Anda di halaman 1dari 15

Disiplin Kerja Dengan Menggunakan

Biometrik Finger Print Bagi Karyawan

Oleh:
Yudo Nugroho (07.1.02.03544)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA


SURABAYA
2010
Disiplin Kerja Dengan Menggunakan Biometrik Finger Print
Bagi Karyawan

A. Latar Belakang
Teknologi Informasi (TI) bukalah hal yang tabu pada zaman sekarang
ini, banyak orang yang pernah atau tidak penah sama sekali mengenyam
pendidikan di Sekolah atau Kampus sudah mengenal dengan Teknologi
Informasi. Seyogyanya kelebihan yang ada dibidang TI sudah digunakan di
seluruh aspek kehidupan mulai dari Ekonomi, Politik, Sosial, Budaya,
Pertahanan dan Keamanan sehingga segala sesuatunya dapat dikerjakan
dengan seefektif dan efisien mungkin.
Perjalanan TI memang diakui sangat pesat di Dunia ini padahal
perkenalannya pertama kali bukan berapa abad yang lalu atau masih baru, oleh
karena itu kita dituntut untuk dapat mengikutinya karena TI dapat mendukung
seluruh aktifitas hidup kita, dapat dibayangkan jika kita berada di Dunia tanpa
TI maka tidak ada mobil untuk pergi ke kantor, tidak ada Handphone untuk
komunikasi di jalan dan tidak ada hal lainnya yang tadinya tidak mungkin
menjadi mungkin. TI sendiri di Negara Indonesia sudah menjadi bagian hidup
yang kental, sekarang seluruh Perusahaan yang ada di Indonesia sudah
bersaing dalam menggunakan TI karena manfaatnya yang tidak dapat
digantikan oleh uang. Dunia pendidikan sudah terinfeksi pula oleh TI
sehingga mata pelajaran dan bahkan sistem yang ada di Tata Usaha sudah
berprinsip TI.

Efektivitas dan Efisiensi


Efisiensi dan efektifitas sekarang bukanlah hal yang tabu untuk
dibicarakan karena sebuah perusahaan baik nasional atau multi nasional sudah
berbicara tentang efisien dan efektifitas, karena dua hal ini dapat berpengaruh
kepada kinerja perusahaan. Efektifitas perusahaan dapat diartikan Tingkat
keberhasilan perusahaan dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasarannya.
Penggunaan Teknologi pada Efektifitas Kerja
Penggunaan teknologi untuk perusahaan sebagai acuan efektifitas
kinerja adalah adanya pengadaan sistem terkomputerisasi dalam aktifitas kerja
salah satunya adalah sistem absensi karyawan menggunakan sistem
komputerisasi yang baik yaitu Sistem Biometrik, dengan sistem ini kinerja
karyawan akan lebih cepat karena tidak harus antri absen terlalu lama dan
membuang waktu atau kertas.
Perusahaan bisa menghemat waktu dan uang ketika sistem
komputerisasi dijalankan menggunakan Biometrik karena tidak perlu ada
kartu atau kertas guna mendukung sistem absensi, sehingga bagian SDM atau
penggajian hanya perlu melihat laporan hasil absensi tanpa harus memantau
sistem absensi karyawannya.

B. Teknologi Biometrik Untuk Absensi


Biometrik adalah suatu keadaan fisik tertentu ataupun suatu perilaku
tertentu yang unik pada diri seseorang. Biometrik merupakan suatu teknologi
baru yang memiliki fungsi utama untuk mengenali seseorang melalui sidik
jari, wajah, mata atau bagian tubuh yang lain. Keunggulan sistem biometrik
antara lain :
1. Biometrik sulit hilang (fisik) atau terlupa (perilaku) kecuali karena faktor-
faktor tertentu, misalkan rusaknya sidik jari karena terluka.
2. Biometrik sulit untuk ditiru atau disalin.
3. Biometrik mengharuskan pemilik bersangkutan untuk hadir di tempat
identifikasi dilakukan.

Pada dasarnya ada dua macam proses pengamanan menggunakan


sistem biometrik, yaitu:
1. Verifikasi Untuk Keperluan Otentifikasi
Pada proses ini, orang harus memasukkan user-id (misalkan no.id)
kemudian diikuti pengamannya (misalkan password, sidik jari, wajah,
mata dan lain-lain). Apabila terdapat kesesuaian antara keduanya, maka
akses dapat diberikan. Proses seperti ini disebut 1:1 (one to one).
2. Rekognisi Untuk Keperluan Identifikasi
Dalam proses ini, orang langsung memasukkan atau menunjukkan
kode pengamannya misalkan password, sidik jari, wajah, mata). Setelah
itu mesin biometrik (misal fingerprint reader) akan melacak data yang
telah disimpan di memory dan mencari yang sesuai dengan kode
pengaman. Bila ditemukan data yang sesuai, maka identitas pemilik kode
pengaman tersebut akan ditampilkan. Proses seperti ini disebut 1:N (one to
many) karena pada dasarnya terjadi proses pencocokan seseorang dengan
banyak daftar data yang telah disimpan di memory atau database.

C. Jenis-Jenis Biometrik
Terdapat beberapa organ dan perilaku unik pada setiap orang. Sangat
sulit sekali ditemukan kesamaan bagian tubuh pada orang yang berbeda
bahkan kembar sekalipun. Untuk itulah sistem biometrik dikembangkan
sebagai pengenal yang unik, contoh sebagai absensi sidik jari, akses kontrol
dan lain-lain. Beberapa hal yang dikembangkan menjadi alat biometrik adalah:
1. Sidik Jari (Fingerprint)
Gambar guratan pada jari yang berupa tonjolan (ridge) dan lembah
(valley) yang digunakan sebagai alat identifikasi.
2. Wajah (Face Recognition)
Pola fitur wajah yang digunakan sebagai alat identifikasi.
3. Iris Mata
Pola iris mata yang digunakan sebagai alat identifikasi.
4. Retina Mata
Alur pembulu darah pada retina yang dipakai sebagai alat identifikasi.
5. Ukuran Tangan (Hand Geometry)
Yang dijadikan alat identifikasi adalah ukuran 3 dimensi dari tangan,
antara lain panjang jari atau lebar telapak tangan.
6. DNA
7. Suara (Voice Recognition)
Identifikasi menggunakan analisa spectrum suara.
8. Tanda Tangan (Signature Recognition)
Pola dan tekanan tanda tangan seseorang yang dipakai alat identifikasi.

Sebenarnya masih ada jenis biometrik yang lain, tetapi yang banyak
dipakai adalah seperti yang tersebut di atas. Pada saat sekarang ini yang
banyak dipakai adalah sidik jari baik digunakan untuk absensi sidik jari, akses
kontrol maupun untuk pengukuran kecerdasan anak dan fungsi yang lain. Hal
ini dikarenakan teknologi sidik jari mempunyai akurasi yang baik, keandalan
sistem yang baik, biaya operasional murah, mudah dalam penggunaan dan
ukuran fisik alat yang relatif kecil.

D. Biometrik Finger Print


Finger print adalah mesin absensi dengan kontrol sidik jari yang
canggih sekarang ini (terutama di Indonesia), hampir semua perusahaan
memakainya karena sangat akurat.
Finger print ini hanyalah sebagai tools untuk melakukan penertiban
absensi pada karyawan. Cara kerja finger print ini adalah, scanning sidik jadi
masing-masing pekerja, simpan hasil scan dalam suatu memori tertentu dalam
mesin finger print. Apabila pekerja memasuki kantor, pekerja tersebut wajib
menempelkan jari mereka dalam suatu sensor tertentu yang ada di dalam
mesin finger print ini, kemudian mesin mendeteksi sidik jari dari pekerja
tersebut, dan langsung diintegrasikan pada bagian tertentu.
Selain digunakan untuk ketertiban absen, alat yang canggih ini juga
bisa digunakan untuk akses kontrol pintu, sehingga alat ini bisa digunakan
sebagai alarm apabila terdapat pintu yang tidak tertutup rapat. Di negara-
negara maju dan negara berkembang, alat ini merupakan kebutuhan yang
mutlak bagi perusahaan.
E. Teknik Pengukuran Biometrik Finger Print
Untuk mengukur kehandalan suatu alat biometrik dapat menggunakan
beberapa parameter berikut:
1. False Accept Rate (FRR) atau False Match Rate ((FMR)
FAR atau FMR adalah Tingkat kesalahan menerima terhadap data
yang tidak benar. Jadi, alat menyatakan benar terhadap data yang baru saja
discan ketika dibandingkan dengan data yang sudah tersimpan padahal
data yang baru saja discan sebenarnya tidak sesuai atau tidak cocok
dengan sample data yang tersimpan. Dalam kasus ini, orang yang tidak sah
diterima masuk sebagai orang yang sah. Dalam contoh absensi sidik jari,
maka mesin absensi sidik jari menyatakan menerima scan seseorang yang
belum terdaftar di alat absen sidik jari tersebut.
2. False Reject Rate (FRR) atau False NonMatch Rate (FNMR)
FRR atau FNMR adalah tingkat kesalahan menolak terhadap data
yang benar. Jadi, alat menyatakan salah terhadap data yang baru saja
discan ketika dibandingkan dengan data yang sudah tersimpan padahal
data yang baru saja discan sebenarnya cocok dengan sampel data yang
tersimpan. Dalam kasus ini, orang yang sah ditolak masuk dan dianggap
sebagai orang yang tidak sah. Dalam contoh absensi sidik jari, maka mesin
absensi sidik jari menolak scan seseorang yang sudah terdaftar di alat
absen sidik jari tersebut.
3. Receiver Operating Chracteristic (ROC)
ROC merupakan tingkat kepekaan alat. Kepekaan alat biometrik
dapat diatur tingkat ambang batas atau threshold-nya. Pengaturan ini akan
mempengaruhi FAR dan FRR. Contoh pengaturan threshold pada salah
satu mesin absensi sidik jari seperti di bawah ini :
Recommend matching threshold setting:

FRR      FAR Matching threshold


1:N                     1:1
High    Low                  45                       25
Middle  Middle            35                       15
Low    High                 25                       10

4. Equal Error Rate (EER)


EER merupakan tingkat presentasi yang menunjukkan bahwa nilai
FAR dan FRR dari suatu alat biometik sama. Untuk membandingkan 2
alat biometrik (misalkan alat absent sidik jari), maka alat yang mempunya
EER lebih rendah dianggap lebih akurat dalam pembacaannya.
5. Failure to Enroll Rate (FER)
FER adalah tingkat kesalahan menolak pendaftaran atau registrasi
pada alat biometrik. Kondisi ini diukur pada saat kondisi mesin dalam
keadaan normal. Jika mesin sudah dalam kondisi kurang normal, maka
nilai FER akan semakin tinggi. Sebagai contoh pada mesin absensi sidik
jari, jika permukaan sensor sudah tidak bagus, maka kegagalan registrasi
akan semakin tinggi.
6. Failure to Capture Rate (FCR)
FCR adalah tingkat kegagalan untuk mendeteksi obyek yang
melakukan scanning pada alat biometrik. Berbeda dengan FAR dan FRR
yang sebenarnya masih terdeteksi, pada FCR, obyek benar-benar gagal
dideteksi.
7. Template Capacity
Template capacity merujuk pada jumlah maksimal sampel data
bisa tersimpan pada memori mesin. Hal ini bisa juga menjadi
pertimbangan ketika membeli absensi sidik jari, agar sesuai dengan jumlah
karyawan yang ada.

F. Tehnik Penyimpanan Finger Print


Setelah proses registrasi atau pendaftaran sidik jari pada mesin absensi
sidik jari atau mesin sidik jari yang difungsikan untuk fungsi lain, maka citra
atau pola sidik jari akan disimpan. Dalam proses penyimpanan citra atau pola
sidik jari, terdapat beberapa tehnik penyimpanan, antara lain:
1. Data sidik jari disimpan di dalam perangkat alat absensi sidik jari
Cara ini disebut sebagai pendekatan desentralisasi. Biasanya terjadi
pada mesin sidik jari tipe standalone, yakni mesin sidik jari yang dalam
pengoperasiannya bisa berjalan tanpa harus terhubung dengan komputer.
Data akan disimpan pada memori yang ada pada mesin.
Keuntungan metode ini adalah adanya kecepatan dalam proses
pencocokan serta mesin absensi sidik jari bisa diletakkan di tempat yang
jauh dari komputer. Kelemahannya adalah kapasitas yang terbatas sesuai
dengan besar memori yang disediakan oleh mesin. Saat ini sudah tersedia
mesin absent sidik jari yang mampu menampung sampai 50000 sidik jari
atau lebih.
2. Data sidik jari disimpan pada database di komputer
Cara ini disebut sentralisasi. Biasanya digunakan pada alat sidik
jari tipe online atau yang harus terhubung dengan komputer. Data sidik jari
yang diregistrasi akan langsung disimpan pada database yang ada pada
harddisk komputer.
Keuntungan cara ini adalah kapasitas penyimpanan yang sangat
besar, sesuai dengan kapasitas harddisk komputer. Kelemahannya adalah
proses identifikasi yang agak sedikit lambat dan wajib adanya komputer
dalam pengoperasiannya.
3. Data sidik jari disimpan pada kartu pemilik
Cara ini juga disebut desentralisasi. Data sidik jari akan disimpan
pada kartu sang pemilik. Petama kali sidik jari harus diregistrasikan ke
mesin, kemudian data sidik jari tersebut akan ditulis oleh mesin sidik jari
ke kartu tertentu, misalnya Mifare card. Proses verifikasi dilakukan
menggunakan kartu yang telah ada data sidik jari tersebut.
Dalam kondisi banyaknya sidik jari yang tersimpan, maka proses
verifikasi akan memakan waktu yang lama. Untuk mengurangi waktu
pencarian, maka tersedia beberapa cara mengurangi waktu verifikasi tersebut,
antara lain :
1. Menggunakan  Metode One to One (1:1)
Metode ini mengharuskan si pemilik atau karyawan mengetikan
no.id terlebih dahulu baru kemudian meletakkan sidik jarinya di alat absen
sidik jari. Dengan cara ini mesin absensi sidik jari akan hanya mengecek
citra sidik jari milik no.id tersebut.
2. Mengelompokkannya ke dalam Grup
Pengguna atau karyawan yang terdaftar pada alat atau mesin sidik
jari dikelompokkan berdasarkan kelompok-kelompok. dengan cara ini
mesin absensi sidik jari hanya akan mencari sidik jari yang ada dalam
kelompok karyawan yang bersangkutan.
3. Sidik jari dikelompokkan ke dalam tipe sidik jari
Dalam hal ini mesin absensi sidik jari akan mengelompokkan sidik
jari ke dalam kelompok menurut tipenya, yaitu whorl, right loop, arch,
tented arch dll. Selain itu juga dilakukan pemisahan berdasarkan
banyaknya ridge yang muncul dalam 4 arah dari nol derajat, 45 derajat, 90
derajat dan 135 derajat.

G. Cara Kerja Biometrik Finger Print


Sistem sidik jari (finger print) saat ini sudah banyak digunakan, baik
sebagai Attendance System (sistem absensi) maupun sebagai Access Control
(sistem pengontrol akses ke dalam suatu ruangan, tempat, atau ke dalam
sebuah sistem)
1. Patern
Secara umum, sidik jari dapat dibedakan menjadi beberapa tipe
menurut Henry Classification System, yaitu:
Perlu diketahui bahwa hampir 2/3 manusia memiliki sidik jari
dengan Loop Pattern, hampir 1/3 lainnya memiliki sidik jari dengan Whorl
Pattern, dan hanya 5-10% yang memiliki sidik jari dengan Arch Pattern.
Pola-pola seperti ini digunakan untuk membedakan sidik jari
secara umum, namun untuk mesin sidik jari, pembedaan seperti ini
tidaklah cukup. Karena itulah mesin sidik jari diperlengkapi dengan
metode pengenalan Minutiae.

2. Minutiae
Minutiae berasal dari bahasa inggris yang bisa berarti “barang yang
tidak berarti” atau “rincian tidak penting”, dan terkadang diartikan sebagai
“detail”.
Seperti arti katanya, minutiae sebenarnya merupakan rincian sidik
jari yang tidak penting bagi kita, tetapi bagi sebuah mesin sidik jari itu
adalah detail yang sangat diperhatikan.

Gambar Minutiae
Untuk lebih jelasnya, minutiae pada sidik jari adalah titik-titik yang
mengacu kepada:
a. Crossover, yaitu persilangan dua garis
b. Core, yaitu putar-balikan (U turn) sebuah garis
c. Bifurcation, yaitu percabangan sebuah garis
d. Ridge Ending, yaitu berhentinya sebuah garis
e. Island, yaitu sebuah garis yang sangat pendek
f. Delta, yaitu pertemuan dari tiga buah garis yang membentuk sudut
g. Pore, yaitu percabangan sebuah garis yang langsung diikuti dengan
menyatunya kembali percabangan tersebut sehingga membentuk
sebuah lingkaran kecil

Mesin sidik jari akan mencari titik-titik ini dan membuat pola
dengan menghubung-hubungkan titik-tik ini. Pola yang didapat dengan
menghubungkan titik-titik inilah yang nantinya akan digunakan untuk
melakukan pencocokan bila ada jari yang menempel pada mesin sidik jari.
Jadi, sebenarnya mesin sidik jari tidak mencocokkan gambar, tetapi
mencocokkan pola yang di dapat dari minutiae-minutiae ini.

Untuk lebih jelasnya, lihatlah ilustrasi di bawah ini:

Gambar Searching Minutiae


Gambar di sebelah kiri adalah gambar sidik jari yang telah
tersimpan pada mesin sidik jari, sedangkan gambar di kanan adalah hasil
scan jari yang akan dicocokkan. Pertama-tama sistem akan mencari titik-
titik minutiae pada keduanya.

Gambar Before Match

Setelah itu, mesin sidik jari akan mengumpulkan titi-titik minutiae


tersebut untuk dicocokkan

Gambar Match Minutiae

Langkah berikutnya, mesin sidik jari akan mencari kecocokan pola


pada minutiae-minutiae yang telah terkumpul tersebut (perhatikan bahwa
tidak semua minutiae harus digunakan atau memiliki kesamaan baik pada
gambar kiri maupun kanan)
Gambar Matched Result

Jika mesin sidik jari mendapatkan pola yang sama (dalam contoh
di atas terdapat kesamaan), maka proses identifikasi sudah berhasil
(perhatikan bahwa letak pola tersebut tidak harus sama)

Dari ilustrasi di atas, kita bisa mendapatkan gambaran yang jelas


mengenai bagaimana mesin sidik jari bekerja. Karena tidak semua minutiae
harus digunakan dan juga karena letak pola yang ditemukan tidak harus sama,
maka kita dapat menyimpulkan bahwa posisi jari kita pada saat identifikasi
pada mesin sidik jari tidak harus persis sama dengan pada saat kita
menyimpan data sidik jari kita pertama kali pada mesin tersebut. Dan fakta
bahwa mesin sidik jari menggunakan minutiae-minutiae dalam melakukan
proses identifikasi dapat memberikan kesimpulan kepada kita bahwa goresan
pada jari kita dapat menyebabkan sulitnya jari kita teridentifikasi, karena tu
berarti akan merubah minutiae-minutiae yang ada, misalnya membuat
beberapa crossover baru, dan lain-lain.

H. Keuntungan dan Keunggulan Menggunakan Biometrik Finger Print


Keuntungan dan keunggulan menggunakan Biometrik Finger Print
jika dibandingkan dengan mesin absensi kartu maupun jenis mesin absensi
lainnya diantaranya sebagai berikut:
1. Absensi Sidik Jari membuat karyawan tidak bisa titip absen.
2. Absensi Sidik Jari membuat karyawan tidak bisa memanipulasi jam kerja.
3. Laporan absensi dapat dibuat lebih cepat dan akurat karena menggunakan
software serta tidak perlu rekap manual.
4. Absen Sidik Jari lebih hemat biaya karena tidak memerlukan karyawan
banyak untuk pengoperasiannya.
5. Data absen lebih akurat dan lebih aman karena sulit diakali.
6. Absensi Sidik Jari lebih nyaman, mudah dan cepat dalam
pengoperasiannya.
7. Harga mesin absen sidik jari relatif terjangkau baik dibandingkan dengan
mesin absen manual maupun absensi biometrik lainnya.

I. Kesimpulan
Dengan adanya penggunaan alat Biometrik Finger Print diharapkan
mampu untuk mendisiplinkan para karyawan dalam hal absensi. Kita hidup dalam
lingkungan global yang penuh persaingan, apabila kita susah untuk berubah, maka
kita akan ketinggalan terutama oleh negara-negara maju lainnya. Bahkan di
beberapa negara, Finger Print ini digunakan pada sekolah-sekolah. Hal ini
mencerminkan bahwa sesungguhnya kedisiplinan tentang waktu, diterapkan mulai
dari usia dini.
DAFTAR PUSTAKA

http://drmgroup.wordpress.com/2010/07/23/cara-kerja-mesin-scanner-fingerprint/
http://sidikjariabsensi.co.cc/2010/08/tehnik-penyimpanan-citra-absensi-sidik-jari/
http://sidikjariabsensi.co.cc/2010/08/pengukuran-alat-biometrik/
http://sidikjariabsensi.co.cc/2010/08/sekelumit-tentang-biometrik/
http://sidikjariabsensi.co.cc/2010/08/jenis-jenis-biometrik-sidik-jari/
http://sidikjariabsensi.co.cc/2010/09/keuntungan-dan-keunggulan-menggunakan-
absensi-sidik-jari/

Anda mungkin juga menyukai