Anda di halaman 1dari 19

HUKUM BISNIS

O
L
E
H
1. MARIANA ESI
2. ROSE V. G. REZI

PRODI : D4 AKUNTANSI PERPAJAKAN


BAB I
SISTEM HUKUM DI INDONESIA

PENGERTIAN SISTEM, SISTEM HUKUM DAN SISTEM HUKUM INDONESIA

Seiring perkembangan zaman permasalahan di bidang hukum


semakin hari semakin rumit dan kompleks. Hukum merupakan suatu
pedoman yang mengatur pola hidup manusia yang memiliki peranan
penting dalam mencapai tujuan ketentraman hidup bagi masyarakat.
Hukum di Indonesia merupakan campuran sistem hukum Eropa,
hukum agama dan hukum adat. Sebagian besar sistem yang dianut,
baik hukum perdata maupun hukum pidana, berbasis pada hukum
Eropa Kontinental.
Sistem berasal dari bahasa Latin (Systema) dan bahasa Yunani
(Sustema) yang artinya suatu kesatuan yang terdiri dari komponen
atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran
informasi, materi atau energy untuk mencapai suatu tujuan.
Jadi, sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan, dan suatu susunan atau seperangkat komponen dari
bagian-bagian yang memiliki fungsi masing-masing dan seperangkat
unsur yang saling terikat dalam sebuah antar relasi diantara unsur-
unsur tersebut dengan lingkungan.
• Pengertian Sistem Hukum
Hukum sulit didefinisikan karena kompleks dan beragamnya sudut pandang
yang akan dikaji. Prof. Van Alpedoorn mengatakan bahwa “definisi hukum sangat
sulit untuk dibuat karena tidak mungkin untuk mengadakannya yang sesuai dengan
kenyataan”. Menurut Prof. Mr. E.M. Meyers “ Hukum adalah semua aturan yang
mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada tingkah laku manusia
dalam masyarakat, dan menjadi pedoman bagi penguasa negara dalam
melaksanakan tugasnya”.
Menurut Friedman (dikutip Ade Maman Suherman 2004:11-12) Sistem
merupakan suatu sistem yang meliputi substansi,struktur, dan budaya hukum.
Jadi “ Sistem hukum adalah susunan atau seperangkat lembaga (hukum),
suatu kesatuan peraturan-peraturan hukum yang terdiri atas bagian-bagian
(hukum) yang mempunyai kaitan (interaksi) satu sama lain atau saling berhubungan
dan bekerjasama sebagai suatu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu”.
• Sistem Hukum Indonesia
Sistem hukum Indonesia adalah susunan
perpaduan dari beberapa sistem hukum di
Indonesia yang saling berkaitan, yang merupakan
campuran dari beberapa sistem hukum, yakni
sistem hukum agama, hukum adat, dan hukum
Eropa terutama belanda yang dibawa saat menjajah
Indoesia yang membentuk suatu kesatuan untuk
mencapai tujuan bersama.
 
.
 

Unsur-unsur hukum
• Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam bermasyarakat
• Peraturan tersebut dibuat oleh badan yang berwenang
• Peraturan itu secara umum bersifat memaksa
• Sanksi dapat dikenakan bila melanggarnya sesuai dengan ketentuan ata
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ciri-ciri hukum Indonesia, yaitu:

• Adanya perintah dan larangan


• Ada sanksi yang tegas
HUKUM JAMINAN

• PENGERTIAN HUKUM JAMINAN


Istilah “jaminan” berasal dari kata “jamin” yang berarti tanggung,
sehingga istilah “jaminan” suatu yang diberikan kepada kreditur untuk
menimbulkan keyakinan bahwa debitur akan memenuhi kewajiban yang
akan dinilai dengan uang yang akan timbul dari suatu perikatan.

Hukum jaminan adalah keseluruhan kaidah atau peraturan hukum yang


mengatur hubungan hukum antara pemberi jaminan (deditor) dan
penerima jaminan (kreditor) sebagai akibat pembebanan suatu utang
tertentu (kredit) dengan menjaminkan benda-benda sebagai jaminan.
Ada 4 macam jaminan kebendaan, yaitu :

• Gadai
Objek dari gadai berupa benda bergerak yang terdiri dari benda
yang berwujud seperti perhiasan dan benda tidak berwujud seperti
hak untuk mendapatkan pembayaran utang, misalnya gadai sertifikat
rumah, BPKB motor, dll.
• Fidusia
Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas
dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak
kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam pengusaan pemilik
benda.
• Hipotek
Hipotek (mortgage) adalah utang yang pelunasannya lebih dari
satu tahun atau kewajiban jangka panjang. Suatu hak kebendaan atas
barang yang tak bergerak yang dijadikan jaminan dalam pelunasan
suatu perikatan.
• Hak Tanggungan
Hak tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak
atas tanah.
Sebagaimana maksud dalam UU No. 5 tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok Agraria benda-benda lain yang merupakan
kesatuan untuk pelunasan utang memberikan kedudukan yang
diutamakan kepada kreditur. Maka hak tanggungan adalah hak yang
dibebankan pada hak atas beserta benda-benda lain yang merupakan
kesatuan dengan tanah.
Ada dua sifat hak tanggungan, yaitu:
• Tidak dapat dibagi-bagi (ondeelbaar) berarti hak tanggungan
membebani secara utuh obyeknya dan setiap bagian d
aripadanya.
• Hak tanggungan hanya merupakan ikutan dari perjanjian
pokok, yaitu perjanjian yang menimbulkan hukum antara utang
dan piutang.
 
ASAS-ASAS DALAM HUKUM JAMINAN

• Asas publicitet
Diterangkan dalam pasa l 13 ayat (1) UU Hak Tanggung
menyatakan bahwa pemberian hak tanggung wajib didaftarkan pada
kantor pertahanan. Jadi, Asas ini merupakan bahwa semua hak, baik
hak tanggungan, hak fiduasi, dan hipotok harus didaftarkan.
Pendaftaran ini dimaksudkan supaya pihak ketiga dapat mengetahui
bahwa benda jaminan tersebut sedang dilakukan pembebanan
jaminan.
 
• Asas Specialited
Dalam UU Hak Tanggung pasal 11 ayat (1) menyatakan bahwa
ketentuan ini menetapkan isi yang sifatnya wajib untuk sahnya Akta
pemberian hak tanggung . Asas ini merupakan bahwa hak
tanggungan, hak fiduasi dan hak hipotik hanya dapat dibebankan
atas percil atau atas barang-barang yang sudah terdaftar atas nama
orang tertentu.
• Asas tak dapat dibagi-bagi
Dalam penjelasan pasa 2 ayat (1) yang dimaksud dengan sifat
tidak dapat dibagi-bagi dari hak tanggung adalah bahwa hak
tanggung membebani secara utuh objek hak tanggung dan setiap
bagian daripadanya.
Objek Hak Tanggungan

Menurut pasal 4 UU Hak Tanggung, bahwa hak atas tanah yang


dapat dibebani, Hak Tanggung adalah :
1. Hak guna usaha (pasal 4 ayat (1))
2. Hak guna bangunan ( pasal 4 ayat (1))

Dalam penjelasan pasal 4 ayat (1) tersebut yang dimaksud dengan


hak milik, hak guna usaha, dan guna bangunan adalah hak-hak atas
tanah sebagaimana dalam UU No.5 Tahun 1960 tentang peraturan
agraria.
Proses Pembebanan Hak Tanggungan

1. Tahap Pemberian Hak Tanggung


Menurut ketentuan pasa 10 UU Hak Tanggung disebutkan bahwa pemberian
hak tanggung di dahului dengan janji untuk memberikan hak tanggung
sebagai jaminan pelunasan utang tertentu, yang dituangkan didalam dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian tersebut.
2. Tahap Pendaftaran
Menurut ketentuan pasal 12 UU Hak Tanggung, pemberi hak tanggung wajib
didaftarkan pada kantor pertahanan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja
setelah penandatanganan Akta pemberian hak tanggung. Pendaftaran hak
tanggung dilakukan oleh kantor pertahanan dengan membuat buku tanah
hak tanggung dan mencatatnya dalam buku yang menjadi objek hak
tangguang kemudian menyalin catatan tersebut pada sertifikat.
a. Akta Pemberian Hak Tanggung (APHT) Dan Janji-Janji Yang Terkandung
di dalamnya.
Menurut pasal 11 ayat (1) APHT wajib memuat hal-hal berikut :
1. Identitas pemegang dan pemberi hak tanggung
2. Domisili pihak-pihak sebagaimana pada huruf a
3. Penunjukan secara jelas utang-utang yang dijamin
4.Nilai tanggungan
5. Uraian yang jelas mengenai objek hak tanggung

Janj-janji yang dicantumkan dalam APHT, menurut pasal 11 ayat (1) :


1. Janji yang membatasi kewenangan pemberi hak tanggung untuk menyewakan
objek.
2. Janji yang membatasi kewenangan pemberi hak tanggung untuk mengubah
bentuk atau susunan.
3. Janji yang memberikan kewenangan kepada pemegang hak untuk mengubah
bentuk atau susunan
4. Janji yang memberikan kewenangan kepada pemegang hak tanggung untuk
smenyelamatkan objek hak tanggung
5. Janji bahwa pemegang hak tanggung pertama memiliki hak untuk menjual atas
kekuasaan sendiri.
b. Hapusnya Hak Tanggungan
Ditentukan pasal 18 ayat (1) hak-hak tanggung bisa dihapus:
1. Hapusnya utang yang dijamin dengan hak tanggungan
2.Dilepaskannya hak tanggung oleh pemegang hak tanggung
3.Pembersihan hak tanggung berdasarkan penetapan
peringkat oleh ketua pengadilan negeri
4. Hapusnya hak atas tanah yang dibebani hak tanggung
C. Eksekusi Hak Tanggungan
Mengenai eksekusi hak tanggung telah diatur dlam pasal 20 UU
hak tanggung, yang diuraikan sebagai berikut :
* Pasal 20 ayat (1)
a. Hak pemegang tanggungan pertama untuk menjual objek
hak tanggung sebagaimana dimaksud dalam pasal 6
b. Title eksekutorial yang terdapat dalam sertifikat hak
tanggung sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ayat (2)
*Pasal 20 ayat (2)
Atas kesepakatan pemberi dan pemegang hak tanggung, penjual
objek hak tanggung dapat dilaksanakan dibawah tangan jika dengan
demikian itu akan dapat diperoleh harga tinggi yang menguntungkan
semua pihak .
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai