Nama Kelompok
Moh Fadel Laminullah
Arum Sekar Wangi
Dian Dwiansary
Hasan Bisri
Karina Anwar
Nurhasmi
Moh Zulkifli Djeppu
Profil dan Sejarah Singkat PT. PLN
Berawal di akhir abad 19, bidang pabrik gula dan pabrik ketenagalistrikan di Indonesia
mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula
dan pebrik teh mendirikan pembangkit tenaga lisrik untuk keperluan sendiri. Antara tahun 1942-
1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan-perusahaan Belanda tersebut oleh Jepang, setelah
Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II.
Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945,
saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh
listrik melalui delagasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pemimpin
perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden
Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan
Pada tanggal 1 januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Bada
Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas
yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, perusahaan negara yaitu
Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan
Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 18, status Perusahaan Listrik
Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang
Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi
kepentingan umum.
swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN
beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK
bersaing dengan perusahaan jasa lainnya.Karena setiap perusahaan jasa memiliki cara tersendiri
untuk dapat mempertahankan pelanggannya. Pada perusahaan jasa tidak hanya menawarkan
produk akan tetapi merekapun menawarkan jasa, maka perusahaan jasa harus mengutamakan
yang namanya kualitas, karena kualitas merupakan salah satu faktor yang menentukan pemilihan
Di samping itu, kondisi konsumen sekarang ini, sebagian telah atau sedang beralih
menjadi konsumen yang berbasiskan pengetahuan (knowledge economy and society) sehingga
menuntut tawaran-tawaran yang lebih berkualitas, selain itu bagi perusahaan, kunci kearah
profitabilitas bukan lagi volume penjualan melainkan untuk melahirkan kepuasan pelanggan
untuk jangka waktu yang panjang. Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir
Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik tidak berdasarkan persepsi penyedia jasa,
akan tetapi berdasarkan persepsi pelanggan. Persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan
digambarkan sebagai suatu pernyataan tentang sikap, hubungan yang dihasilkan dari
perbandingan antara harapan dengan kinerja. Harapan pelanggan dibentuk dan didasarkan oleh
beberapa faktor, antara lain pengalaman masa lalu, pendapat teman, informasi dan janji
seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan
konsep multidimensional yang melibatkan biaya, kemudahan sarana, aspek teknis dan
interpersonal serta hasi lakhir. Kepuasan ini terjadi sebagai hasil berpengaruhnya keterampilan,
pengetahuan, perilaku, sikap dan penyedia sarana. Tingkat kepuasan juga amat subyektif dimana
jenis kelamin, kedudukan sosial, tingkat ekonomi, budaya, sikap mental dan kepribadian
(Assegaff,2009:174). Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia sangat
berpengaruh dalam perkembangan dunia usaha dan masyarakat dalam menjalankan usahanya
karena kebanyakan dari perusahaan milik pemerintah tersebut telah memonopoli beberapa
bidang usaha yang mengatur kehidupan dan kebutuhan hidup masyarakat banyak. Oleh karena
itu, dalam mengatur dan menjalankan usahanya, BUMN diatur dan dikelola oleh pemerintah
karena sangat berhubungan dengan nasib masyarakat Indonesia. PLN (Perusahaan Listrik
Negara) merupakan salah satu Perusahaan Milik Negara yang memberikan pelayanan kepada
calon pelanggan dan masyarakat dalam penyediaan jasa yang berhubungan dengan penjualan
Peningkatan kebutuhan listrik melonjak dengan tinggi dan cepat, khususnya kebutuhan
bagi industri dan diiringi pula dengan tingkat kepuasan masyarakat menjadi lebih tinggi lagi
sebagai akibat dari meningkatnya pendapatan masyarakat yang maju dan modern. Dalam
memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh setiap pelanggan. PT. PLN yang berstatus Persero
Tertutup merupakan badan usaha yang bergerak dalam bidang penyediaan tenaga listrik.
distribusi serta melakukan perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik serta
data yang ada, dilihat dari kenaikan jumlah pelanggan dan kapasitas pembangkitnya, sejak 30
Setelah melewati masa krisisdari 1998 sampai 2003, kedepannya PLN kembali tumbuh
dan berkembang sesuai tuntutan dan dinamika masyarakat. Memang, saatini energi listrik
merupakan satu - satunya energi paling banyak pemakainya. Ia merupakan energi yang makin
menempati peran (paling) penting dalam kehidupan. Dari awal 1970-an sampai akhir 1990- an
(saat terja dikrisis moneter), kapasitas dan penjualan tenaga listrik dari PLN tumbuh rata-rata
Sebagai perusahaan pemerintah, tentunya PLN mempunyai tanggung jawab yang besar
dalam merespon dan mewujudkan kebutuhan masyarakat sebagai penyedian listrik bagi badan
usaha sampai pada rumah tangga masyarkat. Oleh karena itu, tuntutan masyakarat akan
terpenuhinya kebutuhan listriknya harus dapat dimaksimalkan untuk mendapatkan citra (image
positif bagi masyrakat. Selain itu, dilihat dari basisnya, PLN merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang jasa sehingga pelayanan yang diberikan harus mampu merespon
kebutuhan masyarakat mengenai pelayanan yang seperti apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis dan manajemen
Pelanggan umumnya mengharapkan produk berupa barang atau jasa yang dikonsumsi
dapat diterima dan dinikmatinya dengan pelayanan yang baik atau memuaskan (Assauri, 2003:
28). Kepuasan pelanggan dapat membentuk persepsi dan selanjutnya dapat memposisikan
kualitas jasa, kualitas produk, harga dan faktor-faktor yang bersifat pribadi serta yang bersifat
situasi sesaat. Salah satu faktor yang menentukan kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan
mengenaikualitas jasa yang berfokus pada lima dimensi kualitas, jasa, yaitu bukti fisik,
PT. PLN (persero) Kota Gorontalo yang merupakan penyedian listrik utama di Kota
Gorontalo tentunya memiliki desain pelayanan yang telah tersusun dengan baik. Selanjutnya
bagaimana desain pelayanan tersebut dapat merespon masyarakat dalam hal ini rumah tangga
untuk memenuhi kebutuhannya untuk dilayani seperti apa, dan bagaimana. Suatu fenomena yang
terjadipada PT. PLN (persero) Kota Gorontalo adalah dapat dilihat dari beberapa hal antara lain:
masih kurangnya sosialisasi yang dilakukan dalam melakukan pembayaran rekening listrik
(payment point online bank), masih lambatnya pelayanan yang diberikan terhadap keluhan
seperti pemasangan dan penambahan daya listrik, kurangnya daya tanggap pegawai PLN dalam
memberikan penjelasan mengenai keterlambatan dalam membayar tagihan rekening listrik, dan
fasilitas Kantor PLN yang masih belum memadai dalam memberikan pelayanan yang
Saat ini, sosialisasi yang dilakukan PLN Kota Gorontalo, hanya Sebatas melalui
informasi yang digalakkan oleh media, sehingga rumah tangga kecil yang seyogyanya
dikarenakan oleh kurang responnya petugas dari PLN sendiri. Keterlambatan dalam membayar
listrik seringkali menjadi acuan PLN dalam memutus aliran listrik rumah tangga. Hal ini dapat
memicu ketidak harmonisan hubungan PLN dan Konsumen. Hal tersebut disebabkan oleh
lambatnya informasi yang diterima konsumen perihal sanksi sanksi akibat keterlambatan
pembayaran listrik. Fasilitas kantor perlu didukung oleh pusat pelayanan, sebagaimana diketahui
bahwa kantor PLN Kota Gorontalo belum memiliki pusat pelayanan konsumen.
UP3 merupakan singkatan dari Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan, yang berorientasi
Manajemen SDM adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan mulai dari
penilaian kinerja, formulasi jalur karir, perencanaan suksesi, sampai dengan mengelola imbal
jasa dengan maksud menyelaraskan tujuan organisasi dan tujuan pegawai untuk mencapai tujuan
organisasi
Berbasis Kompetensi (MSDM-BK). pada 5 Januari 2004 yang lalu menandai dimulainya
pendekatan yang lebih sistematik dan modern dalam mengelola sumberdaya manusia
perusahaan.
oleh dua hal: pertama informasi tentang kebutuhan kompetensi di perusahaan dan yang
diniatkan di masa kini dan hasil nyata yang akan kita raih di masa depan dalam rangka
pegawai secara optimal yang prosesnya didasarkan pada informasi tentang kebutuhan
• Kesuksesan perusahaan dapat diraih dengan cara menciptakan organisasi dan budaya yang
• Untuk itu, pengembangan SDM berbasis kompetensi merupakan kata kunci agar
perusahaan yang sukses memiliki life cycle yang panjang. Di samping itu, perhatian
manajemen dalam hal mengembangkan pegawai menjadi talenta sukses perlu menjadi
Peranan manajemen sumber daya manusia dalam meningkatkan produktivitas kerja PT.
PLN (Persero) UP3 Gorontalo sangat lah penting. Pengetahuan terus di tingkatkan manajemen
PT. PLN (Persero) UP3 Gorontalo untuk meningkatkan produktivitas kerja yang baik dengan
cara :
1.Pendidikan.
Faktor pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pengetahuan karyawan, untuk itu PT. PLN
(Persero) UP3 Gorontalo selalu meningkatkan pendidikan dalam rangka persiapan menghadapi
kecanggihan teknologi saat ini, dalam hal ini manajemen selalu mengirim karyawan yang
memiliki kompetensi baik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih baik lagi.
2.Pelatihan
PT. PLN (Persero) UP3 Gorontalo selalu mengikutsertakan pelatihan kepada karyawan jika ada
panggilan dari PT. PLN (Persero) UP3 Gorontalo wilayah Gorontalo serta mengikutsertakan
karyawan dalam pelatihan yang diadakan PT.PLN (Persero) wilayah maupun pusat.
3.Umur
Umur mempengaruhi penyelesaian pekerjaan yang ada di PT.PLN (Persero) UP3 Gorontalo usia
produktif berada pada umur 25-35 tahun. Manajemen PT.PLN (Persero) UP3 Gorontalo selalu
menepatkan karyawan yang berusia relatif muda untuk pekerjaan lapangan karena dinilai efektif
dan cepat.
4.Masa.Kerja.atau,Pengalaman,Kerja
Dimana karyawan PT.PLN (Persero) UP3 Gorontalo akan semakin memiliki kompetensi yang
baik karena karyawan yang sudah memiliki masa kerja yang banyak sudah banyak belajar dari
pengalaman sebelumnya ketika bekerja. PT. PLN (Persero) UP3 Gorontalo selalu menghargai
5.Keterampilan
Hal ini keterampilan teknis karyawan yaitu penggunaan atau pengoperasian sarana-prasarana
perlengkapan dan peralatan yang ada di kantor baik peralatan yang lama maupun yang baru,
untuk meningkatkan kinerja dan mengatasi masalah-masalah yang terjadi serta kemampuan
komputer maupun teknologi informasi, untuk menjamin peningkatan kerja dan efesiensi kerja.
6.Sikap
PT. PLN (Persero) UP3 Gorontalo ini memiliki persepsi, komitmen dan loyalitas yang baik
terhadap perusahaan, untuk itu kompetensi sikap juga terus di tingkatkan manajemen PT. PLN
(Persero) UP3 Gorontalo untuk meningkatkan produktivitas kerja di tanamkan untuk memiliki
pandangan atau pikiran yang baik terhadap perusahaan, sikap menunjukan dimensi emosional
dari sikap yang berhubungn dengan perasaan yaitu perasaan senang (positif) ketika bekerja di
PT. PLN (Persero) UP3 Gorontalo dan selalu memberikan tindakan yang baik terhadap
SDM atau tenaga kerja yang baik dan berkualitas sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan.
Aktivitas MSDM yang dilakukan PT. PLN ( Persero ) sudah baik, hal ini terlihat dari lembaran
lowongan kerja dan kebijakan-kebijakan terhadap karyawannya yang menunjukkan atau merujuk
kepada upaya menghasilkan SDM yang berkualitas. PT. PLN ( Persero ) sebagai satu-satunya
perusahaan BUMN yang bergerak di bidang jasa penyedia listrik sebaiknya jangan cepat merasa
puas dengan aktivitas manajemen sumber daya manusia yang dilakukkan, namun harus terus
diperbaharui dan dikembangakan agar terus mendapatkan SDM yang berkualitas, sehingga dapat
menghadapi permasalahan sumber daya manusia di masa depan dan agar bisa terus melayani
input yang sangat penting bagi perusahaan selain bahan baku dan peralatan lainnya dalam
operasi suatu perusahaan. Tanpa tenaga kerja manusia, perusahaan tidak akan dapat beroperasi
untuk mencapai tujuan perusahaannya. Aktivitas manajemen SDM pada perusahaan PT. PLN
PT. PLN (Persero) dalam perekrutan karyawan melakukan perencanaan kebutuhan akan
sumber daya manusia dengan menentukan jumlah lowongan pekerjaan yang dibutuhkan dan
Dalam memenuhi kebutuhan sumber daya manusia (tenaga kerja) akan perusahaannya,
perusahaannya yang disertai dengan persyaratan yang harus dipenuhi oleh para calon
karyawan. Hal ini terlihat dari keterangan dalam lembaran lowongan kerjanya sebagai
berikut :
PERSYARATAN
Umum
Batas Usia :
Status belum menikah dan bersedia tidak menikah selama menjalani Diklat Prajabatan
IPK :
Satu pelamar hanya diperbolehkan memilih 1 (satu) kode jabatan saja sesuai bidang studi
yang dimiliki
Pelamar setingkat S1/D4 tidak boleh memilih jabatan setingkat D3 (down grade)
Sehat jasmani dan rohani untuk melaksanakan tugas pekerjaan di PT PLN ( Persero ) di
seluruh Indonesia
Tidak dipungut biaya apapun untuk mengikuti program rekrutmen/seleksi dan Diklat
Hanya Pelamar yang memenuhi persyaratan yang akan dipanggil untuk mengikuti
Dengan adanya kualifikasi yang ditetapkan oleh perusahaan terkait perekrutan tenaga
kerja, hal ini menunjukan bahwa PT. PLN ( Persero ) tidak asal dalam memilih calon
karyawannya, tetapi sangat selektif dengan tujuan agar tenaga kerja yang diterima nanti
merukan karyawan yang berkualitas dan sesuai untuk bisa mengisi jabatan yang dibutuhkan.
kerjanya, yaitu :
1. Seleksi administrasi
5. Tes Kesehatan
6. Wawancara
Seleksi yang dilakukan PT. PLN ( Persero ) terhadap para calon karyawannya tersebut
adalah dengan tujuan untuk mengetahui dan mengetes kemampuan para calon karyawannya
apakah sesuai atau tidak untuk mengisi jabatan yang mereka inginkan. Hal ini juga bertujuan
agar karyawan yang diterima nanti adalah SDM yang berkualitas dan kemampuan yang
Peserta yang lulus seleksi penerimaan akan di didik sebagai staf atau pun sebagai teknis
pelaksana sesuai dengan bidangnya dan ditempatkan di unit dan wilayah kerja PT. PLN
PT. PLN ( Persero ) mengadakan pelatihan bagi para calon tenaga kerja yang telah
diterima dalam perusahaanya. Hal ini terlihat dalam lembaran lowongan pekerjaannya
sebagai berikut :
Pelamar / peserta seleksi penerimaan yang lulus atau memenuhi syarat dalam proses
seleksi di atas, akan dipanggil untuk mengikuti Program Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan ( Diklat Prajab ). Selama mengikuti Diklat Prajab status peserta adalah Siswa
1. Pembinaan Kedisiplinan
2. Pengenalan Perusahaan
3. Pembidangan
pada pegawai
pekerja dalam lembaran lowongan pekerjaannya, karena PT. PLN ( Persero ) merupakan
perusahaan milik negara oleh karena itu upah yang diberikan kepada karyawannya
merupakan upah yang diperoleh pegawai negeri yaitu sesuai dengan golongan dalam
jenjang karirnya.
karyawannya, ini menunjukkan bahwa PT. PLN ( Persero ) peduli terhadap para
karyawannya dan menganggap bahwa para karyawannya merupakan asset penting bagi
perusahaan, dimana apabila karyawannya berkualitas dan memiliki “nilai” yang tinggi,
5. Pemberian Kompensasi
Prestasi kerja karyawan sering kali sangat tergantung pada tingkat insentif yang
diberikan oleh perusahaan, karena dengan pemberian insentif yang lebih tinggi atau
lebih besar pekerja mampu meningkatkan produktivitas kerja agar bekerja lebih giat dan
dan Bonus sebagai pendorong dalam peningkatan prestasi kerja karyawan, dimana
diharapkan pemberian kompensasi ini dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan dan
para pekerja akan bekerja secara maksimal untuk mencapai standar produksi yang
ditetapkan oleh perusahaan sehingga prestasi kerja karyawan meningkat dan tujuan
perusahaan tercapai.
6. Jenjang Karir
jenjang karir para karyawan PT. PLN ( Persero ) merupakan jenjang karir pegawai
negeri pada umumnya. Jadi dalam hal ini jenjang karir yang akan diperoleh oleh para
Selain adanya perekrutan tenaga kerja, sub sistem tenaga kerja juga memiliki
manajemen Pemberhentian Tenaga Kerja sebagai mana yang tercantum dalam Undang-
hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang
Ada beberapa alasan yang menyebabkan seseorang berhenti atau putus hubungan
tapi ada juga karena keinginan pengusaha, agar tidak terjadi hal semena-mena yang
karena tidak cocok dengan pendapat perusahaan atau bertentangan dengan kehendak
kepada karyawan.
beberapa alasan, yang dalam hal ini sesuai dengan Teoti menurut Melayu SP. Hasibuan
1. Undang-undang
suatu perusahaan, antara lain anak-anak karyawan Warga Negara Asing (WNA),
2. Keinginan perusahaan
3. Keinginan karyawan
d. Untuk berwirausaha
e. Balas jasa terlalu rendah
4. Pensiun
masa kerja tertentu. Usia kerja seseorang karyawan untuk setatus kepegawian adalah
55 tahun atau seseorang dapat dikenakan pensiun dini, apabila menurut keterangan
dokter, karyawan tersebut sudah tidak mampu lagi untuk bekerja dan umurnya sudah
karyawanya didalam suatu kontrak, didalamnya disebutkan masa waktu kerja atau
masa kontraknya. Dengan alasan ini juga tidak dilakukan pemutusan hubungan kerja
6. Meninggal dunia
7. Perusahaan dilikudasi
yang berlaku. Untuk menentukan apakah benar atau tidak perusahaan dilikuidasi atau
dengan melalui beberapa proses. Adapun beberapa cara yang dilakukan dalam proses
b. Bila musyawarah menemui jalan buntu maka jalan terakhir adalah melalui
2. Bagi karyawan yang melakukan pelanggaran berat dapat langsung diserahkan kepada
pihak kepolisian untuk diproses lebih lanjut tanpa meminta ijin lebih dahulu kepada
3. Bagi karyawan yang akan pensiun, dapat diajukan sesuai dengan peraturan.
Demikian pula terhadap karyawan yang akan mengundurkan diri atau atas kehendak
karyawan, diatur atas sesuai dengan peraturan perusahaan dan peraturan perundang-
undangan.
yang cukup besar diantaranya untuk membayar pensiun atau pesangon karyawan dan
untuk membayar tunjangan-tunjangan lainnya. Begitu juga pada saat penarikan kembali
karyawan, perusahaan pun mengeluarkan dana yang cukup besar untuk pembayaran
terhadap karyawan itu sendiri, dengan diberhentikan dari pekerjaannya maka berarti
karyawan tersebut tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan secara maksimal untuk
karyawan dan keluarganya. Atas dasar tersebut, maka manajer sumber daya manusia
harus sudah dapat memperhitungkan beberapa jumlah uang yang seharusnya diterima
oleh karyawan yang berhenti, agar karyawan tersebut dapat memenuhi kebutuhannya
TEAM LEADER
PEMELIHARAAN
TEAM LEADER TEAM LEADER TEAM LEADER
PEMELIHARAAN PELAYANAN TEAM LEADER
ADM DAN UMUM
METER DAN OPERASI
PEMASARAN TEAM LEADER
TEAM LEADER PELANGGAN TEAM LEADER
KEUANGAN DAN
PENGENDALIAN PDKB
AKUNTANSI
SUSUT
TEAM LEADER
TRANSASKSI
ENERGI LISTRIK
TEAM LEADER
MAPPING DATA
JARINGAN
PELANGGAN
TEAM LEADER
PERENCANAAN
SISTEM
Job Deskripsi
Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam struktur
Tugas Pokok:
Asisten Manager Bagian Keuangan, SDM dan Administrasi bertanggung jawab atas
kelancaran pengelolaan dan pengendalian kegiatan bidang administrasi dan keuangan yang
meliputi sumber daya manusia, kesekretariatan, anggaran, keuangan dan akuntansi untuk
mendukung laporan keungan yang akurat dan tepat waktu serta mencapai target kinerja
sesuai tujuan perusahaan.
Hasil/Output: Laporan proses pengelolaan keuangan, SDM dan administrasi. Tugas Pokok:
Asisten Manager Bagian Jaringan bertanggung jawab atas rencana dan pelaksanaan operasi
dan pemeliharaan jaringan distribusi, dan pekerjaan dalam keadaan bertegangan (PDKB)
untuk menjamin mutu dan keandalan jaringan distribusi.
Hasil/Output: Pendistribusian energy listrik yang kontinyu dan andal Tugas Pokok:
Team Leader Pelaksana Pengadaan adalah jabatan struktural di Kantor Pusat, Unit
Induk dan Unit Pelaksana, yang ditunjuk oleh Pengguna Barang/Jasa, yang mempunyai
kecakapan profesional dengan kualifikasi tertentu, pengalaman dan kemampuan untuk
menangani portofolio pengadaan yang ditugaskan kepada mereka.
Hasil Output: Laporan Hasil Pemilihan Penyedia Barang/Jasa. Tugas Pokok:
a. Melakukan analisis terhadap lingkup pengadaan
barang/jasa yang akan dilakukan.
b. Menyusun jadwal pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.
c. Membuat Harga Perkiraan Sendiri (HPS) untuk diusulkan
penetapannya oleh Pengguna Barang/Jasa.
d. Melakukan proses pengumuman kepada Calon Penyedia
Barang/Jasa.
e. Menilai kualifikasi calon Penyedia Barang/Jasa dalam
hal pengadaan melalui prakualifikasi atau
pascakualifikasi.
f. Memberikan penjelasan pengadaan (Aanwijzing).
g. Melakukan evaluasi terhadap Dokumen Penawaran.
h. Melakukan negosiasi untuk Pengadaan Barang/Jasa
dengan Metode Pelelangan Terbatas, Pelelangan Terbuka
atau Penunjukan Langsung.
i. Melaporkan hasil proses pengadaan barang/jasa kepada
Pengguna Barang/Jasa.
j. Mengusulkan calon pemenang
(Penyedia Barang/Jasa) kepada
Pengguna Barang/Jasa.
k. Mengumumkan pemenang dan menjawab sanggahan
l. Menyiapkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
(SPPBJ) dan Melakukan Contract Discussion
Agreement (CDA).
dimasa depan semakin berat, seperti persaingan ketat penguasaan sumber daya, peningkatan
tuntutan pasar, kondisi ekonomi atau perubahan lingkungan usaha diluar model bisnis saat
ini. Untuk mengantisipasi itu diperlukan pemimpin dan pegawai perusahaan yang sangat
kompeten, terutama dalam penguasaan soft competency. Kompetensi dapat diperoleh melalui
pendidikan, pelatihan, pengalaman atau bakat bawaan. Istilah kompetensi ini bisa diterapkan
untuk merujuk pada kemampuan atau kewenangan seorang individu maupun sebuah
organisasi untuk menentukan sesuatu. Kompetensi dianggap melekat pada sebuah organisasi
apabila organisasi tersebut memiliki sebuah sistem untuk mengelola kompetensi para
Salah satu kebijakan PT. PLN (Persero) yang merupakan langkah awal untuk
organisasi yang senantiasa memperluas kemampuannya untuk menciptakan hasil yang benar-
benar diharapkan, dimana setiap individu dimotivasi untuk bersama-sama secara kolektif dan
terus menerus belajar dalam usaha mencapai hasil yang baik dan sesuai dengan kebutuhan
dan forum-forum seminar di dalam bahkan diluar negeri. Kerangkan MSDM-BK meliputi
pengembangan hard competency dan soft competency.
berkarir di perseroan.
Dalam pelatihan ini, pihak PLN menggunakan metode diklat. Untuk diklat
keseluruhan biaya ditanggung oleh kantor pusat yang bekerja sama dengan Undiklat. Setelah
itu bagi peserta yang lulus akan memperoleh sertifikat, dan sebaliknya bagi peserta yang
tidak lulus diharapkan untuk mengikuti kembali diklat serupa diwaktu berikutnya.