Anda di halaman 1dari 7

Nama : Rezki Hidayat S

Stambuk : 222 20 011

Tugas : Objek Hukum


 1. pengertian objek hukum

Menurut Dr.Soedjono Dirdjosisworo,S.H. di dalam bukunya pengantar ilmu hukum(2007:122)


Objek hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum(manusia atau badan
hukum) dan yang dapat menjadi pokok suatu perhubungan hukum karna sesautu itu dapat di
kuasai di subjek hukum

Menurut Chainnur Arrasjid dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Hukum (2008:132) yang di
maksud objek hukum adalah segala sesuatu yang berada dalam pengaturan hukum dan dapat
dimanfaatkan oleh subyek hukum(manusia dan badan hukum),berdasarkan hak dan kewajiban
objek hukum yang bersangkutan.

Contohnya: A meminjam buku kepada B. yang menjadi objek hukum dalam hubungan antara A
dan B ialah buku itu serta kekuasaan(Hak). A meminta kembali dari B.buku menjadi objek
hukum dari hak kepunyaan A.

Menurut Chainnur Arrasjid dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Hukum (2008:132-133) Perlu di


tegaskan bahwa yang termasuk objek hukum adalah segala sesuatu yang dapat di manfaatkan
oleh subjek hukum secara yuridis(menurut/berdasarkan hukum).Hal itu di sebabkan oleh
manfaatnya yang harus di proleh dengan jalan hukum(obyek hukum) dan tanpa perlu
berdasarkan hukum,yakni segala sesuatu yang dapat di peroleh secara bebas dari alam(benda non
ekonomi),seperti angin,cahaya/matahari,air di daerah-daerah pegunungan yang pemanfaatannya
tidak di atur oleh hukum.Hal ini tidak termasuk obyek hukum karna benda-benda itu dapat di
peroleh tanpa memerlikan pengorbanan sehingga membebaskan subyek hukum dari kewajiban-
kewajiban hukum dan pemanfaatannya.

Menurut hukum perdata, benda adalah segala barang dan hak yang dapat di miliki orang(pasal
499 KUHPerdata). Menurut pasl 503 KUHPerdata, beda dapat di bagi sebagai berikut:

1.  benda yang berwujud (Lichamelijhre zaken), yaitu segala sesuatu yang dapat di bagi raba oleh
panca indra, seperti : tanah, gedung, rumah, dll.

2. Benda yang tidak berwujud(onlichamelijke zaken), yaitu segala macam hak, seperti:saham-
saham atas kapal laut, hipotek, hak cipta, hak merek, dll.

Selanjutnya menuut pasal 504 KUHPerdata benda juga di bagi sebagai berikut:

1.   benda tak bergerak(onreorende zaken)


A.  Benda tidak bergerak karena sifatnya sendiri yang menggolongkan kedalam golongan itu,
misalnya: bangunan, tanam- tanaman, pohon-pohon, dll.

B.   Benda tak bergerak karena tujuannya menggolongkannya ke dalam golongan itu, misalnya:
mesin penggiling padi yang di tempatkan di dalam gedung perusahaan penggilingan beras, dll

C.   Benda tidak bergerak karena undang-undang menggolongkannya ke dalam golongan itu,


misalnya: hak hipotek, hak bina usaha, dll

D.  benda bergerak(rorende zaken)

a. benda bergerak karena sifatnya sendiri menggolongkannya kedalam golongan itu. Misalnya:
mobil, meja, buku, dll

b. benda bergerak karena undang-undang menggolongkannya kedalam golongan itu. Misalnya:


hak piutang dan hak gadai.

2. Hak Kebendaan Yang Bersifat Sebagai Pelunasan Hutang


    Hak kebendaan yang bersifat sebagai pelunasan hutang (hak jaminan) adalah hak jaminan
yang melekat pada kreditor yang memberikan kewenangan untuk melakukan eksekusi kepada
benda yang dijadikan jaminan jika debitur melakukan wansprestasi terhadap suatu prestasi
(perjanjian). Perjanjian hutang piutang dalam KUHPerdata tidak diatur secara terperinci, namun
bersirat dalam pasal 1754 KUHPerdata tentang perjanjian pinjaman pengganti yakni dikatakan
bahwa bagi mereka yang meminjam harus mengembalikan dengan bentuk dan kualitas yang
sama.
    Dalam pelunasan hutang adalah terdiri dari pelunasan bagi jaminan yang bersifat umum dan
jaminan yang bersifat khusus.

Jaminan Umum

Pelunasan hutang dengan jaminan umum didasarkan pada pasal 1131KUH Perdata dan pasal
1132 KUH Perdata.

Dalam pasal 1131 KUH Perdata dinyatakan bahwa segala kebendaan debitur baik yang ada
maupun yang akan ada baik bergerak maupun yang tidak bergerak merupakan jaminan terhadap
pelunasan hutang yang dibuatnya.

Sedangkan pasal 1132 KUH Perdata menyebutkan harta kekayaan debitur menjadi jaminan
secara bersama-sama bagi semua kreditur yang memberikan hutang kepadanya.

Pendapatan penjualan benda-benda itu dibagi-bagi menurut keseimbangan yakni besar kecilnya
piutang masing-masing kecuali diantara para berpiutang itu ada alasan-alasan sah untuk
didahulukan.
Dalam hal ini benda yang dapat dijadikan pelunasan jaminan umum apabila telah memenuhi
persyaratan antara lain :

Ø  Benda tersebut bersifat ekonomis (dapat dinilai dengan uang).

Ø  Benda tersebut dapat dipindah tangankan haknya kepada pihak lain.

Jaminan Khusus

Pelunasan hutang dengan jaminan khusus merupakan hak khusus pada jaminan tertentu bagi
pemegang gadai, hipotik, hak tanggungan, dan fidusia.

Gadai

Dalam pasal 1150 KUH perdata disebutkan bahwa gadai adalah hak yang diperoleh kreditur atas
suatu barang bergerak yang diberikan kepadanya oleh debitur atau orang lain atas namanya
untuk menjamin suatu hutang.

Selain itu memberikan kewenangan kepada kreditur untuk mendapatkan pelunasan dari barang
tersebut lebih dahulu dari kreditur-kreditur lainnya terkecuali biaya-biaya untuk melelang barang
dan biaya yang telah di keluarkan untuk memelihara benda itu dan biaya-biaya itu didahulukan.

Sifat-sifat Gadai yakni :

·         Gadai adalah untuk benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud.

·         Gadai bersifat accesoir artinya merupakan tambahan dari perjanjian pokok yang di
maksudkan untuk menjaga jangan sampai debitur itu lalai membayar hutangnya kembali.

·         Adanya sifat kebendaan.

·         Syarat inbezitz telling, artinya benda gadai harus keluar dari kekuasaan pemberi gadai atau
benda gadai diserahkan dari pemberi gadai kepada pemegang gadai.

·         Hak untuk menjual atas kekuasaan sendiri.

·         Hak preferensi (hak untuk di dahulukan).

·         Hak gadai tidak dapat di bagi-bagi artinya sebagian hak gadai tidak akan menjadi hapus
dengan di bayarnya sebagaian dari hutang oleh karena itu gadai tetap melekat atas seluruh
bendanya.

Hipotik

Hipotik berdasarkan pasal 1162 KUH perdata adalah suatu hak kebendaan atas benda tidak
bergerak untuk mengambil pengantian dari padanya bagi pelunasan suatu perhutangan
(verbintenis).
Sifat-sifat hipotik yakni :

a. Bersifat accesoir yakni seperti halnya dengan gadai.

·         Mempunyai sifat zaaksgevolg (droit desuite) yaitu hak hipotik senantiasa mengikuti
bendanya dalam tagihan tangan siapa pun benda tersebut berada dalam pasal 1163 ayat 2 KUH
perdata .

·         Lebih didahulukan pemenuhanya dari piutang yang lain (droit de preference) berdasarkan
pasal 1133-1134 ayat 2 KUH perdata.

b. Obyeknya benda-benda tetap.

Hak Tanggungan

Berdasarkan pasal 1 ayat 1 undang-undang hak tanggungan (UUTH), hak tanggungan


merupakan hak jaminan atas tanah yang dibebankan berikut benda-benda lain yang merupakan
suatu satu kesatuan dengan tanah itu untuk pelunasan hutang dan memberikan kedudukan yang
diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur yang lain.

c. Obyek hak tanggungan yakni :


 Hak milik (HM).
 Hak guna usaha ( HGU).
 Rumah susun berikut tanah hak bersama serta hak milik atas satuan rumah susun (HM
SRS).
 Hak pakai atas tanah negara.

Obyek hak tanggungan tersebut terdapat dalam pasal 4 undang-undang no 4 tahun 1996.

Fidusia

Fidusia yang lazim dikenal dengan nama FEO (Fiduciare Eigendoms Overdracht) yang dasarnya
merupakan suatu perjanjian accesor antara debitor dan kreditor yang isinya penyerahan hak milik
secara kepercayaan atau benda bergerak milik debitor kepada kreditur.

Namun, benda tersebut masih dikuasai oleh debitor sebagai peminjam pakai sehingga yang
diserahkan kepada kreditor adalah hak miliknya. Penyerahan demikian di namakan penyerahan
secara constitutum possesorim yang artinya hak milik (bezit) dari barang di mana barang tersebut
tetap pada orang yang mengalihkan (pengalihan pura-pura).

Sifat jaminan fidusia yakni :

Berdasarkan pasal 4 UUJF, jaminan Fidusia merupakan perjanjian ikutan (accesoir) dari suatu
perjanjian pokok yang menimbulkan kewajuban bagi para pihak didalam memenuhi suatu
prestasi untuk memberikan sesutau atau tidak berbuat sesuatu yang dapat dinilai dengan uang
sehingga akibatnya jaminan fidusia harus demi hukum apabila perjanjian pokok yang dijamun
dengan Fidusia hapus.

Obyek jaminan fidusia yakni benda. Benda adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki dan
dialihkan, terdaftar maupun tidak terdaftar, bergerak maupun yang tidak bergerak, dan yang
tidak dapat dibebani hak tanggungan atau hipotik.

Benda tidak bergerak harus memenuhi persyaratan antara lain :

·        - Benda-benda tersebut tidak dapat dibebani dengan hak tanggungan.

·         -Benda-benda tersebut tidak dibebani dengan hak hipotik, untuk benda bergerak, benda-
benda tersebut tidak dapat dibebani dengan hak gadai.

 Sistem Hukum Civil Law dan Common Law

Sistem hukum civil law

Sistem hukum civil law atau sistem hukum eropa kontinental adalah suatu sistem hukum dengan
ciri-ciri adanyaberbagai ketentuan-ketentuan dikodifikasi (dihimpun) secara sistematis yang
akanditafsirkan lebih lanjut oleh hakim dalam penerapannya hampir 60% dari populasi dunia
tinggal di negara yang menganut sistem hukum ini.

Sistem hukum yang juga dikenal dengan nama civil law ini berasal dari romawi perkembangan
diawali dengan penduduk romawi atas prancis pada masa itu sistem inidipraktekan dalam
interaksi antara kedua bangsa untuk mengatur kepentingan mereka. proses ini berlangsung
bertahun-tahun, sampai-sampai negara –negara eropa sendiri mengadopsi sistem hukum ini
untuk diterapkan pada bangsanya sendiri dan bangsa-banga yang menjadi jajahannya. sistem
hukum ini digunakan oleh bangsa-bangsa eropa tersebut untuk mengatur masyarakat pribumi di
daerah jajahannya. misalnya belanda menjajah indonesia pemerintah penjajah menggunakan
sistem hukum eropa kontinental untuk mengatur masyarakat di negeri jajahannya. apabila
terdapat suatu peristiwa hukum yang melibatkan orang belanda atau keturunannya dengan orang
pribumi, sistem hukum ini yang menjadi dasar pengaturanya selama kurang lebih empat abad di
bawah kekuasaan portugis dan seperempat abad pendudukan indonesia.

Sistem hukum common law

Sistem hukum Common law atau sistem hukum anglo-saxon sitem adalah suatu sistem hukum
yang didasarkan pada yurisprudensi, yaitu keputusan-keputusan hakim yang terdahulu yang
kemudian menjadi dasar putusan hakim-hakim, selanjutnya sistem hukum ini diterapakan di
Irlandia, inggris, auastralia, selandia baryu. afrika selatan, kanada (kecuali provinsiquebec) dan
lain-lain. selain negara-negara tersebut beberapa negara lain juga menerapkan sitem hukum
anglo-saxon campuran, misalnya pakistan, india, dan nigeria yang menerapkansebagian besar
sistem hukum anglo-saxon, namun juga memberlakukan hukum adat dan hukum agama.
Sistem hukum anglo-saxon, sebenarnya penerapanya lebih mudah terutama pada masyarakat
pada negara-negara berkembang karena sesuai dengan perkembangan zaman. pendapat para ahli
dan praktisi hukum lebih menonjol digunakan oleh hakim, dalam memutuskan perkara.di inggris
unifikasi hukum dilaksanakan dan dilselesaikan oleh benc dan bar. dari pengadilan bench dan bar
ini sangat di hormati oleh rakyat inggris.

Berdasarkan sejarah dan sumber lahirnya


Civil Law: “Civil Law” merupakan sistem hukum yang tertua dan paling berpengaruh di dunia.
Sistem hukum ini berasal dari tradisi Roman-Germania. Sekitar abad 450 SM, Kerajaan Romawi
membuat kumpulan peraturan tertulis mereka yang pertama yang disebut sebagai “Twelve
Tables of Rome”. Sistem hukum Romawi ini menyebar ke berbagai belahan dunia bersama
dengan meluasnya Kerajaan Romawi. Sistem hukum ini kemudian dikodifikasikan oleh Kaisar
Yustinus di abad ke 6. The Corpus Juris Civilis diselesaikan pada tahun 534 M. Ketika Eropa
mulai mempunyai pemerintahan sendiri, hukum Romawi digunakan sebagai dasar dari hukum
nasional masing-masing negara. Napoleon Bonaparte di Prancis dengan Code Napoleonnya di
tahun 1804 dan Jerman dengan Civil Codenya di tahun 1896.

Sedangkan Common law: berdasarkan tradisi, costum dan berkembang dari preseden yang
dipergunakan oleh hakim untuk menyelesaikan masalah.

Berdasarkan sumbernya
Common Law: Berdasar pada putusan-putusan hakim/ pengadilan (judicial decisions). Melalui
putusan-putusan hakim yang mewujudkan kepastian hukum, walaupun tetap mengakui peraturan
yang dibuat oleh legislative. Sedangkan Civil Law, Berbasis pada hukum tertulis (written law)
dan Menuangkan semaksimal mungkin norma ke dalam aturan hukum. Yang menjadi sumber
hukum adalah undang-undang yang dibentuk oleh pemegang kekuasaan legislatif dan kebiasaan
yang hidup dimasyarakat sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan yang ada.

Berdasarkan Prinsip Umum


Civil Law: adalah hukum yang memperoleh kekuatan mengikat, karena sumber-sumber
hukumnya diwujudkan dalam peraturan- peraturan yang berbentuk undang-undang dan tersusun
secara sistematik di dalam kodifikasi atau kompilasi tertentu. Prinsip utama ini dianut mengingat
nilai utama yang merupakan tujuan hukum adalah kepastian hukum. Sehingga berdasarkan
sistem hukum yang dianut tersebut, hakim tidak dapat leluasa untuk menciptakan hukum yang
mempunyai kekuatan mengikat umum. Putusan seorang hakim dalam suatu perkara hanya
mengikat para pihak yang berperkara saja (pola pikir deduktif). Memberikan prioritas yang lebih
pada doktrin dan mengadopsi teori Montesquieru tentang pemisahan kekuasaan dimana fungsi
legislator adalah melakukan legislasi, sedangkan pengadilan berfungsi menerapkan hukum.

Common Law: sumber-sumber hukumnya tidak tersusun secara sistematik dalam hirarki tertentu
seperti pada sistem hukum Eropa Kontinental. Dalam sistem hukum Anglo Saxon adanya
‘peranan’ yang diberikan kepada seorang hakim yang berfungsi tidak hanya sebagai pihak yang
bertugas menetapkan dan menafsirkan peraturan-peraturan hukum saja, melainkan peranannya
sangat besar yaitu membentuk seluruh tata kehidupan masyarakat. Hakim mempunyai wewenang
yang sangat luas untuk menafsirkan perauran hukum yang berlaku dan menciptakan prinsip-
prinsip hukum baru yang akan menjadi pegangan bagi hakim-hakim lain untuk memutuskan
perkara yang sejenis (pola pikir induktif). Dalam sisitem ini, diberikan prioritas yang besar pada
yurisprudensi dan menganut prinsip judge made precedent sebagai hal utama dari hukum.

Berdasarkan penggolongannya
Civil Law: dibagi dalam bidang hukum publik dan bidang hukum privat. Hukum publik
mencakup peraturan-peraturan hukum yang mengatur kekuasaan dan wewenang penguasa/
negara serta hubungan-hubungan antara masyarakatan negara. Yang termasuk dalam hukum
publik meliputi hukum tata negara, hukum administrasi negara dan hukum pidana. Sedangkan
hukum privat mencakup peraturan-peraturan hukum yang mengatur tentang hubungan antara
individu-individu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Yang termasuk dalam hukum privat
adalah hukum perdata yang meliputi juga hukum sipil dan hukum dagang.

Common law mengenal pula pembagian hukum publik dan hukum privat. Pengertian yang
diberikan kepada hukum publik hampir sama dengan pengertian yang diberikan oleh sistem
hukum Eropa Kontinental. Sedangkan hukum privat lebih dimaksudkan sebagai kaidah-kaidah
hukum tentang hak milik (law of property), hukum tentang orang (Law of person), hukum
perjanjian (law of contract) dan hukum tentang perbuatan melawan hukum (law of torts) yang
tersebar di dalam peraturan- peraturan tertulis, putusan- putusan hakim dan hukum

Berdasarkan Wilayah Keberlakuannya


Civil Law: Sistem ini berlaku dibanyak negara Eropa dan jajahannya seperti Angola, Argentina,
Arménia, Austria, Belgium, Bosnia and Herzegovina, Brazil, Jerman, Yunani, Haiti, Honduras,
Italia, Belanda, indonesia dan lain-lain. Dengan persentase 23,43% penduduk dunia yang
menganutnya atau sekitar 1.5 Milyar penduduk dunia.

Common Law: Sistem ini belaku di Inggris dan sebagian besar negara jajahannya, negara-negara
persemakmuran antara lain Bahama, Barbados, Kanada, Dominica, Kep. Fiji, Gibraltar, Jamaika,
Selandia Baru, TOGO, dan lain-lain. Dengan persentase sekitar 6,5% penduduk dunia atau
sekitar 350 juta jiwa.

Referensi :

https://sites.google.com/a/unida.ac.id/gelardwi/pengantar-ilmu-hukum/obyek-hukum

https://cekhukum.com/subjek-hukum-dan-objek-hukum/

http://tabirhukum.blogspot.com/2016/11/definisi-subjek-dan-objek-hukum-menurut.html

http://bloganakjahat.blogspot.com/2014/12/pengertian-subyek-hukum-dan-objek-hukum.html

https://dheameiranin.wordpress.com/silabus/pengantar-hukum-indonesia/perbedaan-civil-law-
dan-common-law/

Anda mungkin juga menyukai