PENDAHULUAN
1
2
Rp.68 triliun dan dialokasikan kepada 74.961 desa. Dana Desa tahun 2022 sangat
berpotensi untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat desa.
Akan tetapi perlu kewaspadaan extra terhadap kemungkinan hambatan penyaluran
dan pemanfaatannya. Dana Desa yang bersumber dari APBN berperan sangat
besar dalam mewujudkan pemulihan ekonomi negara akibat pademi Covid-19
(Djpb, 2022). Dana desa yang cukup besar menuntut aparatur desa harus dapat
mempertanggungjawabkan pengelolaannya dengan baik kepada pemerintahan
pusat maupun kepada masyarakat. Dibalik besarnya dana yang dikelola desa dan
harapan untuk mewujudkan pemerataan pembangunan desa, juga terdapat
kekhawatiran yang tak kalah besarnya. Ketidaksiapan sumber daya manusia akan
mengakibatkan pengelolaan dana tidak transparan dan berpotensi terjadi
penyelewengan (Mudhofar, 2022).
Indonesia Corruption Watch (ICW) mengemukakan bahwa kasus
penindakan korupsi oleh Aparat Penegak Hukum (APH) paling banyak terjadi di
sektor anggaran dana desa yakni sebanyak 154 kasus pada 2021 dengan
kompetensi kerugian sebesar 233 miliar. Korupsi dana desa bahkan cenderung
meningkat sejak 2015. Kondisi tersebut pun bejalan dengan temuan ICW terkait
lembaga negara yang paling banyak terjerat kasus korupsi. ICW menemukan,
pemerintah desa adalah lembaga dengn kasus korupsi yang ditangani APH
terbanyak pada tahun lalu. Selain anggaran desa, aparat penegak hukum juga
banyak menangani kasus korupsi di sektor Pemerintahan, dengan jumlah 50 kasus
pada tahun 2021. Diikuti sektor pendidikan 44 kasus, transportasi 40 kasus, sosial
kemasyarakatan 34 kasus, sektor perbankan berjumlah 32 kasus, sektor kesehatan
23 kasus, dan sektor pertanahan 21 kasus. Kasus yang sama terjadi di Kabupaten
Lumajang dimana terdapat beberapa pemerintah desa terjerat kasus korupsi dana
desa, seperti kasus penyelewengan kasus bantuan sosial (Bansos), kasus dugaan
korupsi anggaran dana desa (ADD) dan dana desa (DD) tahun anggaran 2016, dan
kasus yang sama juga terjadi penyelewengan dana desa, alokasi dana desa, dan
bantuan keuangan khusus (BKK) tahun anggaran 2019 dengan jumlah yang tak
sedikit yakni sebesar 164 juta. ICW merekomendasikan, pengawas pada sektor
anggaran desa perlu diawasi secara ketat mengingat pada tahun 2022 anggaran
desa yang digelontorkan oleh Pemerintah Pusat adalah sebesar Rp. 68 triliun.
3
Untuk melihat capaian kasus korupsi berdasarkan ICW sektor (2021) terdapat
diagram sebagai berikut:
Gambar 1
Diagram Capaian Kasus Korupsi Berdasarkan
Indonesia Corruption Watch (ICW) Sektor 2021
TINJAUAN PUSTAKA
Dilanjutkan...
7
Tabel 2.1
Lanjutan...
Dilanjutkan....
8
Tabel 2.1
Lanjutan....
Dilanjutkan....
9
Tabel 2.1
Lanjutan....
Dilanjutkan......
10
Tabel 2.1
Lanjutan....
a) Pendapatan Desa
Berdasarkan Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 pasal 11 bagian
kesatu tentang pendapatan menjelaskan bahwa pendapatan Desa yaitu
semua penerimaan Desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang menjadi
hak Desa dan tidak perlu dikembalikan oleh Desa. Pendapatan Desa
sendiri dikelompokan menjadi 3 yaitu :
1) Pendapatan asli Desa
2) Transfer
3) Pendapatan lain
b) Belanja Desa
Berdasarkan permendagri nomor 20 tahun 2018 pasal 15 bagian kedua
tentang belanja menjelaskan bahwa belanja Desa yaitu semua
pengeluaran yang merupakan kewajiban Desa dalam 1 (satu) tahun
anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
Desa. Belanja Desa sendiri digunakan untuk mendanai
penyelenggaraan kewenangan Desa. Klasifikasi belanja Desa terbagi
atas 5 (lima) bidang antara lain:
1) Penyelenggaraan pemerintahan Desa.
2) Pelaksanaan pembangunan Desa.
3) Pembinaan kemasyarakatan Desa.
4) Pemberdayaan masyarakat Desa.
5) Penanggulangan bencana, keadaan darurat dan mendesak
Desa.
c) Pembiayaan Desa
Berdasarkan Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 pasal 25 bagian
ketiga tentang pembiayaan, pembiayaan Desa merupakan semua
penerimaan yang perlu dibayar kembali atau pengeluaran yang akan
diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun pada tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan dibagi atas
penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan dimana
16
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan pengelolaan keuangan Desa merupakan penerimaan dan
pengeluaran Desa yang dilaksanakan melalui rekening kas Desa pada
bank yang ditunjuk Bupati/ Wali Kota. Dalam pelaksanaan anggaran
desa yang sudah ditetapkan sebelumnya timbul transaksi penerimaan
dan pengeluaran desa. Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam
rangka pelaksanaan kewenangan desa dilaksanakan melalui rekening
kas desa. Jika desa yang belum memiliki pelayanan perbankan di
wilayahnya maka pengaturannya ditetapkan oleh pemerintah kabupaten
atau kota serta semua penerimaan dan pengeluaran desa harus didukung
oleh bukti yang lengkap dan sah
3) Penatausahaan
Penatausahaan keuangan dilakukan oleh Kaur Keuangan sebagai
pelaksana fungsi kebendaharaan. Penatausahaan dilakukan dengan
mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran dalam buku kas umum.
Pencatatan pada buku kas umum ditutup setiap akhir bulan. Buku kas
umum mempunyai buku kas pembantu yang dibuat oleh kaur keuangan
yang terdiri atas :
a) Buku pembantu bank, yaitu catatan penerimaan dan pengeluaran
melalui rekening kas desa.
b) Buku pembantu pajak, yaitu catatan penerimaan potongan.
c) Buku pembantu panjar, catatan pemberian dan
pertanggungjawaban uang panjar.
Pelaporan buku kas ditutup setiap akhir bulan, selanjutnya
dilaporkan oleh Kepala urusan (kaur) keuangan kepada sekretaris paling
lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Selanjutnya sekretaris akan
memverifikasi dan evaluasi, hasilnya akan disampaikan kepada kepala
desa untuk disetujui.33 Sekretaris akan mengecek kembali terkait
laporan keuangan yang telah dibuat oleh kepala urusan (kaur) keuangan
sebelum diserahkan kepada kepala desa.
4) Pelaporan
19
Efektifitas Penerapan
Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES)
Pelaporan Pertanggungjawaban
Akuntabilitas Transparansi
c
Kesimpulan
Gambar 2
Kerangka Konsep Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
Gambar 3
Kantor Desa Jatimulyo
3.2 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode penelitian kualitatif. A
dan Abdillah (2019: 1) menyatakan bahwa penelitian merupakan kegiatan yang
ilmiah, terencana, terstruktur, sistematis dan memiliki tujuan tertentu baik praktis
maupun teoritis. Penelitian kualitatif berdasarkan filsafat postpositivisme yang
menganggap segala sesuatu bersifat holistik menyeluruh, belum tentu dapat
diamati dan diukur.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan setting
tertentu yang ada di dalam kehidupan riil (alamiah) dengan maksud
menginvestigasi dan memahami fenomena: apa yang terjadi, mengapa terjadi, dan
bagaimana terjadinya? Artinya riset kualitatif berbasis pada konsep goin
30
b) Data sekunder, yaitu analisis dokumen, hal ini berupa bukti unik
dalam studi kasus yang tidak ditemui dalam interview dan observasi.
Data ini digunakan untuk mendukung data dari observasi dan interview.
Data ini bersumber dari dokumen desa terkait profil desa, struktur
organisasi, dokumen-dokumen yang di input melalui aplikasi Siskeudes
dan dokumen- dokumen output Siskeudes untuk pengelolaan keuangan
desa di Desa Jatimulyo Kecamatan Kunir Kabupaten Lumajang
3.4 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, wawancara dan dokumentasi :
a) Wawancara atau interview
Bertujuan untuk mencatat opini, perasaan, emosi, dan hal lain
berkaitan dengan individu yang ada dalam organisasi. Interview
dilakukan agar peneliti memperoleh data yang lebih banyak sehingga
peneliti dapat memahami situasi/kondisi sosial dan budaya melalui
bahasa dan ekspresi pihak yang diinterview dan dapat melakukan
klarifikasi atas hal-hal yang tidak diketahui (Fadli, 2021: 41). Dalam
penelitian ini, peneliti mewawancarai kepada beberapa pihak yang terkait
dengan masalah penelitian yang diangkat, yaitu kepada Kepala Desa
Wonoayu Kabupaten Lumajang, Sekretaris Desa, dan bagian Kepala
urusan keuangan. Beberapa instrumen pertanyaan yang ingin diajukan
oleh penulis seperti :
Tabel 3.1
Instrumen Wawancara
NO Indikator Sub Indikator Pertanyaan
1. Pengelolaan dana Siskeudes 1) Apa yang bapak atau ibu
desa dengan ketahui tentang Siskeudes?
Siskeudes 2) Sejak kapan penerapan
Siskeudes di Desa Jatimulyo ?
3) Apakah terjadi kendala dalam
proses penginputan data
menggunakan Siskeudes?
Dilanjutkan......
32
Tabel 3.1
Lanjutan....
2. Pengelolaan dana Pelaporan & 1) Bagaimana proses pengelolaan
desa dengan Pertanggungjawaban keuangan dengan
Siskeudes menggunakan sistem keuangan
Desa (Siskeudes) di Desa
Jatimulyo mulai dari tahap
Pelaporan hingga tahap
Pertanggungjawaban?
2) Bagaimana pemerintah desa
melaksanakan prinsip
akuntabilitas dalam
pertanggungjawaban
pengelolaan dana desa
menggunakan siskeudes?
3) Bagaimana pemerintah desa
melaksanakan prinsip
transparansi atau
menyampaikan informasi
pengelolaan dana desa?
4) Apakah Desa Jatimulyo dalam
pelaksanaan pengelolaan
keuangan Desa dan
pengaplikasian Siskeudes
sudah sesuai dengan
Permendagri Nomor 20 Tahun
2018?
b) Participant observation
Dilakukan dengan mengamati (observasi) secara langsung dalam
latar penelitian. Tujuan dari observasi adalah mendeskripsikan
lingkungan yang diamati, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, individu-
individu yang terlibat dalam lingkungan tersebut beserta aktivitas dan
perilaku yang dimunculkan. Serta makna kejadian berdasarkan perspektif
individu yang terlibat tersebut. (Hardiansyah, 2015). Pada penelitian ini,
peneliti melakukan observasi di Desa Jatimulyo Kecamatan Kunir
33
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Imam Ghozaly, M.Com. 2020. 25 Grand Theory (Ilmu Manajemen,
Akuntansi Dan Bisnis. ed. Apiya. Semarang: Yoga Pratama.
Prof. Dr. Sugiono. 2019. Metode Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. 2nd ed. ed. MT
Dr. Ir.Sutopo. S.Pd. Bandung: Alfabeta.
Redaksi Lumajangsatu.com. 2021 Mantan Kades Wonoayu ditangkap polisi kasus
korupsi : (https://lumajangsatu.com/baca/mantan-kades-wonoayu-ditangkap-
polres-lumajang-kasus-korupsi-bkk, diakses 12 September 2022, pkl. 15.30)
Riani, Fani, Rita Kalalinggi, and Rosa Anggraeiny. 2019. “Implementasi Aplikasi
Siskeudes Di Pemerintahan Desa Karya Bhakti Kecamatan Muara Wahau
Kabupaten Kutai Timur.” Jurnal Pemerintahan Integratif 7(4): 448–57.
Ridwan, Muhammad Anur. 2019. “Anlisi Peran Sistem Keuangan Desa
(SISKUEDES) Dalam Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Desa
Di Tinjau Dari Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada Desa Bogorejo,
Kecamatan Gending Tataan, Kabupaten Pesawaran).” Skripsi 6(3): 198.
Samantha, Ruth, and Diaz Almalik. 2019. “Evaluasi Penggunaan Aplikasi
SISKUEDES Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan
Desa (Studi Kasus Pada Desa Mattunru-Tunrue Kec.Cempa Kab. Pinrang ).”
KINERJA Jurnal Ekonomi dan Bisnis 4(2): 58–66.
Saputri, Sri Ayu, Nurzi Sebrina, and Vita Fitria Sari. 2019. “Akuntabilitas
Penatausahaan, Pelaporan Dan Pertanggungjawaban Dana Desa.” Jurnal
Eksplorasi Akuntansi 1(2): 523–42.
Satrio, F.F. (2020) ‘Evaluasi Implementasi Kebijakan Sistem Keuangan Desa
(Siskeudes) di Desa Munggu Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak’,
JPASDEV : Journal of Public Administration and Sociology of Development,
1(2), p. 111.
Sulistyowati, Sulistyowati, Norita Citra Y, and Elok Fitriyah. 2019.
“Implementasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) Studi Kasus Pada Desa
Besuki Kecamatan Besuki Kabupaten Situbondo.” International Journal of
Social Science and Business 3(3): 299.
Trisnadewi, A.A.A.E., Amlayasa, A.A.B. and Rupa, I.W. (2020) ‘Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kinerja Siskeudes dalam Meningkatkan Kualitas
Laporan Keuangan Dana Desa’, Jurnal Akuntansi FEB Universitas
41