Anda di halaman 1dari 36

Ujian Tengah Semester

Nama:Maria Aviera Inggrid Kota Sando

NIM:1822121095

MK :seminar Masalah Administrasi

Proposal:
A. Judul : EFEKTIFITAS PELAKSANAAN ADMINISTRASI
PEMERINTAHAN DESA DALAM KAITANNYA DENGAN
TUGAS POKOK DAN FUNGSI FASILITATOR DESA DI
KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA
TENGGARA TIMUR

B. Latar Belakang masalah

Kabupaten sumba Barat Daya merupakan bagian dari


wilayah provinsi Nusa Tenggara Timur. Sumba Barat Daya
merupakan pemekaran dari Kabupaten Sumba Barat pada tahun 2007.
Sumba Barat Daya terdiri dari 12 Kecamatan dan tediri dari 173 desa.
Mayoritas masyarakat hidup sebagai petani. Tingkat pendidikan
menggambarkan bahwa sebagian masyarakat berpendidikan rendah
dengan klasifikasi pendidikan 40 % tidak sekolah, 20 % pendidikan
sekolah Dasar dan menengah pertama, 35 % SMA dan 15 %
Pendidikan Sarjana dan Diploma.

Desa merupakan struktur Pemerintahan paling bawah yang


memiliki peranan penting dalam upaya memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Selanjutnnya berdasarkan UU No 6 tahun 2014
dan PP no 43 tahun 2014 disebutkan bahwa Desa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai referensi dari uraian tentang desa, maka Permen
Desa no. 01 tahun 2015 dijelaskan bahwa desa adalah desa adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,
hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selanjutnya Kewenangan Desa adalah kewenangan yang


dimiliki Desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan
Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat Desa.
Kewenangan berdasarkan hak asal usul adalah hak yang merupakan
warisan yang masih hidup dan prakarsa Desa atau prakarsa
masyarakat Desa sesuai dengan perkembangan kehidupan
masyarakat. Kewenangan lokal berskala Desa adalah kewenangan
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat Desa yang
telah dijalankan oleh Desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh
Desa atau yang muncul karena perkembangan Desa dan prakasa
masyarakat Desa.

Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan


pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Desa
adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu
perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan
nama lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan
yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan
keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis. Musyawarah
Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara
Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur
masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa
untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.

Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan


yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati
bersama Badan Permusyawaratan Desa. Pembangunan Desa adalah
upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-
besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

Regulasi yang mengatur tentang pemerintahan desa dapat


dilihat dalam Permen desa No 1,2,3,4, dan no 5 tahun 2015, regulasi
tersebut mengatur tentang kewenangan desa dan struktur
pemerintahan desa dalam upaya memberikan pelayan kepada
masyarakat.

Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya dalam upaya


mendukung aneka program di desa serta mensinergikan program
pemerintahan daerah, maka berbagai bentuk suport atau dukungan
yang diberikan kepada pemerintahan desa telah dilakukan. Sejak
tahun 2013 hingga saat ini Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya
telah menempatkan Fasilitator desa di 173 desa di wilayah Kabupaten
Sumba Barat Daya. Pendampingan Desa adalah kegiatan untuk
melakukan tindakan pemberdayaan masyarakat melalui asistensi,
pengorganisasian, pengarahan dan fasilitasi Desa. Sedangkan
Pendamping desa atau fasilitator adalah orang yang melakukan
kegiatan pendampingan di desa dalam upaya melakukan tindakan
pemberdayaan masyarakat melalui asistensi, pengorganisasian,
pengarahan dan fasilitasi Desa

Secara nasional dasar hukum penempatan Fasdes di desa


dituangkan dalam Permen Desa No 3 tahun 2015 tentang
pendampingan desa dan untuk Kabupaten Sumba Barat Daya
dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Barat Daya
no 07 tahun 2013 dan Perda No 3 tahun 2019.

Tugas pokok dan fungsi Fasilitator desa atau pendamping


desa sesuai Permen desa no 3 tahun 2015 adalah :

a. Mendampingi Desa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan


pemantauan terhadap pembangunan Desa dan pemberdayaan
masyarakat Desa;

b. Mendampingi Desa dalam melaksanakan pengelolaan pelayanan


sosial dasar, pengembangan usaha ekonomi Desa, pendayagunaan
sumber daya alam dan teknologi tepat guna, pembangunan sarana
prasarana Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa;
c. Melakukan peningkatan kapasitas bagi Pemerintahan Desa,
lembaga kemasyarakatan Desa dalam hal pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat Desa;

d. Melakukan pengorganisasian di dalam kelompok-kelompok


masyarakat Desa;

e. Melakukan peningkatan kapasitas bagi Kader Pemberdayaan


Masyarakat Desa dan mendorong terciptanya kader-kader
pembangunan Desa yang baru;

f. Mendampingi Desa dalam pembangunan kawasan perdesaan


secara partisipatif; dan

g. Melakukan koordinasi pendampingan di tingkat kecamatan dan


memfasilitasi laporan pelaksanaan pendampingan oleh Camat kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

h. Memfasilitasi program pemerintahan daerah di setiap desa


sesuai dengan visi misi dan program strategis Kabupaten sumba Barat
Daya.

Sebelum Fasilitator desa ditempatkan di setiap desa ,maka harus


melalui tahapan edukatif berikut ini :

• Bimtek atau bimbingan teknik merupakan sebuah tahapan


edukatif yang diberikan fasilitator desa agar dapat memahami tugas
pokok dan fungsinya serta hal-hal yang harus dilakukan di desa.

• Pemerintah daerah Kabupaten Sumba Barat Daya menempatkan


seorang fasilitator desa ( Fasdes ) di setiap desa di Kabupaten Sumba
Barat Daya untuk membantu memfasilitasi Pemerintahan desa aneka
program. Keberadaan fasdes di desa tidak mengintervensi kebijakan
otonomi desa dalam kaitannya pelaksanaan pemerintahan desa.

• Pemerintaha daerah Kabupaten sumba Barat Daya selalu


melakukan monitotoring dan kontroling kepada setiap fasdes seta
wajib memberikan progress report terhadap setiap kegiatan di desa.

C. Perumusan Masalah.

Sesuai dengan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan


permasalahan dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana peran fasilitator desa seta tugas pokok dan fungsi


dalam memfasilitasi program Pemerintah Kabupaten Sumba Barat
Daya dalam upaya mendukung Pemerintahan desa ?

2. Apa hambatan-hambatan yang sering terjadi dan yang dialami


fasdes dalam upaya membantu pemerintahan desa?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.

• Tujauan Penelitian

Suatu penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas,tujuan penelitian


adalah untuk memecahkan masalah agar suatu penelitian dapat terarah
dalam menyajikan data akurat. Maka dalam hal ini tujuan yang
hendak dicapai oleh peneliti adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan administrasi


pemerintahan desa serta peran Fasilitator desa dalam memfasilitasi
program Pemerintah Kabupaten Sumba Barat daya dalam
memfasilitasi masyarakat dan pemerintahan desa.

2. Untuk menjelaskan bagaimana kendala yang dialami fasdes


yang terjadi dalam proses memfasilitasi Pemerintahan desa .

• Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka penelitian diharapkan


dapat berguna:

a. Bagi Peneliti

1. Penelitian ini memberikan manfaat bagi peneliti selaku


mahasiswa sehingga menjadi khasanah pengetahuan, serta menjadi
materi edukatif yang dapat diimplementasikan ketika masuk ke dunia
kerja. Serta mahasiswa dapat mengetahui bagaimana peran Fasilitator
desa dalam memfasilitasi program Pemerintah dalam memfasilitasi
masyarakat dan pemerintahan desa.

2. Untuk lebih mengembangkan penalaran ,membentuk pola pikir


yang dinamis,sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam
menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah.

3. Memberikan masukan dan manfaat bagi semua pihak terutama


sumbangan pemikiran dalam pelaksanaan administrasi pemerintahan
desa.

4. Dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menganalisis tugas


pokok dan fungsi fasilitator desa.

b. Bagi Fakultas atau Universitas


Agar menjadi referensi yang dapat dikaji secara akademik tentang
administrasi Pemerintahan dan menjadi referensi untuk mengetahui
kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitian dan dituangkan
dalam sebuah skripsi sebagai persyaratan akademik.

c. Instansi/ Pemerintah

Manfaat penelitian bagi instansi Pemerintah adalah memperbaiki


kinerja fasilitator dalam mengimplementasikan tugas pokok dan
fungsi sebagai fasilitator.

C. Tinjauan Teoritis.

Untuk mendukung penelitian ini,penulis mengetengahkan pengertian


desa, kewenangan desa, pemahaman tentang administrasi, pengertian
fasdes serta tugas pokok dan fungsi ( Tupoksi ) fasilitator desa untuk
memfasilitasi program Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya.

1. Pengertian Desa .

Desa merupakan struktur Pemerintahan paling bawah yang


memiliki peranan penting dalam upaya memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Selanjutnnya berdasarkan UU No 6 tahun 2014
dan permen desa no 1,2,3,4,5 tahun 2015 disebutkan bahwa Desa
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,
hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selanjutnya Kewenangan Desa adalah kewenangan yang
dimiliki Desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan
Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat Desa.
Kewenangan berdasarkan hak asal usul adalah hak yang merupakan
warisan yang masih hidup dan prakarsa Desa atau prakarsa
masyarakat Desa sesuai dengan perkembangan kehidupan
masyarakat. Kewenangan lokal berskala Desa adalah kewenangan
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat Desa yang
telah dijalankan oleh Desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh
Desa atau yang muncul karena perkembangan Desa dan prakasa
masyarakat Desa.

Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan


pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Desa
adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu
perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan


nama lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan
yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan
keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis. Musyawarah
Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara
Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur
masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa
untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.

Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan


yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati
bersama Badan Permusyawaratan Desa. Pembangunan Desa adalah
upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-
besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

Regulasi yang mengatur tentang pemerintahan desa dapat


dilihat dalam Permen desa No 1,2,3,4, dan no 5 tahun 2015, regulasi
tersebut mengatur tentang kewenangan desa dan struktur
pemerintahan desa dalam upaya memberikan pelayan kepada
masyarakat.

2. Pengertian fasilitator desa.

Pendampingan Desa adalah kegiatan untuk melakukan


tindakan pemberdayaan masyarakat melalui asistensi,
pengorganisasian, pengarahan dan fasilitasi Desa. Sedangkan
Pendamping desa atau fasilitator adalah orang yang melakukan
kegiatan pendampingan di desa dalam upaya melakukan tindakan
pemberdayaan masyarakat melalui asistensi, pengorganisasian,
pengarahan dan fasilitasi Desa

Sebagai dasar hukum penempatan Fasdes di desa maka


dituangkan dalam Permen Desa No 3 tahun 2015 tentang
pendampingan desa serta Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Barat
Daya no 07 tahun 2013 dan Perda No 3 tahun 2019.
Tugas pokok dan fungsi Fasilitator desaatau pendamping
desa sesuai Permen desa no 3 tahun 2015 adalah :

a. Mendampingi Desa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan


pemantauan terhadap pembangunan Desa dan pemberdayaan
masyarakat Desa;

b. Mendampingi Desa dalam melaksanakan pengelolaan pelayanan


sosial dasar, pengembangan usaha ekonomi Desa, pendayagunaan
sumber daya alam dan teknologi tepat guna, pembangunan sarana
prasarana Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa;

c. Melakukan peningkatan kapasitas bagi Pemerintahan Desa,


lembaga kemasyarakatan Desa dalam hal pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat Desa;

d. Melakukan pengorganisasian di dalam kelompok-kelompok


masyarakat Desa;

e. Melakukan peningkatan kapasitas bagi Kader Pemberdayaan


Masyarakat Desa dan mendorong terciptanya kader-kader
pembangunan Desa yang baru;

f. Mendampingi Desa dalam pembangunan kawasan perdesaan


secara partisipatif; dan

g. Melakukan koordinasi pendampingan di tingkat kecamatan dan


memfasilitasi laporan pelaksanaan pendampingan oleh Camat kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
h. Memfasilitasi program pemerintahan daerah di setiap desa
sesuai dengan visi misi dan program strategis Kabupaten sumba Barat
Daya.

E. Kerangka Berpikir

a. Administrasi pemerintahan merupakan bagian yang sangat


urgen dalam rangka mengelolah,mengatur dan mengarsipkan naskah
dalam pelayanan publik kepada masyarakat dalam semua sektor
pembangunan. Oleh karena itu pelaksanaan administrsi secara efektif
sangat penting dalam upaya tepat perencanaan, tepat pelaksanaan,
tepat tujuan dan tepat monitoring dan evaluasi.

b. Kehadiran fasilitator adalah sangat strategi dalam upaya


membantu pemerintahan desa dalam memfasilitasi pemerdayaan
masyarakat desa dan sekaligus menjadi nara sumber akan semua hal
sesuai tugas pokok dan fungsinya dan sekaligus membantu aparat
pemerintahan desa dalam pembangunan desa.

G. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara


( Dugaan sementara ) mengenai ada tidaknya hubungan antara dua
atau lebih fenomena atau obyek yang diteliti. Dalam kaitannya
dengan efektifitas pelaksanaan administrasi Pemerintahan desa dalam
kaitannya dengan tugas pokok dan fungsi Fasilitator desa,maka
dugaan permasalahan yang mau diteliti adalah :
1. Bagaimana upaya atau bentuk administrasi Pemerintahan desa
dalam kaitanya dengan tugas pokok dan fungsi fasilitator desa.

2. Kriteria apa saja yang menunjang efektifitas pelaksanaan


administrasi Pemerintahan Desa dalam kaitanya dengan tugas poko
dan fungsi Fasilitator desa.

H. Defenisi Operasional

Berkaitan dengan judul proposal penelitian tersebut,maka defenisi


konsepsionalnya adalah :

1. Efektifitas

Dalam kamus Bahasa indonesia karangan WJS Purwadarminta


efektifitas berasal dari kata efektif yang mengandung arti ada efeknya
( pengaruhnya,akibatnya atau kesanya ) sedangkan Pengertian atau
pemahaman efektifitas dalam kaitannya dengan proposal tersebut
mengandung pengertian bahwa administrasi pemerintahan desa harus
dijalankan dengan baik oleh karena adanya kemampuan fasilitator
desa dalam memfasilitasi, mengarahkan dan membimbing
pelaksanaan administrasi secara baik.

2. Administrasi

Dalam Kamus Bahasa Indonesia karangan WJS Purwadarminta Kata


administrasi mengandung arti tata usaha. Jadi administrasi
mengadung pengertian tata kelolah naskah atau administrasi.

3. Pemerintahan Desa
Dalam Pertauran Pemerintah no 43 tahun 2014 dijelaskan bahwa
Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan RepublikIndonesia serta Pemerintah Desa adalah kepala
Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

4. Fasilitator Desa

Pendampingan Desa adalah kegiatan untuk melakukan tindakan


pemberdayaan masyarakat melalui asistensi, pengorganisasian,
pengarahan dan fasilitasi Desa. Sedangkan Pendamping desa atau
fasilitator adalah orang yang melakukan kegiatan pendampingan di
desa dalam upaya melakukan tindakan pemberdayaan masyarakat
melalui asistensi, pengorganisasian, pengarahan dan fasilitasi Desa

I. Defenisi Konsepsional.

Defenisi konsepsionl merupakan defenisi konsep tentang pendapat


ahli yang lebih dahulu melakukan penelitian tengang obyek yang
diteliti.

J. Perincian Data Yang Dibutuhkan

Data yang dibutuhkan dalam penelitian untuk melengkapi


kesempurnaan skripsi adalah :

1. Data program yang difasilitasi oleh fasilitator desa

2. Data dan jumlah desa


3. Data progres kemajuan sebagai dampak kehadiran fasilitator di
desa

4. Model dan bentuk administrasi pemerintahan desa.

K. Methode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian sosiologis/empiris, yakni


ingin mengkaji efektivitas pelaksanaan administrasi Pemerintahan
desa dalam kaitannya dengan tugas dan pokok dan fungsi fasilitator
desa di Kabupaten Sumba Barat Daya.

b. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, adalah


pendekatan sosiologis, yakni ingin efektivitas pelaksanaan
administrasi Pemerintahan desa dalam kaitannya dengan tugas dan
pokok dan fungsi fasilitator desa di Kabupaten Sumba Barat Daya

2. Teknik Pengumpulan Data

Guna memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini,


peneliti menggunakan beberapa teknik, yaitu :

a. Wawancara (Interview), yakni mewawancarai langsung secara


terstruktur dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten
Sumba Barat Daya, Beberapa Fasilitator desa dan Pemerintahan Desa
dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disediakan.
b. Pengamatan (observasi), yakni melakukan pengamatan secara
langsung di lapangan atau di desa.

c. Data kepustakaan, diperoleh yakni dengan cara


membaca,mencatat,dan menelusuri literatur-literatur,jurnal-jurnal
administrasi pemerintahan dan internet berkaitan dengan masalah
yang diteliti.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku

Permendesa no 1 tahun 2015 tentang kewenangan dan asal usul


berskala desa

Permendesa no 2 tahun 2015 tentang pedoman dan tata tertib


pengambilan
keputusan musyawarah desa

Permendesa No 3 tahun 2015 tentang Pendamping Desa

Permendesa No 5 tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan


Dana Desa

PP No 43 tentang Desa

Undang-Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa

Peraturan Bupati Sumba Barat Daya No 25 tahun 2020 tentang


Penempatan Sarjana Pelopor sebagai Fasilitator di Desa.

Humas Pemda Sumba Barat Daya, 2020. Visi dan Misi Serta 7
program Strategis Kabupaten Sumba Barat Daya

Mamuji,Sri.2006.Teknik Menyusun Karya Tulis Ilmiah.Jakarta:UI


Press

Miftah Thoha. 1997. Dimensi-Dimensi Prima Ilmu Administrasi


Negara. Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa

B. Internet

(hti.blogspot/008 /arti-
A. Judul : EFEKTIFITAS PELAKSANAAN ADMINISTRASI
PEMERINTAHAN DESA DALAM KAITANNYA DENGAN
TUGAS POKOK DAN FUNGSI FASILITATOR DESA DI
KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA
TENGGARA TIMUR

B. Latar Belakang masalah

Kabupaten sumba Barat Daya merupakan bagian dari


wilayah provinsi Nusa Tenggara Timur. Sumba Barat Daya
merupakan pemekaran dari Kabupaten Sumba Barat pada tahun 2007.
Sumba Barat Daya terdiri dari 12 Kecamatan dan tediri dari 173 desa.
Mayoritas masyarakat hidup sebagai petani. Tingkat pendidikan
menggambarkan bahwa sebagian masyarakat berpendidikan rendah
dengan klasifikasi pendidikan 40 % tidak sekolah, 20 % pendidikan
sekolah Dasar dan menengah pertama, 35 % SMA dan 15 %
Pendidikan Sarjana dan Diploma.

Desa merupakan struktur Pemerintahan paling bawah yang


memiliki peranan penting dalam upaya memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Selanjutnnya berdasarkan UU No 6 tahun 2014
dan PP no 43 tahun 2014 disebutkan bahwa Desa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sebagai referensi dari uraian tentang desa, maka Permen


Desa no. 01 tahun 2015 dijelaskan bahwa desa adalah desa adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,
hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selanjutnya Kewenangan Desa adalah kewenangan yang


dimiliki Desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan
Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat Desa.
Kewenangan berdasarkan hak asal usul adalah hak yang merupakan
warisan yang masih hidup dan prakarsa Desa atau prakarsa
masyarakat Desa sesuai dengan perkembangan kehidupan
masyarakat. Kewenangan lokal berskala Desa adalah kewenangan
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat Desa yang
telah dijalankan oleh Desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh
Desa atau yang muncul karena perkembangan Desa dan prakasa
masyarakat Desa.

Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan


pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Desa
adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu
perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan


nama lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan
yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan
keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis. Musyawarah
Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara
Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur
masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa
untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.

Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan


yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati
bersama Badan Permusyawaratan Desa. Pembangunan Desa adalah
upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-
besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

Regulasi yang mengatur tentang pemerintahan desa dapat


dilihat dalam Permen desa No 1,2,3,4, dan no 5 tahun 2015, regulasi
tersebut mengatur tentang kewenangan desa dan struktur
pemerintahan desa dalam upaya memberikan pelayan kepada
masyarakat.

Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya dalam upaya


mendukung aneka program di desa serta mensinergikan program
pemerintahan daerah, maka berbagai bentuk suport atau dukungan
yang diberikan kepada pemerintahan desa telah dilakukan. Sejak
tahun 2013 hingga saat ini Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya
telah menempatkan Fasilitator desa di 173 desa di wilayah Kabupaten
Sumba Barat Daya. Pendampingan Desa adalah kegiatan untuk
melakukan tindakan pemberdayaan masyarakat melalui asistensi,
pengorganisasian, pengarahan dan fasilitasi Desa. Sedangkan
Pendamping desa atau fasilitator adalah orang yang melakukan
kegiatan pendampingan di desa dalam upaya melakukan tindakan
pemberdayaan masyarakat melalui asistensi, pengorganisasian,
pengarahan dan fasilitasi Desa

Secara nasional dasar hukum penempatan Fasdes di desa


dituangkan dalam Permen Desa No 3 tahun 2015 tentang
pendampingan desa dan untuk Kabupaten Sumba Barat Daya
dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Barat Daya
no 07 tahun 2013 dan Perda No 3 tahun 2019.

Tugas pokok dan fungsi Fasilitator desa atau pendamping


desa sesuai Permen desa no 3 tahun 2015 adalah :
a. Mendampingi Desa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pemantauan terhadap pembangunan Desa dan pemberdayaan
masyarakat Desa;

b. Mendampingi Desa dalam melaksanakan pengelolaan pelayanan


sosial dasar, pengembangan usaha ekonomi Desa, pendayagunaan
sumber daya alam dan teknologi tepat guna, pembangunan sarana
prasarana Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa;

c. Melakukan peningkatan kapasitas bagi Pemerintahan Desa,


lembaga kemasyarakatan Desa dalam hal pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat Desa;

d. Melakukan pengorganisasian di dalam kelompok-kelompok


masyarakat Desa;

e. Melakukan peningkatan kapasitas bagi Kader Pemberdayaan


Masyarakat Desa dan mendorong terciptanya kader-kader
pembangunan Desa yang baru;

f. Mendampingi Desa dalam pembangunan kawasan perdesaan


secara partisipatif; dan

g. Melakukan koordinasi pendampingan di tingkat kecamatan dan


memfasilitasi laporan pelaksanaan pendampingan oleh Camat kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

h. Memfasilitasi program pemerintahan daerah di setiap desa


sesuai dengan visi misi dan program strategis Kabupaten sumba Barat
Daya.
Sebelum Fasilitator desa ditempatkan di setiap desa ,maka harus
melalui tahapan edukatif berikut ini :

• Bimtek atau bimbingan teknik merupakan sebuah tahapan


edukatif yang diberikan fasilitator desa agar dapat memahami tugas
pokok dan fungsinya serta hal-hal yang harus dilakukan di desa.

• Pemerintah daerah Kabupaten Sumba Barat Daya menempatkan


seorang fasilitator desa ( Fasdes ) di setiap desa di Kabupaten Sumba
Barat Daya untuk membantu memfasilitasi Pemerintahan desa aneka
program. Keberadaan fasdes di desa tidak mengintervensi kebijakan
otonomi desa dalam kaitannya pelaksanaan pemerintahan desa.

• Pemerintaha daerah Kabupaten sumba Barat Daya selalu


melakukan monitotoring dan kontroling kepada setiap fasdes seta
wajib memberikan progress report terhadap setiap kegiatan di desa.

C. Perumusan Masalah.

Sesuai dengan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan


permasalahan dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana peran fasilitator desa seta tugas pokok dan fungsi


dalam memfasilitasi program Pemerintah Kabupaten Sumba Barat
Daya dalam upaya mendukung Pemerintahan desa ?

2. Apa hambatan-hambatan yang sering terjadi dan yang dialami


fasdes dalam upaya membantu pemerintahan desa?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.

• Tujauan Penelitian
Suatu penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas,tujuan penelitian
adalah untuk memecahkan masalah agar suatu penelitian dapat terarah
dalam menyajikan data akurat. Maka dalam hal ini tujuan yang
hendak dicapai oleh peneliti adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan administrasi


pemerintahan desa serta peran Fasilitator desa dalam memfasilitasi
program Pemerintah Kabupaten Sumba Barat daya dalam
memfasilitasi masyarakat dan pemerintahan desa.

2. Untuk menjelaskan bagaimana kendala yang dialami fasdes


yang terjadi dalam proses memfasilitasi Pemerintahan desa .

• Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka penelitian diharapkan


dapat berguna:

a. Bagi Peneliti

1. Penelitian ini memberikan manfaat bagi peneliti selaku


mahasiswa sehingga menjadi khasanah pengetahuan, serta menjadi
materi edukatif yang dapat diimplementasikan ketika masuk ke dunia
kerja. Serta mahasiswa dapat mengetahui bagaimana peran Fasilitator
desa dalam memfasilitasi program Pemerintah dalam memfasilitasi
masyarakat dan pemerintahan desa.

2. Untuk lebih mengembangkan penalaran ,membentuk pola pikir


yang dinamis,sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam
menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah.
3. Memberikan masukan dan manfaat bagi semua pihak terutama
sumbangan pemikiran dalam pelaksanaan administrasi pemerintahan
desa.

4. Dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menganalisis tugas


pokok dan fungsi fasilitator desa.

b. Bagi Fakultas atau Universitas

Agar menjadi referensi yang dapat dikaji secara akademik tentang


administrasi Pemerintahan dan menjadi referensi untuk mengetahui
kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitian dan dituangkan
dalam sebuah skripsi sebagai persyaratan akademik.

c. Instansi/ Pemerintah

Manfaat penelitian bagi instansi Pemerintah adalah memperbaiki


kinerja fasilitator dalam mengimplementasikan tugas pokok dan
fungsi sebagai fasilitator.

C. Tinjauan Teoritis.

Untuk mendukung penelitian ini,penulis mengetengahkan pengertian


desa, kewenangan desa, pemahaman tentang administrasi, pengertian
fasdes serta tugas pokok dan fungsi ( Tupoksi ) fasilitator desa untuk
memfasilitasi program Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya.

1. Pengertian Desa .

Desa merupakan struktur Pemerintahan paling bawah yang


memiliki peranan penting dalam upaya memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Selanjutnnya berdasarkan UU No 6 tahun 2014
dan permen desa no 1,2,3,4,5 tahun 2015 disebutkan bahwa Desa
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,
hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selanjutnya Kewenangan Desa adalah kewenangan yang


dimiliki Desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan
Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat Desa.
Kewenangan berdasarkan hak asal usul adalah hak yang merupakan
warisan yang masih hidup dan prakarsa Desa atau prakarsa
masyarakat Desa sesuai dengan perkembangan kehidupan
masyarakat. Kewenangan lokal berskala Desa adalah kewenangan
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat Desa yang
telah dijalankan oleh Desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh
Desa atau yang muncul karena perkembangan Desa dan prakasa
masyarakat Desa.

Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan


pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Desa
adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu
perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan
nama lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan
yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan
keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis. Musyawarah
Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara
Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur
masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa
untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.

Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan


yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati
bersama Badan Permusyawaratan Desa. Pembangunan Desa adalah
upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-
besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

Regulasi yang mengatur tentang pemerintahan desa dapat


dilihat dalam Permen desa No 1,2,3,4, dan no 5 tahun 2015, regulasi
tersebut mengatur tentang kewenangan desa dan struktur
pemerintahan desa dalam upaya memberikan pelayan kepada
masyarakat.

2. Pengertian fasilitator desa.

Pendampingan Desa adalah kegiatan untuk melakukan


tindakan pemberdayaan masyarakat melalui asistensi,
pengorganisasian, pengarahan dan fasilitasi Desa. Sedangkan
Pendamping desa atau fasilitator adalah orang yang melakukan
kegiatan pendampingan di desa dalam upaya melakukan tindakan
pemberdayaan masyarakat melalui asistensi, pengorganisasian,
pengarahan dan fasilitasi Desa

Sebagai dasar hukum penempatan Fasdes di desa maka


dituangkan dalam Permen Desa No 3 tahun 2015 tentang
pendampingan desa serta Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Barat
Daya no 07 tahun 2013 dan Perda No 3 tahun 2019.

Tugas pokok dan fungsi Fasilitator desaatau pendamping


desa sesuai Permen desa no 3 tahun 2015 adalah :

a. Mendampingi Desa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan


pemantauan terhadap pembangunan Desa dan pemberdayaan
masyarakat Desa;

b. Mendampingi Desa dalam melaksanakan pengelolaan pelayanan


sosial dasar, pengembangan usaha ekonomi Desa, pendayagunaan
sumber daya alam dan teknologi tepat guna, pembangunan sarana
prasarana Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa;

c. Melakukan peningkatan kapasitas bagi Pemerintahan Desa,


lembaga kemasyarakatan Desa dalam hal pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat Desa;

d. Melakukan pengorganisasian di dalam kelompok-kelompok


masyarakat Desa;

e. Melakukan peningkatan kapasitas bagi Kader Pemberdayaan


Masyarakat Desa dan mendorong terciptanya kader-kader
pembangunan Desa yang baru;
f. Mendampingi Desa dalam pembangunan kawasan perdesaan
secara partisipatif; dan

g. Melakukan koordinasi pendampingan di tingkat kecamatan dan


memfasilitasi laporan pelaksanaan pendampingan oleh Camat kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

h. Memfasilitasi program pemerintahan daerah di setiap desa


sesuai dengan visi misi dan program strategis Kabupaten sumba Barat
Daya.

E. Kerangka Berpikir

a. Administrasi pemerintahan merupakan bagian yang sangat


urgen dalam rangka mengelolah,mengatur dan mengarsipkan naskah
dalam pelayanan publik kepada masyarakat dalam semua sektor
pembangunan. Oleh karena itu pelaksanaan administrsi secara efektif
sangat penting dalam upaya tepat perencanaan, tepat pelaksanaan,
tepat tujuan dan tepat monitoring dan evaluasi.

b. Kehadiran fasilitator adalah sangat strategi dalam upaya


membantu pemerintahan desa dalam memfasilitasi pemerdayaan
masyarakat desa dan sekaligus menjadi nara sumber akan semua hal
sesuai tugas pokok dan fungsinya dan sekaligus membantu aparat
pemerintahan desa dalam pembangunan desa.

G. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara


( Dugaan sementara ) mengenai ada tidaknya hubungan antara dua
atau lebih fenomena atau obyek yang diteliti. Dalam kaitannya
dengan efektifitas pelaksanaan administrasi Pemerintahan desa dalam
kaitannya dengan tugas pokok dan fungsi Fasilitator desa,maka
dugaan permasalahan yang mau diteliti adalah :

1. Bagaimana upaya atau bentuk administrasi Pemerintahan desa


dalam kaitanya dengan tugas pokok dan fungsi fasilitator desa.

2. Kriteria apa saja yang menunjang efektifitas pelaksanaan


administrasi Pemerintahan Desa dalam kaitanya dengan tugas poko
dan fungsi Fasilitator desa.

H. Defenisi Operasional

Berkaitan dengan judul proposal penelitian tersebut,maka defenisi


konsepsionalnya adalah :

1. Efektifitas

Dalam kamus Bahasa indonesia karangan WJS Purwadarminta


efektifitas berasal dari kata efektif yang mengandung arti ada efeknya
( pengaruhnya,akibatnya atau kesanya ) sedangkan Pengertian atau
pemahaman efektifitas dalam kaitannya dengan proposal tersebut
mengandung pengertian bahwa administrasi pemerintahan desa harus
dijalankan dengan baik oleh karena adanya kemampuan fasilitator
desa dalam memfasilitasi, mengarahkan dan membimbing
pelaksanaan administrasi secara baik.

2. Administrasi
Dalam Kamus Bahasa Indonesia karangan WJS Purwadarminta Kata
administrasi mengandung arti tata usaha. Jadi administrasi
mengadung pengertian tata kelolah naskah atau administrasi.

3. Pemerintahan Desa

Dalam Pertauran Pemerintah no 43 tahun 2014 dijelaskan bahwa


Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan RepublikIndonesia serta Pemerintah Desa adalah kepala
Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

4. Fasilitator Desa

Pendampingan Desa adalah kegiatan untuk melakukan tindakan


pemberdayaan masyarakat melalui asistensi, pengorganisasian,
pengarahan dan fasilitasi Desa. Sedangkan Pendamping desa atau
fasilitator adalah orang yang melakukan kegiatan pendampingan di
desa dalam upaya melakukan tindakan pemberdayaan masyarakat
melalui asistensi, pengorganisasian, pengarahan dan fasilitasi Desa

I. Defenisi Konsepsional.

Defenisi konsepsionl merupakan defenisi konsep tentang pendapat


ahli yang lebih dahulu melakukan penelitian tengang obyek yang
diteliti.

J. Perincian Data Yang Dibutuhkan


Data yang dibutuhkan dalam penelitian untuk melengkapi
kesempurnaan skripsi adalah :

1. Data program yang difasilitasi oleh fasilitator desa

2. Data dan jumlah desa

3. Data progres kemajuan sebagai dampak kehadiran fasilitator di


desa

4. Model dan bentuk administrasi pemerintahan desa.

K. Methode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian sosiologis/empiris, yakni


ingin mengkaji efektivitas pelaksanaan administrasi Pemerintahan
desa dalam kaitannya dengan tugas dan pokok dan fungsi fasilitator
desa di Kabupaten Sumba Barat Daya.

b. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, adalah


pendekatan sosiologis, yakni ingin efektivitas pelaksanaan
administrasi Pemerintahan desa dalam kaitannya dengan tugas dan
pokok dan fungsi fasilitator desa di Kabupaten Sumba Barat Daya

2. Teknik Pengumpulan Data

Guna memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini,


peneliti menggunakan beberapa teknik, yaitu :
a. Wawancara (Interview), yakni mewawancarai langsung secara
terstruktur dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten
Sumba Barat Daya, Beberapa Fasilitator desa dan Pemerintahan Desa
dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disediakan.

b. Pengamatan (observasi), yakni melakukan pengamatan secara


langsung di lapangan atau di desa.

c. Data kepustakaan, diperoleh yakni dengan cara


membaca,mencatat,dan menelusuri literatur-literatur,jurnal-jurnal
administrasi pemerintahan dan internet berkaitan dengan masalah
yang diteliti.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku
Permendesa no 1 tahun 2015 tentang kewenangan dan asal usul
berskala desa

Permendesa no 2 tahun 2015 tentang pedoman dan tata tertib


pengambilan

keputusan musyawarah desa

Permendesa No 3 tahun 2015 tentang Pendamping Desa

Permendesa No 5 tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan


Dana Desa

PP No 43 tentang Desa

Undang-Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa

Peraturan Bupati Sumba Barat Daya No 25 tahun 2020 tentang


Penempatan Sarjana Pelopor sebagai Fasilitator di Desa.

Humas Pemda Sumba Barat Daya, 2020. Visi dan Misi Serta 7
program Strategis Kabupaten Sumba Barat Daya

Mamuji,Sri.2006.Teknik Menyusun Karya Tulis Ilmiah.Jakarta:UI


Press

Miftah Thoha. 1997. Dimensi-Dimensi Prima Ilmu Administrasi


Negara. Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa

B. Internet

(http://istilaharti.blogspot.com/2015 /03 /008 /arti- peran- dan


peranan. html) diakses tanggal 3 januari 2021
(Https/id.dilihatya.com//pengertian Pendamping desa) diakses tanggal
3 Jan 2021

Anda mungkin juga menyukai