BAB I
PENDAHULUAN
Universitas Sriwijaya
2
Universitas Sriwijaya
3
Universitas Sriwijaya
4
Universitas Sriwijaya
5
sumber pendapatan desa dengan basis pada kekayaan dan potensi desanya,
Penyusunan dan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)
yang seharusnya diisi dengan kegiatan atau program-program yang dibutuhkan
oleh masyarakat belum dapat diwujudkan, misalnya: kegiatan pembangunan fisik
tersebut tidak dilaksanakan sesuai yang tercantum di dalam APBDes, contoh
adanya kecurangan terlihat mulai dari adanya perbedaan volume, kualitas, harga
dan sebagainya.
Temuan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menemukan 14 potensi
persoalan dalam pengelolaan dana desa yang berjumlah Rp. 20,7 triliun dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015. Rencananya,
dana itu akan tersalur pada 74.093 desa di seluruh Indonesia. Masalah yang dimulai
sejak januari 2015 itu terdiri dari aspek regulasi kelembagaan, aspek tata laksana,
aspek pengawasan dan aspek sumber daya manusia. Aspek regulasi kelembagaan
terdiri dari belum lengkapnya regulasi dan petunjuk teknis pelaksanaan keuangan
desa, potensi tumpang tindih kewenangan Kemendes DPT dengan Ditjen Bina
Pemerintah Desa Kemendagri, tidak transparannya formula pembagian dana desa
dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 2015 dan hanya didasarkan atas dasar
pemerataan, serta kewajiban penyusunan laporan pertanggungjawaban oleh desa
yang tidak efisien akibat ketentuan regulasi tumpang tindih (Pramesti, 2015).
Kekhawatiran beberapa pihak mengenai penggunaan keuangan desa cukup
beralasan mengingat dari 72.944 desa yang ada di Indonesia, belum ada basis data
yang dimiliki Pemerintah Pusat terkait kualitas sumber daya manusia perangkat
desa, terlebih dari beberapa wilayah di Indonesia pemilihan perangkat desa di duga
masih menggunakan money politicdalam proses pemilihan langsungnya. Institute
for Research and Empowerment (IRE) dalam forum Anti Korupsi Indonesia
memaparkan bahwa potensi penyalahgunaan Dana Desa dipengaruhi oleh 4 hal
yakni bagaimana peraturan turunan dari Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014
termasuk peraturan Dana Desa, tinggi/rendahnya tingkat diskresi pengelolaan
keuangan desa, tinggi/rendahnya kualitas sumber daya manusia dan pembinaan
atau pengawasan penggunaan Dana Desa.
Universitas Sriwijaya
6
Saat ini dalam pengelolaan keuangan desa yang ada masih menggunakan
sistem yang manual yaitu menggunkan buku catatan dan akan direkap kembali
untuk membuat laporan. Untuk itu Kementrian Desa, Desa Tertinggal, dan
Transmigrasi membentuk Satgas Desa. Satgas Desa dibentuk untuk melakukan
percepatan dan ketepatan penyaluran, penggunaan, serta pengelolaan dana
desa.Selain itu sangat kurangnya Sistem Informasi Pengelolaan Aset Desa Berbasis
Web pada Kantor Desa sebagai sarana untuk mengelola aset, yang berdampak pada
kurangnya pemahaman teknologi informasi. Dengan demikian perlunya Sistem
Informasi yang dirancang menggunakan aliran dokumen. Data Flow Diagram
(DFD), Enity Relationsship Diagram (ERD) serat menggunakan PHP sebagai
server web dan sebagai basis data.
Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai pengelola keuangan Pemerintah Desa
wajib meningkatkan kualitas. Karena, sesuai dengan Undang-Undang (UU) 6/2014
tentang Desa dan Permendagri 113/2014, bahwa pengelolaan keuangan desa
hingga mencapai Rp 1 miliar harus dikelola dengan profesional, agar tidak terjadi
kesalahan dan menyimpang yang dilakukan aparatur desa. Karena itu, pengetahuan
tentang pengelolaan keuangan desa wajib dimiliki aparatur Pemerintah Desa di
daerah, sehingga penyelenggaraan Pemerintah Desa terlaksana dengan baik dan
tertib administrasi. Dengan adanya aturan tersebut, maka pemerintah provinsi
(Pemprov) terus berupaya memberikan pembinaan terhadap aparatur Pemerintah
Desa. Caranya, dengan melakukan bimbingan teknik pengelolaan Keuangan
Daerah bagi aparatur Pemerintah Desa. Dengan demikian, pengelolaan keuangan
desa dapat dijalankan dengan baik dan tertib administrasi.
Salah satu bentuk kepedulian pemerintah terhadap pembangunan pedesaan
adalah adanya anggaran pembangunan secara khusus yang dicantumkan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) untuk pembangunan wilayah
pedesaan, yaitu dalam bentuk Dana Desa (DD) yang termasuk dalam kelompok
transfer pendapatan desa. Oleh karena itu, Pemerintah Desa mempunyai
kewenangan yang lebih luas dalam pengelolaan daerah pedesaannya.
Sumber pendapatan desa, selain dari Dana Desa juga dari Pendapatan Asli
Desa (PADes), Tranfer, dan Pendapatan Lain-lain. Dimana dalam kelompok tranfer
dapat dibedakan berdasarkan jenisnya yaitu terdiri dari Dana Desa (DD), Dana
Universitas Sriwijaya
7
Desa (DD). Dengan adanya Program dana desa yang paling sedikit 10% dari hasil
pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota Dana Desa yaitu sebesar 10%
dari dana perimbangan yang di terima kabupaten/kota. Untuk mewujudkan sistem
pemerintahan yang sinergis antara pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah,
ekonomi daerah merupakan suatu jawaban yang logis dan juga sebagai upaya
pemberdayaan dan kemandirian masyarakat daerah.
Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat (1) PP No. 60/2014 tentang
Dana Desa yang Bersumber dari APBN ditetapkannya PermendesPDTT No.
5/2015 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa. Prinsip penggunaan dana desa
yang dalam pelaksanannya memiliki dua azas, yaitu: azas desentralisasi dan azas
tugas pembantuan.
Azas desentralisasi merupakan penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi
kewenangan desa, didanai dari dan atas beban APBDes (keuangan desa) berupa
kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa yang
pelaksanaanya diatur dan diurus oleh desa.Ada pun azas tugas pembantuan
merupakan penyelenggaraan pemerintahan sesuai azas pembantuan, didanai oleh
tingkat pemerintahan yang menugaskan (APBN, APBD provinsi, dan/atau APBD
kabupaten/kota) berupa kewenangan yang ditugaskan pemerintah, Pemerintah
Daerah provinsi atau kabupaten/kota. Penugasan meliputi penyelenggaraan
Pemerintah Desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan
desa dan pemberdayaan masyarakat desa yang pelaksanaannya diurus oleh desa
berdasarkan penugasan dari pemerintah, Pemerintah Daerah provinsi atau
kabupaten/kota.
Dalam pelaksanaannya, tidak membatasi prakarsa lokal dalam merancang
program atau kegiatan pembangunan prioritas yang dituangkan ke dalam dokumen
RKPDes dan APBDes, melainkan memberikan pandangan prioritas penggunaan
dana desa, sehingga desa tetap memiliki ruang untuk berkreasi membuat program
atau kegiatan desa sesuai dengan kewenangannya, analisa kebutuhan prioritas dan
sumber daya yang dimilikinya.
Maksud dari pemberian Dana Desa adalah sebagai bantuan stimulan atau
dana perangsang untuk mendorong dalam membiayai program Pemerintah Desa
yang ditunjang dengan partisipasi, swadaya gotong-royong masyarakat dalam
Universitas Sriwijaya
8
Universitas Sriwijaya
9
Universitas Sriwijaya
10
Sumber: www.bpkp.go.id
Gambar 1.1. Struktur Dasar Kewenangan Pemerintah
Diharapkan konsep Pemerintahan Desa ini dapat menumbuhkan prakarsa dan
kreatifitas masyarakat serta dapat mendorong peningkatan partisipasi masyarakat
dalam pembangunan dengan memanfaatkan sumber daya dan potensi yang tersedia
yang pada gilirannya menghasilkan dampak positif sehingga menjadikan desa
tersebut menjadi mandiri dan sejahtera.Sebagaimana penggambaran tersebut diatas,
untuk menjamin kelancaran pelaksanaan pembangunan desa.Berikut data Daftar
RealisasiDana Desa di Kecamatan Kota Kayuagung:
Tabel 1.1.
Daftar Realisasi Pencairan Dana Desa yang Bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2017
Kecamatan Kota Kayuagung
100
1 KAYUAGUNG KIJANG ULU Rp. 900.749.000 Rp. 540.449.400 Rp. 360.299.600 Rp. 900.749.000 % Rp
MUARA 100
Rp. 838.453.000 Rp. 503.071.800 Rp. 335.381.200 Rp. 838.453.000 Rp
BARU %
TANJUNG 100
Rp. 825.846.000 Rp. 495.507.600 Rp. 330.338.400 Rp. 825.846.000 Rp
LUBUK %
ARISAN 100
Rp. 886.649.000 Rp. 531.989.400 Rp. 354.659.600 Rp. 886.649.000 Rp
BUNTAL %
100
CELIKAH Rp. 1.076.281.000 Rp. 645.768.600 Rp. 430.512.400 Rp.1.076.281.000 % Rp
Universitas Sriwijaya
11
BANDING 100
Rp. 781.817.000 Rp. 469.090.200 Rp. 312.726.800 Rp. 781.817.000 Rp
ANYAR %
BULUH 100
Rp. 827.240.000 Rp. 496.344.000 Rp. 330.896.000 Rp. 827.240.000 Rp
CAWANG %
LUBUK 100
Rp. 803.187.000 Rp. 481.912.200 Rp. 321.274.800 Rp. 803.187.000 Rp
DALAM %
100
ANYAR Rp. 813.640.000 Rp. 488.184.000 Rp. 325.456.000 Rp. 813.640.000 % Rp
TANJUNG 100
Rp. 842.131.000 Rp. 505.278.600 Rp. 336.852.400 Rp. 842.131.000 Rp
MENANG %
100
TELOKO Rp. 841.917.000 Rp. 505.150.200 Rp. 336.766.800 Rp. 841.917.000 % Rp
TANJUNG 100
Rp. 1.003.550.000 Rp. 602.130.000 Rp. 401.420.000 Rp.1.003.550.000 Rp
SERANG %
SERIGENI 100
Rp. 866.881.000 Rp. 520.128.600 Rp. 346.752.400 Rp. 866.881.000 Rp
BARU %
SERIGENI 100
Rp. 1.073.438.000 Rp. 644.062.800 Rp. 429.375.200 Rp.1.073.438.000 Rp
LAMA %
Dari tabel 1.1. dapat diketahui anggaran Pagu Dana Desa Kecamatan Kota
Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun anggaran 2017. Dalam
pelaksanaan keuangan desa, terdapat beberapa prinsip umum yang harus ditaati
yang mencakup penerimaan dan pengeluaran. Prinsip itu diantaranya bahwa
seluruh penerimaan dan pengeluaran desa dilaksanakan melalui Rekening Kas
Desa. Pencairan dana dalam Rekening Kas Desa ditandatangani oleh Kepala Desa
dan Bendahara Desa. Namun khusus bagi desa yang belum memiliki pelayanan
perbankan di wilayahnya maka pengaturannya lebih lanjut akan ditetapkan oleh
pemerintah kabupaten/kota. Dengan pengaturan tersebut, maka pembayarankepada
pihak ketiga secara normatif dilakukan melalui transfer ke rekening bank pihak
ketiga.
Dalam pelaksanaannya, Bendahara Desa dapat menyimpan uang dalam kas
desa pada jumlah tertentu untuk memenuhi kebutuhan operasional Pemerintah
Desa. Batasan jumlah uang tunai yang disimpan dalam kas desa ditetapkan dengan
peraturan bupati/walikota.Selain itu, agar operasional kegiatan berjalan lancar,
dimungkinkan juga pembayaran kepada pihak ketiga dilakukan dengan
menggunakan kas tunai melalui pelaksana kegiatan (panjar kegiatan). Pemberian
panjar kepada pelaksana kegiatan dilakukan dengan persetujuan terlebih dahulu
dari Kepala Desa setelah melalui verifikasi Sekretaris Desa.Semua penerimaan dan
pengeluaran desa didukung oleh bukti yang lengkap dan sah serta ditandatangani
Universitas Sriwijaya
12
olehKepala Desa dan Bendahara Desa, namun dalam pelaksanaan yang diharapkan
dalam konteks pengelolaah keuangan desa belum memenuhi kriteria yang tertuang
dalam tatakelola yang baik.
Dalam hal ini, adanya keterlambatan pembuatan APBDes yang dikarenakan
hasil evaluasi dari pihak Kecamatan terkait APBDes yang diajukan pihak Desa
(Perangkat Desa) salah satu nya tidak mengacu pada RPJMDes. Sehingga perlu
dilakukan perbaikan APBDes oleh pihak Desa yang membutuhkan waktu yang
cukup lama.
Tabel 1.2.
Laporan Realisasi Penyaluran Dana Desa yang Bersumber dari APBN Tahun
Anggaran 2017 Kecamatan Kota Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir
PENYALURAN
NAMA PAGU DANA TAHAP I TAHAP II TOTAL
NO KECAMATAN
PENYALURAN
SISA
DESA DESA NOMOR NOMOR
Tgl JUMLAH Tgl JUMLAH
SP2D SP2D
6 Rp.540.449.40 Rp.360.299.60
KIJANG 1894/SP2D/
1 KAYUAGUNG Rp.900.749.000 Juli Rp.540.449.400 - - Rp- 0 0
ULU 2017
2017
6 Rp.503.071.80 Rp.335.381.20
MUARA 1894/SP2D/
Rp.838.453.000 Juli Rp.503.071.800 - - Rp- 0 0
BARU 2017
2017
6 Rp.495.507.60 Rp.330.338.40
TANJUNG 1894/SP2D/
LUBUK Rp.825.846.000 Juli Rp.495.507.600 - - Rp- 0 0
2017
2017
6 Rp.531.989.40 Rp.354.659.60
ARISAN 1894/SP2D/
Rp.886.649.000 Juli Rp.531.989.400 - - Rp- 0 0
BUNTAL 2017
2017
6 Rp.645.768.60 Rp.430.512.40
1894/SP2D/
CELIKAH Rp.1.076.281.000 Juli Rp.645.768.600 - - Rp- 0 0
2017
2017
6 Rp.469.090.20 Rp.312.726.80
BANDING 1894/SP2D/
ANYAR Rp.781.817.000 Juli Rp.469.090.200 - - Rp- 0 0
2017
2017
6 Rp.496.344.00 Rp.330.896.00
BULUH 1894/SP2D/
Rp.827.240.000 Juli Rp.496.344.000 - - Rp- 0 0
CAWANG 2017
2017
LUBUK Rp.803.187.00
Rp.803.187.000 - - Rp- - - Rp- Rp- 0
DALAM
6 Rp.488.184.00 Rp.325.456.00
1894/SP2D/
ANYAR Rp.813.640.000 Juli Rp.488.184.000 - - Rp- 0 0
2017
2017
6 Rp.505.278.60 Rp.336.852.40
TANJUNG 1894/SP2D/
MENANG Rp.842.131.000 Juli Rp.505.278.600 - - Rp- 0 0
2017
2017
6 Rp.505.150.20 Rp.336.766.80
1894/SP2D/
TELOKO Rp.841.917.000 Juli Rp.505.150.200 - - Rp- 0 0
2017
2017
6 Rp.602.130.00 Rp.401.420.00
TANJUNG 1894/SP2D/
SERANG
Rp.1.003.550.000 Juli Rp.602.130.000 - - Rp- 0 0
2017
2017
6 Rp.520.128.60 Rp.346.752.40
SERIGENI 1894/SP2D/
BARU Rp.866.881.000 Juli Rp.520.128.600 - - Rp- 0 0
2017
2017
SERIGENI
Rp.1.073.438.000 - - Rp- - - Rp- Rp- Rp.1.073.438.000
LAMA
Universitas Sriwijaya
13
Dari tabel 1.2. dapat diketahui laporan realisasi penyaluran Dana Desa yang
bersumber dari APBN tahun anggaran 2017 Kecamatan Kota Kayuagung
Kabupaten Ogan Komering Ilir. Untuk realisasi penyaluran Dana Desa Tahap I
(60%) (semester pertama) yang terlihat pada tabel 1.2, rata-rata penyalurantanggal
6 Juli 2017. Namun, masih ada desa yang belum melakukan penyaluran Tahap I
(60%). Dengan demikian temuan tabel diatas menunjukan adanya kekeliruan atau
ketidakpahaman antara pihak Pemerintah Desa, Kecamatan dan Kabupaten, yang
tertuangdari Peraturan Menteri Dalam Negeri No 113 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Keuangan Desa pada BAB V yaitu:
a) Bagian I (Kesatu) yaitu Perencanaan (Pasal 20) ayat (4) menyebutkan bahwa
rancangan peraturan desa tentang APBDes disepakati bersama sebagaimana
dimaksud ayat (3) paling lambat bulan Oktober tahun berjalan. Berarti dalam
pelaksanaan dilapangan pada Desa Lubuk Dalam mengalami kendala dari
Perencanaan yang tertuang dan tertulis dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri No 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.
b) Bagian (IV) Keempat yaitu Pelaporan (Pasal 37) menyebutkan bahwa
laporan realisasi pelaksanaan APBDes sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf
(a) disampaikan paling lambat pada akhir bulan Juli tahun berjalan. Dengan
demikian adanya keterlambatan dan kendala yang serius dan harus
diperhatikan demi tercapainya pengelolaan keuangan desa yang optimal.
Dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No.113
Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa ini diharapkan semua
yang berkaitan dengan keuangan desa dapat diarahkan, diatur, dikelola
dengan baik dan benar sesuai peraturan yang berlaku demi terciptanya
pengelolaan keuangan desa yang tertib, taat pada peraturan perundang-
undangan, efisien, efektif, terbuka dan manfaat untuk masyarakat.Dalam
rangka mendukung terwujudnya tata kelola yang baik (good governace)
dalam penyelenggaraan desa, pengelolaan keuangan desa dilakukan
berdasarkan prinsip tata kelola yaitu transparan, akuntabel dan partisipatif
serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.
Universitas Sriwijaya
14
Universitas Sriwijaya
15
Sumber: Diolah dari PP 43/2014 Pasal 62 dan 64 serta Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 pasal 13
Gambar. 1.4. Ilustrasi Struktur Organisasi Pengelolaan Keuangan Desa
Universitas Sriwijaya
16
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian adalah:
1. BagaimanakahImplementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113
Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa(Studi Pengelolaan
Keuangan Desa Kecamatan Kota Kayuagung)?
Universitas Sriwijaya
17
1.3 TujuanPenelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang
terjadi sehingga diperoleh gambaran yang jelas dari jawaban permasalahan yang
terjadi. Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana Implementasi Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Keuangan Desa(Studi Pengelolaan Keuangan Desa Kecamatan Kota
Kayuagung).
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113
Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa(Studi Pengelolaan
Keuangan Desa Kecamatan Kota Kayuagung).
1.4 ManfaatPenelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan masukan bagi kajian Ilmu Administrasi Publik untuk
mengetahui proses implementasi kebijakan publik, khususnya mengenai
Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Keuangan Desa (Studi Pengelolaan Keuangan Desa Kecamatan Kota
Kayuagung).Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
terhadap perkembangan ilmu administrasi publik khususnya tahap implementasi
kebijakan.
Universitas Sriwijaya
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. LandasanTeori
Penelitian ini menjelaskan tentang kebijakan publik, khususnya implementasi
kebijakan. Kebijakan dalam konteks ini adalah Implementasi Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa
(Studi Pengelolaan Keuangan Desa Kecamatan Kota Kayuagung). Oleh karena itu,
teori-teori utama yang diambil dari pustaka adalah teori-teori kebijakan publik
khususnya tentang teori implementasi kebijakan publik.
Universitas Sriwijaya
19
menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai, dan
berbagai cara untuk menstrukturkan atau mengatur prosesimplementasinya.”
Sedangkan, Van Meter dan Van Horn (1975) dalam buku Leo Agustino,
S.Sos., M.Si (2008:139) mendefinisikan implementasi kebijakan sebagai:
“Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau pejabat-
pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan
pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digunakan dalam keputusan
kebijaksanaan.”
Universitas Sriwijaya
20
Universitas Sriwijaya
21
Aktivitas
Implementasi dan
Standar dan komunikasi Antar
Kebijakan Organisasi
Kinerja
Kebijakan Publik Kecenderun
Karakteristik dari Agen Kebijakan
Pelaksana gan/Disposisi Publik
dari Pelaksana
Standar dan
Tujuan Kondisi Ekonomi Sosial
dan Politik
Universitas Sriwijaya
22
Universitas Sriwijaya
23
akandicapai.
b) Keterandalan teori kausalitas yangdiperlukan.
Memuat suatu teori kausalitas yang menjelaskan bagaimana kira-kira
tujuan usaha pembaharuan yang akan dicapai melalui implementasi
kebijakan.
c) Ketetapan alokasi sumber dana.
Tersedianya dana pada tingkat batas ambang tertentu sangat diperlukan
agar terbuka peluang untuk mencapai tujuan-tujuan formal.
d) Keterpaduan hirarki di dalam lingkungan dan diantara lembaga- lembaga
atau instansi-instansipelaksana.
e) Aturan-aturan pembuat keputusan dari badan-badan pelaksana.
Selain dapat memberikan kejelasan dan konsistensi tujuan, memperkecil
jumlah titik-titik veto, dan intensif yang memadai bagi kepatuhan
kelompok sasaran, suatu undang-undang harus pula dapat mempengaruhi
lebih lanjut proses implementasi kebijakan dengan cara menggariskan
secara formal aturan-aturan pembuat keputusan dari badan-
badanpelaksana.
f) Kesepakatan para pejabat terhadap tujuan yang termaksuk dalam undang-
undang. Para pejabat pelaksana memiliki kesepakatan yang diisyaratkan
demi tercapainya tujuan.
g) Akses formal pihak-pihakluar.
Universitas Sriwijaya
24
Universitas Sriwijaya
25
Hal-hal penting yang perlu dicermati pada variabel disposisi menurut Edward
III adalah:
a. Pengangkatan birokrat, disposisi atau sikap para pelaksana akan
Universitas Sriwijaya
26
KOMUNIKASI
SUMBER IMPLEMENTASI
DAYA
STRUKTUR
BIROKRASI DISPOSISI
Sumber : George Edward III (dalam Agustino,2008:150)
Gambar.2.3. Model Implementasi Kebijakan George Edward III
Universitas Sriwijaya
27
Universitas Sriwijaya
28
Federal-level
inducement and Feedback
constrains
State
State implementation
capacity
State
decesional
outcome
State-andlocal level
inducement and
contraints
Feedback
Universitas Sriwijaya
29
Keberhasilan
Kebijakan
Universitas Sriwijaya
30
Universitas Sriwijaya
31
Universitas Sriwijaya
32
Universitas Sriwijaya
33
2.6. KerangkaPemikiran
Universitas Sriwijaya
34
Universitas Sriwijaya
35
2. Desa Ayar
Anggaran Belanja Tahun 2017 adalah sebesar Rp. 1.223.593.000,-
yang terdiri dari :
1. Pendapatan Desa Rp. 1.223.593.000,-
2. Belanja Desa
a. Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Rp. 419.537.000,-
b. Bidang Pembangunan Rp. 794.217.000,-
c. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Rp. 6.000.000,-
d. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Rp. 19.423.000,-
e. Bidang Tak Terduga Rp. 0,-
Jumlah Belanja Rp. 1.239.537.000,-
Surplus/Defisit Rp. 15.584.000,-
3. Pembiayaan Desa
a. Penerimaan Pembiayaan Rp. 15.584.000,-
b. Pengeluaran Pembiayaan Rp. 15.584.000,-
Sumber : Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBdes) Tahun Anggaran 2017
Desa Lubuk Dalam dan Desa Ayar.
Universitas Sriwijaya
36
Universitas Sriwijaya
37
Desa tentang APBDes atau peraturan Desa tentang perubahan melalui pengajuan
Surat Permintaan Pembayaran (SPP), pengajuan SPP harus disetujui oleh Kepala
Desa melalui Pejabat Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PPTKD).
Bendahara Desa wajib mempertanggungjawabkan penggunaan uang yang menjadi
tanggungjawabnya melalui Laporan Pertanggungjawaban Keuangan kepada
Kepala Desa paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
Dokumen yang digunakan Bendahara Desa dalam melaksanakan
penatausahaan pengeluaran meliputi, (1) Buku Kas Umum, (2) Buku Kas
Pembentu perincian obyek pengeluaran dan (3) Buku Kas harian pembantu.
Laporan pertanggungjawaban pengeluaran dilampiri dengan, Buku Kas Umum,
Buku Kas Pembantu yang disertai dengan buktu-bukti pengeluaran yang sah dan
bukti atas penyetoran PPn/PPh ke kas Negara. Berikut tabel data Buku Kas
Umum Desa Lubuk Dalam dan Desa Ayar:
Tabel 2.3.
Buku Kas Umum Desa Ayar
N Kode
o Tgl Uraian Penerimaan (Rp) Pengeluaran (Rp)
Rekening
1 2 3 4 5 6
1. 6 Juli 2017 Penyelenggaraan Pemerintah Desa Rp. 419.537.000,- Rp. 419.537.000,-
2. 6 Juli 2017 Pembangunan Desa Rp. 779.217.000,- Rp. 779.217.000,-
3. 6 Juli 2017 Pembinaan Kemasyarakatan Rp. 6.000.000,- Rp. 6.000.000,-
4. 6 Juli 2017 Pemberdayaan Masyarakat Rp. 34.423.000,- Rp. 34.423.000,-
TOTAL Rp. 1.239.177.000 Rp. 1.239.177.000
Sumber : Pemerintah Desa Lubuk Dalam dan Desa Ayar
Universitas Sriwijaya
38
Desa dilakukan secara berjenjang dari laporan tinggkat Desa kemudian pelaporan
tingkat kabupaten. Adapun alur penyampaian laporan menurut Permendagri No
113 tahun 2014 yaitu:
1. Kepala Desa dengan mengkoordinasikan oleh Camat menyampaikan
laporan realisasi penggunaan Dana Desa tahunan kepada Bupati.
2. Laporan realisasi tahap I paling lambat bulan juli tahun anggaran berjalan.
3. Laporan realisasi tahap II paling lambat akhir bulan september tahun
anggaran berjalan.
4. Laporan realisasi tahunan paling lambat akhir bulan februari tahun anggaran
berjalan.
5. Laporan tersebut harus didukung dengan bukti yang sah.
Apabila Kepala Desa tidak menyampaikan Laporan dan Laporan
Pertanggungjawaban tersebut, maka Bupati akan menunda penyaluran Dana Desa
sampai dengan disampaikannya Laporan dan Laporan pertanggungjawaban
penggunaan semester sebelumnya. Untuk data pelaporan realisasi kegiatan Desa
Lubuk Dalam dan Desa Ayar dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 2.4.
Data Pelaporan Hasil Kegiatan Desa Lubuk Dalam dan Desa Ayar
Realisasi
No Nama Desa Semester Periode Laporan Keterangan
laporan
1. Desa Lubuk Tahap I Juli - Tidak Tepat
Dalam (Tahun berjalan) waktu
Tahap II September - Tidak Tepat
(Tahun berjalan) waktu
2. Desa Ayar Tahap I Juli Juli Tepat waktu
(Tahun berjalan)
Tahap II September Seprember Tepat waktu
(Tahun berjalan)
Sumber : Pemerintah Desa Lubuk Dalam dan Desa Ayar, 2017.
Universitas Sriwijaya
39
Tabel 2.5.
Data Pertangggungjawaban Realisasi Pelaksanaan (APBDes)
Hasil Kegiatan Desa Lubuk Dalam dan Desa Ayar
Pertangggung
No Nama Desa Anggaran jawaban
Keterangan
1. Desa Lubuk Rp. 1.166.580.000,- Per 31
Dalam Desember Tidak Tepat
Tahun waktu
Anggran
2. Desa Ayar Rp. 1.223.593.000,- Per 31
Desember Tepat waktu
Tahun
Anggran
Sumber : Pemerintah Desa Lubuk Dalam dan Desa Ayar, 2017.
Universitas Sriwijaya
40
A. Ketersediaan Anggaran
Untuk pelaksanaannya, suatu kebijakan atau program tidak akan mencapai
tujuan atau sasaran tanpa dukungan anggaran yang memadai. Artinya, besar atau
kecilnya anggaran merupakan penentu keberhasilan suatu program. Menurut
Nouri dan Parker (1998) ketersediaan atau kecukupan anggaran adalah tingkat
persepsi masing-masing individu manager pusat pertanggung jawaban bahwa
sumber-sumber yang dianggarkan untuk unit organisasinya mencukupi tujuannya.
Dalam hal pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa, pemerintah
pusat telah menganggarkan Dana Desa cukup besar yang diperoleh dari Anggran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan tujuan digunakan untuk
keperluan mendanai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat desa.
Jika dilihat dari Anggran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) tahun
anggaran 2017 Pemerintah Desa Lubuk Dalam dan Desa Ayar menerima
anggaran Dana Desa cukup besar dari Pemerintah Pusat. Berikut data Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa tahun 2017 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.6.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) tahun 2017
Berdasarkan tabel diatas, anggaran Desa Lubuk Dalam dan Desa Ayar bisa
dikatakan cukup untuk merealisasikan beberapa kegiatan dalam satu tahun
anggaran baik dibidang pembangunan maupun di bidang pemberdayaan
Universitas Sriwijaya
41
masyarakat sesuai dengan pembagiannya. Oleh karena itu, dana yang dianggarkan
harus direalisasikan dengan baik dan tepat sasaran.
Tabel 2.7.
Sumber Daya yang ada di Desa Lubuk dalam dan Desa Ayardalam
mendukung pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Desa
Universitas Sriwijaya
42
pengelolaan Dana Desa.Sumber daya tersebut adalah Sumber Daya Manusia dan
Fasilitas pendukung. Peran dan pentingnya Sumber Daya Manusia adalah bahwa
segala potensi sumber daya yang dimiliki manusia dapat dimanfaatkan sebagai
usaha untuk meraih keberhasilan dalam mencapai tujuan baik secara pribadi
maupun di dalam organisasi, yang selanjutnya didukung dengan adaya fasilitas
yang mendukung berjalannya suatu kegiatan.
Dengan demikian, apabila didalam organisasi sudah memiliki fasilitas yang
canggih, sumber daya alam yang melimpah namun tidak adanya dukungan dari
sumber daya manusia yang dapat mengelola dan memanfaatkan, maka mungkin
akan sulit untuk meraih keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan. Oleh sebab
itu, pentingnya peran sumber daya manusia dan fasilitas pendukung sebagai unsur
pengendali keberhasilan organisasi.
Universitas Sriwijaya
43
Universitas Sriwijaya
44
Universitas Sriwijaya
45
Meningkaatkan koordinasi
unit kerja,Dan anggaran
dana cadangan.
4 Abidin, Muhammad Untuk mengetahui Hasil penelitian
Zainul. 2015. Tinjauan pelaksanaan keuangan menunjukkan bahwa
Atas Pelaksanaan desa dan penggunaan pelaksanaan keuangan desa
Keuangan Desa dalam Alokasi Dana Desa telah didasarkan pada
Mendukung Kebijakan (ADD) dalam Peraturan Menteri Dalam
Dana Desa mendukung kebijakan Negeri Nomor 37 Tahun
(http://jurnal.dpr.go.id/i dana desa berdasarkan 2007 tentang Pedoman
ndex.php/ekp/article/vi UU Nomor 6 Tahun Pengelolaan Keuangan
ew/156diakses pada 2014 tentang Desa. Desa. Selama tahun 2010–
tanggal 3 Agustus 2017) Pengumpulan data 2013, pelaksanaan keuangan
menggunakan data desa menunjukkan perbaikan
sekunder melalui studi dari sisi tertib pelaksanaan
kepustakaan. Teknik administrasi keuangan,
analisis data kualitas laporan keuangan,
dilaksanakan secara dan penyerapan anggaran
kualitatif deskriptif. pada kegiatan yang telah
diprogramkan.
5 Putra, Candra Untuk menggambarkan Sebagian dari adanya Dana
Kusuma,dkk. 2013. pengelolaan Dana Desa Desa untuk pemberdayaan
Pengelolaan Dana dalam pemberdayaan masyarakat digunakan untuk
Desa dalam masyarakat desa serta biaya operasional
Pemberdayaan faktor-faktor pendorong Pemerintah Desa dan BPD.
Masyarakat Desa. dan penghambat.
Metode deskriptif.
Sumber: Diolah oleh penulis
BAB III
METODE PENELITIAN
Universitas Sriwijaya
46
Universitas Sriwijaya
47
Universitas Sriwijaya
48
Tabel 3.1.
Fokus Penelitian
Universitas Sriwijaya
49
Universitas Sriwijaya
50
Kecamatan Kota Kayuagung; profil Desa Ayar, dan Desa Lubuk Dalam;
rekapitulasi data Dinas Pemberdayaan Masyarakat, dan keterangan lainnya yang
ada kaitannya dengan pengelolaan keuangan desa di Kecamatan Kota
Kayuagung.
Data dapat diartikan sebagai bahan mentah yang didapatkan peneliti dari
penelitiannya, bisa berupa fakta maupun keterangan yang dapat digunakan sebagai
dasar analisis. Data dapat berfungsi sebagai bukti dan petunjuk tentang adanya sesuatu.
3.6 Informant
Informant adalah orang yang bisa memberi informasi tentang situasi dan kondisi
latar penelitian. Adapun teknik penentuan informant dalam penelitian ini menggunakan
teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sample didasarkan atas tujuan
tertentu (orang yang dipilih betul-betul memiliki kriteria sebagai sampel). Informant ini
di butuhkan untuk mengetahui kondisi yang sesuai dengan Fenomena tentang
Implementasi pengelolaan keuangan desa di Desa Ayar dan Desa Lubuk Dalam di
Kecamatan Kota Kayuagung. Teknik yang digunakan dalam pemilihan informant
menggunakan Prurposive Sampling, artinya teknik penentuan sumber data
mempertimbangkan terlebih dahulu, bukan diacak. Dengan demikian menentukan
informan sesuai dengan kriteria terpilih yang relevan dengan masalah penelitian.
Universitas Sriwijaya
51
Seperti yang telah disebutkan bahwa pemilihan informan pertama merupakan hal
yang sangat utama sehingga harus dilakukan secara cermat, karena penelitian ini
mengkaji Implementasi pengelolaan keuangan desa di Desa Ayar dan Desa Lubuk
Dalam di Kecamatan Kota Kayuagung.
Universitas Sriwijaya
52
Universitas Sriwijaya
53
Tabel. 3.3.
Pemenuhan Persyaratan
3. Observasi (observation)
Observasi yaitu teknik pengumpulan data dilakukan oleh peneliti secara langsung
dengan cara mengamati berbagai fenomena, keadaan, tindakan, dan peristiwa yang
terjadi di lapangan terutama yang berkaitan dengan objek penelitian. Tujuan observasi
dilakukan untuk melengkapi dan menguji hasil wawancara yang diberikan oleh
informan yang kemungkinan belum menyeluruh atau belum mampu menggambarkan
segala macam situasi atau bahkan melenceng dari apa yang diharapkan.
Dalam observasi, instrumen penelitian yang digunakan berupa format atau
blangko pengamatan. Format yang di susun berisi item-item tentang kejadian atau
tingkah laku dalam menggambarkan suatu kondisi yang akan terjadi.
Universitas Sriwijaya
54
Tabel.3.4.
Lokasi Observasi
Lokasi
No Proses Observasi
Observasi
1. Kantor Desa 1. Mengamati penyelenggaraan urusan
Pemerintah Desa dan kepentingan
masyarakat setempat.
2. Mengamati respon Pemerintah Desa
3. Mengamati fasilitas sarana dan prasarana.
2. Ruang Kerja 1. Mengamati Petugas dalam melaksanakan
kegiatan Pemerintahan Desa
2. Mengamati kesiapan dan sikap petugas
Pemerintah Desa
3. Mengamati proses dan prosedur
pelayanan
3. Balai Desa 1. Mengamati prosedur Pelaksanaan
Kegiatan
2. Mengamati kesiapan Pemerintah Desa
4. Lokasi 1. Mengamati pelaksanaan Pengawasan
Pembangunan 2. Mengamati Kesiapan petugas
Fisik pengawasan
3. Mengamati kondisi sarana pengawasan
4. Mengamati ketaatan petugas dalam Tata
laksana kegiatan.
Sumber :Data Primer 2017
Universitas Sriwijaya
55
Universitas Sriwijaya
56
Telah dikemukakan empat hal utama, yaitu pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan sebagai sesuatu yang jalin-menjalin pada saat
sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk
membangun wawasan umum yang disebut “analisis”. Empat hal tersebut dapat dilihat
pada gambar berikut:
PENGUMPULAN DATA
PENYAJIAN DATA
REDUKSI DATA
PENARIKAN KESIMPULAN
DAN VERIFIKASI
Universitas Sriwijaya
57
Universitas Sriwijaya