Anda di halaman 1dari 15

Desa Adat dan Desa Dinas

di Bali
M a t a K u l i a h

B u d a y a P o l i t i k L o k a l
Pendahuluan
Provinsi Bali mengenal dua definisi desa. Pertama-tama, menurut batas yang tersirat dan tersurat
dalam hukum pedesaan, itu adalah "desa" dalam arti hukum nasional. Dalam konteks ini, desa
menjalankan berbagai fungsi pemerintahan atau utilitas, sehingga disebut "Dinas Desa" atau"Desa
Administratif". Dalam pengertian kedua desa, yaitu desa adat atau desa pakraman, mengacu pada
masyarakat adat yang terfokus pada ikatan adat dan terkait dengan kehidupan tiga pura besar
(Kahyangan Tiga). Ada persyaratan yang berbeda untuk membentuk basis desa adat dan formal,
sehingga luas dan jumlah desa formal pendukung terkadang berbeda dengan desa adat, karena di
Bali, desa Adat dan Dinas sudah terkenal (Dharmayuda, 2001).
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang dapat kami
temui dalam penelitian ini yakni, sebagai berikut :

• Bagaimana asal mula dan hubungan antara Desa


Adat dan Desa Dinas?
• Bagaimana struktur pemerintahan di Desa Adat dan
Desa Dinas?
• Bagaimana penerapan awig-awig yang ada di Desa Adat
dan Desa Dinas?
Tujuan Penulisan
• Untuk memahami asal mula dan hubungan antara Desa
Adat dan Desa Dinas
• Untuk memahami sistem pemerintahan di Desa Adat dan
Desa Dinas
• Untuk memahami penerapan awig-awig yang ada di
Desa Adat dan Desa Dinas
Desa
Menurut Undang-undang No.5 tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa,
pada pasal 1 huruf a ditentukan bahwa: Desa juga adalah satuan
administrasi terkecil dalam wilayah pemerintahan negara Republik
Indonesia. Penyelenggaraan pemerintahan desa merupakan bagian
terpenting dari Pasal 6 Undang-Undang Desa Tahun 2014, karena
penyelenggaraan pemerintahan desa pada dasarnya merupakan dasar
dari keberadaan dan penyelenggaraan pemerintahan desa. Desa tersebut
dipimpin oleh seorang kepala desa atau Perbekel, yang merupakan nama
kepala desa Dinas, Bali.
Desa Adat
Desa adat adalah kesatuan masyarakat dalam sistem pemerintahan,merupakan
kesatuan sosial masyarakat dan badan hukum publik,seperti desa , nagari, gampong,
dll. Desa adat merupakan lembaga primitif dengan keistimewaan asli berupa hak
penguasaan teritorial dan kehidupan masyarakat hukum adat mereka. Dalam Peraturan
Daerah Provinsi Bali Nomor 06 Tahun 1986 disebutkan bahwa Desa Adat sebagai
Desa dresta merupakan kesatuan masyarakat hukum adat Provinsi Bali yang
diwariskan sebagai kesatuan tradisi dan sikap sosial masyarakat Hindu yang diikat
ikatan Kahyangan Tiga .
Desa Dinas
Yang dimaksudkan dengan istilah "desa dinas" adalah apa yang pada masa
pemerintahan kolonial Belanda dahulu oleh Hunger disebut "Gouvernements desa" yang
artinya desa pemerintahan. Yang dikenal sekarang sebagai desa dinas adalah organisasi
pemerintahan di desa yang menyelenggarakan fungsi administratif persoalan kedinasan
(pemerintahan), seperti mengurus KTP dsb. Desa dinas dibentuk dengan jalan
menggabungkan beberapa desa adat kecil menjadi satu, sedangkan desa adat yang relatif
besar, langsung "dibaliknama" menjadi desa dinas.
Asal mula dan Hubungan Desa Adat
dan Desa Dinas di Bali
Sistem Pemerintahan di Desa Adat dan Desa Dinas

Sistem pemerintahan desa di Bali, selain ada pemerintahan desa adat, ada juga
pemerintahan desa dinas. Kedua jenis desa tersebut mempunyai fungsi dan tugas
yang berbeda. Desa adat mengatur urusan adat dan agama, sedangkan desa dinas
mengatur urusan administrasi yang berhubungan dengan pelaksanaan pemerintah
desa di bawah kecamatan.
• Sistem Pemerintahan di Desa Adat

• Sistem Pemerintahan di Desa Dinas


Penerapan Awig-Awig yang ada di Desa Adat dan
Desa Dinas
Mengingat awig-awig desa menjadi pedoman berperilaku bagi krama desa,
dan awig-awig itu mengandung keharusan dan larangan yang mengikat
seluruh krama desa, maka substansi awig-awig itu harus sesuai dengan adat
istiadat, kebiasaan-kebiasaan, dan nilai budaya masyarakat desa yang
bersangkutan. Keefektifan bekerjanya awig-awig desa tergantung pada
pelaksananya yaitu prajuru desa. Awig-awig yang sederhana namun
dijalankan secara adil dan bijaksana,
Maka awig-awig itu mampu mencapai tujuannya yaitu ketentraman
dan ketertiban masyarakat. Sebaliknya, walaupun awig-awig desa
substansinya sudah cocok dengan kepentingan masyarakat, disusun
secara baik, lengkap, dan secara rinci mengatur seluruh kebutuhan
hidup krama, tatapi jika prajuru desa tidak tegas, adil, dan konsekuen
melaksanakannya, maka awig-awig itu akan siasia dan tidak dapat
bekerja efektif.
Simpulan
Desa adat dan Desa Dinas merupakan perangkat yang saling berhubungan. Dimana kedua
desa tersebut sudah diakui di dalam Undang-Undang serta diberikan kewenangan untuk
mengurus sendiri rumah tangga pemerintahan desa (otonomi desa). Namun, yang paling
dominan dalam proses pembangunan hanyalah Desa Dinas karena desa tersebut langsung
masuk dalam ranah kepengurusan administrasi dalam pemerintahan pusat, sedangkan desa
adat hanya mengurusi tentang adat-istiadat serta peraturan dalam limgkup organisasi kecil,
khususnya tentang keagamaan sehingga kurang mendapat perhatian. Padahal, desa adat
dapat berfungsi untuk menangkal pengaruh-pengaruh budaya luar agar adat-adat istiadat
Bali tetap terjaga, melalui awig-awig (hukum adat) yang diberlakukan oleh desa adat.
Saran
Sebaiknya pemerintah tetap mengusahakan pemebangunan serta
memperhatikan lagi desa adat. Karena desa adat merupakan unit untuk
tetap menjaga kesucian dan kebersihan Bali dari pengaruh-pengaruh
budaya luar karena awig-awig yang diberlakukan dan merupakan satu-
kesatuan anatar desa Dinas dalam menjalankan sistem pemerintahan
Desa di Bali.
Sekian dan Terimakasih
' ' O m S h a n t i S h a n t i S h a n t i O m ' '

Anda mungkin juga menyukai