Anda di halaman 1dari 4

Metode Penelitian Ilmu Pemerintahan

(kajian naratif)

Oleh: Sebastianus G. duminggu

A. Pengertian Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian berasal dari kata “Metode” yang artinya cara yang
tepat untuk melakukan sesuatu dan “Logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan.
Jadi, metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran
secara saksama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan “Penelitian” adalah
suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai
menyusun laporannya. Metodologi penelitian adalah suatu cabang ilmu
pengetahuan yang membicarakan/mempersoalkan mengenai cara-cara
melaksanakan penelitian sampai menyusun laporan berdasarkan fakta-fakta atau
gejala-gejala secara ilmiah.

Dalam tataran yang lebih luas, metodologi penelitian merupakan ilmu


yang mempelajari cara-cara melakukan pengamatan dengan pemikiran yang tepat
secara terpadu melalui tahapan-tahapan yang disusun secara ilmiah untuk
mencari, menyusun serta menganalisis dan menyimpulkan data-data, sehingga
dapat dipergunakan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran
sesuatu pengetahuan.

Metodologi penelitian terdiri dari kata metodologi yang berarti ilmu


tentang jalan yang ditempuh untuk memperoleh pemahaman tentang sasaran yang
telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan penelitian diartikan sebagai
usaha/kegiatan yang mempersyaratkan keseksamaan atau kecermatan dalam
memahami permasalahn sejauh mungkin sebagaimana sasaran itu adanya. Jadi,
metodologi penelitian adalah ilmu mengenai jalan yang dilewati untuk mencapai
pemahaman mengenai permasalahan. Jalan tersebut harus ditetapkan secara
bertanggung jawab ilmiah dan data yang dicari untuk membangun/ memperoleh
pemahaman harus melalui syarat ketelitian, artinya harus dipercaya kebenarannya.

Ilmu pengetahuan memiliki sifat utama yaitu tersusun secara sistematik


dan runtut dengan menggunakan metode ilmiah. Karena itu sangat penting
memiliki sikap ilmiah untuk menyusun ilmu pengetahuan tersebut. Ilmu
pengetahuan memiliki tiga sifat utama , yaitu : sikap ilmiah, metode ilmiah, dan
tersusun secara sistematik dan runtut. Sikap ilmiah menuntun orang untuk berpikir
dengan kritis. Dari sikap tersebut orang dituntun dengan cara kritis pula untuk
menghasilkan ilmu pengetahuan. Selanjutnya cara kritis itu disebut metode
ilmiah. Jadi dengan sikap ilmiah dan metode ilmiah diharapkan dapat disusunlah
ilmu pengetahuan dengan sistematik dan runtut.

Dalam melakukan penelitian ilmiah, peneliti harus menemukan


permasalahan yang terjadi untuk menentukan topik dari penelitian yang akan
dilakukan. Dalam metodologi penelitian, masalah atau permasalahan merupakan
informasi yang mengandung pertanyaan akan ketidakjelasan suatu permasalahan.
Permasalahan sendiri merupakan bentuk (gap) antara dass sein dan das solen.
Maksud dari pernyaatan tersebut bahwa, permasalahan merupakan bentuk
kesenjangan antara harapan dan kenyataan.

B. Definisi Ilmu Pemerintahan dan istilah Bestuuzrskunde.


Ilmu pemerintahan merupakan Ilmu yang mempelajari proses politik
(alokasi otoritatif nilai-nilai di dalam sebuah masyarakat) dalam penyelenggaraan
pemerintahan sebuah negara. Ilmu Pemerintahan (IP) adalah khas Indonesia, yang
tidak dikenal di belahan dunia lain. Tetapi IP selalu memperoleh stimulus
eksternal: kolonialisme, developmentalisme dan neoliberalisme. Para pendiri
membuat IP untuk alasan aksiologis-praktis, tanpa disertai dengan ontologi dan
epistemologi yang memadai. Secara ontologis, konsep pemerintah merupakan
tradisi Anglo Saxon, tetapi pemerintahan diambil dari tradisi hukum Eropa
Kontinental dan bestuurskunde warisan kolonial, yang di negeri asal disebut
administrasi. IP sukses mencetak banyak birokrat, tetapi ia tidak membawa roh
“pemerintahan rakyat” dan tidak sanggup mencerahkan praktik pemerintahan
Indonesia, melainkan hanya ikut menjaga law and order yang diwarisi dari
beamtenstaat kolonial.
Pendiri dan pengasuh IP generasi awal adalah para sarjana hukum didikan
Indologi, meskipun tradisi ini sebenarnya tidak mengenal konsep pemerintah,
melainkan negara. Agar tidak terlalu mengarah ke ranah hukum, para mahasiswa
IP memperoleh pelajaran tentang bestuur (yang diterjemahkan menjadi
pemerintahan), sebuah konsep yang sudah lama dikenal dalam pengajaran dan
praktik administrasi negara kolonial. Buku Gerrit van Poelje “Algemene Inleiding
tot de Bestuurskunde” telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, Pengantar
Umum Ilmu Pemerintahan (1953), yang diajarkan sekaligus menjadi buku hafalan
bagi mahasiswa IP. Bestuurskunde, yang disebut IP (terapan) itu, menurut Poelje,
adalah ilmu yang mengajarkan bagaimana mengatur dan memimpin sebaik-
baiknya dinas umum.
C. Pengertian metodologi ilmu pemerintahan
Metodologi Ilmu Pemerintahan (MIP) adalah ilmu tentang langkah-
langkah yang harus ditempuh untuk memahami pemerintahan; bagaimana
prosedur pengetahuan fenomena pemerintahan itu diperoleh, dianalisa dan
dijelaskan. Dengan kata lain MIP dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari penerapan metode ilmiah oleh pemerintahan dalam mengkaji
masalah-masalah atau mempelajari gejala-gejala pemerintahan (Ndraha, 1983:1).
MIP memberikan analisa tentang pendekatan, konsep, generalisasi, teori,
paradigma atau preposisi - preposisi yang melatar belakangi setiap langkah dan
prosedur yang biasa ditempuh dalam kegiatan analisa atau interpretasi terhadap
masalah-masalah pemerintahan. Metodologi ilmu pemerintahan juga memberikan
alternatif dan petunjuk dalam memilih pendekatan itu dan membandingkan unsur-
unsur yang penting dalam rangkaian kegiatan memahami, menganalisa dan
menginterpretasikan masalah atau gejala-gejala pemerintahan.
Secara garis besar MIP membahas konsep-konsep teoritik berbagai
metode/pendekatan dalam memahami gejala-gejala atau masalah-masalah
pemerintahan, kelebihan dan kekurangannya yang dalam karya ilmiah dilanjutkan
dengan pemilihan pendekatan yang dianggap paling tepat untuk digunakan.
Belajar MIP antara lain adalah belajar mengenai bagaimana melakukan penelitian
pemerintahan, yaitu belajar mengenai prosedur logika dan konseptualisasi yang
mendasari proses penelitian pemerintahan, misalnya belajar memahami cara
bagaimana mendeskripsikan, menganalisa & menilai prosedur konseptualisasi,
generalisasi, teorisasi, eksplanasi, serta menjabarkan asumsi yg mendasari upaya
teorisasi dan menilai kekuatan & kelemahan upaya teoritis itu.
Dalam MIP ini juga dibahas bagaimana ilmuwan membangun
pengetahuan tentang pemerintahan, membahas tahap-tahap penting dalam proses
pembentukan pengetahuan secara sistematis, yaitu perumusan konsep untuk
mendeskripsikan fenomena, perumusan generalisasi dengan menghubungkan
konsep dan pembentukan teori yang merangkum dan memberi makna pada
generalisasi itu.
D. Fungsi metodologi ilmu pemerintahan
Ada dua fungsi MIP, yaitu : fungsi ke dalam dan fungsi ke luar. Fungsi ke
dalam adalah menguji, mengoreksi dan mengembangkan diri sendiri (heuristik).
Sedangkan fungsi ke luar adalah mengidentifikasi, merekam, menggambarkan,
menerangkan hubungan, menguji pengetahuan lain dan memprediksi
(meramalkan) fenomena yang dikaji, bahkan metodologi penelitian merupakan
alat yang digunakan untuk mempelajari, memahami dan menganalisa gejala atau
masalah-masalah pemerintahan. Dengan demikian dalam mempelajari metodologi
ilmu pemerintahan harus memahami prinsip-prinsip dasar penelitian, konsep-
konsep pemerintahan, Filsafat Ilmu dan bahkan Statistik terutama untuk Analisis
Pendekatan Kuantitatif.

Anda mungkin juga menyukai