Hukum Harta Kekayaan adalah segala peraturan-peraturan hukum yang mengatur hak
dan kewajiban yang bernilai uang
Kedudukan hukum Kebendaan
dalam KUHPerdata
1. KUHPerdata
Buku I : Tentang Orang
Buku II : Tentang Benda
Buku III : Tentang Perikatan
Buku IV : Tentang Pembuktian dan Daluwarsa
Hukum Perikatan
Pengertian dari kata “Perikatan” adalah hubungan hukum yang terjadi antara orang
yang satu dengan orang yang lain karena perbuatan, peristiwa atau keadaan.
Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa perikatan itu terdapat dalam bidang
hukum harta kekayaan (Law of Property), bidang hukum keluarga (Family Law), bidang
hukum waris (Law of Succession), bidang hukum pribadi (Personal Law).
Contoh dalam tiap bidang :
Di dalam Buku III B.W dijelaskan bahwa perikatan adalah suatu hubungan hukum (mengenai
kekayaan harta benda) antara dua orang, yang memberi hak pada satu untuk menuntut barang
sesuatu dari yang lainnya, sedangkan orang yang lainnya diwajibkan memenuhi tuntutan itu.
Buku III B.W mengatur perihal hubungan hukum antara orang dengan orang (hak
perseorangan), meskipun yang menjadi objek juga suatu benda.
Pihak yang menuntut dinamakan pihak yang berpiutang (kreditur), sedangkan pihak yang wajib
memenuhi tuntutan dinamakan pihak yang berhutang (debitur), dan sesuatu yang dapat
dituntut dinamakan “prestasi”
Prestasi menurut undang-undang dapat berupa :
1. Menyerahkan suatu barang
2. Melakukan suatu perbuatan
3. Tidak melakukan suatu perbuatan
Hukum Perikatan menurut para ahli
Menurut Pitlo, hukum perikatan adalah suatu hubungan hukum yang bersifat harta
kekayaan antara dua orang atau lebih, atas dasar mana pihak yang satu memiliki hak
(kreditur) dan pihak yang lain memiliki kewajiban (debitur) atas suatu prestasi.
Menurut Hofmann, hukum perikatan adalah suatu hubungan hukum antara sejumlah
terbatas subjek-subjek hukum sehubungan dengan itu seorang atau beberapa orang
daripadanya mengikatkan dirinya untuk bersikap menurut cara-cara tertentu terhadap
pihak yang lain yang berhak atas sikap yang demikian itu.
Dasar Hukum Perikatan di
Indonesia
Dasar hukum perikatan yang berlaku dan ada di Indonesia adalah perjanjian dan
undang-undang.
Dasar hukum perikatan berdasarkan KUH Perdata terdapat 3 sumber yaitu :
1. Perikatan yang timbul dari persetujuan (perjanjian)
2. Perikatan yang timbul dari undang-undang
3. Perikatan terjadi bukan perjanjian, tetapi terjadi karena perbuatan melanggar hukum
(onrechtmatigedaad) dan perwakilan sukarela (zaakwaarneming)
Sumber perikatan berdasarkan UU
Asas Konsensualisme
Asas Kekuatan mengikat perjanjian
Asas Kebeasan berkontrak
Asas Itikad Baik