Abstrak:
Penyelenggaraan negara akan terimplementasikan dalam bentuk praktik pemerintahan. Dalam proses praktik
pemerintahan, salah satu fungsi yang melaksanakan adalah fungsi kepolisian. Dalam perkembangannya
fungsi kepolisian yang dilaksanakan oleh profesi polisi menghadapi permasalahan sosial yang semakin
kompleks, sehingga membutuhkan ilmu pengetahuan untuk mampu memsistematisasi tugas-tugas fungsi
kepolisian. Ilmu yang mampu memberikan dukungan dalam pelaksanaan tugas fungsi kepolisian adalah
ilmu kepolisian. Sehingga pengembangan ilmu kepolisian akan senada dengan perkembangan kompleksitas
penyelenggaraan negara, terutama dalam mewujudkan keteraturan sosial. Implementasi ilmu kepolisian
dalam praktik pemerintahan menunjukkan lingkup ilmu kepolisian adalah bagian dari ilmu negara.
Kata Kunci: Ilmu Kepolisian, Politik, pemerintahan merupakan tanda bahwa ilmu
Pemerintahan, Negara pemerintahan bersifat teoritik konseptual dan
tidak semata-mata praktis profesional. Dengan
demikian, pemerintahan bukanlah semata-
Pendahuluan mata keterampilan belaka. (Gede Suacana,
Filsafat Politik dan Pemerintahan, artikel tidak
Sebagai sebuah ilmu yang multidimensional, dipublikasikan).
ilmu pemerintahan sebagaimana halnya ilmu
politik juga masih menyimpan aneka problema, Dalam implementasinya, praktik
terutama dalam upaya penentuan ontologis, pemerintahan adalah sebuah penyelenggaraan
epistemologis dan aksiologis keilmuannya. proses kenegaraan, dimana banyak fungsi
Dari aspek ontologis ilmu pemerintahan, baik pemerintahan akan terlibat. Salah sataunya
menyangkut definisi maupun objek material dan adalah fungsi kepolisian. Dalam pemahamahan
formal, belum dijumpai adanya kesepahaman. fungsi kepolisian, secara normatif pada Negara
Meskipun demikian ada beberapa titik persamaan Kesatuan Republik Indonesia, fungsi kepolisian
mendasar di kalangan ilmuwan pemerintahan, adalah fungsi dalam lingkup menegakkan
yaitu: Pertama, bahwa ilmu pemerintahan hukum, memelihara keamanan dan ketertiban
itu ada dan sedang berkembang ke arah masyarakat, serta fungsi sebagai pelindung,
kemandirian. Kedua, adanya berbagai paradigma pengayom, dan pelayan masyarakat. Pemahaman
normatif ini tercantum dalam Undang-Undang
* Dr. A. Wahyurudhanto, M.Si; Dosen pada STIK-PTIK untuk mata
Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
kuliah Politik Kepolisian, editor buku Ilmu Kepolisian yang diterbitkan
oleh STIK-PTIK, menyelesaikan Doktor Ilmu Pemerintahan di
RI.
Universitas Padjadjaran Bandung, beralamat di wrudhanto@gmail.com
Sedangkan Syafiie menyatakan bahwa ilmu execution). Dengan kata lain, ilmu pemerintahan
pemerintahan adalah ilmu yang mempelajari diidentikkan dengan ilmu politik.
bagaimana melaksanakan koordinasi dan
Dari pemahaman posisi itu, sasaran utama
kemampuan memimpin bidang legislatif,
dan objek formal dari ilmu pemerintahan dengan
eksekutif, dan yudikatif dalam hubungan Pusat
sendirinya adalah pemerintahan Indonesia
dan Daerah antar lembaga serta antara yang
dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya.
memerintah dengan yang diperintah.
Dalam studi pemerintahan bisa dibahas masalah
Namun, jauh sebelum itu, Mariun eksekutif, baik pada tingkat “presidency” maupun
(2004) sudah menyatakan bahwa pemerintahan pada tingkat lokal. Demikian juga bisa dikaji
menunjuk kepada kegiatan atau fungsi-fungsi persoalan “legislatures” terutama yang berkaitan
negara. Pemerintahan dalam arti luas menunjuk dengan sejarah,kedudukan, fungsi serta peranan
kepada segala kegiatan yang dilakukan oleh lembaga tersebut. Pemahaman terhadap lembaga
badan-badan eksekutif, legislatif dan yudikatif. MA, MPR, TNI, masalah kepartaian dan
Sedangkan dalam arti sempit, pemerintahan pemilu, perilaku politik, sosialisasi politik, politik
menunjuk hanya kepada kegiatan eksekutif pembuatan kebijakan, analisis dan implementasi
semata. Terlihat bahwa pemerintahan dalam serta evaluasi kebijakan yang ditempuh. Jadi,
arti luas adalah keseluruhan kegiatan lembaga ruang lingkup ilmu pemerintahan adalah
legislatif, eksekutif dan yudikatif. Pemerintahan “hubungan antara pemerintah dan rakyat dalam
dalam arti sempit hanya menunjuk kepada rangka mencapai kesejahteraan bersama”. Dari
kegiatan eksekutif, dalam hal ini kegiatan berbagai pendapat serta pandangan sebagaimana
presiden dan para menterinya. diungkapkan di atas masih terlihat bahwa belum
ada kesamaan pendapat mengenai objek formal
Tidak seperti ilmu-ilmu sosial yang
ilmu pemerintahan yang memang sangat luas
lain, sampai dengan dekade 1990-an,
bidang cakupannya.
ilmu pemerintahan di Indonesia masih
mengalami krisis epistemologis dan Konsep ilmu pemerintahan ini secara
identitas (Gaffar, “Beberapa Pokok Pikiran hakekat bisa dipahami merupakan turunan dari
Tentang Pengembangan Program Studi Ilmu pemikiran Thomas Hobbes yang menekankan
Pemerintahan di Indonesia”, 1991). Namun perlunya adanya hukum dan keteraturan dalam
begitu, sebagai satu solusi awal dari problema pengelolaan negara oleh pemerintah yang
ini diajukan konstatasi bahwa objek formal berkuasa. Pola pemikiran Hobbes sangatlah
dari ilmu pemerintahan adalah pemerintahan dipengaruhi oleh pengalaman sehari-hari dalam
suatu negara. Pemerintahan hanya merupakan aktivitasnya selama era pergolakan Hobbes
satu “field” atau bagian dari ilmu politik, seperti sangat terkesan oleh tuntutan akan kekuasaan
halnya ilmu administrasi negara, hubungan politik yang kuat untuk mengeluarkan tatanan
internasional dan yang lainnya. Kenyataan yang ada dari pergolakan yang mengancam
ini tentu berbeda jauh dengan situasi sejak masyarakat sipil. Porak-porandanya kesatuan
awal perkembangan ilmu pemerintahan yang abad pertengahan mempengaruhi Inggris dan
sangat dipengaruhi oleh Mazhab Continental daratan Eropa. Monarki Tudor diuntungkan
yang menyatakan bahwa ilmu pemerintahan oleh pecahnya mata rantai politik eksternal
berhubungan dengan: pertama, kegiatan yang dan spiritual ini, tetapi kekuatan yang sama
menyangkut politik pengambilan keputusan yang memungkinkan terbentuknya negara
dalam negara (the politics of policy making). Kedua, modern juga melahirkan semangat baru akan
pelaksanaan dari kebijakan itu sendiri (policy kemerdekaan dan penentuan nasib sendiri di
efisien dan efektif. Keberhasilan pelaksanaan lain. Untuk parameter legitimasi misalnya,
tugas pokok, tugas-tugas dan wewenang terdapat pemberian monopoli kepada polisi
tergantung pula dari pengaturan dan kemampuan dari suatu elite dalam masyarakat (publik) atau
manajemen yang juga disebut kemampuan elite politik di parlemen (undang-undang).
manajemen operasional yang pada dasarnya Demikian pula dalam hal penerapan parameter
merupakan model birokrasi yang diterapkan oleh fungsi. Misalnya dalam tugas-tugas yang
organisasi polisi.Dengan maraknya kejahatan dilekatkan pada polisi antara pemeliharaan
baru seperti terorisme, money laundering, korupsi, hukum dengan ketertiban (order), pencegahan,
kolusi dan nepotisme, cyber crime, white slavery, dan pendeteksian tidaklah sama antar setiap
dan lain-lain transnational crime, maka ruang negara. Untuk parameter struktur juga terdapat
lingkup birokrasi pada organisasi polisi juga variasi dalam pengorganisasian polisi, sentralisasi
akan bertambah luas dan kompleks. atau desentralisasi.
(diterjemahkan Kunarto). 2002. Police Powers Labolo, Muhadam dkk (Ed). 2008. Beberapa
and Politics (Kewenangan Polisi dan Politik). Pandangan Dasar tentang Ilmu Pemerintahan.
Jakarta : Penerbit Cipta Manunggal. Malang : Bayumedia Publishing.
Bayley, David H. 1998. Police for The Future Losco, Joseph & Leonard Williams. 2005.
– Polisi Masa Depan. Terjemahan Kunarto dan Political Theory, Kajian Klasik dan Komtemporer.
Khobibah M. Arief Dimyati. Jakarta : Cipta Terjemahan Haris Munandar. Jakarta : PT
Manunggal. Rajagrafindo Persada.
Belson, William A. 1975. The Public and the Prihatono, Hari & Anak Agung Banyu
Police. London : Harper & Row Publishers. Perwita (Ed). 2006. Mencari Format Komprehensif
Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara. Jakarta
Boer, Monica den and Changwon Pyo.
: Propatria Institute.
2011. Good Policing : Instruments, Models and
Practices. Published : Asia – Europe Foundation Rahardjo, Satjipto. 2003. Sisi-sisi Lain dari
and Hanns Seidel Foundation Indonesia. Hukum di Indonesia. Jakarta : Penerbit Buku
Kompas.
Bruce, David and Rached Neild. 2005. The
Police That We Want : A Handbook for Oversight of Sabine, George H. 1977 (cetakan ketiga).
Police in South Africa. The Centre for the Study Teori-teori Politik : Sejarah Pertumbuhan dan
of Violence and Reconciliation. Perkembangannya. Terjemahan Soewarno
Hadiatmodjo. Jakarta : Penerbit Binacipta
Bruce, Tammy. 2003. The New Thought Police
: Inside the Left’s Assault on Free Speech and Free Shively, W. Phillips. 1983. Power and Choice
Minds. New York : Three Rivers Press. : An Introduction to Political Science. New York :
McGraw-Hill.
Budiardjo, Miriam. 2010 (edisi revisi;
cetakan kedua). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta Sinamo, Nomensen. 2011. Ilmu Negara.
: PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta : permata Aksara.
Darmono, dkk. 2010. Keamanan Nasional : Siregar, Sarah Nuraini, et. al. 2010. Polri di
Sebuah Konsep dan Sistem Keamanan bagi Bangsa Era Demokrasi : Dinamika Pemikiran Internal.
Indonesia. Jakarta : Dewan Ketahanan Nasional. Jakarta : Penerbit LIPI.