Sebagaimana kita ketahui bahwa Desa merupakan awal atau cikal bakal terbentuknya
masyarakat dan pemerintah di Indonesia. Namun dalam perkembangannya kita dapat melihat
bahwa desa yang ada dari masa kemasa kemajuannya masih belum terlihat walaupun sejak
diberlakukannya UU No.5/1979 tentang Pemerintah Desa, dan Pemerintah Pusat memegang
kendali sentral. Kita tahu bahwa semua kebutuhan daerah/desa dicukupi oleh pemerintah
pusat. Namun pada kenyataannya masih banyak desa yang tertinggal dalam
pembangunannya, masih banyak desa yang masyarakatnya masih miskin bahkan kondisinya
sangat memprihatinkan. Banyak desa yang dieksplotasi sumber daya alamnya tetapi hasilnya
tidak dimanfaatkan untuk masyarakat desa tetapi hasilnya dibawa kekota atau daerah lain.
Sehingga banyak terjadi desa menjadi rusak wilayah hutannya, ataupun perkebunannya dan
hal ini mengakibatkan banyak desa yang tertinggal pembangunannya.
Dengan bergulirnya reformasi pemerintah pada tahun 1998, yang kemudian menyebabkan
banyak terjadi berbagai perubahan dalam peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia. Demikian pula dengan UU tentang pedesaan pun terjadi pergantian antara lain UU
No.5 tahun 1979 diganti dengan UU No.22/1999 Tentang Pemerintah Daerah, dimana
Pemerintahan Desa menjadi bagian dari pengaturan pemerintah daerah. Dengan adanya
pergantian pemerintah dan tentunya terjadi juga perubahan dan pergantian UU. Demikian
pula UU No.22 Tahun 1999, yang baru berjalan 5 tahun, diganti dengan UU No.32/2004
yang ditindak lanjuti oleh PP No. 72 Tahun 2005. Dengan adanya peraturan-peraturan baru
ini diharapkan dapat merubah kondisi pemerintahan desa dalam melaksanakan program
pembangunan masyarakatnya, sesuai dengan kondisi desa dan kebijakan yang berlaku,
sehingga desa-desa yang masih tertnggal dapat menjadi lebih berkembang.
Untuk dapat memahami sejarah awal perkembangan terbentuknya desa dan masyarakatnya
Anda sebaiknya tetap mempelajari Buku Materi Pokok Sosiologi Pedesaan ( SOSI 4303).
Sedangkan dengan program yang disajikan ini, Anda diharapkan dapat menambah wawasan
tentang Pengertian Desa dan Masyarakatnya dan bagaimana Pembangunan Berbasis
Masyarakat Desa serta Kondisi Masyarakat Pedesaan yang ada di Indonesia, dan selain
itu Anda juga dapat mempelajari berbagai undang-undang atau peraturan yang berkaitan
tentang desa atau pemerintah desa. Untuk mempelajari hal-hal tersebut, Anda dapat meng
klik tanda Kembali ke Judul, dibawah ini. Selamat Belajar dan Semoga Sukses.
TUJUAN KOMPETENSI
Setelah mempelajari WEB supplement ini, secara umum mahasiswa diharapkan dapat
memahami makna ; mengenai fenomena kehidupan masyarakat pedesaan mulai dari
pengertian masyarakat pedesaan, Kondisi Masyarakat Pedesaan di Indonesia, pembangunan
masyarakat desa, kemiskinan serta dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang
bertumpu pada komunitas.
Setelah mempelajari WEB supplement ini, secara khusus mahasiswa diharapkan dapat:
Desa di Indonesia
www.lsi.or.id
Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul
desa
Desa memiliki pemerintahan sendiri. Pemerintahan Desa terdiri atas Pemerintah Desa yang
meliputi Kepala Desa dan Perangkat Desa, dan Badan Permusyawaratan desa (BPD).
Sebagaimana kita ketahui bahwa penyenlenggaraan pemerintahan urusan desa akan selalu
membutuhkan dana. Pada uraia berikut akan dijelaskan sumber dana yang ada untuk
menunjang berbagai kegiatan di dalam pemerintahan desa. Dana atau keuangan yang
digunakan sebagai berikut:
Keuangan desa
Penyelenggaraan urusan pemerintahan desa yang menjadi kewenangan desa didanai dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa), bantuan pemerintah dan bantuan
pemerintah daerah. Penyelenggaraan urusan pemerintah daerah yang diselenggarakan oleh
pemerintah desa didanai dari APBD. Penyelenggaraan urusan pemerintah yang
diselenggarakan oleh pemerintah desa
Pendapatan Asli Desa, antara lain terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaan desa
(seperti tanah kas desa, pasar desa, bangunan desa), hasil swadaya dan partisipasi,
hasil gotong royong
APB Desa terdiri atas bagian Pendapatan Desa, Belanja Desa dan Pembiayaan. Rancangan
APB Desa dibahas dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa. Kepala Desa
bersama BPD menetapkan APB Desa setiap tahun dengan Peraturan Desa.
Lembaga kemasyarakatan
Di desa dapat dibentuk lembaga kemasyarakatan, yakni lembaga yang dibentuk oleh
masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam
memberdayakan masyarakat. Lembaga kemasyarakatan ditetapkan dengan Peraturan Desa.
Salah satu fungsi lembaga kemasyarakatan adalah sebagai penampungan dan penyaluran
aspirasi masyarakat dalam pembangunan. Hubungan kerja antara lembaga kemasyarakatan
dengan Pemerintahan Desa bersifat kemitraan, konsultatif dan koordinatif.
Pembentukan desa
Desa dibentuk atas prakarsa masyarakat dengan memperhatikan asal-usul desa dan kondisi
sosial budaya masyarakat setempat. Pembentukan desa dapat berupa penggabungan beberapa
desa, atau bagian desa yang bersandingan, atau pemekaran dari satu desa menjadi dua desa
atau lebih, atau pembentukan desa di luar desa yang telah ada.
Desa dapat diubah atau disesuaikan statusnya menjadi kelurahan berdasarkan prakarsa
Pemerintah Desa bersama BPD dengan memperhatikan saran dan pendapat masyarakat
setempat. Desa yang berubah menjadi Kelurahan, Lurah dan Perangkatnya diisi dari pegawai
negeri sipil.
Desa yang berubah statusnya menjadi Kelurahan, kekayaannya menjadi kekayaan daerah dan
dikelola oleh kelurahan yang bersangkutan untuk kepentingan masyarakat setempat.
Pembagian administratif
Dalam wilayah desa dapat dibagi atas dusun, yang merupakan bagian wilayah kerja
pemerintahan desa dan ditetapkan dengan peraturan desa.
Desa berasal dari kata Deshi dari bahasa Sansekerta, yang berarti tanah kelahiran atau tanah
tumpah darah. Desa merupakan suatu bentuk kesatuan yang berada di luar kota. Pengertian
desa itu sendiri adalah unit pemusatan penduduk yang bercorak agraris dan terletak relative
jauh dari kota. Sutarjo Kartohadikusumo mendefinisikan desa sebagai suatu kesatuan hukum
tempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.
Ciri-ciri desa :
1. Daerah yang terdiri atas tanah, lokasi, luas, dan batas geografis setempat.
3. Tata kehidupan yang meliputi semua pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga
desa.
2) Banyaknya pengangguran.
Kepala Desa
Syarat-syarat menjadi calon Kepala Desa sesuai Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005
sbb:
2. Setia kepada Pacasila sebagai dasar negara, UUD 1945 dan kepada NKRI, serta
Pemerintah
7. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan hukuman
paling singkat 5 tahun
9. Belum pernah menjabat Kepala Desa paling lama 10 tahun atau 2 kali masa jabatan
Perangkat Desa
Perangkat Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya. Salah satu perangkat desa adalah Sekretaris Desa, yang diisi dari Pegawai
Negeri Sipil. Sekretaris Desa diangkat oleh Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota atas nama
Bupati/Walikota. Perangkat Desa lainnya diangkat oleh Kepala Desa dari penduduk desa,
yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
1.Kepadatan penduduk
2.Luas wilayah
3.Tingkat perkembangannya
Desa terbelakang (underdeveloped village) Desa yang belum bisa memanfaatkan potensi
yang ada karena keterbatasan kemampuan masyarakatnya.
Desa sedang berkembang (developing village) Desa yang baru memanfaatkan potensi
yang ada tetapi kekurangan dana.
Desa maju (developed village) Desa yang sudah memanfaatkan semua potensi yang ada
secara maksimal.
4.Mata pencaharian
Desa agraris,yaitu desa yang sebagian besar penduduknya hidup dari sektor
agraris(bercocok tanam dan berkebun).
Desa industri,yaitu desa yang sebagian besar penduduknya bekerja di sektor industri.
Desa nelayan,yaitu desa yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai
nelayan.
Potensi Desa
bogorfoto.com
1. Potensi Fisik
b) Air meliputi sumber air dan fungsinya sebagai pendukung kehidupan manusia.air sangat
dibutuhkan oleh setiap mahkluk hidup untuk bertahan hidup dan juga aktivitas sehari-
hari.
c) Iklim sangat erat kaitannya dengan temperatur dan curah hujan yang sangat mempengaruhi
setiap daerah, sehingga corak iklim sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat desa
agraris.
d) Ternak berfungsi sebagai sumber tenaga dan sumber gizi bagi masyarakat pedesaan.pada
desa agraris, ternak juga dapat menjadi investasi dan sumber pupuk.
e) Manusia merupakan sumber tenaga dalam proses pengolahan lahan petani, sehingga
manusia sebagai potensi yang sangat berharga bagi suatu wilayah untuk mengelolah
sumber daya alam yang ada.
2.Potensi Nonfisik
a. Masyarakat desa cirinya memiliki semangat kegotongroyongan yang tinggi dalam ikatan
kekeluargaan yang erat (gemeinschaft) merupakan landasan yang kokoh bagi
kelangsungan program pembangunan.
c. Aparatur dan pamong desa merupakan sarana pendukung kelancaran dan ketertiban
pemerintahan desa.perannannya sangat penting bagi perubahan dan tingkat
perkembangan desa.
Potensi fisik dan nonfisik desa tersebut merupakan factor penunjang peranan desa sebagai
hinterland, yaitu daerah penghasil bahan-bahan pokok bagi masyarakat kota. Potensi fisik dan
nonfisik antar desa berlainan satu sama lain, hal ini dikarenakan:
1. Perbedaan lingkungan geografis, seperti luas wilayah, jenis tanah, tingkat kesuburan,
sumber daya alam, dan penggunaan lahan.
1. Potensi desa, yang mencakup potensi sumber daya alam, masyarakat desa, dan aparatur
desa.
2. Interaksi antara desa dan kota, antara desa satu dan desa yang lainnya, serta
perkembangan sarana trasportasi dan komunikasi antar wilayah.
Guru Besar
Institut Pertanian
Bogor (IPB) Prof.
Dr. Ir. Affendi
Anwar
mengatakan,
kondisi
masyarakat
pedesaan di
Indonesia saat ini
sangat buruk. Hal
ini ditandai
dengan gejala-
gejala merebaknya
kemiskinan,
busung lapar,
polarisasi
pemilikan lahan,
membengkaknya
jumlah petani
gurem dan buruh
tani, terjadi
pengangguran,
serta setengah
menganggur yang
jumlahnya
semakin
besar.Belum lagi
meluasnya lahan
kritis dan semakin
berfluktuasi
ketersediaan
sumber air untuk
irigasi maupun
rumah tangga dan
industri serta
rusaknya iklim
mikro dan makro.
www.ekonomirakyat.org
Semua ini menjadikan bangsa Indonesia kembali menjadi bangsa kuli atau seperti kaum
inlander di zaman Belanda yang tidak mampu memecahkan masalah bangsanya," tegas
Affendi di Gedung Thoyib Hadiwijaya, Fakultas Pertanian IPB digelar acara Seminar "Kritik
Atas Kebijakan Pembangunan Perdesaan di Indonesia".
Oleh sebab itu, lanjut Affendi, menjadi tugas ilmuwan dan cendikiawan di bidangnya masing-
masing untuk mengatasi memburuknya keadaan sumber daya dan kehidupan masyarakat
pedesaan, antara lain dengan memberikan informasi dan pengetahuan yang terpercaya dan
terbaru (new and reliable knowledges) yang berkaitan dengan dengan sumber daya dan
lingkungan kehidupan perdesaan kepada para pembuat kebijakan maupun masyarakat luas
dengan bahwa yang awam (common sense) agar mudah dipahami.
Terperangkap
Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Gunawan Sumodiningrat dari IPB saat berbicara dalam seminar
mengatakan, fenomena kemiskinan di sebagian besar pedesaan kita memunculkan suatu
wacana kesadaran baru yang menuntut para pembuat kebijaksanaan pembangunan nasional
satu daerah agar dalam menyusun strategi pembangunan perlu ada keperpihakan dan
komitmen pemberdayaan masyarakat melalui pembangunan ekonomi rakyat."Dalam skala
yang lebih luas, pembangunan pedesaan menuntut adanya paradigma pembangunan yang
berpusat pada manusia (people-contered development) yang memandang manusia atau
masyarakat sebagai pemeran utama pembangunan. Bukan hanya sebagai penerima," katanya.
Menurut Gunawan, salah satu kunci utama atas jaminan keberhasilan pembangunan adalah
dengan memberi keleluasaan pada masyarakat untuk menentukan kebutuhannya, termasuk
bagaimana memenuhi kebutuhannya itu. Metode yang cukup relevan untuk mendukung
paradigma di atas adalah dengan menerapkan pendekatan pembangunan partisipatif dalam
setiap proses pembangunan yang akan dijalankan
Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0705/04/0402.htm
my.opera.com
Apalagi, dalam kondisi harga-harga yang melonjak seperti saat ini daya beli masyarakat
semakin menurun. Jumlah orang miskin dan penganggur terselubung kian meningkat. Bila
hal ini tidak segera ditangani, tentu akan timbul gejolak sosial.
Diakui atau tidak, kemiskinan di pedesaan tidak sepenuhnya disebabkan faktor kemalasan.
Akan tetapi, hal itu lebih disebabkan masyarakat di desa kurang menguasai akses-akses
dalam menambah ilmu, keterampilan, modal, dan pengalaman untuk menggali sumber
penghidupan yang dapat membebaskannya dari belenggu kemiskinan.
Untuk mengatasi hal itu, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa. Dulu ada program-program bantuan desa, seperti Inpres Desa
Tertinggal (IDT) dan Jaring Pengaman Sosial (JPS), sedangkan saat ini ada program
semacam bantuan langsung tunai (BLT) dan beras untuk rakyat miskin (raskin). Namun,
sering kali kita temui program-program tersebut mengalami hambatan. Kalaupun menyentuh
masyarakat, program-program tersebut banyak yang tidak sesuai lagi dengan konsep. Selain
itu, memang banyak program yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat. Upaya
pemberdayaan
Oleh karena itu, upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat desa harus segera dilakukan,
seperti melalui pengembangan investasi masuk desa. Alih teknologi dan manajemen perlu
dijadikan tujuan utama yang dikelola secara profesional dan komersial. Hal ini juga tidak
dapat terpisah dari masalah pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Dalam pemberdayaan masyarakat pedesaan diperlukan konsistensi. Hal itu harus menjadi
konsepsi yang benar-benar memungkinkan masyarakat pedesaan untuk dapat bertahan dalam
situasi perekonomian yang serba sulit seperti saat ini. Selain itu, meningkatkan harkat dan
martabat serta kemampuan dan kemandirian yang nantinya dapat menciptakan suasana
kondusif. Jadi, hal itu memungkinkan masyarakat pedesaan untuk berkembang dan
memperkuat daya saing serta potensi yang dimiliki.
Pemberdayaan masyarakat pedesaan juga harus mampu memberikan perlindungan yang jelas
terhadap masyarakat. Upaya perlindungan dimaksudkan untuk mencegah terjadinya
persaingan yang tidak seimbang akibat berlakunya mekanisme pasar dan eksploitasi yang
kuat terhadap yang lemah. Dalam hal ini, tampaknya sulit diterapkan mekanisme pasar.
Masyarakat desa jelas akan kalah bersaing. Mereka tidak punya apa-apa selain tenaga-tenaga
yang pada umumnya kurang terlatih.
Dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan, sektor pertanian harus menjadi sasaran
utama. Sektor ini harus dijadikan pijakan yang kokoh sehingga di pedesaan bisa tercapai
swasembada berbagai produk pertanian, terutama pangan, sebelum memasuki era
industrialisasi. Lebih spesifik, ketahanan pangan lokal harus tercapai lebih dahulu.
Kedepankan pertanian
Yang tidak boleh dilupakan dalam membangun desa, pertanian harus mendapatkan prioritas
utama. Kalau memang benar-benar dibuat industrialisasi di pedesaan, industri yang dibangun
harus mendukung sektor pertanian. Industri tersebut memproduksi alat-alat pertanian, sarana
pengolah hasil pertanian, pupuk, obat-obatan, dan sebagainya.
Industri semacam itu nantinya akan dapat dimanfaatkan masyarakat pedesaan sehingga
pembangunan secara umum tidak terpisah dari sektor pertanian. Industrialisasi juga tidak
sampai menimbulkan kelas-kelas baru sehingga akhirnya masyarakat meninggalkan budaya
tani.
Bila upaya-upaya itu dijalankan dan berjalan dengan konsisten sesuai dengan konsep,
diharapkan tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan akan segera terwujud. Ini ditandai
dengan indikator meningkatnya volume produksi, harga komoditas di pedesaan, dan
terjangkaunya pembelian sarana produksi. Pada akhirnya komoditas kebutuhan hidup
masyarakat pedesaan akan memengaruhi pula gairah perekonomian masyarakat desa secara
umum.
Oleh karena itu, faktor-faktor yang memengaruhi tingkat pendapatan dan daya beli
masyarakat pedesaan, misalnya tingkat dan struktur penguasaan faktor-faktor produksi,
efisiensi pemasaran komoditas, pengadaan sarana produksi, dan kebutuhan konsumsi
masyarakat pedesaan yang berasal dari kota, harus dijadikan pertimbangan dalam
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Efisiensi pemasaran komoditas pedesaan dan
pengadaan sarana produksi khususnya memerlukan transportasi, baik berupa kendaraan
angkutan maupun transportasi kesempatan kerja pertanian dari pedesaan ke nonpertanian di
kota.
Dengan demikian, pembangunan pedesaan yang efektif tidak saja akan mewujudkan
pembagian kekayaan dan pendapatan yang merata, tetapi juga merupakan sumber
pertumbuhan ekonomi yang pesat karena berhasil mendorong berkembangnya industrialisasi.
Dengan kata lain, kesejahteraan masyarakat akan meningkat. Kalau kesejahteraan sudah
tercapai, pasti kepentingan lain akan lebih mudah lagi dicapai. MUHAMMAD BASRI
Mahasiswa Perencanaan Pembangunan Wilayah Perdesaan Sekolah Pascasarjana IPB
Diakses, tg. 7 Mei 2007
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0703/30/utama/
Umpan Balik
B. Banyaknya pengangguran.
3. Secara umum, tingkat kemajuan suatu desa ditentukan oleh hal-hal sebagai
berikut kecuali:
B. Interaksi antara desa dan kota, antara desa satu dan desa yang lainnya
5. Kata Desa berasal dari kata Deshi dari bahasa Sansekerta yang
berarti :
C. Wilayah persawahan
Kunci Jawaban :
1. D
2. C
3. D
4. C
5. B