Anda di halaman 1dari 25

PENGANTAR ILMU POLITIK

DISUSUN OLEH
MUDA PRAJA MUHAMMAD ALWALID
29.0466

POLITIK INDONESIA TERAPAN/POLITIK


PEMERINTAHAN

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI


TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Ucapan puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah SWT. Hanya kepada-Nya lah
saya memuji dan hanya kepada-Nya lah saya bersyukur, saya meminta ampunan dan saya
meminta pertolongan. Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan
nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah
SWT untuk kita semua.

Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas mata kuliah
Pengantar Ilmu Politik. Pada makalah ini akan dibahas mengenai Perbedaan dan Persamaan
antara Ilmu Politik dengan Ilmu Pemerintahan dalam berbagai aspek. Saya ucapkan
terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta
membantu saya selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya makalah ini.
Saya pun menyadari dengan sepenuh hati bahwa terdapat kekurangan pada makalah ini.

Oleh sebab itu, saya sangat menantikan kritik dan saran yang membangun dari setiap
pembaca untuk materi evaluasi saya mengenai penulisan makalah berikutnya. Saya juga
berharap hal tersebut mampu dijadikan motivasi untuk saya supaya lebih mengutamakan
kualitas makalah di masa yang selanjutnya.
DAFTAR ISI
BAB I

1.1 LATAR BELAKANG


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian ilmu pemerintahan dan ilmu politik

Definisi Ilmu Pemerintahan menurut para ahli

Menurut Muhadam Labolo, Ilmu pemerintahan adalah Ilmu yang mempelajari bagaimana
pemerintah sebagai unit kerja pulik memenuhi dan melindungi tuntutan masyarakat yang di
perintah

Menurut Inu Kencana Syafiie, Ilmu pemerintahan adalah Ilmu yang mempelajari bagaimana
melaksanakan koodinasi dan kemampuan memimpin bidan Legislatif,Eksekutif,Yudikatif

Menurut Taliziduhu Ndraha, Ilmu pemerintahan adalah Ilmu yang mempelajari proses
pemenuhan kebutuhan konsumen produk pemerintah akan pelayanan public dan pelayanan
civil dalam hubungan pemerintahan

Menurut Soemendar Soerjo Soedarmano, Ilmu pemerintahan adalah Ilmu yang mempelajari
kegiatan-kegiatan kenegaraan dalam rangka memenuhi kepentingan masyarakat secara
menyeluruh

Menurut Ermaya Suradinata, Ilmu Pemerintahan adalah ilmu yang mempelajari lembaga atau
badan publik yang mempunyai fungsi dan tujuan negara.

Menurut Wasistiono, Ilmu pemerintahan adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara
rakyat dengan organisasi tertinggi negara ( pemerintah ) dalam konteks kewenangan dan
memberi pelayanan.

Menurut saya, Ilmu Pemerintahan adalah

Menurut Miriam Budiardjo, ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari tentang perpolitikan.
Politik diartikan sebagai usaha-usaha untuk mencapai kehidupan yang baik. Orang Yunani
seperti plato dan aristoteles menyebutnya sebagai en dam onia atau the good life (kehidupan
yang baik).
Menurut Inu kencana syafiie, ilmu politik adalah kemahiran untuk mencukupi dan
menyelengarakan keperluan maupun kepentingan bangsa dan Negara

Menurut Sri Sumantri, Ilmu politik adalah pelembagaan yang berhubungan antar manusia
yang dilembagakan pada macam-macam badan politik baik suprastruktur politik dan
infrastruktur politik.

Menurut Idrus Affandi, Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari kumpulan manusia yang
hidup teratur dan mempunyai tujuan yang sama dalam ikatan negara.

Menurut Kosasih Djahiri bahwa ilmu politik melihat kekuasaan sebagai inti dari politik
melahirkan sejumlah teori mengenai cara memperoleh dan melaksanakan kekuasaan.
Sebenarnya setiap individu tidak dapat lepas dari kekuasaan, sebab memengaruhi seseorang
atau sekelompok orang yang dapat menampilkan laku seperti yang diinginkan oleh seseorang
atau pihak yang memengaruhi.

Menurut Ramlan Surbakti, Ilmu politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat,
dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan
bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.

Menurut Deliar Noer, ilmu politik memusatkan perhatian pada masalah kekuasaan dalam
kehidupan bersama atau masyarakat.

Menurut saya, Ilmu Politik adalah


1. Pengertian dari para ahli dan menurut praja
Jawab :

Definisi Ilmu Pemerintahan menurut para ahli

Menurut Muhadam Labolo, Ilmu pemerintahan adalah Ilmu yang mempelajari bagaimana
pemerintah sebagai unit kerja pulik memenuhi dan melindungi tuntutan masyarakat yang di
perintah

Menurut Inu Kencana Syafiie, Ilmu pemerintahan adalah Ilmu yang mempelajari bagaimana
melaksanakan koodinasi dan kemampuan memimpin bidan Legislatif,Eksekutif,Yudikatif

Menurut Taliziduhu Ndraha, Ilmu pemerintahan adalah Ilmu yang mempelajari proses
pemenuhan kebutuhan konsumen produk pemerintah akan pelayanan public dan pelayanan
civil dalam hubungan pemerintahan
Menurut Soemendar Soerjo Soedarmano, Ilmu pemerintahan adalah Ilmu yang mempelajari
kegiatan-kegiatan kenegaraan dalam rangka memenuhi kepentingan masyarakat secara
menyeluruh

Menurut Ermaya Suradinata, Ilmu Pemerintahan adalah ilmu yang mempelajari lembaga atau
badan publik yang mempunyai fungsi dan tujuan negara.

Menurut Wasistiono, Ilmu pemerintahan adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara
rakyat dengan organisasi tertinggi negara ( pemerintah ) dalam konteks kewenangan dan
memberi pelayanan.

Menurut Miriam Budiardjo, ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari tentang perpolitikan.
Politik diartikan sebagai usaha-usaha untuk mencapai kehidupan yang baik. Orang Yunani
seperti plato dan aristoteles menyebutnya sebagai en dam onia atau the good life (kehidupan
yang baik).

Menurut Inu kencana syafiie, ilmu politik adalah kemahiran untuk mencukupi dan
menyelengarakan keperluan maupun kepentingan bangsa dan Negara

Menurut Sri Sumantri, Ilmu politik adalah pelembagaan yang berhubungan antar manusia
yang dilembagakan pada macam-macam badan politik baik suprastruktur politik dan
infrastruktur politik.

Menurut Idrus Affandi, Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari kumpulan manusia yang
hidup teratur dan mempunyai tujuan yang sama dalam ikatan negara.

Menurut Kosasih Djahiri bahwa ilmu politik melihat kekuasaan sebagai inti dari politik
melahirkan sejumlah teori mengenai cara memperoleh dan melaksanakan kekuasaan.
Sebenarnya setiap individu tidak dapat lepas dari kekuasaan, sebab memengaruhi seseorang
atau sekelompok orang yang dapat menampilkan laku seperti yang diinginkan oleh seseorang
atau pihak yang memengaruhi.

Menurut Ramlan Surbakti, Ilmu politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat,
dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan
bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
Menurut Deliar Noer, ilmu politik memusatkan perhatian pada masalah kekuasaan dalam
kehidupan bersama atau masyarakat.

2.

Ruang Lingkup Ilmu Politik

A.Lembaga-lembaga Politik

Perilaku Politik

Perbandingan Politik

Hubungan Internasional

ILMU PEMERINTAHAN
1. Teori Pemerintahan
a. Teori-teori Pemerintahan
b. Sejarah Pemerintahan dan Gagasan Pemerintahan
2. Lembaga-lembaga Pemerintahan
a. Undang-undang Dasar
b. Pemerintahan Pusat
c. Hukum Administrasi
d. Pemerintahan Daerah
e. Pemerintahan Wilayah
f. Administrasi Pemerintahan
g. Fungsi Pemerintahan dalam politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
h. Perbandingan Pemerintahan.
3. Partai Politik
a. Teori Politik
b. Sejarah Politik
c. Organisasi Politik
d. Pendapat Umum
4. Hubungan Internasional
a. Kebijakan Internasional
b. Organisasi dan Administrasi Internasional
c. Hukum Internasional
http://rismawanjoko.blogspot.com/2013/05/perbedaan-ruang-lingkup-antara-ilmu.html

Diposting 24th May 2013 oleh Unknown

A.

Sejarah perkembangan Ilmu politik di Zaman Yunani Kuno

Politik hukum merupakan cabang dari ilmu-ilmu sosial yang memiliki dasar dan ruang
lingkup yang sudah jelas, maka dapat dikatakan bahwa ilmu politik masih mudausianya,
karena baru lahir pada akhir abad ke-19. Pada tahap itu ilmu politik berkembang secara pesat
berdampingan dengan cabang-cabang ilmu sosial lainnya, seperti sosiologi,anthropologi.
Dalam perkemangan ini mereka saling mempengaruhi. Padahal secara embrio yang lebih luas
dan berorganitas, pembahasan tentang negarasudah ada sejak 450 SM di Yunani Kuno.
Seorang ahli sejarah Herodutus(480-430sM),maupun filsuf-filsuf ternama Yunani seperti
Plato(427-347sM) karya-karyanya politeia (tentang politik), kriton (tentang ketaatan terhadap
hukum), dan Aristoteles ( 384-332sM)sudah banyak bericara tentang politik.

Filsafat politik tidak berawal dari ilmu pengetahuan, melainkan bertolok


dari pemakaian akal sehat dalam tujuan-tujuan manusia.

Mulailah paradigma rasional menggantikan pandangan dunia yang lebih irasional dan mistik
yang hidup sebelumnya,seperti dewa-dewa. Kemudian, ilmu pengetahuan mengantikan hal
itu yang tidak terduga sebelumnya melalui keteraturan.
Orang Yunani mulai menyingkirkan peranan para dewa dengan objek rasional seperti halnya
atom temuan Democritus(460-370sM) yang merupakan bahan dasar dunia yang tidak dapat
diperkecil, tidak bertahan lama bahkan meluas kehidupan sosial. Demikianlah awal tradisi
intelektual bangsa yunani, tidak sekaligus menerima ilmu analisis ilmu pengetahuan, namun
mereka menerima analisis moral. Di sini Scorates (469-399sM) merupakan orang pertama
yang menyadari bahwa ilmu alam tidak memberikan penjelasan memadai untuk
perilaku manusia.
Karena itu wajar jika dalam ilmu pengetahuan kuno belum mampu memberikan rumusan
teori. Begitu pun dalam ilmu politik, munculnya slogan”filsafat politik dibatasi etika” itulah
sebabnya pada dekade ini, politik merupakan suatu fungsi antara penguasa dan yang dikuasa,
baik pemerintah yang dijalankan satu orangataupun beberapa orang. Yang penting setiap
pemerintah mampu mendatangkan kebajikan. Dengan demikian, model politik klasik
sebelum plato, cukup terdiri atas penguasa dan yang dikuasai, cara dan tujuan. Dalam
paradigma politik waktu ituyang terpenting
adalah bagaimana untuk mencari keselarasan atau keseimbangan antara penguasa dan dikuas
ai sebagaimana untuk tujuan bersama. Pada zaman plato dalam bukunya Politea, menyatakan
negara itu seperti tubuh yang berkembang dari beberapa individu yang terorganisasi .
Adapun bentuk-bentuk itu antara lain:

a.Aristokrasi : kekuasaan dipegang para cendekiawan/pintar yang diutamakan keadilan


dankepentingan bersama.

b.Timokrasi : sekelompok penguasa (elit) yang lebih mengutamakan


kepentingankelompoknya dan karena itu tidak adil.

c.Oligarchie : kekuasaan negara dipegang kaum hartawan (konglomerat) dan berkembanglah


kepemilikan swasta.

d.Demokrasi : pemerintahan yang dipegang oleh rakyat dan kepentingan umumdiutamakan,


disamping kebebasan/kemerdekaan.

e.Tyrani : pemerintahan dipegang seorang dan biasanya tidak adil dan mementingkandirinya
atau keluarganya.

Para filosof pada zaman ini berusaha mencari esensi keadilan dan kebaikan, juga
mempertimbangkan masalah-masalah esensial lainnya seperti pemerintahan yang
baik,kedaulatan, kewajiban negara terhadap warga negara dan sebaliknya. Beberapa pusat
kebudayaan Asia seperti India dan Cina, telah terkumpul beberapa karya tulis
bermutu.Tulisan-tulisan dari India terkumpul dalam kesusasteraan Dharmasatra dan
Arthasastra, berasal kira-kira dari tahun 500 S.M. Begitupun filsuf cina kuno Kung Fu-Tze/
Confusius (551-479sM), Meng-Tse(Mencius), dan Lie-Tze(350sM) seorang perintis legalitas
telah banyak berbicara tantang politik. Ada banyak sekali tokoh-tokoh yang memliki
pemikiran yang menggugah dunia di Timur. Mereka muncul dari beberapa Negara yang
mempunyai kebudayaan dan agama yang berbeda seperti Islam, Cina dan India. Tapi budaya
dan agama itu juga yang menjadi persamaan ciri dari tokoh-tokoh ini. Karena dasar-dasar
pemikiran politik mereka masih sangat dipengaruhi ajaran agama, dan warisan budaya
mereka masing. Untuk lebih jelasnya bisa kita lihat dan bandingkan perbedaan dan
persamaan tersebut dalam penjelasan singkat berikut:

1.Al- Farabi

Dalam pemikiran politik al-farabi terlihat jelas dilandasi oleh filsafatkenabian, dalam hal ini
al-farabi dapat tergolong filosof politik yang idealistic. Al-farabi memang memfokuskan
perhatiannya pada pemimpin atau kepala Negara serta kaitannya dengan sistem
pemerintahan.

2. Al– Mawardi

Bila al-farabi bersifat idealistic dan mengutamakan


pemikiran politiknya tentang kualitas pemimpin, maka Al-Mawarbi cenderung lebih realistic
dan berorientasi pada masalah konstitusi kenegaraan. Al-Mawardi ternyata lebih dulu
memperkenalkan kontrak social pada awal abad XI M, dan baru lima abad
kemudian bermunculan teori kontrak social di Barat.

3.Ibnu khaldun

Ibnu khaldun mengemukan bahwa system politik itu sangat diperlukan untuk terwujudnya
stabilitas, dan nuansa politik tersebut amat relevan dengan kondisi manusia sebagai makhluk
social-politik. Pemimpin tidak harusmemiliki jarak jauh dengan rakyat. Konsep
kepemimpinan primusinterpares ternyata telah diperkenalkan oleh Ibnu khaldun.

4. Confucius

Dari berbagai pemikran Confucius atau Kong Hu Cu, terutama yang berkaitan dengan politik
lebih menekankan bagaimana menjadi penguasa, pemerintahdan pejabat yang baik yaitu yang
mengutamakan kepentingan rakyat. Rakyat sangatlah penting mengingat banyak rakyat yang
menjadi korban ambisi dan kepentingan penguasa. Confucius juga meyakini adanya tuhan
yang disebut Tien.Dan dekat dengan alam sebagaimana pemikir Cina lainnya. Dengan begitu
dalam setiap pemikirannya mengenai pemerintahan adalah tempat tinggal yang nyaman dan
aman bagi segenap rakyat tanpa terkecuali.

5. Lao Tzu

Dalam teori politik Lao Tzu, penganut Taonisme sepakat dengan kaum Confucianisme,
bahwa Negara idaman ialah Negara yang dikepalai manusia bijaksana. Hanya manusia
bijaksanalah yang dapat dan seharusnya memerintah. Tetapi perbedaan diantar kedua mazhab
tersebut adalah bahwa menurut kaum conficianisme, bila seorang manusia bijaksana menjadi
penguasa ia seharusnya berbuat banyak bagi rakyatnya, sedangka menurut kaum Taonisme,
kewajiban penguasa bijaksana bukan berbuat banyak tapi meniadakan perbuatan apapun.
Menurut Lao Tzu, kesulitan-kesulitan yang terjadi di dunia bukan disebabkan banyak hal
yang belum di kerjakan, melainkan karena terlalau banyak hal yang telah dikerjakan.

6.Mahatma Gandhi

Mohandas Karamchad Gandhi, seorang pemikir politik di Indiadan pejuang yang


memerdekan India. Membacaa karya India dan buku pengetahuan,hukum, pemerintah, dan
tentang Tuhan merupakan favoritnya. Ahimsa (tidakmelukai) ajaran Gandhi yang terkenal,
ajaran ahimsa adalah dasar dan pedoman untuk bertindak. Tujuannya untuk menegakkan
kebenaran.

Ada 3 bentuk tindakan bersifat ahimsa yaitu, non co operation, ketidakpatuhan sipil, dan
puasa. Yang paling utama adalah non co-operation dimaksudkan menolak untuk mengambil
bagian dalam sistem yang tidak adil. Tuhannya adalah untuk perubahan struktur masyarakat
yang tidak adil, yang membuat orang menderita.

B.Perkembangan Ilmu politik di Zaman Romawi

Pada zaman ini yang terkenal dengan Romawi Kuno memerikan sumbangan yang berharga
bagi ilmu politik antara lain: bidang hukum, yurisprudensi, dan administrasi negara. Bidang
tersebut didasarkan atas perspektif mengenai kesamaan manusia, persaudaraan setiap orang ,
ketuhanan dan keunikan nilai individu yang bagaimanapun rendahnya, mempercayai cahaya
tuhan menjiwai seluruh semesta. Filsafat demokrasi dengan asumsinya tentang rasionalitas,
moralitas dan persamaan serta konsepnya tentang hukum alam dan hak-hak alamiah, banyak
menurun dari faham stoic dan cicero, yang memadukan filsafat stoicke dalam pemikiran
barat.

C. Perkembangan Ilmu politik pada Abad Pertengahan

Kemudian selama abad pertengahan, Negara menjadi kurang penting dibandingkan gereja,
yang bisa memaksakan kekuasaannya pada raja dan memecat para pangeran dan mengatur
kebijakan umum. Dibawah dominasi intelektual dan politik gereja
Kristen, pemikiran politik pada abad pertengahan, pertama, berurusan dan untuk menjawab persoal
an mengenai yang seharusnya (nilai), bukan pertanayaan tentang yang ada (fakta). Hal itu juga
berbeda dengan paradigma teokratis, dimana ide hukum alam kehukum manusiawi.Akan tetapi
dunia kristen menampilkan kembali pandangan dunia agama. Santo agustinus(354-430) merupakan
tokoh pertama yang menegaskan politikus theokratis dan ada Thomas Aquinas (1225-1274) yang
memberikan gambaran pentingnya hokum sebagai roda penggerak kehidupan
kemasyarakatan.Pada akhir abad pertengahan dua prinsip penting yang muncul mendorong
transisi kemasa pencerahan yang dimulai abad ke-16.

1.bahwa penguasa atau raja merupakan wakil rakyat, dengan lingkup kekuasaan yang
ditentukan oleh konstitusi yang sifatnya terbatas.

2. bahwa komunitas politik bukan terdiri dari hak-hak pribadi semua individu, melainkan
hak-hak dewan perwakilan.Rakyat diwakili bukan dalam kedudukan perorangan mereka,
tetapi dalam kedudukan politik sebagai warga negara (Apter,1996:74). Sebuah dewan
perwakilan menjalankan pengawasan terhadap penguasa. Hal ini merupakan dasar hak-hak
individu dan perwakilan. Dalam hal ini terdapat peristiwa penting, diantaranya kemenangan
kerajaan atas gereja dalam perjuangan besar antara raja dan paus. Kemudian ketika visi
sintesa pahamKristen abad pertengahan yang domain merosot, para penguasa menjadi makin
asyik untukmempertahankan kekuasaan yang menjadi tujuan dalam dirinya sendiri.
Paradigma teokratis akhirnya tergeser oleh suatu persekutuan sekuler antara raja dan sebagian
filosof politik baruyang akhirnya digantikan oleh pencerahan. Sejak itu hak-hak rakyat bukan
kekuasaan penguasa dan cara-cara melindunginya menjadi perhatian utama politik.
Pemecahan universalharuslah pemerintahan perwakilan, yan dikenal dengan demokrasi
politik (Apter, 1996: 76).

D. Sejarah perkembangan Ilmu politik pada permulaan Zaman Modern

Tokoh utama pada transisi ini adalah Niccolo Machiavelli (1469-1527). Dia-lah yangmerasa
jemu dengan pertengkaran-pertengakaran doktrin, dan ia membuka jalan bagi
pemikirkekuasaan yang sekuler.Machiaveli percaya bahwa rezim- rezim masuk kedua tipe,
yaitu “kepangeranan”( principality ) dan “republik”.
Dalam ThePrince, ia memberikan nasihat tentang bagaimana mendapatkan dan
mempertahankan sebuah kepangeranan. Untuk melakukannya seorang penguasa bijak
hendaknya mengikuti jalur yang dikedepankan berdasarkan kebutuhan, kejayaan, dan
kebaikan negara. Hanya dengan memadukan machismo, semangat keprajuritan dan
pertimbangan politik, seseorang penguasa barulah dapat memenuhi kewajibannya kepada negara
dan mencapai keabadian sejarah (Losco dan William, 2005: 561).

Sebaliknya Machiavelli mengalihkan perhatiannya dalam Discourses (Sebuah komentar tentang


sejarah Roma yang ditulis Livius), menekankan tentang penciptaan, penjagaan, dan renovasi sebuah
pemerintahan republik yang demokrasi. Perhatian utamanya adalah untuk menunjukkan bagaimana
pemerintahan-pemerintahan republik dapatmendorong stabilitas dan kebebasan sambil
menghindari pengaruh-pengaruh korupsi yangmembuat lemah bagi negara. Sebab bagi Machiavelli,
kejayaan (baik pangeran maupunrepublik) merupakan ambisi politik definitif yang dikejar dalam
batas-batas yangditentukan oleh akal, kearifan, nasib baik, dan kebutuhan (Losco dan William, 2005:
562).

Jika Machiavelli menandai gerakan menjauhi filsafat agama sebagai suatu


dogma politik dan membukakan jalan kepada dua penerus cemerlang. Pertama adalah Thomas
Hobbes (1558-1674) di mana filsafat materialismenya merupakan jembatan yangmenguhubungkan
ilmu pengetahuan dan mekanika, serta yang logikanya sama bagus dan rapuhnya seperti logika lain
yang dapat ditemukan dalam pemikiran politik Kedua,adalah Jean Jaques Rousseau, tokoh yang
berusaha mendefinisikan kembali kepribadian moral dalam komunitas moral (Apter, 1996: 78-79).

Dalam buku Leviathan (1651) , Hobbes bertolak dari pengembangan pengertiannegara yang jauh
berbeda dengan pengertian negara pada abad pertengahan. Mereka terpaku asyik dengan
komunitas organis orang bijaksana merupakan kepala negara, rokhaniawanmerupakan jantungnya,
sementara berbagai organ yang berguna lainnya berkelompokmembentuk keluarga atau rumah
tangga dalam persaudaraan komunitas yang mencakup keseluruhan (Gierke: 1950).

Lain halnya bagi Hobbes, tidak ada komunitas alamiah yang bertindak sebagaikekuatan hidup yang
segera terwujud, kecuali suatu ciptaan yang “khayal”. Komunitas itu tercipta karena manusia sebagai
makhluk yang memiliki nafsu mempunyai imajinasi,kemampuan berbicara, dan terutama
kemampuan bernalar. Namun nalar bisa salah, sehingga secara abstrak masyarakat tidak dapat
bergantung padanya. Ia menganologikan “seperti ilmu hitung, manusia yang tidak cakap, pasti keliru
dan para professor sendiri-pun mungkin acapkali salah (Hobbes, dalamOxford, 1909)

Selain itu karena manusia juga mempunyai segala macam sifat yang tidak begitu “terpuji”
seperti; marah, sedih, serakah, maka akibatnya adalah terjadi situasi alamiah kearah konflik,
yang menimbulkan kekacauan. Untuk mencegah kekacauan itu, pertimbangan- pertimbangan
pribadi harus mengalah kepada otoritas. Bagi Hobbes ketertiban merupakan sasaran
tertinggi,suatu hal yang dapat dipahami leh orang yang rasional dan suatu manfaat yang nyata
sertadirasakan langsung. Di sinilah peran Hobbes merupakan orang yang pertama yang
dapatmendefinisikan dan mengubah kepentingan pribadi dalam keuntungan publik (Apte,
1996:80).Ia memastikan bahwa nilai yang ditentukan orang pada dirinya itu berbeda bagi
setiap orang. Memang, orang tidak dapat menentukan “harga’ diri mereka, tetapi nilai
sesungguhnya seseorang akan diukur oleh pendapat orang lain mengenai harga diri orang
tersebut. Maka dari itu kompensasi akan bervariasi, bahkan akan menimbulkan konflik juga
mengingat tiadanya asas tunggal bagi pergantian yang disepakati bersama. Nafsu-nafsu
kuatakan diikutsertakan. Orangorang yang besar kepala, penakut, ambisius, dan masa bodoh
akan menceburkan dalam konflik yang sia-sia. Di sinilah kebijaksanaan tertinggi adalah
menyerahkan wewenang kepada kekuasaan itu. Namun alternatifnya juga adalah kekacauan.

E. Sejarah perkembangan Ilmu politik pada Zaman Modren

Di Negara-negara benua Eropa sendiri bahasan mengenai politik pada abad ke-18 dan ke-
19 banyak dipengaruhi oleh ilmu hukum, karena itu ilmu politik hanya berfokus pada negara.
Selain ilmu hukum, pengaruh ilmu sejarah dan filsafat pada ilmu politik masih terasa sampai
perang Dunia II.

Di atas telah disebutkan bahwa tokoh cemerlang lain pada masa pencerahan adalah Jean
Jaques Roussea, yang mewakili sudut pandang alternatif dan memberikan kekuasaan
yang besar kepada komunitas sebagai satu keseluruhan. Tetapi antara Hobbes dan Rousseaute
rdapat dua orang lain:

1.John Locke (1632-1704) mampu berkarya dalam bidang teori politik ditulis dalam buku

Two Treatises on Civil Government. State of Nature juga merupakan karya teori politikyang
beda dengan Hobbes. John Locke menekankan bahwa dalam State of
Nature terjadi:kebingungan, ketidakpastian, ketidakaturan, tidak ada kematian. Pada sisi
lain Locke mengemukakan hak-hak alamiah sebagai berikut: hak akan hidup, hak atas
kebebasan dan kemerdekaan, hak memiliki sesuatu. Konsep perjanjian masyarakat
merupakan cara untuk membentuk negara. Oleh karena itu negara harus mendistribusi kekuasaan
kepada lembaga:legislatif, eksekutif dan yudikatif dan federatif. Dalam hal bentuk negara Locke
membagi atas: Monarki, Aristokrasi dan Demokrasi. Tujuan negara yang dikehendaki Locke
yaituuntuk kebaikan umat manusia melalui kegiatan kewajiban negara memelihara dan
menjaminhak-hak asasi manusia. Dan pada akhirnya Hobbes dan Locke memiliki perbedaan dalam
halteori perjanjian sosial.

2. Montesquieu (1689-1755) Montesquieu terkenal dengan dunia ilmu pengetahuantentang negara,


hukum dan kemudian dia mengemukakan State of Nature yang diartikan dalam keadaan alamiah
kualitas hidup manusia rendah. Teori politik Trias Politika yangdikemukakan oleh Montesquieu
merupakan landasan pembangunan teori demokrasi dalam sistem politik yang menekankan adanya
Chek and Balance terhadap mekanisme pembagian kekuasaan. Demokrasi yang dibentuk yaitu
demokrasi liberal yang masih mengalamikekurangan. Untuk memantapkan dan menyempurnakan
teori demokrasi liberal maka dibutuhkan berbagai unsur-unsur demokrasi liberal untuk
mengukuhkan Montesquieu sebagai pencetus demokrasi liberal.
F. Sejarah perkembangan Ilmu politik pada abad ke-19- 20

Di Negara-negara benua Eropa sendiri bahasan mengenai politik pada abad ke-18 danke-19 banyak
dipengaruhi oleh ilmu hukum, karena itu ilmu politik hanya berfokus padanegara. Selain ilmu
hukum, pengaruh ilmu sejarah dan filsafat pada ilmu politik masih terasasampai perang Dunia II.Di
Amerika Serikat terjadi perkembangan berbeda, karena ada keinginan untukmembebaskan diri dari
tekanan yuridis, dan lebih mendasarkan diri pada pengumpulan data empiris. Perkembangan
selanjutnya bersamaan dengan perkembangan sosiologi dan psikologi, sehingga dua cabang ilmu
tersebut sangat mempengaruhi ilmu politik. Perkembangan selanjutnya berjalan dengan cepat,
dapat dilihat dengan didirikannya American Political Science Association (APSA) pada 1904.

Ilmu politik masa kini telah berkembang dari berbagi bidang studi yang berkaitan termasuk sejarah,
filsafat, hokum dan ekonomi. Ditinjau dari tahap perkembangannya sebagai ilmu, memang tidak
dapat disangkal bahwa ilmu politik agak tertinggal dibelakang jikadibandingkan dengan ilmu lainnya,
seperti ilmu ekonomi yang mengalami kemajuan yang pesat seiring dengan era “revolusi industry”
pertengahan abad XVIII.

Sesudah perang dunia ke II perkembangan ilmu politik semakin pesat. Di Negara Belanda,
dimana waktu itu penelitian mengenai Negara dimonopoli oleh Fakultas Hukum, didirikan
Faculteit der Sociale Wetenschappen pada tahun1947 di Amsterdam. Akan tetapi,oleh karena
pendidikan tinggi ilmu Hukum sangat maju, tidaklah mengherankan apabila pada permulaan
perkembangannya, ilmu politik di Indonesia terpengaruh kuat oleh ilmu itu. Akan tetapi
dewasa ini konsep-konsep ilmu politik yang berangsur-angsur mulai di kenal.Pesatnya
perkembangan ilmu politik sesuda perang dunia ke II tersebut juga disebabkan karena
mendapat dorongan kuat dari beberapa badan internasional, terutamUNESCO(United Nations
Educational Scientific and Cultural Organization). Terdorong oleh tidak adanya keseragaman
dalam terminology dalam ilmu politik, UNESCO dalam tahun1948 menyelenggarakan suatu
survey mengenai kedudukan ilmu politik dalam kira-kira 30negara. Proyek ini dipimpin oleh
W. Ebenstein dari Princeton University Amerika Serikat kemudian di bahas oleh beberapa
ahli dalam suatu pertemuan di Paris dan menghasilkan buku“Contemporary Political
Science”. Selanjutnya UNESCO bersama International Political Science Association (IPSA)
yang mencakup kira-kira sepuluh negara, diantaranya negara Barat, di samping India,
Meksiko, dan Polandia. Pada tahun 1952 hasil penelitian ini dibahas di suatu konferensi
diCambridge, Inggris dan hasilnya disusun oleh W. A. Robson dari
London School of Economics and Political Science dalam buku The University Teaching of
Political Science .Buku ini diterbitkan oleh UNESCO untuk pengajaran beberapa ilmu social
(termasukekonomi, antropologi budaya, dan kriminologi) di perguruan tinggi. Kedua karya
iniditujukan untuk membina perkembangan ilmu politik dan mempertemukan pandangan
yang berbeda-beda.

Pada masa-masa berikutnya ilmu-ilmu sosial banyak memanfaatkan penemuan-penemuan


dari antropologi, sosiologi, psikologi, dan ekonomi, dan dengan demikian ilmu politik dapat
meningkatkan mutunya dengan banyak mengambil model dari cabang ilmu sosial lainnya.
Berkat hal ini, wajah ilmu politik telah banyak berubah dan ilmu politik menjadi ilmu yang
penting dipelajari untuk mengerti tentang politik.

G. Sejarah perkembangan Ilmu politik di indonesia

Di Indonesia sendiri terdapat beberapa karya yang membahas masalah sejarah dankenegaraan
seperti yang ditulis dalam buku Negarakertagama dan Babad Tanah Jawi pada abad 13-15 M. Di
Indonesia sendiri didirikan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, seperti di Universitas Riau, Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik (seperti pada Universitas Gajah Mada, Yogyakarta) atau Fakultas ilmu-ilmu
Sosial (seperti pada Universitas Indonesia, Jakarta)dimana ilmu politik merupakan Departemen
tersendiri.Akan tetapi, oleh karena pendidikan tinggi ilmu Hukum sangat maju, tidaklah
mengherankan apabila pada permulaan perkembangannya, ilmu politik Indonesua terpengaruh kuat
oleh ilmu itu. Akan tetapi dewasa ini konsep-konsep ilmu politik yang berangsur-angsur mulai
dikenal.

Perkembangan awal ilmu politik di Indonesia sangat dipengaruhi permulaan perkembangannya, ilmu
politik di Indonesia terpengaruh kuat oleh ilmu itu. Akan tetapi dewasa ini konsep-konsep ilmu
politik yang berangsur-angsur mulai dikenal. Perkembangan awal ilmu politik di Indonesia sangat
dipengaruhi oleh ilmu hukum, karena pendidikan tinggi ilmu hukum sangat maju pada saat itu.

permulaan perkembangannya, ilmu politik di Indonesia terpengaruh kuat oleh ilmu itu. Akan tetapid
ewasa ini konsep-konsep ilmu politik yang berangsur-angsu mulai di kenal.Perkembanganawal ilmu
politik di Indonesia sangat dipengaruhi oleh ilmu hukum, karena pendidikan tinggiilmu hukum sangat
maju pada saat itu.

a.Periode Demokrasi Liberal Setelah tanggal 7 September 1944 Pemerintah Jepang mengumumkan
memberi janjikemerdekaan kepada Bangsa Indonesia, yang kemudian diperjelas pada tanggal 1
Maret1945.Kemudian dibentuk Panitia Perancang UUD yaitu BPUPKI yang diketuai olehRadjiman
Wediodiningrat dalam sidang I dibahas mengenai “Dasar Negara”, karena tidakmenemukan
ujungnya maka dibentuk Panitia Sembilan, yang akhirnya mencapai kompromi pada tanggal
22 Juni 1945 dengan menyetujui “The Jakarta Charter ” sebagai dasar negara. Hasil kesepakatan ini
atau Modus Vivendi diterima pada Sidang II BPUPKI tanggal 11 Juli1945. Selanjutnya Soekarno
membentuk Panitia kecil yang diketuai “Soepomo”untuk membuat ”Rancangan UUD” , pada tanggal
16 Juli 1945 BPUPKI menyetujui rancanganUUD yang telah diselesaikan panitia kecil pada tanggal 13
Juli 1945 untuk dijadikankonstitusi tertulis Negara dan rancangan UUD. Setelah rumusan ini
terselesaikanBPUPKIpun dibubarkan diganti oleh PPKI yang dibentuk pada tanggal 7 Agustus
1945diketuai oleh“ Soekarno” dan wakilnya“ Moh. Hatta” dan 6 orang anggota. Pada tanggal 17
Agustus 1945 Indonesia atas nama “Soekarno Hatta” menyatakan kemerdekaannya, seharisetelah
Proklamasi, PPKI menggelar Sidang I yang memutuskan“ Mengesahkan Pembukaandan Batang tubuh
UUD ” serta Memilih Presiden dan Wakil Presiden ”. Sistem pemerintahanyang dibangun adalah
sistem pemerintahan yang “Demokrasi”, yang ditegaskan Pasal 1 (2) yang berbunyi “Kedaulatan ada
di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawarahan Rakyat”. Hal ini juga
tersurat dalam Pasal 4 (1) yang berbunyi “Presiden menjadi Kepala Pemerintahan dan tidak
bertanggung jawab kepada DPR”, Pasal 17 yang berbunyi “Menteri diangkat, diberhentikan,dan
bertanggungjawab kepada Presiden, bukankepada DPR, serta Pasal 6 yang berbunyi “Presiden dipilih
oleh Majelis PermusyawaratanRakyat (MPR)” (Presiden bertanggungjawab dan tunduk kepada MPR
serta wajibmenjalankan putusan-putusan MPR). Dari ketiga pasal diatas menggambarkan hubungan
antar lembaga check and balance , mempunyai kekuatan yang sama dan tidak dapat menjatuhkan
satu sama lain. Dimana Presiden dipilih dan diangkat oleh MPR yang separuhanggotanya adalah
anggota DPR, sedangkan upaya DPR untuk meminta PertanggungjawabanPresiden dalam Sidang
Istimewa MPR yang prosedurnya tidak mudah.Akibat belumdibentuknya lembaga-lembaga Negara
konstitusional, maka pemusatan kekuasaan terletak ditangan Presiden berdasarkan Pasal IV Aturan
Peralihan UUD 1945. Pengalihan kekuasaan inimenimbulkan opini bahwa Indonesia merupakan
Negara fasis atau nazi yang dipimpin oleh Fuhrer/Duce , sehingga munculah gerakan parlementeris.

Pada tanggal 7 Oktober lahirsatu memorandum yang ditandatangani 50 orang anggota KNIP yang
isinya mendesak presiden agar menggunakan kekuasaan istimewanya untuk segera membentuk
MPR, dan sebelum MPR itu terbentuk hendaknya anggota-anggota KNIP dianggap sebagai MPR.
Menindaklanjuti memorandum itu pada tanggal 16 Oktober 1945 KNIP mengusulkan kepada
pemerintah agar diserahi kekuasaan legislatif, kekuasaan menetapkan GBHN, dan dibentuk BP-KNIP.
Pemerintah yang diwakili Moh.Hatta menyetujuinya dengan dikeluarkannya “maklumat Wakil
Presiden No. X tahun 1945”.

Perubahan sistem kabinet dari QuasiPredensial ke Parlementer dengan dikeluarkannya Maklumat


pemerintah 14 November 1945,dengan ini Presiden kehilangan kedudukannya sebagai Kepala
Pemerintahan, serta Presiden hanya berfungsi sebagai Kepala Negara atau Kepala Konstitusional.
Yang sebelumnyadikeluarkan Maklumat 3 November 1945 yang berisi harapan pemerintah agar
aliran-alirandalam masyarakat membentuk parpolnya sebelum dilangsungkan Pemilu Januari
1946. Perubahan ini mengakibatkan bergesernya konfigurasi Politik ke arah yang lebih Pluralistik
atau liberal, tetapi tidak diikuti dengan perubahan UUD 1945 sebagai konstitusi tertulis,hanya
praktek ketatanegaraan saja. Kedatangan Belanda untuk melucuti tentara Jepang dan mengambil
kekuasaannya kembali, pada saat kedatangnnya Belanda menyadari darah rakyat Indonesia yang
telah berevolusi, yang tidak dapat dikalahkan dengan perang konvesional biasa, maka Belandamelak
ukan Politik Pecah Belah atau devide et impera. atas rekayasa Belanda, maka NegaraIndonesia
terpecah belah dari negara kesatuan (unitaris) menjadi Negara federal (serikat).Rekayasa dilakukan
bersamaan dengan Agresi Militer I dan Agresi Militer II.Penyerangan ini menyita perhatian PBB
sehingga menawarkan kedua belah pihak untuk mengadakan KMByang dihadiri BFO.Seperti
diketahui, karena kehendak rakyat Inndonesia susunan federas itidak berlangsung lama.

Pada tanggal 17 Agustus 1950 Negara Republik Indonesia kemnbali menjadi Negarakesatuan
dengann UUDS 1950 sebagai konnstitusi tertulisnya. Perubahan konnstitusi inididahului dengan
penandatannganan Piagan Persetujuan antara Republik Indonesia Serikatdengan Repunblik
Indonesia pada tannggal 19 Mei 1950 yanng kemudian diberi dasar hokumdengan dikeluarkannya
UU federal No. 7 Tahun 1950. Menurut Wilopo dengan
berlakunyaUUDS1950, maka secara konstitusional Indonesiamenganut sistem demokrasi parlemenn
ter penuh baik dalam arti pemberian dasar dalam konstitusi maupun praktikketatanegaraannnya.
Secara konsitusional penganutan atas system parlementer dicantumkandalam Pasal 83 yanng
mennentukan bahwa Presiden dan wakil Presiden tidak dapat digangu-gugat dalam
penyelenggaraan pemerintahann, tetapi yang harus bertanggungjawab dalammenteri-menteri, baik
secara bersama-sama untuk seluruhnya maupun masing-masing untuk bagian-
bagiannnnya sendiri. Secara praktis konfigurasi liberal demokratis ini ditandai olehdominannya
parlemen dalam spectrum politik, sehingga selama kurun waktu berlakunyaUUDS 1950 yang terjadi
adalah instabilitas pemerintahan karena pemerintah serinng kalidijatuhkan oleh parlemen melalui
mosi. Demokrasi liberal dengan system banyak partai yangmenjadi salah satu sendi ketatanegaraan
pada periode ini telah mengalami kegagalan untukmengkombinasikan secara optimum dua niali,
yakni jaminann dan penghargaan terhadaphak-hak rakyat unntuk turut serta dalam proses
pembuatan keputusan denngan jalan memilihwakil-wakil secara bebas serta tingkat stabilitas politik
sebagai syarat bagi aktivitas bureaucratic power untuk mencapai tujuan Negara.

b. Periode Demokrasi Terpimpin Akibat dari instabilitas politik dan pemerintahan yang timbul maka
berakhirlah sistem politik liberal dengan dikeluarkannya“ Dekrit Presiden 5 Juli 1959” yang isinya:

1.Bubarkan konstituante

2.Berlakukan kembali UUD 1945 sebagai ganti UUDS 1950 Dan digantikan oleh sistem demokrasi
terpimpin, dalam sistem ini Presiden danAngkatan Darat memiliki peran yang lebih besar dalam
Politik Nasional.Demokrasiterpimpin sangat bertolak belakang dengan Demokrasi liberal.Mantan
Wakil PresidenMoh.Hatta dan Prawoto Mangkusasmito mengatakan bahwa dekrit Presiden
merupakan Produk inkonstitusional dan merupakan coup.

Dalam Demokrasi ini diaktiri oleh tiga peran penting yakni


Soekarno, Angkatan Darat, dan PKI. Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden1959, maka berakhirlah
system politik liberal dan digantikan oleh system demokrasi terpimpin. Lahirnya dekrit itu mendapat
dukungan utama dari Angkatan Darat maupunPresiden, angkatan Darat mendukung pemberlakuan
kembali UUD 1945 karena konstitusitersebut memberikan kemungkinan bagi masuknya perwakilan
kepentingan dalam MPRsehinngga angkatan Darat dapat berperann didalamnya. Sedangkan
soekarno, mendukungkarena dengan diberlakukan kembali UUd 1945 membuka peluang tampilnya
KabinetPresidensial yang kuat. Konfigurasi politik pada era demokrasi terpemimpinan ditandai
olehtarik tambang antara tiga kekuatan politik utama, yaitu: Soekarnno, Anngkatan Darat,
PKI.Soekarno memerlukan PKI untuk mengahadapi kekuatan Angkatan Darat, PKI memerlukanPKI
untuk menndapatkan perlindungan daei presidenn dalam melawann Angkatannn Darat,sedangkan
Angkatan Darat membutuhkan Soekarno untuk mendapatkan legitimasi bagiketerlibatannnya di
dalam politik. Seperti yang tertuanng dalam Tap MPRS No.VIII/MPRS/1965, mengenai pengambilan
keputusan berdasarkan“musyawarah untuk mufakat”, apabila mufakat bulat tidak dapat dicapai,
maka keputusan tenntang masalah yangdimusyawarahkan itu diserahkann kepada pimpinan utnuk
menentukannya. Tetapimekanisnme pengambilan keputusan dalam semua proses politik lebih
didominasi olehSoekarno. Dari uraian di atas dapat memberikan kualifikasi bahwa konfigurasi pada
erademokrasi terpimpin adalah otoriter, sentralistik, dann di tanngan Presiden Soekarno.AfanGahar
menyebutkan, dengan kondisi kepartaian seperti ini, maka dapat dikatakan padademokrasi
terpimpin itu di Indonesia sebenarnya tidak ada system kepartaian. Bahkan DPR yang dibentuk
melalui pemilu 1955 dibubarkan oleh presiden pada tahun 1960, Karenamenolak rancangan APBN
yang dibuat oleh pemerintah. Melaui Penpres No. 4 Tahun 1960membentuk DPR-GR yang
anggotanya diangkat oleh Soekarno.Berbalik denngann posisiDPR dan partai-partai posisi eksekutif
pada era demokrasi terpimpin sangat kuat.Gagasan-gagasan politiknya menggunakan Dewan
Pertimbangann Agung dimana dalam UUD 1945merupakancouncil of state. Dewan yang sederajat
dengan eksekutif dan diberi peran besardalam bidang pemerintahan serta berwenang mutlak
memberikan pertimbangan lebih dulu bagi setiap rancangan UU yang akan disampaikan oleh
DPR dipimpin oleh Soekarno.

c.Era Orde Baru Kondisi ekonomi sangat parah dan kondisi politik memanas karena adanya
persaingan politik antara PKI dan TNI AD.Puncaknya terjadi peristiwa G 30 S/PKI. Akibatnyakehidupa
n berbangsa mengalami kekacauan, oleh karena itu untuk memulihkan keadaan,Presiden Soekarno
mengeluarkan Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) yang
berisi pelimpahan kekuasaan kepada Soeharto untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk

menjamin keamanan dan stabilitas pemerintahan serta keselamatan pribadi presiden. Sejakgerakan
PKI berhasil ditumpas, Presiden Soekarno belum bertindak tegas terhadap G 30S/PKI, pada tanggal
26 Oktober 1965 berbagai kesatuan aksi seperti KAMI, KAPI, KAGI,KASI, dan lainnya mengadakan
demonsrasi. Mereka membulatkan barisan dalam FrontPancasila.Dalam kondisi ekonomi yang
parah, para demonstran menyuarakan Tri TuntutanRakyat (Tritura). Pada tanggal 10 Januari 1966
para demonstran mendatangi DPR-GR danmengajukan Tritura yang isinya: 1.

pembubaran PKI, 2.

pembubaran kabinet dari unsur-unsur G 30 S/PKI, 3.

penurunan harga. Kedudukan Supersemar secara hukum semakin kuat setelah dilegalkan
melaluiKetetapan MPRS No.IX/ MPRS/1966 tanggal 21 Juni 1966.Sebagai pengemban
dan pemegang Supersemar, Letnan Jenderal Soeharto mengambil beberapa langkah strategis beriku
t. 1.

Pada tanggal 12 Maret 1966 menyatakan PKI sebagai organisasi terlarang danmembubarkan PKI
termasuk ormas-ormasnya. 2.

Pada tanggal 18 Maret 1966 menahan 15 orang menteri yang diduga terlibat dalam G30 S/PKI. 3.

Membersihkan MPRS dan DPR serta lembaga-lembaga negara lainnya dari pengaruhPKI dan unsur-
unsur komunis Ketika pemerintahan orde baru ini naik ke pentas politik nasional, Negara
Indonesiasedang menghadapi krisis luar bias di bidang politik dan ekonomi. Pemerintah orde
baru bertekad mengoreksi penyimpangan politik yang terjadi pada era orde lama dengan pemulihan
tata tertib politik berdasarkann pancasila sekaligus meletakkan programrehabilitasi dan konsolidasi
ekonomi.d.

Era setelah ReformasiBermula dari krisis ekonomi nasional yang terjadi pada tahun 1997-1998
yangmelumpuhkan segala sendi kehidupan mulailah muncul ketidak kepercayaan
terhadap pemerintahan orde baru dibawah kepemimpinan Soeharto. Ketidak percayaan ini mulaime
munculkan keinginan suatu perubahan yang menyeluruh sehingga mulailah dielu-elukansuatu yang
dinamakan reformasi. Adapun tokoh-tokoh reformasi yang menjadi pelopor gerakan ini diantaranya
Amien Rais, Adnan Buyung Nasution,Andi Alfian Malaranggeng dantokoh-tokoh lainnya yang
didukung oleh gerakan besar-besaran mahasisiwa seluruhIndonesia serta berbagai lapisan
masyarakat. Gerakan ini berhasil menumbangkan orde barudan rezim kepemimpinan Soeharto.e.

Era Kepemimpinan HabibiePengangkatan BJ. Habibie dalam Sidang Istimewa MPR yang
mengukuhkan Habibiesebagai Presiden, ditentang oleh gelombang demonstrasi dari puluhan ribu
mahasiswa danrakyat di Jakarta dan di kota-kota lain. Gelombang demonstrasi ini memuncak
dalam peristiwa Tragedi Semanggi, yang menewaskan 18 orang.Masa pemerintahan Habibieditandai
dengan dimulainya kerjasama dengan Dana Moneter Internasionaluntuk membantudalam proses
pemulihan ekonomi. Selain itu, Habibie juga melonggarkan pengawasanterhadapmedia
massadan kebebasan berekspresi. Kejadian penting dalam
masa pemerintahan Habibie adalah keputusannya untuk mengizinkan Timor-
Timuruntukmengadakan referendumyang berakhir dengan berpisahnya wilayah
tersebutdari Indonesia pada Oktober 1999. Keputusan tersebut terbukti tidak populer di
matamasyarakat sehingga hingga kini pun masa pemerintahan Habibie sering dianggap sebagaisalah
satu masa kelam dalam sejarah Indonesia.

f.Era Kepemimpinan Gusdur

Abdurrahman Wahid atau dikenal dengan Gus dur memenangkan pemilihan presidentahun 1999
yang pada saat itu masih dipilih oleh MPR walaupun sebenarnya partai pemenang pemilu adalah
partai Megawati Soekarno Putri yakni PDIP. PDIP berhasil meraih 35 % suaranamun adanya politik
poros tengah yang digagas oleh Amien Rais berhasil memenangkanGus Dur dan pada saat itu juga
megwati dipilih oleh Gus Dur sendiri sebagai wakil presiden.Masa pemerintahan Abdurrahman
Wahid diwarnai dengan gerakan-gerakan separatismeyangmakin berkembang
di Aceh, Malukudan Papua. Selain itu, banyak kebijakan AbdurrahmanWahid yang ditentang oleh
MPR/DPR. Serta kandasnya kasus korupsi yang melibatkan rezimSoeharto serta masalah yang lebih
modern yakni adanya serang teroris dikedubes luar negeri.Pada 29 Januari2001, ribuan demonstran
berkumpul di Gedung MPRdan meminta Gus Duruntuk mengundurkan diri dengan
tuduhan korupsidan ketidak kompetenan. Di bawahtekanan yang besar, Abdurrahman Wahid lalu
mengumumkan pemindahan kekuasaan kepadawakil presiden Megawati Soekarnoputri.

g.Era Kepemimpinan MEGAWATI SOEKARNO PUTRI


Melalui Sidang Istimewa MPR pada 23 Juli2001, Megawati secara resmi diumumkanmenjadi
Presiden Indonesia ke-5.Meski ekonomi Indonesia mengalami banyak perbaikan,seperti nilai mata
tukar rupiahyang lebih stabil, namun Indonesia pada masa pemerintahannya tetap tidak
menunjukkan perubahan yang berarti dalam bidang-bidang lain.Megawati yang merupakan anak
dari Presiden terdahulu yakni Soekarno pada awalnyadiharapkan dapat memberikan perubahan
namun seirng sikapnya yang dingin dan jarangmemberikan suatu paparan tentang politiknya
dianggap lembek oleh masyarakat. Danserangan teroris semakin sering terjadi pada masa
pemerintahan ini. Namun satu hal yang sangat berarti pada masa pemerintahan ini
adalah keberanian megawatiuntuk menyetujui pemilihan Presidan Republik Indonesia secra
langsung oleh rakyat.Pemilihan langsung dilaksanakan pada pemilu tahun 2004 dan Susilo Bambang
Yudhuyonokeluar sebagi pemenangnya.h.

Era Kepemimpinan SUSILO BAMBANG YUDHOYONOSetelah memenangkan pemilu secara langsung


SBY tampil sebagai presiden pertamadalam pemilihan yang dilakukan secara langsung. Pada awal
kepemimpinanya SBYmemprioritaskan pada pengentasan korupsi yang semakin marak diIndonesia
dengan berbagigebrakannya salah satunya adalah dengan mendirikan lembaga super body
untukmemberantas korupsi yakni KPK. Dalam masa jabatannya yang pertama SBY berhasilmencapai
beberapa kemajuan diantaranya semakin kondusifnya ekonomi nasional. Dengankeberhasilan ini
pula ia kembali terpilih menjadi presiden pada pemilu ditahun 2009 denganwakil presiden
yang berbeda bila pada masa pertamanya Jusuf Kalla merupakan
seorang bersal dari parpol namun kini bersama Boediono yang seorang profesional ekonomi.Bebera
pa kelemahan misalnya kurang sigapnya menaggapi beberapa isu sampai isu-isutersebut menjadi
hangat bahkan membinggungkan, lalu dari pemberantasan korupsi sendirimenimbulkan banyak
tanda tanya sampai sekarang mulai dari kasus pimpinan KPK, Mafiahukum, serta politisasi diberbagai
bidang yang sebenarnya tidak memerlukan suatu sentuhan politik yang berlebihan guna
pencitaraan.

https://www.academia.edu/34442028/sejarah_perkembangan_ilmu_politik

Mas Delima
Objek kajian Ilmu Pemerintahan dan Ilmu Politik

1. Objek Kajian Ilmu Politik

Politik telah lama diakui sebagai sebuah disiplin ilmu pengetahuan sosial yang berdiri
sendiri karena politik dinilai telah memenuhi kriteria sebagai sebuah disiplin ilmu. Perlu
digaris bawahi bahwa salah satu syarat untuk bisa dikatakan sebagai sebuah disiplin ilmu
adalah adanya objek. Sementara itu, objek adalah sesuatu yang menjadi pokok
pembicaraan. Dengan kata lain, objek merupakan apa yang akan diamati, diteliti, dipelajari,
dan dibahas. Dalam penjabarannya, objek itu sendiri terdiri dari objek materi dan objek
formal. Setiap objek materi dari sebuah disiplin ilmu bisa saja sama dengan objek materi
disiplin ilmu lainnya, karena bersifat umum dan merupakan topik yang dibahas secara global
tentang pokok persoalan (subject matter). Sedangkan objek formal lebih bersifat khusus dan
spesifik, karena merupakan pusat perhatian (focus of interest) suatu disiplin ilmu
pengetahuan. Objek formal berbeda pada masing-masing disiplin ilmu karena perbedaan
sudut pandang, yaitu meninjau sasarannya hanya dari suatu sudut pandang dengan
caranya yang khas dan khusus. Jadi, yang membedakan suatu disiplin ilmu dengan disiplin
ilmu lainnya adalah objek formalnya, walaupun objek materinya sama. Berikut ini ilustrasi
adanya titik persamaan dan perbedaan antara ilmu politik dengan ilmu-ilmu kenegaraan
lainnya dari perspektif objek materi dan objek formalnya.

Objek Materi dan Objek Formal Ilmu Pemerintahan dan Ilmu Politik

No. Nama Disiplin Objek Materi Objek Formal


Ilmu Pengetahuan
1. Ilmu Politik Negara Kekuasaan,pressure
group(kelompok
oposisi), interest
group (kelompok
pendukung
pemerintah), elit politik,
pendapat umum (public
opinion), partai politik,
dan pemilihan umum

2. Ilmu Pemerintahan Negara Hubungan-hubungan


pemerintahan, gejala-
gejala pemerintahan,
peristiwa-peristiwa
pemerintahan

Anda mungkin juga menyukai