A. Latar Belakang
ini mudah dimengerti karena lebih dari delapan puluh persen penduduk
jaman yang pesat sebagai akibat dari pembangunan nasional ternyata banyak
Desa atau struktur sosial sejenis desa merupakan bagian terbesar dari
wilayah negara Indonesia yang tersebar di seluruh pelosok tanah air yang
secara historis desa merupakan cikal bakal terbentuknya masyarakat politik dan
1
Edi suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. (Bandung: PT.
Rekan Aditama, 2010),h.39
1
2
nilai-nilai strategis antara lain tradisi, adat istiadat beserta hukumnya yang
pusat kepada pemerintah daerah, tetapi yang lebih penting adalah keinginan
desa yang bersumber dari Pendapatan Asli Desa (PADes),2 Alokasi Dana Desa
2
Kementrian Negara, “Perubahan Paradigma Pembangunan Daerah Tertinggal”
terdapat di http://www.kemenegpdt.go.id/ , diakses pada tanggal 12 Juni 2017
3
bagian kelima atau tepatnya pada pasal 212 yang menjelaskan tentang
keuangan desa. Demikian pula dengan pasal 213 yang menjelaskan tentang
kelembagaan ekonomi desa yang disebut dengan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDesa). Dua pasal ini tampak berpasangan, pasal 212 menegaskan tentang
adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang, serta
segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan milik
desa berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban“. Pasal 212 ayat 2
dan pengelolaan keuangan desa. Ini menjelaskan pada kita, bahwa institusi ini
3
Edi Sueharto, Metodologi Pengembangan Masyarakat : Jurnal Comdev, ( Jakarta :
BEMJ,PMI, 2004), h.3
4
H. A.W. Widjaya, Otonomi Desa (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h. 3
4
3. Bagian dari dana perimbangan kuangan pusat dan daerah yang diterima oleh
kabupaten/kota
kabupaten/kota
Sumber pendapatan desa yang telah dimiliki dan dikelola oleh desa tidak
daerah, kecuali dilakukan perjanjian kerjasama atau bagi hasil yang saling
melalui buku kas desa dan wajib untuk dituangkan dalam APBDesa.
Selain pengelolaan keuangan desa, salah satu dari hak Otonomi Desa
desa adalah barang milik desa yang berasal dari kekayaan asli desa, dibeli atau
diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan
hak lainnya yang sah. Kekayaan desa dengan demikian lebih mengerucut
asli desa terdiri dari: tanah kas desa, tambatan perahu, hutan adat, dan lain-lain
meningkatkan pendapatan desa. namun kekayaan desa atau aset desa sendiri
selama ini belum terkelola dan terolah secara maksimal bagi program
desa.
desa. Dalam hal pendanaan desa sebagai dana operasional pemerintahan desa
hal ini disebabkan kepada APBD kabupaten/kota serta dana desa itu sendiri
yang terdiri dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa), Pendapatan Asli Desa
(PADes).
Desa Pentagen merupakan desa yang memiliki kekayaan desa yaitu berupa
tanah desa, bangunan desa dan pendapatan desa dari kekayaan desa ini
seluruhnya diserahkan pada kas desa sebagai Pendapatan Asli Desa, maka
dengan adanya kekayaan desa yang menghasilkan pendapatan asli desa dan
keuangan desa seperti yang tertera pada Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 113 tahun 2014 tentang pengelolaan keuangan desa bab 5 yang
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah
batasan masalah penelitian ini adalah bagaimana tata kelola keuangan pada
1. Tujuan
Kerinci
2. Manfaat penelitian
lebih baik.
Pentagen.
E. Kegunaan Penelitian
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
dan penelitian ini termasuk dalam penelitian studi kasus, yaitu melakukan
terjadi. Studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok
a. Data Primer
b. Data Sekunder
dicatat oleh pihak lain. Dalam penelitian ini, juga menggunakan data
RPJMDesa) dan beberapa foto dari sarana dan prasarana yang dibangun
4. Informan Penelitian
maka informan yang dibutuhkan adalah pihak yang berperan penting dalam
11
5. Instrumen Penelitian
yang berfungsi untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah alat
a. Wawancara
langsung dengan responden atau bila hal itu tidak mungkin dilakukan,
b. Dokumentasi
7
Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dengan menganalisis
c. Observasi
membuat perbandingan antar elemen yang sama, seperti penelitian ini yang
data, peneliti perlu memahami teori pada Peraturan Menteri Dalam Negeri
7
Sanusi,Anwar. MetodologiPenelitian Bisnis. (Salemba Empat. Jakarta. 2011.)h.56
13
pengumpulan data dansumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan
serempak. Dalam penelitian ini, hal tersebut dapat dicapai dengan jalan :
informan yang lain agar dapat diketahui bahwa data yang diberikan
15
DAFTAR PUSTAKA
Alfabeta.
17
PROPOSAL
OLEH:
NIM.