Anda di halaman 1dari 4

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

RSU Assalam Gemolong merupakan rumah sakit swasta yang berdiri


sejak tahun 2003. Rumah sakit ini telah berkembang pesat dari rumah sakit
pelayanan kesehatan dasar dengan 23 tempat tidur, kemudian berkembang
menjadi rumah sakit ibu-anak dengan 44 tempat tidur dan lebih banyak
pelayanan pada tahun 2004. Pada tahun 2008 berkembang Menjadi Rumah Sakit
Umum Tipe D yang dapat menampung 60 tempat tidur, hingga saat ini rumah
sakit tersebut terus berkembang menjadi Rumah Sakit Tipe C dengan menambah
gedung untuk pelayanan ICU dan menambah tenaga ahli pendukung.
Sebagai salah satu rumah sakit swasta yang terletak di perbatasan antara
kabupaten Boyolali dan Grobogan, RSU Assalaam Gamoron memberikan
pelayanan yang lengkap, seperti pelayanan pendidikan bagi calon perawat dan
bidan, dukungan medis dan layanan medis lainnya. Oleh karena itu, rumah sakit
dituntut untuk melakukan manajemen internal yang baik, mengelola dan
memberikan pelayanan minimal sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Pengendalian internal yang baik dalam rumah sakit sangat mempengaruhi
seluruh kegiatan operasional yang berlangsung dalam rumah sakit. Rumah Sakit
Umum Assalam Gemolong sudah menerapkan peraturan-peraturan yang di
keluarkan oleh pemerintah pusat antara lain Undang-Undang Republik Indonesia
nomor 36 tahun 2014 tentang Kesehatan, Undang-Undang Repulik Indonesia
nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 77 Tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit Republik Indonesia, pasal 39 ayat 1 mengatur bahwa audit harus dilakukan
pada saat mengoperasikan rumah sakit, sedangkan ayat 2 mengatur bahwa audit
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa audit kinerja dan berupa audit
medis, sehingga penting untuk memiliki auditor internal yang bertanggung
jawab dalam mengawasi kinerja rumah sakit, namun ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kinerja rumah sakit dalam mencapai tujuannya.

Fraud dan Gejala fraud di RSU Assalam Gemolong


Harus dipahami bahwa salah satu tugas auditor internal adalah dapat
memahami gejala-gejala yang dapat menyebabkan terjadinya kecurangan
dirumah sakit. Namun, beberapa auditor internal masih merasa kesulitan untuk
memahami kecurangan karena pengalaman dan keterampilan yang tidak
memadai serta penggunaan prosedur yang tidak tepat. Hal ini dapat mempersulit
rumah sakit untuk mencapai tujuan, visi dan misinya.
Dilihat dari standar prosedur operasional yang digunakan auditor internal
memang sudah memadai seperti yang terjadi di RSU Assalam Gemolong, namun
yang menjadi permasalahan adalah kurangnya pemahaman para pelaksana di
lapangan. Hal tersebut berdasarkan pernyataan auditor internal RSU Assalam
Gemolong berikut:
“Rumah sakit memiliki SOTK (Struktur Organisasi dan Tata Kelola) yang
mengatur tugas pokok dan fungsinya sehingga pengawasan sudah dilakukan
berjenjang, dari representatif pemilik, ada direktur, ada kepala bidang/ bagian,
ada kepala seksi/ sub bagian/ unit. Namun semua tetap tergantung terhadap
pelaksana di lapangan.” (Hasil wawancara dengan satuan pengawas internal
RSU Assalam Gemolong, 14 september 2020)

Jika terjadi suatu kasus, trend fraud seringkali diawali dengan aktivitas
mencurigakan dari karyawan atau pelaksana di tempat yang menjadi perhatian
auditor internal. Hasil wawancara dengan SPI rumah sakit bidang farmasi
menunjukkan bahwa mereka dapat langsung melihat karakteristik atau aktivitas
orang tertentu yang akan melakukan tindak fraud, seperti pernyataan dari
sumber.
“Tim SPI membuat pedoman pelaksanaan kerja dan ada SPO nya juga
untuk melakukan audit. Bila ditemukan kejanggalan maka dilaporkan kepada
Direktur, dari Direktur akan memberikan tindak lanjut.” (Hasil wawancara
dengan karyawan RSU dan satuan pengawas internal RSU Assalam Gemolong,
14 september 2020)

Prosedur yang dilakukan oleh RSU Assalam gemolong ketika terjadinya


fraud atau masih ketika menemukan adanya sebuah kejanggalan yang terjadi,
sesuai dengan penuturan narsumber, tim akan melakukan audit bersama dengan
petugas yang bertanggung jawab dan setelah itu semua bukti dan laopran kan
diserahkan kepada direktur dan semua tidak lanjut dan keputusan akan dilakukan
oleh direktur. Sebagai mana yang dikutip dari hasil wawancara Bersama keryawan
RSU dan SPI:
“Tim akan melakukan audit bersama dengan petugas yang bertanggung
jawab pada bidang/ bagian/ unit yang terjadi kejanggalan tersebut, setelah itu
tim melaporkan kepada Direktur, dari Direktur akan memberi tindak lanjut.”
(Hasil wawancara dengan karyawan RSU dan satuan pengawas internal RSU
Assalam Gemolong, 14 september 2020)

Tidak hanya itu menurut penuturan dari SPI fraud yang sering terjadi di
RSU Assalam gemolong di akibatkan oleh kesempatan dan niat dari karyawan.
Sedangkan menurut karyawan RSU Assalam Gemolong fraud yang sering terjadi
di RSU Assalam Gemolong diakibatkan belum adanyan sistem IT dalam
pengelolan inventori dan keuangan. Sebagai mana yang dikutip dari hasil
wawancara Bersama keryawan RSU dan SPI:
“Belum seluruh petugas berkomitmen dalam mengelola risiko kecurangan
(fraud) yang dituangkan bentuk pakta integritas atau bentuk lainnya. Fraud yang
disengaja terjadi karena adanya kesempatan dan niat dari pelaku, sedangkan
fraud yang tidak disengaja terjadi karena ketidaktahuan petugas.” (Hasil
wawancara dengan karyawan RSU dan satuan pengawas internal RSU Assalam
Gemolong, 14 september 2020)
“Belum adanya system IT dalam pengelolaan inventory dan keuangan
(masih secara manual) sehingga bila ada kesempatan, niat dan kerjasama maka
fraud dapat terjadi dan juga adanya relasi”. (Hasil wawancara dengan
karyawan RSU Assalam Gemolong, 15 september 2020)

Beberapa tindakan fraud yang paling umum terjadi di Rumah Sakit


Assalam Gemolong terletak di kasir. Seperti yang dijelaskan oleh auditor
internal RSU Assalam Gemolong, ini adalah kecurangan yang tidak disengaja
yang sering dilakukan oleh staf rumah sakit:
“Untuk kasus besar belum pernah terjadi. Pernah terjadi dari petugas
kasir memberi uang kembali kurang kepada pasien sehingga terdapat kelebihan
uang di kasir, kemudian petugas RS mengembalikan uang tersebut ke rumah
pasien”. (Hasil wawancara dengan karyawan RSU dan satuan pengawas
internal RSU Assalam Gemolong, 14 september 2020)

Bentuk punishment atau tindakan yang dilakukan oleh RSU gemolong


ketia ada karyawan yang terbukti melakukan fraud dengan sengaja akan melalui 3
tahapan; 1) ketika tindakan fraud masih tergolong ringan maka akan diberikan
teguran secara lisan. 2) jika masih terulang maka akan diberikan teguran secara
tertulis. 3) Jika tindakan fraud termasuk dalam tindakan yang berat maka akan
dilakukan pemutusan hubungan kerja. Seperti yang disampaikan oleh auditor
internal RSU Assalam Gemolong:
“Bila termasuk ringan maka akan diberikan sanksi teguran lisan, bila
diulangi kembali maka akan diberi surat peringatan tertulis. Bila berat akan
dilakukan pemutusan hubungan kerja.” (Hasil wawancara dengan karyawan RSU
dan satuan pengawas internal RSU Assalam Gemolong, 14 september 2020)

Anda mungkin juga menyukai