Ilmu pemerintahan bisa dikatakan sebagai cabang ilmu baru. Ilmu pemerintahan
sebagai cabang ilmu baru telah memberikan daya tarik tersendiri, karena
keberadaanya memiliki arti penting bagi kehidupan manusia, baik sebagai ilmu juga
dalam kaitan praktis dengan kehidupan bernegara dan berpemerintahan.
Mengutip pendapat MacIver (1963:6) pemerintahan adalah ilmu tertua dari ilmu-ilmu
sosial lainnya. Menurut MacIver ilmu pemerintahan adalah ilmu yang secara
sistematis mempelajari pemerintahan suatu negara dan tentang asal mula terjadinya
pemerintahan, serta kondisi yang ditimbulkan dari adanya bentuk pemerintahan
yang ada, hubungan antara pemerintah dan yang diperintah, mekanisme
pemerintahan, kepemimpinan pemerintahan, fungsi-fungsi pemerintahan.
Memahami ilmu pemerintahan melalui landasan berfikir filsafat ilmu yang terdiri dari
dari aspek ontologi, epistimologi dan aksiologi, menampakkan dengan jelas dimana
posisi pemerintahan sebagai ilmu mandiri dan mempengaruhi perkembangan ilmu
pemerintahan kedepannya. Sehingga setiap orang yang mempelajari dan
mempertanyaakan ilmu pemerintahan memilki keyakinan bahwa ilmu pemerintahan
sebagi ilmu murni juga ilmu praktis (diterapkan) dalam praktek pemerintahan.
Sejalan dengan Sufianto (2015:23-24) ada tiga kajian pokok dalam filsafat, yaitu
ontologi, epistimologi, dan aksiologi. Dengan menganalisis melalui filsafat, tampak
garis demarkasi ilmu pemerintahan yang sesungguhnya dengan ilmu lainnya karena
banyak perdebatan tentang eksistensi pemerintahan sebagai suatu ilmu apakah
pemerintahan hanya sebagai seni yang tidak memiliki sistematika pembahasan yang
tidak jelas ataukah merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki eksistensi yang jelas
dalam kajian filsafat.
Semua pengetahuan apakah itu ilmu, seni, atau pengetahuan apa saja pada
dasarnya mmpunyai ketiga landasan ini (ontologi, epistimologi dan aksiologi). Yang
berbeda adalah materi perwujudannya serta sejauh mana landasan-landasan dari
ketiga aspek ini diperkembangkan dan dilaksanakan. Jadi untuk membedakan jenis
pengetahuan yang satu dari pengetahuanpengetahuan lainnya maka pertanyaan
besar salah satunya yang dapat diajukan adalah: Apa yang dikaji oleh
pengetahuan itu (ontologi)? Bagaimana cara mendapatkan pengetahaun
tersebut (epistimologi)? Untuk apa pengetahuan termaksud dipergunakan
(aksiologi)?
Pembahasan
Metodologi adalah hasil pengkajian terhadap berbagai metode yang menjadi bahan
pembentukan seperangkat pengetahuan tentang metode. Masalah dalam
metodologi adalah suatu informasi yang mengandung pertanyaan atau
ketidakjelasan. Metodologi ilmu secara formal melekat di dalam definisi ilmu yang
bersangkutan dan secara substantif ditunjukkan oleh aksioma, anggapan dasar,
pendekatan, model analisis dan model konstruk pengalaman dan konsep.
Dalam mempelajari sebuah ilmu baik dilihat dari metodologi ilmunya maupun dari
metodologi penelitiannya pada ilmu pemerintahan, memiliki beberapa permasalahan
yaitu:
Sebagai suatu bidang ilmu yang masih relatif baru, studi Ilmu Pemerintahan pun
tidak terlepas dari pertanyaan-pertanyaan tentang metodologi yang digunakannya.
Dalam Hal ini kita harus memahami bahwa: Setiap ilmu mempunyai metodologinya
sendiri-sendiri dan perkembangan suatu disiplin ilmu pengetahuan bergantung pada
metodologi, inilah perlunya Metodologi Ilmu Pemerintahan harus dipelajari. Berikut
keterkaitan Metodologi Ilmu Pemerintahan dengan Metodologi Ilmu Penelitian.
“Metodologi Ilmu Pemerintahan (Metodologi Ilmu Pemerintahan) adalah ilmu tentang
langkah-langkah yang harus ditempuh untuk memahami pemerintahan; bagaimana
prosedur pengetahuan fenomena pemerintahan itu diperoleh, dianalisa dan
dijelaskan. Atau dengan kata lain (Metodologi Ilmu Pemerintahan) dapat
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari penerapan metode ilmiah oleh
pemerintahan dalam mengkaji masalah-masalah atau mempelajari gejala-gejala
pemerintahan” (Ndraha, 1983:1).
DAFTAR PUSTAKA
Rahman, Khairul. Ilmu Pemerintahan & Tinjauan Dari Landasan Berfikir Filsafat Ilmu Ontologi,
Epistimologi Dan Aksiologi