1 (2022)
Abstrak
Diimplementasikannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa berdampak positif adanya
kucuran dana yang cukup besar ke desa-desa di seluruh Indonesia. Kepala desa sebagai pemimpin
desa harus dapat menerapkan fungsi manajemen sejak perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan pengawasan agar desanya bisa lebih maju. Sesuai Undang-undang tersebut, pemerintah desa
dibantu oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Tulisan ini menjelaskan peran BPD sebagai
penyalur aspirasi masyarakat dalam pemerintahan dan pembangunan desa. Tulisan ini merupakan
studi literatur untuk mengetahui peran BPD dalam Pemerintahan, Pembangunan dan Pengawasan
Keuangan Desa setelah terbitnya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2021
Tentang Rincian Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara Tahun Anggaran 2022 yang diantaranya
mengatur tentang anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desa. BPD memiliki posisi strategis, dimana
kepala desa perlu senantiasa bekerja sama dengan BPD dalam pemerintahan dan pembangunan desa.
Akhir tulisan ini menjelaskan tentang pengawasan keuangan yang dilakukan oleh BPD. Pelaksanaan
pengawasan dapat mengukur sejauh mana kebijakan kepala desa dalam menjalankan keuangan
desanya. Tulisan ini juga sekaligus menjelaskan bahwa faktor yang dapat mendukung pengawasan
BPD termasuk di dalamnya adalah masyarakat, karena masyarakat juga merupakan faktor penentu
keberhasilan BPD dalam melaksanakan pengawasan keuangan desa.
Kata kunci: Badan Permusyawaratan Desa, pemerintahan desa, pembangunan desa, keuangan desa.
sesuai dengan saran badan tersebut, sekurang- sendiri, dengan pengarahan, bimbingan,
kurangnya mendengarkannya. BPD harus lebih bantuan, dan pembinaan serta pengawasannya
banyak memperhitungkan, tidak hanya dilakukan oleh pemerintah. Jadi, dengan proses
memperhitungkan kebutuhan masyarakat, adat- pembangunan yang seperti ini apa yang
istiadat, norma-norma dan kepercayaan saja. menjadi harapan dan keinginan masyarakat
BPD harus mengenal seluruh aspek desa dapat terpenuhi dan diwujudkan dalam
kebudayaan masyarakat tradisional, yang bentuk nyata berlandaskan musyawarah.
dalam beberapa hal bertautan antara satu Musyawarah merupakan salah satu asas dasar
dengan yang lain, dan perubahan dalam satu negara Indonesia. Musyarawah pembangunan
aspek kebudayaan itu akan mempengaruhi yang diadakan oleh pemerintah desa disebut
aspek-aspek lainnya dan menimbulkan masalah Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa
baru. (Musrenbangdes)
Pengakuan secara yuridis terhadap Musrenbangdes dalam penjelasannya
kewenangan BPD terhadap pembangunan desa pada Buku 1 tentang Panduan Penyelenggaraan
tidak akan banyak artinya apabila tidak Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa
didukung dengan pemberian sumber-sumber atau Kelurahan adalah forum musyawarah
pembiayaan serta upaya pemberdayaan secara tahunan para pemangku kepentingan
konseptual dan berkesinambungan. Sebab (stakeholder) menyepakati rencana kegiatan
pada dasarya pembiayaan akan mengikuti untuk tahun anggaran berikutnya. Musrenbang
fungsi-fungsi yang dijalankan (money follow desa atau kelurahan dilakukan setiap bulan
function). Sedangkan upaya pemberdayaan Januari untuk menyusun rencana kegiatan
masyarakat dan pemerintah Desa perlu tahunan desa dengan mengacu atau
dilakukan secara kasus demi kasus berdasarkan memperhatikan kepada Rencana Pembangunan
karakteristik desa masing-masing. Upaya Jangka Menengah-Desa (RPJM-Desa) yang
pemberdayaan desa secara seragam dan sudah disusun. Musrenbang yang bermakna
serentak hanya akan menghasilkan perubahan akan membangun kesepahaman tentang
semu saja. Maksudnya, berbagai perubahan kepentingan dan kemajuan desa, dengan
terjadi hanya pada saat ada upaya memotret potensi dan sumber-sumber
pemberdayaan dari pihak luar desa dan pembangunan yang tersedia baik dari dalam
supradesa, dan akan kembali ke pola lama pada desa sendiri maupun dari luar desa.
saat kekuatan dari luar berhenti mendorongnya. Musrembang adalah forum publik
Pasal 78 ayat 1 dan 2 UU Desa perencanaan (program) yang diselenggarakan
mengatakan pembangunan desa bertujuan oleh lembaga publik yaitu pemerintah desa
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa atau kelurahan bekerjasama dengan warga dan
dan kualitas hidup manusia serta para pemangku kepentingan. Penyelenggaraan
penanggulangan kemiskinan melalui musrenbang merupakan salah satu tugas
pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan pemerintah desa atau kelurahan untuk
sarana dan prasarana desa, pengembangan menyelenggarakan urusan pemerintahan,
potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatansumber pembangunan dan kemasyarakatan.
daya alam dan lingkungan secara Dengan perencanaan pembangunan
berkelanjutan. Pembangunan desa meliputi dimaksudkan agar pembangunan terselenggara
tahap perencanaan, pelaksanaan, dan secara berencana, yaitu secara sadar, teratur,
pengawasan. sistematis, berkesinambungan, mengusahakan
Pembangunan desa sebagaimana peningkatan dan kemampuan menahan
dimaksud pada ayat (2) mengedepankan gojolak-gejolak di dalam pelaksanaannya. Agar
kebersamaan, kekeluargaan, dan usaha-usaha pembangunan dapat berhasil
kegotongroyongan guna mewujudkan mencapai sasaran, maka pengarahan untuk
pengarusutamaan perdamaian dan keadilan pelaksanaan pembangunan dan pemanfaatan
sosial. Oleh sebab itu, dapat diketahui bahwa sumber-sumber yang ada perlu berpedoman
suatu perencanaan pembangunan, khususnya pada suatu rencana yang terwujud dalam suatu
perencanaan pembangunan desa sangat bentuk perencanaan pembangunan. Hal ini
membutuhkan pendekatan yang menyeluruh. tentu tidak terlepas dari: a) Perencanaan dalam
Perencanaan pembangunan desa merupakan arti seluas-luasnya tidak lain adalah suatu
perencanaan pembangunan yang dilakukan proses mempersiapkan secara sistematis
masyarakat sendiri, dari dan untuk masyarakat kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk
40 | Jurnal Widya Praja, Vol. 2 No. 1 (2022)
peraturan desa yang berisi tentang APB Desa. kegiatan di dalam peran pengawasan keuangan
Ini artinya, bahwa kepala desa itu wajib yang dilakukan oleh BPD, yaitu:
membuat laporan keterangan tertulis tentang a) Pengendalian Keuangan, yakni suatu cara
pelaksanaan peraturan desa tentang maupun metode yang dilakukan kepada
pelaksanaan APB Desa. individu ataupun kelompok agar prilaku
Karena dana desa yang bersumber dari dan tindakannya sesuai dengan nilai dan
APBN jumlahnya cukup besar, maka norma sosial yang dianut masyarakat. BPD
diperlukan mekanisme kontrol dari masyarakat diharapkan mampu menerapkan sebuah
untuk mengawasi penggunaan dana desa metode atau langkah yang efektif dalam
tersebut agar dipergunakan sesuai dengan menjalankan tugas pokok dan fungsinya
peruntukannya untuk meningkatkan sehingga mampu bersinergis dan adanya
kesejahteraan masyarakat. Pemerintahan desa kesepahaman diantara individu-individu
dituntut menyelenggarakan pemerintahan atau anggota lainnya. BPD sebagai unsur
secara transparan dan akuntabel. BPD penyelenggaraan Pemerintah Desa dalam
sebagai lembaga yang mempunyai fungsi hal ini pelaksanaan pengawasan RPJM-
pengawasan, diharapkan dapat menjalankan Desa, oleh BPD terhadap rancangan yang
perannya secara sungguh-sungguh, terutama dijalankan oleh kepala desa, sehingga
dalam hal penggunaan anggaran. Undang- terjadi hubungan kerja sama antara kedua
undang dan peraturan pemerintah sudah lembaga desa tersebut, dalam hal ini
memberikan payung hukum yang jelas, kepala desa dan BPD;
sehingga BPD tidak perlu ragu dalam b) Pengawasan Keuangan, yakni suatu upaya
menjalankan fungsinya melakukan yang sistematik untuk menetapkan kinerja
pengawasan terhadap kinerja kepala desa. standar pada perencanaan untuk merancang
Adanya mekanisme ‘check and balance’ ini sistem umpan balik informasi, untuk
akan meminimalisasipenyalahgunaan keuangan membandingkan kinerja aktual dengan
desa. standar yang telah ditentukan, untuk
Perencanaan pembangunan desa menetapkan apakah telah terjadi suatu
disusun secara berjangka meliput RPJM- penyimpangan tersebut, serta untuk
Desa untuk jangka waktu 6 tahun. Perencanaan mengambil tindakan perbaikan yang
pembangunan desa ini didasarkan pada data diperlukan untuk menjamin bahwa
dan informasi yang akurat dan dapat semua sumber daya perusahaan atau
dipertanggungjawabkan. Data dan informasi pemerintahan telah digunakan secara
tersebut mencakup penyelenggaraan efektif dan efisien, guna untuk mencapai
pemerintahan desa, organisasi dan tata laksana suatu tujuan perusahaan ataupun
pemerintahan desa, arah kebijakan pemerintahan. BPD adalah perwakilan
pembangunan desa, keuangan desa, profil desa, masyarakat desa diharapkan mampu
informasi lain terkait dengan penyelenggaraan menjalankan tugas pokok dan fungsi dari
desa dan pemberdayaan masyarakat. Dalam pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan
mewujudkan kemandirian desa perlu yang telah ditetapkan dan disepakati
dilaksanakan penyelenggaraan pemerintahan bersama melalui RPJM-Desa apakah
desa yang berorientasi pada transparansi, dapat berjalan sesuai dengan kesepakatan
partisipasi, demokratisasi, dan pemberdayaan dan ketetapan bersama dalam
masyarakat desa yang merupakan tolak ukur musyawarah;
penilaian pertanggungjawaban kinerja
pemerintahan desa dalam kurun waktu tertentu.
c) Pemantauan, kesadaran (awareness)
adalah tentang apa yang ingin diketahui,
Tugas pengawasan keuangan yang
pemantauan berkadar tingkat tinggi
dilakukan oleh BPD juga harus diperhatikan
dilakukan agar dapat membuat
setelah peraturan desa dihasilkan, supaya
pengukuran melalui waktu yang
peraturan desa dapat berjalan dengan baik.
menunjukkan pergerakkan ke arah
Pelaksanaan pengawasan juga dapat mendeteksi
tujuan atau menjauh dari itu. BPD
sejauh mana kebijakan kepala desa untuk
sebagai pelaksana pengawasan peraturan
menjalankan dan sampai sejauh mana pula
desa dan ketetapan Desa dalam
penyimpangan keuangan yang terjadi dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsinya
pelaksanaan kerja tersebut. Ada beberapa
perlu juga menerapkan dan melakukan
42 | Jurnal Widya Praja, Vol. 2 No. 1 (2022)
ditetapkan oleh BPD dan pemerintah desa, dalam melaksanakan pengawasan keuangan
dapat diterima oleh seluruh masyarakat. desa.
Beberapa kebijakan yang dikeluarkan Terakhir, rekomendasi atas tulisan ini
terkadang mendapat respon yang beraneka bahwa untuk menjalankan peran tersebut,
ragam, baik pro maupun kontra dari peningkatan kapasitas anggota BPD perlu terus
masyarakat. Adanya tanggapan yang bersifat diupayakan sering dinamisnya pengaturan
kontra, tentunya dapat menghambat langkah tentang desa. Pengaturan tentang desa bisa
BPD dan pemerintah desa dalam pelaksanaan dapat berubah begitu cepat, sesuai dengan
kebijakan tersebut. perkembangan yang juga terjadi secara cepat.
Peningkatan kapasitas dapat berupa studi
PENUTUP komparasi ke best practice desa dengan
BPD sebagai unsur penyelenggara lembaga BPD yang telah menjalankan
pemerintahan desa memiliki posisi yang perannya dengan baik. Alternatif lain adalah
strategis dalam menjawab kebutuhan dengan menyelenggarakan pelatihan teknis
masyarakat sesuai dengan situasi dan kondisi peningkatan peran BPD oleh lembaga pelatihan
masyarakat desa setempat. Perannya sangat dan narasumber yang terlibat dalam kebijakan-
besar dalam mempercepat keberhasilan kebijakan tentang desa.
pembangunan desa. Selain memahami dan
mampu melaksanakan kedudukan, fungsi, BAHAN BACAAN
wewenang, hak, dan kewajiban sesuai Andi Mustari Pide, Otonomi Daerah dan
ketentuan yang berlaku, setiap anggota BPD Kepala Daerah Memasuki Abad XXI,
harus benar- benar dapat menjadi lembaga Gaya Media Pratama, Jakarta, 1999.
tersebut sebagai saluran aspirasi masyarakat Ateng Syafrudin dan Suprin Na’a, Republik
kepada pemerintah desa. Sehingga Desa: Pergulatan Hukum Tradisional
pemerintahan desa dapat berjalan sesuai dan Hukum Modern Dalam Desain
dengan yang diharapkan masyarakat desa. Oleh Otonomi Desa, Alumni, Bandung,
sebab itu, setiap anggota BPD juga harus 2010.
mampu membaca kepentingan-kepentingan A. Surjadi, Pembangunan Masyarakat Desa,
masyarakatnya. Menyalurkan aspirasi serta Mandar Maju, Bandung, 1995.
menjembatani apa yang menjadi kebutuhan A. T Soegito, Prof. Mr. Dr. R. Soepomo,
masyarakat desa. Departemen Pendidikan dan
Peran BPD dalam pembangunan desa Kebudayaan Pusat Penelitian Sejarah
sangatlah vital. Pembangunan desa bertujuan dan Budaya Proyek Investarisasi dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa Dokumen Sejarah Nasional, Jakarta-
dan kualitas hidup manusia serta Indonesia, 1979-1980.
penanggulangan kemiskinan melalui Didik Sukrino, Hukum Konstitusi dan Konsep
pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan Otonomi, Kajian Politik Hukum
sarana dan prasarana desa, pengembangan Tentang Konstitusi, Otonomi Daerah
potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan dan Desa Pasca Perubahan
sumber daya alam, dan lingkungan secara Konstitusi, Setara Press,Malang, 2013.
berkelanjutan. Pembangunan desa meliputi I Gde Pantja Astawa, Problematika Otonomi
tahap perencanaan, pelaksanaan, dan di Daerah di Indonesia, Alumni,
pengawasan. . Tugas pengawasan keuangan Bandung, 2013.
yang dilakukan oleh BPD juga harus J. Kaloh, Mencari Bentuk Otonomi Daerah,
diperhatikan setelah peraturan desa dihasilkan Suatu Solusi Dalam Menjawab
agar peraturan desa dapat berjalan dengan baik. Kebutuhan Lokal dan Tantangan
Pelaksanaan pengawasan juga dapat Global, PT. Rineka Cipta, Jakarta,
mendeteksi sejauhmana kebijakan kepala desa 2007.
untuk menjalankan dan sampai sejauhmana Sadu Wasistiono, Kapita Selekta Manajemen
pula penyimpangan keuangan yang terjadi Pemerintahan Daerah, Alqaprint,
dalam pelaksanaan kerja tersebut. Selain itu Bandung, 2001.
faktor yang dapat mendukung pengawasan
BPD adalah masyarakat, karena masyarakat dan Irawan Tohir, Prospek
merupakan faktor penentu keberhasilan BPD Pengembangan Desa, CV. Fokus
Media,
44 | Jurnal Widya Praja, Vol. 2 No. 1 (2022)