Pengantar
Jurusan Politik dan Pemerintahan merupakan salah satu jurusan tertua dan
terdepan dalam kajian politik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM. Pada
awal pendiriannya, jurusan ini didirikan sebagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan akan birokrat yang akan mengisi jabatan publik di Departemen Dalam
Negeri pada waktu itu.
Akan tetapi seiring dinamika yang terjadi secara global, kajian ilmu
pemerintahan juga mengalami perkembangan yang signifikan dari segi ontologi,
epistemologi, maupun aksiologi keilmuannya. Pada tahap awal studi politik dan
pemerintahan lebih memfokuskan kajiannya pada lembaga-lembaga formal negara
yang berkaitan dengan urusan publik. Kemudian dalam perkembangannya, urusan
publik dan dinamikanya tidak dapat hanya dipahami dengan pendekatan negara
(state approach) melainkan juga dengan memasukkan dimensi masyarakat dan pasar
dalam kaitannya sebagai aktor yang turut mempengaruhi pengambilan keputusan.
Pergeseran kajian ini terutama terkait dengan ontologi keilmuan yang dikaji di
Jurusan Politik dan Pemerintahan.
Tulisan ini bukanlah kajian final yang mampu mencakup dan menjawab
pertanyaan yang mengemuka terkait aspek keilmuan Jurusan Politik dan
Pemerintahan. Tulisan ini hanya merupakan telaah dangkal mengenai aspek-aspek
tertentu dalam jurusan ini yang dibahas secara parsial. Oleh karena itu, penulis
sangat menyadari akan perlunya kritik dari sementara kalangan untuk
penyempurnaan tulisan ini ke depan.
Oleh karena itu, merujuk pada uraian di atas, penulis akan menggunakan
terminologi ‘studi pemerintahan’ dan ‘ilmu politik’ dalam menjelaskan struktur
keilmuan yang membangunnya.
Sebelum kita melangkah lebih lanjut dalam memahami ontologi kajian ilmu
politik dan studi pemerintahan, terlebih dahulu akan dijelaskan sedikit mengenai
pemahaman filsafati tentang ontologi keilmuan. Secara sederhana, ontologi dapat
dipahami sebagai hakikat apa yang dikaji. Ontologi membahas tentang apa yang
ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau, dengan perkataan lain, suatu
pengkajian mengenai teori tentang “ada” (Suriasumantri 2006). Ontologi
merupakan bahasan mengenai objek yang ingin kita telaah. Kemudian, bagaimana
dengan objek penelaahan ilmu secara umum. Ilmu berbeda dengan agama yang
mengkaji sesuatu yang dapat ditangkap secara inderawi sekaligus sesuatu yang
berada di luar jangkauan pengalaman manusia. Ilmu membatasi dirinya hanya pada
objek yang dapat dijangkau oleh pancaindera manusia atau pengalaman empiris.
Ilmu mempelajari tentang segala sesuatu sepanjang berada dalam pengalaman
empiris manusia.
Sebagaimana telah penulis jelaskan di awal tulisan ini, kajian pemerintahan
di Jurusan Politik dan Pemerintahan telah mengalami pergeseran yang signifikan
secara ontogis, epistemologis, dan aksiologis keilmuannya. Pergeseran ini terjadi
seiring dengan perkembangan studi pemerintahan (governance) dalam konteks
global. Mengenai hal ini, secara lebih jelas kiranya penulis merujuk pada salah satu
tulisan tim jurusan :
Seperti telah kita ketahui, studi pemerintahan merupakan salah satu bagian
dalam ilmu politik. Hal ini membawa dampak pada bahasan metodologis kajian
pemerintahan. Oleh karena itu, studi pemerintahan menggunakan metodologi
ilmu politik dalam menelaah ontologi keilmuannya. Hal ini dapat kita lacak dari
tulisan Pratikno yang mengemukakan pendapat sebagi berikut :
Kesimpulan
Studi pemerintahan merupakan salah satu bagian dalam ilmu politik. Hal
ini membawa dampak pada bahasan metodologis kajian pemerintahan. Oleh
karena itu, studi pemerintahan menggunakan metodologi ilmu politik dalam
menelaah ontologi keilmuannya.
Pratikno. ( 2005). Melacak Ruang Kajian Ilmu Politik : Sebuah Riset Awal. Jurnal
Transformasi, vol 1, no 1 , 36.