Abdussakur
Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Lambung Mangkurat
ABSTRAK
Kewenangan desa untuk mengelola keuangan dan sumber daya desa secara otonom
merupakan bukti dari otonomi desa. Kecamatan Batu Benawa merupakan wilayah yang
keseluruhannya merupakan desa yang berjumlah 14 desa, dan desa-desa tersebut memang
membuat APBDes, namun dalam penganggaran berdasarkan anggaran yang telah ada dari tingkat
atas. Artinya proses ini hanya bersifat top-down saja, sedangkan seharusnya proses ini bersifat
campuran top-down dan bottom-up. Padahal kinerja anggaran desa harus tercermin dari APBDes,
yang dibuat oleh Kades sebagai kepala pemerintahan di tingkat desa dengan Badan
Permusyawaratan Desa (BPD). APBDes merupakan acuan pembiayaan pembangunan di suatu
desa. Sehingga kinerja dan penggunaan setiap anggaran di tingkat desa dapat
dipertanggungjawabkan. Penelitian ini meneliti implementasi kebijakan APBDes di wilayah
Kecamatan Batu Benawa Kabupaten Hulu Sungai Tengah Provinsi Kalimantan Selatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pelaksanaan kebijakan APBDes di wilayah
Kecamatan Batu Benawa Kabupaten Hulu Sungai Tengah Provinsi Kalimantan Selatan sudah
sesuai dengan Peraturan Bupati Hulu Sungai Tengah Nomor 10 Tahun 2007 tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) Kabupaten Hulu Sungai
Tengah. Akan tetapi dari analisis yang dilakukan penulis, sangat jelas bahwa prakteknya tidaklah
memadukan antara top-down dan bottom-up, karena adanya ketimpangan dan lebih dominan top-
down. (2) Dilihat dari dokumen perubahan APBDes dari Desa Baru, Desa Pagat, dan Desa Layuh,
tampak sekali bahwa Perdes tersebut seperti formalitas yang dimintakan oleh Pemerintah Daerah
untuk melengkapi berkas saja. (3) Faktor-faktor yang menentukan implementasi kebijakan
APBDes di Kecamatan Batu Benawa adalah perencana dan pelaksana kebijakan APBDes,
keberadaan aspek pemasukan desa dan tingkat urgensi program.
Dalam kejelasan informasi biasanya dinyatakan bahwa APBD adalah suatu rencana
terdapat kecenderungan untuk keuangan tahunan Daerah yang ditetapkan
mengaburkan tujuan-tujuan berdasarkan Peraturan Daerah tentang Anggaran
informasi oleh pelaku kebijakan atas Pendapatan dan Belanja Daerah.
dasar kepentingan sendiri dengan Secara khusus pengertian mengenai
cara menginterpretasikan informasi APBDes tidak pernah dijumpai. Namun ada
berdasarkan pemahaman sendiri- beberapa Peraturan Daerah yang
sendiri. Cara untuk mengantisipasi mendefinisikan sendiri apa yang
tindakan tersebut adalah dengan dimaksudkan dengan APBDes itu sendiri.
membuat prosedur melalui Contohnya pengertian APBDes dapat dibaca
pernyataan yang jelas mengenai pada Perda Kabupaten Kotawaringin Timur
persyaratan, tujuan, menghilangkan No. 7 Tahun 2000 tentang Anggaran
pilihan dari multi interpretasi, Pendapatan dan Belanja Desa pasal 2 adalah
melaksanakan prosedur dengan hati- sebagai berikut: APBDes adalah rencana
hati dan mekanisme pelaporan yang operasional tahunan yang diambil dari program
terperinci. umum pemerintahan dan pembangunan Desa yang
Faktor komunikasi sangat dijabarkan dalam angka-angka rupiah, disatu
berpengaruh terhadap penerimaan pihak mengandung perkiraan target penerimaan
kebijakan oleh kelompok sasaran dan dilain pihak mengandung perkiraan batas
sehingga kualitas komunikasi akan tertinggi belanja/pengeluaran keuangan Desa.
mempengaruhi dalam mencapai Sedangkan pada Perda Kabupaten Kapuas
efektivitas implementasi kebijakan. No. 24 Tahun 2000 tentang Anggaran
Dengan demikian penyebaran isi Pendapatan dan Belanja Desa (Bab II pasal
kebijakan melalui proses komunikasi 2) berbunyi sebagai berikut: APBDes
yang baik akan mempengaruhi merupakan rencana operasional tahunan dari
terhadap implementasi kebijakan. program pemerintahan dan pembangunan Desa
Dalam hal ini, media komunikasi yang dijabarkan dan diterjemahkan dalam angka-
yang digunakan untuk memperluas angka rupiah yang mengandung perkiraan target
isi kebijakan kepada kelompok pendapatan dan perkiraan batas tertinggi belanja
sasaran akan sangat berperan. Desa. Sementara itu pada Peraturan Desa
Bentek Kabupaten Lombok Barat No.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa 02/2001 tentang Peraturan Tata Tertib
(APBDes) Majelis Krama Desa Bentek pasal 1 huruf j
Tidak satupun, baik Undang-Undang dinyatakan bahwa APBDes adalah Anggaran
No. 22 Tahun 1999, Undang-Undang No. pendapatan dan belanja Desa yang memuat
25 Tahun 1999 maupun Peraturan rancangan Pendapatan dan Pengeluaran belanja
Pemerintah No. 76 Tahun 2001 dan Desa yang ditetapkan setiap tahun (Habirono,
Kepmendagri No. 64 Tahun 1999 2004:3).
memberikan pengertian atau “definisi” Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
tentang APBDes atau Anggaran Pendapatan pun ditemukan Peraturan Daerah yang
dan Belanja Desa. Pada Undang-Undang mendefinisikan sendiri apa yang
No. 25 Tahun 1999 tentang perimbangan dimaksudkan dengan APBDes itu sendiri,
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan yakni pada Peraturan Bupati Hulu Sungai
Daerah hanya diberikan pengertian Tengah Nomor 10 Tahun 2007 tentang
mengenai APBN (Anggaran Pendapatan dan Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan
Belanja Negara) dan APBD (Anggaran dan Belanja Desa, pada Bab I Pasar 1 Butir
Pendapatan dan Belanja Daerah). 10 yang menyebutkan bahwa APBDes
Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 adalah rencana keuangan tahunan
pasal 1 ayat 12 menyatakan bahwa APBN pemerintah desa yang dibahas dan disetujui
adalah suatu rencana keuangan tahunan Negara bersama oleh Pemerintah desa dan Badan
yang ditetapkan berdasarkan Undang-undang Permusyawaratan Desa dan ditetapkan
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja dengan Peraturan Desa.
Negara. Pada ayat selanjutnya (ayat 13)
123 Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Lokal, Volume I Edisi 2, Juli-Desember 2012
Penyajian data dimaksudkan untuk berikut: (1) Pendapatan Asli Desa (PADesa),
menentukan pola-pola bermakna, serta (2) Bagi hasil pajak kabupaten/kota. (3)
memberikan kemungkinan adanya penarikan Bagian dari retribusi kabupaten/kota. (4)
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Alokasi Dana Desa (ADD), (5) Bantuan
Setelah data direduksi peneliti melakukan keuangan dari pemerintah, pemerintah
penyajian data sehingga data-data mengenai provinsi, pemerintah kabupaten/kota dan
penelitian ini, dapat terorganisasikan, desa lainnya, (6) Hibah, (7) Sumbangan
tersusun dalam pola hubungan, sehingga pihak ketiga.
semakin mudah dipahami. Menarik Belanja desa meliputi semua
kesimpulan, yaitu analisa dilakukan secara pengeluaran dari rekening desa yang
terus-menerus baik selama maupun sesudah merupakan kewajiban desa dalam 1 tahun
pengumpulan data guna menarik kesimpulan anggaran yang tidak akan diperoleh
yang dapat menggambarkan suatu pola pembayarannya kembali oleh desa. Belanja
tentang peristiwa yang terjadi. Peneliti dapat desa, terdiri dari belanja langsung dan
membuat kesimpulan yang longgar dan belanja tidak langsung. Belanja langsung
terbuka yang pada awalnya belum jelas terdiri dari belanja pegawai, belanja barang
kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan dan jasa dan belanja modal. Belanja tidak
mengakar dengan kokoh. Kesimpulan akhir langsung, terdiri dari belanja
dirumuskan setelah pengumpulan data pegawai/penghasilan tetap, belanja subsidi,
terakhir, tergantung pada catatan-catatan belanja hibah (pembatasan hibah), belanja
lapangan, pengodean, penyimpanan data dan bantuan sosial, belanja bantuan keuangan
metode pencarian ulang yang digunakan. dan belanja tak terduga.
Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan Pembiayaan desa meliputi semua
matriks-matriks yang dibuat untuk penerimaan yang perlu dibayar kembali
menemukan pola yang sesuai dengan dan/atau pengeluaran yang akan diterima
penelitian. kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun
V. Hasil Penelitian dan Pembahasan anggaran berikutnya. Pembiayaan desa
Implementasi Kebijakan APBDes di terdiri dari penerimaan pembiayaan dan
Wilayah Kecamatan Batu Benawa pengeluaran pembiayaan. Penerimaan
Kabupaten Hulu Sungai Tengah pembiayaan, mencakup (1) Sisa lebih
Provinsi Kalimantan Selatan perhitungan anggaran (SilPA) tahun
Anggaran Pendapatan dan Belanja sebelumnya, (2) Pencairan dana cadangan (3)
Desa (APBDes) adalah rencana keuangan Hasil penjualan kekayaan desa yang
tahunan pemerintahan desa yang dibahas dipisahkan (4) Penerimaan pinjaman.
dan disetujui bersama oleh pemerintah desa Pengeluaran pembiayaan mencakup (1)
dan Badan Permusyawaratan Desa serta Pembentukan dana cadangan (2) Penyertaan
ditetapkan dengan peraturan desa. modal desa (3) Pembayaran utang.
Pemerintah desa wajib membuat APBDes Pengelolaan keuangan desa yang baik
untuk menjalankan roda pemerintahan desa dan tertib, dapat dipertanggungjawabkan dan
sebagai desa yang otonom yaitu desa yang sesuai aturan yang berlaku serta dapat
mampu untuk mengatur dan mengelola mencapai tujuan dan sasaran yang
keuangan desanya sendiri. Tujuan ditetapkan, maka perlu di susun rancangan
pembuatan APBDes adalah untuk APBDes yang baik pula. Penyusunan
kesejahteraan kepala desa, perangkat desa rancangan APBDes diperlukan beberapa
dan masyarakat desa. tahap antara lain, (1) Membuat Rencana
APBDes terdiri dari pendapatan Pembangunan Jangka Menengah Desa
desa, belanja desa dan pembiayaan desa. (RPJMDesa) dan Rencana Kerja
Pendapatan desa meliputi semua penerimaan Pembangunan Desa (RKPDesa), (2)
uang melalui rekening desa yang merupakan Penetapan Rancangan APBDes dan (3)
hak desa dalam 1 tahun anggaran yang tidak Evaluasi Rancangan APBDes.
perlu dibayar kembali oleh desa. Pendapatan Dalam pelaksanaan pada kebijakan
desa, terdiri dari pendapatan-pendapatan APBDes, dilihat dari proses perencanaan
127 Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Lokal, Volume I Edisi 2, Juli-Desember 2012
dan penyusunan anggaran desa (APBDes) di Belanja ini terdiri atas belanja tidak
desa. Pada penelitian ini dijelaskan oleh langsung yang mencakup belanja
Kepala Desa Layuh, Alfiannor bahwa proses pegawai/penghasilan tetap, tambahan
perencanaan dan penyusunan anggaran desa penghasilan aparat desa, belanja operasional
(APBDes) di Desa Layuh: kepala desa, belanja subsidi, belanja hibah,
“dalam perencanaan dan penyusunan belanja bantuan sosial, serta belanja tidak
APBDes, kami mengikuti saja pada terduga, dan belanja langsung terdiri dari
Peraturan Bupati Nomor 10 Tahun belanja pegawai, belanja barang dan jasa,
2007. Dalam hal ini tentu ada format serta belanja modal.
yang disampaikan oleh pihak Dalam proses penyusunan APBDes,
kecamatan kepada kami. Lalu kami Pemerintah Desa dan Badan Pembangunan
tinggal menyusunnya berdasarkan Desa (BPD) menyusun Rencana Kerja
format tersebut.” (Wawancara Pemerintah Desa (RKPDes) berdasarkan
tanggal 7 Juli 2012) Musyawarah Rencana Pembangunan Desa
Kecamatan Batu Benawa dalam (Musrenbangdes) yang ditetapkan dengan
melaksanakan kebijakan APBDes mengacu peraturan kepala desa. Kemudian Rancangan
kepada Peraturan Bupati Hulu Sungai Peraturan Desa (Raperdes) tentang APBDes
Tengah Nomor 10 Tahun 2007 tentang disusun berdasarkan RKPDes oleh
Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan Sekretaris Desa.
dan Belanja Desa (APBDes) Kabupaten Kemudian Kepala Desa
Hulu Sungai Tengah. Dalam hal ini, menyampaikan Raperdes tentang APBDes
APBDes merupakan satu kesatuan yang kepada BPD untuk dibahas bersama dan
terdiri dari : memperoleh persetujuan bersama. Raperdes
1. Pendapatan desa, yang meliputi tentang APBDes yang telah disetujui Kepala
semua penerimaan uang melalui Desa – BPD kemudian diserahkan kepada
rekening desa yang merupakan hak Bupati sebelum ditetapkan oleh Kepala Desa
desa dalam 1 (satu) tahun anggaran paling lambat 3 (tiga) hari sebelum
yang tidak berlaku dibayar kembali ditetapkan.
oleh desa. Bupati akan mengeluarkan hasil
2. Belanja desa, meliputi semua evaluasi Raperdes tentang APBDes akan
pengeluaran dari rekening desa yang disampaikan paling lama 20 (dua puluh) hari
merupakan kewajiban desa dalam 1 kerja kepada Kepala Desa. Apabila hasil
(satu) tahun anggaran yang tidak evaluasi tidak dikeluarkan lewat dari 20 hari
akan diperoleh pembayarannya kerja oleh Bupati, maka Kepala Desa dapat
kembali oleh desa. menetapkan Raperdes tentang APBDes
3. Pembiayaan desa, meliputi semua menjadi Perdes tentang APBDes).
penerimaan yang perlu dibayar Namun apabila hasil evaluasi
kembali dan atau pengeluaran yang dikeluarkan dan diserahkan kepada Kepala
akan diterima kembali, baik pada Desa, maka wajib dilakukan penyempurnaan
tahun anggaran yang bersangkutan atas Raperdes dilaksanakan paling lama 7
maupun pada tahun-tahun anggaran hari kerja setelah diterima, jika tidak
berikutnya. dilakukan penyempurnaan, dan tetap
Anggaran belanja ini diprioritaskan dilakukan penetapan perdes oleh Kepala
untuk optimalisasi pelaksanaan tugas pokok Desa, maka perdes tersebut dapat dibatalkan
dan fungsi perangkat pemerintahan desa oleh bupati. Perdes yang dibatalkan bupati
dalam upaya peningkatan mutu pelayanan, tersebut harus dicabut oleh Kepala Desa –
dan mendorong terciptanya peningkatan BPD.
kesejahteraan masyarakat. Penganggaran Dalam hal ini, yang menjadi
belanja desa ini harus didukung dengan pemikiran tersendiri adalah ketika melihat
adanya kepastian penerimaan desa dalam bagaimana proses penyusunan yang
jumlah yang cukup banyak dan tidak menginginkan seimbangnya konsep
dibenarkan melaksanakan kegiatan yang pembangunan yang bersifat top-down dan
dananya belum dan atau tidak tersedia. bottom-up, dan kemudian dilihat dari
128 Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Lokal, Volume I Edisi 2, Juli-Desember 2012
bagaimana bisa desa melaksanakan apa yang kehidupan penduduk desa, keputusan sektor
telah dianggarkan oleh mereka yang disetujui mana yang akan dibangun tidak akan
oleh Bupati. ditetapkan secara tergesa-gesa oleh anggota
Sebagaimana dijelaskan oleh Ketua BPD. Dalam musyawarah pertama BPD di
Badan Pembangunan Desa (BPD) Desa sekretariat, hal yang dilakukan hanyalah
Baru, Muliyadi, terlihat memang sebagian sekedar menginventarisir aspirasi masyarakat
besar anggaran dihabiskan untuk belanja yang telah ditampung oleh anggota BPD.
pegawai (dapat dilihat pada lampiran). Pada rapat untuk yang kedua kalinya,
Dalam hal ini juga, dalam APBDes, barulah dirapatkan dalam musyawarah
peranan BPD dirasakan oleh Muliyadi perencanaan pembangunan desa untuk
kurang. Sejatinya Badan Permusyawaratan menetapkan skala prioritas yang akan
Desa merupakan aktor yang sangat penting dibangun. Dalam menetapkan skala prioritas
dalam pembangunan desa. Setelah mereka ini, tentu harus dipertimbangkan aspek-
menyerap aspirasi masyarakat desa, maka aspek yang menjadi patokan di atas. Tiap-
tugas mereka selanjutnya adalah menetapkan tiap aspirasi akan dinilai kepentingannya bagi
sektor mana dari aspirasi penduduk yang penduduk. Sampai akhirnya ditemukan satu
sangat penting dan sangat mendesak untuk atau lebih aspirasi yang memiliki bobot yang
dibangun. Penetapan sektor yang akan paling penting. Rapat ini sangat penting
dibangun ini tentunya bukan suatu pekerjaan artinya bagi seluruh anggota. Bagi pihak
yang mudah karena harus memperhitungkan Badan Permusyawaratan Desa, kesempatan
berbagai aspek dari berbagai aspirasi yang ini dipergunakan untuk menerangkan secara
menjadi pilihan. Pada tahap pertama dalam detail tentang usaha mereka dalam
proses penetapan perencanaan menampung aspirasi dari masyarakat desa
pembangunan ini, Ketua Badan yang telah mereka susun dengan sedemikian
Permusyawaratan Desa terlebih dahulu rupa.
menginventarisir aspirasi dari masyarakat Walaupun sudah dengan
yang telah ditampung oleh keseluruhan pertimbangan yang matang dalam
anggota. Daftar aspirasi masyarakat ini memasukkan suatu program pembangunan
kemudian akan dibawa oleh Ketua BPD ke tertentu ke dalam APBDes, tetap saja dapat
dalam rapat anggota atau yang biasa disebut dihapus oleh Bupati dengan berbagai alasan
Musrenbang Desa (Musyawarah karena penetapan APBDes harus dengan
Perencanaan Pembangunan Desa), yang juga persetujuan Bupati. Akan tetapi apabila
dihadiri oleh Kepala Desa dan perangkatnya, suatu program pembangunan desa juga
LKMD, PKK, dan tokoh masyarakat. dapat dilaksanakan oleh pihak Pemerintah
Dalam musyawarah perencanaan Kabupaten karena program yang disusun
pembangunan desa ini akan dibahas berbagai desa tadi masuk ke dalam APBD Kabupaten
aspirasi masyarakat desa. Aspirasi ini akan (lolos pada Musrenbang tingkat kecamatan
ditinjau dari berbagai aspek. Adapun aspek- dan kabupaten).
aspek yang akan diperhatikan tersebut adalah Desa telah melaksanakan
sebagai berikut : sebagaimana penyusunan APBDes sesuai
1. Apakah pembangunan tersebut dengan peraturan bupati, tetapi juga
merupakan kebutuhan mayoritas perancangan APBDes dari desa yang diteliti
penduduk, sudah sesuai dengan Permendari Nomor 37
2. Apakah objek pembangunan Tahun 2007. Hal ini terlihat dari dengan
tersebut kebutuhannya penting/ adanya Rencana Pembangunan Jangka
mendesak, Menengah Desa (RPJMDes) dan Rencana
3. Apakah objek pembangunan Kerja Pembangunan Desa (RKPDes).
tersebut dapat mengangkat RKPDes adalah hasil musyawarah
perekonomian penduduk. masyarakat desa tentang program dan
Hal-hal inilah yang dipertimbangkan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
oleh anggota BPD dalam menetapkan periode 1 tahun dan RPJMDesa adalah
perencanaan pembangunan di desa. dokumen perencanaan desa untuk periode 5
Tentunya karena persoalan ini menyangkut tahun. Berdasarkan pengamatan di lapangan
129 Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Lokal, Volume I Edisi 2, Juli-Desember 2012
kepala desa maupun perangkat desa sangat Pendapatan dan Belanja Desa Layuh Tahun
memperhatikan mengenai RKPDes maupun 2010 yang menunjukkan bahwa hasil pajak
RPJMDes, mereka menyusun rancangan daerah adalah sebesar Rp. 1.445.000,- dan
APBDes berdasarkan kebutuhan pada saat sedangkan bantuan keuangan dari
dilakukan penyusunan dan RPJM. pemerintah kabupaten adalah sebesar Rp.
Penyusunan rancangan APBDes 56.200.000,-. Dari jumlah pemasukan
terlebih dahulu harus membuat Rencana tersebut, belanja terbesar adalah belanja
Pembangunan Jangka Menengah Desa pegawai, baik langsung maupun tidak
(RPJMDes) dan Rencana Kerja langsung yang apabila digabungkan
Pembangunan Desa (RKPDes). RPJMDes berjumlah Rp. 41.800.000,- atau sebesar
untuk jangka waktu 5 tahun merupakan 74,37% dari pendapatan desa.
penjabaran dari visi dan misi dari kepala desa Hal ini juga terjadi pada Desa Pagat
yang terpilih. Setelah berakhir jangka waktu dengan Peraturan Desa Pagat Nomor 02
RPJMDes, kepala desa terpilih menyusun Tahun 2010 tentang Perubahan Anggaran
kembali RPJMDes untuk jangka waktu 5 Pendapatan dan Belanja Desa Pagat Tahun
tahun. RPJMDes ditetapkan paling lambat 3 2010 yang juga menunjukkan hasil pajak
bulan setelah kepala desa dilantik. Kepala daerah adalah sebesar Rp. 1.445.000,- dan
desa bersama Badan Permusyawaratan Desa sedangkan bantuan keuangan dari
menyusun RKPDes yang merupakan pemerintah kabupaten adalah sebesar Rp.
penjabaran dari RPJMDes berdasarkan hasil 56.575.000,-. Dari jumlah pemasukan
Musyawarah Rencana Pembangunan Desa. tersebut, belanja terbesar adalah belanja
Penyusunan RKPDes diselesaikan paling pegawai, baik langsung maupun tidak
lambat akhir bulan Januari tahun anggaran langsung yang apabila digabungkan
sebelumnya. berjumlah Rp. 35.800.000,- atau sebesar
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat 63,27% dari pendapatan desa.
dijelaskan bahwa sistem keuangan Desa Pada Desa Baru keadaannya juga
telah dilakukan melalui beberapa tahapan tidak jauh berbeda, dengan Peraturan Desa
oleh Kepala Desa dan BPDes. Pertama, Baru Nomor 02 Tahun 2010 tentang
mengenai perencanaan dan penganggaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Belanja Desa Baru Tahun 2010 yang juga
Desa (RPJMDesa), Rencana Kerja menunjukkan hasil pajak daerah adalah
Pembangunan Desa (RKPDesa) serta sebesar Rp. 1.445.000,- dan sedangkan
kebijakan pemerintah yaitu Rencana bantuan keuangan dari pemerintah
Pembangunan Jangka Menengah Daerah kabupaten adalah sebesar Rp. 56.200.000,-.
(RPJMD) dan Rencana Kerja Pembangunan Dari jumlah pemasukan tersebut, belanja
Daerah (RKPD) selalu dijadikan pedoman. terbesar adalah belanja pegawai, baik
Pembangunan di desa selama ini didasarkan langsung maupun tidak langsung yang
dengan kebutuhan yang ada pada saat apabila digabungkan berjumlah Rp.
disusun anggaran. Penyusunan RKPDesa 41.800.000,- atau sebesar 74,37% dari
dilakukan dengan menjaring semua pendapatan desa.
kebutuhan dan kepentingan desa yang Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai
dimusyawarahkan dengan BPD dan Tengah melalui Badan Pemberdayaan
kelembagaan lainnya yang ada di tingkat Masyarakat dan Pemerintahan Desa
desa. Jangka waktu perencanaan dibuat membuat suatu petunjuk teknis mengenai
untuk pembangunan desa dalam 1 tahun pelaksanaan bantuan keuangan kepada desa
mendatang. yang disebut dengan Petunjuk Pelaksanaan
Diketahui bahwa Desa Layuh sendiri Tahapan Realisasi Penggunaan Bantuan
mengakui bahwa pendapatan desa mereka Keuangan Kepada Desa di Kabupaten Hulu
tidak banyak dan lebih mengandalkan pada Sungai Tengah. Petunjuk ini terdapat
bantuan pemerintah kabupaten. Hal ini juga dilampiran penelitian ini.
didukung oleh data sekunder berupa Padahal dalam segi pendapatan desa,
Peraturan Desa Layuh Nomor 02 Tahun idealnya terdiri dari :
2010 tentang Perubahan Anggaran
130 Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Lokal, Volume I Edisi 2, Juli-Desember 2012
1. Pendapatan asli desa, terdiri dari kepala desa. Berdasarkan wawancara dan
hasil usaha desa, hasil kekayaan desa, pengamatan kepala desa sebenarnya sudah
hasil swadaya dan partisipasi, hasil menetapkan bendahara desa yaitu kepala
gotong royong, dan lain-lain urusan keuangan desa.
2. Bagi hasil pajak daerah 1. Penatausahaan penerimaan
Kabupaten/Kota paling sedikit 10% Penatausahaan penerimaan wajib
untuk desa dan dari retribusi dilaksanakan oleh bendahara desa.
Kabupaten/Kota sebagian Penatausahaan penerimaan wajib
diperuntukkan bagi desa; menggunakan buku-buku berikut :
3. Bagian dari dana perimbangan a) Buku kas umum.
keuangan pusat dan daerah yang b) Buku kas pembantu
diterima oleh Kabupaten/Kota perincian obyek penerimaan.
untuk Desa paling sedikit 10% c) Buku kas harian
setelah dikurangi gaji pegawai, yang pembantu.
pembagiannya untuk setiap Desa Bendahara desa wajib
secara proporsional yang merupakan mempertanggungjawabkan
alokasi dana desa (ADD); penerimaan uang yang menjadi
4. Bantuan keuangan dari Pemerintah, tanggungjawabnya melalui laporan
Provinsi, dan Kabupaten/Kota pertanggungjawaban penerimaan
dalam rangka pelaksanaan urusan kepada kepala desa paling lambat
pemerintahan; tanggal 10 bulan berikutnya. Laporan
5. Hibah dan sumbangan dari pihak pertanggungjawaban penerimaan di
ketiga yang tidak mengikat. atas, dilampiri dengan dokumen
Pada penelitian ini terlihat bahwa kelengkapannya. Berdasarkan
pada dokumen maupun wawancara yang wawancara dan pengamatan di
dilakukan, ADD tidak jelas keberadaannya lapangan diperoleh gambaran bahwa
dalam APBDes. Dari dokumen Perda pengelolaan keuangan desa sudah
APBDes Perubahan, juga tidak terlihat dijalankan sesuai dengan ketentuan
ADD sebagai salah satu sumber pendapatan peraturan yang berlaku. Penerimaan
desa. keuangan desa, dibukukan secara
Dalam Peraturan Bupati Nomor 10 tertib dan buku-buku keuangan
Tahun 2007 Pasal 47 yang menjelaskan semua terisi dengan baik.
pelaksanaan anggaran belanja desa, secara Penatausahaan pengeluaran wajib
jelas dikatakan pada ayat (1) bahwa setiap dilakukan oleh bendahara desa.
pengeluaran belanja atas beban APBDes Dokumen penatausahaan
harus didukung dengan bukti lengkap dan pengeluaran disesuaikan pada
sah. Dan jelas juga pada ayat (3) bahwa peraturan desa tentang APBDes atau
pengeluaran kas desa yang mengakibatkan peraturan desa tentang perubahan
beban APBDes tidak dapat dilakukan APBDes melalui pengajuan Surat
sebelum rancangan peraturan desa tentang Permintaan Pembayaran (SPP).
APBDes ditetapkan menjadi peraturan desa. Pengajuan SPP harus disetujui oleh
Yang menjadi permasalahan adalah, kepala desa melalui Pelaksana Teknis
ketika APBDes telah disusun dan dilakukan Pengelolaan Keuangan Desa
penyesuaian dengan perubahan APBDes, (PTPKD). Bendahara desa wajib
haruslah dilakukan secara cepat dan tepat mempertanggungjawabkan
karena pengeluaran yang dilakukan juga penggunaan uang yang menjadi
terkait dengan jalannya pemerintahan desa. tanggung jawabnya melalui laporan
Kepala desa dalam melaksanakan pertanggungjawaban pengeluaran
penatausahaan keuangan desa harus kepada kepala desa paling lambat
menetapkan bendahara desa. Dalam tanggal 10 bulan berikutnya.
penetapan bendahara desa harus dilakukan Dokumen yang digunakan
sebelum dimulainya tahun anggaran bendahara desa dalam melaksanakan
bersangkutan dan berdasarkan keputusan
131 Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Lokal, Volume I Edisi 2, Juli-Desember 2012
tidak terduga. Pengembalian harus didukung barang masih belum tertib (2) tidak
dengan bukti yang lengkap dan sah. Setiap terdapatnya bendahara desa yang dibentuk
pengeluaran belanja atas beban APBDes oleh kepala desa dan yang menjalankan
harus di dukung dengan bukti yang lengkap pengelolaan keuangan desa.
dan sah. Bukti harus mendapat pengesahan Pertanggungjawaban pelaksanaan
oleh sekretaris desa atas kebenaran material APBDes terdiri dari penetapan
yang timbul dari penggunaan bukti di pertanggungjawaban pelaksanaan APBDes
maksud. dan penyampaian laporan
Pengeluaran kas desa yang pertanggungjawaban pelaksanaan APBDes.
mengakibatkan beban APBDes tidak dapat Sekretaris desa menyusun rancangan
dilakukan sebelum rancangan peraturan desa peraturan desa tentang pertanggungjawaban
tentang APBDes ditetapkan menjadi pelaksanaan APBDes dan rancangan
peraturan desa. Pengeluaran kas desa tidak keputusan kepala desa tentang
termasuk untuk belanja desa yang bersifat pertanggungjawaban kepala desa. Sekretaris
mengikat dan belanja desa yang bersifat desa menyampaikan kepada kepala desa
wajib yang ditetapkan dalam peraturan untuk dibahas bersama BPD. Berdasarkan
kepala desa. Bendahara desa sebagai wajib persetujuan kepala desa dengan BPD maka
pungut pajak penghasilan (PPh) dan pajak rancangan peraturan desa tentang
lainnya, wajib menyetorkan seluruh pertanggungjawaban pelaksanaan APBDes
penerimaan potongan dan pajak yang dapat ditetapkan menjadi peraturan desa.
dipungutnya ke rekening kas negara sesuai Jangka waktu penyampaian rancangan
dengan ketentuan peraturan perundang- keputusan kepala desa dilakukan paling
undangan. lambat 1 bulan setelah tahun anggaran
Sisa lebih perhitungan anggaran berakhir. Berdasarkan wawancara dengan
(SilPA) tahun sebelumnya, merupakan Kepala Desa menyatakan penetapan
penerimaan pembiayaan yang digunakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBDes
untuk : melalui pembentukan peraturan desa sudah
a. Menutupi defisit anggaran dilaksanakan. Walaupun penetapan APBDes
apabila realisasi pendapatan lebih melalui peraturan desa sudah dilaksanakan
kecil dari pada realisasi belanja. walaupun desa memang belum bisa mandiri
b. Mendanai pelaksanaan kegiatan dan selalu minta bantuan dari kecamatan.
lanjutan atas beban belanja Penyampaian laporan
langsung. pertanggungjawaban pelaksanaan APBDes
c. Mendanai kewajiban lainnya yang oleh kepala desa disampaikan kepada bupati
sampai dengan akhir tahun melalui camat. Waktu penyampaian paling
anggaran belumdiselesaikan. lambat 7 hari kerja setelah peraturan desa
Dana cadangan dibukukan dalam ditetapkan. Berdasarkan hasil wawancara
rekening tersendiri atau di simpan pada kas dengan narasumber diperoleh kejelasan
desa tersendiri atas nama dana cadangan bahwa penyampaian laporan
pemerintah desa. Dana cadangan tidak dapat pertanggungjawaban pelaksanaan APBDes
digunakan untuk membiayai kegiatan lain di selalu dilakukan setiap tahun dan dilaporkan
luar yang telah ditetapkan dalam peraturan kepada bupati melalui camat.
desa tentang pembentukan dana cadangan.
Kegiatan yang ditetapkan berdasarkan Faktor-Faktor yang Menentukan
peraturan desa dilaksanakan apabila dana Implementasi Kebijakan APBDes di
cadangan telah mencukupi untuk Wilayah Kecamatan Batu Benawa
melaksanakan kegiatan. Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Berdasarkan uraian tersebut diatas Provinsi Kalimantan Selatan
mengenai pelaksanaan APBDes dapat Dalam implementasi kebijakan
dijelaskan yaitu (1) bahwa mengenai APBDes, tentunya akan ada faktor-faktor
penerimaan dan pengeluaran APBDes alat yang menentukan implementasi kebijakan
bukti yang sah seperti kwitansi penerimaan, APBDes tersebut. Grindle (1980:111),
kwitansi pengeluaran serta kwitansi belanja berasumsi bahwa implementasi
133 Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Lokal, Volume I Edisi 2, Juli-Desember 2012