Anda di halaman 1dari 8

Implementasi Ilmu Kepolisian dalam Praktik Pemerintahan TEMA UTAMA

Implementasi Ilmu Kepolisian


dalam Praktik Pemerintahan
A. Wahyurudhanto*

Abstrak:
Penyelenggaraan negara akan terimplementasikan dalam bentuk praktik pemerintahan. Dalam proses praktik
pemerintahan, salah satu fungsi yang melaksanakan adalah fungsi kepolisian. Dalam perkembangannya
fungsi kepolisian yang dilaksanakan oleh profesi polisi menghadapi permasalahan sosial yang semakin
kompleks, sehingga membutuhkan ilmu pengetahuan untuk mampu memsistematisasi tugas-tugas fungsi
kepolisian. Ilmu yang mampu memberikan dukungan dalam pelaksanaan tugas fungsi kepolisian adalah
ilmu kepolisian. Sehingga pengembangan ilmu kepolisian akan senada dengan perkembangan kompleksitas
penyelenggaraan negara, terutama dalam mewujudkan keteraturan sosial. Implementasi ilmu kepolisian
dalam praktik pemerintahan menunjukkan lingkup ilmu kepolisian adalah bagian dari ilmu negara.

Kata Kunci: Ilmu Kepolisian, Politik, pemerintahan merupakan tanda bahwa ilmu
Pemerintahan, Negara pemerintahan bersifat teoritik konseptual dan
tidak semata-mata praktis profesional. Dengan
demikian, pemerintahan bukanlah semata-
Pendahuluan mata keterampilan belaka. (Gede Suacana,
Filsafat Politik dan Pemerintahan, artikel tidak
Sebagai sebuah ilmu yang multidimensional, dipublikasikan).
ilmu pemerintahan sebagaimana halnya  ilmu
politik juga masih menyimpan aneka problema, Dalam implementasinya, praktik
terutama dalam upaya penentuan ontologis, pemerintahan adalah sebuah penyelenggaraan
epistemologis dan aksiologis keilmuannya. proses kenegaraan, dimana banyak fungsi
Dari aspek ontologis ilmu pemerintahan, baik pemerintahan akan terlibat. Salah sataunya
menyangkut definisi maupun objek material dan adalah fungsi kepolisian. Dalam pemahamahan
formal, belum dijumpai adanya kesepahaman. fungsi kepolisian, secara normatif pada Negara
Meskipun demikian ada beberapa titik persamaan Kesatuan Republik Indonesia, fungsi kepolisian
mendasar  di kalangan  ilmuwan  pemerintahan,  adalah fungsi dalam lingkup menegakkan
yaitu: Pertama, bahwa ilmu pemerintahan hukum, memelihara keamanan dan ketertiban
itu ada dan sedang berkembang ke arah masyarakat, serta fungsi sebagai pelindung,
kemandirian. Kedua, adanya berbagai paradigma pengayom, dan pelayan masyarakat. Pemahaman
normatif ini tercantum dalam Undang-Undang
* Dr. A. Wahyurudhanto, M.Si; Dosen pada STIK-PTIK untuk mata
Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
kuliah Politik Kepolisian, editor buku Ilmu Kepolisian yang diterbitkan
oleh STIK-PTIK, menyelesaikan Doktor Ilmu Pemerintahan di
RI.
Universitas Padjadjaran Bandung, beralamat di wrudhanto@gmail.com

Jurnal Ilmu Kepolisian | Edisi 083| Juni - Desember 2015 109


TEMA UTAMA Implementasi Ilmu Kepolisian dalam Praktik Pemerintahan

Namun, jika kita lihat esensinya, pemerintahan bisa dikategorikan sebagai


sebenarnya fungsi kepolisian di Indonesia suatu disiplin yang bersifat  general  atau
adalah juga mengadopsi fungsi kepolisian multidimensional. Kenyataan ini menjadi sangat
yang universal, yaitu “to protect and to serve” paralel dengan  mainstream  kajian budaya yang
(melindungi dan melayani). Fungsi ini pada berkembang pesat akhir-akhir ini. Kesamaan
hakekatnya adalah sebagian fungsi negara, yaitu mainsteram ini terutama tampak dalam  focus
menjaga keteraturan sosial dalam kehidupan of interest  ilmu pemerintahan, yang setidak-
berbangsa dan bernegara. Dalam ranah praktik, tidaknya juga harus mencakup dimensi-dimensi
penyelenggaraan fungsi pemerintahan maupun filsafat, hukum, politik, sosiologi, administrasi,
fungsi kepolisian akan didasari pada landasan sejarah, kebudayaan, ekonomi, kepemimpinan
keilmuan sebagai landasan normatif dan teoritik dan tentu kajian budaya sendiri. Luasnya
untuk pijakan implementasi. Tulisan ini akan dimensi-dimensi yang tercakup dalam disiplin
menyoroti implementasi ilmu kepolisian dalam ilmu ini akhirnya banyak menimbulkan masalah
penyelenggaraan praktik pemerintahan, yang kefilsafatilmuan, khususnya dalam upaya
akan sangat terkait dengan implementasi penentuan epistemologis dan aksiologisnya.
ilmu pemerintahan yang dilandasi pada teori Persoalan pertama berkaitan dengan penentuan
mengenai negara. batas-batas ilmu pemerintahan (termasuk fokus
dan lokusnya). Sedangkan persoalan kedua lebih
Perkembangan Ilmu Pemerintahan mengarah pada nilai guna atau segi kemanfatan
keilmuan.
Realitas yang ada sampai saat ini
mengisyaratkan bahwa perkembangan ilmu Fungsi ilmu setidaknya ada tiga, yaitu
pemerintahan di tanah air masih dalam proses mendeskripsi, memprediksi serta mengatur gejala
pemantapan posisinya di dalam keluarga besar alam/ sosial. Supaya ketiga fungsi tersebut dapat
ilmu-ilmu sosial. Tidak seperti ilmu-ilmu sosial berjalan dengan baik, maka diperlukan metode
yang lebih dulu berkembang, seperti psikologi, yang tepat dan valid. Ada tiga metode keilmuan
ekonomi dan sosiologi, pemerintahan masih yang biasanya dipergunakan dalam khasanah
butuh waktu panjang untuk bisa memantapkan perkembangan ilmu pengetahuan, yaitu metode
dirinya menjadi “normal science”dalam terminologi rasional, metode empirik dan metode gabungan.
Thomas Kuhn. Ilmu pemerintahan disamping Metode ilmu sangat bergantung pada objek
perlu mengembangkan konsep-konsep material dan formal dari ilmu yang bersangkutan.
metodologi dan teori yang membedakannya Objek material ilmu pemerintahan adalah
dari cabang-cabang ilmu sosial lainnya, juga negara, sama seperti objek material ilmu politik
ditantang agar secara intensif menggarap atau ilmu administrasi negara. Sedangkan objek
berbagai unsur yang relevan dari ilmu-ilmu formal ilmu pemerintahan sampai dengan saat
sosial untuk memperkaya bidang kajiannya. ini masih menjadi perbincangan.
Munculnya istilah-istilah seperti: system analysis,
Dalam laporan Temu Ilmiah Pengkajian
check and balances, boundary maintenance, demand
Ilmu Pemerintahan (1985) dikemukakan
and support, input-output, black box, factor analysis,
beberapa pandangan mengenai objek formal
unit of analysis  dan sejumlah istilah-istilah
ilmu pemerintahan. Soemendar Soerjosoedarmo
lainnya bisa jadi adalah manifestasi absorpsi oleh
(1985) berpendapat bahwa ilmu pemerintahan
ilmu pemerintahan, di samping tentunya karena
adalah ilmu yang mempelajari kegiatan-
dampak behavioralisme.
kegiatan kenegaraan dalam rangka memenuhi
Dari perspektif ini terlihat bahwa ilmu kepentingan masyarakat secara menyeluruh.

110 Jurnal Ilmu Kepolisian | Edisi 083| Juni - Desember 2015


Implementasi Ilmu Kepolisian dalam Praktik Pemerintahan TEMA UTAMA

Sedangkan Syafiie  menyatakan bahwa ilmu execution). Dengan kata lain, ilmu pemerintahan
pemerintahan adalah ilmu yang mempelajari diidentikkan dengan ilmu politik.
bagaimana melaksanakan koordinasi dan
Dari pemahaman posisi itu, sasaran utama
kemampuan memimpin bidang legislatif,
dan objek formal dari ilmu pemerintahan dengan
eksekutif, dan yudikatif dalam hubungan Pusat
sendirinya adalah pemerintahan Indonesia
dan Daerah antar lembaga serta antara yang
dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya.
memerintah dengan yang diperintah.
Dalam studi pemerintahan bisa dibahas masalah
Namun, jauh sebelum itu, Mariun eksekutif, baik pada tingkat “presidency” maupun
(2004) sudah menyatakan bahwa pemerintahan pada tingkat lokal. Demikian juga bisa dikaji
menunjuk kepada kegiatan atau fungsi-fungsi persoalan “legislatures” terutama yang berkaitan
negara. Pemerintahan dalam arti luas menunjuk dengan sejarah,kedudukan, fungsi serta peranan
kepada segala kegiatan yang dilakukan oleh lembaga tersebut. Pemahaman terhadap lembaga
badan-badan eksekutif, legislatif dan yudikatif. MA, MPR, TNI, masalah kepartaian dan
Sedangkan dalam arti sempit, pemerintahan pemilu, perilaku politik, sosialisasi politik, politik
menunjuk hanya kepada kegiatan eksekutif pembuatan kebijakan, analisis dan implementasi
semata. Terlihat bahwa pemerintahan dalam serta evaluasi kebijakan yang ditempuh. Jadi,
arti luas adalah keseluruhan kegiatan lembaga ruang lingkup ilmu pemerintahan adalah
legislatif, eksekutif dan yudikatif. Pemerintahan “hubungan antara pemerintah dan rakyat dalam
dalam arti sempit hanya menunjuk kepada rangka mencapai kesejahteraan bersama”. Dari
kegiatan eksekutif, dalam hal ini kegiatan berbagai pendapat serta pandangan sebagaimana
presiden dan para menterinya. diungkapkan di atas masih terlihat bahwa belum
ada kesamaan pendapat mengenai objek formal
Tidak seperti ilmu-ilmu sosial yang
ilmu pemerintahan yang memang sangat luas
lain, sampai dengan dekade 1990-an,
bidang cakupannya.
ilmu pemerintahan di  Indonesia masih
mengalami krisis  epistemologis dan Konsep ilmu pemerintahan ini secara
identitas (Gaffar, “Beberapa Pokok Pikiran hakekat bisa dipahami merupakan turunan dari
Tentang Pengembangan Program Studi Ilmu pemikiran Thomas Hobbes yang menekankan
Pemerintahan di Indonesia”,  1991). Namun perlunya adanya hukum dan keteraturan dalam
begitu, sebagai satu solusi awal dari problema pengelolaan negara oleh pemerintah yang
ini diajukan konstatasi bahwa objek formal berkuasa. Pola pemikiran Hobbes sangatlah
dari ilmu pemerintahan adalah pemerintahan dipengaruhi oleh pengalaman sehari-hari dalam
suatu negara. Pemerintahan hanya merupakan aktivitasnya selama era pergolakan Hobbes
satu “field” atau bagian dari ilmu politik, seperti sangat terkesan oleh tuntutan akan kekuasaan
halnya ilmu administrasi negara, hubungan politik yang kuat untuk mengeluarkan tatanan
internasional dan yang lainnya. Kenyataan yang ada dari pergolakan yang mengancam
ini tentu berbeda jauh dengan situasi sejak masyarakat sipil. Porak-porandanya kesatuan
awal perkembangan ilmu pemerintahan yang abad pertengahan mempengaruhi Inggris dan
sangat dipengaruhi oleh Mazhab Continental daratan Eropa. Monarki Tudor diuntungkan
yang menyatakan bahwa ilmu pemerintahan oleh pecahnya mata rantai politik eksternal
berhubungan dengan:  pertama,  kegiatan yang dan spiritual ini, tetapi kekuatan yang sama
menyangkut politik pengambilan keputusan yang memungkinkan terbentuknya negara
dalam negara (the politics of policy making). Kedua, modern juga melahirkan semangat baru akan
pelaksanaan dari kebijakan itu sendiri (policy kemerdekaan dan penentuan nasib sendiri di

Jurnal Ilmu Kepolisian | Edisi 083| Juni - Desember 2015 111


TEMA UTAMA Implementasi Ilmu Kepolisian dalam Praktik Pemerintahan

kalangan rakyat. Kurang lebih seabad setelah Machiavelli, suasana


politik di Inggris juga didera kekacauan yang
Meskipun perkawinan antara borjuis
mencekam. Adalah Thomas Hobbes (1588-
dan kerajaan memungkinkan kerajaan untuk
1679) yang meski berada dalam tekanan mampu
memperoleh kedudukan politik tertinggi,
menulis karya monumentalnya Leviathan
perkawinan ini, dalam dirinya, mengandung
(1651) dengan kejernihan refleksi yang tinggi
benih-benih konflik. Karena kekuasaan raja
untuk menjawab pergolakan politik Inggris
semakin besar, para pedagang dan pemilik tanah
yang pragmatis. Hobbes pun mendefinisikan
mulai melihat adanya bahaya yang terkandung
kekuasaan sebagai “sarana-sarana yang dimiliki
dalam kekuasaan politik yang tidak terbatas
seseorang sekarang ini untuk keinginan-
dan tidak terkontrol ini. Demikian pula halnya,
keinginannya yang nyata di masa mendatang”.
persoalan monopoli keagamaan dalam negara
mulai menciptakan kesulitan pada masa itu Dalam Leviathan, Hobbes menyebutkan
ketika Bible sudah menjadi sumber kebenaran, bahwa secara umum kekuasaan seorang manusia
dan hak penafsiran individu diakui secara luas. adalah saripati dari segala sarana yang dipakainya
untuk meraih tujuan-tujuan di masa depan.
Pada jaman Stuarts, kekuatan-kekuatan
Tampak di sini bahwa Hobbes menganggap
ini menjadi nyata di Inggris. Zaman berikutnya
kuasa sebagai sebuah instrumen operasional
adalah zaman kekerasan di mana kesewenang-
dalam pencapaian kehendak-kehendak manusia.
wenangan para penguasa berlangsung seiring
Namun selain memandang kekuasaan sebagai
dengan pergolakan yang diakibatkannya. Inggris
hal yang operasional dan formal, Hobbes juga
tidak menikmati kehidupan internal damai yang
mendefinisikan kekuasaan secara substansial
nyata pada saat James I naik ke tampuk kekuasaan
(material). Menurutnya “hakikat kekuasaan
pada tahun 1603, tahun ketika Hobbes kuliah
ibarat rasa lapar: makin lama dia dibiarkan,
di Oxford, sampai akhir dekade abad tersebut.
makin besarlah dia. Kekuasaan juga dapat
Dalam lingkungan seperti inilah Hobbes
dibandingkan dengan jatuhnya benda berat yang
menulis karya politik terbesarnya, Leviathan.
bergerak makin cepat, bila dia makin turun ke
Masterpeace Hobbes merupakan filsafat politik
bawah”.
umum pertama yang besar dan komprehensif
yang dihasilkan oleh pemikir Inggris. Para Karena mengembangkan pemahaman
penulis Inggris sebelumnya seperti John of tersebut, maka Hobbes dikenal sebagai bapak
Salisbury, Thomas More, dan Richard Hooker Totalitarianisme modern karena mengajarkan
memang telah menulis karya-karya politik yang bahwa hakikat manusia adalah berwatak
penting, tetapi pemahaman mereka tentang mementingkan diri sendiri sehingga prinsip
pemerintahan sangat terbatas dan terspesialisasi, sosial yang berlaku: “perang semua melawan
dan pemikiran politik mereka umumnya bersifat semua”, hingga terciptanya masyarakat sipil
insidental. melalui kontrak sosial. Para penguasa tidak
terikat oleh kontrak tersebut, dan agama baginya
Leviathan adalah karya yang berorientasi
harus berada dalam kontrol negara.
politik. Ia terkadang digambarkan sebagai
upaya untuk menjustifikasi absolutisme Stuart, Pada akhirnya Hobbes menganggap bahwa
tetapi sebenarnya ia berusaha meletakkan manusia secara alamiah dan pada dasarnya
pondasi teoretis bagi pemerintahan yang absolut mementingkan diri sendiri, suka bertengkar,
secara umum, baik oleh monarki, kediktatoran haus kekuasaan, kejam, dan jahat. Karakter ini
Commonwealth, atau bahkan oleh parlemen. adalah hasil upaya manusia yang ingin terus

112 Jurnal Ilmu Kepolisian | Edisi 083| Juni - Desember 2015


Implementasi Ilmu Kepolisian dalam Praktik Pemerintahan TEMA UTAMA

menambah kebutuhannya, karena dengan berbeda perilakunya. Semakin demokratis


memuhi kebutuhannya manusia akan bahagia. satu Republik, polisinya semakin menghormati
Akan tetapi obyek keinginan manusia tidak hanya supremasi hukum. Disini lalu terjadi perubahan
untuk dinikmati sekali saja, tetapi juga menjamin parameter bukan bentuk negara yang
keinginan untuk masa depan selamanya. Oleh menentukan jenis dan kultur kepolisian - tetapi
karena itu manusia memerlukan kekuasaan kadar demokrasilah yang menentukan kultur
untuk mencapai tujuan hidupnya. profesionalisme dan modernisasi dari organ
kepolisian.
Fungsi Kepolisian Dalam Praktik
Pengertian Police dalam Black s Law
Pemerintahan
Dictionary adalah :The governmental department
Demokrasi berkembang menjadi sebuah charged with the preservation ofpublic order, the
bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan promotion of public safety, and the prevention
suatu negara sebagai upaya mewujudkan anddetection of crime.(Garner, 1999: 1178). Arti
kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) kepolisian disini ditekankan pada tugas-tugas
atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah yang harus dijalankan sebagai departemen
negara tersebut. Salah satu pilar demokrasi pemerintahan atau bagian dari pemerintahan,
adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga yakni memelihara keamanan, ketertiban,
kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif ketentraman masyarakat, mencegah dan
dan legislatif ) untuk diwujudkan dalam tiga jenis menindak pelaku kejahatan.
lembaga negara yang saling lepas (independen)
Maka, secara definitif, polisi adalah lembaga
dan berada dalam peringkat yg sejajar satu
negara yang melakukan operasi di bawah otoritas
sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga
nasional, atau idealnya di bawah kendali otoritas
jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga
sipil (politik) negara tersebut. Secara umum,
lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan
polisi merupakan perwakilan negara yang paling
saling mengontrol berdasarkan prinsip checks
jelas terlihat dalam masyarakat. Oleh karena
and balances. Untuk itu diperlukan lembaga
itu terdapat badan kepolisian yang berbeda-
yang dapat menjaga dan memberikan jaminan
beda di setiap negara. Karakteristik institusi
bagi masyarakat untuk dapat beraktivitas dalam
sebuah kepolisian akan selalu tergantung pada
keseharian dengan wajar dan beradab. Lembaga
negara dan penduduknya. Mereka akan selalu
tersebut adalah kepolisian.
mencerminkan bangsa (atau wilayah) dalam
Jika kita merujuk pada berbagai literatur, budaya politiknya, sejarah, perkembangan
dari sejarah kepolisian diperoleh petunjuk masyarakat, serta perekonomian negara tersebut.
bahwa peralihan sistem Monarki menjadi (Anneke Osse, dalam Nuraini Siregar, 2010: 13).
Republik di abad pertengahan membawa
Semua kepolisian di berbagai negara
pengaruh besar dalam Kepolisian, pengaruh
menyelenggarakan fungsi utama; represif,
itu berbentuk perilaku organisasi dan individu
preventif dan pre-emptif yang diatur dalam
polisinya. Di alam sistem Monarki, polisi
peraturan perundang-undangan yang dijabarkan
cenderung menegakkan peraturan demi
dalam tujuan, tugas pokok, tugas-tugas,
langsung lestarinya Pemerintahan Raja, yang
wewenang dan tanggung jawab dari kepolisian
lalu bertindak sangat represif. Sedang dalam
yang bersangkutan. Keberhasilan kepolisian
sistem Republik polisi cenderung menegakkan
diukur dari tercapainya tujuan dilaksanakannya
peraturan demi kesejahteraan rakyat. Bahkan
tugas pokok, tugas-tugas serta wewenang secara
pada deretan negara Republik polisinya pun

Jurnal Ilmu Kepolisian | Edisi 083| Juni - Desember 2015 113


TEMA UTAMA Implementasi Ilmu Kepolisian dalam Praktik Pemerintahan

efisien dan efektif. Keberhasilan pelaksanaan lain. Untuk parameter legitimasi misalnya,
tugas pokok, tugas-tugas dan wewenang terdapat pemberian monopoli kepada polisi
tergantung pula dari pengaturan dan kemampuan dari suatu elite dalam masyarakat (publik) atau
manajemen yang juga disebut kemampuan elite politik di parlemen (undang-undang).
manajemen operasional yang pada dasarnya Demikian pula dalam hal penerapan parameter
merupakan model birokrasi yang diterapkan oleh fungsi. Misalnya dalam tugas-tugas yang
organisasi polisi.Dengan maraknya kejahatan dilekatkan pada polisi antara pemeliharaan
baru seperti terorisme, money laundering, korupsi, hukum dengan ketertiban (order), pencegahan,
kolusi dan nepotisme, cyber crime, white slavery, dan pendeteksian tidaklah sama antar setiap
dan lain-lain transnational crime, maka ruang negara. Untuk parameter struktur juga terdapat
lingkup birokrasi pada organisasi polisi juga variasi dalam pengorganisasian polisi, sentralisasi
akan bertambah luas dan kompleks. atau desentralisasi.

Menurut Satjipto Raharjo polisi merupakan Dari semua parameter tersebut


alat negara yang bertugas memelihara keamanan menunjukkan bahwa fungsi kepolisian sangat
dan ketertiban masyarakat, memberikan dominan dalam menjaga keamanan di dalam
pengayoman,dan memberikan perlindungan negerti, terutama dalam menjaga keteraturan
kepada masyarakat (Satjipto Raharjo, 2009:111). sosial, yang dalam bahasa normatif undang-
Selanjutnya Satjipto Raharjo yang mengutip undang disebut keamanan dan ketertiban
pendapat Bitner menyebutkan bahwa masyarakat (Kamtibmas). Oleh karena itu pada
apabila hukum bertujuan untuk menciptakan hakekatnya, wilayah yang menjadi tanggung-
ketertibandalam masyarakat, diantaranya jwab Polri adalah keamanan dalam negeri yang
melawan kejahatan. Akhirnya polisi yang akan sering juga disebut sebagai keamanan publik.
menentukan secara konkrit apa yang disebut Karena yang harus dikelola bukan hanya warga
sebagai penegakanketertiban (Satjipto Rahardjo, negara Indonesia saja, tetapi juga warga negara
2009:117). asing yang berada di Indonesia. Menjaga
keamanan publik adalah salah satu tanggung
Jika kita merujuk pada berbagai pendapat
jawab yang harus diemban oleh suatu negara,
yang berkembang, setidaknya ada tiga
dan kepolisian adalah organ yang ditempatkan
parameter untuk mendudukan jati diri polisi :
untuk hal ini.
(1) legitimasi (legitimacy); (2) fungsi (function);
dan (3) struktur (structure). Parameter legitimasi Keamanan publik atau keamanan umum
menunjukkan dari mana sebaiknya polisi tidak terbahas dalam UUD 1945 karena adanya
mendapat mandat kekuasaan dan kepada siapa pemahaman bahwa keamanan adalah bagian
harus bertanggungjawab. Parameter fungsi dari pertahanan. Nomenklatur keamanan
menunjukkan bagaimana polisi diperankan umum justru terdapat pada Konstitusi Republik
dalam pemeliharaan hukum (maintenance Indonesia Serikat (RIS) dan pada Undang
of law) dan pencegahan serta pendeteksian Undang Dasar Sementara 1950. Pada Kontitusi
pelanggar hukum. Sedangkan parameter struktur RIS, pada Bagian 6 tentang Pertahanan
menunjukkan bagaimana besaran organisasi, Kebangsaan dan Keamanan Umum, ditegaskan
spesialisasi dan tipe paksaan yang dianggap dalam Pasal 185 ayat (2) bahwa untuk menjamin
layak. ketertiban, ketentraman dan keamanan umum,
maka atas permintaan pemerintah daerah
Ada keberagaman dalam penerapan
bagian, Pemerintah Republik Indonesia Serikat
parameter itu antara satu negara dengan negara
dapat memberi bantuan ketentraman kepada

114 Jurnal Ilmu Kepolisian | Edisi 083| Juni - Desember 2015


Implementasi Ilmu Kepolisian dalam Praktik Pemerintahan TEMA UTAMA

daerah bagian itu. Sedangkan pada Undang Penutup


Undang Dasar Sementara 1950, Pasal 130
Pemaknaan ilmu kepolisian tidak bisa
menyebutkan, untuk memelihara ketertiban dan
dilepaskan dari fungsi kepolisian secara universal
keamanan umum diadakan suatu alat kekuasaan
yaitu “to protect and to serve”. Fungsi ini pada
kepolisian yang diatur dengan undang-
hakikatnya adalah salah satu fungsi negara,
undang. Pada UUDS 1950 ini jelas sekali posisi
yaitu untuk memberikan jaminan rasa aman
kepolisian, yang wilayahnya adalah keamanan
dan keamanan bagi warga negara, yang dalam
umum, bukan pertahanan negara yang memang
tata kelola negara dilakukan oleh pemerintah.
akan membahas keamanan secara luas yang
Dalam Undang-Undang Kepolisian Negara RI
didefinisikan sebagai keamanan nasional.
(UU No 2 Thn 2002), pengakuan tersebut juga
Menurut Adrianus Meliala (artikel, 2010) ada dengan penegasan adanya frasa bahwa fungsi
sektor keamanan (security sector) pada dasarnya kepolisian adalah satu fungsi pemerintahan
adalah suatu konsep yang umum dipergunakan negara. Ini berarti bahwa pengakuan fungsi
oleh lembaga-lembaga multilateral terhadap kepolisian sebagai organ negara dalam praktik
keberadaan dan aktivitas beberapa lembaga pemerintahan, menunjukkan bahwa ilmu
yang secara langsung maupun tidak langsung kepolisian adalah ilmu yang mempelajari segala
terlibat dan memiliki peranan dalam penciptaan hal ikhwal yang berkaitan dengan memberikan
dan pemeliharaan situasi aman di suatu rasa aman dan keamanan bagi warga negara oleh
masyarakat atau negara. Pihak-pihak tersebut negara.
adalah: kepolisian, militer, imigrasi, bea dan
Lingkup bahasan ilmu kepolisian dengan
cukai, intelijen, kejaksaan, pengadilan, lembaga
demikian harus selaras dengan lingkup
pemasyarakatan, badan anti narkotika, badan anti
pembahasan tentang penyelenggara negara,
terror dan badan-badan lain yang memiliki akses
yaitu pemerintah sebagai pemegang mandat
pada upaya paksa (forced measures) berdasarkan
penyelenggara negara, namun ilmu kepolisian
legalitas yang ada serta penggunaan senjata.
dibatasi pada bahasan tentang fungsi memberikan
Jumlah, bentuk, penamaan mapun struktur tiap-
rasa aman dan keamanan warga negara, baik
tiap lembaga relatif bervariasi antar negara. 
dalam studi mengenai pengkondisian maupun
Pandangan tersebut secara tegas menunjuk pemeliharaan bagi rasa aman dan keamanan
posisi kepolisian sebagai salah satu aktor warga negara. Sehingga ilmu kepolisian pada
keamanan, khususnya pada domain keamanan hakikatnya adalah bagian dari ilmu negara,
publik. Dalam praktik pemerintahan, untuk karena adanya keterlibatan langsung dalam
menjamin keberlangsungan penyelenggaraan praktik pemerintahan, yang secara khusus
negara, keamanan publik menjadi faktor mempelajari mengenai peran memberikan rasa
dominan. Jika merujuk pada teori yang aman dan mewujudkan keamanan. (*)
dikemukaklan oleh Thomas Hobbes seperti
tersebut di atas, maka sangatlah jelas, peran Bahan Bacaan :
negara sebagai institusi yang diberi mandat
untuk mengatur warganya dalam bentuk Agung, Anak Agung Gde Putra. 2009
pemerintahan yang sah. Fungsi kepolisian dalam (cetakan ketiga). Peralihan Sistem Birokrasi dari
praktik pemerintahan mempunyai posisi yang Tradisional ke Kolonial. Yogyakarta : Penerbit
kuat sebagai pelindung dan pelayan masyarakat Pustaka Pelajar.
dalam lingkup keamanan publik. Baldwin, Robert and Richard Kinsey

Jurnal Ilmu Kepolisian | Edisi 083| Juni - Desember 2015 115


TEMA UTAMA Implementasi Ilmu Kepolisian dalam Praktik Pemerintahan

(diterjemahkan Kunarto). 2002. Police Powers Labolo, Muhadam dkk (Ed). 2008. Beberapa
and Politics (Kewenangan Polisi dan Politik). Pandangan Dasar tentang Ilmu Pemerintahan.
Jakarta : Penerbit Cipta Manunggal. Malang : Bayumedia Publishing.

Bayley, David H. 1998. Police for The Future Losco, Joseph & Leonard Williams. 2005.
– Polisi Masa Depan. Terjemahan Kunarto dan Political Theory, Kajian Klasik dan Komtemporer.
Khobibah M. Arief Dimyati. Jakarta : Cipta Terjemahan Haris Munandar. Jakarta : PT
Manunggal. Rajagrafindo Persada.

Belson, William A. 1975. The Public and the Prihatono, Hari & Anak Agung Banyu
Police. London : Harper & Row Publishers. Perwita (Ed). 2006. Mencari Format Komprehensif
Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara. Jakarta
Boer, Monica den and Changwon Pyo.
: Propatria Institute.
2011. Good Policing : Instruments, Models and
Practices. Published : Asia – Europe Foundation Rahardjo, Satjipto. 2003. Sisi-sisi Lain dari
and Hanns Seidel Foundation Indonesia. Hukum di Indonesia. Jakarta : Penerbit Buku
Kompas.
Bruce, David and Rached Neild. 2005. The
Police That We Want : A Handbook for Oversight of Sabine, George H. 1977 (cetakan ketiga).
Police in South Africa. The Centre for the Study Teori-teori Politik : Sejarah Pertumbuhan dan
of Violence and Reconciliation. Perkembangannya. Terjemahan Soewarno
Hadiatmodjo. Jakarta : Penerbit Binacipta
Bruce, Tammy. 2003. The New Thought Police
: Inside the Left’s Assault on Free Speech and Free Shively, W. Phillips. 1983. Power and Choice
Minds. New York : Three Rivers Press. : An Introduction to Political Science. New York :
McGraw-Hill.
Budiardjo, Miriam. 2010 (edisi revisi;
cetakan kedua). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta Sinamo, Nomensen. 2011. Ilmu Negara.
: PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta : permata Aksara.

Darmono, dkk. 2010. Keamanan Nasional : Siregar, Sarah Nuraini, et. al. 2010. Polri di
Sebuah Konsep dan Sistem Keamanan bagi Bangsa Era Demokrasi : Dinamika Pemikiran Internal.
Indonesia. Jakarta : Dewan Ketahanan Nasional. Jakarta : Penerbit LIPI.

Djamin, Awaloedin. 2007. Kedudukan Suhelmi, Ahmad. 2001. Pemikiran Politik


Kepolisian Negara RI dalam Sistem Ketatanegaraan Barat : Kajian Sejarah Perkembangan Pemikiran
Dulu, Kini dan Esok. Jakarta : PTIK Press. Negara, Masyarakat dan Kekuasaan. Jakarta :
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
Habermas, Jurgen. 2007. Ruang Publik
: Sebuah Kajian tentang Kategori Masyarakat Thackrah, JR (Ed). 1985. Contemporary
Borjuis. Terjemahan Yudi Santoso. Yogyakarta : Policing. London : Sphere Books.
Kreasi Wacana.
Walker, Samuel. 2001. Police Accountability
Hoogerwerf, 1983. Ilmu Pemerintahan. : the Role of Citizen Oversight. Terjemahan oleh
Jakarta : Penerbit Erlangga. Tim PTIK. Omaha, USA : Wadsworth.

Kantaprawira, Rusadi. 1990 (cetakan ---------- Mabes Polri. 2005. Kajian


kedua). Sistem Politik Indonesia : Suatu Model Konstitusional tentang Peranan Polri dalam
Pengantar. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Pengelolaan Keamanan Negara.

116 Jurnal Ilmu Kepolisian | Edisi 083| Juni - Desember 2015

Anda mungkin juga menyukai