Anda di halaman 1dari 6

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS TERBUKA
2020

IDENTITAS DAN DESKRIPSI MATA KULIAH

Nama : BILLYO RENTAS


NIM : 041236472
Nama Mata Kuliah : SISTEM HUKUM INDONESIA
Kode Mata Kuliah : ISIP4131
SKS : 3 SKS
Semester :2
Tugas :2
Soal dan Jawaban

1. Sebutkan defenisi hukum tata negara menurut pendapat para ahli (minimal 3)


serta sebutkan sumber hukum tata negara indonesia !

Jawaban
 Defenisi Hukum Tata Negara menurut pendapat para ahli
Manurut Paton, Hukum Tata Negara adalah peraturan yang mengatur alat
perlengkapan negara, tugas dan wewenangnya.
Manurut Wolhoff, Hukum Tata Negara adalah norma-norma hukum yang
mengatur bentuk negara dan organisasi pemerintahanya, susunan dan hak
kewajiban organ-organ pemerintahan.
Manurut Kusumadi Pudjosewojo, Hukum Tata Negara adalah hukum yang
mengatur bentuk negara (kesatuan atau federal), dan bentuk pemerintahan
(kerajaan atau republik), yang menunjukan masyarakat hukum yang atasan
maupun yang bawahanan, beserta tingkatan-tingkatannya (hierarchie), yang
selanjutnya mengesahkan wilayah dan lingkungan rakyat dari masyarakat-
masyarakat hukum itu dan akhirnya menunjukan alat-alat perlengkapan (yang
memegang kekuasaan penguasa) dari masyarakat hukum itu, beserta susunan
(terdiri dari seseorang atau sejumlah orang), wewenang, tingkatan imbang dari
dan antara alat perlengkapan itu.
Menurut Utrecht, Hukum Tata Negara mempelajari kewajiban sosial dan
kekuasan pejabat-pejabat negara.
Manurut R. Kranenburg, Hukum Tata Negara meliputi mengenai susuanan
hukum dari negara yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar.
Hasil Kongres Hukum Tata Negara pada Tahun 1972 yang diadakan di
Belanda yang khusus membahas objek kajian dari Ilmu Pengetahuan Hukum
Tata Negara, Hukum Tata Negara adalah salah satu bidang ihukum yang
mempelajari hukum organisasi negara beserta seluruh keputusan-keputusan
yang diambil oleh negara.

Deliarnoor, Nandang Alamsah (2019) : 4.4 – 4.7.

 Sumber Huku Tata Negara di Indonesia


Sumber Hukum Tata Negara Indonesia terdiri atas:
(1) Sumber Hukum Materiil yaitu Pancasila
(2) Hukum Formal, yaitu
a. Hukum perundang-undangan, yang berdasarkan Undang-Undang No.
12 Tahun 2011 tentang Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia,
meliputi :
 Undang-Undang Dasar 1945
 Ketetapan MPR
 UU/Perpu
 Peraturan Pemerintah
 Peraturan Presiden
 Peraturan Daerah Provinsi
 Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
b. Hukum Kebiasaan (Konvensi Ketatanegaraan)
Mengenai konvensi (convention) ini terdapat beberapa pengertian
anatara lain:
 Dalam hukum acara, konvensi merupakan gugatan balik, misal
terdapat penggugat dan tergugat, di mana penggugat dalam
konvensi, kemudian si tergugat menggugat balik maka dia akan
menjadi penggugat menurut rekonsesi.
 Dalam hukum tata negara, konvensi merupakan kebiasaan-
kebiasaan yang terpelihara dalam praktik penyelenggaraan negara.
 Dalam hukum internasional, konvensi merupakan perjanjian yang
diadakan oleh dua negara atau lebih.

c. Traktat yaitu perjanjian antara dua negara atau lebih yang materinya
menyangkut Hukum yang Negara.
d. Dokrin yaitu pendapat para sarjana hukum yang ternama dalam bidang
Hukum Tata Negara mempunyai kekuasaan dan pengaruh dalam
pengambilan keputusan oleh Hakim.

Deliarnoor, Nandang Alamsah (2019) : 4.13.

2. Sebutkan prosedur perubahan konstitusi menurut C.F.Strong !


Jawaban
Menurut C.F. Strong, prosedur perubahan konstitusi ada empat macam:
(1) Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh pemegang kekuasaan legislatif,
akan tetapi menurut pembatasan-pembatasan tertentu;
(2) Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh rakyat melalui sesuatu referendum;
Perubahan dilakukan melalui prosedur pernyataan pendapat rakyat secara
langsung. Pelaksanaan referendum ini dapat dilakukan melalui dua cara,
pertama lembaga yang berwenang melakukan perubahan terlebih dahulu telah
menyusun ‘draf (rancangan) perubahan tentang pasal-pasal mana saja yang
akan diubah dan sekaligus dengan rumusan pasal perubahannya’. Kemudia
draff perubahan ini dimintakan pendapat rakyat, apakah setuju atau tidak
dengan rancangan tersebut. Cara ini dianut oleh Indonesia melalui Tap MPR
No. I/MPR/1983 jis Tap MPR No. VIII/MPR1983 dan UU No. 5/1985
tentang Referndum. Cara kedua, adalah rakyat menentukan langsung
substansi apa saja yang hendak diubah, kemudian oleh konisi konstitusi
dirumuskan perubahan tersebut dalam bentuk normal konstitusi.
(3) Perubahan konstitusi yang berlaku dalam negara serikat yang dilakukan oleh
sejumlah negara-negara bagian;
(4) Perubahan konstitusi yang dilakukan dalam suatu konvensi atau dilakukan
oleh suatu lembaga negara khusus yang dibentuk hanya untuk keperluan
perubahan.

Deliarnoor, Nandang Alamsah (2019) : 4.49-4.50.

3. Jelaskan hak-hak kebendaan dalam KUHP ! 


Hak-Hak Kebendaan
1) Bezit
Bezit adalah suatu keadaan lahir di mana seseorang menguasai suatu benda
seolah-olah kepunyaan sendiri, yang oleh hukum dilindungi dengan tidak
mempersoalkan hak milik atas benda itu sebenarnya ada pada siapa. Dengan
kata lain, bezit berarti memegang atau menikmati suatu benda dimana
seseorang menguasai benda tersebut, baik sendiri maupun dengan perantaraan
orang lain, seolah-olah benda itu adalah kepunyaannya sendiri (hanya untuk
benda bergerak).
Perkataan bezit berasal dari perkataan zitten sehingga secara harafiah berarti
“menduduki”. Untuk bezit diharuskan adanya dua unsur, yaitu kekuasaan atas
suatu benda dan kemauanuntuk memiliki benda itu. Bezit harus dibedakan
dengan detentie, di mana seseorang menguasai suatu benda berdasarkan suatu
berdasarkan suatu hubungan hukum orang lain, ialah pemilik atau bezitter dari
benda itu.
Perolehan Bezit atas suatu benda yang tidak bergerak hanya dengan suatu
pernyataan belaka dimunkinkan oleh undang-undang dalam keaadaan sebagai
berikut.
a. Jika orang yang akan mengambil Bezit itu sudah memegang benda
tersebut sebagai houder.
b. Jika orang yang mengoperkan Bezit itu berdasarkan suatu perjanjian tetap
memegang benda itu sebagai houder.
c. Jika benda yang harus dioperkan Bezitnya dipegang oleh seorang pihak
ketiga dan orang ini dengan persetujuan Bezitter lama menyatakan bahwa
untuk seterusnya, ia akan memegangbenda itu sebagai bezitter baru.
Pasal 539 BW menentukan bahwa orang yang sakit ingatan tidak dapat
memperoleh bezit tapi anak yang di bawah umur dan perempuan yang telah
kawin dapat memperolehnya.

2) Eigendom
Eigendom adalah hak yang paling sempurna atas suatu benda, yaitu hak untuk
menikmati kegunaan suatu kebendaan dengan leluasa asal saja tidak
melanggar undang-undang atau orang lain. Undang-undang Poko Agraria
No.5 Tahun 1960 menonjolkan asas kemasyarakatan hak atas tanah
mempunyai fungsi sosial. Jadi, seseorang tidak dapat berbuat sewenang-
wenang lagi dengan hak miliknya.
Menurut pasal 548 BW, eigendom hanyalah dapat diperoleh dengan jalan.
a. Pengambilan, seperti membuka tanah, memancing ikan.
b. Natrekking, yaitu jika suatu benda bertambah besar atau berlipat karena
perbuatan alam. Misalnya tanah bertambah luas sebagai akibat gempa
bumi.
c. Lewat waktu (verjaring)
d. Penyerahan berdasarkan suatu pemindahan hak yang berasal dari
seseorang yang berhak memindahkan eigendom.

3) Hipotik dan Gadai (Pand)


Yang memberikan kekuasaan atas suatu benda bukan untuk dipakai tetapi
untuk dijalankan untuk jaminan utang seseorang. Menurut pasal 1131 BW,
semua benda atau kekayaan seseorang menjadi jaminan untuk semua utang-
utangnya.
Adapun hak-hak seseorang pemegang gadai adalah sebagai berikut:
a. Ia berhak untuk menahan benda yang dipertanggungkan sampai pada
waktu utang di lunasi, baik yang mengenai jumlah pokok maupun bunga.
b. Ia berhak untuk mengambil pelunasan ini dari pendapatan penjualan
barang tersebut, apabila orang yang berhutang tidak menempati
kewajibannya.
c. Ia berhak untuk minta ganti biaya-biaya yang telah ia keluarkan untuk
menyelamatkan barang tanggungan itu.
d. Ia berhak untuk menggadaikan lagi barang-barang tanggungan itu apabila
hak itu sudah menjadi kebiasaan.

Sebaliknya, seorang pemegang gadai memikul kewajiban berikut ini.


a. Ia bertanggung jawab tentang hilangnya atau kemunduran harganya
barang tanggungan jika itu disebabkan karena kelalaiannya.
b. Ia harus memberitahukan pada orang yang berhutang apabila ia hendak
menjual barang tanggungannya.
c. Ia memberikan perhitungan tentang pendapatan penjualannya itu dan
setelah ia mengambil pelunasan utangnya, harus menyerahkan
kelebihannya pada si berhutang.
d. Ia harus mengembalikan barang tanggungan, apabila utang pokok, bunga
dan biaya untuk menyelamatkan barang tanggungan telah dibayar lunas.

Setelah lahir UU Pokok Agraria, maka terjadi perubahan terhadap hak-hak


kebendaan di atas. Perubahan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Eigendom (hak milik) atas benda bergerak, diatur dalam pasal 16 UUPA.
b. Bezit atas benda bergerak.
c. Hak kebendaan yang bersifat memberikan jaminan, terdiri atas :
(1) Hipotik untuk benda yang tidak bergerak;
(2) Pand (gadai) untuk benda bergerak.

Deliarnoor, Nandang Alamsah (2019) : 5.17-5.20.


4. Sebutkan pengertian hukum dagang, Ruang Lingkup hukum dagang dan sumber
hukum dagang!
Jawaban
 Pengertian Hukum Dagang
Menurut Achmad Ichsan mendifinisikan hukum dagang sebagai hukum yang
mengatur masalah perdagangan atau perniagaan, yaitu masalah yang timbul
karena tingkah laku manusia (persoon) dalam perdagangan atau perniagaan.
Menurut Sunaryati Hartono, n hukum dagang juga merupakan bagian dari
pada suatu sistem ekonomi yang liberal.

 Ruang Lingkup Hukum Dagang


(1) Pekerjaan orang-orang perantara;
(2) Bentuk-bentuk hukum perusahaan;
(3) Perusahaan pengangkutan;
(4) Asuransi/pertanggungan;
(5) Surat-surat berharga atau surat-surat niaga;
(6) Kepailitan;

 Sumber Hukum Dagang


(1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (BW)
(2) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (WvK)
(3) Peraturan tentang Perkoperasian.
(4) Peraturan tentang Pailisemen ver Ordering.
(5) Undang-undang Octroy.
(6) Undang-ungang Hak Cipta.
(7) Undang-Undang tentang Lalu Lintas.
(8) Undang-undang mengenai Penanaman Modal Asing.
(9) Berbagai peraturan tentang Perusahaan Negara.

Deliarnoor, Nandang Alamsah (2019) : 5.35-5.40.

Anda mungkin juga menyukai