Anda di halaman 1dari 17

PENDAHULUAN

Sebagaimana kita ketahui bahwa Desa merupakan awal atau cikal bakal terbentuknya
masyarakat dan pemerintah di Indonesia. Namun dalam perkembangannya kita dapat melihat
bahwa desa yang ada dari masa kemasa kemajuannya masih belum terlihat walaupun sejak
diberlakukannya UU No.5/1979 tentang Pemerintah Desa, dan Pemerintah Pusat memegang
kendali sentral. Kita tahu bahwa semua kebutuhan daerah/desa dicukupi oleh pemerintah
pusat. Namun pada kenyataannya masih banyak desa yang tertinggal dalam
pembangunannya, masih banyak desa yang masyarakatnya masih miskin bahkan kondisinya
sangat memprihatinkan. Banyak desa yang dieksplotasi sumber daya alamnya tetapi hasilnya
tidak dimanfaatkan untuk masyarakat desa tetapi hasilnya dibawa kekota atau daerah lain.
Sehingga banyak terjadi desa menjadi rusak wilayah hutannya, ataupun perkebunannya dan
hal ini mengakibatkan banyak desa yang tertinggal pembangunannya.

Dengan bergulirnya reformasi pemerintah pada tahun 1998, yang kemudian menyebabkan
banyak terjadi berbagai perubahan dalam peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia. Demikian pula dengan UU tentang pedesaan pun terjadi pergantian antara lain UU
No.5 tahun 1979 diganti dengan UU No.22/1999 Tentang Pemerintah Daerah, dimana
Pemerintahan Desa menjadi bagian dari pengaturan pemerintah daerah. Dengan adanya
pergantian pemerintah dan tentunya terjadi juga perubahan dan pergantian UU. Demikian
pula UU No.22 Tahun 1999, yang baru berjalan 5 tahun, diganti dengan UU No.32/2004
yang ditindak lanjuti oleh PP No. 72 Tahun 2005. Dengan adanya peraturan-peraturan baru
ini diharapkan dapat merubah kondisi pemerintahan desa dalam melaksanakan program
pembangunan masyarakatnya, sesuai dengan kondisi desa dan kebijakan yang berlaku,
sehingga desa-desa yang masih tertnggal dapat menjadi lebih berkembang.

Untuk dapat memahami sejarah awal perkembangan terbentuknya desa dan masyarakatnya
Anda sebaiknya tetap mempelajari Buku Materi Pokok Sosiologi Pedesaan ( SOSI 4303).
Sedangkan dengan program yang disajikan ini, Anda diharapkan dapat menambah wawasan
tentang Pengertian Desa dan Masyarakatnya dan bagaimana Pembangunan Berbasis
Masyarakat Desa serta Kondisi Masyarakat Pedesaan yang ada di Indonesia, dan selain
itu Anda juga dapat mempelajari berbagai undang-undang atau peraturan yang berkaitan
tentang desa atau pemerintah desa. Untuk mempelajari hal-hal tersebut, Anda dapat meng
klik tanda Kembali ke Judul, dibawah ini. Selamat Belajar dan Semoga Sukses.
TUJUAN KOMPETENSI

Tujuan Kompetensi Umum:

Setelah mempelajari WEB supplement ini, secara umum mahasiswa diharapkan dapat
memahami makna ; mengenai fenomena kehidupan masyarakat pedesaan mulai dari
pengertian masyarakat pedesaan, Kondisi Masyarakat Pedesaan di Indonesia, pembangunan
masyarakat desa, kemiskinan serta dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang
bertumpu pada komunitas.

Tujuan Kompetensi Khusus :

Setelah mempelajari WEB supplement ini, secara khusus mahasiswa diharapkan dapat:

Menjelaskan pengertian desa dan masyarakatnya

Menjelaskan kondisi masyarakat desa

Menjelaskan arti pembangunan bagi masyarakat desa


SOSIOLOGI PEDESAAN

Desa di Indonesia

Menurut Peraturan Pemerintah


Nomor 57 Tahun 2005 tentang
Desa, disebutkan bahwa Desa
adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan
asal-usul dan adat istiadat setempat
yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.Desa
bukanlah bawahan kecamatan,
karena kecamatan merupakan
bagian dari perangkat daerah
kabupaten/kota, dan desa bukan
merupakan bagian dari perangkat
daerah. Berbeda dengan Kelurahan,
Desa memiliki hak mengatur
wilayahnya lebih luas. Namun
dalam perkembangannya, sebuah
desa dapat ditingkatkan statusnya
menjadi kelurahan.

www.lsi.or.id

Kewenangan desa adalah:

Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul
desa

Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota


yang diserahkan pengaturannya kepada desa, yakni urusan pemerintahan yang secara
langsung dapat meningkatkan pelayanan masyarakat.

Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah


Kabupaten/Kota

Urusan pemerintahan lainnya yang diserahkan kepada desa.


Pemerintahan Desa

Desa memiliki pemerintahan sendiri. Pemerintahan Desa terdiri atas Pemerintah Desa yang
meliputi Kepala Desa dan Perangkat Desa, dan Badan Permusyawaratan desa (BPD).
Sebagaimana kita ketahui bahwa penyenlenggaraan pemerintahan urusan desa akan selalu
membutuhkan dana. Pada uraia berikut akan dijelaskan sumber dana yang ada untuk
menunjang berbagai kegiatan di dalam pemerintahan desa. Dana atau keuangan yang
digunakan sebagai berikut:

Keuangan desa

Penyelenggaraan urusan pemerintahan desa yang menjadi kewenangan desa didanai dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa), bantuan pemerintah dan bantuan
pemerintah daerah. Penyelenggaraan urusan pemerintah daerah yang diselenggarakan oleh
pemerintah desa didanai dari APBD. Penyelenggaraan urusan pemerintah yang
diselenggarakan oleh pemerintah desa

Sumber pendapatan desa terdiri atas:

Pendapatan Asli Desa, antara lain terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaan desa
(seperti tanah kas desa, pasar desa, bangunan desa), hasil swadaya dan partisipasi,
hasil gotong royong

Bagi hasil Pajak Daerah Kabupaten/Kota

bagian dari Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah

bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah


Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan;

hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.

APB Desa terdiri atas bagian Pendapatan Desa, Belanja Desa dan Pembiayaan. Rancangan
APB Desa dibahas dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa. Kepala Desa
bersama BPD menetapkan APB Desa setiap tahun dengan Peraturan Desa.

Lembaga kemasyarakatan

Di desa dapat dibentuk lembaga kemasyarakatan, yakni lembaga yang dibentuk oleh
masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam
memberdayakan masyarakat. Lembaga kemasyarakatan ditetapkan dengan Peraturan Desa.
Salah satu fungsi lembaga kemasyarakatan adalah sebagai penampungan dan penyaluran
aspirasi masyarakat dalam pembangunan. Hubungan kerja antara lembaga kemasyarakatan
dengan Pemerintahan Desa bersifat kemitraan, konsultatif dan koordinatif.

Pembentukan desa

Desa dibentuk atas prakarsa masyarakat dengan memperhatikan asal-usul desa dan kondisi
sosial budaya masyarakat setempat. Pembentukan desa dapat berupa penggabungan beberapa
desa, atau bagian desa yang bersandingan, atau pemekaran dari satu desa menjadi dua desa
atau lebih, atau pembentukan desa di luar desa yang telah ada.

Desa dapat diubah atau disesuaikan statusnya menjadi kelurahan berdasarkan prakarsa
Pemerintah Desa bersama BPD dengan memperhatikan saran dan pendapat masyarakat
setempat. Desa yang berubah menjadi Kelurahan, Lurah dan Perangkatnya diisi dari pegawai
negeri sipil.

Desa yang berubah statusnya menjadi Kelurahan, kekayaannya menjadi kekayaan daerah dan
dikelola oleh kelurahan yang bersangkutan untuk kepentingan masyarakat setempat.

Pembagian administratif

Dalam wilayah desa dapat dibagi atas dusun, yang merupakan bagian wilayah kerja
pemerintahan desa dan ditetapkan dengan peraturan desa.

Macam-macam pengertian desa

Desa berasal dari kata Deshi dari bahasa Sansekerta, yang berarti tanah kelahiran atau tanah
tumpah darah. Desa merupakan suatu bentuk kesatuan yang berada di luar kota. Pengertian
desa itu sendiri adalah unit pemusatan penduduk yang bercorak agraris dan terletak relative
jauh dari kota. Sutarjo Kartohadikusumo mendefinisikan desa sebagai suatu kesatuan hukum
tempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.

Ciri-ciri desa :

Menurut Rouceck dan Warren, ciri-ciri masyarakat desa sebagai berikut:

1. Kelompok primer yang mata pencahariannya di kawasan tertentu berperan besar.

2. Komunikasi keluarga terjalin secara langsung, mendalam, dan informal.

3. Kelompok atau asosiasi dibentuk atas dasar faktor geografis

4. Hubungan lebih bersifat mendalam dan langgeng

5. Kehidupan sehari-hari ditandai dengan adanya keseragaman (homogenitas).

6. Keluarga lebih ditekankan fungsinya sebagai unit ekonomi.

Unsur-unsur desa meliputi:

1. Daerah yang terdiri atas tanah, lokasi, luas, dan batas geografis setempat.

2. Penduduk yang terdiri atas jumlah, pertambahan, kepadatan, persebaran, dan

struktur mata pencaharian penduduk.

3. Tata kehidupan yang meliputi semua pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga
desa.

Struktur ruang desa

Menurut Bintarto, faktor-faktor geografis yang mempengaruhi struktur keruangan pada


masyarakat desa meliputi:

1) Unsur lokasi, menyangkut letak fisiografis, ekonomis, dan cultural.

2) Unsur iklim, menyangkut ketinggian tempat yang berpengaruh terhadap temperatur.

3) Unsur air, menyangkut sumber-sumber air, distribusi, dan tata gunanya.

Kendala pembangunan desa

Beberapa kendala yang berkaitan dengan pembangunan wilayah pedesaan,yaitu:

1) Kurangnya sarana dan prasarana di pedesaan.

2) Banyaknya pengangguran.

3) Kualitas gizi penduduk desa yang rendah.

4) Aparatur desa yang belum berfungsi dengan baik.j

5) Lokasi desa yang terisolisasi dan terpencar satu sama lain.

6) Keterampilan penduduk yang rendah.

7) Tingkat pendidikan yang rendah.

8) Tidak seimbangnya antara jumlah penduduk dengan luas wilayah pertanian.

Diambil dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Desa"

Kepala Desa

Kepala Desa merupakan pimpinan penyelenggaraan


pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang
ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa
(BPD). Masa jabatan Kepala Desa adalah 6 tahun, dan
dapat diperpanjang lagi untuk satu kali masa jabatan.
Kepala Desa juga memiliki wewenang menetapkan
Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan
bersama BPD. Kepala Desa dipilih langsung melalui
Pemelihan Kepala Desa (Pilkades) oleh penduduk desa
setempat.
www.kabmalang.go.id

Syarat-syarat menjadi calon Kepala Desa sesuai Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005
sbb:

1. Bertakwa kepada Tuhan YME

2. Setia kepada Pacasila sebagai dasar negara, UUD 1945 dan kepada NKRI, serta
Pemerintah

3. Berpendidikan paling rendah SLTP atau sederajat

4. Berusia paling rendah 25 tahun

5. Bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa

6. Penduduk desa setempat

7. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan hukuman
paling singkat 5 tahun

8. Tidak dicabut hak pilihnya

9. Belum pernah menjabat Kepala Desa paling lama 10 tahun atau 2 kali masa jabatan

10. Memenuhi syarat lain yang diatur Perda Kab/Kota

Perangkat Desa
Perangkat Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya. Salah satu perangkat desa adalah Sekretaris Desa, yang diisi dari Pegawai
Negeri Sipil. Sekretaris Desa diangkat oleh Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota atas nama
Bupati/Walikota. Perangkat Desa lainnya diangkat oleh Kepala Desa dari penduduk desa,
yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

Badan Permusyawaratan Desa


Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan lembaga perwujudan demokrasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa
bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah. Anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun
Warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat
lainnya. Masa jabatan anggota BPD adalah 6 tahun dan dapat diangkat/diusulkan kembali
untuk 1 kali masa jabatan berikutnya. Pimpinan dan Anggota BPD tidak diperbolehkan
merangkap jabatan sebagai Kepala Desa dan Perangkat Desa. BPD berfungsi menetapkan
Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Desa"


Klasifikasi desa dapat dibagi menurut :

1.Kepadatan penduduk

Desa terkecil,memiliki kepadatan penduduk dibawah 100 jiwa /km.

Desa kesil, memiliki kepadatan penduduk antara 100-500 jiwa /km.

Desa sedang, memiliki kepadatan penduduk antara 500-1.500 jiwa /km.

Desa besar, memiliki kepadatan penduduk antara 1.500-3.000 jiwa /km.

Desa terbesar, memiliki kepadatan penduduk antara 3.000-4.500 jiwa /km.

2.Luas wilayah

Desa terkecil,mempunyai luas wilayah antara 0-2 km.

Desa kecil,mempunyai luas wilayah antara 2-4 km.

Desa sedang,mempunyai luas wilayah antara 4-6 km.

Desa besar,mempunyai luas wilayah antara 6-8 km.

Desa terbesar,mempunyai luas wilayah antara 8-10 km.

3.Tingkat perkembangannya

Desa terbelakang (underdeveloped village) Desa yang belum bisa memanfaatkan potensi
yang ada karena keterbatasan kemampuan masyarakatnya.

Desa sedang berkembang (developing village) Desa yang baru memanfaatkan potensi
yang ada tetapi kekurangan dana.

Desa maju (developed village) Desa yang sudah memanfaatkan semua potensi yang ada
secara maksimal.
4.Mata pencaharian

Desa agraris,yaitu desa yang sebagian besar penduduknya hidup dari sektor
agraris(bercocok tanam dan berkebun).

Desa industri,yaitu desa yang sebagian besar penduduknya bekerja di sektor industri.

Desa nelayan,yaitu desa yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai
nelayan.

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Desa"

Potensi Desa

bogorfoto.com

Potensi desa dapat terbagi dalam dua macam yaitu :

1. Potensi Fisik

a) Tanah mencakup berbagai macam kandungan kekayaan yang terdapat di


dalamnya.misalnya kesuburan,tanah,bahan tambang,dan mineral.

b) Air meliputi sumber air dan fungsinya sebagai pendukung kehidupan manusia.air sangat
dibutuhkan oleh setiap mahkluk hidup untuk bertahan hidup dan juga aktivitas sehari-
hari.

c) Iklim sangat erat kaitannya dengan temperatur dan curah hujan yang sangat mempengaruhi
setiap daerah, sehingga corak iklim sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat desa
agraris.

d) Ternak berfungsi sebagai sumber tenaga dan sumber gizi bagi masyarakat pedesaan.pada
desa agraris, ternak juga dapat menjadi investasi dan sumber pupuk.

e) Manusia merupakan sumber tenaga dalam proses pengolahan lahan petani, sehingga
manusia sebagai potensi yang sangat berharga bagi suatu wilayah untuk mengelolah
sumber daya alam yang ada.
2.Potensi Nonfisik

a. Masyarakat desa cirinya memiliki semangat kegotongroyongan yang tinggi dalam ikatan
kekeluargaan yang erat (gemeinschaft) merupakan landasan yang kokoh bagi
kelangsungan program pembangunan.

b. Lembag-lembaga sosial,pendidikan,serta organisasi sosial desa.Lembaga-lembaga tersebut


banyak memberikan pembinaan dan arah bagi perkembangan dan pelaksanaan
pembangunan desa dalam meningkatkan taraf hidup warganya.lembaga-lembaga sosial
yang terdapat di desa,antara lain yaitu lembaga:

Pemerintahan, seperti Badan Perwakilan Desa (BPD).

Pendidikan, seperti perpustakaan desa, kelompencapir, penyuluhan,


simulasi,dan lain-lain.

Kesehatan, seperti puskesmas, posyandu, dan BKIA.

Ekonomi, seperti Koperasi Unit Desa (KUD) dan lumbung desa.

c. Aparatur dan pamong desa merupakan sarana pendukung kelancaran dan ketertiban
pemerintahan desa.perannannya sangat penting bagi perubahan dan tingkat
perkembangan desa.

Potensi fisik dan nonfisik desa tersebut merupakan factor penunjang peranan desa sebagai
hinterland, yaitu daerah penghasil bahan-bahan pokok bagi masyarakat kota. Potensi fisik dan
nonfisik antar desa berlainan satu sama lain, hal ini dikarenakan:

1. Perbedaan lingkungan geografis, seperti luas wilayah, jenis tanah, tingkat kesuburan,
sumber daya alam, dan penggunaan lahan.

2. Perbedaan kondisi demografi, meliputi jumlah, kepadatan, serta persebaran penduduk.

Secara umum, tingkat kemajuan suatu desa ditentukan oleh:

1. Potensi desa, yang mencakup potensi sumber daya alam, masyarakat desa, dan aparatur
desa.

2. Interaksi antara desa dan kota, antara desa satu dan desa yang lainnya, serta
perkembangan sarana trasportasi dan komunikasi antar wilayah.

3. Lokasi suatu desa terhadap daerah sekitarnya yang lebih maju.

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Desa"


Kondisi Masyarakat Pedesaan Sangat Buruk

Prof. Dr. Ir. Affendi Anwar,

Guru Besar
Institut Pertanian
Bogor (IPB) Prof.
Dr. Ir. Affendi
Anwar
mengatakan,
kondisi
masyarakat
pedesaan di
Indonesia saat ini
sangat buruk. Hal
ini ditandai
dengan gejala-
gejala merebaknya
kemiskinan,
busung lapar,
polarisasi
pemilikan lahan,
membengkaknya
jumlah petani
gurem dan buruh
tani, terjadi
pengangguran,
serta setengah
menganggur yang
jumlahnya
semakin
besar.Belum lagi
meluasnya lahan
kritis dan semakin
berfluktuasi
ketersediaan
sumber air untuk
irigasi maupun
rumah tangga dan
industri serta
rusaknya iklim
mikro dan makro.

www.ekonomirakyat.org
Semua ini menjadikan bangsa Indonesia kembali menjadi bangsa kuli atau seperti kaum
inlander di zaman Belanda yang tidak mampu memecahkan masalah bangsanya," tegas
Affendi di Gedung Thoyib Hadiwijaya, Fakultas Pertanian IPB digelar acara Seminar "Kritik
Atas Kebijakan Pembangunan Perdesaan di Indonesia".

Oleh sebab itu, lanjut Affendi, menjadi tugas ilmuwan dan cendikiawan di bidangnya masing-
masing untuk mengatasi memburuknya keadaan sumber daya dan kehidupan masyarakat
pedesaan, antara lain dengan memberikan informasi dan pengetahuan yang terpercaya dan
terbaru (new and reliable knowledges) yang berkaitan dengan dengan sumber daya dan
lingkungan kehidupan perdesaan kepada para pembuat kebijakan maupun masyarakat luas
dengan bahwa yang awam (common sense) agar mudah dipahami.

Terperangkap

Bangsa Indonesia sekarang seakan terperangkap di dalam situasi "permainan dilema


narapidana" (the prisoner's dilemma games). Hal itu tercermin dari sikap semua orang yang
mementingkan dirinya sendiri dan masing-masing pihak tidak mempercayai satu sama lain
(mistrust each other). Menurut Affendi, akibatnya muncul kekecewaan untuk semua pihak.
Gambaran keseharian tersebut bisa dilihat dari terjadinya pemberontakan di Aceh dan Papua,
konflik etnis dan agama, kemunduran sektor pertanian dan kehidupan masyarakat perdesaan,
kerusakan sumber daya hutan/bahari sampai kepada fenomena kemacetan lalu lintas yang
meluas di mana-mana."Dalam bahasa sehari-hari terjadi ungkapan, kalau engkau boleh
menyeleweng kenapa aku tidak boleh. Artinya, makna dari ungkapan tersebut adalah
terjadinya korupsi yang merajalela dari kalangan elite sampai akar rumput," demikian
dikemukakan Affendi kepada wartawan, Sabtu (2/7) malam di sela-sela acara Malam
Keakraban "70 Tahun Prof. Dr. Ir. Affendi Anwar, M.Sc., di Hotel Salak Bogor.

Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Gunawan Sumodiningrat dari IPB saat berbicara dalam seminar
mengatakan, fenomena kemiskinan di sebagian besar pedesaan kita memunculkan suatu
wacana kesadaran baru yang menuntut para pembuat kebijaksanaan pembangunan nasional
satu daerah agar dalam menyusun strategi pembangunan perlu ada keperpihakan dan
komitmen pemberdayaan masyarakat melalui pembangunan ekonomi rakyat."Dalam skala
yang lebih luas, pembangunan pedesaan menuntut adanya paradigma pembangunan yang
berpusat pada manusia (people-contered development) yang memandang manusia atau
masyarakat sebagai pemeran utama pembangunan. Bukan hanya sebagai penerima," katanya.

Menurut Gunawan, salah satu kunci utama atas jaminan keberhasilan pembangunan adalah
dengan memberi keleluasaan pada masyarakat untuk menentukan kebutuhannya, termasuk
bagaimana memenuhi kebutuhannya itu. Metode yang cukup relevan untuk mendukung
paradigma di atas adalah dengan menerapkan pendekatan pembangunan partisipatif dalam
setiap proses pembangunan yang akan dijalankan

Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0705/04/0402.htm

Diakses Tanggal : Tanggal 2 mei 2007


Desa dan Kemiskinannya

Oleh: Muhammad Basri

Sampai saat ini di pedesaan, khususnya di Jawa Barat,


masalah yang sering kali mengemuka adalah tingginya jumlah
kaum miskin. Meskipun masyarakatnya terlihat bekerja,
sebenarnya yang terjadi adalah tingkat pendapatan yang
sangat rendah. Banyak masyarakat hidup di bawah garis
kemiskinan. Hidup mereka tergantung pada kemurahan alam
dengan penghasilan subsisten.

my.opera.com

Apalagi, dalam kondisi harga-harga yang melonjak seperti saat ini daya beli masyarakat
semakin menurun. Jumlah orang miskin dan penganggur terselubung kian meningkat. Bila
hal ini tidak segera ditangani, tentu akan timbul gejolak sosial.

Diakui atau tidak, kemiskinan di pedesaan tidak sepenuhnya disebabkan faktor kemalasan.
Akan tetapi, hal itu lebih disebabkan masyarakat di desa kurang menguasai akses-akses
dalam menambah ilmu, keterampilan, modal, dan pengalaman untuk menggali sumber
penghidupan yang dapat membebaskannya dari belenggu kemiskinan.

Untuk mengatasi hal itu, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa. Dulu ada program-program bantuan desa, seperti Inpres Desa
Tertinggal (IDT) dan Jaring Pengaman Sosial (JPS), sedangkan saat ini ada program
semacam bantuan langsung tunai (BLT) dan beras untuk rakyat miskin (raskin). Namun,
sering kali kita temui program-program tersebut mengalami hambatan. Kalaupun menyentuh
masyarakat, program-program tersebut banyak yang tidak sesuai lagi dengan konsep. Selain
itu, memang banyak program yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat. Upaya
pemberdayaan

Oleh karena itu, upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat desa harus segera dilakukan,
seperti melalui pengembangan investasi masuk desa. Alih teknologi dan manajemen perlu
dijadikan tujuan utama yang dikelola secara profesional dan komersial. Hal ini juga tidak
dapat terpisah dari masalah pengembangan sumber daya manusia (SDM).

SDM mengisyaratkan perlu adanya perubahan paradigma dan orientasi, pengetahuan,


keterampilan, dan perilaku masyarakat pedesaan. Dengan demikian, pemberdayaan
masyarakat pedesaan merupakan konsep pola pengembangan SDM sampai pada tingkat
kemandirian, yang ditandai dengan adanya produktivitas, efisiensi, dan partisipasi
masyarakat.

Dalam pemberdayaan masyarakat pedesaan diperlukan konsistensi. Hal itu harus menjadi
konsepsi yang benar-benar memungkinkan masyarakat pedesaan untuk dapat bertahan dalam
situasi perekonomian yang serba sulit seperti saat ini. Selain itu, meningkatkan harkat dan
martabat serta kemampuan dan kemandirian yang nantinya dapat menciptakan suasana
kondusif. Jadi, hal itu memungkinkan masyarakat pedesaan untuk berkembang dan
memperkuat daya saing serta potensi yang dimiliki.

Pemberdayaan masyarakat pedesaan juga harus mampu memberikan perlindungan yang jelas
terhadap masyarakat. Upaya perlindungan dimaksudkan untuk mencegah terjadinya
persaingan yang tidak seimbang akibat berlakunya mekanisme pasar dan eksploitasi yang
kuat terhadap yang lemah. Dalam hal ini, tampaknya sulit diterapkan mekanisme pasar.
Masyarakat desa jelas akan kalah bersaing. Mereka tidak punya apa-apa selain tenaga-tenaga
yang pada umumnya kurang terlatih.

Upaya lain adalah menyempurnakan kembali propram-program yang telah dijalankan.


Pemberian fasilitas kredit dan bantuan desa harus sesuai dengan prosedur dan konsep yang
telah digariskan. Namun, yang perlu diperhatikan, bantuan dan pemberian fasilitas kredit
bukan berarti memanjakan dan membuat masyarakat pedesaan semakin tergantung, tetapi
mampu menggali potensi yang ada pada masyarakat desa. Sebab, pada dasarnya setiap apa
yang dinikmati harus dihasilkan atas usaha sendiri dan hasilnya dapat ditukarkan dengan
pihak lain.

Dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan, sektor pertanian harus menjadi sasaran
utama. Sektor ini harus dijadikan pijakan yang kokoh sehingga di pedesaan bisa tercapai
swasembada berbagai produk pertanian, terutama pangan, sebelum memasuki era
industrialisasi. Lebih spesifik, ketahanan pangan lokal harus tercapai lebih dahulu.
Kedepankan pertanian

Yang tidak boleh dilupakan dalam membangun desa, pertanian harus mendapatkan prioritas
utama. Kalau memang benar-benar dibuat industrialisasi di pedesaan, industri yang dibangun
harus mendukung sektor pertanian. Industri tersebut memproduksi alat-alat pertanian, sarana
pengolah hasil pertanian, pupuk, obat-obatan, dan sebagainya.

Industri semacam itu nantinya akan dapat dimanfaatkan masyarakat pedesaan sehingga
pembangunan secara umum tidak terpisah dari sektor pertanian. Industrialisasi juga tidak
sampai menimbulkan kelas-kelas baru sehingga akhirnya masyarakat meninggalkan budaya
tani.

Bila upaya-upaya itu dijalankan dan berjalan dengan konsisten sesuai dengan konsep,
diharapkan tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan akan segera terwujud. Ini ditandai
dengan indikator meningkatnya volume produksi, harga komoditas di pedesaan, dan
terjangkaunya pembelian sarana produksi. Pada akhirnya komoditas kebutuhan hidup
masyarakat pedesaan akan memengaruhi pula gairah perekonomian masyarakat desa secara
umum.

Oleh karena itu, faktor-faktor yang memengaruhi tingkat pendapatan dan daya beli
masyarakat pedesaan, misalnya tingkat dan struktur penguasaan faktor-faktor produksi,
efisiensi pemasaran komoditas, pengadaan sarana produksi, dan kebutuhan konsumsi
masyarakat pedesaan yang berasal dari kota, harus dijadikan pertimbangan dalam
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Efisiensi pemasaran komoditas pedesaan dan
pengadaan sarana produksi khususnya memerlukan transportasi, baik berupa kendaraan
angkutan maupun transportasi kesempatan kerja pertanian dari pedesaan ke nonpertanian di
kota.

Dengan demikian, pembangunan pedesaan yang efektif tidak saja akan mewujudkan
pembagian kekayaan dan pendapatan yang merata, tetapi juga merupakan sumber
pertumbuhan ekonomi yang pesat karena berhasil mendorong berkembangnya industrialisasi.
Dengan kata lain, kesejahteraan masyarakat akan meningkat. Kalau kesejahteraan sudah
tercapai, pasti kepentingan lain akan lebih mudah lagi dicapai. MUHAMMAD BASRI
Mahasiswa Perencanaan Pembangunan Wilayah Perdesaan Sekolah Pascasarjana IPB
Diakses, tg. 7 Mei 2007

http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0703/30/utama/

Umpan Balik

1. Menurut Rouceck dan Warren, ciri-ciri masyarakat desa antara lain


adalah sebagai berikut kecuali:

A. Kelompok primer yang mata pencahariannya di kawasan tertentu


berperan besar

B. Komunikasi keluarga terjalin secara langsung, mendalam, dan


informal.

C. Kelompok atau asosiasi dibentuk atas dasar faktor geografis

D. Kehidupan sehari-hari ditandai dengan adanya ketidakeragaman


(heterogenitas).

2. Beberapa hal sebagai berikut adalah merupakan sebagian kendala yang


berkaitan

dengan pembangunan wilayah pedesaan, kecuali yaitu:

A. Kurangnya sarana dan prasarana di pedesaan.

B. Banyaknya pengangguran.

C. Ketrampilan Penduduk yang tinggi.

D. Kualitas gizi penduduk desa yang rendah.

3. Secara umum, tingkat kemajuan suatu desa ditentukan oleh hal-hal sebagai
berikut kecuali:

A. Potensi sumber daya alam, masyarakat desa, dan aparatur desa.

B. Interaksi antara desa dan kota, antara desa satu dan desa yang lainnya

C. Perkembangan sarana trasportasi dan komunikasi antar wilayah.


D. Banyaknya jumlah penduduk yang telah berkeluarga .

4. Sumber pendapatan desa atau keuangan desa berasal dari :

A. Pinjaman dari Bank Rakyat Indonesia

B. Hasil Pajak Kota

C. Hasil swadaya dan partisipasi masyarakat

D. Sumbangan dari pihak ketiga dengan syarat tertentu

5. Kata Desa berasal dari kata Deshi dari bahasa Sansekerta yang
berarti :

A. Tanah atau wilayah yang luas

B. Tanah Kelahiran atau tanah tumpah darah

C. Wilayah persawahan

D. Tanah pembagian dari raja

Kunci Jawaban :

1. D

2. C

3. D

4. C

5. B

Anda mungkin juga menyukai