Anda di halaman 1dari 23

PENDAHULUAN

Pemerintah merupakan pemegang kekuasaan untuk menjalankan tugas penyelenggaraan


pemerintahan, melindungi masyarakat, dan sebagai pengambil keputusan untuk keadilan dan
kesejahteraan masyarakat (Sugiman, 2018). Karena itu, pemerintah pusat memberi hak otonom
kepada pemerintah daerah dan desa untuk mengurus rumah tangga secara mandiri dan mampu
membangun pertumbuhan ekonomi desa untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat (Safitri,
2016). Keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan suatu desa selalu
berkaitan dengan peran Kepala Desa sebagai pemimpin dalam pemerintahan desa (Kumalasari,
2016). Kepala desa memiliki kewenangan tertinggi dalam menjalankan dan mengatur
pemerintahan desa, serta memegang kekuasan dalam pengelolaan keuangan desa, mengakses
data-data penting dalam laporan keuangan dan dapat menggunakan kewenangannya untuk
memberikan keputusan (Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah, 2019). Karena adanya kekuasaan untuk mengelola dan mengakses keuangan
desa, kepala desa menjadikan kesempatan tersebut untuk melakukan tindak korupsi (Herdiana,
2019).

Kasus korupsi banyak terjadi di Indonesia salah satunya di Kabupaten Cilacap tepatnya di
Desa Jeruklegi Wetan, korupsi dilakukan oleh Kepala Desa dengan cara memakai dana retribusi,
dana bantuan khusus, dana bagi pajak, dan alokasi dana desa (Radarbanyumas.co.id, 2018).
Kepala Desa di Desa Nusawangkal juga melakukan penyelewengan dana hibah Pemkab Cilacap,
antara lain Alokasi Dana Desa (ADD) serta Dana Bantuan Sosial Provinsi Jawa Tengah senilai
Rp105 juta tahun anggaran 2014 (Radarbanyumas.co.id, 2015). Korupsi dana hibah pada tahun
2015 juga ditunggangi Kepala Desa di Desa Maos Kidul dan Ketua Lembaga Pemberdayaan dan
Pembangunan Masyarakat Desa sebesar Rp180 juta (Republika.co.id, 2015). Kepala Desa
Cilongkrang Kecamatan Wanareja juga tersandung korupsi Anggaran Pendapatan Belanja Desa
(APBDes) Cilongkrang Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp250 juta (Satelitpost.com, 2017). Tidak
hanya itu, Kepala Desa Widarapayung Kulon mengadakan pungutan liar kepada perusahaan
tambak udang, PT Lautan Mas Jaya sebesar Rp515 juta (Serayunews.com, 2017). Korupsi di
tingkat desa sudah termasuk tindakan disengaja dan disusun secara tersistematis (Herdiana,
2019).
Tindakan korupsi yang dilakukan Kepala Desa dapat disebabkan karena kurangnya
pengawasan dan lemahnya pendampingan yang dilakukan oleh pihak pemerintah daerah dalam
hal ini Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) yang dibentuk atas dasar prakarsa
masyarakat dan difasilitasi Pemerintah Desa atau Kelurahan melalui musyawarah dan mufakat,
serta dikukuhkan melalui Peraturan Desa. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap
Nomor 3 Tahun 2010, DPMD bertugas membantu pemerintah desa dan kelurahan sekaligus
merupakan mitra dalam memberdayakan masyarakat, lembaga kemasyarakatan juga berperan
sebagai penampung partisipasi dalam manajemen pembangunan supaya terlaksana transparansi
pembangunan serta mengajak, memotivasi dan membangun terobosan agar masyarakat aktif
dalam pelaksanaan pembangunan, dengan demikian lembaga sosial sangat berpengaruh
peranannya dan sangat diperlukan keberadaannya (Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor
3 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan, 2010).

Tugas dan tanggung jawab DPMD semestinya adalah mewakili pemerintah dalam
melakukan pembinaan, pendampingan dan pengawasan pengelolaan keuangan desa, seperti
pemberian pelatihan pengelolaan keuangan desa sekabupaten Cilacap melalui aplikasi sistem
keuangan desa (Siskeudes) dan bentuk pengawasan lainnya (Prehantoro, 2017). Siskeudes
merupakan aplikasi manajemen keuangan desa yang dikembangkan oleh Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang memudahkan dalam penggunaannya untuk penyajian
pelaporan keuangan desa. Dengan diadakannya pelatihan Siskeudes diharapkan membantu kerja
aparat desa, sehingga kinerjanya semakin baik dan penggunaan siskeudes lebih efektif
(Bpkp.go.id, 2019). Pemerintah Desa diharapkan mampu merealisasikan manajemen keuangan
desa yang teratur, efektif, dan efisien. Selain itu, pemeriksaan pertanggungjawaban dan
pengawasan keuangan desa dapat diterapkan dengan mudah.

Penelitian terdahulu terkait peran dinas dilakukan oleh Akbar (2015) yang menyatakan
bahwa DPMD berperan meningkatan pemberdayaan masyarakat desa, yaitu berupaya untuk
memberikan fasilitas kepada masyarakat berkaitan dengan penguatan kelembagaan dan
pemberdayaan masyarakat. Telah terbukti bahwa DPMD Kabupaten Cilacap berkolaborasi
dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), mengadakan Bimbingan Teknis
mengenai Pengelolaan Sistem Informasi Desa (SID) yang berguna untuk memberikan informasi
terkait potensi daerah, guna mendukung perencanaan pembangunan desa (KominfoJateng, 2018).
Berbeda dengan peranan DPMD dalam pengelolaan dana desa di Kecamatan Selat Nasik yaitu
melakukan pendampingan, memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan RAPBDesa
(Azhari, 2016). Sedangkan DPMD Desa Pekon Paku melakukan pendampingan dalam
penyusunan RPJMDes, RKPDes dan APBDes (Komaruddin, 2018).

Adanya kelemahan dalam pengelolaan keuangan desa, maka pemerintah desa dituntut
untuk menyajikan laporan keuangan dan pengelolaan keuangan yang akuntabel dengan adanya
pembinaan, pengawasan dan pendampingan dari DPMD, sehingga pengelolaannya dapat
dipertanggungjawabkan. Oleh sebab itu, peran DPMD dalam melakukan pengawasan
pengelolaan keuangan desa menarik untuk diteliti, sehingga persoalan dalam penelitian ini ialah
mendeskripsikan peran DPMD di Desa Jetis Kecamatan Nusawungu Kabupaten Cilacap.

Alasan pemilihan Desa Jetis adalah adanya berita yang menyebutkan bahwa Kejaksaan
Negeri Cilacap melihat masalah penggunaan dana desa di tahun-tahun sebelumnya, misalnya
karena adanya mark up oleh Kepala Desa atau aparat, penggelapan dana desa untuk kepentingan
pribadi Kepala Desa atau aparat desa. Adanya dominasi keluarga atau orang-orang terdekat
kepala desa, terkait dengan fungsi pendampingan dan pengawasan terdapat kelemahan
pengawasan keuangan desa yang dilakukan oleh inspektorat, dan pendamping desa yang
menggunakan kelemahan aparat desa (Satelitpost.com, 2017). Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi DPMD dan Aparat Desa sebagai bahan evaluasi yaitu mengevaluasi
program dan kegiatan, peningkatan kinerja dan pengambilan keputusan, dan bagi akademisi,
yaitu sebagai tambahan literatur terkait dengan akuntansi desa.
KAJIAN PUSTAKA

Keuangan Desa dan Pengelolaannya

UU Nomor 6 Tahun 2014 beserta peraturan pelaksanaannya telah memberi perintah


kepada pemerintah desa untuk lebih mandiri dalam mengelola pemerintahan dan berbagai
sumber daya alam yang dimiliki, termasuk di dalamnya pengelolaan keuangan dan kekayaan
milik desa. Pengelolaan keuangan desa adalah seluruh rangkaian kegiatan yang dimulai dari
tahap perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan hingga pertanggungjawaban yang
dilaksanakan dalam satu tahun anggaran, terhitung mulai 1 Januari sampai dengan 31 Desember.

Selain itu, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 juga memaparkan
bahwa pengelolaan keuangan Desa meliputi perencanaan; pelaksanaan; penatausahaan;
pelaporan; dan pertanggungjawaban. Pengelolaan keuangan Desa dilakukan dengan Basis Kas.
Basis Kas merupakan pencatatan transaksi pada saat kas diterima atau dikeluarkan dari rekening
kas Desa. Pengelolaan keuangan Desa dapat dilakukan dengan menggunakan sistem informasi
yang dikelola Kementerian Dalam Negeri.

Perencanaan pengelolaan keuangan Desa merupakan perencanaan penerimaan dan


pengeluaran pemerintahan Desa pada tahun anggaran berkenaan yang dianggarkan dalam
Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APB Des). Sekretaris Desa mengoordinasikan penyusunan
rancangan APB Desa berdasarkan RKP Desa tahun berkenaan dan pedoman penyusunan APB
Desa yang diatur dengan Peraturan Bupati/Wali Kota setiap tahun. Pelaksanaan pengelolaan
keuangan Desa merupakan penerimaan dan pengeluaran Desa yang dilaksanakan melalui
rekening kas Desa pada bank yang ditunjuk Bupati/Wali Kota.

Penatausahaan dilakukan oleh Kaur Keuangan sebagai pelaksana fungsi kebendaharaan


dengan mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran dalam buku kas umum. Kepala Desa
menyampaikan laporan pelaksanaan APB Desa semester pertama kepada Bupati/Wali Kota
melalui camat. Laporan terdiri dari laporan pelaksanaan APB Desa; dan laporan realisasi
kegiatan. Kepala Desa menyusun laporan dengan cara menggabungkan seluruh laporan paling
lambat minggu kedua bulan Juli tahun berjalan. Kepala Desa menyampaikan laporan
pertanggungjawaban realisasi APB Desa kepada Bupati/Wali Kota melalui camat setiap akhir
tahun anggaran. Laporan pertanggungjawaban disampaikan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah
akhir tahun anggaran berkenaan yang ditetapkan dengan Peraturan Desa (Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa, 2018).

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD)

Masyarakat belum melakukan pengawasan dan pemeriksaan langsung terkait pengelolaan


keuangan desa dikarenakan masyarakat yang kurang memahami program pengalokasian dana
sehingga Pemerintah Desa perlu menyelenggarakan sosialisasi dan edukasi dana desa ..dan
perlunya transparansi penggunaan dana desa oleh pengelola keuangan desa (Sulumin, 2015).
Karena adanya permasalahan mengenai pengawasan keuangan desa sehingga Pemerintah Desa
perlu melibatkan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015 Tugas


Pokok Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa yaitu membantu Kepala Daerah di bidang
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa. Sedangkan fungsinya antara lain
merumuskan kebijakan teknis pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintahan Desa, mengkoordinasikan tugas dan fungsi Pemerintah Kabupaten
di bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Pemerintahan Desa, melaksanakan tugas dan
kewenangan Pemerintah Kabupaten di bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan
Desa, mengelola urusan ketatausahaan, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Bupati (Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 Tentang Desa, 2015).

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dipimpin oleh Kepala Dinas yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris
Daerah. Kepala Dinas mempunyai tugas pokok membantu Bupati memimpin dan melaksanakan
sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah di bidang pemberdayaan
masyarakat dan desa yang meliputi pemerintahan desa, pembangunan desa, serta kelembagaan
masyarakat. Sekretaris mempunyai tugas mengkoordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan,
pengendalian, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di
lingkungan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
Dalam melakukan tugasnya Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa membagi
menjadi tiga bidang yaitu :

1. Bidang Pembinaan Pemerintahan Desa

Bidang Pembinaan Pemerintahan Desa mempunyai tugas perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
pengoordinasian, pemantauan, evaluasi dan pelaporan meliputi pembinaan administrasi dan aset
desa, dan pembinaan kelembagaan dan aparatur pemerintah desa. Dalam melaksanakan tugas,
Bidang Pembinaan Pemerintahan Desa menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana dan program kerja Bidang Pembinaan Pemerintahan Desa;


b. Perumusan kebijakan teknis bidang pembinaan pemerintahan desa;
c. Pelaksanaan bimbingan dan pengendalian teknis bidang pembinaan pemerintahan desa;
d. Pengelolaan administrasi bidang pembinaan pemerintahan desa; dan
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan, terkait dengan tugas dan
fungsinya.

2. Bidang Pengembangan Ekonomi, Sosial Budaya dan Kelembagaan Desa

Bidang Pengembangan Ekonomi, Sosial Budaya dan Kelembagaan Desa mempunyai tugas
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pengoordinasian, pemantauan, evaluasi dan pelaporan
meliputi pengembangan ekonomi dan pengembangan sosial budaya, dan kelembagaan desa.
Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pengembangan Ekonomi, Sosial Budaya dan Kelembagaan
Desa menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana dan program kerja Bidang Pengembangan Ekonomi, Sosial Budaya
dan Kelembagaan Desa;
b. Perumusan kebijakan teknis bidang pengembangan ekonomi, sosial budaya dan
kelembagaan desa;
c. Pelaksanaan bimbingan dan pengendalian teknis bidang pengembangan ekonomi, sosial
budaya dan kelembagaan desa;
d. Pengelolaan administrasi bidang pengembangan ekonomi, sosial budaya dan
kelembagaan desa; dan
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan, terkait dengan tugas dan
fungsinya.

3. Bidang Pengembangan Sumber Daya, Permukiman dan Lingkungan Desa

Bidang Pengembangan Sumber Daya, Permukiman dan Lingkungan Desa mempunyai tugas
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pengoordinasian, pemantauan, evaluasi dan pelaporan
meliputi pemanfaatan sumberdaya dan teknologi tepat guna, serta penataan permukiman dan
lingkungan desa. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pengembangan Sumber Daya,
Permukiman dan Lingkungan Desa menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana dan program kerja bidang pengembangan sumber daya, permukiman
dan lingkungan desa;
b. Perumusan kebijakan teknis bidang pengembangan sumber daya, permukiman dan
lingkungan desa;
c. Pelaksanaan bimbingan dan pengendalian teknis bidang pengembangan sumber daya,
permukiman dan lingkungan desa;
d. Pengelolaan administrasi bidang pengembangan sumber daya, permukiman dan
lingkungan desa; dan
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan, terkait dengan tugas dan
fungsinya (Perbub, 2016).

Dalam setiap bidang memiliki tugas dan fungsi utama yang berbeda. Namun, dari setiap
bidang diatas, DPMD memiliki tugas dan fungsi untuk melakukan pengawasan. Bidang
Pembinaan Pemerintahan Desa memiliki tugas perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
pengoordinasian, pemantauan, evaluasi dan pelaporan meliputi pembinaan administrasi dan aset
desa, dan pembinaan kelembagaan dan aparatur pemerintah desa. Sehingga Bidang Pembinaan
Pemerintah Desa melakukan fungsi pengawasan pengelolaan keuangan desa mengenai
administrasi dan aset desa, sehingga hal tersebut dapat menjadi pedoman untuk melakukan
penelitian mengenai peran DPMD Kabupaten Cilacap dalam melakukan pengawasan
pengelolaan keuangan di Desa Jetis.
METODA PENELITIAN

Jenis Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang memiliki
tujuan untuk menganalisis dan mengkaji peran Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
(DPMD) Kabupaten Cilacap dalam melakukan pengawasan pengelolaan keuangan Desa Jetis.
Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang
diperoleh langsung dari pihak pertama. Sumber data primer adalah hasil wawancara dengan
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, kepala desa, perangkat desa dan masyarakat.
Selain itu, sumber data berasal dari dokumentasi dan arsip DPMD Kabupaten Cilacap.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari wawancara dan dokumentasi.
Wawancara dilakukan dengan cara mewawancarai narasumber yang merupakan pihak yang
terlibat langsung dalam melakukan pengawasan pengelolaan keuangan desa seperti Kepala Desa,
DPMD dan masyarakat. Sedangkan dokumentasi dan arsip dilakukan untuk melengkapi dan
menyelidiki kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh DPMD Kabupaten Cilacap.

Teknik Analisis Data

Untuk mencapai keabsahan informasi yang andal dan representasi yang menyeluruh
perihal informasi tertentu, peneliti menggunakan teknik analisis data meliputi reduksi data,
penyajian data, serta penarikan kesimpulan yang kemudian digunakan juga teknik triangulasi.
Teknik triangulasi yaitu teknik analisis data yang menggunakan sumber dari luar data itu untuk
pengecekan atau sebagai perbandingan hasil wawancara terhadap narasumber ketika berbicara
kepada publik dan ketika berbicara kepada peneliti, mencocokkan opini narasumber dengan
opini masyarakat atas pengawasan yang dilakukan oleh DPMD, serta membandingkan dokumen
dan arsip DPMD dengan hasil wawancara narasumber sehingga menghasilkan informasi yang
andal.
Teknik Triangulasi

Penarikan
Reduksi Data Penyajian Data
Kesimpulan

Gambar 1. Teknik Analisis Data

Teknik triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data,
penyajian data serta penarikan kesimpulan. Pada tahap reduksi data, peneliti membuat
rangkuman hasil wawancara dan dokumentasi dengan cara mengelompokkan informasi
berdasarkan jenis pertanyaan dan hal-hal yang berkaitan dengan peran DPMD dalam
pengawasan pengelolaan keuangan desa. Kemudian pada tahap penyajian data dilakukan dengan
cara membuat tabel berisi hasil wawancara yang telah diolah menjadi uraian singkat. Kemudian
menganalisis data hasil wawancara dan dokumentasi dengan cara melihat peran pengawasan
yang telah dilakukan DPMD dalam pengelolaan keuangan desa serta mengidentifikasi hambatan
dan pencapaian yang telah dilakukan DPMD untuk meningkatkan pengelolaan keuangan desa
disertai grafik, tabel, gambar, dan sebagainya. Tahap terakhir adalah melakukan penarikan
kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis dengan cara mengambil intisari dari
pembahasan, untuk mendapatkan hasil penelitian yang terjamin keandalannya melalui teknik
triangulasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PAPARAN DATA

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Cilacap Gambaran


Objek Penelitian

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Cilacap merupakan salah satu dinas
yang berada di Kabupaten Cilacap dan berlokasi di Jl. Dr. Soetomo No. 5 Cilacap. Berdasarkan
Peraturan Bupati Cilacap Nomor 113 Tahun 2017 Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
merupakan unsur pelaksana urusan pemerintah bidang pemberdayaan masyarakat dan desa yang
menjadi kewenangan daerah. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa mempunyai tugas
membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan bidang pemberdayaan masyarakat
dan desa yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada
daerah (Perbub, 2016).

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Cilacap memiliki fungsi:

a. Perumusan kebijakan di bidang pembinaan pemerintahan desa, pengembangan ekonomi,


sosial budaya dan kelembagaan desa, dan pengembangan sumber daya, permukiman dan
lingkungan desa;
b. Pelaksanaan koordinasi kebijakan di bidang pembinaan pemerintahan desa,
pengembangan ekonomi, sosial budaya dan kelembagaan desa, dan pengembangan
sumber daya, permukiman dan lingkungan desa;
c. Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan pemerintahan desa, pengembangan ekonomi,
sosial budaya dan kelembagaan desa, dan pengembangan sumber daya, permukiman dan
lingkungan desa;
d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pembinaan pemerintahan desa,
pengembangan ekonomi, sosial budaya dan kelembagaan desa, dan pengembangan
sumber daya, permukiman dan lingkungan desa;
e. Pelaksanaan fungsi kesekretariatan dinas; dan
f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati, terkait dengan tugas dan fungsinya.
Susunan Organisasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Cilacap terdiri dari :

Sumber : Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Cilacap


Keterangan :

a. Kepala;
b. Sekretariat, terdiri dari :
1.) Sub Bagian Perencanaan
2.) Sub Bagian Keuangan dan Aset;
3.) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
c. Bidang Pembinaan Pemerintahan Desa, terdiri dari :
1.) Seksi Pembinaan Administrasi dan Aset Desa;
2.) Seksi Pembinaan Kelembagaan dan Aparatur Pemerintah Desa.
d. Bidang Pengembangan Ekonomi, Sosial Budaya dan Kelembagaan Desa, terdiri dari :
1.) Seksi Pengembangan Ekonomi;
2.) Seksi Pengembangan Sosial Budaya dan Kelembagaan Desa.
e. Bidang Pengembangan Sumber Daya, Permukiman dan Lingkungan Desa, terdiri dari :
1.) Seksi Pemanfaatan Sumber Daya dan Teknologi Tepat Guna;
2.) Seksi Penataan Permukiman dan Lingkungan Desa.
f. Kelompok Jabatan Fungsional.

 Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa memiliki tugas :

a. Merumuskan dan menetapkan program kerja dinas berdasarkan Rencana Pembangunan


Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. Merumuskan kebijakan dibidang pembinaan pemerintahan desa, pengembangan
ekonomi, sosial budaya dan kelembagaan desa, dan pengembangan sumber daya,
permukiman dan lingkungan desa berdasarkan rencana strategis dinas sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan;
c. Mengoordinasikan kebijakan dibidang pembinaan pemerintahan desa, pengembangan
ekonomi, sosial budaya dan kelembagaan desa, dan pengembangan sumber daya,
permukiman dan lingkungan desa dengan perangkat daerah terkait dijajaran pemerintah
kabupaten, provinsi, pusat maupun lembaga diluar kedinasan;
d. Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanan tugas bawahan sesuai dengan
fungsi dan kompetensi bawahan dengan prinsip pembagian tugas habis;
e. Menyelenggarakan kebijakan dibidang pembinaan pemerintahan desa, pengembangan
ekonomi, sosial budaya dan kelembagaan desa, dan pengembangan sumber daya,
permukiman dan lingkungan desa;
f. Menyelenggarakan kebijakan kesekretariatan dinas dengan mengarahkan
perencanaan/perumusan program dan pelaporan, pengelolaan keuangan dan aset, dan
urusan umum dan kepegawaian;
g. Menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi kerja;
h. Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
i. Melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggung jawaban; dan
j. Melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai dengan bidang
tugasnya.

 Sekretariat mempunyai tugas perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pengoordinasian,


pemantauan, evaluasi, dan pelaporan meliputi perencanaan, pembinaan ketatausahaan,
hukum, keuangan dan aset, kerumahtanggaan, kerjasama, kearsipan, dokumentasi,
keorganisasian dan ketatalaksanaan, kehumasan dan keprotokolan, kepegawaian dan
pelayanan administrasi dilingkungan dinas.
 Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan,
pengoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan perencanaan dan
program kerja dilingkungan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
 Sub Bagian Keuangan dan Aset mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan, pengoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan
keuangan dan aset dilingkungan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan, pengoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan urusan
umum dan kepegawaian dilingkungan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
 Bidang Pembinaan Pemerintahan Desa mempunyai tugas perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, pengoordinasian, pemantauan, evaluasi dan pelaporan meliputi pembinaan
administrasi dan aset desa, dan pembinaan kelembagaan dan aparatur pemerintah desa.
Seksi Pembinaan Administrasi dan Aset Desa mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan, pengoordinasian, pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pembinaan administrasi dan aset desa. Seksi Pembinaan Kelembagaan dan Aparatur
Pemerintah Desa mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan,
pengoordinasian, pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pembinaan
kelembagaan dan aparatur pemerintah desa.
 Bidang Pengembangan Ekonomi, Sosial Budaya dan Kelembagaan Desa mempunyai
tugas perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pengoordinasian, pemantauan, evaluasi dan
pelaporan meliputi pengembangan ekonomi dan pengembangan sosial budaya, dan
kelembagaan desa.
 Bidang Pengembangan Sumber Daya, Permukiman dan Lingkungan Desa mempunyai
tugas perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pengoordinasian, pemantauan, evaluasi dan
pelaporan meliputi pemanfaatan sumber daya dan teknologi tepat guna, serta penataan
permukiman dan lingkungan desa.

Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa :

1.) Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi, dan
Kelompok Jabatan Fungsional dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi secara vertical dan horizontal baik
dalam lingkungan dinas maupun antar Perangkat Daerah lainnya dilingkungan
Pemerintah Daerah serta dengan instansi lain diluar Pemerintah Daerah sesuai dengan
tugas dan fungsinya masing-masing.
2.) Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, dan Kepala Seksi masing-
masing bertanggungjawab memimpin, membimbing, mengawasi, dan memberikan
petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan, dan apabila terjadi penyimpangan, mengambil
langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3.) Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, dan Kepala Seksi wajib
mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing
serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya.
4.) Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi harus
menerapkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dilingkungan masing-masing
untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas public melalui penyusunan
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.

Berdasarkan Peraturan Bupati Cilacap Nomor 113 Tahun 2017, fungsi pengawasan dilakukan
oleh :

1.) Sub Bagian Perencanaan yaitu pemantauan terhadap perencanaan dan program kerja di
lingkungan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
2.) Sub Bagian Keuangan dan Aset yaitu pemantauan terhadap keuangan dan aset di
lingkungan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
3.) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian yaitu pemantauan urusan umum dan kepegawaian
dilingkungan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
4.) Bidang Pembinaan Pemerintahan Desa yaitu pemantauan dan pembinaan administrasi
dan aset desa, dan pembinaan kelembagaan dan aparatur pemerintah desa.
5.) Bidang Pengembangan Ekonomi, Sosial Budaya dan Kelembagaan Desa yaitu
pemantauan terhadap pengembangan ekonomi dan pengembangan sosial budaya, dan
kelembagaan desa.
6.) Bidang Pengembangan Sumber Daya, Permukiman dan Lingkungan Desa yaitu
pemantauan terhadap pemanfaatan sumber daya dan teknologi tepat guna, serta penataan
permukiman dan lingkungan desa.
Disetiap bidang Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa memiliki fungsi pengawasan.
Namun terdapat satu bidang yang berfokus pada pengawasan pengelolaan keuangan desa, yaitu
Bidang Pembinaan Pemerintah Desa yang memiliki fungsi pengawasan terhadap administrasi
dan aset desa. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2018, pengelolaan keuangan desa meliputi :

1.) Perencanaan
Merupakan perencanaan penerimaan dan pengeluaran pemerintahan desa pada tahun
anggaran berkenaan yang dianggarkan dalam APB Desa.
2.) Pelaksanaan
Merupakan penerimaan dan pengeluaran desa yang dilaksanakan melalui rekening kas
desa pada bank yang ditunjuk Bupati/ Wali Kota.
3.) Penatausahaan
Merupakan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran dalam buku kas umum.
4.) Pelaporan
Kepala Desa menyampaikan laporan pelaksanaan APB Desa semester pertama kepada
Bupati/Wali Kota melalui camat.
5.) Pertanggungjawaban
Kepala Desa menyampaikan laporan pertanggung jawaban realisasi APB Desa kepada
Bupati/Wali Kota melalui camat setiap akhir tahun anggaran.

B. TEMUAN PENELITIAN

Temuan hasil penelitian disajikan dalam bentuk narasi dengan fokus penelitian mengenai
pengawasan pengelolaan keuangan desa. Temuan ini didapatkan dari hasil wawancara Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Cilacap di Bidang Pembinaan Pemerintahan
Desa yang dikepalai oleh Wahyu Indra S, S.T., M.M. Peneliti juga melakukan wawancara
dengan Kepala Desa Jetis dan juga dengan masyarakat Desa Jetis.
1. Pengawasan Tahap Perencanaan
Peran DPMD dalam Tahapan Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa

Pada tahap perencanaan, merupakan perencanaan penerimaan dan pengeluaran pemerintahan


Desa pada tahun anggaran berkenaan yang dianggarkan dalam APB Desa. Tugas Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa yaitu melakukan penyiapan bahan perumusan,
pengoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan perencanaan. Pengawasan
berdasarkan Peraturan Bupati Cilacap Nomor 100 Tahun 2016 yaitu menilai dan mengevaluasi
kinerja, menyampaikan saran dan masukan untuk bahan pertimbangan pengambilan kebijakan,
dan melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, DPMD
memberikan arahan terhadap perencanaan dan pengalokasian pengelolaan keuangan desa dan
melakukan perubahan dengan melihat prioritas penggunaan untuk dana desa. Untuk Alokasi
Dana Desa (ADD) hanya dilakukan perhitungan Siltap (Penghasilan Tetap) Kepala Desa dan
Perangkat Desa dan Non Siltap untuk operasional desa. DPMD setiap tahunnya menyampaikan
kalender pembangunan desa kepada pemerintah desa mengenai jadwal perencanaan
pembangunan desa yang berkaitan dengan perencanaan pembangunan daerah dan nasional
memuat dari proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan serta pelaporan. Dalam tahap
perencanaan, DPMD tidak melakukan pendampingan secara langsung karena terdapat 260 desa
di Kabupaten Cilacap sehingga DPMD menggunakan metode pendampingan dengan pengadaan
rakor penyelenggaraan pemerintah desa setiap awal tahun atau tengah semester.

Pengawasan yang dilakukan DPMD adalah dengan cara memberikan kewenangan ditingkat
kecamatan sehingga tidak terlibat secara langsung. APB Desa yang sudah dibuat oleh pemerintah
desa harus melalui verifikasi ditingkat kecamatan sehingga DPMD dapat melihat hasil verifikasi
ditingkat kecamatan terhadap APB Desa dan memastikan bahwa penyusunan rancangan APB
Desa sesuai dengan peraturan yang ada. Dari verifikasi-verifikasi tersebut DPMD memberikan
arahan kepada pemerintah kecamatan mengenai program prioritas yang harus dilakukan dan
yang tidak harus dilakukan. DPMD memberikan batasan-batasan kepada pemerintah kecamatan
dalam hal verifikasi rancangan APB Desa dari pemerintah desa.
Tahap perencanaan berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa, Pemerintah Desa
mengawali dengan melakukan musyawarah tingkat dusun yaitu membuat rumusan dan usulan
mengenai potensi dan sumber daya desa. Pemerintah desa juga mengajak masyarakat untuk
membuat skala prioritas kegiatan pembangunan sebagai bentuk transparansi. Kemudian, hasil
musyawarah tersebut dibawa ke tingkat desa atau disebut sebagai Musrem Desa. Dalam
melakukan pengawasan, DPMD menurunkan pendamping desa lokal untuk mengawasi,
mendampingi dan memberikan arahan dalam penyusunan APB Desa dari awal sampai selesainya
APB Desa, namun tidak ikut serta dalam menetapkan kebijakan.

Selain melakukan pendampingan dan pengawasan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan


Desa juga melakukan sosialisasi mengenai perencanaan program pengelolaan keuangan desa
kepada masyarakat yaitu Bimtek RPJMDes Siskeudes. Hal tersebut didapatkan dari wawancara
langsung dengan masyarakat Desa Jetis. DPMD mengikutsertakan masyarakat Desa Jetis untuk
meminta usulan masyarakat mengenai program pengelolaan keuangan desa yang
dimusyawarahkan pada tingkat dusun dengan kegiatan bernama Musdus (Musyawarah Dusun)
dan ditetapkan dengan Musdes (Musyawarah Desa). Berdasarkan data diatas, pada tahap
perencanaan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa tidak melakukan pengawasan secara
langsung dikarenakan banyaknya desa yang tersebar di Kabupaten Cilacap sehingga DPMD
menurunkan perwakilannya untuk melakukan pengawasan secara langsung yaitu pendamping
desa lokal. Metode ini dilakukan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pengawasan pengelolaan keuangan desa.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Muh. 2015. “Analisis Peran Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Di Kabupaten
Bulukumba,” 1–158.

Azhari. 2016. “Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat


(Studi Tentang Peranan Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Perempuan
Dan Keluarga Berencana Di Kecamatan Selat Nasik Kabupaten Belitung)” 4 (2): 137–52.

BPKP. 2019. “Desa Di Cilacap Menuju Akuntabel Dan Andal Dengan Siskeudes.”

Herdiana, Dian. 2019. “Kecenderungan Perilaku Koruptif Kepala Desa Dalam Pembangunan
Desa.” Inovasi Kebijakan 1: 1–11. https://doi.org/10.21787/mp.3.1.2019.1-11.

Hukum, Fakultas, and Universitas Suryadarma. 2018. “Pemerintahan Desa” 7 (1): 82–95.

Komaruddin. 2018. “PERAN PENDAMPING DESA DALAM PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT (Studi Di Pekon Paku Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus).”

KominfoJateng. 2018. “DISPERMADES DAN DISKOMINFO KABUPATEN CILACAP


GELAR BIMTEK SID.”

Kumalasari, Intan. 2016. “KEPEMIMPINAN KEPALA DESA CIAMIS DALAM


PEMBANGUNAN DESA (Studi Pada Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Desa
Ciamis Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara)” 3 (2): 26.

“Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pembentukan
Lembaga Kemasyarakatan.” 2010.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.
2018.

“Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.” 2019.
Pengelolaan Keuangan Daerah.

“Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 Tentang Desa.” 2015.

Perbub. 2016. “PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG
KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA
KERJA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN
CILACAP,” 1–18.
Prehantoro, Ardhi. 2017. “Diklat Pengelolaan Keuangan Desa.”

Radarbanyumas.co.id. 2015. “Kejari Sebut Pantang Dihentikan.”

———. 2018. “Kades Jeruklegi Wetan, Muslimin, Gelapkan Dana Desa Rp 500 Juta Lebih.”

Republika.co.id. 2015. “Diduga Korupsi Dana Hibah, Kepala Desa Jadi Buronan Polisi.”

Safitri, Sani. 2016. “Sejarah Perkembangan Otonomi Daerah Di Indonesia” 5 (32): 79–83.

Satelitpost.com. 2017a. “Kades Cilongkrang Ditahan.”

———. 2017b. “Kejaksaan Negeri Cilacap Awasi Dana Desa.”


https://satelitpost.com/regional/kejaksaan-negeri-cilacap-awasi-dana-desa.

Serayunews.com. 2017. “4 Kades Di Cilacap Terjerat Korupsi.” Serayu News.

Sulumin, Hasman. 2015. “Pertanggungjawaban Penggunaan Alokasi Dana Desa Pada


Pemerintahan Desa Di Kabupaten Donggala,” 43–53.
LAMPIRAN

Daftar Pertanyaan Wawancara

No DPMD Kepala Desa dan Perangkat Masyarakat


. Desa
1. Dalam pelaksanaan Dalam pelaksanaan Apakah DPMD melakukan
musyawarah perencanaan musyawarah perencanaan sosialisasi mengenai
pengelolaan keuangan desa, pengelolaan keuangan desa, perencanaan program
apakah DPMD ikut terlibat apakah DPMD ikut terlibat pengelolaan keuangan
aktif? aktif? desa?
2. Apakah DPMD ikut terlibat Apakah DPMD ikut terlibat Apakah DPMD ikut
dalam menetapkan dalam menetapkan kebijakan mengajak masyarakat
kebijakan penyusunan penyusunan rancangan APB dalam menyusun
rancangan APB Desa? Desa? rancangan APB Desa?
3. Apakah penyusunan Apakah DPMD mengawasi Apakah DPMD meminta
rancangan APB Desa sudah penyusunan rancangan APB usulan masyarakat
sesuai dengan Peraturan Desa sudah sesuai dengan mengenai program
Bupati/Wali Kota? Peraturan Bupati/Wali Kota? pengelolaan keuangan
desa?
4. Bagaimana pendampingan Apakah DPMD melakukan Apakah DPMD mengajak
DPMD saat penyusunan pendampingan penyusunan masyarakat untuk
rancangan APB Desa rancangan APB Desa dari melakukan pendampingan
kepada perangkat desa? awal sampai akhir? penyusunan rancangan
APB Desa?

5. Bagaimana peran DPMD Bagaimana peran DPMD Bagaimana peran DPMD


pada saat pelaksanaan pada saat pelaksanaan pada saat pelaksanaan
pengelolaan keuangan desa? pengelolaan keuangan desa? pengelolaan keuangan
desa?
6. Apakah DPMD Apakah DPMD Apa yang anda ketahui
bertanggungjawab atas bertanggungjawab atas mengenai tanggungjawab
pelaksanaan pengelolaan pelaksanaan pengelolaan DPMD dalam pengelolaan
keuangan desa? keuangan desa? keuangan desa?
7. Apakah DPMD menerapkan Apakah DPMD menerapkan Apakah DPMD
prinsip transparansi prinsip transparansi menerapkan prinsip
pengelolaan keuangan desa pengelolaan keuangan desa transparansi pengelolaan
kepada Kaur Keuangan? kepada Kaur Keuangan? keuangan desa kepada
Kaur Keuangan?
8. Apakah pencatatan Apakah pencatatan Apakah DPMD memberi
pengeluaran dan pemasukan pengeluaran dan pemasukan sosialisasi mengenai
keuangan desa sudah sesuai keuangan desa sudah sesuai pencatatan pengelolaan
dengan Peraturan dengan Peraturan keuangan desa?
Bupati/Wali Kota? Bupati/Wali Kota?
9. Bagaimana peran DPMD Bagaimana peran DPMD Apakah masyarakat
pada saat Kepala Desa pada saat Kepala Desa menerima laporan
menyampaikan laporan menyampaikan laporan pelaksanaan APB Desa?
pelaksanaan kepada Bupati? pelaksanaan kepada Bupati?
10. Jika terjadi keterlambatan Jika terjadi keterlambatan
pelaporan, apa yang pelaporan, apa yang
dilakukan DPMD? dilakukan DPMD?
11. Dalam hal pencairan dana Dalam hal pencairan dana Apakah masyarakat
desa, apakah DPMD ikut desa, apakah DPMD ikut dilibatkan dalam proses
terlibat? Apakah melibatkan terlibat? Apakah melibatkan pencairan dana?
diri saat proses transfer? diri saat proses transfer?
12. Jika laporan Jika laporan Bagaimana tindakan
pertanggungjawaban pertanggungjawaban masyarakat jika dana desa
realisasi APB Desa tidak realisasi APB Desa tidak tidak digunakan sesuai
sesuai dengan pencatatan, sesuai dengan pencatatan, dengan anggaran yang
bagaimana tindakan bagaimana tindakan DPMD? telah ditetapkan?
DPMD?
13. Bagaimana peran DPMD Bagaimana peran DPMD Bagaimana peran DPMD
pada saat tahap laporan pada saat tahap laporan pada saat tahap laporan
pertanggungjawaban? pertanggungjawaban? pertanggungjawaban?
14. Dalam melakukan Apakah pembinaan dan Apakah pengelolaan
pendampingan dan pengawasan yang dilakukan keuangan di Desa Jetis
pengawasan, apakah DPMD DPMD sudah sesuai SOP? sudah sesuai dengan yang
memiliki SOP? Apakah diharapkan?
pembinaan dan pengawasan
yang dilakukan DPMD
sudah sesuai SOP?
15. Apakah dari setiap tahapan Bagaimana kinerja DPMD Apakah kinerja DPMD
memiliki kendala? dalam melakukan pembinaan memberikan dampak
Bagaimana cara dan pengawasan? positif bagi masyarakat
mengatasinya? Desa Jetis? Adakah
dampak negatif yang
ditimbulkan?

Anda mungkin juga menyukai