Anda di halaman 1dari 14

PROSES PEMERINTAHAN SEBAGIAN

ILMU PENGETAHUAN

UNTAD

NAMA: IVAN ARNANTA BASRAN LAMANDO

NIM: B40118224

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU POLOTIK

UNIVERSITAS TADULAKO

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut


Undang Undang Dasar. Itulah ketentuan yang digariskan dalam Pasal 4 ayat (1)
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD Negara RI
Tahun 1945). (Tonralipu, 2020) Ilmu pengetahuan adalah proses dari akumulasi
kompetensi , yaitu memiliki kemampuan yang baik di bidang pengetahuan
tertentu yang menjadi ilmu pengetahuan (from knowledge to science), yang
berarti memiliki status untuk menjadi sama dengan ilmuilmu pengetahuan lainnya
atau dengan ilmu pengetahuan yang lebih dahulu ada, disertai hak dan kewajiban
sama. Realitas perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan adalah pada interaksi antara
subjek dan objek masing-masing dan diiringi keunggulan masingmasing dalam
progress, prognosis, innovation, creation, dan certainty. (Franciscus,2015)

Pemerintahan adalah gejalayang kompleks dan berkembang setua dunia ini. la


menjadi bermakna kedka mampu memberi arti seluas-luasnya bagi kemaslahatan
banyak orang. Kondisi ini mensyaratkan agar pemerintahan dapat berkembang
sebagai cara pengelolaan kehidupan bersama yang bermanfaat dan dapat diterima
secara universal melalui distribusi nilai secara wajar dan merata.
(Franciscus,2015) Secara umum, kajian pemerintahan dalam perspektif keilmuan
masih terbatas jika dilihat perkembangannya dewasa ini. Hal ini disebabkan
posisi ilmu pemerintahan yang bersifat transisional dari kajian ilmu lain seperti
pclitik dan hukum. Disebut transisional karena ilmu pemerintahan terkesan sulit
mengidentifikasikan dirinya secara tegas dari bayang-bayang ilmu tersebut.

Dalam pembahasan ini pendekatan yang digunakan untuk mengkaji permasalahan


yang berkait dengan judul ialah pendekatan prilaku yang lebih mengkaji
permasalahan berdasarkan fakta di lapangan dan bersifat empiris. Secara umum,
kajian pemerintahan dalam prespektif keilmuan masih terbatas jika dilihat
perkembangannya dewasa ini. Hal ini disebabkan karena posisi ilmu
pemerintahan yang bersifat transisional dari kajian ilmu lain seperti politik dan
hukum. Disebut transisional karena ilmu pemerintahan terkesan sulit
mengidentifikasi dirinya secara tegas dari bayang-bayang ilmu tersebut.

Secara klasikal, pendekatan yang sering dilakukan melalui celah ilmu politik yang
kemudian melahirkan pemahaman tentang praktik pemerintahan dari keseluruhan
perangkat yang terbagi melalui cabang-cabang kekuasaan. Dari sinilah
pemerintahan kemudian diartikan sebagai pelembagaan kekuasaan yang
dioprasionalisasikan secara konkret dari jenjang paling puncak hingga hingga
entitas pemerintahan paling terendah. Dengan kata lain, pemerintah hanyalah
pernyataan konkret dari fenomena kekuasaan yang lebih luas, dimana kekuasaan
dengan segala atributnyadipelajari secara seksama dalam kacamata ilmu politik.
Praktisnya pemerintahan dipelajari sebagai teknik mengelola kekuasaan dalam
institusi yang dibentuk secara berjenjang. Akhirnya, transisi ilmu pemerintahan
tampak seperti bergerak paksa menuju identifikasi diri, lepas dari rahim
kekuasaan yang karena itu terasa tetap berbau ilmu politik kurni.

Dari sudut lain misalnya ilmu hukum tampak bahwa gejala pemerintahan
hanyalah tindakan mengelolakekuasaan secara formalistik. Kondisi ini membuat
praktik pemerintahan dipandang sebagai suatu aktivitas positif dari jabatan-
jabatan yang diemban termasuk kelembagaannya dalam relasi antara
pemerintahan dengan rakyat dan atau sebaliknya. Dalam praktiknya gejala
pemerintahan dipelajari misalnya lewat ilmu hukum tata negara, ilmu negara dan
ilmu hukum administrasi negara. Merujuk pada kedua prespektif kedua ilmu
tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemerintahan dipahami sebagai sebuah unsur
dominan dari apa yang telah dikontruksikan sebagai negara (state) selain tindakan
koersive (hukum) sebagai alokasi kekuasaan yang bersifat istimewa untuk
melakukan sedikit banyak paksaan. Disamping itu terdapat ilmu lain seperti
ekonomi dan sosiologi dipandang penting sebagai ilmu bantu untuk memahami
hubungan-hubungan antara pemerintah dengan yang diperintah. Untuk kontribusi
kedua ilmu ini yang juga menjadi motif-motif terbentuknya hubungan antara
ilmu-lmu tersebut dengan ilmu pemerintahan.

Lahirnya ilmu pemerintahan baru dipandang oleh pencetusnya sebagai jarvaban


atas rurbulensi domestik yang selama ini sulit dijawab oleh ilmu pengetahuan lain
akibat kebuntuan dari pengembangan ilmu itu sendiri. Pemikiran [edua cenderung
mewakili makna pemerintahan sebagai gejala politik sehingga tak ada alasan
untuk melepaskan dari kultur ilmu politik. Suka atau tidak, konsep pemerintahan
dipahami sebagai subkultur ilmu politik. Pandangan ini merupakan pengaruh
pemikiran polirik barat yang selama ini mendominasi sebagian besar ilmuwan
politik di berbagai perguruan tinggi. Pemikiran Aetiga mencoba untuk
mendudukkan kedua arus pemikiran utama secara harmonis dengan
memposisikan gejala politik dan pemerintahan sebagai dua ilmu yang dapar
dipelajari secara bersamaan, seperti sekeping mata uang dengan dua mata yang
berbeda- Konsekuensi terhadap pemikiran ini menghasilkan jurusan politik-
pemerintahan yang bertujuan mempelajari bagaimana politik pemerintah bekerja
dalam tujuan-rujuan tertentu.

Perkembangan pengetahuan manusia yang didasarkan pada kualitas


pengetahuannya terbagi ke dalam beberapa tingkatan, yaitu:
(1) nescience;
(2) ignorance;
(3) doubt;
(4) suspicion;
(5) opinion;
(6) certitude. (polyanda,2016)

Tahap yang paling sulit bagi suatu ilmu pengetahuan adalah mencapai “certitude
level”, karena tidak ada lagi keraguan sedikit pun mengenai keberadaan ilmu
pengetahuannya. Persoalan yang ada ialah, bagaimana meningkatkan keunggulan
ilmu pengetahuan terhadap ilmu pengetahuan lainnya (open competition).

Pada prinsipnya setiap disiplin ilmu memiliki ciri-ciri tertentu yang merupakan
bagian dari pengetahuan. Salah satu ciri yang penting dalam menentukan adanya
ilmu tersebut adalah memiliki metode tertentu atau memiliki basis
metodologinya. Metodologi ilmu secara formal embedded di dalam definisi ilmu
yang bersangkutan dan secara substantif ditunjukan oleh aksioma atau anggapan
dasar, pendekatan, model analisis dan model konstruk pengalaman dan konsep.
Ilmu pemerintahan pun memiliki basis metodologi (sebagai epistemologi dari
ilmu pemerintahan), yakni metode yang membahas bagaimana memperoleh
pengetahuan yang benar di bidang ilmu pemerintahan. Metodologi ini sebagai alat
yang dipakai untuk mengidentifikasi sasaran formal spesifik diantara sejumlah
obyek formal lainnya yang gejalanya memiliki keteraturan yang cukup untuk
dianalisis. Dari analisis inilah akan lahir konsep-konsep sebagai bahan baku
penyusunan teori pemerintahan. (Article,2020)
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimana proses pemerintahan dalam ilmu pengetahuan?

1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui proses pemerintahan dalam ilmu pengetahuan
BAB II

PEMBAHASAN

Ilmu Pemerintahan mempunyai guna/manfaat dalam mengurus kepentingan


publik. Kepentingan publik yang dimaksud seperti dalam hal aturan, fasilitas, dan
pelayanan. (Garna,2010) Hal ini sesuai dengan tujuan Negara dalam hal
partisipasi publik untuk pencapaian tujuan Negara. Jadi dapat dikatakan bahwa
Ilmu Pemerintahan merupakan ilmu pengetahuan yang ilmiah, karena memiliki
metodologi/filsafat-ilmu dan memiliki guna/manfaat, yaitu untuk kesejahteraan
masyarakat. Ilmu Pemerintahan ini tidak dapat berdiri sendiri, namun
membutuhkan ilmuilmu lain untuk mengembangkan Ilmu Pemerintahan.

Ilmu Pemerintahan berasal dari kata ilmu dan pemerintahan. Pemerintahan


berasal dari kata pemerintah. Banyak pengertian yang dikemukakan oleh para ahli
tentang Ilmu Pemerintahan. Namun dari pengertian tersebut terdapat perbedaan
pada objek forma Ilmu Pemerintahan, sedangkan objek materianya sama yaitu
negara/pemerintah. Objek suatu ilmu pengetahuan menurut Inu Kencana2 adalah
sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan, sehingga dengan demikian objek
merupakan apa yang diamati, diteliti, dipelajari, dan dibahas. Objek materia dari
suatu disiplin ilmu dapat sama dengan ilmu lain, karena bersifat umum dan
merupakan topik yang dibahas secara global tentang pokok persoalan (subject
matter). Sedangkan objek forma bersifat khusus dan spesifik karena merupakan
pusat perhatian (focus of interest) suatu disiplin ilmu pengetahuan. (Karniawati,
2015)

Sumber hukum formil adalah tempat atau sumber dari mana suatu peraturan
memperoleh kekuatan hukumnya, yang meliputi undang-undang, perjanjian
internasional, yurisprudensi, dan kebiasaan. Sekali lagi, dapat dilihat bahwa hasil
kerja dari subjek yang menjadi pokok bahasan dalam ilmu pemerintahan menjadi
sumber hukum. Subjek tersebut adalah penyelenggara pemerintahan. Tentunya,
penyelenggara pemerintahan dalam arti yang luas sehingga meliputi eksekutif,
legislatif, dan yudikatif. Oleh karena itu, dalam konteks hubungan antar hukum
tata negara dan ilmu pemerintahan, topik dalam ilmu pemerintahan merupakan
salah satu sumber hukum dalam kajian hukum tata Negara. (Tonralipu,2020)
A. Ilmu-Ilmu Kenagaraan

1. Ilmu Pemerintahan dan Ilmu Politik, Bila membicarakan hubungan ilmu


pemerintahan dengan ilmu politik, kita sudah barang tentu bukan hanya
melihat pada pembentukan jurusan-jurusan dan fakultas-fakultas pada
beberapa perguruan tinggi, maksudnya apakah perguruan tinggi tersebut
memiliki jurusan atau fakultas pemerintahan dan atau politik, di antara
pemerintahan dan politik itu manakah yang merupakan induk bagian dan
manakah yang merupakan anak bagian.
Dalam pembicaraan sehari-hari kita seakan-akan mengartikan politik, sebagai
suatu cara yang dipakai untuk mewujudkan tujuan tetapi sebenarnya para ahli
ilmu politik sendiri mengakui bahwa sangat sulit memberikan definisi tentang
ilmu politik itu sendiri. Pada dasarnya politik mempunyai ruang lingkup
negara, membicarakan politik dan ghalibnya adalah membicarakan negara,
karena teori politik menyelidiki negara sebagai lembaga yang mempengaruhi
masyarakat. Asal mula ilmu politik itu sendiri berasal dari kata “Polis” yang
berarti “negara kota” dengan politik berarti ada hubungan khusus antara
manusia yang hidup bersama, dalam hubungan itu timbul aturan, kewenangan,
dan akhirnya kekuasaan (Robez Dahl).4 Tetapi politik juga bisa dikatakan
sebagai kebijaksanaan, kekuatan, kekuasaan, pemerintahan, konflik dan
pembagian atau kata-kata yang serumpun. Beberapa pendapat yang
mengatakan bahwa pemerintah hanya merupakan sub sistem ilmu politik,
pada gilirannya tetap akan mengakui keberadaan ilmu pemerintahan tersebut.
Secara umum dapat dikatakan bahwa ilmu pemerintahan, menekankan pada
fungsi output daripada mutu sistem politik, sedangkan ilmu politik menitik
beratkan pada fungsi input. Dengan kata lain ilmu pemerintahan lebih
mempelajari komponen politik dari suatu sistem politik, sedangkan ilmu
politik mempelajari society dari suatu sistem politik. Kemudian terlihat
hubungan yang nyata pula antara ilmu politik dan ilmu pemerintahan yang
organisasinya tersusun berdasarkan prinsip-prinsip birokrasi yang mempunyai
ruang lingkup yang cukup luas mulai dari garis pemerintahan pusat sampai ke
daerah-daerah dan desa/kelurahan, adalah menjalankan keputusan-keputusan
politik. Sedangkan ilmu pemerintahan fokus pada penyelenggaraannya.

2. Ilmu Pemerintahan dan Ilmu negara, Hubungan antara ilmu pemerintahan


dengan ilmu negara sangat dekat,sehingga banyak yang merancukan
pembagiab bentu-bentuk negara dengan bentuk-bentuk
pemerintahan.Sedangkan ilmu pemerintahan itu dinamis, karena dapat
menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi setempat, oleh karena itu selain
merupakan suatu disiplin ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri pemerintahan
juga merupakan suatu seni yaitu seni memerintah yang selain diperoleh
melalui kegiatan belajar mengajar, juga karena dilahirkan berbakat. Kemudian
salah satu syarat adanya negara adalah adanya pemerintah yang syah dan
diakui baik di dalam maupun luar negeri. Dengan demikian pemerintah
tersebut mempunyai wewenang untuk memerintah secara legitimasi. Namun
pada prinsipnya hubungan antara ilmu pemerintahan dengan ilmu negara
sangat erat karena memiliki objek materia yang sama yaitu

3. Ilmu Pemerintahan dan Administrasi negara, Sebagaimana kita ketahui


pemerintah memegang peranan sentral dalam pembangunan nasionalnya
(menurut ponsion) yaitu dalam menentukan kebijaksanaan umum tersebut.
Proses penetapan kebijaksanaan umum itu disebut pemerintahan dan
pelaksanaanya yang disebut juga bussines side pemerintahan dinamakan
administrasi negara atau dapat juga disebut sebagai administrasi
pemerintahan. Dengan demikian terlihat bahwa menetapkan kebijaksanaan
adalah fungsi politik yang dijalankan pemerintahan, dan pelaksanaannya
adalah fungsi administrasi yang dijalankan oleh pemerintah. Atau seperti
dikatakan oleh Frank J. Goodnow dalam bukunya politics and administration,
bahwa fungsi pokok pemerintah yang amat berbeda satu sama lain yaitu
politik dan administrasi. Politik melakukan kebijaksanaan-kebijaksanaan atau
melahirkan keinginan negara, sementara administrasi diartikan sebagai hal
yang harus berhubungan dengan pelaksanaan atau penyelenggaraan dari
kebijaksanaan-kebijaksanaan atau kehendak negara tersebut (the execution of
the will of stated). Daripendapat ini tampak hubungan antara ilmu politik,
ilmu administarsi, ilmu pemerintahan, ilmu administrasi negara. Administrasi
dan politik merupakan dikatomi, yaitu dua bentuk yang berbeda satu sama
lain tetapi tidak dapat dipisahkan ibarat dua sisi dari satu mata uang. Kedua
dilaksanakan atau merupakan fungsi pemerintah maksudnya pemerintah
dalam arti yaitu, pertama membuat kebijaksanaan (policy making)
dilaksanakan pihak legislatif (Indonesia dilaksanakan bersama pihak eksekutif
atau pemerintah dalam arti sempit), dan kedua, pelaksanaan kebijaksanaan
(policy execution) dilaksanakan pemerintah dalam arti sempit (eksekutif).
Pelaksanaan yang kedua ini disebut dengan administrasi negara. Jadi
administrasi negara sebagai salah satu fungsi pemerintahan menjelaskan
beberapa pendekatan administrasi negara, bahkan memasukan administrasi
negara juga sebagai salah satu cabang ilmu pemerintahan.

4. Ilmu Pemerintahan dan Hukum Tata Negara, Ilmu Pemerintahan sangat erat
kaitannya dengan hukum tata negara, karena keduanya sama-sama memiliki
objek materia yang sama, yaitu negara. Hukum tata negara adalah cabang
ilmu hukum yang mengkhususkan diri membahas seluk beluk kenegaraan,
khususnya di bidang pelaksanaan tugas-tugas kenegaraan. Dengan demikian
permasalahan-permasalahan yang diprioritaskan untuk dibahas oleh hukum
tata negara dapat diidentifikasikan antara lain sebagai berikut:

a. Pembentukan lembaga-lembaga negara yang memiliki kekuasaan tertinggi


sampai dengan yang terendah dalam negara tersebut.
b. Pembentukan konstitusi negara, dengan amandemennya ataupun garis-garis
besar haluan negara lainnya.
c. Hukum pembentukan pemerintah daerah dengan pemberian otonomi
kepada daerah-daerah.
d. Hukum pendapatan kewarganegaraan sesorang dalam suatu negara.

Yang membedakan Ilmu Pemerintahan dengan Hukum tata negara adalah


sudut pandangnya masing-masing yaitu, bila ilmu pemerintahan cenderung
lebih mengkaji hubungan-hubungan pemerintah dalam arti utama adalah pada
gejala yang timbul pada pristiwa pemerintahan itu sendiri, maka hukum tata
negara cenderung mengkaji hukum serta peraturan yang telah ditegakan dalam
hubungan tersebut.

B. Ilmu-ilmu Non Kenagaraan

1. Ilmu Pemerintahan dan Ilmu Hukum, Di dalam penjelasan Undang-undang


Dasar 1945 tentang sistem pemerintahan Indonesia, dijelaskan bahwa negara
Indonesia berdasarkan atas hukum (rechsstaat) tidak berdasarkan atas
kekuasaan belaka (machsstaat). Dalam hal ini dijelaskan bahwa kata
“Hukum” dijadikan lawan kata “kekuasaan”. Kekuasaan adalah kemampuan
menggerakan kekuatan fisik dan mengorganisasikan orang banyak atas dasar
suatu sistem sanksi. Kekuasaan dalam arti sempit, baik dalam masyarakat
sedang, kuno maupun masa kini dalam masyarakat negara kontemporer,
diartikan sama oleh koentajaraningrat. Jadi yang dimaksud dengan kekuasaan
adalah otoriter pemimpin, kesewenangan dan kekuatan paksaan (Coersive
power). Kekuasaan(yang dalam hal ini dilawankan dengan hukum) dalam
organisasi terbesar (negara) dimilikioleh pemerintah (penguasa negara),
sehingga dengan demikian jelaslah hubungan antara kekuasaan (yang dimiliki
pemerintahan yang berkuasa) dengan hukum, karena hukum itu sendiri adalah
aturan (tingkah laku) yang pada ghalibnya membicarakan persamaan hak dan
kewajiban manusia. Bagi para ahli hukum gejala-gejala yang timbul di dalam
hubungan pemerintah itu, dilihat dari segi penerapan peraturan-peraturan
hukum yang berlaku, penggunaan sanksi-sanksi terhadap pelanggaran hukum
yang berlaku, pengektifan kekuasaan yang bersumber dari hukum untuk
mencapai tujuan negara.
2. Ilmu Pemerintahan dengan Ilmu Administrasi, Ilmu administrasi adalah
cabang atau kesatuan atau disiplin ilmu sosial yang secara khas mempelajari
“Administrasi” sebagai salah satu fenomena masyarakat modern. Sedangkan
administasi itu sendiri diartikan sebagai keseluruhan proses pelaksanaan dari
pada keputusan keputusan yang diambil dan pelaksanaannya itu pada
umumnya dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Akan halnya hubungan antara ilmu
pemerintahan dengan ilmu administrasi sebagaimana akan disampaikan pada
hubungan administrasi negara sebagai anak cabang ilmu administrasi dan
ilmu pemerintahan bahwa terlihat fungsi ilmu administrasi itu sendiri adalah
pelaksanaan kebijakan negara yang dijalankan oleh aparat (pejabat)
pemerintah, karena administrasi sebagai sautu hal yang harus berhubungan
dengan penyelenggaraan dari kebijaksanaan-kebijaksanaan kehendak negara
tersebut. Jadi kerja sama suatu bangsa untuk mencapai tujuan nasionalnya
tersebut yang kemudian dapat disebut sebagai administrasi negara, menjadi
salah satu fungsi dari pemerintahan, karena memang pada akhirnya
administrasi merupakan cabang ilmu pemerintahan dan ilmu administrasi.
3. Ilmu Pemerintahan dan Geografi, Faktor-faktor yang berdasarkan geografis,
seperti perbatasan strategis (strategic frontainer), desakan penduduk
(pepulation ures), daerah kepulauan (sphere of influence)dan lain-lain sangat
mempengaruhi ilmu pemerintahan. Kendati seluruh faktor-faktor tersebut
adalah faktor-faktor yang terdapat dalam ilmu geografi. oleh karenannya
terdapat hubungan yang erat pula ilmu Pemerintahan dengan geografi, karena
pengaruh dimaksud ditujukan pada ilmu pemerintahan.
4. Ilmu Sejarah dengan Ilmu Pemerintahan, Bagi para ahli sejarah dalam
menanggapi ilmu pemerintahan, melihat bahwa gejala-gejala dan peristiwa-
peristiwa pemerintahan yang timbul dalam setiap hubungan pemerintahan
dengan penekanannya hanyalah pada fungsi dan pengorganisasian terutama
dalam perjalanan ruang dan waktu yang senantiasa berubah. Dengan demikian
dapat ditelusuri bahwa tingkat budaya, tingkat kadar kesukuan, keadaan
geografis, politis dan lain-lainnya itu, sebagai proses yang senantiasa berlanjut
diberbagai tempat dan keadaan.
5. Ilmu pemerintahan dan Ilmu Ekonomi, Di negara-negara berkembang, negara
mempunyai tugas yang relatif lebih banyak dan berat dalam semua sektor
kehidupan terutama dalam sektor perekonomian.Tugas negara menciptakan
kesejahteraan dan tidak terbatas pada satu golongan tertentu dalam
masyarakat, dan tidak pula terbatas pada suatu waktu tertentu dalam
kehidupan individu itu. Di indonesia misalnya, mulai dari warga negara yang
belum lahir ke dunia sampai warga negara yang sudah meninggal dunia diurus
oleh negara, yaitu dikenal dengan istilah Badan Kordinasi dan dinas
pemakaman. Bagi para ahli ekonomi gejala-gejala yang timbul dalam
hubungan-hubungan pemerintahan dipandang bahwa tugas utama
pemerintahan adalah mempertimbangkan manfaat dan pengorbanan yang
diperoleh. Atas dasar ini lalu ditentukan prioritas dengan memperhitungkan
efesiensi dan efektivitas.
6. Ilmu Psikologi dengan Ilmu Pemerintahan, Para apakar ilmu jiwa telah
menyumbangkan pendapat-pendapat mereka tentang naluri, emosi dan
kebiasaan individu, pokok pokok tentang kejiwaan (psyche) seseorang.
Pengetahuan tentang faktor kejiwaan seseorang, dapat menjelaskan seluruh
tingkah laku dan sikap seseorang tersebut. Jadi dengan begitu melalui ilmu
jiwa diadakan penyelidikan terhadap terbentuknya elit pemerintahan, masalah
pemerintahan, masalah kepemimpinan, pendapat umum, propaganda, partai
politik dan gejala-gejala timbulnya sebuah revolusi. Dengan demikian
pengetahuan kejiwaan sangat dibutuhkan dimanapun kapanpun diadakan
penyelidikan-penyelidikan ilmu Pemerintahan secara ilmiah.
7. Ilmu Pemerintahan dengan Sosiologi, Sosiologi merupakan ilmu yang
mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok, sosiologi
juga merupakan ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses
kemasyarakatan yang bersifat stabil, ilmu kemasyarakatan ini juga
mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan-perubahan
sosial (Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi). Akan tanggapannya pada
ilmu pemerintahan, bagi para ahli sosiolog, gejala-gejala yang timbul dalam
hubungan-hubungan pemerintahan, seperti hubungan antara yang diperintah
(masyarakat) dengan yang memerintah (pemerintah), dipandang sebagai usaha
penataan masyarakat. Dalam hal ini perlu dilihat bahwa yang memerintah
sejauh mana mampu dalam mengadakan perubahan hubungan masyarakat
sebaliknya juga perlu dilihat sejauh mana yang diperintah diubah dalam
hubungan masyarakat tersebut.
8. Ilmu Pemerintahan dan Filsafat, Filsafat menelaah hal-hal yang menjadi
objeknya, dari sudut intinya yang mutlak, terdalam tapi tidak berubah
(notonegoro) atau perunangan yang sedalam-dalamnya sebab “ada” dan
“perbuat”. Kenyataan yang sedalam-dalamnya sampai kepada “mengapa”
yang penghabisan (Drijarkara). Filsafat menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang terakhir, tidak dangkal dan dogmatis, melainkan kritis sehingga kita
sadar akan kekaburan dan kekacauan pengertian sehari-sehari (Betrand
Russel). Membicarakan disiplin ilmu pemerintahan secara filsafati akan
menimbulkan berbagai pertanyaan yaitu, bagaimana seharusnya sistem
pemerintahan yang terbaik untuk mencapai tujuan negara, bagaimana
seseorang pejabat pemerintah harus bertindak untuk keselamatan negara dan
warga negara. (Labolo,2014)
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan
1. Ilmu pemerintahan pada dasarnya merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang
mandiri dan otonom yang memiliki metode tersendiri sebagai pendekatan
dalam melakukan kajian dan penelusuran terhadap gejala atau peristiwa
pemerintahan.
2. Perbedaan tersebut merupakan dinamika perkembangan ilmu pemerintahan
dari waktu ke waktu. Namun dibalik itu semua tujuannya adalah memberikan
kontribusi terhadap penyelesaian masalahmasalah atau gejala peristiwa
pemerintahan yang terus berkembang dengan nilai sejarah suatu negara dan
pengalaman penyelenggaraan pemerintahannya
3. Gejala pemerintahan yang terus menerus diamati dan dirasakan pun
memunculkan rasa ingin tahu manusia yang kemudian melahirkan ide atau
gagasan mengenai bagaimana pemerintahan tersebut berkembang dan
berproses.
4. untuk menentukan posisi ilmu pemerintahan dalam khazanah sosial haruslah
dicari benang merahnya, sehingga kemandiriannya semakin tampak melalui
perhubungan ilmu pemerintahan dengan disiplin ilmu lain, sekaligus melihat
persamaan dan perbedaanya.
5. Pemerintahan adalah gejalayang kompleks dan berkembang setua dunia ini.

3.2 Saran
Saran saya sebaiknya harus lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA

1. Garna, Judistira K. 2010. Filsafat Ilmu. Bandung: Primaco Akademika


2. Karniawati, N. (2015). HAKEKAT ILMU PEMERINTAHAN (Kajian Secara
Filsafat). CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan, 1(2), 205-215.
3. Labolo, M. 2014. MEMAHAMI ILMU PEMERINTAHAN. EDISI 7.
Jakarta:rajawali pers
4. Tonralipu, A. S. A. T. (2020). Ilmu Pemerintahan Sebagai Sumber Dan
Substansi Hukum Tata Negara. GOVERNABILITAS (Jurnal Ilmu
Pemerintahan Semesta), 1(1), 25-40.
5. Van Ylst, F. (2015). Eksistensi Ilmu Pemerintahan. CosmoGov: Jurnal Ilmu
Pemerintahan, 1(1), 1-11.
6. Polyanda, Petrus, “Menelurusi Duduknya Ilmu Pemerintahan”, Jurnal
Politikologi, Vol.3, No.1 (Oktober 2016).

Anda mungkin juga menyukai