Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Widya Praja, Vol. 2 No.

1 (2022)

STUDI LITERATUR : PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM


PEMERINTAHAN, PEMBANGUNAN DAN PENGAWASAN KEUANGAN DESA

Drs. Sumarno, M.Si

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Jawa Tengah


Jl. Setiabudi 201 A Semarang

Abstrak

Diimplementasikannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa berdampak positif adanya
kucuran dana yang cukup besar ke desa-desa di seluruh Indonesia. Kepala desa sebagai pemimpin
desa harus dapat menerapkan fungsi manajemen sejak perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan pengawasan agar desanya bisa lebih maju. Sesuai Undang-undang tersebut, pemerintah desa
dibantu oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Tulisan ini menjelaskan peran BPD sebagai
penyalur aspirasi masyarakat dalam pemerintahan dan pembangunan desa. Tulisan ini merupakan
studi literatur untuk mengetahui peran BPD dalam Pemerintahan, Pembangunan dan Pengawasan
Keuangan Desa setelah terbitnya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2021
Tentang Rincian Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara Tahun Anggaran 2022 yang diantaranya
mengatur tentang anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desa. BPD memiliki posisi strategis, dimana
kepala desa perlu senantiasa bekerja sama dengan BPD dalam pemerintahan dan pembangunan desa.
Akhir tulisan ini menjelaskan tentang pengawasan keuangan yang dilakukan oleh BPD. Pelaksanaan
pengawasan dapat mengukur sejauh mana kebijakan kepala desa dalam menjalankan keuangan
desanya. Tulisan ini juga sekaligus menjelaskan bahwa faktor yang dapat mendukung pengawasan
BPD termasuk di dalamnya adalah masyarakat, karena masyarakat juga merupakan faktor penentu
keberhasilan BPD dalam melaksanakan pengawasan keuangan desa.

Kata kunci: Badan Permusyawaratan Desa, pemerintahan desa, pembangunan desa, keuangan desa.

PENDAHULUAN sangat kondusif bagi tercapainya integrasi


Perjalanan otonomi daerah di nasional.
Indonesia merupakan isu menarik untuk Secara filosofis, keberadaan desa lebih
diamati dan dikaji, karena semenjak pendiri dahulu ada dan perannya dalam
negara menyusun format negara, isu berpemerintahan dengan rakyat, sebelum
menyangkut pemerintahan lokal telah muncul tata pemerintahan di atasnya. Oleh
diakomodasi dalam Pasal 18 UUD 1945 karena itu, desa seharusnya menjadi landasan
beserta penjelasannya. Pemerintahan daerah dan bagian dari tata pengaturan pemerintahan
dalam pengaturan Pasal 18 UUD 1945 telah diatasnya. Bangunan pemerintahan desa
mengakui adanya keragaman dan hak asal-usul merupakan hal yang fundamental bagi tata
yang merupakan bagian dari sejarah bangsa negara Indonesia; artinya, bangsa dan negara
Indonesia. Sehingga meskipun dianut prinsip sebenarnya terletak di desa. Oleh karena itu,
negara kesatuan dengan pusat kekuasaan pengaturan desa dalam perundang- undangan,
berada pada pemerintah pusat, namun karena baik jenis dan hierarkinya, akan menentukan
heterogenitas (keragaman) yang dimiliki maju tidaknya desa yang berimplikasi pada
bangsa Indonesia, baik kondisi sosial, pemerintahan yang ada di atasnya. Undang-
ekonomi, budaya, agama, suku bangsa, undang tentang pemerintahan desa, merupakan
maupun keragaman tingkat pendidikan instrumen untuk membangun kehidupan baru
masyarakat, maka desentralisasi atau distribusi desa yang mandiri, demokratis, dan sejahtera.
kekuasaan atau kewenangan dari pemerintah Kemandirian yang dimaksud bukan
pusat, perlu dialirkan kepada daerah yang kesendirian desa dalam menghidupi dirinya
bersifat otonomi. Secara teoretis dan faktual, sendiri, tetapi terkait degan dimensi keadilan
pembentukan daerah otonom melalui yang berada dalam pemahaman relasi antara
desentralisasi, tidak akan menjadi penyebab desa dengan supradesa (lembaga di atas desa)
terjadinya disintegrasi nasional, tetapi justru
p-ISSN: 2354-7162 | e-ISSN: 2549-2217
34 | Jurnal Widya Praja, Vol. 2 No. 1 (2022)

Kemandirian desa berarti kapasitas kepentingan dan kebutuhan masyarakat desa


dan inisiatif lokal yang kuat dalam gagasan, dapat diakomodasi dengan lebih baik.
kehendak, dan kemauan desa yang berbasis Pemberian kesempatan yang lebih besar kepada
pada kearifan lokal, komunalisme, dan modal desa untuk mengurus tata pemerintahannya
sosial. Sementara itu demokrasi adalah nilai sendiri serta pemerataan pelaksanaan
dan sistem yang memberi bingkai tata pembangunan diharapkan dapat meningkatkan
pemerintahan desa. Secara konseptual, kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat
demokrasi mengandung sejumlah prinsip dasar desa, sehingga permasalahan seperti
representasi, transparansi, akuntabilitas, kesenjangan antar wilayah, kemiskinan dan
responsivitas, dan partisipasi, yang selanjutnya masalah sosial budaya lainnya dapat
menjadi dasar pengelolaan kebijakan, diminimalisasi. UU Desa beserta peraturan
perencaaan desa, pengelolaan keuangan desa, pelaksananya telah mengamanatkan kepada
dan pelayanan publik menuju kesejahteraan pemerintah desa untuk lebih mandiri dalam
rakyat, yang meliputi dua komponen besar mengelola pemerintahan dan berbagai sumber
(pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan), daya alam yang dimiliki, termasuk
dan pengembangan ekonomi desa yang kemandiriannya dalam tata kelola keuangan.
berbasis pada potensi lokal. Pasal 1 ayat (2) Peraturan Pemerintah
Dalam perjalanan ketatanegaraan Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa
pemerintahan desa, telah ditetapkan beberapa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan
peraturan perundang-undangan yang mengatur Belanja Negara (PP 60/2014), menyatakan
tentang desa, yaitu : bahwa dana desa adalah dana yang
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 bersumber dari Anggaran Pendaptan dan
tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Di Belanja Negara dan dana tersebut ditransfer
Daerah, lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 kabupaten/kota, yang selanjutnya ditransfer ke
tentang Pemerintahan Desa (UU APBDesa. Dana desa yang bersumber dari
Pemerintahan Desa 1979), APBN hanya diperuntukkan bagi desa
3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
1999 tentang Pemerintahan Daerah (UU pemerintah desa, pelaksanaan pembangunan,
Pemda 1999), pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan
4. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 masyarakat. Pattiro berpendapat bahwa desa
tentang Pemerintahan Daerah (UU Pemda mendapatkan gelontoran dana yang cukup
2004), dan besar yang salah satunya berasal dari APBN
5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dan bertujuan untuk meningkatkan
tentang Desa (UU Desa) dan ditegaskan kesejahteraan masyarakat, karena hakikat
kembali di dalam Undang-Undang Nomor anggaran adalah anggaran bersumber dari uang
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan rakyat yang dikelola oleh pemerintah dalam
Daerah, dimana pengakuan keberadaan bentuk APBD dan APBN untuk kesejahteraan
desa ditegaskan dalam Pasal 2 yang rakyat. Oleh karena itu, rakyat berhak
menyatakan bahwa: “(1) Negara Kesatuan mengetahui alokasi dana yang dibelanjakan
Republik Indonesia dibagi atas Daerah oleh pemerintah.
Kabupaten dan Kota; (2) Daerah Peraturan Presiden Republik Indonesia
Kabupaten/Kota dibagi atas Kecamatan Nomor 104 Tahun 2021 Tentang Rincian
dan Kecamatan dibagi atas Kelurahan Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara
dan/atas Desa”. Demikian pula dalam Tahun Anggaran 2022 Pasal 3 Rincian
Pasal 371 menyatakan bahwa: “1) Dalam anggaran Belanja Negara sebagaimana
Daerah Kabupaten/Kota dapat dibentuk dimaksud dalam Pasal 1 huruf b terdiri atas
Desa, 2) Desa sebagaimana dimaksud rincian:
pada ayat (1) mempunyai kewenangan a. anggaran Belanja Pemerintah Pusat; dan
sesuai dengan ketentuan peraturan b. anggaran Transfer ke Daerah dan Dana
perundang-undangan mengenai Desa”. Desa.
Selanjutnya Pasal 5 diatur pada ayat (1)
UU Desa ini membawa semangat dan Rincian anggaran Transfer ke Daerah dan
harapan baru untuk mewujudkan desa yang Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam
maju dan mandiri. Diharapkan segala Pasal 3 huruf b terdiri atas rincian:
Jurnal Widya Praja, Vol. 2 No. 1 (2022) | 35

a. anggaran Transfer ke Daerah; dan selaku badan pengawas. Pengawasan terhadap


b. Dana Desa per kabupaten/kota. pelaksanaan pemerintahan merupakan salah
Pasal 5 Ayat (4) mengatur bahwa : Dana satu alasan terpenting mengapa BPD perlu
Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk. Upaya pengawasan dimaksudkan
huruf b ditentukan penggunaan untuk: untuk mengurangi adanya penyelewengan atas
a. program perlindungan sosial berupa kewenangan dan keuangan desa dalam
bantuan langsung tunai desa paling sedikit penyelenggaraan pemerintahan desa. Pasal
40% (empat puluh persen); 55 UU Desa menyatakan bahwa BPD
b. program ketahanan pangan dan hewani mempunyai fungsi: a) membahas dan
paling sedikit 20% (dua puluh persen); menyepakati rancangan peraturan desa
c. dukungan pendanaan penanganan Corona bersama kepala desa; b) menampung dan
Virus Disease 2019 (COVID-19) paling menyalurkan aspirasi masyarakat desa; dan c)
sedikit 8% (delapan persen), dari alokasi melakukan pengawasan kinerja kepala desa.
Dana Desa setiap desa; dan Merujuk pada ketiga fungsi tersebut,
d. Program sektor prioritas lainnya. pada hakikatnya BPD menjadi lembaga yang
Pengaturan desa yang baru ini menjalankan mekanisme check and balances
berpengaruh juga pada perubahan mekanisme dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.
tata kelola keuangan di desa yang diatur Setidaknya jika mengacu pada proses
melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri pembahasan UU Desa itu sendiri. Pembahasan
Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pedoman RUU Desa antara Dewan Perwakilan Daerah
Pengelolaan Keuangan Desa, karena (DPD), Dewan Perwakilan Rayat (DPR) dan
pengelolaan keuangan merupakan hal yang pemerintah. Pemerintahan desa yang kuat
paling sensitif dalam tata kelola pemerintahan bukan dalam pengertian bentuk pemerintahan
desa, maka pengaturannya harus transparan, yang otoritas (misalnya dengan masa jabatan
partisipatif, akuntabel serta dilakukan tertib yang terlalu lama), namun bentuk
dan disiplin anggaran. Sumber keuangan desa pemerintahan desa dengan tata pemerintahan
sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 76 ayat yang demokratis yang dikontrol (check and
(1) UU Desa terdiri dari: pendapatan asli desa, balances) oleh institusi lokal seperti BPD atau
dana transfer (dana desa, alokasi dana badan musyawarah serta elemen masyarakat
Desa/ADD, bagi hasil pajak dan retribusi setempat.
daerah), bantuan keuangan dan pendapatan Masyarakat desa sangat berharap agar
desa lain yang sah. Peran besar yang diterima BPD bisa menjalankan fungsinya dalam bidang
oleh desa tentunya disertai dengan tanggung pengawasan terutama penggunaan dana desa.
jawab yang besar pula. Oleh karena itu Hal ini sebagai konsekuensi atas berlakunya
pemerintah desa harus bisa menerapkan prinsip UU Desa dikarenakan adanya kucuran dana
akuntabilitas dalam tata pemerintahannya, yang yang besar ke desa yang bersumber dari alokasi
mana semua akhir kegiatan penyelenggaraan dana desa yang merupakan bagian dari dana
pemerintah desa dapat dipertanggungjawabkan perimbangan yang diterima kabupaten/kota.
kepada masyarakat desa sesuai dengan Banyaknya sumber keuangan yang
ketentuan. diperoleh desa, maka penggunaannya dan
Di samping mengatur mengenai pengelolaannya akan bervariasi juga. Dengan
kedudukan, fungsi, dan peran pemerintahan kompleksnya keuangan desa yang harus
desa, UU Desa juga menjelaskan bagaimana dikelola, maka dapat dipertanyakan mengenai
keterwakilan dari penduduk dengan masih mampukah BPD dengan segala
pembentukan Badan Permusyawaratan Desa keterbatasan untuk mengawasi dana tersebut,
(BPD). Pasal 1 angka 4 UU Desa menyatakan di mana BPD merupakan wujud dari
b a h w a BPD atau yang disebut dengan perwakilan masyarakat, karena seringkali yang
nama lain adalah lembaga yang melaksanakan menjadi perdebatan dalam UU Desa adalah
fungsi pemerintahan yang anggotanya ketidak-optimalan kinerja dari BPD yang
merupakan wakil dari penduduk desa sebenarnya menjadi faktor penting dari
berdasarkan keterwakilan wilayah dan implementasi UU. Kinerja BPD dalam
ditetapkan secara demokratis. BPD ini memiliki mengontrol pemerintahan desa dari segi
fungsi strategis dalam penetapan kebijakan pengelolaan pengawasan keuangan perlu
desa serta pengawasan yang dilakukannya ditingkatkan dari berbagai aspek, untuk
kepada pemerintah desa karena fungsinya
36 | Jurnal Widya Praja, Vol. 2 No. 1 (2022)

mewujudkan pembangunan desa yang sejahtera k) partisipatif”. Bahkan di dalam Pasal 32


yang akan dibahas dalam tulisan ini. dijelaskan bagaimana peran BPD dalam
Tujuan dari tulisan ini adalah untuk penyelenggaran pemerintahan desa, terutama
mengetahui peran BPD dalam Pemerintahan, dalam pemilihan kepala desa, yang nantinya
Pembangunan dan Pengawasan Keuangan menjadi pemimpin pemerintahan desa. Dalam
Desa berdasarkan ketentuan-ketentuan yang pasal itu dinyatakan bahwa:
telah diterbitkan oleh Pemerintah. Sedangkan “(1) Badan Permusyawaratan
manfaat dari tulisan ini adalah memberikan Desa memberitahukan
referensi bagi stakeholder pemerintah desa kepada Kepala Desa
agar desa lebih maju dari sisi penyelenggaraan, mengenai akan
pelaksanaan pembangunan maupun berakhirnya masa
pengawasan keuangan desa-nya. jabatan Kepala Desa
secara tertulis 6 bulan
PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN sebelum masa
DESA DALAM PEMERINTAHAN DESA jabatannya
Dalam Pasal 1 angka 1 UU No. 6 Tahun berakhir.Badan
2014 tentang Desa diatur : Permusyawaratan Desa
“Desa adalah desa dan desa adat membentuk panitia
atau yang disebut dengan nama pemilihan
lain, selanjutnya disebut Desa, Kepala Desa.
adalah kesatuan masyarakat (2) Panitia pemilihan Kepala
hukum yang memiliki batas Desa sebagaimana
wilayah yang berwenang untuk dimaksud pada ayat (2)
mengatur dan mengurus urusan bersifat mandiri dan
pemerintahan, kepentingan tidak memihak.
masyarakat setempat
(3) Panitia pemilihan Kepala
berdasarkan prakarsa
Desa sebagaimana
masyarakat, hak asal usul,
dimaksud pada ayat (3),
dan/atau hak tradisional yang
terdiri atas unsur
diakui dan dihormati dalam
perangkat Desa,
sistem pemerintahan Negara
lembaga
Kesatuan Republik Indonesia.”
kemasyarakatan, dan
Kemudian, angka 2 menyatakan:
tokoh masyarakat Desa.”
“Pemerintahan desa adalah penyelenggaraan
Keanggotaan BPD sendiri diatur dalam
urusan pemerintahan dan kepentingan
Pasal 56 yang menyatakan:
masyarakat setempat dalam sistem
“(1) Anggota Badan
pemerintahan NKRI”. Adapun yang disebut
Permusyawaratan Desa
pemerintahan desa diatur dalam Pasal 3, yaitu
merupakan wakil dari
“Kepala desa atau yang disebut dengan nama
penduduk Desa
lain, dibantu perangkat desa sebagai unsur
berdasarkan
penyelenggara pemerintahan desa”. Salah satu
keterwakilan wilayah
unsur penyelenggara tersebut adalah BPD yang
yang pengisiannya
dijelaskan dalam Pasal 1 angka 4 UU Desa.
dilakukan secara
Setidaknya BPD dalam UU Desa disebutkan
demokratis.
sebanyak 41 kali. Hal ini menandakan betapa
peran penting BPD dalam pengelolaan (2) Masa keanggotaan
pemerintahan desa. Badan Permusyawaratan
Pasal 24 UU Desa menyatakan: Desa selama 6 tahun
“Penyelenggaraan pemerintahan desa terhitung sejak tanggal
berdasarkan asas: a) kepastian hukum; b) tertib pengucapan
penyelenggaraan pemerintahan; sumpah/janji.
c) tertib kepentingan umum; d) keterbukaan; e) (3) Anggota Badan
proporsionalitas; f) profesionalitas; Permusyawaratan Desa
g) akuntabilitas; h) efektivitas dan efisiensi; i) sebagaimana dimaksud
kearifan lokal; j) keberagaman; dan pada ayat (1) dapat
Jurnal Widya Praja, Vol. 2 No. 1 (2022) | 37

dipilih untuk masa 1) memegang teguh dan mengamalkan


keanggotaan paling Pancasila, melaksanakan UUD 1945, serta
banyak 3 kali secara mempertahankan dan memelihara
berturut-turut atau tidak keutuhan NKRI dan Bhinneka Tunggal
secara berturut-turut.” Ika;
Persyaratan menjadi anggota BPD juga 2) melaksanakan kehidupan demokrasi
ditentukan secara khusus, dengan tujuan agar yang berkeadilan gender dalam
mendapatkan anggota BPD yang proporsional penyelenggaraan pemerintahan desa;
dan mau bergerak aktif untuk mengawasi
pemerintahan desa untuk mewujudkan desa
3) menyerap, menampung, menghimpun,
dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat
yang sejahtera sebagaimana dicita-citakan oleh
desa;
masyarakat.
Adapun syarat-syarat menjadi anggota 4) mendahulukan kepentingan umum di atas
BPD tertuang dalam Pasal 57 yang kepentingan pribadi, kelompok, dan/ atau
menyatakan bahwa: golongan;
1) bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; 5) menghormati nilai sosial budaya dan adat
istiadat masyarakat desa; dan
2) memegang teguh dan mengamalkan
Pancasila, melaksanakan UUD 1945, 6) menjaga norma dan etika dalam hubungan
serta mempertahankan dan memelihara kerja dengan lembaga kemasyarakatan
keutuhan NKRI dan Bhinneka Tunggal desa.
Ika; Untuk memaksimalkan anggota BPD
dalam keikutsertaannya membangun
3) berusia paling rendah 20 tahun atau
pemerintahan desa yang terbuka dan efisien,
sudah/pernah menikah;
anggota BPD memiliki beberapa larangan. Hal
4) berpendidikan paling rendah tamat sekolah ini menjelaskan kenetralan anggota BPD dalam
menengah pertama atau sederajat; bekerja dan tidak memberikan keuntungan
5) bukan sebagai perangkat pemerintah hanya kepada dirinya sendiri. Hal ini tertuang
desa; dalam Pasal 64 UU Desa yang menyatakan
6) bersedia dicalonkan menjadi anggota BPD; bahwa anggota BPD dilarang:
dan a) merugikan kepentingan umum,
7) wakil penduduk desa yang dipilih secara meresahkan sekelompok masyarakat desa,
demokratis. dan mendiskriminasikan warga atau
Selanjutnya, Pasal 60 menyatakan bahwa golongan masyarakat desa;
BPD menyusun peraturan tata tertib b) melakukan korupsi, kolusi, dan
BPD. Pasal 61 mengatur hak-hak BPD yakni: nepotisme, menerima uang, barang,
1) mengawasi dan meminta keterangan dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat
tentang penyelenggaraan pemerintahan memengaruhi keputusan atau tindakan
desa kepada pemerintah desa; yang akandilakukannya;
2) menyatakan pendapat atas c) menyalahgunakan wewenang;
penyelenggaraan pemerintahan desa, d) melanggar sumpah/janji jabatan;
pelaksanaan pembangunan desa, e) merangkap jabatan sebagai kepala desa dan
pembinaan kemasyarakatan desa, dan perangkat desa;
pemberdayaan masyarakat desa; dan f) merangkap sebagai anggota DPR,
3) mendapatkan biaya operasional DPRD Provinsi, DPRD
pelaksanaan tugas dan fungsinya dari Kabupaten/Kota, dan jabatan lain yang
APBD. ditentukan dalam peraturan perundangan-
Selain itu, Pasal 62 juga menyatakan undangan;
bahwa BPD berhak untuk: 1) mengajukan usul g) sebagai pelaksana proyek desa;
rancangan peraturan desa; 2) mengajukan
pertanyaan; 3) menyampaikan usul dan/atau h) menjadi pengurus partai politik; dan/atau
pendapat; 4) memilih dan dipilih; dan 5) i) menjadi anggota dan/atau pengurus
mendapat tunjangan dari APBD. Menyangkut organisasi terlarang.
kewajiban BPD tertuang dalam Pasal 63 yang Hal ini untuk membuat masyarakat desa
menyatakan bahwa anggota BPD wajib: percaya bahwa BPD adalah sebuah lembaga
38 | Jurnal Widya Praja, Vol. 2 No. 1 (2022)

yang mementingkan kepentingan pemerintahan membuat Anggaran Penerimaan dan


desa dan kepentingan masyarakat desa. Pengeluaran Keuangan Desa (budgetting
BPD bukan lembaga baru. Dinamika function); dan 3) mengawasi eksekutif desa
yang terjadi, tugas, fungsi, dan kedudukan (kepala desa beserta perangkatnya) dalam
BPD terus berubah-ubah. Perubahan ini pelaksanaan pemerintahan sehari-hari
dilakukan untuk menuju BPD yang lebih baik (controlling function).
lagi. Perubahan terhadap BPD ini juga tidak Meski BPD sebagai lembaga yang
terlepas dari perubahan regulasi yang mengatur merupakan perwujudan demokrasi dalam
tentang urusan desa. Perubahan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai
fungsi BPD ini berpengaruh pada pasang naik unsur penyelenggara pemerintahan desa. BPD
dan surutnya demokrasi di desa. Desa sebagai berfungsi menetapkan peraturan desa bersama
republik kecil mengandaikan setiap warganya kepala desa, menampung dan menyalurkan
memiliki hak untuk terlibat dalam aspirasi masyarakat. Penyelenggaraan
penyelenggaraan pemerintahan dan pemerintahan di desa tidak terlepas dari
pembangunan. Karena itu, lembaga BPD keterlibatan kelembagaan desa yang berwujud
menjadi lembaga demokrasi perwakilan di BPD. Tetapi tetap saja BPD masih memiliki
tingkat desa. Istilah Badan Perwakilan Desa kelemahan di dalam keikutsertaannya dalam
sendiri diperkenalkan oleh UU Pemda 1999 pemerintahan desa, antara lain: 1) Kondisi
sebagai lembaga legislatif desa, dan hal ini BPD di desa-desa masih memerlukan
diatur di dalam Pasal 104 UU Pemda 1999. penguatan kelembagaan, terutama dalam
Peran BPD sebagai lembaga legislatif yang melakukan legislasi mulai dari penyusunan
kuat di tingkat desa, selanjutnya diatur kembali sampai kepengawasan peraturan desa; 2) Masih
oleh UU Pemda 2004. BPD bergeser menjadi perlu meningkatkan peran pengawasan BPD
unsur pemerintahan desa, dengan konsekuensi didalam membuat kebijakan-kebijakan
berwenang dan ikut mengatur dan mengurus pemerintah desa, hal ini mengingat makin luas
desa. dan kompleksnya permasalahan serta tuntutan
Perubahan kelembagaan tersebut tidak yang dihadapi oleh masyarakat khususnya
hanya berdampak positif dalam pelaksanaan masyarakat tingkat bawah di desa; 3) Pada
pemerintahan desa, tetapi juga dalam bagian lain seperti dalam hubungan antar
pemantauan di desa. Di samping itu juga kelembagaan desa seperti BPD dan kepala desa
menimbulkan efek negatif dalam hubungan yang terkadang hubungannya tidak harmonis,
antar-lembaga di desa dan bahkan terhadap maka dari itu harus ada pendekatan yang
masyarakat secara umum. Tingkat pemahaman efisien yang harus dilakukan oleh pemerintah,
aparatur desa dan anggota BPD dalam untuk mendudukan hal tersebut. Hal ini tentu
menjalankan mekanisme demokrasi di tingkat akan membuat peran BPD dalam pemerintahan
desa juga menjadi penyebab munculnya desa menjadi lebih baik lagi.
berbagai konflik dalam hubungan antar-
lembaga di desa. Sebagai daerah otonom, desa PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN
mempunyai kewenangan yang luas dan DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA
tanggung jawab yang besar untuk Kata peranan ini sebenarnya
melaksanakan kepentingan masyarakat menunjukan pada aktivitas yang dilakukan
berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan, seseorang untuk melakukan sesuatu dalam
partisipasi masyarakat dan kelompok masyarakat. Dengan demikian kata
pertanggungjawaban kepada masyarakat. peran berarti sesuatu berupa orang, benda atau
Dalam kedudukan yang sejajar dengan barang yang memegang pimpinan atau karena
pemerintahan desa, BPD menjadi mitra kerja suatu hal atau peristiwa. Peran BPD dalam
pemerintahan desa dan dapat menjalankan pembangunan desa dapat dilihat bagaimana
fungsinya sebagai lembaga yang mengawasi pembangunan masyarakat desa itu sendiri.
jalannya pemerintahan desa. Berdasarkan Pembangunan masyarakat desa diidentifikasi
kedudukannya itu, BPD pada dasarnya dengan perbaikan setiap bentuk usaha-usaha
memiliki tugas-tugas pokok untuk: 1) setempat yang bisa dicapai dengan keinginan
merumuskan peraturan-peraturan (legislating masyarakat untuk bekerja sama. Berhasilnya
function) yang dibutuhkan oleh desa, yang BPD akan dipengaruhi oleh sikap masyarakat
nantinya disahkan oleh Surat Keputusan terhadapnya. Apabila sikap ini menguntungkan
Kepala Desa; 2) bersama-sama kepala desa maka nampaknya masyarakat itu akan bertindak
Jurnal Widya Praja, Vol. 2 No. 1 (2022) | 39

sesuai dengan saran badan tersebut, sekurang- sendiri, dengan pengarahan, bimbingan,
kurangnya mendengarkannya. BPD harus lebih bantuan, dan pembinaan serta pengawasannya
banyak memperhitungkan, tidak hanya dilakukan oleh pemerintah. Jadi, dengan proses
memperhitungkan kebutuhan masyarakat, adat- pembangunan yang seperti ini apa yang
istiadat, norma-norma dan kepercayaan saja. menjadi harapan dan keinginan masyarakat
BPD harus mengenal seluruh aspek desa dapat terpenuhi dan diwujudkan dalam
kebudayaan masyarakat tradisional, yang bentuk nyata berlandaskan musyawarah.
dalam beberapa hal bertautan antara satu Musyawarah merupakan salah satu asas dasar
dengan yang lain, dan perubahan dalam satu negara Indonesia. Musyarawah pembangunan
aspek kebudayaan itu akan mempengaruhi yang diadakan oleh pemerintah desa disebut
aspek-aspek lainnya dan menimbulkan masalah Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa
baru. (Musrenbangdes)
Pengakuan secara yuridis terhadap Musrenbangdes dalam penjelasannya
kewenangan BPD terhadap pembangunan desa pada Buku 1 tentang Panduan Penyelenggaraan
tidak akan banyak artinya apabila tidak Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa
didukung dengan pemberian sumber-sumber atau Kelurahan adalah forum musyawarah
pembiayaan serta upaya pemberdayaan secara tahunan para pemangku kepentingan
konseptual dan berkesinambungan. Sebab (stakeholder) menyepakati rencana kegiatan
pada dasarya pembiayaan akan mengikuti untuk tahun anggaran berikutnya. Musrenbang
fungsi-fungsi yang dijalankan (money follow desa atau kelurahan dilakukan setiap bulan
function). Sedangkan upaya pemberdayaan Januari untuk menyusun rencana kegiatan
masyarakat dan pemerintah Desa perlu tahunan desa dengan mengacu atau
dilakukan secara kasus demi kasus berdasarkan memperhatikan kepada Rencana Pembangunan
karakteristik desa masing-masing. Upaya Jangka Menengah-Desa (RPJM-Desa) yang
pemberdayaan desa secara seragam dan sudah disusun. Musrenbang yang bermakna
serentak hanya akan menghasilkan perubahan akan membangun kesepahaman tentang
semu saja. Maksudnya, berbagai perubahan kepentingan dan kemajuan desa, dengan
terjadi hanya pada saat ada upaya memotret potensi dan sumber-sumber
pemberdayaan dari pihak luar desa dan pembangunan yang tersedia baik dari dalam
supradesa, dan akan kembali ke pola lama pada desa sendiri maupun dari luar desa.
saat kekuatan dari luar berhenti mendorongnya. Musrembang adalah forum publik
Pasal 78 ayat 1 dan 2 UU Desa perencanaan (program) yang diselenggarakan
mengatakan pembangunan desa bertujuan oleh lembaga publik yaitu pemerintah desa
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa atau kelurahan bekerjasama dengan warga dan
dan kualitas hidup manusia serta para pemangku kepentingan. Penyelenggaraan
penanggulangan kemiskinan melalui musrenbang merupakan salah satu tugas
pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan pemerintah desa atau kelurahan untuk
sarana dan prasarana desa, pengembangan menyelenggarakan urusan pemerintahan,
potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatansumber pembangunan dan kemasyarakatan.
daya alam dan lingkungan secara Dengan perencanaan pembangunan
berkelanjutan. Pembangunan desa meliputi dimaksudkan agar pembangunan terselenggara
tahap perencanaan, pelaksanaan, dan secara berencana, yaitu secara sadar, teratur,
pengawasan. sistematis, berkesinambungan, mengusahakan
Pembangunan desa sebagaimana peningkatan dan kemampuan menahan
dimaksud pada ayat (2) mengedepankan gojolak-gejolak di dalam pelaksanaannya. Agar
kebersamaan, kekeluargaan, dan usaha-usaha pembangunan dapat berhasil
kegotongroyongan guna mewujudkan mencapai sasaran, maka pengarahan untuk
pengarusutamaan perdamaian dan keadilan pelaksanaan pembangunan dan pemanfaatan
sosial. Oleh sebab itu, dapat diketahui bahwa sumber-sumber yang ada perlu berpedoman
suatu perencanaan pembangunan, khususnya pada suatu rencana yang terwujud dalam suatu
perencanaan pembangunan desa sangat bentuk perencanaan pembangunan. Hal ini
membutuhkan pendekatan yang menyeluruh. tentu tidak terlepas dari: a) Perencanaan dalam
Perencanaan pembangunan desa merupakan arti seluas-luasnya tidak lain adalah suatu
perencanaan pembangunan yang dilakukan proses mempersiapkan secara sistematis
masyarakat sendiri, dari dan untuk masyarakat kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk
40 | Jurnal Widya Praja, Vol. 2 No. 1 (2022)

mencapai tujuan tertentu; b) Perencanaan 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-


adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
sebaik-baiknya (maksimal output) dengan (PP 43/2014) menyatakan bahwa dalam
sumber-sumber yang ada agar lebih efektif dan melaksanakan tugas, kewenangan, hak, dan
efisien; c) Perencanaan adalah penentuan kewajibannya, kepala desa wajib: a)
tujuan yang akan dicapai atau yang akan menyampaikan laporan penyelenggaraan
dilaksanakan, bagaimana, bilamana, dan pada pemerintahan desa pada akhir masa jabatan
siapa; dan d) Perencanaan pembangunan kepada bupati/walikota; b) menyampaikan
adalah suatu pengarahan penggunaan sumber laporan penyelenggaraan pemerintahan desa
sumber pembangunan (termasuk sumber- setiap akhir tahun anggaran kepada
sumber ekonomi) yang terbatas adanya untuk bupati/walikota; c) menyampaikan laporan
mencapai tujuan-tujuan sosial ekonomi yang keterangan penyelenggaraan pemerintahan
lebih baik secara lebih efektif dan efisien. secara tertulis kepada BPD setiap akhir tahun
Dalam pencapaian tujuan anggaran. Selanjutnya dalam Pasal 51 PP
mensejahterakan masyarakat desa, masing- 43/2014 dinyatakan bahwa kepala desa
masing unsur pemerintah desa dan BPD dapat menyampaikan laporan keterangan
menjalankan fungsinya dengan mendapat penyelenggaraan pemerintahan desa
dukungan dari masyarakat setempat. Oleh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 huruf c
karena itu, hubungan yang bersifat kemitraan setiap akhir tahun anggaran, kepada BPD
antara BPD dengan pemerintah desa dalam secara tertulis paling lambat 3 bulan setelah
pembangunan desa harus didasari pada filosofi berakhirnya tahun anggaran. Laporan
antara lain: 1) adanya kedudukan yang sejajar keterangan penyelenggaraan pemerintahan
diantara yang bermitra; 2) adanya kepentingan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
bersama yang ingin dicapai; 3) adanya prinsip paling sedikit memuat pelaksanaan peraturan
saling menghormati; dan 4) adanya niat baik desa. Laporan keterangan penyelenggaraan
untuk membantu dan saling mengingatkan. pemerintahan desa ini, digunakan oleh BPD
dalam melaksanakan fungsi pengawasan
PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN kinerja kepala desa.
DESA DALAM PENGAWASAN Dari uraian di atas, jelas bahwa BPD
KEUANGAN DESA mempunyai peran yang strategis dalam ikut
Pasal 1 ayat (2) PP 60/2014 mengawal penggunaan dana desa tersebut, agar
menyatakan bahwa dana desa adalah dana yang tidak diselewengkan. Jika dicermati ketentuan
bersumber dari APBN yang diperuntukkan Pasal 48 dan Pasal 51 PP 43/2014, dalam
bagi desa yang ditransfer melalui APBD peraturan pemerintah tersebut setikdanya ada 3
kabupaten/kota dan digunakan untuk poin penting yang harus menjadi perhatian,
membiayai penyelenggaraan pemerintahan, yaitu: a) Pasal 48 huruf c yang menyebutkan
pelaksanaan pembangunan, pembinaan bahwa kepala desa wajib menyampaikan
kemasyarakatan, dan pemberdayaan laporan keterangan penyelenggaraan
masyarakat. Selanjutnya dalam Pasal 6 pemerintahan secara tertulis kepada BPD setiap
dinyatakan bahwa dana desa tersebut ditransfer akhir tahun anggaran; b) Pasal 51 ayat 2 bahwa
melalui APBD kabupaten/kota untuk laporan keterangan penyelenggaraan
selanjutnya ditransfer ke APB desa. Meskipun pemerintahan desa sebagaimana dimaksud
pemerintah telah meyakinkan agar masyarakat pada ayat (1), paling sedikit memuat
tidak khawatir mengenai penyelewengan dana pelaksanaan peraturan desa; dan c) Lebih lanjut
desa tersebut tetapi dengan adanya fakta bahwa dalam Pasal 51 ayat (3) dijelaskan bahwa
banyak kepala daerah terjerat kasus korupsi laporan keterangan penyelenggaraan
bukan tidak mungkin kalau ladang korupsi pemerintahan desa sebagaimana dimaksud
itu akan berpindah ke desa-desa. Masyarakat pada ayat (1) digunakan oleh BPD dalam
desa sangat berharap agar BPD bisa melaksanakan fungsi pengawasankinerja kepala
menjalankan fungsinya untuk mengawasi desa.
penggunaan dana desa tersebut. Dari ketentuan di atas penting digaris-
Pasal 55 UU Desa menyatakan: “BPD bawahi kata-kata ’paling sedikit’ pada Pasal 51
mempunyai fungsi yang salah satunya adalah ayat (2). Hal ini karena dalam laporan
pengawasan kinerja Kepala Desa”. Sementara keterangan penyelenggaraan pemerintahan,
Pasal 48 Peraturan PemerintahNomor 43 Tahun salah satu dan utamanya mengenai pelaksanaan
Jurnal Widya Praja, Vol. 2 No. 1 (2022) | 41

peraturan desa yang berisi tentang APB Desa. kegiatan di dalam peran pengawasan keuangan
Ini artinya, bahwa kepala desa itu wajib yang dilakukan oleh BPD, yaitu:
membuat laporan keterangan tertulis tentang a) Pengendalian Keuangan, yakni suatu cara
pelaksanaan peraturan desa tentang maupun metode yang dilakukan kepada
pelaksanaan APB Desa. individu ataupun kelompok agar prilaku
Karena dana desa yang bersumber dari dan tindakannya sesuai dengan nilai dan
APBN jumlahnya cukup besar, maka norma sosial yang dianut masyarakat. BPD
diperlukan mekanisme kontrol dari masyarakat diharapkan mampu menerapkan sebuah
untuk mengawasi penggunaan dana desa metode atau langkah yang efektif dalam
tersebut agar dipergunakan sesuai dengan menjalankan tugas pokok dan fungsinya
peruntukannya untuk meningkatkan sehingga mampu bersinergis dan adanya
kesejahteraan masyarakat. Pemerintahan desa kesepahaman diantara individu-individu
dituntut menyelenggarakan pemerintahan atau anggota lainnya. BPD sebagai unsur
secara transparan dan akuntabel. BPD penyelenggaraan Pemerintah Desa dalam
sebagai lembaga yang mempunyai fungsi hal ini pelaksanaan pengawasan RPJM-
pengawasan, diharapkan dapat menjalankan Desa, oleh BPD terhadap rancangan yang
perannya secara sungguh-sungguh, terutama dijalankan oleh kepala desa, sehingga
dalam hal penggunaan anggaran. Undang- terjadi hubungan kerja sama antara kedua
undang dan peraturan pemerintah sudah lembaga desa tersebut, dalam hal ini
memberikan payung hukum yang jelas, kepala desa dan BPD;
sehingga BPD tidak perlu ragu dalam b) Pengawasan Keuangan, yakni suatu upaya
menjalankan fungsinya melakukan yang sistematik untuk menetapkan kinerja
pengawasan terhadap kinerja kepala desa. standar pada perencanaan untuk merancang
Adanya mekanisme ‘check and balance’ ini sistem umpan balik informasi, untuk
akan meminimalisasipenyalahgunaan keuangan membandingkan kinerja aktual dengan
desa. standar yang telah ditentukan, untuk
Perencanaan pembangunan desa menetapkan apakah telah terjadi suatu
disusun secara berjangka meliput RPJM- penyimpangan tersebut, serta untuk
Desa untuk jangka waktu 6 tahun. Perencanaan mengambil tindakan perbaikan yang
pembangunan desa ini didasarkan pada data diperlukan untuk menjamin bahwa
dan informasi yang akurat dan dapat semua sumber daya perusahaan atau
dipertanggungjawabkan. Data dan informasi pemerintahan telah digunakan secara
tersebut mencakup penyelenggaraan efektif dan efisien, guna untuk mencapai
pemerintahan desa, organisasi dan tata laksana suatu tujuan perusahaan ataupun
pemerintahan desa, arah kebijakan pemerintahan. BPD adalah perwakilan
pembangunan desa, keuangan desa, profil desa, masyarakat desa diharapkan mampu
informasi lain terkait dengan penyelenggaraan menjalankan tugas pokok dan fungsi dari
desa dan pemberdayaan masyarakat. Dalam pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan
mewujudkan kemandirian desa perlu yang telah ditetapkan dan disepakati
dilaksanakan penyelenggaraan pemerintahan bersama melalui RPJM-Desa apakah
desa yang berorientasi pada transparansi, dapat berjalan sesuai dengan kesepakatan
partisipasi, demokratisasi, dan pemberdayaan dan ketetapan bersama dalam
masyarakat desa yang merupakan tolak ukur musyawarah;
penilaian pertanggungjawaban kinerja
pemerintahan desa dalam kurun waktu tertentu.
c) Pemantauan, kesadaran (awareness)
adalah tentang apa yang ingin diketahui,
Tugas pengawasan keuangan yang
pemantauan berkadar tingkat tinggi
dilakukan oleh BPD juga harus diperhatikan
dilakukan agar dapat membuat
setelah peraturan desa dihasilkan, supaya
pengukuran melalui waktu yang
peraturan desa dapat berjalan dengan baik.
menunjukkan pergerakkan ke arah
Pelaksanaan pengawasan juga dapat mendeteksi
tujuan atau menjauh dari itu. BPD
sejauh mana kebijakan kepala desa untuk
sebagai pelaksana pengawasan peraturan
menjalankan dan sampai sejauh mana pula
desa dan ketetapan Desa dalam
penyimpangan keuangan yang terjadi dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsinya
pelaksanaan kerja tersebut. Ada beberapa
perlu juga menerapkan dan melakukan
42 | Jurnal Widya Praja, Vol. 2 No. 1 (2022)

pemantauan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah disepakati dan ditetapkan


yang sudah disepakati dan ditetapkan bersama, ketika berbicara mengenai
bersama sehingga dapat mencegah supervisi maka tidak bisa dilepaskan dari
adanya penyimpangan. Dalam hal sumberdaya manusia dan keahlian dari
pemantauan, pihak BPD tidak dilibatkan aparatur pemerintahan desa, dengan
secara penuh dalam pemantauan harapan dapat dipahami tugas pokok
pelaksanaan program-program yang telah dan fungsinya sebagai lembaga
tertera didalam RPJM-Desa, terkesan pengawas Pemerintah desa, di satu sisi
pemerintah desa atau dalam hal ini kepala peran masyarakat juga sangat dibutuhkan
desa berjalan sendiri-sendiri sehingga dalam pembangunan
tidak terjadi koordinasi atau tidak terjalin RPJM-Desa.
kerja sama pada kedua lembaga Selain itu BPD juga bisa melakukan
pemerintahan desa, Badan pengawasan terkait: 1) Mengawasi semua
Permusyawaratan Desa hanya dilibatkan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah desa
pada saat pembahasan alokasi dana desa serta aspirasi yang telah disampaikan;
saja; 2) Jika terjadi penyelewengan, BPD
d) Evaluasi, penilaian adalah suatu proses memberikan teguran untuk pertama kali secara
untuk mengambil keputusan dengan kekeluargaan; 3) BPD akan mengklarifikasi
menggunakan informasi yang diperoleh dalam rapat desa yang dipimpin oleh Ketua
melalui pengukuran hasil belajar baik BPD; 4) Jika terjadi tindakan yang sangat sulit
yang menggunakan tes maupun non tes. untuk dipecahkan, maka BPD akan
BPD dalam menjalankan tugas pokok dan memberikan sanksi atau peringatan sesuai yang
fungsinya perlu melakukan evaluasi telah diatur di dalam peraturan, seperti
menyeluruh terhadap kinerja yang sudah melaporkan kepada camat serta bupati untuk
dijalankan sehingga dapat mengetahui ditindaklanjuti. Adapun bentuk pengawasan
sejauh mana keberhasilan dan kelemahan- yang dilakukan oleh BPD meliputi: 1)
kelemahan yang telah dilaksanakan dalam memantau semua pemasukan dan pengeluaran
menjalankan tugas pokok dan fungsinya kas desa; 2) memantau secara rutin mengenai
sehingga untuk kedepan berjalan secara dana-dana swadaya yang digunakan untuk
efektif dan efisien, dimana antara pembangunan desa; dan 3) pembangunan desa.
pemerintah desa dan BPD sebagai unsur Terkait efektivitas pengawasan BPD dalam
penyelenggara desa dapat bekerja secara mengawasi jalannya keuangan desa,
profesional dalam pembangunan desa, dan dibutuhkan juga partisipasi dan kerja sama dari
target-target pembangunan tercapai sesuai seluruh komponen masyarakat.
dengan RPJM-Desa yang telah disepakati Selain itu, faktor yang dapat
dan ditetapkan bersama unsur mendukung pengawasan BPD adalah
penyelenggara pemerintah desa; masyarakat. Masyarakat merupakan faktor
e) Supervisi, yakni program pengukuran dan penentu keberhasilan BPD dalam
perbaikan dari kinerja kegiatan bawahan melaksanakan fungsinya. Besarnya dukungan,
agar memastikan bahwa tujuan sambutan, dan penghargaan dari masyarakat
perusahaan atau pemerintahan dan kepada BPD, menjadikan BPD lebih
rencana yang dirancang untuk mencapai mempunyai ruang gerak untuk dapat
mereka sedang dicapai. BPD diharapkan melaksanakan fungsinya. Dukungan dari
dalam menjalankan tugas pokok dan masyarakat tidak hanya pada banyaknya
fungsinya untuk menerapkan supervisi aspirasi yang masuk, juga dari pelaksanaan
didalam kinerjanya sehingga dapat suatu peraturan desa. Kemauan dan semangat
mengupayakan langkah-langkah dari masyarakatlah yang menjadikan segala
perbaikan dalam kinerja sehingga dapat keputusan BPD dan pemerintah desa, menjadi
mencegah penyimpangan-penyimpangan mudah untuk dilaksanakan. Partisipasi
dan melakukan perbaikan terhadap masyarakat, baik dalam bentuk aspirasi
kebijakan-kebijakan yang akan berjalan maupun dalam pelaksanaan suatu keputusan,
dan yang sedang berjalan sehingga sangat menentukan pelaksanaan tugas dan
mendapatkan hasil yang maksimal fungsi BPD. Namun demikian, kenyataannya
terhadap penerapan kebijakan-kebijakan tidak semua masyarakat menyukai kinerja BPD
dikarenakan tidak semua keputusan yang
Jurnal Widya Praja, Vol. 2 No. 1 (2022) | 43

ditetapkan oleh BPD dan pemerintah desa, dalam melaksanakan pengawasan keuangan
dapat diterima oleh seluruh masyarakat. desa.
Beberapa kebijakan yang dikeluarkan Terakhir, rekomendasi atas tulisan ini
terkadang mendapat respon yang beraneka bahwa untuk menjalankan peran tersebut,
ragam, baik pro maupun kontra dari peningkatan kapasitas anggota BPD perlu terus
masyarakat. Adanya tanggapan yang bersifat diupayakan sering dinamisnya pengaturan
kontra, tentunya dapat menghambat langkah tentang desa. Pengaturan tentang desa bisa
BPD dan pemerintah desa dalam pelaksanaan dapat berubah begitu cepat, sesuai dengan
kebijakan tersebut. perkembangan yang juga terjadi secara cepat.
Peningkatan kapasitas dapat berupa studi
PENUTUP komparasi ke best practice desa dengan
BPD sebagai unsur penyelenggara lembaga BPD yang telah menjalankan
pemerintahan desa memiliki posisi yang perannya dengan baik. Alternatif lain adalah
strategis dalam menjawab kebutuhan dengan menyelenggarakan pelatihan teknis
masyarakat sesuai dengan situasi dan kondisi peningkatan peran BPD oleh lembaga pelatihan
masyarakat desa setempat. Perannya sangat dan narasumber yang terlibat dalam kebijakan-
besar dalam mempercepat keberhasilan kebijakan tentang desa.
pembangunan desa. Selain memahami dan
mampu melaksanakan kedudukan, fungsi, BAHAN BACAAN
wewenang, hak, dan kewajiban sesuai Andi Mustari Pide, Otonomi Daerah dan
ketentuan yang berlaku, setiap anggota BPD Kepala Daerah Memasuki Abad XXI,
harus benar- benar dapat menjadi lembaga Gaya Media Pratama, Jakarta, 1999.
tersebut sebagai saluran aspirasi masyarakat Ateng Syafrudin dan Suprin Na’a, Republik
kepada pemerintah desa. Sehingga Desa: Pergulatan Hukum Tradisional
pemerintahan desa dapat berjalan sesuai dan Hukum Modern Dalam Desain
dengan yang diharapkan masyarakat desa. Oleh Otonomi Desa, Alumni, Bandung,
sebab itu, setiap anggota BPD juga harus 2010.
mampu membaca kepentingan-kepentingan A. Surjadi, Pembangunan Masyarakat Desa,
masyarakatnya. Menyalurkan aspirasi serta Mandar Maju, Bandung, 1995.
menjembatani apa yang menjadi kebutuhan A. T Soegito, Prof. Mr. Dr. R. Soepomo,
masyarakat desa. Departemen Pendidikan dan
Peran BPD dalam pembangunan desa Kebudayaan Pusat Penelitian Sejarah
sangatlah vital. Pembangunan desa bertujuan dan Budaya Proyek Investarisasi dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa Dokumen Sejarah Nasional, Jakarta-
dan kualitas hidup manusia serta Indonesia, 1979-1980.
penanggulangan kemiskinan melalui Didik Sukrino, Hukum Konstitusi dan Konsep
pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan Otonomi, Kajian Politik Hukum
sarana dan prasarana desa, pengembangan Tentang Konstitusi, Otonomi Daerah
potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan dan Desa Pasca Perubahan
sumber daya alam, dan lingkungan secara Konstitusi, Setara Press,Malang, 2013.
berkelanjutan. Pembangunan desa meliputi I Gde Pantja Astawa, Problematika Otonomi
tahap perencanaan, pelaksanaan, dan di Daerah di Indonesia, Alumni,
pengawasan. . Tugas pengawasan keuangan Bandung, 2013.
yang dilakukan oleh BPD juga harus J. Kaloh, Mencari Bentuk Otonomi Daerah,
diperhatikan setelah peraturan desa dihasilkan Suatu Solusi Dalam Menjawab
agar peraturan desa dapat berjalan dengan baik. Kebutuhan Lokal dan Tantangan
Pelaksanaan pengawasan juga dapat Global, PT. Rineka Cipta, Jakarta,
mendeteksi sejauhmana kebijakan kepala desa 2007.
untuk menjalankan dan sampai sejauhmana Sadu Wasistiono, Kapita Selekta Manajemen
pula penyimpangan keuangan yang terjadi Pemerintahan Daerah, Alqaprint,
dalam pelaksanaan kerja tersebut. Selain itu Bandung, 2001.
faktor yang dapat mendukung pengawasan
BPD adalah masyarakat, karena masyarakat dan Irawan Tohir, Prospek
merupakan faktor penentu keberhasilan BPD Pengembangan Desa, CV. Fokus
Media,
44 | Jurnal Widya Praja, Vol. 2 No. 1 (2022)

Bandung, 2007. Ngatiyat Priyambudi, “Dasar Hukum


A. Hamid S Attamimi, “Peranan Keputusan Pengawasan Dana Desa oleh BPD”,
Presiden Republik Indonesia dalam http://www.
Penyelenggaraan Pemerintahan keuangandesa.com/2015/05/dasar-
Negara, Suatu Studi Analisis hukum-pengawasan-dana-desa-oleh-
Mengenai Keputusan Presiden yang bpd/, diakses 30 Agustus 2017.
Berfungsi Pengaturan dalam Ukuran Sony Walangitan, “Peranan Badan
Waktu Pelita I-IV”, Disertasi, Pemusyawaratan Desa (BPD) dalam
Pascasarjana Fakultas Hukum Perencanaan Pembangunan Desa
Universitas Indonesia, Jakarta, 1990. (Suatu Studi di Desa Kanonang II
Agus Saputra, “Peranan Badan Kecamatan Kawangkoan Barat)”,
Pemusyawaratan Desa (BPD) https://media.neliti.com/media/publica
dalam Pengawasan Pelaksanaan tions/1106-ID-peranan-badan-
Rencana Pembangunan Jangka permusyawaratan-desa-bpd-dalam-
Menengah Desa di Desa Kelumu perencanaan-pembangunan-desa-
Kecamatan Lingga Kabupaten suatu. pdf, diakses 11 September
Lingga Tahun 2011- 2015”, 2017.
http://jurnal.umrah.ac.i Darmini Roza, Laurensius Arliman S, Peran
d/wp- Badan Permusyawaratan Desa Di
content/uploads/gravity_forms/1- Dalam Pembangunan Desa Dan
ec61c9cb232a03a96d0947c6478e525e Pengawasan Keuangan Desa,
/2016/08/Jurnal-Agus-Saputra- Padjajaran Jurnal Hukum, Vol. 4
Pdf.Pdf, diakses 30 Agustus 2017. No.3 Tahun 2017
Andri Paraso, “Efektivitas Badan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Permusyawaratan Desa dalam Desa.
Penyelenggaraan Pengwasan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan di Desa Sareh (Suatu Pemerintahan Daerah.
Studi di Desa Sereh Kecamatan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun
Lirung Kabupaten Kepulauan 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Talaud)”, Jurnal Eksekutif, Vol. 2, No. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
1, 2013. tentang Desa.
Christin Walukow, “Peranan Badan
Permusyawaratan Desa Dalam
Pelaksanaan Fungsi Pengawasan
(Suatu Studi Di Desa Kauneran
Kecamatan Sonder Kabupaten
Minahasa)”, Jurnal Eksekutif, Vol. 1,
No. 7, 2016.
Dian Haryani, “Peran Badan
Permusyawaratan Desa Dalam
Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa di Desa Melati II
Kecamatan Perbaungan Kabupaten
Serdang Bedagai”, Jurnal Perspektif,
Vol. 8, No. 1, 2015.
Findy Yanel Mamesah, “Peranan Badan
Permusyawaratan Desa dalam
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (Suatu Studi di Desa
Sendangan Kecamatan Tompaso)”,
Skripsi, Fakultas Hukum Universitas
Samratulangi, Manado, 2014.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Peran”,
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/per
an diakses 11 September 2017.

Anda mungkin juga menyukai