0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
346 tayangan2 halaman
Ontologi ilmu pemerintahan melihat obyek yang dikajinya yaitu negara, dengan fokus pada hubungan antara pemerintah dan rakyat. Ilmu pemerintahan memiliki obyek materi yang sama dengan ilmu-ilmu terkait lainnya seperti ilmu negara dan ilmu politik, tetapi memiliki sudut pandang berbeda dalam obyek formanya.
Ontologi ilmu pemerintahan melihat obyek yang dikajinya yaitu negara, dengan fokus pada hubungan antara pemerintah dan rakyat. Ilmu pemerintahan memiliki obyek materi yang sama dengan ilmu-ilmu terkait lainnya seperti ilmu negara dan ilmu politik, tetapi memiliki sudut pandang berbeda dalam obyek formanya.
Ontologi ilmu pemerintahan melihat obyek yang dikajinya yaitu negara, dengan fokus pada hubungan antara pemerintah dan rakyat. Ilmu pemerintahan memiliki obyek materi yang sama dengan ilmu-ilmu terkait lainnya seperti ilmu negara dan ilmu politik, tetapi memiliki sudut pandang berbeda dalam obyek formanya.
pemerintahan. Apa yang ingin dipelajari oleh ilmu pemerintahan? Atau dengan perkataan lain, apakah yang menjadi bidang telaah ilmu pemerintahan? Berbicara mengenai hakekat ilmu pemerintah dalam hal kajiannya maka yang akan kita bicarakan adalah tentang ontologi ilmu pemerintahan. Setiap ilmu harus memiliki obyek tertentu untuk dikaji. Obyek ilmu dapat dibedakan menjadi dua macam yakni obyek materia dan obyek forma. Menurut Poedjawijatna (1975: 18) bahwa Obyek materia adalah obyek yang disoroti sebuah ilmu baik berupa gejala alam dan atau gejala sosial, sedangkan obyek forma adalah sudut pandangan penyorotan. Obyek materia dapat disebut sebagai persoalan pokok (subject matter), sedangkan obyek forma dapat pula disebut sebagai pusat perhatian (focus of interest). Satu ilmu dengan ilmu lainnya mungkin memiliki obyek materia yang sama, tetapi harus memiliki obyek forma yang berbeda. Lahirnya ilmu-ilmu baru justru karena adanya sudut pandang yang berbeda terhadap obyek yang sama. Sebagai contoh, ilmu negara, ilmu politik, ilmu administrasi negara, ilmu pemerintahan adalah rumpun ilmu yang memiliki obyek materia sama yakni NEGARA. Tetapi masing-masing ilmu memiliki obyek forma yang berbeda. Obyek forma ilmu negara lebih menyoroti bentuk, jenis dan susunan negara, obyek forma ilmu politik lebih menyoroti proses pembentukan kekuasaan dalam suatu negara. Obyek forma ilmu administrasi negara atau yang sekarang diberi istilah ilmu administrasi publik (sebagai terjemahan dari public administration) lebih banyak menyoroti administrasi dalam arti sempit (ketatausahaan), organisasi, manajemen, kepemimpinan hingga ke tataran HR (Hubungan antar manusia/human relations) dalam suatu negara. Sedangkan obyek forma ilmu pemerintahan lebih menyoroti hubungan antara yang memerintah (pemerintah) dan yang diperintah (rakyat) dalam konteks kewenangan dan pelayanan publik. Ilmu yang memiliki obyek materia sama dikelompokkan dalam satu rumpun. Antara ilmu yang satu dengan lainnya dapat saling meminjam teori, konsep, variabel maupun metodologi. Ilmu atau cabang ilmu yang baru tumbuh biasanya lebih banyak meminjam teori, konsep, variabel maupun metodologi dari ilmu lain yang sudah mapan, sampai ilmu atau cabang ilmu tersebut mencapai tahap kedewasaannya. Ilmu yang dewasa akan memiliki konsep, teori, hukum dan metodologi yang spesifik dibanding ilmu lainnya. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ontologi ilmu pemerintahan dapat dilihat dari obyek-obyek tertentu yang mempunyai keserupaan satu sama lainnya. Adapun obyek ilmu pemerintahan dapat dibagi dua yaitu :
a. Obyek materia ilmu pemerintahan adalah negara.
b. Obyek forma ilmu pemerintahan adalah hubungan antara yang memerintah (pemerintah) dan yang diperintah (rakyat). Dalam hubungan hubungan pemerintahan terdapat gejala pemerintahan. Khusus untuk hubungan pemerintahan antara yang memerintah (pemerintah) dengan yang diperintah (rakyat), dapat diklasifikasikan ke dalam dua pola, yaitu: a. Hubungan Pemerintahan Vertikal Yaitu hubungan atas bawah antara pemerintah dengan rakyatnya, di mana pemerintah sebagai pemegang kendali yang memberikan perintah perintah kepada rakyat, sedangkan rakyat menjalankan dengan penuh ketaatan. Pemerintah yang memerintah- berkedudukan pada posisi hierarki dengan rakyat yang diperintah. Pada hubungan ini peranan pemerintah sangat dominan yakni sebagai motor penggerak bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Masyarakat lebih banyak diposisikan sebagai obyek dari pelaksanaan kekuasaan pemerintahan. b. Hubungan Pemerintahan Horizontal Yaitu hubungan menyamping kiri kanan antara pemerintah dengan rakyatnya, di mana pemerintah dapat saja berlaku sebagai produsen sedangkan rakyat sebagai konsumen karena rakyatlah yang menjadi pemakai utama barang barang yang diproduksi pemerintahnya sendiri. Dalam hubungan ini sesuai dengan paradigma good governance, di mana kedudukan dan posisi pemerintahan adalah heterarki dengan pemangku kepentingan lainnya seperti sektor swasta dan sektor masyarakat.