Anda di halaman 1dari 17

1

MANAJEMEN PENGELOLAAN KEUANGAN


PADA BUMDES DESA PENTAGEN KECAMATAN
DANAU KERINCI KABUPATEN KERINCI

A. Latar Belakang

Pedesaan merupakan bagian integral dari Negara Republik Indonesia.

Membangun desa berarti membangun sebagian besar penduduk Indonesia, hal

ini mudah dimengerti karena lebih dari delapan puluh persen penduduk

Indonesia tersebar di desa-desa seluruh Indonesia.

Pembangunan Nasional yang merupakan proses modernisasi telah

membawa dampak positif dan negatif bagi kehidupan manusia.Perkembangan

jaman yang pesat sebagai akibat dari pembangunan nasional ternyata banyak

memberikan pengaruh pada tatanan pemerintahan di Indonesia. Negara

Republik Indonesia sebagai negara kesatuan yang menganut asas desentralisasi

dalam menyelenggarakan pemerintahan dilakukan dengan memberikan

kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi

daerah di dalam suatu masyarakat hukum.1

Desa atau struktur sosial sejenis desa merupakan bagian terbesar dari

wilayah negara Indonesia yang tersebar di seluruh pelosok tanah air yang

secara historis desa merupakan cikal bakal terbentuknya masyarakat politik dan

pemerintah di Indonesia jauh sebelum negara ini terbentuk, Desa sebagai

institusi sosial sekarang telah memiliki posisi penting sebagai institusi

pemerintah terendah dalam struktur pemerintahan Indonesia. Desa memiliki

1
Edi suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. (Bandung: PT.
Rekan Aditama, 2010),h.39

1
2

nilai-nilai strategis antara lain tradisi, adat istiadat beserta hukumnya yang

bersifat mandiri menjadi sumber segala data dan informasi bagi

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

Desa sebagai pemerintahan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat

menjadi fokus utama dalam pembangunan pemerintah, hal ini dikarenakan

sebagian besar wilayah Indonesia ada di perdesaan. Berdasarkan Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menyatakan penatausahaan

keuangan pemerintah desa terpisah dari keuangan pemerintah kabupaten.

Pemisahan dalam penatausahaan kekayaan desa tersebut bukan hanya pada

keinginan untuk melimpahkan kewenangan dan pembiayaan dari pemerintah

pusat kepada pemerintah daerah, tetapi yang lebih penting adalah keinginan

untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber kekayaan

dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat.

Dalam pengelolaan manajemen keuangan desa dan pengelolaan ekonomi

desa yang bersumber dari Pendapatan Asli Desa (PADes),2 Alokasi Dana Desa

(ADD),dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan sumber-sumber

pendapatan desa yang bersumber penyerahan urusan kewenangan kabupaten

kepada pemerintah desa tentu perlu adanya undang-undang yang berfungsi

sebagai regulasi, undang-undang yang dimaksud adalah Undang–Undang No.

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005. Mencermati kembali undang-

2
Kementrian Negara, “Perubahan Paradigma Pembangunan Daerah Tertinggal”
terdapat di http://www.kemenegpdt.go.id/ , diakses pada tanggal 12 Juni 2017
3

undang No.32 Tahun 2004, tentang pemerintahan daerah, khususnya pada

bagian kelima atau tepatnya pada pasal 212 yang menjelaskan tentang

keuangan desa. Demikian pula dengan pasal 213 yang menjelaskan tentang

kelembagaan ekonomi desa yang disebut dengan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDesa). Dua pasal ini tampak berpasangan, pasal 212 menegaskan tentang

input “modal” pembangunan sosial dan ekonomi desa, sedangkan pasal

berikutnya menegaskan tentang institusi ekonomi desa yang dapat digunakan

untuk “sarana” peningkatan ekonomi desa.3

Sebagaimana dijelaskan dalam pasal 212 ayat 1, bahwa “ keuangan desa

adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang, serta

segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan milik

desa berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban“. Pasal 212 ayat 2

menjelaskan tentang hak dan kewajiban yang ditimbulkan oleh akibat

interprestasi undang-undang pasal 212 ayat 1 diatas adalah pendapatan, belanja

dan pengelolaan keuangan desa. Ini menjelaskan pada kita, bahwa institusi ini

mengarahkan kepada “penerimaan manfaat” bagaimana “memandirikan” desa,

minimal secara ekonomi.4

Sementara itu, undang-undang No.32 pasal 212 ayat 3 menyatakan bahwa

sumber pendapatan desa tersebut, terdiri atas:

1. Pendapatan asli desa

2. Bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota

3
Edi Sueharto, Metodologi Pengembangan Masyarakat : Jurnal Comdev, ( Jakarta :
BEMJ,PMI, 2004), h.3
4
H. A.W. Widjaya, Otonomi Desa (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h. 3
4

3. Bagian dari dana perimbangan kuangan pusat dan daerah yang diterima oleh

kabupaten/kota

4. Bantuan dari pemerintah, pemrintah provinsi, dan pemerintah

kabupaten/kota

5. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga

Sumber pendapatan desa yang telah dimiliki dan dikelola oleh desa tidak

dibenarkan diambil alih oleh pemerintah, pemerintah provinsi atau pemerintah

daerah, kecuali dilakukan perjanjian kerjasama atau bagi hasil yang saling

menguntungkan. Sumber pendapatan desa tersebut disalurkan dan dibukukan

melalui buku kas desa dan wajib untuk dituangkan dalam APBDesa.

Selain pengelolaan keuangan desa, salah satu dari hak Otonomi Desa

adalah mengelola kekayaan desa. Kekayaan desa merupakan pendapatan atau

penerimaan desa. kekayaan desa merupakan modal sosial sekaligus modal

ekonomi yang bisa dijadikan pengembang kegiatan produktif masyarakat.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No 04 tahun 2007 menjelaskan kekayaan

desa adalah barang milik desa yang berasal dari kekayaan asli desa, dibeli atau

diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan

hak lainnya yang sah. Kekayaan desa dengan demikian lebih mengerucut

kepada pengertian kebendaan yang dikelola oleh pemerintah desa. Kekayaan

asli desa terdiri dari: tanah kas desa, tambatan perahu, hutan adat, dan lain-lain

kekayaan milik desa yang sah.

Pengelolaan kekayaan desa dilaksanakan berdasarkan asas fungsional,

kepastian hukum, keterbukaan, efesiensi, akuntabilitas dan kepastian nilai.


5

Pengelolaan kekayaan desa harus berdayaguna dan berhasil guna untuk

meningkatkan pendapatan desa. namun kekayaan desa atau aset desa sendiri

selama ini belum terkelola dan terolah secara maksimal bagi program

peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. Aset desa justru menjadi kekuatan

ekonomi yang dikuasai untuk kepentingan pribadi dan kelompok tertentu.

Kekayaan desa dipergunakan untuk membiayai segala kebutuhan yang

dibutuhkan oleh desa dalam menjalankan pemerintahannya serta pembagunan

desa.

Selain pengelolaan kekayaan desa pemerintah juga melaksanakan

pengelolaan keuangan desa untuk kelangsungan operasional pemerintahan

desa. Dalam hal pendanaan desa sebagai dana operasional pemerintahan desa

hal ini disebabkan kepada APBD kabupaten/kota serta dana desa itu sendiri

yang terdiri dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa), Pendapatan Asli Desa

(PADes).

Desa Pentagen merupakan desa yang memiliki kekayaan desa yaitu berupa

tanah desa, bangunan desa dan pendapatan desa dari kekayaan desa ini

seluruhnya diserahkan pada kas desa sebagai Pendapatan Asli Desa, maka

dengan adanya kekayaan desa yang menghasilkan pendapatan asli desa dan

adanya Alokasi Dana Desa (ADD), Bantuan dari Pemerintah Kabupaten/Kota

dan Pemerintah Provinsi diperlukan adanya pengelolaan keuangan desa untuk

di pertanggungjawabkan kepada pemerintah Kota/Kabupaten dan Provinsi.

Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 9 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis

Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa menyatakan bahwa untuk


6

memberikan pedoman penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

(APBDes), perubahan APBDes dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBDes

perlu diatur petunjuk teknis pengelolaan APBDes.

Di dalam pengelolaan manajemen Desa Pentagen Kecamatan Danau

Kerinci kabupaten kerinci Propinsi Jambi. Terlihat bahwa pemerintahan Desa

Pentagen melaksanakan pengelolaan manajemen keuangan dengan baik karena

tidak adanya pemborosan anggaran oleh pemerintah desa dan adanya

keterbukaan dalam pengelolaan keuangan kepada masyarakat Desa Pentagen.

Ini menunjukan bahwa pemerintah desa sudah melaksakan pengelolaan

keuangan desa seperti yang tertera pada Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 113 tahun 2014 tentang pengelolaan keuangan desa bab 5 yang

menyatakan bahwa adanya perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,

pelaporan, dan pertanggungjawaban.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN

KEUANGAN PADA BUMDES DESA PENTAGEN KECAMATAN

DANAU KERINCI KABUPATEN KERINCI”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pokok pikiran dalam latar belakang masalah di atas.

Maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pengembangan Manajemen masyarakat melalui

BUMDes di Desa Pentagen Kecamatan Danau Kerinci Kabupaten Kerinci?


7

2. Bagaimana partisipasi masyarakat Desa Pentagen Kecamatan Danau Kerinci

Kabupaten Kerinci dalam proses pelaksanaan pengembangan manajemen

keuangan masyarakat melalui BUMDes?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

batasan masalah penelitian ini adalah bagaimana tata kelola keuangan pada

Bumdes Desa Pentagen Kec.Danau Kerinci Kabupaten Kerinci

D. Tujuan dan Manfaat penelitian

1. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pegelolaan manajemen

keuangan Bumdes Desa Pentagen Kecamatan, Danau Kerinci Kabupaten

Kerinci

2. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada

banyak pihak, diantara lain :

a. Bagi Pemerintah Desa, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

evaluasi untuk meningkatkan tata kelola desa Pentagen agar menjadi

lebih baik.

b. Bagi peneliti, digunakan untuk mengukur kemampuan peneliti dalam

menerapkan ilmu yang didapat dalam hal akuntansi sektor publik


8

khususnya pengelolaan keuangan yaitu salah satunya pengelolaan

Keuangan dan Kekayaan Desa

c. Bagi masyarakat sekitar, hasil penelitian ini diharapkan dapat

digunakan sebagai bahan untuk menilai dan mengetahui bagaimana

hasil pengelolaan manajemen Desa Pentagen.

d. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

bahan masukan dan tambahan informasi untuk penelitian berikutnya

khususnya mengenai pengelolaan keuangan dan kekayaanDesa

Pentagen.

E. Kegunaan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Proses Manajemen Keuangan Masyarakat Melalui

Bumdes Di Desa Pentagen Kecamatan Danau Kerinci

2. Untuk Mengetahui Partisipasi Masyarakat Desa Pentagen Dalam

Pengembangan Manajemen Keuangan Melalui Bumdes

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif ini digunakan dalam rangka

mendapatkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang atau

sample yang digunakan sebagai responden penelitian, 5metode penelitian

kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat


9

postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah

sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara

triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Dalam penelitian kualitatif terdapat berbagai macam penelitian,

dan penelitian ini termasuk dalam penelitian studi kasus, yaitu melakukan

pengamatan secara detail kepada objek yang telah dimunculkan dalam

rumusan masalah dan diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang

terjadi. Studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok

pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan “how” atau “why”, bila

peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-

peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak

pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan


6
nyata. Penelitian ini memiliki tipe yang berusaha mendeskripsikan

gambaran yang senyatanya dari fenomena-fenomena yang terjadi pada

perencanaan pengelolaan keuangan desa Pentagen Kecamatan Danau

Kerinci Kabupaten Kerinci.

2. Obyek dan Lokasi Penelitian

Obyek penelitian ini yaitu di Desa Pentagen Kecamatan Danau

Kerinci kabupaten kerinci Propinsi Jambi.

3. Jenis dan Sumber Data


6
Noor Juliansyah dan Ahmadi, Metode Penelitian : Skripsi, Tesis, Desertasi, dan Karya
Ilmiah, ( Jakarta : Kencana, 2013), h. 34
10

Data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang pertama kali dicatat dan

dikumpulkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, data primer yang

dimaksud adalah hasil wawancara secara langsung kepada pihak-pihak

yang terkait dengan perencanaan pengelolaan manajemen keuangan di

Desa Pentagen Kecamatan Danau Kerinci kabupaten kerinci.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung melalui media perantara atau diperoleh dan

dicatat oleh pihak lain. Dalam penelitian ini, juga menggunakan data

sekunder sebagai data tambahan yang berupa data-data mengenai profil

Desa Pentagen, beberapa dokumen terkait dengan perencanaan

pengelolaan manajemen keuangan desa di pentagen (APBDesa,

RPJMDesa) dan beberapa foto dari sarana dan prasarana yang dibangun

dengan menggunakan pendapatan desa. Data-data ini bersumber dari

bendahara desa yang sangat berperan penting dalam mengatur dan

mengurus manajemen keuangan desa.

4. Informan Penelitian

Informan yang akan diwawancarai mengenai perencanaan

pengelolaan keuangan desa akan diwakili dengan Kepala Desa, Sekretaris

Desa, Bendahara Desa dan Pengelola Bumdes. Untuk kelengkapan data,

maka informan yang dibutuhkan adalah pihak yang berperan penting dalam
11

pengawasan penggunan keuangan desa sebagai perwakilan dari masyarakat

yaitu Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan oleh

peneliti untuk mengukur fenomena alam atau sosial. Instrumen pendukung

yang berfungsi untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah alat

perekam suara, kamera dan daftar wawancara.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

menggunakan tiga teknik, yaitu :

a. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang

menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian. Pada

saat mengajukan pertanyaan, peneliti dapat berbicara berhadapan

langsung dengan responden atau bila hal itu tidak mungkin dilakukan,

juga bisa melalui alat komunikasi, misalnya pesawat telepon. Informan

yang diwawancarai dalam penelitian ini merupakan orang-orang yang

sudah berkompeten di bidangnya dan relevan dengan pokok bahasan

penelitian yakni analisis perencanaan pengelolaan keuangan desa Desa

Pentagen Kecamatan Danau Kerinci kabupaten kerinci.

b. Dokumentasi

Cara dokumentasi biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data

sekunder dari berbagai sumber, baik pribadi maupun kelembagaan.


12

7
Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dengan menganalisis

dokumen-dokumen yang berhubungan dengan perencanaan pengelolaan

keuangan desa di kecamatan gerung, kecamatan labuapi, dan kecamatan

lembar. Dokumen yang perlu di analisis berupa APBDesa, RPJMDesa.

c. Observasi

Data dalam penelitian ini juga diperoleh melalui teknik observasi

atau pengamatan terhadap obyek penelitian. Peneliti ikut terlibat dalam

kegiatan obyek penelitian guna mendapatkan data yang lebih lengkap.

7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dari penelitian ini dengan analisis komparatif.

Analisis komparatif adalah teknik analisis yang dilakukan dengan cara

membuat perbandingan antar elemen yang sama, seperti penelitian ini yang

membandingkan antara perencanaan pengelolaan keuangan kecamatan

gerung, kecamatan labuapi, dan kecamatan lembar dengan standar-standar

yang mengacu pada Permendagri No.37 Tahun 2007 Tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Desa. Langkah awal sebelum melakukan analisis

data, peneliti perlu memahami teori pada Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 37 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa.

Setelah peneliti memahami teori perencanaan pengelolaan

keuangan desa menurut Permendagri No. 37 Tahun 2007 perlu dilakukan

analisis dengan menggunakan data-data yang telah didapatkan. Data yang

didapatkan dari penelitian ini merupakan data kualitatif hasil dari

7
Sanusi,Anwar. MetodologiPenelitian Bisnis. (Salemba Empat. Jakarta. 2011.)h.56
13

wawancara, analisis dokumentasi serta dari hasil observasi. Tahapan-

tahapan dalam melaksanakan penelitian adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan data, dimana peneliti mencatat data yang diperoleh

sesuai dengan hasil wawancara, dokumentasi, dan observasi di

lapangan. Pada tahap awal ini, data yang dikumpulkan berupa

APBDesa, RPJMDesa. Reduksi data, dimana peneliti merangkum dan

memilih informasi inti yang sesuai dengan fokus penelitian. Pemilihan

dan perangkuman data dilakukan apabila data yang diperoleh dari

narasumber terlalu banyak dan takutnya tidak semua relevan dengan

rumusan masalah. Reduksi data dilakukan untuk menghasilkan data

yang lebih tepat dan jelas, mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data yang selanjutnya, dan mencari kembali ketika

dibutuhkan oleh peneliti.

b. Uji keabsahan data, setelah dilakukan reduksi data, selanjutnya data

tersebut diuji kebenarannya dengan uji kredibilitas. Pengujian data

dilakukan dengan teknik triangulasi.

c. Penyajian data yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat sehingga

dapat memudahkan peneliti untuk memahami kondisi yang terjadi dan

dapat menentukan tahap selanjutnya yang akan dikerjakan. Data yang

dapat disajikan oleh peneliti dalam penelitian ini berupa analisis

perencanaan pengelolaan keuangan desa.

d. Analisis data, dimana peneliti menganalisis kesesuaian dokumen-

dokumen perencanaan pengelolaan keuangan desa di Pentagen,


14

kecamatan danau kerinci perencanaan pengelolaan keuangan desa

menurut Permendagri Nomor 37 Tahun 2007.

e. Penarikan kesimpulan dan verifikasi, dimana kesimpulan dalam

penelitian kualitatif merupakan temuan terbaru yang belum pernah ada

sebelumnya.Verifikasi didasarkan pada penyajian data dan reduksi data

dan yang menjawab rumusan masalah penelitian.

8. Uji Keabsahan Data

Teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dansumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan

pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti

mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data yaitu

mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan

berbagai sumber data. Triangulasi teknik berarti menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber

yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipasif, wawancara

mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara

serempak. Dalam penelitian ini, hal tersebut dapat dicapai dengan jalan :

a. Membandingkan data hasil pengamatan di lapangan dengan data hasil

wawancara, misalnya peneliti membandingkan data hasil observasinya

dengan data hasil wawancara dengan informan.

b. Membandingkan hasil wawancara dengan informan satu dengan

informan yang lain agar dapat diketahui bahwa data yang diberikan
15

oleh informan merupakan data yang benar, misalnya data hasil

wawancara dengan Kepala Desa akan dibandingkan dengan data hasil

wawancara dengan Sekretaris Desa, Bendahara Desa atau dengan

Badan Permusyawaratan Desa (BPD).


16

DAFTAR PUSTAKA

Suharto Edi, 2010, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat.


Bandung: PT. Rekan Aditama

Edi Sueharto, Metodologi Pengembangan Masyarakat : Jurnal Comdev, Jakarta :


BEMJ,PMI,

Borni Kurniawan, Desa Mandiri, Desa Membangun (Jakarta: Kementerian Desa,


Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia,
2015), 27.

H. A.W. Widjaya, 2003 Otonomi Desa , Jakarta: Raja Grafindo Persada

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 Tentang Pedoman


Pengelolaan Keuangan Desa.

Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis.Salemba Empat. Jakarta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.
17

ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN KEUANGAN


PADA BUMDES DESA PENTAGEN KECAMATAN
DANAU KERINCI KABUPATEN KERINCI

PROPOSAL

OLEH:
NIM.

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN KERINCI)
2018 M/1439 H

Anda mungkin juga menyukai