah pengaturan desa, telah ditetapkan beberapa pengaturan tentang desa, namun
dalam pelaksanaanya, pengaturan tentang desa tersebut belum dapat mewadahi segala
kepentingan dan kebutuhan masyarakat desa hingga saat ini. Selain itu, pelaksanaan
pengaturan desa yang selama ini berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
zaman, terutama antara lain menyangkut kedudukan masyarakat hukum adat, demokratisasi,
keberagaman, partisipasi masyarakat, serta kemajuan dan pemerataan pembangunan
Kedudukan desa mempunyai prisip utama dalam negara kesatuan adalah negara yang
mempunyai kemerdekaan dan kedaulatan atas seluruh wilayah atau daerah yang dipegang
sepenuhnya oleh satu pemerintahan pusat. Kedudukan sendiri dalam NKRI tidak secara
eksplisit diatur dalam perundang-undangan, termasuk didalamnya UUD NRI tahun 1945.
Berdasarkan pasal 1 ayat 1 UndangUndang Nomor 6 tahun 2014 tentang desa menyatakan
bahwa desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain selanjutnya disebut
desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan desa, kepentingan masyarakat desa setempat
berdasarkan inisiatif masyarakat desa, hak asal-usul dan hak tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kemudian sebagaimana yang
dimaksudkan dalam penjelasan umum UndangUndang Nomor 6 tahun 20141 tentang desa di
dalam undang-undang tersebut diatur mengenai kelembagaan desa/desa adat yaitu lembaga
pemerintahan desa/desa adat yang terdiri atas pemerintahan desa dan badan permusyawaratan
Negara dan pembangunan merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Hal ini dikarenakan suatu Negara agar dapat mempertahankan kehidupannya,
selalu melakukan pembangunan. Pembangunan itu sendiri dapat dilakukan melalui berbagai
aspek, seperti: pembangunan ekonomi, sosial dan budaya maupun politik. Namun,
permasalahan pembangunan yang sering terjadi saat ini adalah masalah pembangunan
ekonomi. Hal ini didukung pula dengan adanya arus globalisasi, sehingga memudarkan batas
antar Negara dalam melakukan kegiatan ekonomi. Selain itu, pembangunan ekonomi juga
1
1 ayat 1 undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa
identik dengan kemajuan suatu bangsa. Padahal, tingginya tingkat ekonomi suatu Negara
belum tentu mencerminkan kemajuan dari suatu Negara secara keseluruhan. Hal ini
Indonesia adalah negara yang memiliki ribuan pulau dan terdiri dari banyak desa.
Bahkan Indonesia merupakan wilayah yang di bangun dan bergantung dari desa. Desa
merupakan wilayah yang mempunyai potensi alam yang besar. Dari sumber daya alam
tersebut, dapat dijadikan sebagai sumber bahan makanan dan bahan mentah. Sumber daya
alam yang dimiliki desa inilah yang dapat dijadikan pendorong untuk meningkatkan
pembangunan ekonomi secara nasional. Hal ini dikarenakan Indonesia menganut system
ekonomi rakyat yang terbukti bias menopang perekonomian nasional bahkan pada saat krisis.
Dengan kondisi desa yang seperti tertinggal, desa yang dapat dijadikan sebagai modal
pembangunan ekonomi, menjadi terhambat. Salah satu cara untuk meningkatkan atau
menggali potensi ekonomi desa agar tidak tertinggal, adalah dengan melakukan
pembangunan desa. Dengan adanya pembangunan desa, peningkatan ekonomi penduduk desa
khususnya di desa tertinggal akan dapat dilakukan sehingga menjadi desa yang tidak
tertinggal. Kondisi seperti ini memunculkan sebuah cara atau metode baru dalam hal
Kepala desa adalah pejabat pemerintahan desa yang mempunyai wewenang, tugas
dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga desanya dan melaksanakan tugas dari
pemerintah dan pemerintah daerah. Kepada desa memiliki kedudukan sebagai pemimpin
desa yang bertanggung jawab atas pembangunan desa dan perannya sebagai ujung tombak
pembangunan. Peran sebagai kepala desa adalah hal yang sangat penting, karena posisinya
sebagai pemegang kekuasan tertinggi didesa, yang berhak dalam memutuskan keputusan
2
1 ayat 1 undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa
penting dalam desa, mengarahkan, menampung aspirasi masyarakat serta mengayomi
pembangunan desa.
Kinerja kepala desa sebagai kepala pemerintahan desa atau pemimpin desa harus dapat
Kepala desa mempunyai peran penting dalam kedudukannya sebagai pemimpin yang dekat
dengan masyarakat. Dengan posisi yang demikian itu, prinsip pengaturan tentang kepala
desa adalah:
a) Sebutan kepala desa disesuaikan dengan sebutan lokal yang disetiap desa mempunyai
b) Kepala desa berkedudukan sebagai kepala pemerintahan desa dan sebagai pemimpin
masyarakat.
c) Kepala desa dipilih secara demokratis dan langsung oleh masyarakat setempat,
kecuali bagi desa yang dapat menggunakan mekanisme lokal dan dijadikan dasar
desa.
wilayah suatu pedesaan yang kemudian dapat menjadikan suatu desa yang mampu
mengelolah sumber kekayaan desa dengan baik. Tidak jauh dari itu sebuah pembangunan
wilayah pedesaan tersebut tidak terlepas dari peran serta dari seluruh masyarakat desa
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Kabupaten Malang ?
2. Apa hambatan yang dihadapi dan upaya mengatasi dalam memajukan perekonomian
2. Untuk mengetahui kendala atau hambatan dari wewengan yang dihadapi desa
1. Kegunaan Teoritis
rangka memajukan perekonomian masyarkat desa, dan apa saja yang menjadi hambatan
2. Kegunaan Praktis
b. Bagi masyarakat
informasi dan masukan bagi masyarakat terhadap kepala Desa dalam meningkatkan
mendukung kepala desa membuat kebijakan yang pro terhadap masyarakat desa
Sekarpuro.
c. Bagi peneliti
dalam memajukan dana desa yang menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa.
Salah satu aspek penting dalam kegiatan penelitian adalah menyangkut suatu manfaat
Dalam penelitian ini manfaat yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan masukan bagi kepala desa
analisis UU no 6 tahun 2014 tentang desa dalam kewenangan pemerintah desa dalam
rangka memajukan perekonomian masyarakat desa sekarpuro kecamatan pakis
kabupaten malang
3. Sebagai salah satu persyaratan dalam meraih gelar sarjana hukum pada Fakultas
Pembahasan dan penyajian suatu peneliti harus terdapat kateraturan agar terciptanya
karya ilmiah yang baik serta mempunyai alur pikiran yang jelas dan terfokus pada pokok
permasalahan. Oleh karena, itu penulis sistematika pembahasan dalam 5 (lima) bab dari judul
berdasarkan undang-undang nomor 6 tahun 2014. (Studi Kasus Desa Sekarpuro Kecamatan
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang uraian latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
Sehingga dalam bagian ini jelaslah tergambar masalah yang akan ditelit.
Bab ini berisi tentang masalah penelitian serta jawaban dari rumusan masalah, hasil
penelitian yang akan dilakukan akan di analisis sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan.
Dalam bab ini akan analisis kewenangan pemerintah desa dalam rangka memajukan
desa. Kemudian dijelaskan faktor faktor pengahambat dalam memajukan perekonomian desa.
Bab V Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh untuk menjawab pokok-pokok
BAB II
KAJIAN TEORI
Desa secara etimologi berasal dari bahasa sansekerta, deca yang berarti tanah air,
tanah asal atau tanah kelahiran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, desa adalah satu
kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan
sendiri (dikepalai oleh seorang kepala desa) atau desa merupakan kelompok rumah luar kota
yang merupakan kesatuan. Desa terbentuk atas prakarsa beberapa kepala keluarga yang
sudah bertempat tinggal menetap dengan memperhatikan asal-usul wilayah dan keadaan
bahasa, adat, ekonomi serta sosial budaya orang-orang setempat yang pada akhirnya
terbentuklah desa. Desa merupakan kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga
yang sudah menetap dan ketergantungannya pada sumber daya alam sekitarnya dengan
pemerintahan di bawah kabupaten/kota. Desa tidak sama dengan kelurahan yang statusnya di
bawah camat. Kelurahan hanyalah wilayah kerja lurah untuk melaksanakan administrasi
kecamatan dan tidak mempunyai hak untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat.
Desa menurut H.A.W. Widjaja dalam bukunya yang berjudul “Otonomi Desa”
menyatakan bahwa “Desa adalah sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
susunan asli berdasarkan hak asal-usul yang bersifat istimewa. Landasan pemikiran dalam
3
HAW. Widjaya, 2003, Otonomi Desa Merupakan Otonomi yang Asli, Bulat dan Utuh, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, h. 164
Pasal 1 Angka 1 Ketentuan Umum Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
1 Suparmini, Agustina Tri Wijayanti. 2015. Buku Ajar Masyarakat Desa Dan Kota (Tinjauan Geografis,
Sosiologis Dan Historis). Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta. hlm. 4
Sedangkan pengertian desa menurut UU Nomor 6 tahun 2014, desa adalah desa dan
desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
Jenis Desa yaitu Desa terdiri atas Desa dan Desa Adat. Penyebutan Desa atau Desa
Desa dan Desa Adat dalam satu wilayah. Desa atau yang disebut dengan nama lain
mempunyai karakteristik yang berlaku umum untuk seluruh Indonesia, sedangkan Desa
adat mempunyai karakteristik yang berbeda dari desa umumnya, terutama karena kuatnya
pengaruh adat terhadap sistem pemerintahan lokal, pengelolaan sumber daya lokal, dan
masyarakat lokal yang dipelihara secara turun-temurun yang tetap diakui dan
diperjuangkan oleh pemimpin dan masyarakat Desa Adat agar dapat berfungsi
mengembangkan kesejahteraan dan identitas sosial budaya lokal. Desa Adat memiliki hak
asal usul yang lebih dominan daripada hak asal usul Desa sejak Desa Adat itu lahir
sebagai komunitas asli yang ada di tengah masyarakat. Desa Adat adalah sebuah kesatuan
masyarakat hukum adat yang secara 4historis mempunyai batas wilayah dan identitas
budaya yang terbentuk atas dasar teritorial yang berwenang mengatur dan mengurus
4
Pada dasarnya kesatuan masyarakat hukum adat terbentuk berdasarkan tiga prinsip
dasar, yaitu genealogis, teritorial, dan/atau gabungan genealogis dengan teritorial. Yang
diatur dalam Undang-Undang ini adalah kesatuan masyarakat hukum adat yang
merupakan gabungan antara genealogis dan teritorial. Dalam kaitan itu, negara mengakui
dan menghormati kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya sepanjang
masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Implementasi dari kesatuan masyarakat hukum adat tersebut telah
ada dan hidup di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, seperti huta/nagori di
selatan, tiuh atau pekon di Lampung, desa pakraman/desa adat di Bali, lembang di Toraja,
Di dalam perkembangannya, Desa Adat telah berubah menjadi lebih dari 1 (satu)
Desa Adat; 1 (satu) Desa Adat menjadi Desa; lebih dari 1 (satu) Desa Adat menjadi Desa;
atau 1 (satu) Desa Adat yang juga berfungsi sebagai 1 (satu) Desa/kelurahan. Maka dari
itu, Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 memungkinkan perubahan status dari Desa atau
kelurahan menjadi Desa Adat sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia atas prakarsa masyarakat.
Demikian pula, status Desa Adat dapat berubah menjadi Desa/kelurahan atas prakarsa
masyarakat.
Negara Republik Indonesia yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-
daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan Kota, yang tiap-tiap
provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan
dan Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-
undang. Dalam hal ini diketahui bahwa Desa berkedudukan di Kabupaten/Kota yang bisa
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya serta menjalankan otonomi seluas-
Dalam Pasal 1 UU Nomor 6 tahun 2014, telah diatur tentang difinisi desa,
menyatakan bahwa desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Desa sebagai tempat kesatuan atau perkumpulan penduduk itu memiliki wewenang dalam
Pemerintahan desa, seperti kepala desa, perangkat desa dan lembaga kemasyarakatan.
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sedangkan perangkat desa adalah suatu susunan
beberapa orang perwakilan dari penduduk desa yang tugas nya adalah sama dengan kepala
desa yaitu untuk menyelenggarakan pemerintah yang baik dan kesejahteraan penduduk itu
sendiri. Kepala desa sebagai kepala pemerintahan di desa dalam menjalanakan wewenang
tidak dapat sewenang-wenang tetapi juga ada aturan-aturan yang memberikan batasan
terhadap wewenang yang di milikinya tersebut, dan juga dalam menentukan wewenang
yang dipegang oleh kepala desa tersebut juga memiliki Undang-Undang atau aturan yang
mengatur. Singkatnya di dalam UU Nomor 6 Tahun 2014 mengatur secara rinci dan detail
mengenai desa. Sedangkan keberadaan kelurahan secara detail dan rinci diatur dalam PP 73
di bawah wilayah kecamatan dan dipimpin oleh seorang Lurah. Lebih jelas mengenai
konsep kelurahan di atur dalam Pasal 1 angka 5 PP 73 Tahun 2005 yang menegaskan
bahwa Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat Daerah Kabupaten/Kota
b) pemberdayaan masyarakat;
c) pelayanan masyarakat;
Difinisi konsep kelurahan juga ditegaskan oleh Daldjoeni yang menegaskan bahwa
Dalam konteks otonomi di Indonesia, kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai
5
R.H.Unang Sunardjo, 1983, Pemerintahan Desa dan Kelurahan, Bandung: Tarsito.
terkecil setingkat dengan desa. Berbeda dengan desa, kelurahan memiliki hak untuk
Selain ada pemerintahan dalam bentuk kelurahan, ada juga pemerintahan dalam desa.
Difinisi konsep desa dapat dilihat dalam Pasal 1 angka 43 UU Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah. Ketentuan Pasal 1 angka 43 menentukan bahwa Desa adalah
desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selanjutnya dalam Pasal
1 angka 3 menegaskan Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan
nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
mempunyai tugas pokok yaitu: (1) melaksanakan urusan rumah tangga desa, urusan
pembantuan dari pemerintah, pemerintah Provinsi, dan pemerintah kabupaten. Dari tugas
pokok tersebut, lahirlah fungsi pemerintah desa yang berkaitan langsung dengan situasi
adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat desa sebagai
unsur penyelenggara pemerintah desa. Pemerintahan desa terdiri dari kepala desa dan
6
Hanif Nurcholis, 2011. pemerintahdesa. Jakarta : penerbit ERLANGGA
7
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa,
perangkat desa bertugas menyelenggarakan sistem pemerintahan desa, pembangunan,
Sejalan dengan itu, Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
bahwa pemerintah desa adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu
Pemerintah mengandung pengertian sebagai “organ” atau alat Negara yang menjalankan
“fungsi” dari pemerintah. Istilah pemerintah dalam arti “organ” atau alat negara, dapat
dibedakan menjadi dua yakni pemerintah dalam arti sempit, khusus hanya menyangkut
kekuasaan eksekutif. Menurut UUD 1945, pemerintah adalah presiden dan dibantu oleh
Menterimenteri. Pemerintah dalam arti luas adalah semua organ negara termasuk DPR
(eksekutif dan legislatif). Pada umumnya, yang disebut dengan “pemerintah” adalah
kekuasaan yang dalam arti ini melaksanakan wewenang yang sah dan melindungi serta
desa yang dibantu oleh perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.
mengayomi rakyat, serta memenuhi kebutuhan rakyat karena sifat hakikat negara
pemerintahan, semua wilayah dan batas-batasnya dapat dikontrol dan diawasi serta dapat
8
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa
diatur dengan mudah. Setiap wilayah memiliki pemerintahan dan perangkat
pemerintahannya sendiri mulai dari desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan
pemerintah pusat. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk mengetahui pemerintah desa
dan perangkatnya. Istilah pemerintahan dan pemerintah sendiri dalam masyarakat secara
umum diartikan sama, dimana kedua kata tersebut diucapkan bergantian (pemerintah atau
pemerintahan). Sebutan kedua kata atau istilah tersebut menunjuk pada penguasa atau
pejabat. Mulai dari Presiden hingga Kepala Desa, artinya semua orang yang memegang
jabatan disebutlah pemerintah atau pemerintahan, tetapi orang yang bekerja di dalam
disebutkan bahwa “kepala desa adalah pemimpin pemerintah desa tertinggi yang dalam
melaksanakan tugasnya dibantu oleh perangkat desa. Kepala desa diangkat dan dilantik
oleh bupati melalui pemilihan langsung oleh penduduk desa warga negara Republik
Indonesia dengan masa jabatan 6 (enam) tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1
membina ketertiban dan ketentraman, menjaga supaya hukum yang dilanggar dapat
dipulihkan seperti sediakala, tetapi juga agar orang-orang yang melanggar hukum itu
tidak mengulangi lagi perbuatannya dan orang-orang yang telah didamaikan benar-benar
9
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang petunjuk pelaksanaan undang-undang desa
Kepala desa adalah kepala organisasi pemerintahan desa yang berkedudukan strategis
dan mempunyai tanggung jawab yang luas. Tanggung jawab meliputi urusan tugas
pekerjaan yang terpisah dan terbagi kepada pejabat instansi pemerintah berdasarkan asas
pelayanan itu terpusat pada kepala desa. Tanggung jawab urusan tugas pekerjaan itu
dapat dilaksanakan sendiri oleh kepala desa atau melalui orang lain.
mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukumnya,
peraturan desa, menjaga kelestarian adat istiadat yang hidup dan berkembang didesa
bersangkutan.
rancangan peraturan desa, menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan
bersama BPD, menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APB
Desa untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD, membina kehidupan masyarakat desa,
mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum
untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan melaksanakan
Kepala desa dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan UU
Desa No. 6 Tahun 2014 maka dikatakan dalam pasal 26 sebagai berikut:
masyarakat desa.
2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepala desa
berwenang :
3) Dalam menjalankan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepala desa
berhak :
10
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014, kepala desa mempunyai wewenang menyelenggarakan urusan
pemerintahan.
11
UU Desa No. 6 Tahun 2014 pasal 26 tugas dan tanggung jawab kepala desa
b. Mengajukan struktur organisasi dan tata kerja pemerintah desa. c.
perangkat desa
pasal 14 yaitu :
BPD
dan mengurus kepentingan masyarakatnya. Kepala desa dalam hal ini bertanggung
tersebut kepada bupati.Desa dapat melakukan perbuatan hukum, baik hukum publik maupun
hukum perdata, memiliki kekayaan, harta benda dan bangunan serta dapat dituntut dan
dengan budaya yang berkembang di desa yang bersangkutan, yang berfungsi sebagai
lembaga legislasi dan pengawasan dalam hal pelaksanaan Peraturan Desa, Anggaran
Badan Permusyawaratan Desa adalah wakil penduduk desa yang dipilih dari
dan oleh penduduk desa yang mempunyai fungsi mengayomi, adat istiadat, membuat
peraturan desa dan mengawasi penyelenggaraan pemerintahan desa. Untuk itu BPD dan
kewajibannya, kepala desa bertanggung jawab kepada rakyat melalui BPD dan
Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
karenanya BPD sebagai jembatan penghubung antara kepala desa dengan masyarakat desa,
juga dapat menjadi lembaga yang berperan sebagai lembaga representasi dari masyarakat.
Dalam Permendagri Nomor 110 Tahun 2016 BPD berkedudukan sebagai lembaga yang
Kemudian di dalam pasal 5 ayat 1 disebutkan bahwa anggota BPD merupakan wakil
dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan keterwakilan perempuan yang
jumlah gasal, paling sedikit 5 (lima) orang dan paling banyak 9 (sembilan) orang. Kemudian
dalam ayat 3 menyebutkan Penetapan Jumlah anggota BPD sebagaimana dimaksud jumlah
penduduk dan kemampuan Keuangan Desa. Tugas Badan Permusyawaratan desa diatur
dalam Menteri dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 110 Tahun 2016 tentang Badan
Permusyawaratan Desa pasal 32, bahwa Badan Permusyawaratan Desa mempunyai tugas:
waktu;
Kata kewenangan berasal dari kata dasar wewenang yang diartikan sebagai hal
berwenang, hak dan kekuasaan yang dipunyai untuk melakukan sesuatu. Kewenangan adalah
apa yang disebut kekuasaan formal, kekuasaan berasal dari kekuasaan legislate (diberi oleh
terdiri dari beberapa wewenang adalah kekuasaan terhadap segolongan orang tertentu atau
Dalam literature ilmu politik, ilmu pemerintahan, dan ilmu hukum sering ditemukan
istilah kekuasaan, kewenangan, dan wewenang. Kekuasaan sering disamakan begitu saja
demikian pula sebaliknya. Bahkan kewenangan sering disamakan juga dengan wewenang.
Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan dalam arti bahwa “ada satu pihak yang memerintah
dan pihak lain yang diperintah” (the rule and the ruled).
wewenang (competence, bevoegheid). Kewenangan adalah apa yang diberikan oleh undang-
undang, sedangkan wewenang hanya mengenai suatu “onderdeel” (bagian) tertentu saja dari
wewenang dalam rangka pelaksanaan tugas, dan memberikan wewenang serta distrubi
12
Prajudi Atmosudirjo, Hukum Administrasi Negara, Jakarta, Ghalia Indonesia, Hal. 78
pengertian wewenang adalah kemampuan yang diberikan oleh peraturan perundang-
Di dalam negara hukum dikenal atas legalitas yang menjadi pilar utamanya dan
merupakan salah satu prinsip utama yang dijadikan dasar dalam setiap penyelenggaraan
pemerintahan dan keneharaan di setiap negara hukum terutama bagi negara-negara hukum
diperoleh melalui tiga sumber yaitu ; atribusi, delegasi, mandate. Kewenangan atribusi
kewenangan delegasi dan mandate adalah kewenangan yang berasal dari pelimpahan
kewenangan yang ada, atau dengan kata lain pemindahan atribusi kepada pejabat
mandat yaitu dalam hal ini tidak ada sama sekali pengakuan kewenangan atau pengalihan
tangan kewenangan, yang ada hanyajanji-janji kerja intern antara penguasa dan pegawai
(tidak adanya pemindahan tanggung jawab atau tanggung jawab tetap pada yang memberi
mandat). Setiap kewenangan dibatasi oleh isi atau materi, wilayah dan waktu. Cacat dalam
undangan yang pada puncaknya diberikan oleh UUD 1945 atau UU kepada suatu lembaga
13
Philipus m. Hadjon, Wewenang, Makalah, Universitas Airlangga, Surabaya, Hal. 112
14
Ridwan H.R., Hukum Administrasi Negara, 2013, Jakarta, PT Raja Grafindo, Hal.104
negara atau pemrintah. Kewenangan tersebut melekat terus menerus dan dapat dilaksanakan
atas prakarsa sendiri setiap diperlukan. Disini dilahirkan atau dicipkatakan suatu wewenang
dibedakan: original legislator, dalam hal ini di tingkat pusat adalah MPR sebagai pembentuk
Undang-undang Dasar dan DPR bersama Pemerintah sebagai yang melahirkan suatu undang-
undang. Dalam kaitannya dengan kepentingan daerah, oleh konstitusi diatur dengan
melibatkan DPD. Di tingkat daerah yaitu DPRD dan pemerintah daerah yang menghasilkan
Peraturan Daerah.
Pada delegasi, terjadilah pelimpahan suatu wewenang yang teah ada oleh badan atau
jabatan tata usaha negara yang telah memperoleh wewenang pemerintahan secara atributif
kepada badan atau jabatan tata usaha negara lainnya. Jadi suatu delegasi selalu diawali oleh
atribusi wewenang.
pengertian mandataris dalam konstruksi mandataris menurut penjelasan UUD 1945 sebelum
perubahan. Dalam Hukum Administrasi Negara mandat diartikan sebagai perintah untuk
dan tidak terjadi peralihan tanggung jawab. Berdasarkan uraian tersebut, apanila wewenang
yang diperoleh organ pemerintahan secara atribusi itu bersifat asli berasal dari peraturan
undangan. Penerima dapat menciptakan wewenang baru atau memperluas wewenang yang
sudah ada dengan tanggung jawab intern dan ekstern pelaksanaan wewenang yang
Kewenangan secara umum merupakan lingkup kekuasaan yang dimiliki seseorang atau
sesuai dengan wewenang yang diberikan kepadanya. Menurut Kaplan (2011:6) “kewenangan
adalah kekuasaan Formal yang berhak untuk mengeluarkan perintah dan membuat peraturan-
menimbulkan akibat hukum, dan hak yang berisi kebebasan untuk melakukan atau tidak
melakukan tindakan tertentu atau menuntut pihak lain untuk melakukan tindakan tertentu.
Menurut Bagir Manan wewenang dalam bahasa hukum tidak sama dengan kekuasaan.
Kekuasaan hanya menggambarkan hak untuk berbuat dan tidak berbuat.Wewenang sekaligus
Pengertian kewenangan menurut Stout (2010:71) adalah Pengertian yang berasal dari
hukum organisasi pemerintah, yang dapat dijelaskan sebagai keseluruhan aturan yang
hukum publik di dalam hubungan hukum publik. Adapun pengertian kewenangan menurut
Tonaer (2011:5) adalah kemampuan untuk melaksanakan hukum positif, dan dengan begitu,
dapat diciptakan hubungan hukum antara pemerintah dengan warga negara. Otoritas atau
kepatuhan kekuasaan itu meletakkan kleimnya atas otoritas yang dikuasai. Yang dimaksud
dengan otoritas atau wewenang ialah hak yang sudah didirikan, dalam ketertiban sosial
atas pokok persoalan yang relevan, dan untuk mendamaikan pertentangan-pertentangan, atau
Kelembagan berasal dari kata lembaga yang berarti aturan dalam organisasi atau
kelompok masyarakat untuk mambantu anggotanya dapat berinteraksi dengan yang lain
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Selain itu lembaga juga dapat diartikan sebgai
aturan dalam sebuah kelompok sosial yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosia,
politik, dan ekonomi. Kelembagaan berisi sekelompok orang yang bekerjasama dengan
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang
berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Sementara
tindakan ekonomi adalah setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling baik
dan paling menguntungkan. Dalam melakukan tindakan, maka ada motif ekonomi
diantaranya motif intrinsic yang dilakukan berdasarkan kemauan sendiri dan motif ekstrinsif
interaksi antar anggotanya. Hal inilah yang melatar belakangi ekonomi lembaga
bagian dari struktur sosial sehingga menjadi utuh dan saling berkesinambungan khususnya
Pinrang, terdapat beberapa ekonomi kelembaga masyarakat diantaranya BUD (Badan Usaha
Desa), SPP (simpan pinjam perempuan), KUD (koperasi unit desa), dan koperasi. Keempat
15
(Clara, 2012) lembaga perekonomian masyarkat
ekonomi lembaga kemasyarakatan merupakan suatu kegiatan kelompok masyarakat yang
BAB III
METODE PENELITIAN
yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis
mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis
untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan
penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong peneliti
Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum empiris yang bersifat
unsur manusia sebagai instrumen penelitian maka akan mempermudah penyesuaian dengan
kenyataan yang terjadi dilapangan. Peneliti akan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti
obyek kajiannya dan mengadakan interaksi langsung dengan masyarakat yang bertujuan
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2003).
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sekarpuro yang terletak di Desa Sekarpuro Jl. Locari,
Kabupaten Malang, Adapun jadwal penelitian, yang tertera pada tabel dibawah ini.
menganalisa aturan dan regulasi yang berkaitan dengan isu hukum tersebut. Pendekatan
Histori adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara melihat suatu permasalahan yang
melatar belakangi dengan apa yang dipelajari serta perkembangan pengaturan terkait isu
mengusai konsep secara benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep.konsep
menyajikan konsep dalam memberi kesempatan kepada pemeritah desa untuk menjadi
MA16 terdiri dari penelitian hukum normatif dan penelitian hukum sosiologis atau
empiris. Penelitian hukum normatif terdiri dari penelitian terhadap azas-azas hukum,
hukum sosiologis atau empiris merupakan penelitian terhadap identifikasi hukum dan
efektifitas hukum dalam dinamika sosial kemasyarakatan. Untuk itu hukum seringkali
Namun berbeda menurut Prof. Dr. Peter Mahmud Marzuki, SH., MS., LLM 17 yang
penelitian hukum. Menurut beliau penelitian hukum sosiologis maupun penelitian hukum
hanya memiliki objek yang sama, yakni hukum. Penelitian hukum sosiologis hanya
menempatkan hukum sebagai gejala sosial, dan hukum hanya dipandang dari segi luarnya
saja, dan yang menjadi topik seringkali adalah efektifitas hukum, kepatuhan terhadap hukum,
16
Prof. Dr.Soerjono Soekanto, SH., MA
17
Prof. Dr. Peter Mahmud Marzuki, SH., MS., LLM,jakarta penelitian hukum sosiologis 2011 hlm 62
implementasi hukum, hukum dan masalah sosial atau sebaliknya. Untuk itu hukum selalu
menganalisis hipotesa diperlukan data, sehingga hasil yang diperoleh adalah menerima atau
Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara purvosive
sampling dan snowball sampling, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.
Menurut Faisal (dalam Sugiono, 2016: 221)18 sumber data atau informan sebaiknya yang
mengumpulkan data dengan mempelajari buku –buku sebagai bahan refrensi. Penelitian
a. Observasi, ini dalam proses pengumpulan data berfungsi untuk mencatat peristiwa,
situasi, kondisi, dan hal-hal yang berguna dalam penelitian. Hasilnya yaitu
18
Sugiono, 2016: hlm 22
informasi yang berupa catatan harian, daftar checklist, turun serta melihat secara
yang diajukan peneliti. Lembar wawancara ini merupakan pedoman utama dalam
pengumpulan data dari responden yang digunakan sebagai bahan penelitian tentang
Sekarpuro.
sebelumnya. Hal ini berupa catatan tertulis, dokumen, foto, dan lain sebagainya.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka metode analisis data yang digunakan adalah
deskriptif peran kepala desa. Melalui teknik tersebut, akan digambarkan seluruh fakta
yang diperoleh dari lapangan dengan menerapkan prosedur sebagai berikut: analisis
Menurut Miles dan Huberman (1992:16),19 secara umum analisis data kualitatif terdiri
dari 3 (tiga) alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan masing-masing adalah:
1. Reduksi
Data Reduksi data yaitu sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-
19
Menurut Miles dan Huberman secara umum analisis data kualitatif (1992:hlm 16)
catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang
2. Penyajian Data
Alur penting yang kedua dari kegiatan analisis data adalah penyajian data dalam
bentuk sekumpulan informasi yang tersusun secara lebih sistematis yang memberi
melihat penyajian data kita akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa
yang harus dilakukan, lebih jauh menganalisis atau mengambil tindakan berdasarkan
atas pemahaman yang didapat dari penyajian-penyajian data tersebut. Data dapat
disajikan dalam bentuk matriks, jaringan grafik, bagan dan sebagainya yang
mempermudah peneliti memahami pola umum dari data atau informasi yang
diperoleh.
3. Menarik Kesimpulan/Verifikasi
yang diperoleh. Untuk itu sejak pengumpulan data awal, peneliti berusaha memaknai
data yang diperoleh dengan cara mencari pola, model, tema, hubungan persamaan,
alur sebab akibat dan hal lain yang sering muncul. Pada awalnya kesimpulan itu
masih kabur tetapi semakin lama kesimpulan akan semakin jelas setelah dalam
makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan
yang menjadi sasaran dalam penelitian. Adapun alasan dipilihnya lokasi penelitian di Desa
Sekarpuro Kecamatan Pakis Kabupaten Malang sebagai lokasi penelitian yaitu karena di
Desa sekarpuro belum pernah diadakan penelitian yang serupa khususnya mengenenai
berdasarkan undang-undang nomor 6 tahun 2014 tetang desa di Desa sekarpuro Kecamatan