PENDAHULUAN
1
desa memiliki wewenang dalam menyelenggarakan seluruh keuangan
desa.
2
merupakan sistem informasi yang digunakan untuk penyusunan anggaran
guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses penganggaran.
Dari pengertian tersebut efisiensi dalam e-budgeting dimaksudkan
meminimalisir waktu maupun biaya akomodasi, sedangkan efektivitas
dalam e-budgeting dimaksudkan bahwa e-budgeting menjadi sesuatu
yang mampu menghasilkan output/hasil yang diinginkan. Menurut
Wijiyanto (2015) e-budgeting dapat pula diartikan sebagai sistem yang
berisi data-data keuangan mupun informasi melalui teknologi yang
membantu dalam hal peningkatan keterbukaan serta akuntabilitas pada
pemerintah. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa keterbukaan
pada sistem e-budgeting dapat digunakan sebagai alat monitoring atau
pengawasan dalam penyusunan anggaran sehingga dapat meminimalisir
penyalahgunaan anggaran pada instansi pemerintah.
3
gubernur, bupati/walikota untuk mengkoordinasi dan memfasilitasi
penerapan/pemanfaatan aplikasi tersebut dalam pengelolaan keuangan
desa.
Sesuai dengan isi surat edaran tersebut yang berisi anjuran untuk
diterapkannya aplikasi SISKEUDES di seluruh desa, maka Kabupaten
Boalemo juga menerapkan aplikasi tersebut kepada desa-desanya.
Penerapan aplikasi SISKEUDES memiliki kesesuaian dengan misi
pembangunan di Kabupaten Boalemo. Anggaran desa yang meningkat
setiap tahunnya serta laporan keuangan yang beragam menuntut
tanggung jawab yang besar oleh pemerintah desa. Anggaran desa yang
besar tersebut jangan sampai membuat pemerintah desa tersangkut
kasus hukum karena indikasi korupsi pada laporan keuangan desa
Pemerintah desa dituntut untuk bisa menerapkan prinsip transparansi
maupun prinsip akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan desa agar
terwujud tata kelola pemerintahan desa yang baik. Sumber daya dan
sarana pendukung sangat diperlukan dalam penerapan kedua prinsip
tersebut. Sumber daya dalam hal ini yaitu sumber daya manusia yang
memiliki kemampuan dalam pengelolaan keuangan desa melalui
SISKEUDES. Sarana pendukung yaitu sarana teknologi informasi yang
memadai dan mudah dipahami.
4
wilayah Pesisir dimana seharusnya pemerintah desa sudah mengerti
penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi.
B. Rumusan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tingkat Pemerintahan:
a. Pemerintah Pusat
6
b. Pemerintah Provinsi:
c. Pemerintah Kabupaten/Kota:
d. Pemerintah Desa:
a. Perencaanaan:
7
b. Penganggaran:
c. Pelaksanaan:
1) Pengadaan Barang/Jasa
2) Kewajiban Perpajakan
3) Kewenangan Kepala Desa yang besar
d. Penatausahaan
1) Administrasi pembukuan
2) Cara peng-SPJ-an
3) Pencatatan kekayaan desa
f. Pengawasan:
1) Efektifitas pengawasan
2) Kesiapan aparat khususnya APIP Kabupaten/Kota
8
memudahkan pengguna dalam mengoperasikan aplikasi sistem keuangan
desa.
lain:
a. Dokumen Penatausahaan:
b. Bukti Penerimaan;
c. Surat Permintaan Pembayaran (SPP);
d. Surat Setoran Pajak (SSP);
e. Dan dokumen-dokumen lainnya
f. Laporan-laporan:
g. Laporan Penganggaran (Perdes APB Desa, RAB, APB Desa per
sumber dana);
h. Laporan Penatausahaan (Buku Kas Umum, Buku Bank, Buku Pajak,
Buku Pembantu, dan Register
9
Proses pelaksanaan dari aplikasi sistem keuangan desa
(Siskeudes) ini harus disesuaikan dulu dengan apa yang ada pada sistem.
Jika RAB tersebut tidak sesuai dengan apa yang ada dalam sistem, maka
sistem tidak dapat menginput data. Tentunya hal ini juga dapat membantu
para pegawai dalam bekerja, dimana pegawai akan dituntut untuk bekerja
dengan aturan yang telah ditentukan sehingga hasil kerjanya juga akan
semakin baik.
10
2. Setelah berhasil masuk ke sistem, lalu untuk memasukan data pilih
Data Entri, kemudian pilih menu yang tertera. Dalam data entri
terdapat 4 menu yang terdiri dari perencanaan, penganggaran,
penatausahaan, serta pembukuan.
11
4. Menu Penganggaran. Penganggaran digunakan untuk melakukan
proses entri data dalam rangka penyusunan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa (APBDesa). Penginputan data agar dimulai secara
berturut sesuai menu yang tersedia dalam aplikasi. Dalam menu
penganggaran terdapat 6 pilihan yaitu Isian Data Anggaran ,
Anggaran Kas Desa, Peraturan Desa Posting APBDEs Serta Ekspor
Impor data anggaran dan RAB seperti tampak sebagai berikut:
a. Isian Data Anggaran terdiri dari menu data umum desa, menu
kegiatan, menu pendapatan, menu belanja, menu pembiayaan, dan
menu pembiayaan 2. a. Posting APBDesa. Apabila proses input
data anggaran telah selesai dan APBDes telah selesai dievaluasi
maka posting APBDes dapat dilakukan. Posting ini dilakukan oleh
admin Kabupaten/Kota atau admin di Kecamatan.
5. Menu Penatausahaan.
Menu penatausahaan digunakan untuk melakukan proses entri
data dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa (APBDes). Penginputan data agar dimulai secara berturut-turut
sesuai dengan tanggal transaksi yang ada. Selain itu penatausahaan
digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan desa, transaksi
pengeluaran desa baik panjar maupun definitif, transaksi mutasi kas
dan transaksi penyetoran pajak. Sedangkan menu ekspor dan impor
data digunakan untuk memindahkan data dari satu komputer ke
komputer yang lain.
12
Menu penatausahaan dapat dilakukan dengan cara yaitu: Data Entri
– Penatausahaan seperti tampak sebagai berikut:
13
benar karena dalam sistem tersebut mampu mendeteksi jika terjadi suatu
kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja. Hal tersebut akan
mampu membantu desa dalam menciptakan pegawai desa yang lebih
kompeten lagi.
1) sesuai peraturan,
2) memudahkan tata kelola keuangan desa,
3) kemudahan penggunaan aplikasi,
4) dilengkapi dengan sistem pengendalian intern (Builtin Internal
Control),
5) didukung dengan petunjuk pelaksanaan implementasi dan manual
aplikasi
14
baru diterapkan sehingga para pegawai sulit untuk mengaplikasikannya.
Selain itu kuranganya pelatihan penggunaan sistem keuangan desa
(Siskeudes) yang diberikan bagi para pegawai. Pelatihan aplikasi sistem
keuangan desa (Siskeudes) hanya diberikan bagi operator yang bertugas
sehingga para pegawai lainnya tidak memahami aplikasi tersebut dengan
baik. Disamping kelebihan dan kelemahan tersebut, adanya sistem yang
baru diterapkan dalam suatu organisasi tentu menimbulkan kendala yang
akan dihadapi oleh pegawai desa. Kendala tersebut antara lain: sistem
keuangan desa (Siskeudes) masih terbilang rumit bagi sebagian pegawai,
kurangnya pelatihan dan terjadinya eror pada sistem.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
16
a. Pemerintah daerah sebaiknya meningkatkan kemampuan atau skill
operator dengan pelatihan dan bimbingan teknis langsung pada
prakteknya bukan hanya sekedar pada penyampaian informasi.
b. Setiap desa sebaiknya memiliki operator yang mengoperasikan
aplikasi sistem keuangan desa lebih dari satu orang agar
pelaksanaan aplikasi sistem keuangan desa menjadi lebih
maksimal.
c. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebaiknya
menindak tegas desa yang masih mengunakan aplikasi sistem
keuangan desa yang bukan aplikasi resmi keluaran dari Badan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), agar aplikasi
yang digunakan keseluruhan desa memiliki kesamarataan dan
laporan keuangan desa tidak dapat dimanipulasi Desa sebaiknya
mengikut sertakan masyatakat mulai dari sosialisasi aplikasi sistem
keuangan desa hingga pelaporan keuangan desa.
d. BPKP sebaiknya meninjau kembali aplikasi sistem keuangan desa
ini agar tidak mudah terserang virus dan sebaiknya dibuat sistem
online agar semakin mempermudah para perangkat desa ketika
pelaporan keuangan desa
17