Anda di halaman 1dari 30

EKOLOGI PEMERINTAHAN

MAKALAH

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH EKOLOGI


ADMINISTRASI

DOSEN PENGAMPU : Dr. Drs. Engkus, S.E., M.Si.

Kelompok : 6

Kelas A Semester VI :

Abdul Hopid

Anna Annisa

Ai Elma Camalia

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2020
Kata Pengantar

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur mari kita panjatkan kepada Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. yang telah menunjukkan jalan kebenaran kepada seluruh
umat manusia.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ekologi


Administrasi dengan disajikan dari beberapa sumber referensi dan informasi.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat
menjadi pelajaran di masa yang akan datang.

Akhir kata kami berharap semoga makalah yang berjudul “Ekologi


Pemerintahan” ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Bandung, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................i

Daftar Isi.......................................................................................................ii

Abstrak..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..............................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................1

BAB II KERANGKA KONSEPTUAL.......................................................3

BAB III METODE.......................................................................................4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................5

BAB V SIMPULAN......................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................29

ii
EKOLOGI PEMERINTAHAN

Abstrak

Ekologi ialah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara satu organisme
dengan yang lainnya dan antara organisme-organisme tersebut dengan
lingkungannya. / cabang ilmu pemerintahan yang mempelajari adanya suatu proses
saling mempengaruhi sebagai akibat adanya hubungan normative secara total dan
timbal balik antara pemerintah dengan lembaga-lembaga Negara, masyarakat,
lingkungan fisik dan lingkungan social dimana pemerintahan itu berada, baik secara
vertical maupun horizontal.
Penulisan makalah ini dibuat menggunakan metode studi kepustakaan, yaitu
penelitian yang dilakukan dengan menggunakan data atau informasi dari berbagai
sumber literature bacaan, seperti Buku, Peraturan Perundang-undangan, media
cetak, dan internet. Karena studi kepustakaan dinilai sangat relevan dengan
permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini.
Dalam ekologi ini terdapat proses timbal balik antara pemerintah dan
lingkungannya, antara lain ialah lingkungan internal sistem pemerintahan, budaya
organisasi , organisasi pemerintahan bayangan dan Hubungan Dengan Subsistem
Dan Sub-Subsitemnya.
Kata kunci : ekologi, pemerintah, negara

iii
ABSTRACT

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Suatu organisme terdiri dari beberapa sistem organ, sistem organ
terdiri atas organ-organ yang memiliki fungsi dan struktur yang berbeda,
sedangkan organ tersusun oleh ratusan jaringan begitulah susunannya
sampai dengan sel sebagai suatu unit yang sistemik. demikian merupakan
gambaran singkat suatu sistem pemerintahan dapat dianalogikan sebagai
suatu organisme. Sebagai suatu organisme, tentu suatu pemerintahan
sangat berhubungan dengan lingkungan, kelangsungan hidup organisme
akan bergantung pada hubungannya dengan lingkungan dan bagaimana
pengaruh lingkungan terhadapnya. Secara konseptual Ekologi
Pemerintahan merupakan studi ilmiah yang memadukan antara kajian
ekologi dengan ilmu pemerintahan
Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai konsep
Ekologi Pemerintahan, pemerintahan sebagai suatu sistem dan pengaruh
faktor - faktor lingkungan terhadap sistem pemerintahan Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu ekologi pemerintahan?
2. Bagaimana pemerintahan sebagai sistem?
3. Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap pemerintahan?
1.3 Tujuan
1. Agar mengetahui apa itu ekologi pemerintahan
2. Agar mengetahui tentang pemerintahan sebagai suatu sistem dan
bagaimana pengaruh lingkungan terhadapnya.

1
BAB II
KERANGKA KONSEPTUAL

3
BAB III

METODE

Penulisan makalah ini dibuat menggunakan metode studi kepustakaan,


yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan data atau informasi dari
berbagai sumber literature bacaan, seperti Buku, Peraturan Perundang-undangan,
media cetak, dan internet. Karena studi kepustaaan dinilai sangat relevan dengan
permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini.

Studi kepustakan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk
menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau
sedang diteliti. Studi kepustakaan juga dilakukan untuk mendapatkan landasan
teori yang dapat dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian. Dengan studi
kepustakaan kita juga dapat menghindari penelitian terhadap aspek-aspek dari
suatu permasalah yang telah di teliti sebelumnya.

Menurut Sarwono (2006), Studi Pustaka adalah mempelajari berbagai


buku referensi serta hasil penelitian sebelumnya yang sejenis yang berguna untuk
mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti.

Sedangkan menuru Nazir (1988), Studi pustaka adalaha teknik


pengumpulan data dengan melakukan penelaaahan terhadap berbagai buku,
literature, catatan, serta berbagai laporan yang berkaitan dengan masalah yang
ingin dipecahkan. Teknik ini digunakan untuk memperoleh dasar-dasar dan
pendapat secara tertulis yang dilakukan dengan cara mempelajari berbagai
literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Hal ini juga dilakukan
untuk mendapatkan data sekunder yang akan digunakan sebagai landasan
perbandingan antara teori dengan prakteknya di lapangan. Data sekunder melalui
metode ini diperoleh dengan browsing di internet, membaca berbagai literatur,
hasil kajian dari peneliti terdahulu, catatan perkuliahan, serta sumber-sumber lain
yang relevan.

4
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Ekologi Pemerintahan


Istilah Ekologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua
kata, yaitu : Oikos yang berarti rumah atau tempat tinggal, lebih tepat jika
dikatakan sebagai tempat atau lingkungan dimana organism itu hidup
(berdiam) dan Logos yang berarti ilmu. Beberapa pengertian tentang
ekologi menurut beberapa ahli :
a. Prajudi Atmosudirjo
Ekologi adalah tata hubungan total (menyeluruh) dan
mutual (timbal-balik) antar satu orgaisme dengan lingkungan
sekelilingya.
b. Edward S. Rogers
Ecology is of the study of relationship between organism
and their environment.
c. Fuad Amsyari
Ekologi ialah suatu ilmu yang mempelajari hubungan
antara satu organisme dengan yang lainnya dan antara
organisme-organisme tersebut dengan lingkungannya.

Haeckel, seperti yang dikutip oleh Esbjorn-Hargens, memberikan


definisi ekologi sebagai berikut :

By ecology we mean the body of knowledge concerning


the economy of nature-the investigation of total relations of the
animal both to its inorganic and its organic environment;
including, above all, its friendly and inimical relations with
those animals and plants with which it comes directly or
indirectly into contact-in a world, ecology is the study of all
those complex interrelations referred to by Darwin as the
conditions of the struggle of existence

5
5

Pada tahun 1950-an muncul istilah ekologi administrasi, sedangkan


istilah ekologi pemerintahan itu sendiri barulah dikenal pada tahun 1980-
an. Ekologi pemerintahan merupakan suatu disiplin ilmu / cabang ilmu
pemerintahan yang mempelajari adanya suatu proses saling mempengaruhi
sebagai akibat adanya hubungan normative secara total dan timbal balik
antara pemerintah dengan lembaga-lembaga Negara, masyarakat,
lingkungan fisik dan lingkungan social dimana pemerintahan itu berada,
baik secara vertical maupun horizontal. Agar lebih mudah memahami
konsep ekologi pemerintahan maka ekologi pemerinthan dapat
diasumsikan sebagai berikut :

1. Asumsi Dasar Pertama : Pemerintah adalah sebuah organisme


hidup, yang lahir, hidup, berkembang dan dapat mati. Oleh
karena itu gejala dan peristiwa pemerintahan dapat dianalisis
dengan kajian ekologi.
2. Asumsi Dasar Kedua : Pemerintah adalah sebuah sistem
terbuka. Untuk memahami gejala dan peristiwa pemerintahan
dapat digunakan teori sistem.

Studi ekologi pemerintahan adalah studi ilmiah yang memadukan


antara kajian ekologi dengan ilmu pemerintahan. Studi tersebut dapat
dilihat dari tiga sudut pandang.

1) Dari sudut pandang ekologi, kajian ini melihat pemerintahan


sebagai sebuah “ekosistem”, sehingga berbagai teori,
paradigma, pendekatan, konsep, prinsip yang digunakan
sebagai alat analisis pada ekologi dipakai pula pada kajian
ekologi pemerintahan. Beberapa hal penting yang biasanya
digunakan di dalam kajian ekologi yaitu :
 Memandang obyek sebagai sebuah ekosistem;
 Penggunaan paradigma anthroposentrik;
 Penggunaan pendekatan holistik;
6

 Adanya mekanisme yang berfungsi memelihara


sistem dalam keadaan seimbang dinamis.
2) Dari sudut pandang ilmu pemerintahan, ekologi pemerintahan
merupakan salah satu bidang kajian ilmu pemerintahan.
Ekologi pemerintahan merupakan salah satu wujud bangunan
keilmuan (body of knowledge) dari ilmu pemerintahan.
3) Sudut pandang ketiga atau disebut juga sudut pandang eklektik,
berpendapat bahwa kajian ekologi pemerintahan merupakan
padumuka (interface) antara kajian ekologi dengan ilmu
pemerintahan.Sehingga Ekologi pemerintahan ialah suatu ilmu
yang memepelajari adanya proses saling pengaruh
mempengaruhi sebagai akibat adanya hubungan normatif secara
total dan timbale balik antara pemerintah dengan lembaga
lembaga tertinggi/tinggi Negara, maupun antar pemerintah,
vertical horizontal, dan dengan masyarakatnya.

Sehingga dapat di tarik kesimpulan bahwa ekologi pemerintahan


ialah suatu ilmu yang memepelajari adanya proses saling pengaruh
mempengaruhi sebagai akibat adanya hubungan normatif secara total dan
timbale balik antara pemerintah dengan lembaga lembaga tertinggi/tinggi
Negara, maupun antar pemerintah, vertical horizontal, dan dengan
masyarakatnya.

4.2 Hubungan Ekologi Pemerintahan Dengan Ilmu Pemerintahan


Untuk menjelaskan bagaimana pnerapann ekologi secara analogis
dalam bidang pemerintahan, akan dikemukakan beberapa istilah yang
terkait dengan lingkungan antara lain:
1. Ekosistem
Ekosistem pada dasarnya adalah dinamika ekologi meliputi
gelombang kehidupan, energy, kelahiran, pertumbuhan,
kematian, perkembangan, kehancuran, dalam hubungan yang
7

saling mempengaruhi. Dalam dinamika tersebut ekosistem


memiliki empat fungsi yaitu:
 Pengedar (media) energy utama bagi unsure-unsur
abiotik
 Penghasil energy utama, terutama terhadap tanaman
(tumbuhan)
 Pengguna energy utama, terutama mahluk hidup
 Penghancur energy utama, seperti jamur, bakteri dll
2. Suksesi
Suksesi adalah adanya kehidupan setelah adanya kematian
suatu spesies. Contoh: bila komunitas tumbuhan terganggu
kehidupannya, misalnya karena api, maka tumbuhan tersebut
secara lambat laun akan memperbaiki sendiri kerusakan yang
terjadi melalui suksesi ekologi
3. Habitat
Habitat adalah suatu ruang atau wilayah dimana terdapat
suatu kehidupan tumbuhan atau binatang, dalam habitat ini
terjalin suatu hubungan unsure-unsur lingkungan yang rumit
4. Perubahan energi
Organisme hidup dapat bergerak dan berjalan, karena
adanya peredaran atau perubahan energy dari dan ke
lingkungan mereka, energy tersebut dapat dirubah sesuai
kepentingannya
5. Saling hubungan antarorganisme
Beberapa pola hubungan antarorganisme, antara lain:
a) Hubungan yang bersifat netral: pengaruh suatu
organisme yang selalu sama dengan   organisme
dari spesies lain.
b) Hubungan yang bersifat kompetitif: hubungan yang
saling memperebutkan untuk keperluan masing-
masing organisme
8

c) Hubungan lain yang bersifat mutualisme (yang satu


memerlukan yang lain) seperti protocooperation
(suatu hubungan dimana organisme yang satu
mengambil keuntungan dari yang lain, walaupun
hubungan antar organisme tidak secara langsung)
dan amensalisme (yang satu memerlukan yang lain,
seperti: parasit terhadap inangnya, predation,
dimana yang satu memakan yang lain).

Uraian unsure-unsur lingkungan di atas tidak bermaksud


mendalami ekologi alam secara luas, tetapi agar dapat ditarik pengertian
yang sama kedalam pemikiran pemerintahan. Dengan kata lain ekologi
pemerintahan dapat berfikir dari sudut habitat, ekosistem, suksesi, dan
berbagai hubungan lain dengan lingkungannya termasuk hubungan-
hubungan yang mempengaruhi prilaku pemerintahan.

4.3 Peranan Ekologi Pemerintahan Dalam Perumusan Kebijakan


Pemanfaatan sumber daya alam (SDA) secara berlebihan tanpa
memperhatikan aspek pelestariannya dapat menigkatkan tekanan-tekanan
terhadap kualitas lingkungan hidup yang pada akhirnya akan mengancam
swasembada atau kecukupan pangan semua penduduk di indonesia. Oleh
karena peran pemerintah dalam meberikan kebijakan tentang peraturan
pengelolaan sumber daya alam (SDA) menjadi hal yang penting sebagai
langkah menjaga sumber daya alam (SDA) yang berkelanjutan. 
Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah tidak hanya ditetapkan
untuk dilaksanakan masyarakat tanpa pengawasan lebih lanjut dari
pemerintahan. Pemerintah memiliki peran agar kebijakan tersebut
diterapkan sebagimana mestinya oleh masyarakat. Sesuai dengan undang-
undang tahun 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan PP NO. 25
tahun 2000 tentang kewenangan daerah dan kewenangan propinsi sebagai
daerah otonom, dalam bidang lingkungan hidup memberikan pengkuan
9

politis melalui transfer otoritas dari pemerintah pusat dari pemerintah


pusat kepada daerah :
a. Meletakkan daerah pada posisi penting dalam pengelolaan
lingkungan hidup
b. Memerlukan peranan lokal dalam mendesain kebijakan 
c. Membangun hubungan interpedensi antar daerah 
d. Menetapkan pendekatan kewilayahan

Dapat dikatakan bahwa konsekuensi pelaksanaan UU NO. 32


tahun2004 dengan PP NO. 25 tahun 2000, pengelolaan linghkungan hidup
lebih di prioritaskan di daerah, maka kebijakan nasional dalam bidang
lingkungan hidup secara eksplisit PROPENAS merumuskan program yang
disebut sebagai pembangunan sumber daya alam (SDA) dan lingkungan
hidup : 
a. Program pengembangan dan peningkatan akses informasi
sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup. 
Program ini bertujuan untuk meperoleh dan menyebarluaskan
informasi yang lengkap mengenai potensi dan produktivitas sumber
daya alam (SDA) dan lingkungan hidup melalui inventarisasi dan
evaluasi, serta penguatan sistem informasi. Sasaran yang ingin
dicapai melalui program ini adalah tersedia dan teraksesnya
informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup, baik berupa
infrastruktur data spasial, niali dan neraca sumber daya alam (SDA)
dan lingkungan hidup oleh masyarakat luas disetiap daerah. 
b. Program peningkatan efektifitas pengelolaan, konservasi dan
rehabilitasi sumber daya alam (SDA) 
Tujuan dari program ini adalah menjaga keseimbangan
pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam (SDA) dan
lingkungan hidup hutan, laut, air udara dan mineral. Sasaran yang
akan dicapai dalam program ini adalah termanfaatkannya, sumber
daya alam (SDA) untuk mendukung kebutuhan bahan baku industri
secara efesien dan berkelanjutan. Sasaran laindiprogram ini adalah
terlindunginya kawasan-kawasan konservasi dari kekuasaan akibat
pemanfaatan sumber daya alam (SDA) yang tidak terkendali dan
eksploitatif. 
c. Program pencegahan dan pengendalian kerusakan dan
pencemaran lingkunagan hidup 
10

Tujuan program ini adalah meningkatkan kualitas lingkungan


hidup dalam upaya mencegah kerusakan dan/atau pencemaran
lingkungan dan pemulihan kualitas lingkungan yang rusak akibat
pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan, serta kegiatan
industri dan transportassi. Sasaran program ini adalah tercapainya
kualitas lingkungan hidup yang bersih dan sesuai dengan mutu
lingkungan yang ditetapkan 
d. Program penataan kelembagaan dan penegakkan hukum,
pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan pelestarian
lingkungan hidup. 
Program ini bertujuan untuk mengembangkan kelembagaan,
menata sistem hukum, perangkat hukum dan kebijakan, serta
menegakkan untuk untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya
alam (SDA) dan pelestarian lingkungan hidup yang efektif dan
berkeadilan. Sasaran program ini adalah tersedianya kelembagaan
bidang sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup yang kuat
dengan didukung oleh perangkat hukum dan perundangan serta
terlaksananya upaya penegakkan hukum secara adil dan konsisten. 
e. Program peningkatan masyarakat dalam pengelolaan sumber
daya alam (SDA) dan pelestarian fungsi lingkungan hidup. 
Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan peranan
dan kepedulian pihak-pihak yang berkepentingan dalam
pengelolaan sumber daya alam dan pelestFarian fungsi lingkungan
hidup. Sasaran program ini adalah tersedianya sara bagi masyarakat
dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi
lingkungan hidup sejak proses perumusan kebijakan dan
pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan sampai
pengawasan. 

4.4 Pengaruh Lingkungan Terhadap Sistem Pemerintahan di Indonesia


1. Lingkungan Internal Sistem Pemerintahan
Menurut Business Dictionary bahwa yang dimaksud dengan
lingkungan internal adalah semua kondisi, entitas, kejadian dan faktor
di dalam organisasi yang mempengaruhi aktivitas dan pilihan-pilihan,
terutama perilaku para pegawainya. Lingkungan internal yang
mempengaruhi sistem pemerintahan yatu sebagai berikut :
a) Visi dan misi organisasi
11

Setiap organisasi bisnis maupun pemerintah perlu memiliki


visi jangka panjang (long-term vision), vidi jangka menengah (mid-
term vision) dan visi jangka pendek (short-term vizion). Di sektor
pemerintah, visi jangka panjang tertuang dalam rencana
pembangunan jangka penjang dengan dimensi waktunya disepakati
oleh para elit bangsa dan dituangkan dalam peraturan perundang –
undangan.
Visi dan misi organisasi dalam ekologi pemerintahan
dipengaruhi oleh dimensi waktu, dimenrsi ruang, dan konteks.
Maksudnya visi dan misi organisasi pemerintah dibuat untuk kurun
waktu tertentu dan apabila sudah tercapai akan ditinggalkan, utnuk
kemudian dibaut visi – misi baru yang lebih menantang. Berkaitan
dengan itu ada singkatan SMART yang digunakan untuk
menggambarkan visi dan misi yang baik, yakni specific,
measurable, achievable, realistic dan timely.
Dimensi waktu. Salah satu ciri visi dan misi yang baik
adalah terikat pada waktu. Dapat dinyatakan secara eksplisit
maupun secara implisit. Visi dan misi organisasi yang telah
tercapai akan ditinggalkan dan digantikan dengan visi dan misi
yang baru yang lebih menantang.
Dimensi Ruang. Dimensi ini menggambarkan bahwa visi
dan misi organisasi pemerintah berlaku untuk wilayah administratif
tertentu. Misalkan ada visi dan misi organisasi pemerintah nasional
dan adapula visi dan misi organisasi pemerintah subnasional.
Dimana visi dan misi organisasi dalam ruang yang lebih besar
harus menjadi rujukan bagi organisasi dibawahnya (disebut
pendekan atas kebawah top down approach). Sedangkan Dimana
visi dan misi organisasi dalam ruang yang lebih rendah menjadi
bahan pertimbangan bagi organisasi yang lebih tinggi (disebut
pendekatan bawah ke atas bottom up approach).
12

Dimensi Konteks. Dalam dimensi ini sebuah visi dan misi


organisasi dibedakan baik dalam konteks perencanaan
pembangunan,konteks keunggulan wilayah, dalam visi dan misi
pemerintahan,pencalonan kepala daerah maupun kepala daerah
yang sudah terpilih dan lain sebagainya.
b) Budaya Orgnisasi
Budaya organisasi adalah faktor yang menentukan
karakteristik suatu organisasi. Kajian budaya organisasi memiliki
nilai signifikan dalam meneliti kinerja sebuah organisasi. Kajian
budaya organisasi menunjukkan bagaimana suatu budaya
berkembang di dalam organisasi, terinternalisasi di dalam perilaku
para anggota organisasi, dan memiliki hubungan dengan kinerja
keseluruhan organisasi termaksud. Budaya organisasi satu dengan
organisasi lain relatif berbeda, bergantung pada karakteristik
organisasi perusahaan. Dalam hal ini, organisasi profit memiliki
perbedaan budaya dengan organisasi non profit atau, organisasi
pemerintah berbeda budayanya dengan organisasi swasta.
Definisi dari seorang perintis teori budaya organisasi,
diajukan oleh Edgar H. Schein. Schein menyatakan budaya
organisasi sebagai
“.... a pattern of shared basic assumption that was learned by
a group as it solved its problems of external adaptation and
internal integration, that has worked well enough to be considered
valid and, therefore, to be taught to new member as the correct
way to perceive, think, and feel in relation to those problem.”
Schein menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan
sebuah pola asumsi-asumsi dasar yang bersifat valid dan bekerja di
dalam organisasi. Serangkaian asumsi dasar dapat dipelajari oleh
para anggota organisasi. Budaya organisasi mampu bertindak
sebagai pemberi solusi atas masalah organisasi, berperan selaku
13

adaptor terhadap faktor-faktor yang berkembang di luar organisasi,


serta dalam melakukan integrasi internalnya dari para anggotanya.
Definisi yang lebih rinci mengenai budaya organisasi
diberikan oleh Matt Alvesson, bahwa saat bicara mengenai budaya
organisasi, maka
“ ... seems to mean talking about the importance for people
of symbolism – of rituals, myths, stories and legends – and about
the interpretation of events, ideas, and experiences tha are
influenced and shaped by the groups within they live. I will also,
however, take organizational culture to include values and
assumptions about social reality ...”
Bagi Alvesson, pembicaraan mengenai budaya organisasi
sulit dilepaskan dari pembicaraan mengenai pentingnya simbolisme
bagi manusia, serta peristiwa, gagasan, dan pengalaman yang
dialami serta dibentuk oleh kelompok di mana seseorang
beraktivitas. Dalam analogi dengan kajian sosiologi, anggota
organisasi berposisi sebagai individu sementara organisasi
berposisi sebagai masyarakat. Organisasi membentuk anggota
organisasi agar menyesuaikan diri terhadap budaya yang
berkembang di dalam organisasi sesuai dengan nilai dan norma
yang berlaku dalam organisasi tersebut.
Contoh dari budaya organisasi ini adalah organisasi
ketentaraan, dalam mana setiap jam 07.00 WIB para anggotanya
biasa melakukan apel pagi. Ini merupakan “ritual” di dalam
organisasi dan jika ada anggota yang tidak ikut apel atau terlambat,
sanksi-sanksi tertentu akan tertimpa kepadanya, dan tidak satupun
anggota organisasi yang akan memprotesnya. Demikian pula
artifak seperti seragam, topi upacara, ataupun susunan acara
melekat pada “ritual” tersebut. Ritual seperti organisasi ketentaraan
14

tentunya berbeda dengan organisasi lain, misalnya organisasi para


seniman1.
Dalam konteks negara sebagai sebuah organisasi dari suatu
bangsa, budaya organisasinya ditetapkan dalam falsafah negara.
Untuk Indonesia, telah ada Pancasila sebagai falsafah bangsa yang
sekaligus juga merupakan sumber dari segala sumber hukum.
Namun Indonesia sekarang sedang mengarah menjadi negara tanpa
ideologi yang jelas, karena Pancasila yang selama ini dijadikan
jaulan pada masa orde baru telah kehilangan makna karena ada
kesenjangan yang luar biasa tataran filosofis dan tataran
praksisnya. Gerakan sosialisasi epat pilalr kebangsaan yang digagas
oleh ketua MPR, merupakan sebuah pengakuan bahwa pilar – pilar
kebangsaan tersebut sejak reformasi telah mengalami distorsi dan
pendangkalan pemehaman.2
c) Organisasi / Pemerintahan Bayangan
Dalam setiap organisasi formal akan selalu diikuti adanya
organisasi informal. Posisi pemerintahan bayangan dalam ekologi
pemerintahan ditempatkan pada faktor internal ataupn faktor
eksternal,tergantung komposisi dan peran yang dimainkan oleh
pemerintah bayangan tersebut. Apabila komposisinya diisi oleh
orang-orang dalam pemerintahan resmi yang mencari jalan
terobosan yang cenderung melanggr aturan, maka pemerintah
bayangan ini dikelompokkan kedala faktor internal. Sebaliknya jika
komposisi dan pernnya diisi oleh orang luar maka dapat
dikategorikan sebagi faktor eksternal3.
Pemerintah bayangan sering sekali dikaitkan dengan jarigan
mafia karena punya tujuan yang sama yakni mencari keuntungan
yang sebesar-besarnya, dengan modal sekecil-kecilnya tanpa
terjerat oleh hukum.Pemerintah bayangan inilah yang menentukan
1
http://setabasri01.blogspot.co.id/2010/12/budaya-organisasi.html
2
Wasistiono, Sadu, Pengantar Ekologi Pemerintahan, Jawa Barat : IPDN Press, 2013 hlm 71.
3
ibid, hlm. 73
15

siapa yang direkomendasikan menjadi meneteri dan perusahaan


manakah yang akan menggarap proyek raksasa. Dalam kebijakan
pengelolaan anggaran negara, dalam hal untuk menambah anggaran
suatu kegiatan, kementerian/lembaga tingkat nasional harus
berbicara dengan komisi-komisi di DPR-RI,bukan dengan Ketua
BAPPENAS atau Menteri Keuangan, padahal pada saat yang sama
DPR-RI mempunyai fungsi pengawasan,termasuk pengawasan
penggunaan APBN. Bagaimana mungkin mengawasi dengan baik
apabila “wasit ikut dalam permainan”.4
d) Hubungan Dengan Subsistem Dan Sub-Subsitemnya
Dilihat secara hierarkis sistem pemerintahan Indonesia terdiri
dari suprasistem (pemerintahan nasional), sistem (pemerintah
provinsi), subsistem (pemerintah kabupaten / kota) , dan sub-
subsistem(pemerintahan desa). Hubungan pemerintahan nasional
dengan pemerintahan subasional tergantung pada tiga hal, yakni:
1)bentuk negara; 2)sistem politik; serta 3)sistem pemerintahannya5.
Menurut Made Suwandhi, hubungan antara pemerintahan
nasional dengan pemerintahan subnasional dapat dilihat dari tujuh
elemen dasar yang membangun entitas pemerintahan daerah
sekaligus menjadi fokus hubungan antara pemerintahan nasional
dengan pemerintahan subnasional. Ketujuh elemen dasar tersebut
adalah :
 Kewenangan atau urusan pemerintahan
Urusan pemerintahan meliputi kewenangan untuk
mengatur dan kewenangan untuk mengurus dan
melaksanakan yang terdiri atas :
I. Kewenangan yang mengatur mutlak urusan
pemerintah (kewenangan yang mengatur jika

4
https://www.academia.edu/11202264/ekologi_pemerintahan
5
Wasistiono, sadu,Op. cit., hlm. 81.
16

kewenangan tersebut secara eksplisit ditetapkan oleh


suatu undang-undang)
II. Kewenangan mengatur yang bersifat konkuren
(pemerintah daerah memiliki kewenangan mengatur
jika dan selama pemerintah belum menggunakan
wewenang tersebut baik melalui undang-
undang,pp,kepres dan peraturan lainnya.
III. Kewenangan mengatur bersifat kerangka
( pemerintah pusat mengatur secara umum
pengaturan urusan pemerintahan dan pemerintah
daerah mengaturnya lebih lanjut dalam peraturan
daerah maupun peraturan kepala daerah)
IV. Kewenangan mengatur yang bersifat pararel
(pemerintah dan pemerintahan daerah berwenang
untuk mengatur urusan-urusan pemerintahan
tertentu seara bersamaan.
 Kelembagaan
 Personil
 Keuangan Daerah
 Mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban
 Hubungan Intervensi antara pemerintah dengan
pemerintahan daerah
 Hubungan Wilayah kerja

Hubungan antara pemerintah nasional dengan pemerintah


subnasioanl sebagai sebuah sistem dalam konteks ekologi
pemerintahan dimaksudkan sebagai mekanisme homeostatis.
Tujuannya adalah agar sistem pemeritahan tetap dapat bergerak
secara dinamis,tetapi dalam koridor keseimbangan. Apabila
mekanisme homeostatis ini tidak berfungsi, ada kemungkinan
sistem tersebut akan rusak.
17

2. Lingkungan Eksternal Sistem Pemerintahan


Lingkungan eksternal berpengaruh secara timbal balik terhadap
sistem pemerintahan yaitu sebagai berikut :
a. Ideologi dan Politik;
Dalam awal terbentuknya pemerintahan , faktor yang
terpenting adalah adanya ideologi dan politik , karena kedua hal
tersebut yang akan menentukan bentuk negara,sistem
politik,serta hubungan antara negara dan pemerintah dengan
rakyatnya. Salah satu contoh pentingnya Ideologi suatu bangsa
adalah bubarnya Uni Soviet sebagai pertanda kalahnya ideologi
sosisalisme. Selain itu untuk memperkuat posisi menghadapi
persaingan diberbagai bidang, negara-negara di Eropa Barat
membentuk Uni Eropa. Munculnya kekuatan ekonomi baru
yakni China juga menunjukkan eksistensi perkembangan
ideologi yang sangat pesat. China menganut politik jalan tengah
dengan mengawinkan antara sosialisme dan kapitalisme liberal
dalam bentuk ideologi martket sosialism,diikuti dengan sistem
ekonomi socialist market economy yang cebderung
menggunakan sistem pemerintahan yang sentralistik. Apabila
bangsa Indonesia meninggalkan Pancasila sebagai ideologi
berbangasa dan bernegara, niscaya akan ada upaya dari berbagai
pihak unutk menggantikannya dengan idelogi lain, baik
kapitalisme maupun Islam sebagai ideologi serta antara negara
barat dengan China. Hal tersebut akan membuat Indonesia
menjadi medan pertempuran ideologi, yang apabila tdak
diantisipasi secara cerdas tidak menutup kemungkinan Indonesia
akan menjadi Timut Tengah jilid kedua6
b. Ekonomi;
Pada sistem pemerintahan yang berideologi sosialisme,
kegiatan ekonomi bangsa dikendalikan oleh pemerintah. Pada

6
Wasistiono, sadu,Op. cit., hlm. 95.
18

sektor swasta relatif terbatas. Birokrasi negara memegang peran


penting dalam mengatur jalannya ekonomi bangsa. Model ini
memiliki keunggulan apabila dikendalikan oleh pimpinan
pemerintahan yang jujur dan memiliki integritas jika sebaliknya
akan menyebabkan pemerintahan yang otoriter dan berpotensi
besar untuk korupsi.
c. Sosial Budaya;
Sistem pemerintahan daerah a dan sistem pemerintahan
daerah b sedikit banyak memiliki budaya pemerintahan yang
berbeda. Mulai dari cara berpakaian,cara berbahasa,maupun cara
menjalankan pemerintahan. Pandangan Nasabitt dalam
menghadapi era globalisasi langkah strategis yang perlu
dilakukan adalah dengan membangkitkan kekuata budaya lokal
untuk dapat berkiprah dikancah global. Faktor sosial dan budaya
perlu diperhatikan oleh para aktor penyelenggara pemerintahan.
Sebab pabila salah memahami kondisi sosial budaya masyarakat
dimana mereka bekerja melayani publik,justru akan timbul
masalah.
d. Agama;
Bangsa Indonesia dikenal sebgai bangsa yang religius.
Konstitusi menjamin kemerdekaan setiap penduduk untuk
beribadat menurut agama atau kepercayaannya. Ada agama
tertentu yang sangat kental pada tata kelola pemerintahan,ada
pula yang sekedar formalitas.
e. Pertahanan dan Keamanan;
Salah satu fungsi utama pemerintah negara adalah menjaga
kedaulatan bangsa terhadap serangan musuh dari luar dan
menjaga keamanan. Maka dari itu memang sudah seharusnya
secara mutlak urusan pertahanan dan keamanan dikuasai oleh
pemerintah pusat. Pembentukan daerah otonom baru, pemilihan
Ibukota pusat pemerintahan, ataupun pengembangan wilayah
19

perbatasan negara memperhitungkan aspek pertahanan. Dan


dalam mewujudkan hal tersebut dibutuhkan sebuah mekanisme
koordinasi yang tertampung dalam Forum Komunikasi
Pimpinan Daerah(Forkompida) yang menggambar pentingnya
faktor pertahanan dalam proses pemerintahan.
f. Teknologi Informatika dan Komunikasi.
Revolusi teknologi informatika dan komunikasi telah
mendorong lahirnya pemerintahan yang terbuka dengan ciri
utama penggunaan teknologi informatika dan komunikasi untuk
menjalankan sebagian kegiatan pemerintahan, sehingga
terbangun e-goverment (e-govt). Obama berpandangan bahwa
dengan paradigma pemerintahan yang terbuka akan memperkuat
demokrasi,mendorong efisiensi, dan efektivitas pemerintahan.
3. Lingkungan Fisik Dan Nonfisik
a. Lingkungan Fisik
I. Letak Geografis
Indonesa merupakan negara kepulauan terbesar
didunia. Sebagai negara kepulauan terbesar Indonesia
memiliki kekuatan maupun kelemahan yang berbeda
dengan negara daratan, sehingga perlu dikelola dengan
cara-cara yang spesifik. Karakteristik geografis Indonesia
memang berbeda dengan negara daratan pada umumnya,
maka perlu para peneyelenggara pemerintahannya perlu
memahami dalam menjalankan tata kelolanya. Selama ini
bangsa Indonesia lupa memelihara beranda depan rumah,
sehingga terbengkalai dan mudah dimasuki orang lain.
Dilihat dari letak geografisnya, Indonesia berada
pada posisi yang sangat strategis yaitu berada di antara dua
benua (Asia dan Australia) serta berada dipersimpangan
lalu lintas laut skala internasional antara Samudera Hindia
dan Samudera Pasifik. Letak yang strategis tersebut
20

seharusnya menjadi peluang bagi bangsa Indonesia menjadi


sebuah negara terkemuka di dunia. Apalagi menurut Son
Daiamar( 2010) 90% perdagangan internasional diangkut
melalui laut. Dan dari jmlah tersebut, 40% nya diangkut
melewati wilayah Indonesia. Banyak paradoks yang terjadi
akibat salah urus negara karena sebagian penyelenggara
negaranya masih merupakan bagian dari “rent-seeking
government”. Sakah satu paradoks yang muncul adalah
Indonesia menjadi pengimpor beras padahal merupakan
negara agraris dengan penduduk nomor ke – 4 dunia serta
memiliki lahan yang luas dan subur (1.904.569 km2 atau
peringkat ke 15 di dunia). Padahal dulu Indonesia pernah
mengalami masa swasembada pangan, karena
pemerintahanya berpihak pada petani. Kalau sekarang
pemerintaha hanya berpihak pada pedagang dan pengusaha
yang hanya mencari untung.
Paradoks lainnya adalah Indonesia sebagai negara
kepulauan (archipelago state) terbesar di dunia memiliki
pantai nomor 2 terpanjajng di dunia masih menjadi
pengimpor garam dan ikan asin. Padahal pada zaman
Hindia Belanda, negeri nusantara pernah menjadi
pengekspor garam terbesar di dunia.
II. Bentuk dan Kondisi Geografis
Pola penerapan kebijakan di Indonesia adalah
dengan “one-fit for all” yang serba seragam. Padahal
melihat bentuk negara Indonesia, tentunya pengelolaan
wilayah daerah pedalaman maupun kepulauan berbeda
dengan mengelola daerah perkotaan dataupun daratan. Hal
ini terjadi karena para penyelenggara negara kurang paham
mngenai ekologi pemerintahan, karena dengan ekologi
21

yang berbeda maka diperlukan pola dan model pemeritahan


yang berbeda pula.
Tuntutan dari tujuh provinsi kepulauan yang
menghendaki adanya unddng – undang khusus daerah
kepulauan merupakan hal yang wajar, kerana mengelola
daerah kepulauan memang lebih mahak dibandingakan
dengan mengelola dearah daerah daratan.7
b. Lingkungan Non Fisik
Lingkungan non fisik berupa filosofi,norma, tata nilai yang
secara nyata memberi warna dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Dalam konteks kehidupan berbangsa, bernegara, berpemerintahan,
sudah ada filosofi yang disepakati bersama yakni Pancasila.
Indonesia dihuni ole banyak sekali suku bangsa dengan
kebudayaan msing-masing. Bersatunya suku bangsa yang
bervariasi tersebut tidak lepas dari jasa Kerajaan Majapahit yang
dalam masa kejayaannya menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil
melalu cara persuasif. Model pendekatan ini juga diteruskan oleh
Soekarno, sehingga dia dapat diterima oleh seluruh rakyat
Indonesia sampai ke pelosok negeri.
Desentralisasi asimetris merupakan salah satu jawabannya
asalkan arah perubahannya terprogram dan terkendali, sebab
desentralisasi asimetris yang sangat luas dinegara unitaris hanya
tinggal selangkah menuju bentuk negara federasi. Pada negara
federal, sumber kekuasaanya justru datang dari bawah yakni negara
bagin atau provinsi yag semula merupakan sebuah negara merdeka
yang berdaulat yang kemudian secara sukarela maupun dipaksa
bergabung menjadi bagian dari sebuah negara bagian dengan
sistem pemerintahan federal. Pada negara unitaris, sumber
kekuasaan datang dari pemerintaan nasional yang kemudian
ditransfer kepada entitas pemerintahan subnasional. Bagi negara

7
Wasistiono, sadu,Op. cit., hlm. 133.
22

berbentuk unitaris, desentralisasi asimetris yang meluas akan


mendorong erjadinya bentuk negara ke arah federasi. Antara
bentuknegara konfederasi, federasi, maupun unnitaris sebenarnya
terletak pada sebuah kontinum yang titik beratnya dapat bergerak
ke kiri dan ke kanan. Semakin ke kiir berarti semakin desentralistik
yang mengarah pada bentuk konfederasi, sebaliknya semakin ke
kanan berarti semakin sentralistik yang mengarah pada bentuk
unitaris. Dari proses pembentukan (by-design), negara unitaris
cenderung bersifat sentralistik, karena sumber kekuasaan
pemerintah yang ditransfer kepada entitas subnasional berasal dari
pemerintah nasiaonal.
Agar sebuah entitas subnasional dapat memperoleh atau
memiliki desentralisasi asimetris secara adil, pemerintah nasional
perlu membuat parameter yang disepakati bersama. Parameter
tersebut antara lain mencakup kekhasan geografi, demografi,
sejarah, politik, ekologi,kebudayaan, yang memungkinkan sebuah
entitas subnasional dikelola secara berbeda dibandingkan entitas
subnasional lainnya.
BAB V

SIMPULAN

Ekologi ialah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara satu


organisme dengan yang lainnya dan antara organisme-organisme tersebut dengan
lingkungannya. / cabang ilmu pemerintahan yang mempelajari adanya suatu
proses saling mempengaruhi sebagai akibat adanya hubungan normative secara
total dan timbal balik antara pemerintah dengan lembaga-lembaga Negara,
masyarakat, lingkungan fisik dan lingkungan social dimana pemerintahan itu
berada, baik secara vertical maupun horizontal.

Yang dalam melakukan timbal baliknya dengan lingkungannya, Dalam


ekologi ini terdapat proses timbal balik antara pemerintah dan lingkungannya,
antara lain ialah lingkungan internal sistem pemerintahan, budaya organisasi ,
organisasi pemerintahan bayangan dan Hubungan Dengan Subsistem Dan Sub-
Subsitemnya. Dalam lingkungan eksternal terdapat aspek aspek yang
mempengaruhi antara lain ideology/politik, ekonomi, sosial budaya agama,
pertahanan dan keamanan dan Teknologi Informatika dan Komunikasi.

27
24
DAFTAR PUSTAKA

a. Buku
Wasistiono, Sadu, 2013. Pengantar Ekologi Pemerintahan. IPDN Press. Jawa Barat.
UUD 1945
UU Nomor 25 tahun 2004

b. Jurnal atau karya lainnya

https://www.academia.edu/11202264/ekologi_pemerintahan

http://setabasri01.blogspot.co.id/2010/12/budaya-organisasi.html

http://revolusi-pemikiran.blogspot.co.id/2013/11/pengurus-bayangan.html

29

Anda mungkin juga menyukai