Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENGAMATAN MENGENAI PELATIHAN DI IPDN

OLEH

MUDA PRAJA MUHAMMAD ALWALID

29.0466

A6

FAKULTAS POLITIK PEMERINTAHAN/POLITIK INDONESIA

TERAPAN

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

TAHUN AJARAN 2018/2019


BAB 1
PEMBAHASAN

A.LATAR BELAKANG
Laporan pengamatan ini saya buat berdasarkan Peratuan Menteri Dalam
Negeri Nomor 51 Tahun 2009 tentang Kurikulum Diploma IV Institut
Pemerintahan Dalam Negeri, terkait dengan kurikulum pelatihan paradigma
yang dikembangkan adalah penguatan keterampilan atau skill praja secara
berjenjang. Dalam hal ini, praja diberikan pelatihan yang bertujuan
memberikan keterampilan atau skill. Dari program pelatihan ini, banyak pokok
bahasannya. Namun, saya akan membahas mengenai pengalaman saya saat
pelatihan pada sektor perkebunan.Dimana setelah lulus pendidikan di Insitut
Pemerintahan Dalam Negeri, praja dituntut untuk dapat memberikan
pengalaman serta mengajarkan mengenai cara berkebun yang baik kepada
masyarakat guna mewujudkan kesejahteraannya.
BAB 2
PEMBAHASAN
B. Waktu dan pelaksanaan
Tepatnya bulan Desember lalu, kami mengikut pelatihan. Salah satunya
pelatihan mengenai praktik perkebunan dan pertanian di kampus IPDN,
Jatinangor. Sebelum praktik langsung ke kebun. Kami berkumpul di kelas
pelatihan. Disana kami diberikan informasi mengenai perkebunan dan
pertanian. Kami tahu sumber pembuatan pupuk kompos itu apa saja. Pupuk
kompos itu berasal dari kotoran hewan yang dicampur dengan bahan-bahan
penunjang pembuatan kompos seperti cairan EM4, Daun
kering, Rumput kering, Serbuk gergaji serutan kayu, sekampadi, Kertas , Kulit
jagung, Jerami, Tangkai sayuran Pupuk kandang (feses ayam, itik, sapi dan
kambing). Lalu jam 11 kami berangkat menuju ke kebun. Sesampainya, kami
diarahkan langsung menuju narasumber langsung yang sudah lama bekerja di
IPDN sebagai pengurus kebun.Beliau memberitahukan mengenai luas lahan
yang dimiliki IPDN. Lahan yang dimiliki oleh IPDN ini sekitar 285 hektar.
Separuhnya, lahan ini digunakan untuk sektor pertanian dan perkebunan .
Disana kami mula-mula kami diajarkan cara mencangkul yang baik dan
benar. Lalu kami diajarkan cara membuat pupuk kompos. Campur semua
bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan pupuk kompos yaitu kotoran sapi,
serbuk gergaji, dan bahan-bahan lainnya dengan merata. kemudian tumpuk di
tempat yang terlindungi dari sinar matahari dan hujan secara langsung.

Lebih baik jika ditumpuk di tempat pembuatan pupuk kompos yang khusus.
Biarkan selama 1 hari.

1. Besoknya sisir tumpukan bahan kompos kemudian taburi menggunakan


stardec, aduk sampai merata. kemudian tumpuk lagi dengan ketinggian
minimal 80 cm.
2. Biarkan tumpukan terbuka sampai 7 hari , namun harus tetap dijaga agar
terhindar dari panas dan hujan..
3. Aktivitas mikroba bisa ditandai dengan adanya peningkatan suhu . Suhu
yang tinggi ini akan membuat pupuk kompos menjadi steril dari bibit
gulma dan bakteri patogen.
4. Campuran kotoran sapi itu sudah menjadi pupuk kompos jika suhu telah
netral dan warnanya hitam kecoklatan.
Analisis : pelatihan yang diberikan menurut saya belum efektif karena masih
bersifat teori. Belum ada pelaksanaan yang nyata. Lalu, waktu pelaksanaan
serta materi pelatihan yang diberikan belum mampu kami terapkan
dikarenakan masih banyak yang belum paham akan pelatihan yang diberikan.
Selanjutnya, banyak praja yang tidak serius untuk mengikut pelatihan tersebut.
Kaitan pelatihan ini dilaksanakan dengan harapan, praja mampu menerapkan
apa-apa saja yang didapat masa pendidikan yang kelak ketika lulus dapat
bermanfaat bagi masyarakat. Yang output nya tidak hanya sebagai aparatur
sipil negara. Namun, pamong praja memiliki kelebihan lain. Ini sesuai dengan
sifat Hasta Brata yaitu sifat bumi yang berarti Seorang pemimpin yang akan
mengarahkan kekuasaannya untuk mensejahterakan rakyat dan mengentaskan
kemiskinan melalui keterampilan atau skill mengenai cara berkebun dan
bertani yang baik.
BAB 3
PENUTUP

C. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Tentu pelatihan mengenai perkebunan dan pertanian ini sangat berguna bagi
praja IPDN. Yang tentunya mampu untuk memberikan pengetahuan serta
menerapkannya ketika bertugas di daerah kelak yang tentu sasaran utamanya
adalah masyarakat yang belum memiliki keterampilan.

Saran
Waktu pelaksanaan pelatihan harus ditambah lagi agar para praja mampu
memahami betul akan cara berkebun dan bertani. Lalu, materi pelatihan harus
lebih update, tidak hanya lingkup IPDN saja, tetapi mencakup daerah lain yang
dapat menunjang pelatihan di IPDN guna mewujudkan praja IPDN yang
mempunyai skill atau keterampilan guna dalam mengemban tugasnya kelak.

Anda mungkin juga menyukai