PENDAHULUAN
Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki wilayah terbagi atas daerah
kabupaten/kota. Setiap wilayah atau provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota
mempunyai Pemerintahan Daerah yang di mana hal tersebut di atur oleh Undang-
pusat tidak kesulitan untuk mengatur daerah yang begitu luas yang terbagi
menjadi beberapa wilayah maka dari itu adanya Otonomi daerah yang di harapkan
yang ada dalam daerah tersebut yang bertujuan untuk memberikan kesejahteraan
(Fahisa & Afriyenti, 2023)
masyarakat pada daerah atau desa tersebut.
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
Desa juga menjadi objek yang penting terkait dengan pembangunan di Indonesia.
Fokus pembangunan di desa, dilakukan melalui dana desa. Salah satu topik terkait
desa tersebut adalah pengelolaan keuangan desa yang sangat penting sejak desa
mulai menerima alokasi dana desa pada tahun 2015. Dana desa merupakan salah
satu usaha pemerintah dalam melakukan pemerataan di seluruh wilayah Indonesia
yang diwujudkan melalui dana desa yang dialokasikan khusus dalam APBN.
jika perangkat pemerintah desa dapat menjadikan sebuah desa menjadi desa yang
lebih maju dan produktif. Kemajuan desa dapat memberikan dampak positif untuk
sebuah negara. Perangkat desa atau disebut juga dengan pemerintah desa
Hal yang paling utama dari urusan pemerintah desa adalah urusan pemerintahan
Tujuan dana desa yaitu untuk memperkuat masyarakat desa sebagai subjek
mencapai tujuan dana desa tersebut, maka pengelolaan dana desa harus dilakukan
113 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa diharapkan dapat
Pengelolaan dana desa yang kini dilakukan oleh pemerintah desa belum tepat
sasaran, karena pendapatan desa ada dua yaitu dana desa dan dana alokasi desa.
Dana desa yaitu kewajiban dari Pemerintah Pusat yang dialokasikan dalam APBN
mengalokasikan kedalam APBD. Pada dasarnya dana desa ataupun alokasi dana
informasi yang memadai dan relevan serta dapat diakses oleh para pemangku
(Zamzami Zamzami & Rina Maulina, 2023).
kepentingannya. Tujuan transparansi
hal ini dinyatakan melalui masih terbatasnya akses yang dilakukan oleh
kantor desa, dan pemasangan papan pengunguman penggunaan dana desa pada
masyarakat masih belum cukup baik dalam memperoleh informasi dana desa.
desa dalam bentuk akuntabilitas laporan keuangan yang nantinya berguna sebagai
bukti atas apa yang telah di kelola oleh pemerintah dalam kurun waktu tertentu.
keuangan. Hal ini berguna agar dapatnya pihak tertentu dalam memperoleh
informasi mengenai pengelolaan keuangan pemerintah. Selain itu adanya
transparansi pada tokoh masyarakat juga berguna untuk melihat dan mengawasi
Informasi tersebut nantinya akan menjadi bahan atau acuan untuk meningkatkan
kinerja pemerintah di masa yang akan datang. Hal ini dilakukan agar pengelolaan
alokasi dana desa digunakan sesuai dengan aturan dan undang-undang yang
dapat dimusyawarahkan dan diarahkan kearah yang lebih tepat dan benar.
(Wardiana & Hermanto, 2019)
nantinya bertujuan agar segala keputusan dalam pengelolaan alokasi dana desa
alokasi dana desa nantinya digunakan sebagai bahan ukuran dalam menilai hasil
yang diperoleh pemerintah desa. Sehingga apabila tidak tercapainya target dalam
memperoleh hasil atas keluaran yang telah dilakukan, bisa diambil kebijakan atau
bermaksud agar pemerintah desa dapat memperoleh hasil yang lebih baik di masa
(Zamzami Zamzami & Rina Maulina, 2023)
yang akan datang.
Dari hal tersebut dapat dilihat dari Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun
Pemerintah No. 47 Tahun 2015 yang menyebutkan jika kini Desa mempunyai
wewenang untuk mengatur sumber daya dan arah pemabangunan. Untuk itu
segala keberhasilan dalam suatu pembangunan maupun untuk kesejahteraan yang
ada pada pemerintah daerah atau desa semua elemen di harapkan untuk
hal ini pelaksanaan alokasi dana desa harus memili pengelolaan yang jelas agar
(Yenti et al., 2018a)
dapat transparan terhadap masyarakat.
kaupaten yang ada di Sulawesi Tengah. Dalam hal ini salah satu objek penelitian
Pemilihan topik penelitian pada program Alokasi Dana Desa (ADD) karena
program Alokasi Dana Desa (ADD) memiliki implikasi yang sangat besar dan
ditangani secara gotong royong oleh pemerintah desa dan juga masyarakat secara
langsung, dana yang dikelola secara terbuka akan memberikan hasil program
pembangunan desa yang baik. Faktor lain yang membuat peneliti dalam
Kecamatan Tinombo.
Dana Desa (ADD) tahun 2023. Dengan demikian maka peneliti tertarik untuk
aplikasi mobile banking, serta dijadikan sebagai referensi untuk keperluan studi
bertransaksi.
BAB I : PENDAHULUAN
analisis data.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
pembahasan.
BAB V : PENUTUP
KAJIAN PUSTAKA
Mesi putri yanti dkk (2018) menilite tentang Analisis Akuntabilitas dan
bendahara komite, dan ketua komite. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
di SMA Negeri 9 Sijunjung sudah berjalan dengan baik. Prinsip transparansi dapat
yang diberikan kepada orang tua pada saat rapat komite di sekolah.
(Yenti et al., 2018b)
Kusyandi Yiudha (2020) Meneliti tentang Akiuntabilitas pengelolaan
keuangan Desa. Sumber data primer melalui pengamatan dan wawancara. Sumber
data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui regulasi-regulasi yang terkait
sumber daya aparatur desa dalam menjalankan aplikasi sistem keuangan desa
yang berdampak pada keterlambatan pada tahap berikutnya yaitu pelaporan dan
(Kusnadi et al., 2020)
pertanggungjawaban.
akuntabilitas pengelolaan dana desa ( Studi kasus pada kabupaten aceh barat daya)
sebagai alat perolehan data primer dan skala Likert sebagai alat ukurnya.
dipilih, terdiri dari tuha peut desa dan tokoh masyarakat. Teknik pengambilan
menentukan jumlah sampel. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi
linier berganda yang difasilitasi dengan SPSS versi 21. Hasil penelitian
terhadap akuntabilitas pengelolaan dana desa. Sampel dalam penelitian ini adalah
kriteria Kepala Desa, Sekretaris Desa, Bendahara Desa, Kepala Umum dan BPD,
penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini
Efektivitas pengelolaan dan BOS pada SMA Sasama, Pengaruh akuntabilitas dan
Determinasi (R-Square) yaitu sebesar 0,842 atau sebesar 84,2% dan sisanya yang
BOS tetapi tidak diteliti ditunjukkan oleh nilai epsilon (Ԑ) sebesar 0,158 atau
Tebel 2.1
Matriks Penelitian Terdahulu
Menurut Paul H. Landis dalam desa adalah suatu wilayah yang jumlah
penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri pergaulan hidup yang saling
kesukaan dan kebiasaan; kegiatan ekonomi yang pada umumnya agraris dan
masih dipengaruhi oleh alam sekitar, seperti iklim dan keadaan serta kekayaan
alam. Menurut Soetardjo dalam Thomas (2013) desa dapat dipahami sebagai
suatu daerah kesatuan hukum dimana bertempat tinggal di suatu masyarakat yang
berkuasa (memiliki wewenang) mengadakan pemerintahan sendiri. Pengertian ini
kepentingan penduduk. Dalam pengertian ini terdapat kesan yang kuat, bahwa
kepentingan dan kebutuhan masyarakat desa hanya dapat diketahui dan disediakan
(Kusnadi et al., 2020)
oleh masyarakat desa dan bukan pihak luar.
dimaksud dengan desa adalah desa adat atau yang disebut dengan nama lain.
Selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat desa sebagai
desa. Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) ialah wakil dari penduduk
Permusyawaratan Desa (BPD) terdiri dari ketua Rukun Warga (RW), pemangku
bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang diperuntukkan bagi
desa yang ditransfer melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten
Belanja Daerah (APBD) kabupaten atau kota setelah dikurangi Dana Alokasi
Khusus (DAK). Alokasi Dana Desa (ADD) sebagaimana yang dimaksud pada
ayat (1) paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari dana perimbangan yang
Desa (ADD) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa) wajib
a. Paling sedikit 70% (tujuh puluh perseratus) dari jumlah anggaran belanja
b. Paling banyak 30% (tiga puluh perseratus) dari jumlah anggaran belanja
desa yang digunakan untuk penghasilan tetap dan tunjangan Kepala Desa
Alokasi Dana Desa (ADD) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Dana Desa (ADD) kepada Bupati setelah dilakukan verifikasi oleh tim
keuangan sekretaris daerah kabupaten atau kota dan Kepala Badan Pengelola
Keuangan Daerah (BPKD) atau Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Kekayaan
Aset Daerah (BPKKAD). Kepala bagian keuangan sekretaris daerah atau Kepala
Dana Desa (ADD) langsung dari kas daerah ke rekening desa. Mekanisme
pencairan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam APBD Desa dilakukan secara
bertahap atau disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi daerah kabupaten atau
(Oktaria & Alexandro, 2021)
kota.
2.2.3 Akuntabiltas
abstrak tapi kongkrit dan harus ditentukan oleh hukum melalui prosedur yang
maupun tidak langsung secara lisan maupun tulisan. Sehingga akuntabilitas dapat
Fisik yang telah dipercayakan kepadanya dalam rangka untuk mencapai tujuan
Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 yaitu transparan, akutabel, partisipatif serta
desa.
kegiatan fisik Alokasi Dana Desa (ADD) supaya dipasang papan informasi
yang berlaku.
No. 113 Tahun 2014 tentang pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dikatakan
Dengan adanya transparansi menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang
banyak, pemerintah harus meyediakan informasi yang lengkap mengenai apa yang
keuangan publik merupakan prinsip good governance yang harus dipenuhi oleh
yang terkait.
yang memiliki kepentingan. Dalam hal ini yaitu masyarakat luas sehingga prinsip
diberikan kesempatan untuk mengetahui kebijakan yang akan dan telah diambil
publik oleh pemerintah dan hak masyarakat terhadap akses informasi. Pemerintah
empat komponen yang terdiri dari adanya sistem pelaporan keuangan, system
dengan tekun dan benar tanpa keluar dari jalur atau batasan yang telah
ditentukan.
serta publik karena tanpa mereka tujuan yang hendak dicapai tidak akan
terpenuhi.
moral personal yang prima. Ini dapat dilihat dari integritas, amanah dan
cerdas bagi seorang pemimpin. Oleh sebab itu suatu keberhasilan hanya
Agar penelitian ini lebih jelas, maka diberikan kerangka berpikir. Untuk
lebih bisa dipahami dan mampu menjelaskan bagaiman hasil dari penelitian.
Akuntabilitas (X1)
Efektivitas
Pengelolaan
Alokasi Dana Desa
(Y)
Transparansi (X2)
Keterangan:
: Pengaruh Secara Parsial
Tahun 2013). Prinsip tata kelola keuangan yang mengedepankan good financial
anggaran harus dapat diakses oleh public, dan yang tidak boleh diakses
hanya rekening Koran dan ketersediaan uang dalam kas daerah,
2.4 Hipotesis
yaitu:
Mautong
Mautong.
Mautong
Parigi Mautong
BAB III
METODE PENELITIAN
Parigi Mautong yang mengambil 5 desa yaitu Siavu, Tinombo, Dusunan, Tibu dan
Sibalia
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dari penelitian ini yaitu seluruh Aparatur desa meliputi Kepala desa, Sekertaris desa,
dan Bendahara desa Kecamatan Tinombo Kabupaten Parigi Mautong. Dan sampel
pada penelitian ini meliputi desa Siavu, Tinombo, Dusunan, Tibu dan Sibalia.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
angket yang pernah digunakan oleh penelitian sebelumnya untuk mengetahui pendapat
responden. Kuisoner yang disebarkan memakai skala likert. Skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang
fenomena sosial. Untuk analisis data kuantitatif, maka jawaban responden diberi skor
sebagai berikut.
Dengan skala likert, maka variable yang akan diukur dijabarkan menjadi
indicator variable. Kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item intrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Adapun
kuantitatif) suatu aspek psikologis terdapat dalam diri seseorang, yang dinyatakan oleh
Validitas Prediktif
Dalam hal ini dinyatakannya bahwa koefisien yang berkisar antara 0,30 sampai
dengan 0,50 telah dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap efisiensi suatu
(Sjarlis & Salim Sultan, n.d.)
lembaga pelatihan. Permasalahan yang sering muncul
1. Validitas skor adalah permasalahan sejauhmana validitas skor yang dihasilkan test
berukuran besar koefisien yang sangat kecilpun akan dapat dinyatakan signifikan.
3. Komputasi koefisien validitas sebagai estimasi terhadap validitas hasil ukur tidak
sama dengan pengujian hipotesis nihil mengenai hubungan skor test dan skor
mampu menghasilkan data yang memiliki tingkat reabilitas tinggi disebut sebagai
pengukuran yang reliable. Walaupun istilah reabilitas mempunyai berbagai nama lain
sebagainya, namun gagasan pokok yang terkandung dalam konsep reabilitas adalah
Konsep reabilitas dalam arti reabilitas alat ukur erat berkaitan dengan masalah
sejauhmana inkonsistensi hasil ukur terjadi apabila pengukuran dilakukan ulang pada
kelompok subjek yang sama. Konsep reabilitas dalam arti reabilitas hasil ukur erat
berkaitan dengan eror dalam pengambilan sampel subjek (sampling error) yang
mengacu kepada inkonsistensi hasil ukur apabila pengukuran yang dilakukan ulang
pada kelompok sampel subjek yang berbeda dari suatu populasi yang sama. Berkaitan
dengan hal itu, Thompson (1999) mengatakan bahwa hal yang paling penting untuk
difahami adalah bahwa estimasi terhadap reabilitas merupakan fungsi dari skor yang
diperoleh dari tes, bukanlah fungsi dari tesnya itu sendiri. (Saifuddin, 2019).
1. Uji Normalitas
normal, maka teknis statistic parametris tidak dapat digunakan untuk alat analisis.
Sebagai gantinya digunakan teknik statistic lain yang tidak harus berasumsi bahwa
(Sugiyono, 2017)
2. Uji Multikolinieritas
Istilah multikolinearitas diperkenalkan pertama kali oleh Ragnar Frisch pada
tahun 1934. Menurut Frisch dalam buku (Maddala, 2001) suatu model regresi
sempurna atau mendekati sempurna diantara beberapa atau semua variable bebasnya.
Akibatnya model tersebut akan mengalami kesulitan untuk melihat pengaruh variable
mengetahui ada tidaknya satu atau lebih variable bebas mempunyai hubungan dengan
variable bebas lainnya. Ada rules of thumb bahwa suatu model mengandung masalah
sedikit.
model regresi. Cara lain bisa dengan menambah data penelitian, cara ini
3. Uji heteroskedastisitas
Suatu model regresi mengandung masalah heterokedastisitas artinya varian
variable dalam model tersebut tidak konstan. Akibat adanya masalah heterokedastisitas
ini adalah varian penaksirnya tidak minimum sehingga penaksir/estimor dalam model
mentransformasi nilai variable menjadi bentuk logaritma. (Erwan & Dyah, 2017).
sehingga data tersebut dapat menjawab pertanyaan penelitian. (Erwan & Dyah,
dependen dan independen). Adapun metode yang digunakan dalam menganalisis data
variable atau meneliti seberapa besar pengaruh akuntabilitas dan transparansi terhadap
efektivitas pengelolaan alokasi dana desa. Adapun rumus yang digunakan dalam
Keterangan:
Y = Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa
(variable dependen/terikat)
a = Intersep/Bilangan
Konstanta b = Koefisien Variable X
X1 = Akuntabilitas (variable
independen/bebas) X2= Transparansi (variable
independen/bebas).
e = Kesalahan Regresi (error) (Erwan & Diyah, 2017).
Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu
individual terhadap variable dependennya. Uji terhadap nilai statistic t juga disebut uji
parsial yang berupa koefisien regresi. Kita dapat melakukan uji ini dengan mudah
dan singkat sesuai SPSS. Pertama, kita harus merumuskan hipotesis nol yang
variable dependen.
variable dependen. Nilai statistic F juga dapat dilihat dari output regresi yang
dihasilkan oleh SPSS. Seperti uji nilai statistic t, kita hendaknya merumuskan uji
Jika nilai statistic F lebih besar dari 4 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Semua
persentase variasi nilai variable dependen yang dapat dijelaskan oleh model regresi.
Apabila nilai koefisien determinasi dalam model regresi semakin kecil (mendekati nol)
dependennya. Atau dengan kata lain, nila R2 yang kecil berarti kemampuan semua
apabila nilai R2 semakin mendekati 100% berarti semua variable independen dalam
terhadap variable dependen. Misalnya nilai R2 = 0,85, artinya bahwa variasi nilai Y
yang dapat dijelaskan oleh model regresi adalah 85% dan selebihnya atau sebesar
15%, variasi variable Y dipengaruhi oleh variable lain di luar model regresi. (Erwan