Anda di halaman 1dari 10

TUGAS RESUME

HUKUM HARTA KEKAYAAN DAN KELUARGA

Disusun Oleh:
Nama: Veldha Arabella Latulola
NIM: 202021104
Kelas R6H

Fakultas Hukum

Universitas Pattimura
POKOK BAHASAN I

A. Pengertian Hukum Harta Kekayaan

Hukum mempunyai arti penting bagi seseorang karena dengan memiliki hukum dia dapat
memenuhi kebutuhan hidup secara wajar atau memperoleh status sosial yang baik dalam
masyarakat. Arti penting tersebut tidak hanya dari segi kegunaan (aspek ekonomi), melainkan
juga dari segi keteraturannya (aspek hukum). Secara ekonomi orang sudah biasa bergelut dengan
hukum, tetapi secara hukum orang mungkin belum banyak memahami aturan hukum yang
mengatur harta kekayaan.

Hukum Harta Kekayaan adalah bagian dari hukum ekonomi yang mengintegrasikan
ketentuan - ketentuan perundang-undangan tersebar dalam berbagai subdisiplin hukum baik yg
bersifat perdata maupun publik. (administrasi dan pidana).

B. Posisi Hukum harta Kekayaan dan Keluarga dalam KUHPerdata

Pembidangan hukum perdata:

1. KUHPerdata

Buku I : Tentang Orang

Buku II : Tentang Benda

Buku III : Tentang Perikatan

Buku IV : Tentang Pembuktian dan Daluwarsa

2. Ilmu Pengetahuan Hukum Perdata

- hukum perorangan

- hukum kekeluargaan

- hukum kekayaan: a) absolut → hak kebendaan

b) relatif → hak perseorangan

- hukum waris
C. Klasifikasi Hukum Harta Kkeayaan dan Keluarga

Secara umum dibedakan atas:

1. Hukum harta kekayaan mutlak (hukum benda):

Mengatur hak-hak kebendaan.

Mengatur hak-hak kebendaan yang bersifat mutlak: hak terhadap benda yang wajib diakui dan
dihormati.

2. Hukum harta kekayaan relatif (hukum perikatan)

Mengatur ketentuan yang timbul akibat perikatan.

Mengatur hubungan yang bersifat kehartaan antara dua orang atau lebih, pihak pertama berhak
atas prestasi, pihak kedua wajib memenuhi prestasi.

Hubungan pergaulan masyarakat menimbulkan hukum harta kekayaan (vermogensrecht),


hukum benda dan hukum perikatan. Di samping itu terdapat juga campuran antara hukum
keluarga dengan hukum harta kekayaan, yaitu hukum waris.

Kesimpulan: hukum harta kekayaan, pengaturannya terdapat dalam Buku kedua dan Buku
Ketiga KUHPerdata yang mengatur tentang Benda dan Hukum Perikatan.

D. Ruang Lingkup Hukum Harta Kekayaan dan Keluarga

- Hukum benda (Buku II) tidak termasuk mengenai hak-hak atas tanah setelah berlakunya
UUPA 1960 dan

- Hukum perikatan (Buku III).

Hukum benda mempersoalkan benda an sich, sedangkan perikatan mempersoalkan lalu


lintas hukum dengan benda sebagai objeknya.

Jadi dalam hukum Harta kekayaan dimuat aturan atau ketentuan tentang kebendaan dan
hubungan hukum yang bersifat kebendaan yaitu perikatan, spt perjanjian jual beli, perjanjian
sewa menyewa dsb.

Sebagai suatu sistem, hukum harta kekayaan juga berkaitan dengan peraturan hukum
lainnya atau dengan keseluruhan sistem hukum dgn UU dimaksud seperti ketentuan tentang PT.
Perusahaan Negara, Perusahaan Daerah, Koperasi, Perum, Perjan, Yayasan.
Kejahatan2 dan pelanggaran2 mengenai harta kekayaan termuat dalam BUKU II KUHP.

POKOK BAHASAN II

A. Objek Harta Kekayaan

1. Pengertian Benda

Harta kekayaan:

- Benda berwujud
- Benda tidak berwujud
- Benda bergerak
- Benda tidak bergerak
- Benda yang memiliki nilai ekonomi/estetis, diakui dan dilindungi oleh hukum

Menurut paham undang-undang yang dinamakan kebendaan ialah tiap-tiap hak yang dapat
dikuasai oleh hak Milik.

Mengenai benda termuat pada Buku Kedua tentang Kebendaan dalam KUHPerdata Pasal 499 s/d
Pasal 1232.

2. Macam-macam benda

Benda: barang dan hak

Barang: kebendaan berwujud

Hak: kebendaan tidak berwujud

Arti penting pembedaa-bedaan ini adalah saat pemindahtanganan benda dimaksud. Benda
benda berwujud bergerak secara nyata dari tangan ke tangan sedangkan Benda berwujud tidak
bergerak dengan balik nama.
Penyerahan benda tidak berwujud dalam bentuk piutang dilakukan dengan:

- Piutang atas nama...


- Piutang atas tunjuk..
- Piutang atas pengganti..
- Levering dari surat berharga..

3. Hak kebendaan

Menurut Sri Soedewi hak mutlak ats suatu benda dimana hak itü memberikan kekuasaan
langsung atas benda itü dan dapat dipertahankan terhadap siapapun.

Sifat-sifat umum hak kebendaan dibandingkan dengan hak perorangan:

1). Hak kebendaan bersifat absolut, artinya dapat dipertahankan terhadap siapapunjuga.
Sedangkan hak perorangan sifatnya relatif, artinya hak itü hanya dapat dipertahankan terhadap
orang tertentu saja.

Kecuali Hak istri utk utk mendapatkan nafkah hanya dpt dituntut dari suaminya saja.

2). Hak kebendaan menganut sistem tertutup, sedangkan hak perorangan sifatnya terbuka.

3). Jangka waktu kebendaan tidak terbatas, yaitu selama benda masih ada, sedangkan hak
perorangan jangka waktunya terbatas sesuai dgn batas wkt yg diberikan dalam hubungan hukum
yg melahirkan hak itu.

4). Hak kebendaan memberikan yg luas kpd pemegang haknya, sedangkan hak perorangan
memberikan kewenangan yg terbatas.

5). Hak kebendaan bersifat zaaksgevolg (droit de suite)

4. Pembagian Hak Kebendaan, yaitu:

1). Kebendaan tanpa pemilik (res nullius)

2). Kebendaan milik negara

3). Kebendaan mikik badan (badan hukum)

4). Kebedaan milik perorangan


Dikenal pula beberapa hak kebendaan, yaitu:

1). Hak menguasai (bezit)

2). Hak milik (eigendom)

3). Hak jaminan

Hak atas harta kekayaan:

- Hak-hak yang terdapat dalam harta kekayaan


- Hak kekayaan intelektual
- Surat berharga sebagai hak atas harta kekayaan

POKOK BAHASAN III

A. Surat Berharga Sebagai Hak Atas Harta Kekayaan

Pengertian surat berharga:

Molengraaf, Surat Berharga yaitu Akta atau alat bukti yang oleh undang-undang atau
kebiasaan diberikan suatu legitimasi kepada pemegangnya untuk memenuhi pembayaran.

Scheltema, Surat Berharga adalah akta yang sengaja dibuat atau diterbitkan untuk
memberi pembuktian mengenai perikatan yang disebut di dalamnya. Akta yang termasuk dalam
surat berharga yaitu akta kepada pembawa (aan toonder) dan akta kepada pengganti (aan order).

Pasal 1 angka 11 UU No. 10 Thn 1998 yo 7 Thn 1992 ttg Perbankan. Surat Berharga adalah
surat pengakuan hutang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit, atau setiap derivatif dari surat
berharga atau kepentingan lain atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim
diperdagangkan dalam pasar modal: dan pasar uang;

Surat berharga adalah sebuah dokumen yang diterbitkan oleh penerbi a sebagai
pemenuhan suatu prestasi berupa pembayaran sejumlah uang sehingga berfungsi sebagai alat
bayar yang di dalamnya berisikan suatu perintah untuk membayar kepada pihak-pihak yang
memegang surat tersebut, baik pihak yang diberikan surat berharga oleh penerbitnya maupun
pihak ketiga kepada siapa surat berharga tersebut telah dialihkan.
Fungsi Surat Berharga

- Alat bukti pengakuan utang


- sebagai alat pembayaran (alat tukar),
- sebagai alat pemindahan hak tagih (karena dapat diperjual-belikan),
- sebagai surat legitimasi (surat bukti hak tagih).

Klasifikasi Surat Berharga

Dasar Hukum:

1. Surat Berharga yang diatur dalam Kitab Undang Undang Hukum Dagang, yaitu wesel,
surat sanggup dan cek.

2. Surat berharga diluar Kitab Undang Undang Hukum Dagang. terdapat pada peraturan-
peraturan yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan dan Gubernur

Bank Indonesia. Contoh: Bilyet Giro

Surat berharga menurut isi darl perikatannya digolongkan menjadi tiga (3) yaitu :

1. Surat yang bersifat Hukum Kebendaan Isi dari perikatan surat adalah bertujuan untuk
penyerahan barang. Contoh konosemen (Bill of Lading).

2. Surat Tanda Keanggotaan Yaitu berupa saham-saham Perseroan Terbatas (PT) atau
persekutuan lainnya yang memakai sistem saham. Perikatan diwujudkan atau terdapat dalam
surat seperti ini berupa perikatan antara persekutuan tersebut dengan para pemegang
saham(berdasarkan perikatan itu, pemegang saham dapat memakai haknya untuk memberikan
suara). Contoh adalah surat saham.

3. Surat Tagihan Utang Yaitu semua surat atas unjuk atau atas penggantl yang mewujudkan
suatu perikatan. Contoh adalah wesel, cek, surat san up tetapi dengan persyaratan Surat berharga
dalam men t para pihak yang terlibat didalam penerbltannya mempunyai suatu dasar.
Harta Kekayaan sebagai Jaminan Utang

1. Pengertian secara umum jaminan dapat diartikan sebagai hak atas kebendaan yang
diberikan kpd kreditor sbg jaminan atas pelunansan piutangnya yg menimbulkan keyakinan bhw
debitur akan melunasi kewajibannya berupakewajibanyg dpt dinilai dgn uang yg timbul dari
suatu perikatan.

2. Jaminan Kebendaan

Jaminan kebendaan dan jaminan perorangan atau penanggungan utang (borgtoch)

Macam-Macam Jaminan

1. Jaminan Umum

Ps. 1131 & 1132 KUHPerdata

Diberikan untuk kepentingan semua kreditur —i menyangkut kekayaan debitur (kreditur


concurent). Jika debitur pailit —+ penjualan harta kekayaan debitur tidak cukup untuk
membayar hutang pada para kreditur tampaklah betapa penting menjadi kreditur preferent

Ciri-ciri jaminan umum:

1. Kreditur mempunyai kedudukan yang sama — concurent

2. Hak kreditur bersifat hak perorangan

3. Jaminan umum — timbul karena UU artinya "tidak diperjanjikan antar para pihak"

2. Jaminan Khusus

PS. 1133 KUHPerdata timbulnya hak yang didahulukan

Hak preferent dapat timbul karena

a. Ketentuan UU - Ps. 1134 KUHPerdata

b. Diperjanjikan

b.l. Jaminan perorangan


b.2. Jaminan kebendaan

Jaminan Perorangan

Prof. Soebekti: Suatu perjanjian antara kreditur dengan seorang pihak ke III untuk
pemenuhan kewajiban debitur.

Bentuk perjanjian Penanggungan Lisan

Tertulis

Dengan Akta

Ps. 1823 KUHPerdata: penanggungan tanpa diminta

Ps. 1824 KUHPerdata: harus dinyatakan secara tegas

Dałam perjanjian garansi jika debitur wanprestasi kewajiban penanggung untuk


memenuhi prestasi berdiri sendiri. Jika dałam Borgtocht merupakan perjanjian tambahan.

Ciri-ciri jaminan perorangan:

a. Mempunyai hubungan langsung dengan orang-orang tertentu


b. Hanya dapat dipertahankan pada orang tertentu
c. Seluruh kekayaan debitur menjadi jaminan pelunasan hutang
d. Menimbulkan hak perseorangan yang mengandung asas kesamaan/ keseimbangan
e. Jika pailit harta dibagikan pada kreditur seimbang dengan besarnya piutang

Jaminan Kebendaan

Jaminan yang memberikan pada kreditur atas suatu kebendaan milik debitur hak untuk
memanfaatkan benda tersebut jika debitur wanprestasi

Jaminan Kebendaan atas:

a. Benda bergerak: Gadai dan Fidusia

b. Benda tetap: Hipotek


JAMINAN DALAM PRAKTEK PERBANKAN

Dalam Pasal 8 UU No. 10 Tahun 1998 ttg Perbankan disebutkan bahwa "Jaminan adalah
kryakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur unk melunasi hutangnya sesuai dengan
yang diperjanjikan.

Jaminan dalam praktek perbankan dikenal dengan Jaminan Kredit sebagai tindakan penyerahan
kekayaan atau pernyataan kesanggupan seseorang untuk melakukan pembayaran
kembali/pelunasan sutau utang.

Dalam Praktek Perbankan, jaminan dapat berupa Jaminan Fisik (benda) dan jaminan non fisik
(penanggung).

Anda mungkin juga menyukai