Anda di halaman 1dari 17

PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DESA DALAM

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BERDASARKAN UNDANG-


UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
LIABILITY OF THE HEAD OF THE VILLAGE IN THE VILLAGE
FINANCIAL MANAGEMENT ACCORDING TO LAW NUMBER 6 OF 2014
CONCERNING VILLAGE

Edy Supriadi
Kepala Desa Mekar Damai
email : kades.md@gmail.com
Naskah diterima : 03/06/2015; direvisi : 05/08/2015; disetujui : 20/08/2015
Abstract
This research aimed to analyze the regulation of the Village financial management, the mechanism
and procedure of the Village financial management and the liability of the head of the Village in
the Village finanacial management according to Law number 6 of 2014 concerning Village. Type of
this research is normative legal research, using statutes, conceptual and case approaching method.
This research concludes that the head of the Village posses a wide authority as the budget user power
which may cause deviation of the Village financial utilization. Hence, the head of the Village requires
acknowledgement of the Village Deliberation Body in the financial management supervision yet in the
Village financial allocation.
Keywords: Liability, Village financial

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis terkait pengaturan tentang pengelolaan keuangan
desa menurut UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa, mekanisme dan prosedur pengelolaan keuangan
desa menurut UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa, pertanggungjawaban Kepala Desa dalam
pengelolaan keuangan desa menurut UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa. Penelitian ini adalah
penelitian normatif dengan metode Pendekatan perundang-undangan, Kedua Pendekatan konsep
dan ketiga pendekatan kasus. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Kepala desa mempunyai
kewenangan yang luas sebagai kuasa pengguna anggaran sehingga sangat rentan terjadinya
penyimpangan terhadap penggunaan keuangan desa, sehingga dalam mengawasi pelaksanaan
kewenangan kepala desa untuk pengelolaan keuangan desa tidak hanya meminta persetujuan badan
permusyawaratan desa namun perlu persetujuan Badan permusyawaratan desa dalam menentukan
penggunaan keuangan desa oleh kepala desa.
Kata Kunci : Pertanggungjawaban Kepala Desa, Keuangan Desa
PENDAHULUAN menjadi lebih demokratis-desentralistik.
Desentralisasi memungkinkan berlang-
Transisi politik yang terjadi di Indo- sungnya perubahan mendasar dalam kara-
nesia menghasilkan dua proses politik kteristik hubungan kekuasaan antara Pusat
yang berjalan secara simultan, yaitu desen- dengan Daerah, sehingga daerah diberikan
tralisasi dan demokratisasi. Kedua proses keleluasaan untuk menghasilkan kepu-
politik tersebut terlihat jelas dalam perge- tusan-keputusan politik tanpa intervensi
seran format pengaturan politik di area lo- pusat. Demokratisasi setidaknya men-
kal maupun nasional, yaitu dari pengaturan gubah hubungan kekuasaan di antara lem-
politik yang bersifat otoritarian-sentralistik baga-lembaga politik utama dalam berbagai

Kajian Hukum dan Keadilan 330 IUS


Edy Supriadi| Pertanggungjawaban Kepala Desa Dalam Pengelolaan Keuangan Desa ...................

tingkatan. Salah satu bentuk perubahan kutan.2 Desa yang otonom akan memberi-
karakter hubungan kekuasaan tercermin kan ruang gerak yang luas pada perenca-
dari pergeseran locus politics dari pemer- naan pembangunan yang merupakan kebu-
intahan oleh birokrasi menjadi pemerintah- tuhan nyata masyarakat dan tidak banyak
an oleh partai (party government).1 dibebani oleh program-program kerja dari
berbagai instansi dan pemerintah.3
Transisi politik yang dimaksudkan ten-
tu adalah pemberlakuan otonomi daerah Kewenangan yang dimiliki desa menu-
berasarkan UU No. 22 Tahun 1999, seb- rut Pasal 18 UU No. 6 Tahun 2014 meliputi
agaimana diubah oleh UU No. 32 Tahun kewenangan di bidang penyelenggaraan
2004, dan sebagaimana diubah kembali pemerintahan desa, pelaksanaan pemban-
oleh UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemer- gunan desa, pembinaan kemasyarakatan
intahan Daerah. Seperti diketahui bahwa desa, dan pemberdayaan masyarakat desa
hakikat diberlakukannya otonomi daerah berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal
adalah untuk mempercepat terwujudnya usul, dan adat istiadat desa. Lebih lanjut
kesejahteraan masyarakat melalui pening- Pasal 19 UU No. 6 Tahu 2014 menegaskan
katan pelayanan, pemberdayaan, dan peran bahwa kewenangan Desa dalam pemerin-
serta masyarakat, serta peningkatan daya tahan desa meliputi: 1. kewenangan ber-
saing daerah dalam pembangunan nasional. dasarkan hak asal usul; 2. kewe n a n g an
lokal berskala Desa; 3. kewenangan yang
Pada perkembangannya, semangat un-
ditugaskan oleh Pemerintah, pemerintah
tuk mempercepat terwujudnya kesejahter-
daerah provinsi, atau pemerintah daerah
aan masyarakat melalui otonomi daerah
kabupaten/kota; dan 4. kewenangan lain
tersebut kemudian dikembangkan dalam
yang ditugaskan oleh Pemerintah, pemer-
sistem otonomi desa melalui penetapan UU
intah daerah provinsi, atau pemerintah dae-
No. 6 Tahun 2014 tentang Desa dan PP No.
rah kabupaten/kota sesuai dengan keten-
43 Tahun 2014 sebagai peraturan pelak-
tuan peraturan perundang-undangan.
sananya. Sebenarnya istilah otonomi desa
dalam arti yang sebenarnya sudah dikenal Dari sekian kewenangan yang dimiliki
semenjak ditetapkannya UU No. 22 Tahun oleh Kepala Desa tersebut, kewenangan
1999, kemudian sedikit lebih diperjelas me- Kepala Desa dalam pengelolaan keuangan
lalui penetapan UU No. 32 Tahun 2004 dan desa melalui penetapan dan pelaksanan
PP No. 72 Tahun 2005 tentang Desa. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDes) adalah bagian yang paling men-
Otonomi desa adalah hak untuk menga-
arik bagi peneliti untuk ditelaah. Pasal 75
tur dan mengurus rumah tangganya sendiri
UU No. 6 Tahun 2014 menegaskan bahwa:
yang terbentuk bersamaan dengan terben-
tuknya persekutuan masyarakat hokum (1)Kepala Desa adalah pemegang kekua-
tersebut, dengan batas-batas berupa hak saan pengelolaan keuangan desa.
dan kewenangan yang belum diatur oleh (2)Dalam melaksanakan kekuasaan se-
persekutuan masyarakat hokum yang lebih bagaimana dimaksud pada ayat (1),
luas dan tinggi tingkatannya, dalam rangka Kepala Desa menguasakan sebagian
memenuhi kebutuhan hidup dan penghidu- kekuasaannya kepada perangkat desa.
pan kesatuan masyarakat hukum bersang- 2
Sadu Wasistiono., Kapita Selekta Pemerintahan
Daerah, Alqa Print, Bandung,2001, hlm. 71
1
Dwipayana dan Aridan Suntoro Eko, Membangun 3
HAW. Widjaja., Otonomi Desa Merupakan Oto-
Good Governance di Desa, Institute Of Research and nomi Yang Asli, Bulat, dan Utuh, Cetakan Keenam, PT
Empowerment, Yogyakarta, 2003, hlm. 5-6 Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 23

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 331


Jurnal IUS | Vol III | Nomor 8 | Agustus; 2015 | hlm, 330~346

(3)Ketentuan lebih lanjut mengenai dengan masyarakat. Karena itu, sistem dan
keuangan desa diatur dalam Peraturan mekanisme penyelenggaraan pemerintahan
Pemerintah. daerah sangat didukung dan ditentukan
Dalam praktek pengelolaan keuangan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusy-
desa berdasarkan peraturan yang masih awaratan Desa (BPD) sebagai bagian dari
berlaku sekarang ini, masih ditemukan ad- Pemerintah Daerah. Struktur kelembagaan
anya ketimpangan antara aturan dengan dan mekanisme kerja di semua tingkatan
prakteknya. Di Kabupaten Lombok Tengah pemerintah, khususnya pemerintahan desa
misalnya, terdapat beberapa Kepala Desa harus diarahkan untuk dapat menciptakan
yang tersandung kasus korupsi karena pemerintahan yang peka terhadap perkem-
dugaan penyalahgunaan ADD dan bantuan bangan dan perubahan yang terjadi dalam
beras miskin (Raskin). Dari beberapa kasus masyarakat.
korupsi tersebut, sudah ada yang diputus Reformasi dan otonomi daerah sebena-
oleh Pengadilan. rnya adalah harapan baru bagi pemerintah
Ketimpangan dalam pengelolaan keuan- dan masyarakat desa untuk membangun
gan desa sebagaimana tergambar dalam desanya sesuai kebutuhan dan aspirasi ma-
beberapa kasus di atas, tentu merupakan syarakat. Bagi sebagian besar aparat pemer-
persoalan yang serius karena menyangkut intah desa, otonomi adalah suatu peluang
nasib masyarakat di desa setempat. Secara baru yang dapat membuka ruang kreativitas
umum, ketimpangan dalam pengelolaan bagi aparatur desa dalam mengelola desa,
keuangan desa jelas akan menghambat tu- misalnya semua hal yang akan dilakukan
juan pemberlakuan otonomi daerah dan oleh pemerintah desa harus melalui rute
otonomi desa, sebagaiman yang dikehen-
persetujuan kecamatan, untuk sekarang hal
daki dalam UU No. 32 Tahun 2004 dan
itu tidak berlaku lagi. Hal itu jelas membuat
PP No. 72 Tahun 2005.
pemerintah desa semakin leluasa dalam
Dari paparan di atas, maka perma- menentukan program pembangunan yang
salah yang dikaji dalam tulisan ini adalah akan dilaksanakan, dan dapat disesuaikan
Bagaimanakah Kewenangan Kepala Desa dengan kebutuhan masyarakat desa.
dalam pengelolaan Keuangan Desa menu-
Kewenangan pengelolaan keuangan
rut UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa?.
Bagaimanakah mekanisme dan prosedur Desa dilaksanakan oleh Kepala Desa seb-
pengelolaan keuangan desa menurut UU agaimana disebutkan dalam Pasal 75 ayat
No. 6 tahun 2014 tentang Desa?, dan (1) bahwa Kepala Desa adalah pemegang
Bagaimanakah pertanggungjawaban Ke- kekuasaan pengelolaan Keuangan Desa.
pala Desa dalam pengelolaan keuangan Dalam melaksanakan kekuasaannya kepala
desa menurut UU No. 6 tahun 2014 ten- desa menguasakan sebagian kekuasaannya
tang Desa? kepada perangkat desa.

PEMBAHASAN Dalam rangka melaksanakan kewenan-


gan yang dimiliki untuk mengatur dan
A. Kewenangan Kepala Desa Dalam Pen- mengurus kepentingan masyarakatnya, di­
gelolaan Keuangan Desa bentuklah Badan Permusyawaratan Desa
Pemerintah desa sebagai ujung tombak (BPD) sebagai lembaga legislasi dan wadah
dalam sistem pemerintahan daerah akan yang berfungsi untuk menampung dan me-
berhubungan dan bersentuhan langsung nyalurkan aspirasi masyarakat. Lembaga ini

332 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Edy Supriadi| Pertanggungjawaban Kepala Desa Dalam Pengelolaan Keuangan Desa ...................

pada hakikatnya adalah mitra kerja Pemer- nya, seperti LMD yang direvisi menjadi
intah Desa yang memiliki kedudukan yang Badan Perwakilan Desa (BPD) yang oleh
sejajar dalam menyelenggarakan urusan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
pemerintahan, pembangunan, dan pember- diubah menjadi Badan Permusyawaratan
dayaan masyarakat. Desa (BPD). Pembahasan mengenai Badan
Perwakilan Desa dan Kepala Desa dalam
Prinsip pengeloaan keuangan di Desa
undang-undang yang lama (UU No. 22 Ta-
dalam rangka Good Governance harus men-
hun 1999) pasal 104 dinyatakan bahwa
cakup beberapa aspek diantaranya adalah:4
“Badan Perwakilan Desa atau yang dise-
1).
Aspiratif, dalam pengambilan kebi-
but dengan nama lain berfungsi men-
jakan tentang pengelolaan keuangan
gayomi adat istiadat, membuat peraturan
Desa pemerintah desa dan BPD harus
Desa, serta membuat pengawasan ter-
mendengar aspirasi dari masyarakat.
hadap penyelenggaraan Pemerintahan
2).
Partisipatif, dalam pengambilan ke- Desa.”
bijakan pengelolaan keuangan Desa,
Konsepsi Badan Perwakilan Desa seb-
pemerintah desa harus melibatkan
agaimana yang diinginkan oleh Undang-
masyarakat.
Undang Nomor 22 Tahun 1999 adalah un-
3).
Transparan, masyarakat mem- tuk memberikan fungsi kontrol yang kuat
peroleh informasi yang cukup ten- kepada Kepala Desa. Selain itu, dikenalkan-
tang APBDes, termasuk program nya Badan Perwakilan Desa adalah untuk
pembangunan,lelang kas Desa, ban- memperkenalkan adanya lembaga legislatif,
tuan pemerintah dan pungutan ke dan mempunyai kewenangan-kewenangan
masyarakat. legislasi pada umumnya di Desa.

4). Akuntabilitas, dalam mengelola keun- Hal ini berbeda dengan Undang-undang
gan desa harus berdasarkan kepala Nomor 32 Tahun 2004. Badan Perwakilan
aturan yang berlaku. Desa yang semula diharapkan dapat men-
jalankan fungsi check and balance di desa,
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) telah dikurangi perannya. Di desa, berdasar-
dapat membuat Rancangan Peraturan Desa kan undang-undang ini, tidak mengenal
yang secara bersama-sama Pemerintah Desa lagi lembaga perwakilan. Yang ada adalah
ditetapkan menjadi Peraturan Desa. Dalam lembaga permusyawaratan desa yang dise-
hal ini, BPD sebagai lembaga pengawasan but dengan Badan Permusyawaratan Desa.
memiliki kewajiban untuk melakukan kon- Pada pasal 209 undang-undang tersebut
trol terhadap implementasi peraturan desa dijelaskan bahwa
serta anggaran pendapatan dan belanja desa
(APBDes). “Badan Permusyawaratan Desa berfungsi
menetapkan peraturan Desa bersama Ke-
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) pala Desa, menampung dan menyalurkan
bukan merupakan lembaga pertama yang aspirasi masyarakat.”
berperan sebagai lembaga penyalur aspirasi
masyarakat desa melainkan perbaikan dari Namun Badan Permusyawaratan Desa
lembaga sejenis yang pernah ada sebelum- memiliki fungsi kontrol yang sangat ber-
beda jauh dengan Badan Perwakilan Desa.
4
Lembaga Adiministrasi Negara dan Badan Penga- Dalam Badan Permusyawaratan Desa
was Keuangan dan Pembangunan , 2000 : 3

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 333


Jurnal IUS | Vol III | Nomor 8 | Agustus; 2015 | hlm, 330~346

fungsi kontrol terhadap kepala Desa dalam Perencanaan adalah proses merumus-
menjalankan tugasnya lemah. Selain itu, kan suatu kegiatan dalam rangka mem-
terdapat beberapa kelemahan dari Badan peroleh hasil yang diharapakan dalam ke-
Permusyawaratan Desa, antara lain : giatan tersebut. Sebelum APBDes dibahas
maka harus didahului dengan tahapan
1) Tidak melibatkan partisipasi langsung
musyawarah yaitu tahap pertama, musy-
masyarakat/pemilihan langsung
awarah pembangunan di tingkat dusun un-
2) Keanggotaan berbasis tokoh masyara- tuk menyerap aspirasi dari masing-masing
kat yang tidak mencerminkan keang- RT/RW, musyawarah ini dipimpin oleh
gotaan desa masing- masing Kepala Dusun. Hasil-hasil
dari penyerapan aspirasi ditingkat dusun
3) Kekuatan legitimasi lemah tetapi mem- dituangkan dalam bentuk usulan yang
buat peraturan desa akan dibawa tingkat Musyawarah Desa.
4) Fungsi kontrol ada pada badan musy- Kedua, musyawarah ditingkat desa dalam
awarah desa, namun dalam hal pengam- musyawarah ini aspirasi pembangunan
bilan keputusan terkait sanksi diserah- dari masing-masing dusun dibahas dalam
kan kepada Camat dan Bupati. musyawarah ini, didalam musyawah desa
dibahas hal-hal sebagai berikut:
Kepala Desa menjalankan hak, we-
wenang dan kewajiban pimpinan Pemer- a) Musyawarah di setiap dusun
intahan Desa yaitu penyelenggaraan rumah b) Membahas usulan atau program pem-
tangganya sendiri dan merupakan peny- bangunan yang diajukan oleh dusun
elenggaraan dan penanggung jawab utama c) Menyusunskalaprioritaskegiatanpem-
dibidang pemerintahan,pembangunan dan bangunan
kemasyarakatan dalam rangka penyeleng- d) Mengkompilasi usulan yang diterima
garaan urusan Pemerintahan Desa, urusan dalam format RAPBDes
pemerintahan umum termasuk pembinaan
e) Pengajuan RAPBDes untuk dibahas ke
ketentraman dan ketertiban sesuai dengan
BPD
peraturan perundang-undangan yang ber-
laku dan menumbuhkan serta megembang- 2) Pelaksanaan APBDes
kan jiwa gotong-royong masyarakat desa, Pelakanaan adalah proses aktualisa-
Kepala Desa antara lain melakukan usaha si atau pengoperasian dari perencanaan
penetapan koordinasi melalui lembaga- yang telah ditetapkan. Proses pelaksanaan
lembaga kemasyarakatan lainnya yang ada APBDes adalah menjabarkan rencana-
di Desa. rencana pembangunan yang tercantum
dalam APBDes untuk dilaksanakan den-
Maka dari itu dalam setiap penen- gan sebaik-baiknya. Dalam pelaksanaan
tuan kebijakan Kepala Desa harus selalu Pembangunan Desa ini harus melalui
menekankan prinsip-prinsip Good Gov- tahapan sosialisasi kepada masyarakat,
ernance, begitu juga dalam pengelolaan agar mengetahui bahwa akan diadakan
keuangan Desa. Prinsip-prinsip manajemen pembangunandesadanberpartisipasiaktif
APBDes ini dijabarkan sebagai berikut: 5 dalam pembangunan.
1) Perencanaan APBDes 3) Pengawasan APBDes
5
Dalam Modul APBDes Partisipatif, Membangun
Tanggung-Gugat Tata Pemerintahan Desa (2003, hal ,
52

334 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Edy Supriadi| Pertanggungjawaban Kepala Desa Dalam Pengelolaan Keuangan Desa ...................

Pengawasadalahprosesmengarahkan punyai adat-istiadat untuk mengelola dirin-


dan menilai suatu pelaksanaan kegiatan. ya sendiri.Sebutan Desa sebagai kesatuan
Pengawasan APBDes sangat diperlukan masyarakat hukum baru dikenal pada masa
guna menjamin agar proses pelaksanaan kolonial Belanda.
APBDes berjalan sesuai dengan rencana
Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 me-
dan ketentuan peraturan perundang-un-
mang tidak mengenal desentralisasi Desa.
dangan yang berlaku. Sehingga dengan ad-
Pemaknaan baru ini berbeda dengan se-
anya pengawasan yang efektif dan berkala,
mangat dan disain yang tertuang dalam UU
maka penyimpangan dalam pelaksanaan
No. 5 Tahun 1979, yang hanya menempat-
APBDes dapat diminimalisir. Proses pen-
kan Desa sebagai unit pemerintahan teren-
gelolaan APBDes mencakup proses-proses
dah di bawah camat. Secara politik UU No.
manajemen diantaranya adalah perenca-
5 Tahun 1979 bermaksud untuk menun-
naan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
dukkan Desa dalam kerangka NKRI, yang
partisipasi dan transpaansi.
berdampak menghilangkan basis self-gov-
Pengelolaan APBDes Partisipatif erning community.
dapat diukur dengan tolak ukur sebgai
Berpijak pada semangat pengakuan itu,
berikut:6
UU No. 22/1999 mendefinisikan Desa seb-
a) Perencanaan APBDes agai berikut:7

1. Musyawarah Perencanaan APBDes “Desa atau yang disebut dengan nama


tingkat Dusun lain, selanjutnya disebut Desa, adalah
2. Musyawarah Perencanaan Tingkat kesatuan masyarakat hukum yang me-
Desa miliki kewenangan untuk mengatur dan
3. Pengorganisasian APBDes mengurus kepentingan masyarakat setem-
pat berdasarkan asal-usul dan adat istia-
4. Pembentukan panitia pembangu-
dat setempat yang diakui dalam sistem
nan berdasarkan kemampuan
pemerintahan nasional dan berada di
5. Pembagian tugas yang jelas Daerah Kabupaten”.
6. Pelaksanaan APBDes
Teks hukum rumusan normatif di atas
7. Sosialisasi Pembangunan
merupakan lompatan yang luar biasa bila
8. Partisipasi Masyarakat dibandingkan dengan rumusan tentang
b) Pengawasan APBDes Desa dalam UU No. 5/1979. Secara nor-
matif UU No. 22/1999 menempatkan Desa
1. Pengawasan formal oleh Badan Per-
tidak lagi sebagai bentuk pemerintahan ter-
musyawaratan Desa
endah di bawah camat, melainkan sebagai
2. Pengawasan Informasi oleh Ma- kesatuan masyarakat hukum yang berhak
syarakat mengatur dan mengurus kepentingan ma-
3. Pertanggung jawaban APBDes oleh syarakat setempat sesuai dengan hak asal-
Kepala Desa diakhir tahun anggaran. usul Desa. implikasinya adalah, Desa berhak
Desa merupakan organisasi komunitas membuat regulasi Desa sendiri untuk men-
lokal yang mempunyai batas-batas wilayah,
7
Sejarah Hukum Pengaturan Pemerintahan
dihuni oleh sejumlah penduduk, dan mem- Desa, Http://Rajawaligarudapancasila.Blogspot.Com
/2014/01/ Sejarah-Hukum-Pengaturan-Pemerintahan
diakses pada Selasa 14 April 2015
6
Dalam Modul APBDes Partisipatif, 2003, hal 67

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 335


Jurnal IUS | Vol III | Nomor 8 | Agustus; 2015 | hlm, 330~346

gelola barang-barang publik dan kehidupan jalankan, tidak serta-merta diikuti dengan
Desa, termasuk keuangan desa. pengelo- pemulihan pembangunan dan keseahteraan
laan keuangan desa berdasarkan UU No. masyarakat desa, khusunya dalam pengelo-
22 Tahun 1999 dilakukan oleh Kepala Desa laan keuangan sebagai tumpuan pembangu-
dan BPD yang dituangkan dalam APBDesa nan desa.
setiap tahunnya.Sumber pendapatan Desa
B. Kewenangan Kepala Desa Dalam Pen-
terdiri atas :
gelolaan Keuangan Desa Berdasarkan
a) pendapatan asli Desa yang meliputi : Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
hasil usaha Desa; hasil kekayaan Desa; Tentang Desa
hasil swadaya dan partisipasi; hasil go- Dalam Undang-Undang Nomor 6 Ta-
tong royong; dan lain-lain pendapatan hun 2014 tentang Desa Pasal 1 angka (1)
asli Desa yang sah; menjelaskan bahwa desa merupakan kesat-
b) bantuan dari Pemerintah Kabupaten uan masyarakat hukum yang memiliki ba-
yang meliputi :bagian dari perolehan tas wilayah yang berwenang untuk menga-
pajak dan retribusi Daerah; dan bagian tur dan mengurus urusaan pemerintahan,
dari dana perimbangan keuangan Pusat kepentingan masyarakat setempat berdasar-
dan Daerah yang diterima oleh Pemer- kan prakarsa masyarakat, hak asal-usul
intah Kabupaten; dan/atau hak tradisional yang diakui dan
c) bantuan dari Pemerintah dan Pemer- dihormati dalam sistem pemerintahan Neg-
intah Propinsi;sumbangan dari pihak ara Kesatuan Republik Indonesia.Berdasar-
ketiga; dan, pinjaman Desa. kan undang-undang ini menjadikan desa
Meski menciptakan lompatan yang luar memiliki kewenangan untuk mengurus dan
bisa, tetapi UU No. 22/1999 tetap memiliki mengatur kepentingan masyarakatnya ses-
sejumlah keterbatasan, terutama kalau dili- uai dengan kondisi dan sosial, budaya se-
hat dari sisi Desain desentralisasi. UU ini tempat sehingga posisi desa yang memiliki
menyerahkan sepenuhnya persoalan Desa otonomi asli menjadi sangat strategis.
kepada kabupaten/kota, sehingga membuat Salah satu substansi yang diatur dalam
rumusan UU No. 22 Tahun 1999 memberi- Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 adalah
kan “cek kosong” pengaturan Desa kepada mengenai keuangan Desa. Pasal 1 angka 10
kabupaten/kota. UU No. 22/199 hanya Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 mem-
memberikan diktum yang sifatnya makro berikan definisi keuangan Desa adalah
dan abstrak dalam hal desentralisasi ke- semua hak dan kewajiban yang dapat dini-
wenangan kepada Desa. lai dengan uang serta segala sesuatu berupa
Subtansi UU No. 22/1999 membuat ka- uang dan barang yang berhubungan den-
bur posisi Desa karena mencampuradukkan gan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
antara prinsip self-governing community Pengertian hak dan kewajiban tersebut
(otonomi asli) dan local-self government (de- adalah semua yang menimbulkan pendapa-
sentralisasi) tanpa batas-batas perbedaan tan, belanja, pembiayaan dan pengelolaan
yang jelas. Pengakuan Desa sebagai self- Keuangan Desa.
governing community (otonomi asli) lebih Kewenangan pemerintah desa menjadi
bersifat simbolik dan nostalgia, ketimbang begitu besar dalam penyelenggaraan pemer-
substantif.8 Setelah UU No. 22/199 di- intahan desa khususnya dalam pengelolaan
Keuangan Desa setelah berlakunya UU No.
8
Ibid ...

336 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Edy Supriadi| Pertanggungjawaban Kepala Desa Dalam Pengelolaan Keuangan Desa ...................

6 Tahun 2014 dibandingkan dengan masa gung jawaban pelaksanaan wewenang


sebelum berlakunya. kewenangan pemer- tersebut berada pada penerima wewenang
intah desapada masa sebelum berlakunya (delegataris) bukan berada pada pemberi
UU No. 6 Tahun 2014 dalam pengelolaan wewenang (delegans), dan mandat meru-
keuangan desa dibatasi pada ketergantun- pakan suatu pelimpahan wewenang atau
gan pemerintah desa terhadap dana dari kekuasaan kepada bawahan dalam hirarki
pemerintah pusat maupun pemerintah dae- oraganisasi pemerintahan. Mandataris atau
rah sangat kuat. Desa belum dapat mengop- siapa yang diberi mandat tidak bertindak
timalkan sumber-sumber pendapatan desa atas namanya sendiri melainkan bertindak
dengan berbasis pada kekayaan dan potensi atas nama pemberi mandat (mandans) se-
lokal berskala desa. hingga tanggung jawab atau tanggung gugat
tetap berada kepada mandans.10 Berdasar-
Pada tanggal 15 Oktober 2004 telah
kan ketentuan di atas bahwa kewenangan
disahkan Undang-Undang Nomor 32 Ta-
kepala desa dalam pengelolaan keuangan
hun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
desa merupakan kewenangan yang bersifat
sebagai pengganti Undang-Undang Nomor
atributif, sehingga keududukan kepala desa
22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Dae-
dalam mengelola keuangan desa di lindungi
rah. Dalam Undang-Undang ini pengaturan
oleh UU.
mengenai Desa terdapat dalam Bab XI yaitu
dari Pasal 200 – Pasal 216. Sedangkan pen- Selama ini keuangan Desa ditopang den-
jabaran lebih lanjut dari ketentuan di atas gan dua sumber utama, yakni pendapatan
adalah dalam Peraturan Pemerintah Nomor asli Desa (pungutan, hasil kekayaan Desa,
72 Tahun 2005 tentang Desa. gotong-royong dan swadaya masyarakat)
serta bantuan dari pemerintah.Namun, se-
Dalam uu no. 32 tahun 2004 tentang
cara empirik, ada beberapa masalah yang
pemerintahan daerah memberikan ke-
berkaitan dengan keuangan Desa.Pertama,
wenangan kepala desa untuk menguasai
besaran anggaran Desa sangat terbatas.
pengelolaan keuangan desa sebagaiamana
PADes sangat minim, antara lain karena
termuat dalam Pasal 212 ayat (5) jo. Pasal
Desa tidak mempunyai kewenangan dan
75 Peraturan Pemeritah Nomor 72 Tahun
kapasitas untuk menggali potensi sumber-
2005 tentang Desa, bahwa Pengelolaan
sumber keuangan Desa. Karena terbatas,
keuangan desa dilakukan oleh kepala desa
anggaran Desa tidak mampu memenuhi
yang dituangkan dalam peraturan desa ten-
kebutuhan kesejahteraan perangkat Desa,
tang anggaran pendapatan dan belanja desa.
pelayanan publik, pembangunan Desa apa-
Berdasarkan kepustakaan hukum ad- lagi kesejahteraan masyarakat Desa.Kedua,
ministrasi Negara terdapat tiga cara mem- ada kesenjangan antara tanggung-jawab
peroleh wewenang yaitu atribusi, delegasi dan responsivitas dengan partisipasi ma-
dan mandat9. Atribusi, merupakan pem- syarakat dalam anggaran Desa.
berian wewenang oleh pembuat Undang-
Partisipasi masyarakat dalam anggaran
Undang kepada organ pemerintah, del-
pembangunan Desa sangat besar, sementa-
egasi, merupakan pelimpahan wewenang
ra tanggungjawab dan responsivitas sangat
dari satu organ pemerintah kepada organ
pemerintahan lainnya, sehingga pertang- 10
Gatot Dwi Hendro Wibowo, Aspek Hukum Dan
Kelembagaan Dalam Peningkatan Efisiensi Dan Efekti-
9
Ridwan Hr, Hukum Administrasi Negara, Cetakan vitas Pengelolaan Wilayah Pesisir, Jurnal Hukum, Uii,
Ketujuh, Edisi Revisi, Pt. Raja Grafindo Persada, Jakar- Vol. 16, No. 1 Januari 2009, Hlm. 103-104
ta, 2011, Hlm. 103

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 337


Jurnal IUS | Vol III | Nomor 8 | Agustus; 2015 | hlm, 330~346

kecil.Ketiga, skema pemberian dana pemer- belum amandemen) menyebutkan bahwa


intah kepada Desa kurang mendorong pem- “Dalam teritori Negara Indonesia terdapat
berdayaan. Dulu ada dana pembangunan lebih kurang 250 “Zelfbesturende land-
Desa (Inpres Bandes) selama 30 tahun schappen” dan “Volksgemeenschappen”
yang dibagi secara merata ke seluruh Desa seperti desa di Jawa dan Bali, Nagari di
sebesar Rp 10 juta (terakhir tahun 1999), Minangkabau, dusun dan marga di Palem-
bang, dan sebagainya. Daerah-daerah itu
yang sudah ditentukan dan dikontrol dari
mempunyai susunan Asli dan oleh kare-
atas, sehingga Desa tidak bisa secara leluasa
nanya dapat dianggap sebagai daerah
dan berdaya menggunakan anggaran. Pada
yang bersifat istimewa.Negara Republik
tingkat pemerintah daerah (kabupaten/ Indonesia menghormati kedudukan dae-
kota) juga mempunyai anggaran (ABPD) rah-daerah istimewa tersebut dan segala
yang disusun berdasarkan perencanaan peraturan negara yang mengenai daerah-
dari Desa. Baik APBN maupun APBD um- daerah itu akan mengingati hak-hak asal
umnya kurang perhatian pada Desa. Sebe- usul daerah tersebut”.Oleh sebab itu, la-
sar 60% - 70% anggaran negara dan daerah hirnya UU No. 6/2014 merupakan bentuk
dikonsumsi untuk belanja aparatur (belan- pengakuan dan jaminan keberlangsungan
ja rutin). Sisanya, sebesar 30% hingga 40% Desa oleh Negara dalam wilayah Negara
anggaran daerah digunakan untuk belanja Kesatuan Republik Indonesia.12
publik untuk masyarakat, yang komposisi Salah satu subtansi yang diatur dalam
kasarnya sekitar 30% untuk biaya tidak UU No. 6 Tahun 2014 adalah mengenai
langsung (administrasi) dan 70% untuk be- keuangan Desa. Pasal 1 angka 10 UU
lanja langsung ke masyarakat. Dari 70% be- No. 6 Tahun 2014 memberikan definisi
lanja langsung untuk pembangunan terse- keuangan Desa adalah semua hak dan ke-
but, jika dihitung secara kasar, terdiri dari wajiban yang dapat dinilai dengan uang
beberapa pfalon: 20% plafon politik (untuk serta segala sesuatu berupa uang dan ba-
DPRD dan Kepala Daerah); 70% untuk pla- rang yang berhubungan dengan pelaksa-
fon sektoral (pendidikan, kesehatan, ekono- naan hak dan kewajiban Desa. Pengertian
hak dan kewajiban tersebut adalah semua
mi rakyat, industri kecil, prasarana daerah,
yang menimbulkan pendapatan, belanja,
dan seterusnya); dan 10% untuk plafon
pembiayaan dan pengelolaan Keuangan
spasial Desa melalui ADD.11 Desa. Pada Pasal 71 ayat (2) UU No. 6
Berdasarkan permasalahan di atas bah- Tahun 2014 disebutkan: “Hak dan kewa-
wa keterbatasan keuangan Desa tersebut jiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menimbulkan​pendapatan, belanja, pembi-
menjadi sebuah masalah serius, yang men-
ayaan, dan pengelolaan Keuangan Desa”.
jadi perhatian yang seksama baik dari ka-
langan pemerintah Desa, pemerintah pusat Sumber pendapatan Desa sebagaimana
dan kabupaten maupun kalangan akademi- dimaksud pada Pasal 71 ayat (2) diatas ter-
si, LSM dan lain sebagainya yang menaruh diri dari:
perhatian tentang Desa. 1) ​Pendapatan asli Desa;
Desa atau yang disebut dengan nama 2) Bagihasilpajakdaerahdanretribusidaerah
lain telah ada sebelum Indonesia terben- Kabupaten/Kota;
tuk. Penjelasan Pasal 18 UUD 1945 (se-
11
Direktorat Pemerintahan Desa Dan Kelurahan 12
Bambang Antariksa, Implikasi Yuridis Pengelo-
Dan Direktorat Jendral Pemberdayaan Dan Desa De- laan Keuangan Desa Berdasarkan Uu No. 6 Tahun 2014
partemen Dalam Negeri , Naskah Akademik Rancangan Tentang Desa
Undang-Undang Desa, Jakarta 2007, Hlm. 67.

338 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Edy Supriadi| Pertanggungjawaban Kepala Desa Dalam Pengelolaan Keuangan Desa ...................

3) Bagian dari dana perimbangan keuangan pengelolaan keuangan yang efektif dan
pusat dan daerah yang diterima oleh Ka- efisien. Disamping itu diharapkan dapat
bupaten/Kota; diwujudkan tata kelola pemerintahan desa
4) Alokasi anggaran dari APBN; yang baik, yang memiliki tiga pilar utama
5) Bantuan keuangan dari APBD Provinsi yaitu transparansi, akuntabilitas dan parti-
dan APBD Kabupaten/Kota; sipatif.

6) ​Hibahdansumbanganyangtidakmengikat Pengelolaan keuangan Desa dilakukan


dari pihak ketiga. dengan mekanisme penganggaran diting-
Keuangan desa berdasarkan Pasal 1 an- kat desa melalui Anggaran Pendapatan
gka (10) dan Pasal 71 ayat (1) UU No. 6 Ta- dan Belanja Desa, yang terdiri atas bagian
hun 2014 menyebutkan: “Keuangan Desa pendapatan, belanja, dan pembiayaan Desa.
adalah semua hak dan kewajiban Desa Rancangan Anggaran Pendapatan dan Be-
yang dapat dinilai dengan uang serta segala lanja Desa diajukan oleh Kepala Desa dan
sesuatu berupa uang dan barang yang ber- dimusyawarahkan bersama Badan Per-
hubungan dengan pelaksanaan hak dan ke- musyawaratan Desa. Sesuai hasil musy-
wajiban Desa”. awarah tersebut, maka Kepala Desa mene-
tapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Apabila dibandingkan dengan definisi Desa setiap tahun dengan Peraturan Desa.
keuangan negara dalam Undang-Undang Pengawasan pengelolaan keuangan desa
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan dilakukan secara internal dan eksternal.
Negara, maka secara gramatikal, hanya kata Secara internal, pengawasan pengelolaan
negara dalam definisi keuangan negara yang keuangan Desa dilakukan oleh Badan Per-
diganti menjadi kata desa. Berikut definisi musyawaratan Desa. Secara eksternal pem-
keuangan negara berdasarkan Pasal 1 angka binaan dan pengawasan pengelolaan keuan-
(1) yakni: “Keuangan Negara adalah semua gan desa dilaksanakan oleh Pemerintah
hak dan kewajiban negara yang dapat dini- Kabupaten/Kota. Hal ini ditegaskan dalam
lai dengan uang, serta segala sesuatu baik Pasal 115 huruf g UU No. 6 Tahun 2014.
berupa uang maupun berupa barang yang
dapat dijadikan milik negara berhubung Dalam Undang-Undang Nomor 6 tahun
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban 2014 memberikan kekuasaan bagi kepala
tersebut”. Pada Pasal 71 ayat (2) UU No. 6 desa untuk melakukan pengelolaan keuan-
Tahun 2014 menyebutkan: “Hak dan kewa- gan desa tidak menjadikan kepala desa
jiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bebas dalam menggunaan anggaran dan
menimbulkan​ pendapatan, belanja, pembi- belanja desa. pembinaan dan pengawasan
ayaan, dan pengelolaan Keuangan Desa”. akan terus dilakukan oleh pemerintah
Lebih lanjut pemerintah mengeluarkan Per- pusat, pemerintah daerah, dan pemerintah
aturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 kecamatan, sehingga penggunaannya men-
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan jadi lebih optimal.
Desa. Seluruh pendapatan Desa diterima dan
Permendagri tersebut bertujuan untuk disalurkan melalui rekening kas Desa dan
memudahkan dalam pelaksanaan pengelo- penggunaannya ditetapkan dalam APB
laan keuangan desa, sehingga tidak men- Desa. Pencairan dana dalam rekening kas
imbulkan multitafsir dalam penerapannya. Desa ditandatangani oleh kepala Desa dan
Dengan demikian desa dapat mewujudkan

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 339


Jurnal IUS | Vol III | Nomor 8 | Agustus; 2015 | hlm, 330~346

Bendahara Desa. Pengelolaan keuangan pemerintah daerah, dan ada yang di desa
Desa meliputi: itu sendiri yang semuanya memanfaatkan
jaringan komunikasi data selular dengan
a) perencanaan; tujuan keseragaman sistem dan mem-
b) pelaksanaan; perkecil biaya investasi perangkat keras.

c) penatausahaan; Dalam bidang akuntansi, Pemerintah


sendiri khususnya di Pemda Provinsi dan
d) pelaporan; dan Pemda Kabupaten/kota masih belum tuntas
dalam merevisi proses akuntansinya agar
e) pertanggungjawaban.
dapat menghasilkan laporan keuangan ber-
B. Mekanisme Dan Prosedur Pengelolaan basis akrual seperti yang diharapkan oleh
Keuangan Desa Menurut Uu No. 6 Ta- PP No. 71/2010 tentang “Standar Akun-
hun 2014 Tentang Desa tansi Pemerintah” (SAP). PP tersebut men-
1. Mekanisme Pengelolaan Keuangan Desa gatur tentang perubahan standar akuntansi
dari yang sebelumnya akuntansi berbasis
Pemerintahan Desa merupakan meru- kas menjadi berbasis akrual.
pakan simbol formal dari kesatuan ma-
syarakat desa. Pemerintahan Desa sebagai Pengelolaan Keuangan Desa adalah ke-
bahan kekuasaan terendah, selain memi- seluruhan kegiatan yang meliputi peren-
liki wewenang asli untuk mengatur rumah canaan, pelaksanaan, penatausahaan, pel-
tanggga sendiri otonomi/pemerintahan aporan, dan pertanggungjawaban keuangan
sendiri pelimpahan dekonsentrasi dari desa. Penyelenggaraan kewenangan Desa
pemerintah diatasnya.Pemerintah Desa dis- berdasarkan hak asal usul dan kewenan-
elenggarakan di bawah pimpinan seorang gan lokal berskala Desa didanai oleh APB-
kepala desa beserta para pembantunya, Desa. Penyelenggaraan kewenangan lokal
mewakili masyarakat desa guna hubungan berskala Desa selain didanai oleh APB
keluar maupun kedalam masyarakat yang Desa, juga dapat didanai oleh anggaran
bersangkutan.13. pendapatan dan belanja negara dan ang-
garan pendapatan dan belanja daerah.
Informasi yang dikelola dalam sistem Penyelenggaraan kewenangan Desa yang
tersebut adalah informasi umum yang ditugaskan oleh Pemerintah didanai oleh
cenderung lebih luas dan berbeda-beda anggaran pendapatan dan belanja negara.
ragamnya antar kabupaten, sesuai dengan
Dana anggaran pendapatan dan belanja
perbedaan fokus pembangunan di daerah
negara dialokasikan pada bagian anggaran
masing-masing. Sedangkan pembahasan
kementerian/lembaga dan disalurkan me-
sistem informasi akuntansi adalah spe-
sifik dan mempunyai standar yang sama lalui satuan kerja perangkat daerah kabu-
pada seluruh desa di Indonesia seperti paten/kota. Penyelenggaraan kewenangan
masa sebelumnya diatur oleh Permendag- Desa yang ditugaskan oleh pemerintah dae-
ri No.37/2007 tentang Pedoman Pengelo- rah didanai oleh anggaran pendapatan dan
laan Keuangan Desa. Karena itu pengem- belanja daerah.
bangan sistem informasi akuntansi yang
saya usulkan disini dilakukan pada beber- Seluruh pendapatan Desa diterima dan
apa bagian, ada yang di pusat, ada yang di disalurkan melalui rekening kas Desa dan
penggunaannya ditetapkan dalam APB
13
Saparin, Tata PemerintahanDan Administrasi
Desa. Pencairan dana dalam rekening kas
Pemerintahan Desa, Ghalia Indonesia, Hal. 30

340 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Edy Supriadi| Pertanggungjawaban Kepala Desa Dalam Pengelolaan Keuangan Desa ...................

Desa ditandatangani oleh kepala Desa dan b. pelaksanaan;


Bendahara Desa. Pengelolaan keuangan c. penatausahaan;
Desa meliputi: d. pelaporan; dan
a. perencanaan; e. pertanggungjawaban.

.Sumber : www.bppk.depkeu.go.id
Saat ini masih diberlakukan peraturan disebutkan dalam Permendagri yang harus
transisi yang disebut Standar Akuntansi digunakan dalam pengelolaan keuangan
Pemerintahan berbasis Kas menuju Akrual. desa tersebut adalah:
kalau Pemerintahnya sendiri memerlukan
a) Pesan publik khas
waktu selama 4 tahun (sejak 2010) dan be-
lum menuntaskan transisi laporan keuan- b) Buku kas pembantu perincian obyek
gan berbasis kas menjadi berbasis akrual, penerimaan
bagaimana nantinya kira-kira proses akun- c) Buku kas pembantu Perincian obyek
tansi yang harus dilakukan oleh ke 78 ribu produksi
desa yang umumnya memiliki sumberdaya d) Buku kas harian pembantu
manusia yang lebih terbatas. Dengan pemahaman atas situasi dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri kondisi dari pengelolaan keuangan desa
No.37/2007 tentang Pedoman Pengelolaan saat ini, kita dihadapkan pada fakta bah-
Keuangan Desa yang menjadi peraturan wa dalam waktu dekat pencairan dana
pelaksana dari UU No.32/2004 tentang desa akan segera dilaksanakan. Di satu
Pemerintahan Daerah. Dalam Permendag- sisi Desa diberi tugas untuk menyeleng-
ri tersebut disebutkan bahwa pengelolaan garakan urusan pemerintahan sehingga
keuangan desa dilaksanakan oleh perang- untuk pencatatan dan pertanggung-jawa-
kat desa antara lain, Bendahara Desa dan ban pengelolaan keuangannya seharusnya
Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan mengikuti standar akuntansi yang dikelu-
Desa (PTPKD). Sedangkan dokumen yang arkan pemerintah yang telah diatur dalam
PP no.71/2010. Namun di sisi lain seperti

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 341


Jurnal IUS | Vol III | Nomor 8 | Agustus; 2015 | hlm, 330~346

yang diungkapkan Robert Endi Jaweng yang lebih umum dan mudah dikerjakan.
dalam diskusi “Prospek Implementasi UU Wasistiono dan tahir16, menyatakan bahwa,
No.6/2014, terdapat masalah kapasitas unsur kelemahan yang dimiliki oleh pemer-
administrasi dan tata kelola aparat pemer- intahan desa pada umumnya yaitu :
intah desa yang masih minim. Kemudian
a) Kualitas sumber daya aparatur yang
sistem akuntabilitas dan pranata penga-
dimiliki desa pada umumnya masih
wasan yang masih lemah, termasuk belum
rendah.
kritisnya masyarakat atas pengelolaan ang-
garan pendapatan dan belanja desa.14 b) Belum sempurnanya kebijakan pen-
Senada dengan itu Jan Hoesada, CPA gaturan tentang organisasi pemerin-
dari Komite Standar Akuntansi Pemerin- tah desa, sejak dikeluarkan peraturan
tah (KSAP) menyatakan dalam tulisan- pemerintah No 72 tahun 2005 tentang
nya tentang Desa, bahwa penyusunan PP desa, masih diperlukan beberapa aturan
tentang akuntansi dan pelaporan laporan pelaksana baik sebagai pedoman mau-
keuangan desa harus dirangkai secara amat pun sebagai operasional.
hati-hati. Diduga seluruh desa amat terbe- c) Rendahnya kemampuan perencanaan
lakang dalam teknologi akuntansi, sebagian ditingkat desa, sering berakibat pada
diramalkan cepat beradaptasi, sebagian lagi kurangnya sinkronisasi antara out-
amat sulit beradaptasi dengan teknologi put (hasil/keluaran) implementasi
akuntansi. Diramalkan akan ada berbagai kebijakan dengan kebutuhan dari ma-
desa menerapkan akuntansi pemerintahan syarakat yang merupakan input dari
karena dinilai bermanfaat bagi desa yang kebijakan.
bersangkutan namun jumlahnya amat ter-
batas. Karena itulah kita harus coba untuk d) Sarana dan prasarana penunjang op-
menemukan solusi-nya dari sisi sumberda- erasional administrasi pemerintah ma-
ya manusia dan perangkat pendukung.15 sih sangat terbatas, selain mengganggu
efisiensi dan efektivitas
Penyusunan laporan keuangan desa
terutama dalam implementasi pelaksanaan B. Prosedur Pengelolaan Keuangan Desa
UU no.6/2014 tentang Desa ini juga ha- Prosedur pengelolaan Pengelolaan
rus merupakan tanggungjawab pemerintah keuangan desa antara lain:
mulai dari pemerintah pusat, provinsi sam-
pai kabupaten. Dengan demikian, seluruh a. Perencanaan
aparatur pemerintahan dari pusat sampai 1) Kesesuaian perencanaan dengan kebu-
ke desa khususnya yang berkaitan di bidang tuhan masyarakat
akuntansi harus dialokasikan, yaitu untuk 2) Pelibatan partisipasi masyarakat
sumberdaya manusia yang terbatas menger-
3) Ketetapan waktu untuk perencanaan
jakan porsi pekerjaan yang paling spesifik
4) Perencaan sesuai dengan visi dan misi
untuk beberapa desa sekaligus, dan sum-
berdaya yang lebih banyak yaitu para per- b. Pelaksanaan
angkat desa untuk mengerjakan pekerjaan 1) Kesesuaian alokasi anggaran
2) Transparansi pendanaan
14
Pengelolaan Keuangan Desa dalam Kerangka UU
No.6 Tahun 2014. http://keuanganlsm.com/pengelo- 16
Wasistiono dan Tahir Wasisitiono, Sadu dan
laan-keuangan-desa-dalam-kerangka-uu-6-tahun-2014 Irwan Tahir.2006. Prospek Pengembangan Desa.
diakses pada hari Ahad 12 April 2015 Jatinangor:Fokus Media.2006. hlm. 96
15
Ibid ...

342 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Edy Supriadi| Pertanggungjawaban Kepala Desa Dalam Pengelolaan Keuangan Desa ...................

3) Pencapaian Target APBDes Desa wajib memberikan keterangan lapo-


c. Pengawasan ran pertanggung jawaban secara tertulis,
dan kepada rakyat Kepala Desa menyam-
1)
Membandingkan rencana dengan
paikan informasi pokok-pokok pertang-
target gung jawabannya lewat acara-acara yang
C. Pertanggungjawaban Kepala Desa dilakukan baik oleh Kepala Desa maupun
Dalam Pengelolaan Keuangan Desa oleh masyarakat Desa, namun masyarakat
tetap diberikan peluang melalui BPD un-
Kepala Desa adalah pemegang kekuasaan
tuk menanyakan dan meminta keterangan
pengelolaan keuangan Desa. Dalam melak-
lebih lanjut hal-hal yang bertalian dengan
sanakan kekuasaan pengelolaan keuangan pertanggung jawaban dimaksud.
Desa, kepala Desa menguasakan sebagian
kekuasaannya kepada perangkat Desa. Pertanggungjawaban Pemerintah Desa
dalam hal ini Kepala Desa mengalami pe-
Kepala Desa sebagai pemegang kekua- rubahan yang mendasar. Dulu sebelum
saan pengelolaan keuangan desa seb- lahirnya Undang-undang Nomor 6 tahun
agaimana dimaksud pada ayat (1), mempu- 2014 Kepala Desa Bertangung jawab Ke-
nyai kewenangan:17 pada Rakyat atau Masyarakat melalui BPD
a. menetapkan kebijakan tentang pelak- sedangkan sekarang berdasarkan Undang-
sanaan APBDesa; undang Nomor 6 tahun 2014 Pertanggung
jawaban Kepala Desa disampaikan kepada
b. menetapkan PTPKD;18
Bupati melalui Camat, sedangkan ke BPD
c. menetapkan petugas yang melakukan hanya sebatas memberikan keterangan atau
pemungutan penerimaan desa; laporan atas pelaksanaan tugas Pemerin-
d. menyetujui pengeluaran atas kegiatan tahan Desa. Hal ini berarti posisi BPD di-
yang ditetapkan dalam APBDesa; dan kurangi dan tidak sekuat dulu.

e. melakukan tindakan yang mengaki- Kepala Desa menjalankan hak, we-


batkan pengeluaran atas beban APB- wenang dan kewajiban pimpinan Pemerin-
Desa. tahan Desa yaitu penyelenggaraan rumah
tangganya sendiri dan merupakan peny-
Pelaksanaan kewenangan dalam penge-
elenggaraan dan penanggung jawab utama
lolaan keuangan desa menuntut tanggung-
di bidang pemerintahan,pembangunan dan
jawab untuk mewujudkan kesejahteraan
kemasyarakatan dalam rangka penyeleng-
rakyat yang dilaksanakan dalam koridor
garaan urusan Pemerintahan Desa, urusan
Peraturan Perundang
pemerintahan umum termasuk pembinaan
Undangan yang berlaku. Kepala Desa ketentraman dan ketertiban sesuai dengan
pada dasarnya bertanggungjawab kepada peraturan perundang-undangan yang ber-
rakyat yang prosedur pertanggung jawa- laku dan menumbuhkan serta megembang-
bannya disampaikan kepada Bupati/Wa- kan jiwa gotong-royong masyarakat desa,
likota melalui Camat. Sedangkan kepada Kepala Desa antara lain melakukan usaha
Badan Permusyawaratan Desa Kepala
penetapan koordinasi melalui lembaga-lem-
17
Pasal 3 Ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri baga kemasyarakatan lainnya yang ada di
Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Desa
Pengelolaan Keuangan Desa
18
PTPKD adalah Pelaksana Teknis Pengelolaan
Keuangan Desa yang selanjutnya disingkat PTPKD Menurut Peraturan Pemerintah No-
adalah unsur perangkat desa yang membantu Kepala mor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Urusan
Desa untuk melaksanakan pengelolaan keuangan desa.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 343


Jurnal IUS | Vol III | Nomor 8 | Agustus; 2015 | hlm, 330~346

pemerintahan yang menjadi kewenangan terdapat dua tingkat daerah otonom yaitu
desa mencakup: Daerah Tingkat II dan Daerah Tingkat I.
Apabila dilihat dari kewenangannya, ke-
a) urusan pemerintahan yang sudah ada
bijakan ini tidak menjelaskan secara tegas
berdasarkan hak asal-usul desa;
sehingga yang menonjol adalah tugas-tugas
b) urusan pemerintahan yang menjadi ke- pembantuan. Tugas utama yang harus di-
wenangankabupatenataukotayangdis- emban oleh Pemerintah Desa adalah.19
erahkan pengaturannya kepada desa;
“bagaimana menciptakan kehidupan
c) tugas pembantuan dari Pemerintah, yang demokratis dan memberikan pelay-
Pemerintah Provinsi,dan Pemerintah anan sosial yang baik, sehingga dapat
Kabupaten atau Kota; membawa warganya pada kehidupan
yang sejahtera, tenteram, aman, dan
d) urusan pemerintahan lainnya yang berkeadilan”.
oleh peraturan perundang-undangan
diserahkan kepada desa. Dikeluarkannya Undang-Undang No-
mor 22 Tahun 1999 yang kemudian disem-
Urusan pemerintahan yang menjadi ke- purnakan menjadi Undang-Undang Nomor
wenangan kabupaten atau kota yang dis- 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Dae-
erahkan pengaturannya kepada desa tercan- rah memberikan landasan kuat bagi desa
tum pada Peraturan Menteri Dalam Negeri dalam mewujudkan “Development Com-
Nomor 30 Tahun 2006 tentang Tata Cara munity” yang memposisikan desa tidak lagi
Penyerahan Urusan Pemerintahan Kabu- sebagai level administrasi atau bawahan
paten/ Kota Kepada Desa. daerah tetapi sebaliknya sebagai “Indepen-
Otonomi desa hingga saat ini masih dent Com-munity” yaitu desa dan masyara-
menjadi isu perdebatan baik ditinjau dari katnya berhak berbicara atas kepentingan
pengertiannya maupun hakekatnya. Jika masya-rakat sendiri. Desa diberi kewenan-
dilihat dari berbagai kebijakan pengaturan gan untuk me-ngatur desanya secara man-
tentang desa yang ada hingga saat ini maka diri termasuk bidang sosial, politik dan
otonomi desa tidak secara eksplisit memi- ekonomi. Dengan adanya kemandirian ini
liki pengertian yang jelas dan dapat diteri- diharapkan akan dapat meningkatkan par-
ma secara umum. Apabila dibandingkan tisipasi masyarakat desa dalam pembangu-
dengan pengertian hak otonomi dalam ilmu nan sosial dan politik.
ketatanegaraan pada umumnya, maka per- Widjaja berpendapat bahwa pelaksa-
bedaannya terletak pada sempitnya penger- naan hak, kewenangan dan kebe-basan
tian hak otonomi desa. Adapun pengertian dalam penyelenggaraan otonomi desa ha-
yang dimaksud adalah haknya untuk men- rus tetap menjunjung nilai-nilai tanggung
gatur rumah tangga daerah dalam batas jawab terhadap Negara Kesatuan Repub-
wilayah kekuasaan bersama dengan DPRD. lik Indonesia dengan menekankan bahwa
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 desa adalah bagian yang tidak terpisahkan
Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa dari bangsa dan negara Indonesia. Pelaksa-
dijelaskan bahwa walaupun desa memiliki naan hak, wewenang dan kebebasan oto-
otonomi, namun desa tidak menjadi daerah nomi desa menuntut tanggung jawab untuk
otonom karena berdasarkan pasal 3 Un-
dang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 hanya 19
Moch. Soelkhan, Penyelenggaraan Pemerintahan
Desa, Setara Press, Malang, 2012, Hal. 41

344 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Edy Supriadi| Pertanggungjawaban Kepala Desa Dalam Pengelolaan Keuangan Desa ...................

memelihara integritas, persatuan dan kesat- jukan oleh kepala desa sehingga kedudukan
uan bangsa dalam ikatan Negara Kesatuan sangat lemah.
Republik Indonesia dan tanggung jawab
Mekanisme pengelolaan keuangan desa
untuk mewu-judkan kesejahteraan rakyat
yang dimulai dengan Perencanaan untuk
yang dilak-sanakan dalam koridor per- merencanakan penggunaan keuangan
aturan perundang-undangan yang berlaku.20 desa, kemudian rencana anggaran terse-
but dilaksanaan, penatausahaan, pelapo-
SIMPULAN
ran dan pertanggungjawaban kepada BPD
Berdasarkan peraturan perundang-un- dan Bupati. Mekanisme dan Prosedur
pengelolaan keuangan desa oleh Kepala
dangan sebelum diberlakukannya Undang-
Desa masih memberikan peluang terjadi
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
penyimpangan anggaran karena BPD se-
Desa Kepala desa mempunyai kewenan- bagai badan kontrol kepala desa hanya
gan mengelola keuangan desa dengan me- memberikan pertimbangan dalam peren-
minta persetujuan Badan Permusyawaratn canaan penggunaan keuangan desa bukan
Desa sehingga BPD mempunyai hak untuk dimintai persetujuan kepada BPD.
menerima dan menolak rencana pengelo-
laan keuangan Desa. Berdasarkan Undang- Kepala desa bertanggungjawab kepada
Badan Permuswaratan desa sebagai ben-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
tuk pertanggungjawaban politik kepada
Desa, Kewenangan Kepala Desa dalam pen-
lembaga pengawal pemerintahan desa
gelolaan Desa menjadi lebih luas karena dengan menyampaikan laporan keteran-
hanya meminta pertimbangan BPD. BPD gan pengelolaan keuangan desa. Kepala
tidak mempunyai hak untuk menolak ren- desa juga bertanggungjawab kepada Bu-
cana pengelolaan keuangan desa yang dia- pati sebagai bentuk pertanggungjawaban
administratif.

Daftar Pustaka
Bambang Antariksa, Implikasi Yuridis Pengelolaan Keuangan Desa
Berdasarkan Uu No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa Dalam Modul
APBDes Partisipatif, 2003, hal 67Dalam Modul APBDes
Partisipatif, Membangun Tanggung-Gugat Tata Pemerintahan
Desa
Direktorat Pemerintahan Desa Dan Kelurahan Dan Direktorat Jendral
Pemberdayaan Dan Desa Departemen Dalam Negeri , Naskah
Akademik Rancangan Undang-Undang Desa, Jakarta 2007,
Dwipayana dan Aridan Suntoro Eko, Membangun Good Governance di
Desa, Institute Of Research and Empowerment, Yogyakarta, 2003,
Gatot Dwi Hendro Wibowo, Aspek Hukum Dan Kelembagaan Dalam
Peningkatan Efisiensi Dan Efektivitas Pengelolaan Wilayah
Pesisir, Jurnal Hukum, Uii, Vol. 16, No. 1 Januari 2009,
HAW. Widjaja., Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli, Bulat, dan

20
Widjaja, HAW. Otonomi Desa: Merupakan Oto-
nomi yang Asli, Bulat dan Utuh. Jakarta, Raja Grafindo
Persada. 2003, hlm.166

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 345


Jurnal IUS | Vol III | Nomor 8 | Agustus; 2015 | hlm, 330~346

Utuh, Cetakan Keenam, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012,


http://keuanganlsm.com/pengelolaan-keuangan-desa-dalam-kerangka-
uu-6-tahun-2014 diakses pada hari Ahad 12 April 2015
Lembaga Adiministrasi Negara dan Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan , 2000
Moch. Soelkhan, Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Setara Press,
Malang, 2012,
Pasal 3 Ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan Desa dalam Kerangka UU No.6 Tahun 2014.
PTPKD adalah Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa yang
selanjutnya disingkat PTPKD adalah unsur perangkat desa
yang membantu Kepala Desa untuk melaksanakan pengelolaan
keuangan desa.
Ridwan Hr, Hukum Administrasi Negara, Cetakan Ketujuh, Edisi Revisi,
Pt. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, Hlm. 103
Sadu Wasistiono., Kapita Selekta Pemerintahan Daerah, Alqa Print,
Bandung,2001,
Saparin, Tata PemerintahanDan Administrasi Pemerintahan Desa, Ghalia
Indonesia,
Sejarah Hukum Pengaturan Pemerintahan Desa, Http://
Rajawaligarudapancasila.Blogspot.Com /2014/01/ Sejarah-
Hukum-Pengaturan-Pemerintahan diakses pada Selasa 14 April
2015
Wasistiono dan Tahir Wasisitiono, Sadu dan Irwan Tahir.2006. Prospek
Pengembangan Desa. Jatinangor:Fokus Media.2006.
Widjaja, HAW. Otonomi Desa: Merupakan Otonomi yang Asli, Bulat dan
Utuh. Jakarta, Raja Grafindo Persada. 2003,

346 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Anda mungkin juga menyukai