Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TEKNOLOGI KEPOLISIAN

“ BIOMETRIC ”

NAMA : MUHAMMAD ABDUH ALGERYA STEELY


NIM : 207810130
PRODI : JEMENTEKPOL
ABSEN : 22 (DUA PULUH DUA)

S1 / SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN


ANGKATAN KE-78 / WIDYA PESAT GATRA
JAKARTA
2021
Biometrik (berasal dari bahasa Yunani bios yang artinya hidup dan metron yang
artinya mengukur) secara umum adalah studi tentang karakteristik biologi yang
terukur. Dalam dunia teknologi informasi, biometrik relevan dengan teknologi yang
digunakan untuk menganalisa fisik dan kelakuan manusia dalam autentifikasi.
Pengidentifikasi biometrik sangat khas, karakteristik yang terukur digunakan untuk
mengidentifikasi individu. Dua kategori pengidentifikasi biometrik meliputi
karakteristik fisiologis dan perilaku. Karakteristik fisiologis berhubungan dengan
bentuk tubuh, dan termasuk tetapi tidak terbatas pada: sidik jari, pengenalan wajah,
DNA, telapak tangan, geometri tangan, pengenalan iris (yang sebagian besar telah
diganti retina), dan bau/aroma. Karakteristik perilaku terkait dengan perilaku
seseorang, termasuk namun tidak terbatas pada:Ritme mengetik, kiprah, dan
suaraTeknologi Harus diakui bahwa teknologi biometrik memberikan kemudahan
yang luar biasa besar kepada manusia.
Dengan dan melalui teknologi ini, orang bisa melakukan banyak hal. Mulai dari
yang paling sederhana seperti membuka pintu hingga yang paling besar seperti
mencegah terjadinya sebuah tindak kejahatan. Teknologi ini sudah disematkan
dalam begitu banyak perangkat. Ponsel pintar adalah salah satunya. Saat ini, sudah
banyak vendor yang menanamkan teknologi itu dalam produk mereka. Jangan heran
bahwa sebuah ponsel hanya bisa dibuka dengan sidik jari. Perangkat lainnya adalah
mesin absensi, baik absensi sidik jari (fingerprint) maupun absensi wajah. Pada
umumnya, kedua jenis mesin absensi ini digunakan di tempat-tempat kerja. Dalam
beberapa tahun belakangan ini, perangkat itu pun sudah dipasang di rumah-rumah.
Berikut ini ada beberapa jenis sistem biometrik yang sering digunakan:

Pemindai retina
Beberapa perangkat dilengkapi dengan sistem pemindai retina. Dengan
teknologi pemindai retina, pola unik yang terdapat pada masing-masing orang
bisa dikenali. Dan pemindaian pola unik itu, misalnya, digunakan sebagai akses
masuk.

Pemindai iris
Sama seperti pemindai retina, pemindai iris juga dapat memindai pola unik di
dalam mata. Namun, dengan cara yang lebih kompleks. Proses identifikasinya
lebih pasti. Sekalipun orang itu bergerak atau berubah posisi, proses identifikasi
tetap akurat.

Pemindai sidik jari


Sistem keamanan biometrik ini sudah tidak asing lagi. Sudah lazim digunakan di
berbagai tempat kerja sebagai akses masuk dan bukti kehadiran. Bahkan sudah
banyak produk telekomunikasi yang dilengkapi dengan sistem ini untuk

Pemindai wajah
Di Indonesia, dalam beberapa tahun belakangan ini, sistem ini mulai “diwajibkan”
untuk digunakan. Di beberapa perusahaan dan lembaga pemerintahan, pemindai
wajah atau absensi wajah menjadi akses masuk. Sistem ini dianggap lebih aman
karena wajah menjadi tanda pengenal. Yang dipindai adalah setiap struktur pada
wajah seperti alis, jarak antara mata, dan hidung.

Pengenalan suara
Tidak hanya wajah yang bisa digunakan untuk menjadi “kunci” dalam proses
autentikasi, tetapi juga suara. Sudah banyak perangkat yang menggunakan
sistem ini untuk membuka atau menutup pintu, mengakses data, dan lain-lain.

Dalam penggunaan teknologi biometrik dalam tugas kepolisian sudah banyak


digunakan, diantaranya
1. salah satunya adalah absensi dalam SDM masing-masing staker dimana
digunakan pemindaian sidik jari sebagai syarat kehadiran bagi para personel
Polri sehingga mencegah adanya manipulasi kehadiran bagi anggota yang
tidak pernah absensi karena pengenalan sidik jari maisng-masing personel
akan berbeda

2. penggunaan sidik jari digital pada saat pengolahan TKP dan pembuatan
SKCK, jadi ketika seseorang akan membuat identifikasi diri, maka akan
dilaksanakan pemindaian biometrik sidik jari untuk menjadi data base bagi
reserse atau intelijen untuk mengidentifikasi seseorang apabila ada kejahatan
yang meniggalkan sidik jari di TKP atau ketika akan membuat SKCK

3. penggunaa pengenalan DNA juga digunakan dalam tugas kepolisian yakni


unit Inafis dalam kejadian apapun di Polri baik ada pembunuhan atau ada
bencana alam dimana unit inafis akan melakukan pemindaian DNA kepada
para pelaku kejahatan untuk memastikan kecocokan dalam penguatan bukti
di persidangan pengadilan.

4. Penggunaan biometrik terhadap wajah dimana khususnya densus


mengunakan teknologi ini dalam mengidentifikasi para teroris yang
melakukan penyamaran dalam melakukan aksinya sehingga Polri dapat
melakukan pencegahan terhadap aksi-aksi pengeboman yang terjadi saat ini.

Anda mungkin juga menyukai