Anda di halaman 1dari 5

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS TERBUKA
2020
IDENTITAS DAN DESKRIPSI MATA
KULIAH

Nama : BILL,YO RENTAS


NIM : 041236472
Nama Mata Kuliah : SISTEM HUKUM INDONESIA
Kode Mata Kuliah : ISIP4131
SKS : 3 SKS
Semester :2

Soal dan Jawaban


1. Jelaskan pengertian hukum, hubungan hukum dan sumber hukum menurut Utrecht!
Jawaban
Menurut Ultrech
Pengertian hukum adalah himpunan peraturan-peraturan (perintah-perintah dan larangan-
larangan) yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dan karenanya harus ditaati oleh
masyarakat.

Hubungan hukum, setiap hubungan hukum mempunyai dua segi: kekuasaan (wewenang,
bevoegdheil) dengan tetantangnya (kebalikannya), yakni kewajiban (plicht). Tetapi tidak
semuanya hubungan-hubungan di masyarakat itu merupakan hubungan hukum.
Contohnya : Seorang mahasiswa junior tidak harsu menghormati mahasiswa senior, sebab tidak
ada aturan/hukum yang mengatur bahwa mahasiswa junior harus menghormati mahasiswa
senior.

Sumber hukum,
Sumber hukum dalam arti formil yaitu sumber hukum yang menjadi dasar formil dalam
membentuk hukum dan menetapkan berlakunya hukum, bentuk formil inilah yang
mengakibatkan suatu kaidah berlaku berlaku umum dan mengikat umum, serta dipertahankan
oleh pemerintah sebagai kaidah hukum.
Menurut Ultrecht sumber hukum formil terdiri dari :
a) Undang-undang;
b) Kebiasaan dan adat yang dipertahankan dalam keputusan dari yang berkuasa dalam
masyarakat;
c) Traktat;
d) Yurisprudensi;
e) Pendapat ahli hukum yang terkenal (doktrina).
Sumber:
1. Buku Materi Pokok ISIP4131 Sistem Hukum Indonesia oleh Nandang Alamsah Deliarnoor
hal. 1.19 – 1.25

2. Jelaskan pengertian mazhab dan sebutkan mazhab-mazhab dalam ilmu pengetahuan hukum!
Pengertian Mazhab
Mazhab (bahasa Arab: ‫;مذهب‬ mażhab) adalah penggolongan suatu hukum atau aturan setingkat
dibawah firkah, yang dimana firkah merupakan istilah yang sering dipakai untuk mengganti kata
"denominasi" pada Islam. Kata "mazhab" berasal dari bahasa Arab, yang berarti jalan yang
dilalui dan dilewati, sesuatu yang menjadi tujuan seseorang baik konkret maupun abstrak.
Sesuatu dikatakan mazhab bagi seseorang jika cara atau jalan tersebut menjadi ciri khasnya.
Menurut para ulama dan ahli agama Islam, yang dinamakan mazhab adalah metode (manhaj)
yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan penelitian, kemudian orang yang menjalaninya
menjadikannya sebagai pedoman yang jelas batasan-batasannya, bagian-bagiannya, dibangun di
atas prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah.

Mazhab Dalam Ilmu Pengetahuan Hukum


Menurut Soerjono Soekanto, disiplin hukum mencakup paling sedikit tidak bidang, yakni ilmu-
ilmu hukum, politik hukum dan filsafat hukum.
1. Mazhab Hukum Alam
2. Mazhab Sejarah
3. Aliran Hukum Positif/Legal Positivisme
4. Aliran Sosiological Yurisprudence
5. Aliran Pragmatic Legal Realism
6. Teori Kedaulatan Tuhan
7. Teori Kedaulatan Rakyat
8. Teori Kedaulatan Negara
9. Teori Kedaulatan Hukum
10. Mazhab UNPAD (Universitas Padjadjaran)

Sumber:
1. Buku Materi Pokok ISIP4131 Sistem Hukum Indonesia oleh Nandang Alamsah Deliarnoor
hal. 1.36 – 1.41

3. Jelaskan pengertian hukum adat waris dan bagaimana  pembagian warisan menurut hukum
Islam?
Pengertian Hukum Adat Waris
Hukum adat waris meliputi norma-norma hukum yang menetapkan harta kekayaan baik materil
maupun imaterial, yang diserahkan oleh seorang kepada turunnya serta sekaligus juga dapat saat,
cara proses peralihannya. Proses peralihanya sendiri, sesungguhnya sudah dapat dimulai semasa
pemilik harta kekayaan itu sendiri masih hidup. Hal yang penting dalam maslah warisan ini
adalah bahwa pengertian warisan memperlihatkan adanya tiga unsur yang masing-masing
merupakan unsur-unsur mutlak yaitu:
a. Seorang peninggal warisan yang pada wafatnya meninggalkan harta kekayaannya.
b. Seseorang atau beberapa orang ahli waris yang berhak menerima kekayaan yang
ditinggalkan.
c. Harta warisan atau harta peninggalan yaitu kekayaan “inconecreto” yang ditinggalkan dan
sekaligus beralih kepada ahli waris itu.

Pembagian warisan menurut Hukum Islam


Pada dasarnya dalam hukum Islam, warisan dibagi berdasarkan bagian masing-masing ahli
waris yang sudah ditetapkan besarannya. Namun warisan dalam hukum waris Islam dapat
dibagi berdasarkan wasiat. Orang yang telah berumur sekurang-kurangnya 21 tahun, berakal
sehat dan tanpa adanya paksaan dapat mewasiatkan sebagian harta bendanya kepada orang lain
atau lembaga. Pemilikan terhadap harta benda baru dapat dilaksanakan sesudah pewasiat
meninggal dunia.
 
Definisi dari wasiat juga dapat dilihat dalam Penjelasan Pasal 49 huruf c Undang-Undang Nomor
3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan
Agama (“UU 3/2006”) sebagai berikut:  Yang dimaksud dengan "wasiat" adalah perbuatan
seseorang memberikan suatu benda atau manfaat kepada orang lain atau lembaga/badan hukum,
yang berlaku setelah yang memberi tersebut meninggal dunia.
 
Tetapi wasiat hanya diperbolehkan sebanyak-banyaknya sepertiga dari harta warisan kecuali
apabila semua ahli waris menyetujuinya.
 
Jadi pembagian waris dalam hukum waris Islam dilakukan berdasarkan bagian masing-masing
ahli waris yang sudah ditetapkan. Kalaupun adanya wasiat dari pewaris, maka hanya boleh
paling banyak sepertiga dari harta warisan kecuali apabila semua ahli waris menyetujuinya.
Selain itu, D yang merawat dan membiayai segala kebutuhan OT termasuk membayar utang OT
tidak menjadi faktor dalam pembagian waris menurut KHI.
 
Ahli Waris dalam Hukum Waris Islam
Merujuk pada Kompilasi Hukum Islam (“KHI”) yang disebarluaskan berdasarkan Instruksi
Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Penyebarluasan Kompilasi Hukum Islam (“Inpres
1/1991”), ahli waris adalah orang yang pada saat meninggal dunia mempunyai hubungan darah
atau hubungan perkawinan dengan pewaris, beragama Islam dan tidak terhalang karena hukum
untuk menjadi ahli waris. Ahli waris dipandang beragama Islam apabila diketahui dari Kartu
Identitas atau pengakuan atau amalan atau kesaksian, sedangkan bagi bayi yang baru lahir atau
anak yang belum dewasa, beragama menurut ayahnya atau lingkungannya.
 
Kelompok-kelompok ahli waris menurut KHI terdiri dari:
a. Menurut hubungan darah:
 golongan laki-laki terdiri dari : ayah, anak laki-laki, saudara laki-laki, paman dan kakek.
 golongan perempuan terdiri dari : ibu, anak perempuan, saudara perempuan dan nenek.
b. Menurut hubungan perkawinan terdiri dari duda atau janda.
 
Apabila semua ahli waris ada, maka yang berhak mendapat warisan hanya: anak, ayah, ibu, janda
atau duda.
 
Seorang terhalang menjadi ahli waris apabila dengan putusan hakim yang telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap, dihukum karena:
a. Dipersalahkan telah membunuh atau mencoba membunuh atau menganiaya berat pada
pewaris;
b. Dipersalahkan secara memfitnah telah mengajukan pengaduan bahwa pewaris melakukan
kejahatan yang diancam dengan hukuman 5 tahun penjara atau hukuman yang lebih berat.
Sumber:
1. Buku Materi Pokok ISIP4131 Sistem Hukum Indonesia oleh Nandang Alamsah Deliarnoor
hal. 2.56 – 2.57.
2. Situs : https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5b7021295093e/cara-hitung-pembagian-
waris-anak-menurut-hukum-islam/

Anda mungkin juga menyukai