Disusun Oleh :
Alamuddin Haniful ‘Atho
20107011115
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
Desa merupakan suatu wilayah yang memiliki batas-batas tertentu dan juga
Desa (APBDes) yang diperuntukan bagi desa yang didapati dari Anggaran
1
Runtuwu, K. V., Tamboto, H., & Kambey, J. K., Analisis Sistem Akuntansi
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes): Jurnal Akuntansi, Vol. 2, No.2:
168-175, 2021.
2
Loc. Cit
2
masyarakat.
desa harus mampu dalam menyusun laporan keuangan agar laporan keuangan
Pengelolaan Keuangan Desa memberikan landasan bagi otonomi desa untuk dapat
mengurus daerahnya sendiri. Sehingga dengan hak otonom tersebut desa dapat
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Sebagai daerah otonom terendah dalam
3
Loc. Cit
3
menerapkan pedoman yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
yang terdiri dari 1.338 jiwa penduduk. Desa ini terdiri dari 6 dusun.
pertanian.
Desa Pusuk I adalah salah satu desa yang telah menyusun Anggaran
Setiap bulan Januari tahun berjalan, Laporan Realisasi Anggaran sudah ada di
Pusuk I, terdapat beberapa hal yang belum sejalan dengan Permendagri Nomor 20
Tahun 2018. Adapun hal-hal tersebut yakni, pertama dalam hal penatausahaan
keuangan desa kaur keuangan tidak pernah melakukan tutup buku setiap akhir
4
bulan. Hal ini menjadi masalah karena peraturan yang ada mengharuskan setiap
2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa sesuai dengan masalah yang ada
dilapangan.
Anggaran Pendapat dan Belanja Desa (APBDes) Desa Pusuk I tahun 2020-2021?”
Humbang Hasundutan.”
Manfaat dari penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu manfaat
1. Manfaat Teoritis
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan
2. Manfaat Praktis
LANDASAN TEORI
2.1 Desa
“Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat, hak asal
usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.”4
Desa adalah suatu kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga
Desa) atau desa merupakan kelompok rumah diluar kota yang merupakan
kesatuan.
Menurut Iqsan:
4
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Keuangan
Desa.
5
Iqsan, Transparansi Pemerintah Desa Dalam Penyusunan APBDes, Vol. 4, No.1: 230-
240, 2016.
6
7
keluarga; kedua faktor luas yang terjangkau dalam pelayanan dan pernbinaan
komunikasi antar dusun; keempat, faktor sarana dan prasarana, tersedianya sarana
Ditinjau dari aspek ekonominya, desa merupakan wilayah yang sebagian besar
serta dibidang kelautan (nelayan). Dilihat dari aspek hukumnya, desa merupakan
kesatuan wilayah hukum tersendiri dengan nilai atau aturan yang mengikat
masyarakat diwilayah tersebut. Nilai atau aturan yang dimaksud bisa meliputi
nilai adat istiadat, kepercayaan atau agama, serta aturan secara konstitusional yang
berlaku. Sedangkan dari aspek sosial antar masyarakatnya yang sangat khas. Ciri
6
Miftahurrahman, A. Analisis Kesesuaian Pengelolaan Keuangan Desa Dengan
Permendagri Nomor 20 Tahun 2018: 13-15, 2020.
8
tersebut yaitu hubungan kekeluargaan yang sangat kental, bersifat pribadi, tidak
royong.
yaitu:
hubungan dengan desa lain masih sangat minim. Sehingga desa ini juga
b. Desa Swadaya
Jenis desa ini merupakan desa yang memiliki potensi tertentu namun
c. Desa Swakarya
Desa swakarya atau juga bisa disebut sebagai desa yang sedang berkembang
desa ini merupakan desa yang sedang mengalami masa transisi dari desa
swadaya menuju desa swasembada. Desa jenis ini mulai mendapat pengaruh
9
dari luar berupa hal-hal baru dalam bidang kehidupan. Masyarakatnya mulai
d. Desa Swasembada
alam dan potensi yang ada baik sesuai dengan perkembangan zaman.
administrasi di desa berjalan dengan baik, serta sarana dan prasarana yang
7
Loc. Cit
10
termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai
kegiatan ekonomi.
8
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
9
Loc. Cit
11
Pemerintahan desa merupakan Kepala desa atau yang disebut dengan nama
Perangkat desa terdiri atas Sekretariat desa, pelaksana teknis, serta pelaksana
kewilayahan. Sekretariat desa dipimpin oleh seorang sekretaris desa serta dibantu
Secara umum, sekretariat desa paling banyak terdiri atas tiga urusan, yakni
urusan tata usaha dan umum, urusan keuangan, serta urusan perencanaan.
Sedangkan pelaksana teknis paling banyak terdiri atas tiga seksi, yakni seksi
dalam struktur pemerintahan desa merupakan unsur pembantu kepala desa sebagai
satuan tugas kewilayahan yang dipimpin oleh seorang kepala dusun. Perangkat
desa tersebut dipilih dan diangkat oleh kepala desa setelah dikoordinasikan atau
maupun non keuangan dalam penyelenggaraan pemerintah desa. Tugas dari badan
Desa
sebagai wadah bagi masyarakat desa, sehingga masyarakat dapat berperan aktif
ditetapkan melalui peraturan desa dengan berpedoman pada peraturan daerah yang
istiadat dan menjadi bagian dari susunan asli desa yang tumbuh dan berkembang
dengan peraturan desa. Lembaga adat desa memiliki tugas sebagai mitra serta
a. Pendapatan Desa
Dana Desa merupakan sejumlah anggaran dana yang dialokasikan pada desa
dari pernerintah, berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
merupakan sumber dari Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Alokasi
dana yang harus digunakan secara konsisten dan terkendali. Setiap kegiatan yang
10
Loc. cit
14
menggunakan alokasi dana harus melalui beberapa tahapan dan segala bentuk
dan Belanja Desa (APBDes). Pengelolaan keuangan desa dilakukan oleh Kepala
Desa yang dituangkan dalam Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan
yang merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar
b) Transfer; dan
c) Pendapatan lain-lain.
a) Hasil usaha;
b) Hasil aset;
a) Hasil Bumdes;
a) Tambatan perahu;
b) Pasar desa
d) Jaringan irigasi.
a) Dana Desa
Daerah;
8. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat adalah
pernberian berupa uang dari pihak ketiga. Serta Iain-Iain pendapatan desa
b. Belanja Desa
Belanja Desa adalah semua pengeluaran dari rekening desa yang merupakan
kewajiban desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akan diperoleh
yang telah dituangkan dalam RKPDesa. Kegiatan ini terdiri atas jenis
belanja:
a) Pegawai;
c) Modal
dianggarkan dalam:
antara lain:
b) Benda pos;
c) Bahan/material;
d) Pemeliharaan;
e) Cetak/penggandaan;
j) Perjalanan dinas;
k) Upah kerja;
l) Honorarium narasumber/ahli;
o) Insentif RT/RW;
c. Pembiayaan Desa
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
18
atas:
b) Pengeluaran pembiayaan.
yang baik antara Iain dapat diukur melalui proses penyusunan dan
merupakan rencana pendapatan dan pengeluaran desa selama satu tahun kedepan
yang dibuat oleh Kepala Desa bersama-sama BPD yang dituangkan kedalam
peraturan desa sesuai dengan pedoman yang disahkan oleh Bupati. Dengan
rencana strategis yang terukur berdasarkan anggaran yang tersedia dan yang
pengelolaan keuangan daerah agar tercipta cita-cita good governance. Oleh karena
didalamnya.
Melalui APBDes Kebijakan Desa yang dijabarkan dalam berbagai program dan
dapat dilaksanakan.
“Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa.
Pengelolaan keuangan desa meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dengan periode 1
(satu) tahun anggaran, terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai
dengan 31 Desember.”12
11
Titin Akmalia, Analisis Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa, Hal.
14, 2013.
12
Loc. Cit
20
a. Perencanaan
tujuan.
b. Pelaksanaan
atau eksekusi dari APBDes. Dalam pelaksanaan keuangan desa, terdapat beberapa
prinsip umum yang harus ditaati yaitu mencakup penerimaan dan pengeluaran.
13
Loc. Cit
21
dilaksanakan melalui rekening kas desa. Pencairan dana dalam rekening kas desa
c. Penatausahaan
APBDes. Hasil dari penatausahaan adalah pelaporan yang dapat digunakan untuk
Menurut Sujarweni:
Pasal 63
fungsi kebendahaaraan
dengan mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran dalam buku kas umum.
14
Sujarweni, Akuntansi Desa: Pustaka Baru, Yogyakarta, 2015, Hal. 21.
22
(3) Pencatatan pada buku kas umum sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Pasal 64
(1) Kaur keuangan wajib membuat buku pembantu kas umum yang terdiri atas:
(2) Buku pembantu bank sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
(3) Buku pembantu pajak sebagaimana dimakasud pada ayat (1) huruf b
pajak.
(4) Buku pembantu panjar sebagaiaman dimaksudkan pada ayat (1) huruf c
Pasal 65
(2) Disetor melalui bank lain, badan, lembaga keuangan dan/atau kantor pos
(3) Disetor oleh kaur keuangan untuk penerimaan yang diperoleh dari pihak
ketiga.
23
Pasal 66
(1) Pengeluaran atas beban APB Desa dilakukan berdasarkan RAK Desa yang
(2) Pengeluaran atas beban APB Desa untuk kegiatan yang dilakukan secara
swakelola dikeluarkan oleh kaur keuangan kepada kaur dan kasi pelaksana
kegiatan anggaran atas dasar DPA dan SPP yang diajukan serta telah
(3) Pengeluaran atas beban APB Desa untuk kegiatan yang dilakukan melalui
penyedia atas dasar DPA dan SPP yang diajukan oeh kasi pelaksana
(4) Pengeluaran atas beban APB Desa untuk belanja pegawai, dilakukan secara
(5) Pengeluaran atas beban APB Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
ayat (3), dan ayat (4) dibuktikan dengan kuitansi pengeluaran dan kuitansi
penerimaan.
Pasal 67
(1) Buku kas umum yang ditutup setiap akhir bulan sebagaiamana dimaksud
dalam Pasal 63 ayat (3) diaporkan oeh Kaur Keuangan kepada Sekretaris
(2) Sekretaris Desa melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis atas laporan
untuk disetujui.
d. Pelaporan
yang berhubungan dengan hasil pekerjaan yang telah dilakukan selama satu
kepentingan lainnya.
Pasal 68
(3) Kepala Desa menyusun laporan sebagaimana pada ayat (2) dengan cara
Pasal 69
kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa paling lambat
e. Pertanggungjawaban
disampaikan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah akhir tahun anggaran berkenaan
yang ditetapkan dengan peraturan desa. Peraturan desa yang dimaksud disertai
dengan laporan realisasi APBDes, catatan atas laporan keuangan, laporan realisasi
kegiatan dan daftar program sektoral, program daerah dan program lainnya yang
masuk ke desa.
26
Kemasyarakatan)
4. Bupati/Camat
bersama BPD
Desa (PTPKD)
3. Peran BPD
4. Peran Masyarakat
beda)
5. Peran Bupati
a) Melakukan evaluasi
b) Melakukan pembinaan
c) Melakukan pengawasan
Menurut Sumpeno:
pendukung.
pendapatan asli desa, seperti melalui pinjaman atau jenis usaha lain.
pemerintah desa.
15
Sumpeno, Perencanaan Desa Terpadu: Banda Aceh, 2011, Hal. 213.
BAB III
METODE PENELITIAN
kualitatif yang menghasilkan data deskriptif berupa bahasa lisan dan tulisan orang
Menurut Sugiyono:
Menurut Moleong:
pendekatan studi kasus. Studi kasus berfokus pada spesifikasi kasus dalam suatu
kejadian baik itu yang mencakup individu, kelompok, maupun suatu gambaran
fakta yang sebenarnya secara lebih jelas mengenai pengelolaan keuangan desa di
16
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D: Alfabeta,
Bandung, 2016, Hal. 9.
17
Sulisti Afriani & Zahra Indah Ferina, Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri
No 20 Tahun 2018 Tentang Pelaporan Dan Pertanggungjawaban APBDes: Jurnal Akuntansi,
Vol.3, No.2, Hal. 123.
30
31
Data merupakan suatu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi dalam sebuah
penelitian, karena data sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil informasi dari
penelitian tertentu. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian berupa
a) Wawancara
b) Studi dokumentasi
Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah analisis deskriptif yaitu
Tabel 3.1
Pengelolaan APBDes Desa Pusuk I Berdasarkan
Permendagri Nomor 20 Tahun 2018
No Permendagri Nomor 20 Desa Pusuk I Sesuai Tidak Sesuai
Tahun 2018
A. Tahap Perencanaan
1. Desa mengadakan
musrenbang dalam
penyusunan RKP-Desa Pusuk
I dan menginformasikan
jumlah dana yang akan
diterima.
2. Sekretaris desa menyusun
Rancangan Peraturan Desa
tentang APBDesa berdasarkan
RKPDesa tahun berkenaan.
3. Sekertaris desa
menyampaikan Rancangan
Peraturan Desa tentang
APBDesa kepada Kepala
Desa.
4. Rancangan Peraturan Desa
tentang APBDesa
disampaikan oleh Kepala
Desa kepada BPS untuk
33
E. Tahap
Pertanggungjawaban
12. Laporan Realisasi
Pelaksanaan APBDes terdiri
dari pendapatan, belanja dan
pembiayaan.
13. Laporan realisasi dan laporan
pertanggungjawaban
pelaksanaan APBDes
diinformasikan kepada
masyarakat secara tertulis dan
dengan media informasi yang
mudah diakses oleh
masyarakat.
Sumber : Permendagri No 20 Tahun 2018 Tentang Keuangan Desa
35