Anda di halaman 1dari 12

TUGAS RESUME

BUKU PENGANTAR EKOLOGI PEMERINTAHAN


Sebagai Tugas Terstruktur Mata Kuliah Ekologi Pemerintahan

Nama : Agus Nur Arifin

NPP : 28.0961

Kelas : F-12

FAKULTAS POLITIK PEMERINTAHAN


INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
TAHUN AJARAN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan rahmat-
Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan resume buku yang berjudul “Pengantar Ekologi
Pemerintahan” ini dengan baik tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan banyak bimbingan serta masukan. Rasa terima kasih juga hendak kami ucapkan
kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara langsung
maupun tidak langsung sehinngga bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.
Meskipun kami sudah menyusun resume dengan baik, namun kami menyadari bahwa di dalam
resume yang telah kami susun ini masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga
kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi tersusunnya resume lain
yang lebih lagi. Akhir kata, kami berharap agar bisa memberikan banyak manfaat

ii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1

BAB II ASAL USUL DAN RUANG LINGKUP EKOLOGI PEMERINTAHAN ........... 1

2.1 Asal Usul dan Sudut Pandang Kajian Ekologi Pemerintahan .................................. 1

2.2 Definisi dan Ruang Lingkup Ekologi Pemerintahan ................................................ 2

BAB III MEMAHAMI PEMERINTAHAN SEBAGAI SEBUAH SISTEM .................... 3

3.1 Pengertian dan Komponen Pembentuk Sistem ........................................................ 3

3.2 Sistem Dilihat Secara Hierarkis ............................................................................... 3

3.3 Sistem Dilihat secara Fungsional ............................................................................. 4

BAB IV LINGKUNGAN INTERNAL SISTEM PEMERINTAHAN .............................. 5

BAB V LINGKUNGAN EKSTERNAL SISTEM PEMERINTAHAN ............................ 6


BAB VI LINGKUNGAN FISIK DAN NON FISIK .......................................................... 7

6.1 Lingkungan Fisik ...................................................................................................... 7

6.2 Lingkungan Nonfisik ................................................................................................ 7

BAB VII MENYELENGGARAKAN PEMERINTAHA BERWAWASAN EKOLOGIS

7.1 Perubahan Paradigma Mengenal Ekologi ................................................................ 8

7.2 Membangun Kecerdasan Ekologis ........................................................................... 8

7.3 Menyelenggarakan “Green Government” ................................................................ 9

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Gejala dan peristiwa pemerintahan baik sebagai ilmu maupun sebagai kemahiran saat
ini semakin banyak diminati orang untuk dipelajari dan didalami baik di Indonesia maupun di
mancanegara. Dari berbagai literature, dipahami bahwa pemerintahan adalah sebuah system
yang dinamis. Menurut Berthalanffy (dalam Sadu Wasistiono 2012 : 1) pemerintahan
dikategorikan sebagai cultural system. Sebagai sebuah system perlu dipelajari komponen-
komponennya serta interaksinya dengan lingkungannya baik lingkungan eksternal maupun
lingkungan internalnya. Saat ini entittas yang memengaruhi opini public bukan hanya ada tiga
yakni eksekutif, yudikatif, dan legislative, bukan pula empat entitas ditambah pers, melainkan
sudah lima karena adanya yang dinamakan netizen.

BAB II ASAL-USUL DAN RUANG LINGKUP EKOLOGI PEMERINTAHAN

2.1 Asal Usul dan Sudut Pandang Kajian Ekologi Pemerintahan

Secara etimologis, ekologi pemerintahan berasal dari dua kata yakni ekologi dan
pemerintahan. Ekologi adalah ilmu tentang lingkungan hidup, tumbuh dan berkembang dari
biologi yang menggambarkan adanya hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungan sekitarnya, termasuk beradaptasi.

Menurut Wikipedia, ekologi berasal dari bahasa Yunani eokos dan logos yang awalnya
berarti studi mengenai rumah, kemudian berkembang menjadi studi yang mempelajari tentang
hubungan antara makhluk hidup satu dengan yang lainnya serta dengan lingkungan sekitarnya.

Pemerintah dikatakan sebagai sebuah organisme hidup, yang lahir, hidup berkembang
dan dapat mati. Sebagai lembaga yang hidup dan berkembang, pemerintah berinteraksi dengan
lingkungannya. Oleh karena itu gejala dan peristiwa pemerintahan dapat dianalisis dengan
kajian ekologi.

Studi Ekologi pemerintahan adalah studi ilmiah yang memadukan antara kajian ekologi
dengan ilmu pemerintahan. Studi tersebut dapat dilihat dari tiga sudut pandang diantaranya :

1. Sudut pandang ekologi


melihat pemerintahan sebagai sebuah “ekosistem” sehingga berbagai teori, paradigma,
pendekatan, konsep, prinsip, yang digunakan sebagai alat analisis pada ekologi
digunakan pula pada kajian ekologi pemerintahan. Selain itu, adanya mekanisme yang

1
slalu memelihara system dalam keadaan seimbang dinamis. Artinya setiap yang
dilakukan pemerintah akan mendapat reaksi
2. Dari sudut pandang ilmu pemerintahan
Ekologi pemerintahan merupakan salah satu nidang kajian ilmu pemerintahan. Ekologi
pemerintahan merupakan salah satu wujud bangunan keilmuan dari ilmu pemerintahan
(Ndraha dalam Wasistiono 2012 : 16). Objek materi ilmu pemerintahan adalah Negara,
dan objek formanya adalah hubungan antara yang diperintah dengan yang memerintah.
Menurut sudut pandang ekologi, Negara sebagai objek material ilmu pemerintahan
dianggap sebagai organisme hidup yang berinterasi dengan unsur-unsur sekelilingnya.
Demikian pula dilihat dari obyek formanya, berupa hubungan yang didalamnya
tgerdapat simbiose.
3. Sudut Pandang eklektik
Kajian ekologi pemerintahan merupakan interface antara kajian ekologi dengan ilmu
pemerintahan yang berarti keduanya memiliki keduduan sejajar. Gejala dan peristiwa
pemerintahan dianggap sama dengan gejala dan peristiwa ekologi

2.2 Definisi dan Ruang Lingkup EKologi Pemerintahan

Ekologi Pemerintahan adalah studi ilmiah mengenai hubungan timbal balik antara
pemerintah sebagai sebuah organisme hidup dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan
eksternal maupun lingkungan internalnya dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan yang
benar mengenai komponen yang terlibat, prosesnya, serta dampaknya bagi kehidupan umat
manusia.,
Lingkungan internal adalah semua kondisi, entitas, kejadian, dan factor di dalam
organisasi yang memengaruhi dan pilihan, terutama perilaku pegawainya. Sedangkan,
lingkungan eksternal adalah semua kondisi, entitas, kejadian dan faktoryang berada di sekitar
organisasi yang memengaruhi lingkungan dan aktivitas dan pilihan-pilihannya dan menetukan
peluang dan risika yang akan ditanggungnya. Di Indonesia, lingkungan eksternal yang biasa
saling memengaruhi system pemerintahan adalah IPOLEKSOSBUDAGHANKAM.

Ruang Lingkup Kajian Ekologi Pemerintahan :

1. Dialektiva antara pegawai pemerintah dengan pemerintah sebagai sebuah system


2. Dialektiva antara subsistem dan sub sub system pemerintahan dengan system
pemerintahan
3. Dialetiva antara masyarakat dengan penyelengara pemerintahan

2
4. Distribusi kewenangan diakitkan dengan analisis ekologikal
5. Pertemuan antara pengaruh akal-akal ilmu sosial yang bersifat ekologikal dengan
prinsip-prinsip pemerintahan
6. Studi saling ketergantungan antara unit-unit pemerintahan dengan lingkungannya
menyangkut dampak pemerintahan akibat perubahan lingkungan
7. Mempelajari lingkaran pemerintahan yang mendorong masyarakat pada suatu tindakan
yang menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan
8. Mempelajari keberadaan dan pengaruh “pemerintahan bayangan” terhadap entitas
pemerintahan yang formal.

BAB III MEMAHAMI PEMERINTAHAN SEBAGAI SISTEM

3.1 Pengertian dan Komponen Pembentuk Sistem Pemerintahan

Sistem dapat dipahami dengan dua pengertian. Pertama, Sistem adalah seperangkat
metode, prosedur terinci dan dijalankan secara terus menerus yang dibuat atau dibentuk
untuk menjalankan aktivitas khusus, meningkatkan untuk kerja, atau memecahkan
masalah. Kedua, system adalah sebuah struktur bertujuan yang teroganisasi yang
dinyatakan sebagai struktur keseluruhan yang terdiri dari elemen0-elemen yang saling
terhubung dan saling berhubungan.

Pandangan adanya dua kategori system yang tertutup dan yang terbuka. Sistem
terbuka adalah sebuah system yang melakukan pertukaran berbagai hal dengan
lingkungannya. Sistem tertutup adalah sebuah system yang secara efektif terisolasi dari
pengaruh yang dating dari luar system.

Pemerintah dan organisasi pada prinsipnya adalah system terbuka karena untuk
menjalankan fungsinya membutuhkan masukan dari pihak luar berupa dana peralatan dan
terutama informasi.

3.2 Sistem dilihat secara Hierarkis


Sistem terdiri dari bagian-bagian subsistem atau system yang lebih kecil
berjenjang ke arah yang lebih besar dalam susuna hierarkisnya. Sutherland (dalam
Wasistiono 2012 : 37) mengemuikakan bahwa ada empat tipe utama struktur hierarki
yaitu :
1. Tipe dominasi structural, ditandai dengan adanya dominasi dari komponen
system yang lebih tinggi kepada komponen system yang lebih rendah

3
2. Tipe holarchies, yaitu system dengan komponen-komponen yang tidak dapat
diasumsikan secara penuh dihambat oleh unit-unit yang lebih tinggi, atau
beberapa hierarkis ada berbagai arah tidak diterhubungkan oleh rantai komandi
atau komunikasi.
3. Tipe neogeneti hierarchy, satu komponen pada tingkatan tinggi dikembangkan
dari yang lebih rendah tingkatannya.
4. Tipe identity hierarchy, sesuatu yang mempunyai sifat khusus yakni pergantian
sebuah hierarki pada tingkat tinggi secara sederhana menjadi bagian dari jumlah
komponen-komponen yang lebih rendah tingkatannya yang menjadi liputannya.

Dilihat secara hierakis, system pemerintahan di Indonesia terdiri dari :

- Suprasistem : berupa Pemerintahan Nasional dalam arti luas


- Sistem : berupa pemerintahan provinsi
- Sub sisten : berupa pemerintahan kab/kota
- Sub-subsistem : berupa pemerintahan desa

Prinsip dasar pemerintahan sebagai sebuah system

a. Hubungan antara suprasistem, system, subsistem, dan sub-subsistem diatur melalui


berbagai asas yang perlu disepakati dan dipahami oleh semua anggota susunan
system
b. System yang berada pada susunan yang lebih rendah dan lebih ecil tunduk pada
meanisme system yang susunannya lebih besar
c. Susunan system yang lebih besar dan lebih tinggi punya kewajiban melindungi dan
memberdayakan susunan system yang lebih rendah dan lebih kecil

3.3 Sistem Dilihat Secara Fungsional


Komponen system pemerintahan
a. Masukan (input) berupa orang, uang, barang, peraturan perundang-undangan,
kebijakan, system dan prosedur dll
b. Proses (process) berupa proses pembuatan kebijakan, pembuatan izin, pembuatan
layanan administrasi, proses penyediaan layanan dasar
c. Keluaran (output) berupa barang dan jasa public
d. Nilai Guna (outome) berupa nilai manfaat berbagai kebijakan public yang dibuat
oleh pemerintah maupun penyediaan barang-barang public

4
e. Dampak (impact) berupa dampak langsung maupun tidak langsung dari pembuatan
kebijakan public atau penyediaan barang dan jasa oleh pemerintah
f. Manfaat (benefit) berupa keuntungan karena bekerjanya sistem
g. Umpan balik (feedback) berupa umpan balik pada system pemerintahan berupa
kriti dan saran dari masyaraat melalui demo, surat kabar atau media lain
h. Umpan ke depan (feedforward) berupa masukan dari system yang lebih kecil atau
rendah kepada system yang lebih tinggi atau besar
i. Lingkungan (environment) berupa lingkungan esternal dan internal pada system
pemerintahan

BAB IV LINGKUNGAN INTERNAL SISTEM PEMERINTAHAN

LIngkungan internal yang berpengaruh secara timbal balik terhadap system


pemerintahan yaitu sebagai berikut,

1. Visi dan Misi Organisasi


Visi menggambarkan garis besar keinginan suatu organisasi dalam kurun waktu
tertentu. Dalam sudut pandang ekologi, visi dan misi organisasi dipengaruhi oleh
dimensi waktu, dimensi ruang, dan konteks. Maksudnya visi dan misi pemerintah
dibuat untuk kurun waktu tertentu dan apabila sudah tercapai akan ditinggalkan , untuk
kemudian dibuat visi dan misi baru yang lebih menantang.
2. Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah seperangkat nilai dan norma yang telah dipahami bersama
yang digunakan untuk mengendalikan interaksi anggota organisasi yang satu dengan
lainnya serta dengan para pemasok, pelanggan dan pihak pihak lain yang berada di luar
organisasi.
3. Organisasi/pemerintah bayangan
Posisi pemerintah bayangan dalam ekologi pemerintahan dapat ditempatkan pada
factor internal atau factor eksternal, tergantung komposisi dan peran yang dimainkan
oleh pemerintahan bayangan tersebut. Pemerintah bayangan seringkali dikaitkan
dengan jaringan mafia karena mempunyai tujuan yang sama.
4. Hubungan dengan Subsistem
Hubungan antara pemerintahan nasional dengan subnasionalnya dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang tujuh elemen dasar yang menjadi focus dalam hubungan antara
pemerintah nasional dengan subnasionanya diantaranya :
a. Kewenangan atau urusan pemerintahan

5
b. Kelembagaan
c. Personil
d. Keuangan daerah
e. Perwakilan daerah
f. Pelayanan public
g. Pembinaan dan pemgawasan

BAB V LINGKUNGAN EKSTERNAL SISTEM PEMERINTAHAN

Lingkungan eksternal yang saling memengaruhi dalam system pemerintahan


diantaranya :

a. Ideologi dan politik


Faktor pertama dan paling penting pada awal terbentuknya pemerintahan adalah
ideology dan politik karena ideology suatu Negara akan menentukan bagaimana bentuk
Negara, sedangkan system politik menentukan bagaimana hubungan antara Negara dan
pemerintah dengan rakyatnya. Ideologi yang dianut oleh Negara akan memberi warna
pada system pemerinthannya.
b. Ekonomi
Pada system pemerintahan di Negara berideologi sosialisme, kegiatan ekonomi bangsa
dikendalikan oleh pemerintah, swasta memiliki peran yg relative terbatas. Sedangkan
pada Negara yang menganut faham kapitalisme liberal, peraan sektor swasta sangat
besar, pemerintah memiliki peran yang terbatas karena dominasi kegiatan ekonomi
ditentukan oleh kekuatan pasar yang dikuasai oleh pemilik modal besar.
c. Sosial Budaya
Lain daerah lain juga aturan dan budaya pemerintahannya, meskipun ada pola baku
yang dibuat oleh pemerintahan pusat. Terlebih lagi dengan adanya desentralisasi
seluas-luasnya, banyak daerah otonom yang mulai membangkitkan kembali berbagai
kearifan local daerahnya. Fator sosial budaya harus diperhatikan oleh pemerintah
karena apabila salah memahami akan menyebabkan kondisi sosial budaya akan
mengalami masalah yang serius.
d. Agama
Bagi bangsa Indonesia yag dikenal religius, factor agama memegang peran penting
dalam kehidupan masyarakat secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh
pada system pemerintahan salah satu contohnya terdapat di provinsi NAD dimana
system pemerintahan disana diatur berdasarkan syariat islam karena adanya otsus.

6
e. Pertahanan dan Keamanan
Dikaitkan dengan ekologi pemerintahan, maka filosofi, strategi, postur, serta tantangan
dalam bidang pertahanan akan memberi warna nyata dalam aktivitas pemerintahan.
Segala tindakan dan kebijakan pemerintah yang dikeluarkan slalu memperhitungkan
aspek pertahanan.
f. Teknologi Informatika dan Komunikasi
Revolusi teknologi informatika dan komunikasi telah mendorong lahirnya
pemerintahan yag terbuka (open government) dengan ciri utama penggunaan teknologi
informatika dan komunikasi untuk menjalankan sebagian kegiatan pemerintahan.
Obama berpandangan bahwa dengan paradigma pemerintahan yang terbuka akan
memperkuar demokrasi, mendorong efisiensi, dan efektivitas pemerintahan.

BAB VI LINGKUNGAN FISIK DAN NONFISIK

1. Lingkungan Fisik
Variabel penting lainnya yang memengaruhi system pemerintahan dalam konteks
ekologis adalah lingkungan fisik berupa letak, kondisi maupun bentuk geografis
dimana sebuah entitas pemerintahan itu berada
a. Letak Geografis
Negara Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di antara
benua Australia dan Benua Asia dan diapit oleh dua samudra Hindia dan Samudera
Pasifi yang menjadikan sebagai Negara dengan letak geografis yang sangat
strategis. Dengan lokasi yang strategis, Indonesia memiliki kekurangan dan
kelebihan yang harusnya mampu dikelola dengan baik sehingga mampu
menjadikan sebagai Negara terkemuka di dunia.
b. Bentuk dan Kondisi Geografis
Bentuk geografis Indonesia terdiri dari banyak pulau dan kepulauan sudah
selayaknya dikelola sebagai sebuah Negara maritime dengan model pemerintahan
maritime atau bahari. Bentuk dan kondisi geografis yg lainnya yang memengaruhi
system pemerintahan adalah banyaknya gunung berapi dan letak Indonesia yang
berada pada lingaran cincin api sehingga potensi bencana alam perlu dikelola baik
oleh pemerintah. Kondisi geografis Indonesia diwarnai dengan banyaknya
kekayaan alam yang dimiliki, namun belum dapat dimanfaatkan secara maksimal
oleh pemerintahan.
2. Lingkungan Nonfisik

7
Variabel penting lainnya yang memengaruhi system pemerintahan dalam konteks
ekologis adalah lingkungan non fisik berupa filosofi, norma, tata nilai secara nyata
memberi warna dalam penyelenggaraan pemerintahan.

BAB VII MENYELENGGARAKAN PEMERINTAHAN BERWAWASAN EKOLOGIS

7.1 Perubahan Paradigma Mengenal Ekologi

Pemerintah perlu menjadi lebih sadar lingkungan sehingga berbagai kebijakan dan
tindakan yang dilakukan senantiasa bersifat “pro green” dan “pro sustainable development”.
Ekologi pemerintahan menjadi penting untuk dipelajari karena penting sebagai bahan
pertimbangan dalam membuat suatu kebijakan public mengingat banyaknya bencana alam
yang melanda di dunia ini baik yang disebabkan oleh alam maupun manusia.

Perubahan menuju pembangunan berkelanjutan harus dilaksanakan dengan cara


berpikir baru dan yang langsung dirasakan mengenai berbagai hal mulai tentang alam, tentang
manusia, tentang ekonomi, tentang pertumbuhan dan sebagainya .

7.2 Membangun Kecerdasan Ekologis

Kesadaran ekologis adalah kesadaran mengenai pentingnya menjaga kelestarian bumi


tempat kita semua tinggali yang harus dimiliki terutama oleh pemerintah yang akan membuat
dan melaksanakan kebijakan public.

Kesadaran ekologis harus dimiliki pula oleh para penegak hukum agar para penghancur
bumi dapat dihukum berat sehingga menimbulkan efek jera

Kesadaran ekologis wajib dimiliki oleh para pebisnis karena merekalah yang bekerja
mengubah sumber daya alam menjadi produk industry yang mendatangkan keuntungan

Kesadaran ekologis juga harus dimiliki oleh masyarakat luas sebab merekalah
sebenarnya pemilik kedaulatan. Tanpa adanya rasa memiliki bumi dari masyarakat luas, control
sosial terhadap para penyelenggara Negara akan lemah

Manusia unggul memiliki 5 keerdasan yaitu :

1. Kecerdasan sosial
2. Kecerdasan emosional
3. Kecerdasan spiritual
4. Kecerdasan ekologikal
5. Kecerdasan intelektual

8
Menurut Goleman, Kecerdasan ekologikal adalah sebuah kecerdasan memahami bagaimana
alam bekerja, termasuk pengakuan dan pemahaman system kerja manusia dengan alam.
Kecerdasan ekologikal ditandai dengan adanya kepekaan terhadap masalah ekologi dan
dilanjutkan untuk melakuan tindakan konkret.

7.3 Menyelenggarakan “Green Government”

“Green government is a government agencies at state and local levels are working to build
sustainable communities”. “Pemerintahan Hijau” adalah lembaga-lembaga pemerintahan pada
tingkat nasional maupun subnasional yang bekerja untuk membangun masyarakat yang
berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai